Anda di halaman 1dari 15

“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.

B dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendengaran di Ruang Bangau RS Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan”

Disusun Oleh:

1. Afri Yani (21117004)


2. Ahmad Buchori (21117006)
3. Aldi Firmasyah (21117007)
4. Alvin Juniawan (21117009)
5. Ilhami Nadion (21117067)
6. Jeihan Archya (21117070)

Dosen Pembimbing: Yudi Abdul Majid, S. Kep., NS., M.Kep


Definisi

 Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sesori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidung, pasien seakan stimulus
yang sebenarnya, tidak ada (keliat,dikutip dalam Nur Arif, 2015).
 Halusinasi dapat berupa penglihatan yaitu melihat seseorang ataupun
sesuatu serta sebuah kejadian yang tidak dapat dilihat oleh orang lain,
halusinasi juga dapat berupa pendengaran berupa suara dari orang
yang mungkin dikenal atau tidak dikenal yang meminta klien
melakukan sesuatu baik secara sadar ataupun tidak.
Tanda dan Gejala
Klien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi dapat memperlihatkan
berbagai manifestasi klinis yang bisa kita amati dalam perilaku mereka sehari-
hari. Menurut NANDA (2010), tanda dan gejala halusinasi meliputi

1. Konsentrasi 6. Perubahan kemampuan


kurang, pemecahan masalah, 11. Mondar-mandir, dan
2. Selalu berubah 7. Perubahan pola perilaku, 12. Mengganggu
respon dari 8. Bicara dan tertawa lingkungan juga
rangsangan, sendiri, sering ditemui pada
3. Kegelisahan, 9. Mengatakan melihat dan pasien dengan
perubahan sensori mendengar sesuatu halusinasi,
akut, padahal objek sebenarnya 13. Individu terkadang
4. Mudah tidak ada, sulit untuk berpikir
tersinggung, 10.Menarik diri, dan mengambil
5. Disorientasi waktu, keputusan.
tempat, dan orang,
Proses Terjadinya Masalah
Halusinasi berkembang melalui empat fase, menurut Direja (2011), yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, adalah fase menyenangkan, klien mulai melamun dan mulai memikirkan seuatu yg
menyenangkan.
2. Fase kedua, adalah fase ansietas ringan yaitu halusinasi menjadi menjijikan, termasuk dalam
psikotik ringan.
3. Fase ketiga, adalah fase ansietas berat yaitu pengalaman sesnsori menjadi berkuasa. Termasuk
kedalam gangguan psikotik.
4. Fase keempat, adalah fase panic yaitu klien lebur dengan halusinasinya, termasuk kedalam psikotik
berat.

ETIOLOGI
a.

Jenis – jenis halusinasi Akibat


a. Halusinasi pendengaran
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi
b. Halusinasi penglihatan
adalah resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan
c. Halusinasi penciuman
lingkungan. Adalah suatu suatu perilaku maladaptive
d. Halusinasi pengecapan
dalam memanifestasikan perasaan marah yang dialami
e. Halusinasi perabaan
oleh sesorang. Perilaku tersebut dapat berupa
f. Halusinansi cenesthetic
menciderai diri sendiri, melalukan penganiayaan
g. Halusinasi kinestetika
terhadap orang lain dan merusak lingkungan.
Pohon Masalah

Risiko perilaku kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah


Pohon masalah gangguan persepsi sensori : Halusinasi (Keliet, 2010 dikutip
dalam Satrio)
Kasus Halusinasi Pendengaran

PENGKAJIAN ILMU KEPERAWATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : Ruang Bangau


TANGGAL DIRAWAT : 23 Oktober 2019

I.IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. B (L)
Tanggal Pengakajian : 23 Okteober 2019
Umur : 22 tahun
RM No : 074146
Informan : Klien

II.ALASAN MASUK RS:


Klien mengatakan sering mendengar bisikan seperti ada yang mengajak berbicara di malam hari, klien sering pergi dari rumah, klien tampak
lesu, dan kurang berinteraksi dan tidak patuh terhadap obat.

III.KELUHAN UTAMA:
Klien mengatakan sering mendengar bisikan seperti ada yang menajak berbicara di malam hari sambil memanggil namanya dan mengajak
untuk melakukan sesuatu serta mengajaknya perdi bermain. Klien tampak lesu, tampak linglung, kurang berinteraksi dan terdapat tanda-
tanda vital TD: 120/70 mmHg, HR: 80x/ menit, RR: 19x/ menit, T: 36,70c.
Analisa Data
Data Masalah
Ds: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
- Klien mengatakn sering mendengar suara kegaduhan yang
mengajaknya berbicara di malam hari, sebelum tidur
- Klien mengatakan suara tersebut memanggil namanya dan
menyuruh untuk melakukan sesuatu
Do:
- Klien tampak ketakutan dan waspada
- Klien tampak gelisah
Ds: Isolasi Sosial
- Klien mengatakan lebih senang di dalam ruangan/ kamar
Do:
- Klien tampak lesu
- Klien tampak linglung
- Klien terlihat kurang berinteraksi
Ds: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak bersemagat saat beraktivitas
Do:
- Klien berbicara pelan dan sedikit tidak jelas
- Kontak mata klien kurang pada lawan bicara
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
INISIAL KLIEN: Tn. B RUANGAN: Bangau NO. RM: 074136

Diagnosa Rencana tindakan Intervensi Rasional


Tujuan Kriteria
Gangguan persepsi TUM :
sensori : Halusinasi 1. Klien dapat
berpikir secara
realistis.
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1x 1. Bina hubungan saling percaya dengan
membina pertemuan klien mengungkapkan prinsip komunikasi
hubungan saling dapat menunjukkan terapeutik.
percaya - Ekspresi wajah - Sapa klien
bersahabat - Memperkenalkan diri
- Menunjukkan rasa -Tenyakan nama & nama yang disukai
senang klien
-Mau menyebutkan -Jelaskan tujuan pertemuan
nama - Beri perhatian & perhatikan kebutuan
- Mau menjawab dasar klien
salam
Diagnosa Rencana tindakan Intervensi Rasional

Tujuan Kriteria
2. Klien dapat 2.1. Setelah 1. Adakan kontak sering dan
mengenali dilakukan singkat secara bertahap.
halusinasinya pertemuan, klien 2. Observasi tingkah laku klien
dapat menyebutkan yang terkait dengan halusinanya:
waktu, isi, frekuensi, bicara dan tertawa tanpa
dan faktor pencetus. stimulus, memandang ke kiri atau
kanan atau ke depan seolah-olah
ada teman bicara.
3. Bantu klien mengenali
halusinasinya

2.2. Klien dapat 1. Diskusikan dengan klien


mengungkapkan tentang apa yang dirasakannya
bagaimana jika terjadi halusinasi (marah,
perasaannyaterhadap takut, sedih, atau senang).
halusinasinya.
Diagnosa Rencana tindakan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria
3. Klien dapat 3.1. Klien dapat 1. Identifikasi halusinasi: isi,
mengontrol mengontrol waktu, frekuensi, waktu terjadi,
Halusinasinya. Halusinasinya situasi pencetus, respon
dengan menghardik. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya
halusinasi
3. Jelaskan cara mengontrol
halusinasi: hardik, obat,
bercakap-cakap, melakukan
kegiatan harian
4. Latih cara mengontrol
halusinasi: hardik
5. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI RUANGAN BANGAU RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

Nama :Tn. B Ruangan: Bangau No. RM: 074136

Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi


a. Membina hubungan saling percaya dengan S:
Gangguan persepsi sensori:
mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
-Klien mengatakan mau diajarkan cara
halusinasi pendengaran mengontrol halusinasi dengan cara
b. Cara mengenal halusinasi
1. Mengadakan kontak sering dan singkat secara menghardik
bertahap R/ klien memperhatikan fase kerja cara
2. Mengobservasi tingkah laku klien yang terkait
dengan halusinanya: bicara dan tertawa tanpa mengintrol halusinasi dengan cara
stimulus, memandang ke kiri atau kanan atau ke menghardik
depan seolah-olah ada teman bicara -Klien mengatakan telah mengerti atau
3. Membantu klien mengenal halusinanya:
4. Mendiskusikan dengan klien:
mengetahui bagaimana cara menghardik
5. Mendiskusikan dengan klien tentang apa yang R/ klien mengikuti cara mengontrol
dirasakannya jika terjadi halusinasi (marah atau halusinasi dengan cara menghardik
takut, sedih, dan senang) beri kesempatan klien
untuk mengungkapkan perasaannya.
Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi

Gangguan persepsi sensori: halusinasi c. Sp 1: Menghardik O:


pendengaran 1. Mengidentifikasi halusinasi: isi, -Klien tampak mampu mempraktekkan
waktu, frekuensi, waktu terjadi, kembali cara menghardik suara yang muncul
R: klien mau mengulangi kegiatan
situasi pencetus, respon
menghardik
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan -TD: 120/70 mmHg
gejala, proses terjadinya halusinasi -RR: 19x/ menit
3. Menjelaskan cara mengontrol -HR: 80x/ menit
halusinasi: hardik, obat, bercakap- -T: 36,70C
cakap, melakukan kegiatan harian A:
4. Melatih cara mengontrol halusinasi: Klien tampak mengontrol halusinasinya
hardik dengan cara menghardik halusinasi
P:
5. Memasukkan pada jadwal kegiatan
-Perawat:
untuk latihan menghardik 1. Evaluasi kegiatan/latihan mengahrdik.
Beri pujian
2. Latih cara mngontrol halusinasi dengan
cara minum obat
-Klien
1.Anjurkan klien melakukan latihan
menghardik setiap klien mendengar suara
palsu tersebut
Kesimpulan

1. Hasil pengkajian didapatkan Diagnosa gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran sebagai
prioritas masalah keperawatan.
2. Intervensi keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri
terdiri dari SP 1: membina hubungan saling percaya dan mendiskusikan dengan klien tentang
halusinasi yang dialaminya meliputi isi, frekuensi, waktu, penyebab dan respon klien saat halusinasi
muncul., dan melatih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. SP 2: mengajarkan
kepada klien cara menggunakan obat secara teratur. SP 3: mengajarkan kepada klien cara
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. SP 4: melakukan aktivitas
terjadwal.
3. Implementasi yang tidak dapat dilakukan yaitu SP 2: mengajarkan kepada klien cara menggunakan
obat secara teratur , SP 3: mengajarkan kepada klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain dan SP 4: melakukan aktivitas terjadwal serta strategi
pelaksanaan untuk keluarga.
4. Evaluasi yang dilakukan penulis, didapatkan data bahwa klien mampu membina hubungan saling
percaya, klien mampu menyebutkan isi, frekuensi, waktu, penyebab dan respon klien saat halusinasi
muncul. Klien juga mampu menurunkan intensitas halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi
ditandai dengan klien mau di ajarkan cara mengontrol halusinasi dan klien tampak mampu
mempraktikkan kembali cara menghardik secara mandiri ketika suara tersebut muncul.

Anda mungkin juga menyukai