Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN PRILAKU KEKERASAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Yusi Yunita

NPM 4117146

STIKES RAJAWALI

BANDUNG

2018
LAPORAN PENDAHULUAN : PERILAKU KEKERASAN (PK)

A. Pengertian

Perilaku kekerasaan adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan


untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikolog (Budi Ana Keliat,
2005)
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri
maupun orang lain, sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap sesuatu stresor dengan gerakan
motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2007)

Tanda dan Gejala :


Data obyektif :

a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang

Data subyektif

h. Mengeluh merasa terancam


i. Mengungkapkan perasaan tak berguna
j. Mengungkapkan perasaan jengkel
k. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, sesak dan bingung
B. Penyebab

HDR (Harga Diri Rendah)

1. Pengertian

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak


berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah
situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang harga
diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami.
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri,
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai
keinginan(Herman, 2011). Gangguan harga diri dapat dijabarkan
sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, yang menjadikan
hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak mampu
dalam mencapai keinginan.(Fitria, 2009).

2. Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat


tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan
terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/
mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak
ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan,
misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
( Yosep, 2009)
Akibat

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan – tindakan


berbahaya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan, misalnya menyerang
orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dan lain – lain. Sehingga
pasien dengan perilaku kekerasan beresiko mencederai diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
Penatalaksanaan
1. Farmakologi

 Obat anti psikosis: Penotizin


 Obat anti depresi: Amitripilin
 Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
 Obat anti insomnia: Phneobarbital
2. Terapi modalitas

a. Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu


mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian

 BHSP
 Jangan memancing emosi klien
 Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan
dengan keluarga
 Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
 Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya
b. Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan


sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian
orang merupakan persaan dan tingkah laku pada orang lain.

c. Terapi musik

Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk


mengebalikan kesadaran klien
PohonMasalah

Pohon Masalah Perilaku Kekerasan : Amuk

Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Data Subyektif :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


 Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.

Data Objektif :
 Mata merah, wajah agak merah.
 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai:
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk

Data Subyektif :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


 Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.

Data Obyektif

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.

DiagnosaKeperawatan
1. Perilaku kekerasan
RencanaTindakan

Diagnosa 1: perilaku kekerasan


Tujuan Umum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Tujuan Khusus:

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

 Bina hubungan saling percaya :salam terapeutik, empati, sebut


nama perawat dan jelaskan tujuan
 Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
 Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

Tindakan:

 Beri kesempatan mengungkapkan


 Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
 Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan
klien dengan sikap
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku

Tindakan :

 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan


saat jengkel/kesal.
 Observasi tanda perilaku
 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tindakan:

 Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa


 Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang
biasa
 Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai?"
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku

Tindakan:

 Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.


 Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
 Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.

Tindakan :

 Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.


 Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik :tarik nafas
dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal /
kasur.
 Secara verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau
kesal / tersinggung
 Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada
Tuhan untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku

Tindakan:

 Bantu memilihcara yang paling tepat.


 Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah
 Bantu mensimulasikan cara yang telah
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai
dalam
 Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /
marah.
8. Klien mendapat dukungan dari

Tindakan :
 Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan
 Beri reinforcement positif atas keterlibatan
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:

 Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi,


efek dan efeksamping).
 Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama
klien, obat, dosis, cara dan waktu).
 Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat
yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa,


Jakarta

Maramis, W.F.2005. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Ed.9 Surabaya:


Airlangga University Press.

Stuart, E.W& Sudden S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa


(Terjemah). Jakarta:EGC

Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai