Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Disusun dan ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah keperawatan jiwa

Disusun Oleh :

Alda Resma EL

Maulana Sahid

Sutra Camelia

4H KEPERWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

TANGERANG-BANTEN

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

I. Masalah Utama
Kasus : Perilaku Kekerasan
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal
atau marah yang tidak konstruktif. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
sebagai respon terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen,1995).
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang, ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan
untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 2000).
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis, 2004).

II. Proses Terjadinya Masalah


A. RENTANG RESPON PERILAKU KEKERASAN
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart
dan Sundeen, 1995). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang
dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berflutuasi sepanjang rentang adaptif
dan maladaptif.
Keterangan :

-Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.

-Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/terhambat.

-Pasif : Respon lanjutan dimana klien tidak mampu mengungkapkan


perasaannya.

-Agresif : Perilaku Destruktif tapi masih Terkontrol

-Kekerasan/Amuk : Perilaku Destruktif dan tidak Terkontrol

B. FAKTOR PREDISPOSISI
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika
faktor berikut dialami oleh individu :
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanan yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi
penganiayaan.
2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permesive).
4. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.

C.  FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi


dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan,
ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.
Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan merupakan
faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula
memicu perilaku kekerasan.

III. Pohon Masalah


A. Pohon Masalah menurut Budiana Keliat, 1999 :

B. Tanda dan gejala


Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah
sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Tanda dan gejala perilaku kekerasan
didapatkan dari observasi dan wawancara.
1. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak seperti : merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
2. Wawancara : diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah
yang dirasakan klien.

C. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu diKaji

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


a). Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika    sedang
kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Objektif :

Mata merah, wajah agak merah.

Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang barang.

IV. Diagnosa Keperawatan


Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan/amuk.

V. Rencana Tindakan Keperawatan

TUM :

Klien tidak melakukan tindakan kekerasan

TUK 1

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


2. Klien dapat mendefinisikan penyebab perilaku kekerasan,
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Kriteria Evaluasi :

setelah di lakukan tindakan 1 x 24 jam di harapkan klien dapat:

1. Klien mau membalas salam, menjabat tangan, menyebutkan nama, tersenyum,


kontak mata.
2. Klien mengungkapkan perasaannya, mengungkapkan penyebab perasaan
jengkel/kesal (dari diri sendiri, lingkunga/orang lain).
3. Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel, menyimpulkan tanda-
tanda jengkel/kesal yang dialami.

Tindakan Keperawatan :

SP I:

1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat pasien


2. Menjelaskan pengertian prilaku kekerasan, tanda gejala, serta proses terjadinya
prilaku kekerasan
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan prilaku kekerasan

Rasional:

1. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada klien


2. Mendorong klien untuk melakukan pengulangan prilaku yang positif
3. Memberi tahu klien bagaimana cara mengatasi rasa kesalnya
4. Agar klien dapat memperoleh emosinya

SUMBER
Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan
Rencana Keperawatan, Jakarta: EGC
Stuart GW, Sundeen SJ. (1998) Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Stuart, G.W and Sundeen. (1995) Principle and practice of psychiatric nursing.
5thed. St
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Pertemuan : 1 (Satu) Tanggal : Selasa,12 April 2019
Waktu : 10.00-10.15 WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

2. Diagnosa Keperawatan

Risiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Pasien dapat mengidentifikasi PK


b. Pasien dapat mengidentifkasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PKnya

4. Tindakan Keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya


b. mengidentifkasi penyebab marah
c. tanda dan gejala yang dirasakan
d. perilaku kekerasan yang dilakukan
e. akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama
( latihan nafas dalam)

B. Proses Komunikasi dalam pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Alda Resma , saya biasa
dipanggil Alda. Saya perawat yang dinas diruang Mawar ini selama 3 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya yang
merawat ibu. “Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan ibu S saat ini?”
“masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang ibu
rasakan.” “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? bagaimana kalau 10
menit? Dimana kita akan bincang-bincang?” , “Bagaimana kalau diruang tamu?”

b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu S saat ini?“masih ada perasaan kesal atau marah?”

c. Kontrak
1) Topik :
‘’Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah
yang ibu rasakan.”
2) Waktu :
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang?’’
3) Tempat :
“Dimana kita akan bincang-bincang?” , “Bagaimana kalau diruang tamu?”
2. Fase Kerja
“apa yang menyebabkan ibu S marah?
“ Apakah sebelumnya ibu S pernah marah?
“Terus penyebabnya apa?
“Samakah dengan yang sekarang?
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan
yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa
“yang ibu S rasakan?” Apakah ibu S merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “ apa yang
ibu lakukan selanjutnya?”
“Apakah dengan ibu S marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
“Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?”
“maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar satu cara dulu, “ begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu
berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara
perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan
lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu S sudah dapat melakukan nya.
“ nah sebaiknya latihan ini ibu S lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul ibu S sudah terbiasa melakukannya”.

2. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu S setelah berbincang-bincang tentang kemarahan ibu?”
“Coba ibu S sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan apa yang ibu
lakukan serta akibatnya. “Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadual harian
ya Bu”
“ berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam?” Bagus..
“Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu dan
T, bila ibu tidak melakukan”
“baik Bu, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah ibu S.
“Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Bu?”
“berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja?”
“saya pamit dulu ibu....Assalamualaikum.

a. Kontrak yang akan datang


1) Topik :
“bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah ibu S.”

2) Waktu :
“berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja?”

3) Tempat :
“Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Bu?”
PERILAKU KEKERASAN
Stikes Widya Dharma Husada

Nama : Ny.S Ruangan : Lt. 3 di 306


Hari/Tanggal: Selasa,12 April 2019 No. RM : 135.39.858.689
Jam : 10:00 – 10:15 WIB

Implementasi Evaluasi
Data : S:
DS : Mereka itu tidak pernah menghargai perasaan Pasien mengatakan merasa kesal karena
orang.Saya tahu, saya hanya anak angkat tidak dihargai didalam keluarga
(yatim piatu) dan saya tidak tamat SD, tapi
O:
saya juga manusia,, Bahkan saya tidak bisa
1. pasien tampak mata melotot
sekolah karena uang orangtua kami dipakai 2. pasien tampak rahang terkatup rapat
buat sekolahnya mereka. Harusnya mereka 3. pasien tampak tangan mengepal
berterima kasih, saya sudah mau berkorban 4. pasien mau bercerita tentang apa yang
untuk mereka, mereka malah menganggap dirasakan.
saya beban dalam keluarga, selalu menatap
saya dengan tatapan sinis, seolah-olah saya A:
Resiko kekerasan positif, artinya masih ada
memang sudah tidak bisa apa-apa lagi.. yang
jelas saya merasa tidak dihargailah... Betul- P:
betul kurang ajar mereka,”
Anjurkan dan yakinkan pasien kalau
DO : wajah klien tampak kesal dan marah. dirinya tersebut dihargai oleh keluarga

DX
Prilaku kekerasan

Tindakan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab prilaku kekerasan
3. Menilai respon pasien
4. mendiskusikan tentang prilaku kekerasan pada
pasien
5. menganjurkan pasien untuk memahami prilaku
kekerasan
Rtl:
1. evaluasi
2. lanjutkan SP II
3. Ajarkan

TTD
NAMA ASLI

JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama : ................................................
Ruang : .................................................

Tanggal Kegiatan Ket


No Jam Kegiatan
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00
3 07.00-08.00
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00
6 10.00-11.00
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00
10 14.00-15.00
11 15.00-16.00
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00
16 20.00-21.00
17 21.00-22.00
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00

KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya

Anda mungkin juga menyukai