Anda di halaman 1dari 18

Dosen Pembimbing : Ayu Dekawaty S.Kep.,Ns., M.

Kep
RESIKO
PERILAKU
KEKERASAN
Perilaku kekerasan menurut
Kusumawati dan Hartono (2011)
adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan Definisi
secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang
lain, disertai dengan amuk dan aduh, gelisah yang
tidak terkontrol.

Perilaku kekerasan
merupakan respon terhadap
stressor yang dihadapi seseorang
yang ditunjukan dengan perilaku aktual
melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,
orang lain secara fisik maupun psikologis
(Berkowits, 2000 dalam Yosep, 2011).
Rentang Respon

Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat yang ekstrem dari marah

Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif frustasi pasif agresif amuk

Gambar II. 1 Rentang Respon (Sumber : Yosep, 2011)


Faktor Presipitasi

Faktor Predisposisi : 1. Tidak bisa mengekspresikan diri


2. Ketidaksiapan menjadi ibu
1. Faktor Biologis (pengaruh genetik 3. Ketidakmampuan menjadi dewasa
& gangguan otak) 4. Adanya riwayat perilaku anti
2. Faktor Psikologis (frustasi, sosial
kekerasan dalam keluarga / 5. tidak mampu mengontrol
rumah/lingkungan, psikoanalitik ) emosinya
3. Sosio Kultural 6. Kehilangan seseorang & sesuatu
yang berharga
Tanda dan Gejala

Subjektif Objektif
1. Mengungkapkan 1.Mata melotot
perasaan kesal/marah 2.Pandangan tajam
2. Keinginan u/ melukai 3.Tangan mengepal
diri sendiri, org lain & 4.Rahang mengatup
lingkungan 5.Tubuh kaku
3. Klien suka membentak 6.Wajah memerah
dan menyerang org lain 7.Bicara kasar & ketus
8.Merusak lingkungan
9.Mengamuk
Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Risiko perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

(sumber : Keliat, 2006)


Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat
menyebabkan resiko tinggi mencederai diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Resiko
mencederai merupakan suatu tindakan
yang kemungkinan dapat
melukai atau membahayakan
diri, orang lain, dan lingkungan
Masalah Keperawatan

1. Perilaku Kekerasan
2. Harga Diri Rendah
3. Isolasi Sosial

Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan terhadap orang lain b/d pola


perilaku kekerasan terhadap orang lain d/d klien
memukul ibu kandungnya karena tidak dikasih
uang
2. Harga diri rendah b/d ketidaksesuaian spiritual d/d
kontak mata kurang
3. Isolasi Sosial b/d sumber personal yang tidak adekuat
d/d klien mengatakan tidak mempunyai teman
A. Pengkajian
Ruang Rawat : Cendrawasih
Tanggal Di Rawat : Kamis, 17 Oktober 2019
I. Identitas Klien
Inisial : Tn A (L)
Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2019
Umur : 35 Tahun
No. Rm :-
Informan : Tn A
II. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Karena memukul ibunya dan membanting barang
III. Keluhan Utama :
Memukul ibunya, marah, membanting barang
A. Analisa Data
Data Analisa Masalah
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan tidak pernah marah,
memukul, dan membanting barang
(menyangkal)
2. Klien mengatakan mengetahui akibat dari
memukul, marah, dan membanting barang
3. Klien mengatakan tidak tahu penyebab marah Perilaku Kekerasan
(menyangkal)
Data Objektif :
1. Tatapan mata tajam
2. Tidak ada kontak mata
3. Mimik muka menunjukkan kegelisahan
4. Wajah klien nampak ketuh
Nama Klien : Tn. A
Ruangan : Cendrawasih

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Resiko perilaku TUM : 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Kepercayaan dari
kekerasan klien dapat  Beri salam setiap berinteraksi. klien merupakan
mengontrol atau  Perkenalkan nama, nama panggilan hal yang mutlak
mengendalikan perawat dan tujuan perawat berkenalan serta akan
perilaku  Tanyakan dan panggil nama kesukaan memudahkan
kekerasan klien dalam melakukan
 Tunjukkan sikap empati, jujur dan pendekatan
TUK: menepati janji setiap kali berinteraksi keperawatan
1. Klien dapat  Tanyakan perasaan klien dan masalah terhadap klien
membina yang dihadapi klien
hubungan  Buat kontrak interaksi yang jelas
saling
 Dengarkan dengan penuh perhatian
percaya
ungkapan perasaan klien
Nama Klien : Tn. A
Ruangan : Cendrawasih

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Resiko perilaku 1. Klien dapat 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan Menentukan
kekerasan mengidentifi marahnya: mekanisme
kasi  Motivasi klien untuk menceritakan koping yang
penyebab penyebab rasa kesal atau jengkelnya dimiliki klien
perilaku  Dengarkan tanpa menyela atau memberi dalam
kekerasan penilaian setiap ungkapan perasaan menghadapi
yang klien masalah serta
dilakukannya sebagai langkah
awal dalam
menyusun strategi
berikutnya
PEMBAHASAN

Dari observasi lapangan di ruang cendrawasih RS Ernaldi Bahar, kami


melakukan tindakan SP 1 Fisik 1 : Tarik Napas Dalam kepada Tn A yang
didampingi Ners Widiana. Kami menemukan adanya persamaan antara tindakan
SP 1 Fisik 1 : Tarik Napas Dalam yang dilakukan dilapangan, teori dan jurnal
yang kami baca. Dimana dijelaskan dalam teori dan jurnal bahwa dalam SP 1
terdapat tiga fase yaitu fase orientasi (5S, perkenalan, identifikasi tanda dan
gejala marah, identifikasi penyebab marah, identifikasi perilaku kekerasan yang
dilakukan, identifikasi akibat perilaku kekerasan, menjelaskan prosedur dan
tujuan tindakan, informed consent, serta kontrak waktu dan tempat), fase kerja
(menanyakan keadaan, melatih cara mengontrol marah dengan teknik napas
dalam) , dan fase terminasi (mengevaluasi perasaan klien setelah melakukan
tindakan tersebut, mengulang tindakan yang dilakukan, menyusun jadwal harian,
membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya). Adapun yang dilakukan oleh
Ners Widiana saat melaksanakan SP 1 Fisik 1 : Tarik Napas Dalam kepada Tn A
adalah sama dengan teori yang kami pelajari serta jurnal yang kami baca
PENUTUP

Kesimpulan

Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi seseorang


yang ditunjukan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,
orang lain secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, lingkungan
termasuk orang lain dan barang-barang. Dari beberapa pengertian diatas penulis
menyimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu tindakan dengan tenaga yang
dapat membahyakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan yang bertujuan untuk
melukai yang disebabkan karena adanya konflik dan permasalahan pada seseorang
baik secara fisik maupun psikologis.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, AH.. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta :


Salemba Medika

Keliat, AB. (2005). Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta :


EGC

Stuart, GW. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika

Aditama, FM. (1996). Keperawatan Jiwa .Yogyakarta :Graha Ilmu

Kusumawati, F. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba


Medika

Saswati, N. (2016). Pengaruh Penerapan Standar Asuhan Keperawatan


Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. 3(2), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai