15
16
PENGKAJIAN
Jam :09..45
dr. sharil Sp PD
Pendidikan : SMP
Keluhanutama :
DM 10 Tahun yang lalu, tapi tidak kontrol dan minum obat rutin
Hipertensi
Riwayat penyakitkeluarga :
Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada dalam keluarga yang mengidap
PemeriksaanFisik
RR: 29 x/mnt
18
Irama napas takipnea, mengunakan otot bantu napas, saa tekspirasi memanjang
CRT
o < 3 dt > 3 dt
Lain-lain:
Penglihatan (mata)
Lain-lain : tidakada
Pendengaran/Telinga :
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Lain-lain
20
Alat Bantu:
• Oliguri: AnuriaRetensi
Abdomen :
Peristaltik 35 x/mnt
Lain-lain:lendir
Pencernaan
22
Kekuatan Otot: 5 5
5 5
Kulit
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :tidakada
Gantipakaian : 2x sehari
23
Masalah: tidakada
RW )
Lain-lain :
Laboratorium
DarahRutin:07-3-2020
Hemoglobin 7,5** g/dl 12,0 – 15,0
Hematokrit 22 % 35 – 49
Eritrosit 2,47 10^6/µL 4,00 – 5,40
Leukosit 19,0** 10^3/µL 4,5 – 11,5
Trombosit 302 10^3/µL 150 – 450
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 0 % 1–3
Neutrofil 92 % 50 – 70
Pemeriksaanpenunjang
Limfosit 5 % 20 – 40
Monosit 3 % 2–8
Therapy Rutin :
Asam folat 3 x 1 tablet
Bicarbonat 3 x 1 tablet
Osteocal 3 x 1 tablet
Ceftriaxone 2 x 2 gram
I. Analisa Data.
No. Data Problem Etiologi
1. Ds: Gangguan pertuaran Ketidak seimbangan
1. Pasien mengatakan gas. (D.0003) ventilasi-perfusi
sesak.
2. Pasien mengatakan
lemas seluruh
badan.
3. Pasien mengatakan
jika duduk nafasnya
terasa ringan.
4. Pasien mengatakan
batuk
Do:
1. Suara nafas pasien
terdengar ronchi.
2. Pasien terlihat
batuk-batuk.
3. Nafas pasien
dispnoe ( takipnea)
4. Pasien terlihat
lemah.
5. Pasien terpasang
oksigen nasal kanul
1 Pm.
25
6. TTV:
1. RR: 29x/menit.
7. PCO2 meningkat
8. AGD: 6,30.
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi 1. Untuk Identifikasi
ktor psikologis keperawatan selama 3x24 (I.03.119) status nutrisi.
27
. Implementasi keperawatan
A: Masalah Gangguan
petukaran gas b.d Ketidak
seimbangan ventilasi-
perfusi d.d sesak nafas
sudah teratasi sebagian.
P:
1. mengauskultasi
bunyi nafas
2. Memonitor nilai
AGD
P:
1. Monitor berat
badan
2. Fasilitas
menentukann
pedoman diet.
3. Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi.
P:
1. Identifikasi
penyebab
perubahan
perubahan tanda
vital.
31
2. RR: 20x/menit
7. PCO 2 menurun
A: Masalah Gangguan
petukaran gas b.d Ketidak
seimbangan ventilasi-
perfusi d.d sesak nafas
sudah teratasi sebagian.
P:
1. Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien.
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
P:
1. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein.
2. Anjurkan posisi
33
duduk
3. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang di
butuhkan.
8 maret 2021 2. Penurunan 1. mengidentifikasi S:
1. 09.00 WIB curah jantung penyebab 1. Pasien mengaatakan
,15.00 WIB b.d perubahan perubahan masih lemas
,19.00 WIB frekuensi perubahan tanda 2. Pasien mengatakan
jantung vital. masih mual
O:
1. Keadaan umum
pasin: lemah
2. Pasien terlihat
masih lemas.
3. TTV
TD :150/90mmHg
N: 92x/menit.
RR: 25x/menit
A:
masalah Penurunan curah
jantung b.d perubahan
frekuensi jantung belum
teratasi sepenuhnya.
P:
1. Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien.
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
A: Masalah
Gangguan petukaran
gas b.d Ketidak
seimbangan
ventilasi-perfusi d.d
sesak nafas sudah
teratasi sepenuhnya.
P: pasien pulang
P: pasien pulang
lagi. 2. Pasien
2. Pasien terlihat sudah
mengataka tidak lemas
n sudah 3. TTV
tidak lemas TD
lagi :120/90mmH
g
N: 92x/menit.
RR:
20x/menit
A:
masalah Penurunan
curah jantung b.d
perubahan frekuensi
jantung belum
teratasi sepenuhnya.
P: pasien pulang.
37
38
Jurusan keperawatan
Di susun oleh :
Friski handayani
171030100092
A. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-
8-2005, sumber : Harianto, dkk)
B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-
46)
C. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi
oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
D. Insiden
41
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker
hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima
besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan
kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
E. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa
menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan
berbagai penyakit berbahaya lainnya.
F. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan
terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang,
retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu
Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum
ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
7. T1c : Tumor 1 – 2 cm
8. T2 : Tumor 2 – 5 cm
9. T3 : Tumor diatas 5 cm
10. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau
kulit.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya.
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran
luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5
cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan
LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit
semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
I. Pemeriksaan diagnostik
1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal
ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
J. Pencegahan.
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah
apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
K. Penanganan.
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non pembedahan
45
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi
L. Diagnosa teori.
M. Daftar pustaka.
https://www.academia.edu.com
Riwayat Penyakit saat ini : Pasien mengeluh nyeri di bagian ketiak kanan sejak 5 tahun yang
lalu, Nyeri terarsa panas, pasien juga mengatakan nyeri hilang timbul, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 5, saat di lakukan inspeksi terdapat benjolan di ketiak kanan pasein, Besar
benjolan sekitar 3x3cm, pasien mengatakan tidak nyaman, pasien mengatakan tidak
mengetahui jika benjolan diketiaknya adalah tumor mamae, pasien mengatakan tidak
mengetahui jika benjolan dketiaknya adalah penyakit yang serius, pasien tampak,meringis
kesakitan, gelisah dan tamapk cemas. Saat pengkajian didapatkan, hasil TTV : TD,
120/70mmhg, N:80Xm, RR 20Xm, S: 36,5C, Spo2 : 98%
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius atau dirawat di RS, Pasien
mengatakan tgl dengan suamidan kedua anak perempuannya.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
ID Radiologi : 71677
ID Kunjungan : 883747
Dokter Pengirim : dr. Sutomo, Sp.B
Tanggal Pemeriksaan : 14 September 2020
Klinis : NON ICD
Ruang Poli penyakit Bedah
Pemeriksaan Thorak PA/AP
Nama : Ny.C
No RM : 003004
Jenis kelamin : Perempuan
Umur 29 tahun
Alamat : Pondok Petir, Depok
Telah dilakukan pemeriksaan X Foto Thorak PA/AP dengan hasil sebagai berikut
Kesan :
47
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI UNIT KETERANGAN
NORMAL
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
HEMOGLOBIN 12,8 12-15 Gr/dL Normal
LEUKOSIT 9760 4000-11000 Sel/uL Tidak Normal
ERITROSIT 5.29 4.5-6.5 10^6/uL Normal
HEMATOKRIT 40 32-45 % Normal
TROMBOSIT 468 150-450 10^3/uL Normal
Waktu Perdarahan 1 1-3 menit
Waktu Pembekuan 7 5-10 menit
KIMIA DARAH
48
TERAPI OBAT
NAMA GOLONGAN INDIKASI
Ceftriaxone Antibiotik Sefalosforin Untuk mengobati dan mencegah
2 x 1 amp infeksi bakteri
Keterolac Anti inflammatory (NSAID) Untuk mengurangi rasa nyeri
2 x 30mg ringan sampai menengah
I. Analisa Data.
No Data Fokus Problem Etiologi
1. Ds: Nyeri akut (D.0077) Agen pencedera
1. P: pasien mengatakan fisiologiss
adanya benjolan di
ketiak bagian kanan
Q: pasien
mengatakan nyeri
seperti di tusuk-
tusuk.
R: pasien
mengatakan nyeri
hanya bagian
benjolan.
S: skala nyeri 5
T: pasien
49
mengatakan nyeri
hilang timbul.
2. Pasien mengatakan
tidak nyaman.
Do:
1. Pasien tampak
meringis kesakitan.
2. Pasien tampak
gelisah.
3. Saat dilakukan
inspeksi terdapat
benjolan di bagian
ketiak kanan.
4. Skala nyeri pasien
terkaji 5
5. Besar benjolan
pasien teraba 3x3 cm
6. Leukosit : 9760
sel/uL
2. Ds: Resiko Infeksi Penyakit kronis
1. P: pasien mengatakan (D.0142) (Ca mamae)
adanya benjolan di
ketiak bagian kanan
Q: pasien
mengatakan nyeri
seperti di tusuk-
tusuk.
R: pasien
mengatakan nyeri
hanya bagian
benjolan.
S: skala nyeri 5
T: pasien
mengatakan nyeri
hilang timbul.
2. Pasien mengatakan
tidak nyaman.
Do:
1. Saat dilakukan
inspeksi terdapat
benjolan.
2. Besar benjolan rtraba
sekitar 3x3 cm
3. Pasien tampak
meringis.
4. Pasien tampak
cemas.
5. Leukosit : 4000-
11000
3. Ds: Defisit pengetahuan Kurang terpapar
50
Edukasi.
1. Untuk
52
menjelaskan
penyebab,peri
ode,pemicu
nyeri.
2. Untuk
menjelsakan
strategi
meredakan
nyeri.
3. Untuk di
Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri.
4. Untuk di
Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara cepat.
5. Untuk di
Ajarkan teknk
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi.
1. Untuk
Kolaborasi
pemberian
analgetik.
2.Resiko Setelah dilakukan Pemberian obat Intravena Pemberian obat
infeksi tindakan selama 3x24 (I.02065). Intravena (I.02065).
(D.0142) b.d jam tingkat infeksi
penyakit (L.14137) di Observasi : Observasi :
kronis (ca harapkan membaik: 1. Identifikasi kemungkinan 1. Untuk
mamae) 1. Nyeri (4) alergi,interaksi,dan Identifikasi
2. Bengkak (4) kontraindikasi obat. kemungkinan
3. Kadar sel 2. Verivikasi order obat alergi,interaks
darah putih sesuai dengan indikasi. i,dan
(4) 3. Periksa tanggal kadaluarsa kontraindikasi
obat. obat.
4. Monitor tanda vital dan 2. Untuk
nilai laboratorium sebelum Verivikasi
pemberian obat. order obat
5. Monitor efek teraputik sesuai dengan
obat. indikasi.
6. Monitor efeksamping obat. 3. Untuk di
Periksa
Teraputik. tanggal
53
obat,alasan
pemberian
obat, tindakan
yang di
harapkan, dan
efek samping
sebelum
pemberian.
3.defisit Setelah di lakukan Eduksi Kesehatan (I.12383). Eduksi Kesehatan
pengetahuan tindakan keperawatan (I.12383).
tentang (ca 3x24 jam tingkat Observasi.
mamae) pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan Observasi.
(D.0111) b.d (L.12111) membaik: kemampuan menerima 1. untuk
kurang 1. Perilaku informaasi Identifikasi
terpapar sesuai anjuran kesiapan dan
informasi (4) Teraputik. kemampuan
2. Kemampuan 1. Sediakan materi dan media menerima
menjelaskan pendidikan kesehatan informaasi
pengetahuan 2. Jadwalkan pendidikan
tentang suatu kesehatan sesuai Teraputik.
topik (4) kesepakatan. 2. Untuk di
3. Perilaku 3. Berikan kesempatan Sediakan
sesuai dengan bertanya. materi dan
pengetahuan media
(4) Edukasi : pendidikan
4. Pertanyaan 1. Jelaskan faktor risiko yang kesehatan
tentang dapat mempengaruhi 3. Untuk di
masalah yang kesehatan Jadwalkan
di hadapi 2. Ajarkan perilaku hidup pendidikan
(2)cukup bersih dan sehat. kesehatan
meningkat. 3. Ajarkkan strategi yang sesuai
5. Perilaku (4) dapat di gunakan untuk kesepakatan.
meningkatkan perilaku 4. Berikan
hidup bersih dan sehat. kesempatan
bertanya.
Edukasi :
4. Untuk di
Jelaskan
faktor risiko
yang dapat
mempengaruh
i kesehatan
5. Untuk di
Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.
6. Untuk di
Ajarkkan
55
strategi yang
dapat di
gunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.
Teraputik.
1. memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.:
pasien dapat memanajemen
nyerinya dengan cara
mendengar lantunan ayat suci
alquran. (20.35 WIB)
2. mengkontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri :
lingkungan tampak tenang
dan sudah tidak jam
pengunjung (21.00 WIB)
3. memfasilitas istirahat dan
tidur : pasien tampat tidur
terlelap saat setelah nyeri
berkurang (22.00 WIB)
Edukasi.
1. menjelaskan
penyebab,periode,pemicu
nyeri. : pasien sudah mengerti
tentang penyakitnya. (12.00
WIB)
2. menjelaskan strategi
meredakan nyeri. : pasien
paham saat timbulnya nyeri
akan di lakukan terapi
nonfarmakologi (14.00 WIB)
3. menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri : pasien
dapat memonitor nyeri nya
(15.00 WIB)
4. menganjurkan menggunakan
analgetik secara cepat. :
pasien sudah paham saat di
anjurkan pemakaian analgetik
(19.00 WIB)
5. mengajarkan teknin
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri :
pasien sudah memilih
caranya sendiri untuk
memanajemen nyerinya.
(20.00 WIB)
57
Kolaborasi.
1. Kolaborasi pemberian
analgetik. : dokter sudah
meresepkan obat analgetik
untuk mengatasi nyerinya
,lalu perawat memberikan
obat analgetik(keterolac
2x30mg) pada jam (20.00
WIB)
22 Nyeri akut 1. mengidentifikasi S:
septem (D.0077) lokasi,krakteristik,durasi,fres 1. P: benjolan masih ada di ketiak
ber b.d agen kuensi,kualitas,intensitas sebelah kanan.
2020 pencedera nyeri : lokasi masih ada di Q: pasien mengatakan masih
fisiologis ketiak sebelah kanan,masih merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
berbentuk benjolan,nyeri sudah berkurang.
masih hilang timpul tetapi R: nyeri pasien masih berfokus pada
tidak sering.(09.00WIB) benjolan.
2. mengidentifikasi respon nyeri S: skala nyeri pasien masih 3
non verbal. : pasien sudah T: pasien mengatakan nyeri sudah
tidak terlalu meringis tidak sering hilang timbul
kesakitan seperti hari
pertama. (09.00 WIB) 2. Pasien mengatakan masih merasa
3. Memonitor keberhasilan tidak nyaman
terapi komplomenter yang
sudah di berikan : saat di O:
berikan terapi komplementer 1. Benjolan pasien masih teraba.
pijat pasien mengatakan 2. Besar benjolan masih 2x2 cm
nyerinya berkurang (15.00 3. Pasien sudah tidak tampak meringis
WIB) kesakitan.
4. mengkontrol lingkungan yang 4. Pasien masih tampak gelisah
memperberat rasa nyeri: saat 5. L: 10.000 sel/uL
datangnya kunjungan pasien
tampak lebih tenang dan tidak A: masalah nyeri akut dapat di atasi sebagian.
mengeluh nyeri lagi (19.00
WIB) P:
5. Kolaborasi pemberian 1. mengidentifikasi skala nyeri : skala
analgetik : dokter sudah nyeri
meresepkan obat 2. memfasilitas istirahat dan tidur
analgetik((keterolac 2x30mg) 3. Memonitor keberhasilan terapi
dan sudah di berikan ke komplomenter yang sudah di berikan
pasien (21.00 WIB) 4. mengidentifikasi respon nyeri non
verbal.
5. Kolaborasi pemberian analgetik
(13.00 WIB)
2. Resiko infeksi 1. memverivikasi order obat sesuai S:
22 (D.0142) b.d dengan indikasi : sudah di cek 1. P: benjolan masih ada di
september penyakit kronis dengan perawat obat sesuai ketiak sebelah kanan.
2020 (ca mamae) dengan prinsip 6 benar (09.00 Q: pasien mengatakan
WIB) masih merasakan nyeri
2. memeriksa tanggal kadaluarsa seperti di tusuk-tusuk
obat : sudah dilakukan mulai berkurang.
pemeriksaan tanggal kadaluarsa R: nyeri pasien masih
(09.00WIB) berfokus pada benjolan.
3. memastikan ketetapan dan S: skala nyeri pasien
kepatenan kateter IV : sudah masih 4
dilakukan pemasangan obat dann T: pasien mengatakan
tidak ada kebocoran (13.00 WIB) nyeri masih hilang timbul
4. memberikan obat IV dengan O:
kecepatan tepat: obat sudah di 1. Saat dilakukan isnpeksi
lakukan berbarengan dengan masih ada benjolan.
cairan infus 20 tpm (13.00 WIB) 2. Besar benjolan teraba 2x3
5. menjelaskan jenis obat,alasan cm
pemberian obat, tindakan yang di 3. Pasien tampak meringis
harapkan, dan efek samping kesakitan
sebelum pemberian: pasien paham 4. Pasien tampak cemas
atas alasan pemberian 5. Leukosit 10.000 sel/uL
obat(15.00WIB)
A:
Masalah Resiko infeksi (D.0142)
belum teratasi sebagian.
P:
O:
Teraputik. 1. Pasien terlihat meringis
1. menyediakan materi dan kesakitan.
media pendidikan 2. Pasien terlihat gelisah
kesehatan: perawat sudah 3. Pasien tampak cemas
menyediakan materi
untuk pasien (12.00WIB)
2. menjadwalkan A: masalah defisit pengetahuan
pendidikan kesehatan tentang (ca mamae) (D.0111) belum
sesuai kesepakatan : teratasi sepenuhnya.
perawat sudah
menjadwalkan penkes P:
(16.00 WIB) 1. mengidentifikasi kesiapan
3. memberikan kesempatan dan kemampuan menerima
bertanya.: pasien bertanya informaasi
apa saja resiko ca mamae 2. menjelaskan faktor risiko
jika di diamkan yang dapat mempengaruhi
(17..00WIB) kesehatan
3. mengajarkan perilaku hidup
Edukasi : bersih dan sehat
1. menjelaskan faktor risiko 4. mengajarkan perilaku hidup
yang dapat bersih dan sehat.
mempengaruhi kesehatan:
perawat menjelaskan
faktor ca mamae yang
lebih serius (17.00)
2. mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat :
pasien paham cara
berprilaku hidup sehat
tentang perawatan ca
mamae (17.00 WIB)
3. mengajarkkan strategi
yang dapat di gunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat : pasien sudah
paham strategi yang di
berian perawat
defisit pengetahuan 1. mengidentifikasi kesiapan S:
2 tentang (ca mamae) dan kemampuan 1. pasien mengatakan masih
22 (D.0111) b.d kurang menerima informaasi : tidak mengetahui jika
september terpapar informasi pasien mendengarkan dan benjolan di ketiaknya adalah
2020 dapat paham menerima penyakit serius
informasi. (09.00WIB) 2. pasien mengatakan nyeri
2. menjelaskan faktor risiko masih hilang timbul
yang dapat 3. pasien mengatakan nyeri
mempengaruhi kesehatan: masih seperti di tusuk-tusuk
pasien sudah paham dan panas.
ketika perawat O:
61