Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP

PENURUNAN INTENSITAS NYERI SAAT MENSTRUASI


PADA MAHASISWI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN UNISA
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Jamilatul Hilmiah
1810104395

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI SAAT MENSTRUASI
PADA MAHASISWI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN UNISA
YOGYAKARTA1
Jamilatul Hilmiah2, Agustin Endriyani3

ABSTRAK: Menstruasi pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan nyeri


dibagian perut pada saat berlangsungnya Nyeri menstruasi (dismenorhea) yang tidak
ditangani dengan tepat dapat mengakibatkan gangguan aktifitas sehari-hari, retrograd
menstruasi (menstruasi yang bergerak mundur), infertilitas (kemandulan), kehamilan
tidak terdeteksi atau kehamilan ektopik terganggu, kista pecah, perforasi rahim dari
IUD dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri saat menstruasi pada mahasiswi
Sarjana Terapan Kebidanan UNISA Yogyakarta Tahun 2018. Jenis penelitian
kuantitatif metode desain True Eksperiment menggunakan pengukuran pre dan post
dengan pendekatan uji T – test berpasangan. Jumlah sampel 30 orang yang dibagi
menjadi dua kelompok, 15 orang kelompok perlakuan dengan menggunakan kompres
hangat dan15 orang kelompok control mengunakan minuman jahe. Tekhnik sampling
menggunakan probability sampling yaitu siample random sampling. Instrumen
pengukuran menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Analisis data menggunakan
SPSS 22. Hasil uji statistik menggunakan Man- Whitney didapatkan pada kelompok
perlakuan menggunakan kompres hangat menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 (0,000<0,05), dan pada kelompok kontrol menggunakan minuman jahe
nilai signifikansi sebesar 0,001 (0,001< 0,05). Hasil uji statistik menunjukkan ada
pengaruh pemberian kompres hangat maupun mengonsumsi minuman jahe terhadap
penurunan intensitas nyeri saat menstruasi pada mahasiswi Sarjana Terapan
Kebidanan UNISA Yogyakarta.
Kata kunci: Dismenorhea, Kompres hangat, Minuman jahe

ABSTRACT: Menstruation in certain cases can cause pain in the abdomen during the
course of menstrual pain (dismenorrhea) that is not handled properly can result in
disruption of daily activities, retrograde menstruation (menstruation that moves
backwards), infertility (infertility), pregnancy is not detected or disturbed ectopic
pregnancy, ruptured cyst, uterine perforation from IUD and infection. This study aims
to determine the effect of warm compresses on decreasing pain intensity during
menstruation at UNISA Yogyakarta Midwifery Applied Bachelor students in 2018.
Quantitative research methods True Experiment design using pre and post
measurements with paired T-test test approach. The number of samples was 30 people
divided into two groups, 15 treatment groups using warm compresses and 15 control
groups using ginger drinks. Sampling techniques use probability sampling namely
siample random sampling. The measurement instrument uses the Numeric Rating
Scale (NRS). Data analysis using SPSS 22. The results of statistical tests using Man-
Whitney were obtained in the treatment group using warm compresses indicating that
the significance value was 0,000 (0,000 <0,05), and in the control group the ginger
drink was a significance value of 0,001 (0.001 <0, 05). The results of statistical tests
showed that there was an effect of giving warm compresses and consuming ginger
drinks on the decrease in pain intensity during menstruation at UNISA Yogyakarta
Midwifery Bachelor students.
Keywords: Dismenorrhea, Warm Compress, Ginger Drink
PENDAHULUAN
Didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami nyeri
menstruasi dan 10%-15% diantaranya mnegalami nyeri menstruasi berat, sehingga
menimbulkan terjadinya keterbatasan dalam beraktifitas dan merupakan efek yang
dikeluhkan oleh 15% remaja perempiuan yang mengalami nyeri menstruasi. Di
Amerika Serikat sebanyak 85% wanita usia reproduksi mengalami desminorea,
begitupula di Turki sebanyak 81,7% mendominasi jumlah dismenorhea. Tingkat rasa
sakit yang dialami bisa ringan namun juga bisa berfluktuasi hingga berat, hal tersebut
mencegah para wanita menghadiri sekolah atau bekerja yang mengakibatkan kerugian
ekonomi yang serius. Oleh karena itu, pengobatan dismenorhea telah menjadi masalah
yang penting (Potur, D. C, Bilgin, N. C, Komurcu, N. 2013).
Dampak yang terjadi jika nyeri haid (dismenorhea) tidak ditangani dengan tepat
adalah gangguan aktifitas hidup sehari-hari, Retrograd menstruasi (menstruasi yang
bergerak mundur), infertilitas (kemandulan), kehamilan tidak terdeteksi atau
kehamilan ektopik terganggu, kista pecah, perforasi rahim dari IUD dan infeksi
(KEMENKES, 2017). Salah satu penanganan komplementer yang dapat dilakukan
untuk menangani nyeri menstruasi ini salah satunya dengan menggunakan terapi
pemberian kompres hangat. Kompres hangat merupakan suatu pengobatan
komplementer yang dianggap sangat efektif dalam menangani kasus-kasus nyeri
(Judha, dkk, 2012). Tujuan peneitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri saat menstruasi pada mahasiswi
Sarjana Terapan Kebidanan UNISA Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian kuantitatif metode desain True Eksperiment menggunakan
pengukuran pre dan post dengan pendekatan uji T – test berpasangan. Jumlah sampel
30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok, 15 orang kelompok perlakuan dengan
menggunakan kompres hangat dan15 orang kelompok control mengunakan minuman
jahe. Tekhnik sampling menggunakan probability sampling yaitu siample random
sampling. Instrumen pengukuran menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).
Analisis data menggunakan SPSS 22.
HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian


No Karakteristik F Prosentase (100%)
1 Usia Responden
20-22tahun 19 63,3%
>22 tahun 11 36,7%
Jumlah 30 100%
2 Jadwal Menstruasi
Teratur 28 93,3%
TidakTeratur 2 6,7%
Jumlah 30 100%
3 Lama Menstruasi
5-6 hari 8 26,7%
7-10 hari 22 73,3%
Jumlah 30 100%
4 Siklus Menstruasi
28 hari 11 36,6%
28-35 hari 19 63,3%
>35 hari 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri Kelompok Intervensi


Sebelum dan Sesudah diberikan Kompres Hangat

No Nyeri Sebelum F 100% Nyeri Setelah F 100%


Intervensi Intervensi
1 Nyeri Ringan 1 6,7% Nyeri Ringan 12 80%
(1-3) orang (1-3) orang

2 Nyeri Sedang 9 60% Nyeri Sedang 3 orang 20%


(4-6) orang (4-6)

3 Nyeri Berat 5 33,3% Nyeri Berat 0 orang 0%


(6-9) orang (6-9)
4 Nyeri Sangat 0 0% Nyeri Sangat 0 orang 0%
Berat (10) orang Berat (10)

Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.3 Rata-Rata Tingkat Nyeri Sebelum dan sesudah Intervensi


Kategori Pre Post
Mean 6,13 2,40
Median 6 2
Minimum 3 0
Maximum 9 4
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri Kelompok Kontrol Sebelum
dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Jahe
No Nyeri Sebelum F 100% Nyeri Setelah F 100%
Di Di
kontrol kontrol
1 Nyeri Ringan 2 13,3% Nyeri Ringan 7 46,7%
(1-3) Orang (1-3) orang

2 Nyeri Sedang 7 46.7% Nyeri Sedang 8 53,3%


(4-6) Orang (4-6) orang

3 Nyeri Berat 6 40% Nyeri Berat 0 0%


(6-9) Orang (6-9) orang

4 Nyeri Sangat 0 0% Nyeri Sangat 0 orang


Berat (10) orang Berat (10)

Jumlah 15 100% 15

Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.5 Perbandingan Rata-Rata Tingkat Nyeri Sebelum dan sesudah di Kontrol
Pre Post
Mean 6,07 3,33
Median 6 4
Minimum 3 0
Maximum 9 6
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Terhadap Kelompok Intervensi & Kelompok Kontrol
No. Variabel P-value N
1 Klp. Intervensi
Pre Intervensi 0,582 15
Post Intervensi 0,034
Slisih Pre & Post 0,007
2 Klp. Kontrol
Pre Kontrol 0,463 15
Post Kontrol 0,207
Slisih Pre & Post 0,006
Jumlah 30
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.7 Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri


Dismenorhea
Variabel Mean Rank P- value N
Pre Intervensi 22,57 0.000 15
Post Intervensi 8,43 15
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 4.8 Pengaruh Mengonsumsi Jahe Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenorhea
Variabel Mean Rank P- value N
Pre Kontrol 20,77 0.001 15
Post Kontrol 10,23 15
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 4.9 Pengaruh Mengonsumsi Jahe Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri


Dismenorhea
Variabel Mean Rank P- value N
Kompres Hangat 20,00 0.003 15
Minuman Jahe 11,00 15
Sumber: Data Primer 2019

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarakan pada tabel 4.1 menunjukkan usia responden paling banyak
pada kategori usia 20-22 tahun (63, 3%). Usia merupakan variabel pengganggu
sehingga peneliti mengendalikan persebarannya dengan memilih responden usia
dua puluh tahun ke atas. Hal ini didasari dari teori Judha, dkk (2012) yang
mengatakan bahwa usia dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap rasa
nyeri yang dialami.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jadwal Menstruasi
Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jadwal menstrasi dari 30
responden memiliki jadwal menstruasi yang teratur setiap bulan sebanyak 28
responden (93,3%), jadwal menstruasi dikatakan teratur apabila seorang wanita
mengalami menstruasi setiap bulan dengan siklus yang yang relatif tetap dan
perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh dan tetap pada kisaran 21-35 hari
(Judha, dkk, 2012).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menstruasi
Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan lama menstruasi responden
paling banyak berada pada kategori lama menstruasi 7-10 hari sebanyak 22
responden (73,3%), lama menstruasi merupakan variabel pengganggu oleh
karenanya peneliti memilih responden dengan kisaran lama menstruasi 5-10
hari, hal ini dikarenakan menstruasi yang lama disertai dengan nyeri yang
berlebihan merupakan gejala adanya penyakit ginekologi. Hal ini dikuatkan oleh
Astuti (2011) bahwa darah yang keluar dalam waktu sehari belum dapat
dikatakan darah haid namun apabila lebih dari 10 hari dapat dikategorikan
sebagai gangguan.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi
Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa siklus menstrasi dari 30
responden memiliki jadwal menstruasi pada kisaran 28-35 sebanyak 19
responden (63,3%), siklus menstruasi dikatakan teratur apabila seorang wanita
mengalami menstruasi setiap bulan dengan siklus yang yang relatif tetap dan
perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh dan tetap pada kisaran 21-35 hari
(Judha, dkk, 2012).
2. Tingkat Nyeri Dismenorhea Sebelum diberikan Kompres Hangat
Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswi
Sarjana Terapan Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta didapatkan
tingkat nyeri sebelum diberikan kompres hangat sebagian besar responden
mengalami nyeri sedang dengan jumlah 9 responden (60%), dan nyeri berat
sebanyak 5 responden (33,3%), nilai rata-rata nyeri menstruasi sebelum diberikan
kompres hangat sebesar 6,13 dengan kategori nyeri sedang dan setelah di kompres
hangat menjadi 2,40.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 30 responden
yang mengalami nyeri saat menstruasi merasakan nyeri pada hari pertama dan
kedua menstruasi, dengan rasa yang menjalar dari perut hingga ke pinggang, dan
tidak ada yang mengalami nyeri hingga mengakibatkan pingsan, hanya rasa nyeri
yang sering disertai dengan rasa mual, pusing, mual hingga seperti sakit perut yang
membelit saat diare. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Judha (2012)
bahwasanya rasa nyeri yang timbul diakibatkan adanya kinerja hormone
prostaglandin yang membuat berkontraksinya otot uterus. Apabila nyeri yang
dirasakan masih dapat digunakan beraktifitas maka nyeri tersebut masih dalam taraf
yang wajar, namun apabila nyeri yang dialami sampai mengakibatkan tidak mampu
beraktifitas hingga pingsan maka termasuk sebagai tanda-tanda adanya gangguan
ginekologi.
3. Tingkat Nyeri Dismenorhea Sesudah diberikan Kompres Hangat
Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswi Sarjana
Terapan Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta didapatkan tingkat nyeri
sesudah diberikan kompres hangat sebagian besar responden mengalami nyeri
ringan dengan jumlah 10 responden (66,7%), dan nyeri sedang sebanyak 3
responden (20%), nilai rata-rata nyeri menstruasi sesuadah diberikan kompres
hangat sebesar 3,33 dengan kategori nyeri ringan. Untuk proporsi responden yang
mengalami nyeri ringan sebelum diberikan kompres hangat sebanyak 1 responden
(6,7%) yang kemudian meningkat menjadi 10 responden (66,7%), setelah diberikan
kompres hangat. Sedangkan pada responden dengan nyeri berat sebelum diberikan
kompres hangat sebanyak 5 responden (33,3%) namun setelah dikompres kategori
nyeri yang dirasakan responden menurun berkisar dari nyeri sedang 3 orang (20%),
nyeri ringan 10 responden (66%) hingga ke kategori tidak nyeri sebanyak 2
responden (13,3%), Kompres hangat yang menggunakan buli-buli panas
menghantarkan panas secara konduksi, yaitu terjadi perpindahan panas dari buli-
buli ke permukaan tubuh yang menjalar ke bagian otot sehingga menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah menjadi lancer yang akan
berguna untuk mengurangi ketegangan otot, sesudah otot myometrium rileks maka
rasa nyeri yang dirasakan berangsur-angsur dapat berkurang bahkan hilang
(Merdianita, 2013).
4. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenorhea
Sebelum dilakukan analisis data, peneliti melakukan uji normalitas pada tabel
4.6, dari hasil uji normalitas data menggunakan shapiro- wilk di dapatkan P-value
sebelum diberikan kompres hangat (0,582) dan setelah diberikan kompres hangat
menjadi (0,034) dengan selisih antara pre dan post adalah (0,07) maka dapat
disimpulkan bahwasanya data sebaran tidak terdistribusi normal karena P-value <
0,05 sehingga syarat uji independent T-test tidak terpenuhi, sehingga peneliti
menggunakan uni Man -Whitney untuk menguji data yang sebarannya tidak
terdistribusi normal atau tidak homogen.
Selanjutnya pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,000 (0,000<0,05) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh dari pemberian kompres
hangat terhadap penurunan intensitas nyeri saat menstruasi pada mahasiswi Sarjana
Terapan Kebidanan UNISA Yogyakarta. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
Puspita (2015) sebelum diberikan kompres hangat mayoritas responden berada
dalam kategori sedang (50,7%) dan setelah diberikan kompres hangat mayoritas
responden berada pada kategori nyeri ringan (40,2%) semua responden yang
diberikan kompres hangart mengaami penurunan intensitas nyerinya. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada
siswi MAPK MAN 1 Surakarta, di buktikan dengan uji paired-t-test dengan nilai
signifikans sebesar 0,000< 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mengalami
dismenorea pada kategori usia terbanyak yaitu 20-22 tahun 19 responden (63,3%),
kategori lama menstruasi terbanyak kisaran 7-10 hari 22 responden (73,3%), pada
kategori siklus menstruasi terbanyak 28-35 hari 19 responden (63,3%), dalam
kategori jadwal menstruasi terbanyak yaitu teratur 28 responden (93,3%).
5. Tingkat Nyeri Dismenorhea Sebelum Mengonsumsi Minuman Jahe
Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswi Sarjana
Terapan Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta didapatkan tingkat nyeri
sebelum diberikan mengonsumsi minuman jahe sebagian besar responden
mengalami nyeri sedang dengan jumlah 7 responden (46,7%), dan nyeri berat
sebanyak 6 responden (40%), nilai rata-rata nyeri menstruasi sebelum diberikan
mengonsumsi minuman jahe sebesar 6,07 dengan kategori nyeri sedangdan setelah
diberikan mengonsumsi minuman jahe sebesar 3,33.
6. Tingkat Nyeri Dismenorhea Sesudah Mengonsumsi Minuman Jahe
Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswi Sarjana
Terapan Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta didapatkan tingkat nyeri
sesudah diberikan mengonsumsi minuman jahe yang sebelumnya sebanyak 6
responden (40%) mengalami nyeri berat mengalami penurunan intensitas nyeri
menjadi nyeri sedang dengan jumlah 8 responden (53,3%), dan nyeri ringan yang
semula sebanyak 2 responden sebelum diberi minuman jahe meningkat menjadi 5
responden (33,3%) dan bahkan ada yang tidak mengalami nyeri sebanyak 2
responden (13,3%) %), nilai rata-rata nyeri menstruasi sesuadah diberikan kompres
hangat sebesar 3,33 dengan kategori nyeri ringan. Untuk proporsi responden yang
mengalami nyeri ringan sebelum diberikan kompres hangat sebanyak 1 responden
(6,7%) yang kemudian meningkat menjadi 10 responden (66,7%), setelah diberikan
kompres hangat. Sedangkan pada responden dengan nyeri berat sebelum diberikan
kompres hangat sebanyak 5 responden (33,3%) namun setelah dikompres kategori
nyeri yang dirasakan responden menurun berkisar dari nyeri sedang 3 orang (20%),
nyeri ringan 10 responden (66%) hingga ke kategori tidak nyeri sebanyak 2
responden (13,3%).
7. Pengaruh Mengonsumsi Minuman Jahe Penurunan Intensitas Nyeri Dismenorhea
Sebelum dilakukan analisis data, peneliti melakukan uji normalitas pada tabel
4.6 dari hasil uji normalitas data menggunakan shapiro- wilk di dapatkan P-value
sebelum diberikan konsumsi minuman jahe (0,463) dan setelah diberikan kompres
hangat menjadi (0,207) dengan selisih antara pre dan post adalah (0, 006) maka
dapat disimpulkan bahwasanya data sebaran tidak terdistribusi normal karena p-
value < 0,05 sehingga syarat uji independent-test tidak terpenuhi. Oleh karenanya
peneliti menggunakan uji analisis man-whitney untuk menguji datta yang memeiliki
sebaran tidak normal atau tidak homogen. Sehingga dapat diamati dari tabel 4.8
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 (0,001< 0,05), sehingga data
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dan dapat di
simpulkan bahwa ada pengaruh dari pemberian konsumsi minuman jahe terhadap
penurunan intensitas nyeri saat menstruasi pada mahasiswi Sarjana Terapan
Kebidanan UNISA Yogyakarta.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan,
intensitas nyeri dismenorhea pada mahasiswi sarjana terapan kebidanan sebelum
diberikan kompres hangat sebagian besar berada pada kategori sedang 9 responden
(60%), intensitas nyeri dismenorhea pada mahasiswi sarjana terapan kebidanan
sesudah diberikan kompres hangat sebagian besar berada pada kategori ringan
sebanyak 10 responden (66,7%), intensitas nyeri dismenorhea pada mahasiswi sarjana
terapan kebidanan sebelum mengonsumsi minuman jahe sebagian besar berada pada
kategori sedang sebanyak 7 responden (46,7%), intensitas nyeri dismenorhea pada
mahasiswi sarjana terapan kebidanan sesudah mengonsumsi minuman jahe tetap
berada pada kategori sedang 8 responden (53,3%).
Sehingga baik pemberian kompres hangat ataupun mengonsumsi minuman jahe
sama-sama efekif dan berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri dismenorhea
pada mahasiswi sarjana terapan kebidanan untuk kelompok dengan pemberian
kompres hangat P-value 0,000<0,05 dan untuk minuman jahe P-value 0,001<0,05 jadi
dapat disimpulkan bahwa hasil uji analisis data dari kedua kelompok menunjukkan Ho
ditolak dan Ha diterima. Namun pemberian kompres hangat lebih efektif dalam
menurunkan intensitas menstruasi dilihat dari rata-rata data pre dan post pada
kelompok kompres hangat 6,13 menurun menjadi 2,40 dengan hasil selisih 3,73
sedangkan untuk minuman jahe pre 6,07 dan post 3,33 hasil selisihnya 2,74, sehingga
kompres hangat jauh lebih efektif daripada minuman jahe.
SARAN
Bagi IPTEK diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih
memantapkan dan memberi informasi terkait adanya pengaruh pemberian kompres air
hangat untuk mengurangi intesitas nyeri saat menstruasi, bagi Institusi (UNISA
Yogyakarta) hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pustaka serta bahan
bacaan bagi mahasiswa terkait pengobatan non farmakologis dalam mengurangi nyeri
terutama dismenorhea dengan tekhnik kompres hangat, bagi Mahasiswi Sarjana
Terapan Kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
atau informasi dan pengetahuan kepada mahasiswi Sarjana Terapan Kebidanan terkait
terapi yang dapat mengurangi nyeri saat menstruasi (dysmenorrhea) sehingga tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Ambar D. W. (2011). Efektifitas Pemberian Jahe merah (Zingiber Officinale


Roscoe Far Rubrum) dalam Mengurangi Nyeri Otot Pada Atlet Sepak Takraw.
Diakses pada 22 Mei 2019.

Bakhtsirin, f., at all, (2015). The effect of Aromatherapy Massage with Lavender Oil
on Severity of primery dysmenorrhea In Arsanjan Students.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25709705. Online, diakses 7 Oktober 2018.

Judha, M., Sudarti, Fauziah, A. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan,
Yogyakarta: Nuha Medika.

Kementrian Kesehatan RI, (2017). Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Kementrian


Kesehatan.

Merdianita, Vonny. dkk. (2013). Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan


Intensitas Nyeri Dysmenorhea Pada Mahasiswa STIKES RS Baptis Kediri. Jurnal
STIKES RS Baptis Kediri 6 (1). 1-10
Puspita & Aprilia W. (2015). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Siswi di MAPK MAN 1 Surakarta.
Skripsi, Stikes Aisyiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai