Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PERILAKU KEKERASAN : MENCEDERAI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN


Pengertian

 Self injury atau self harm (menyakiti/melukai diri sendiri) merupakan


tindakan menimbulkan luka-luka pada tubuh diri sendiri secara sengaja.
Tindakan ini dilakukan tidak dengan tujuan bunuh diri tetapi sebagai suatu
cara untuk melampiaskan emosi-emosi yang terlalu menyakitkan untuk
diekspresikan dengan kata-kata.
Penyebab

 Perilaku kekerasan bisa disebabkan


adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
Faktor Prediposisi Faktor Presipitasi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang
merupakan factor predisposisi, artinya mungkin terjadi perilaku  Factor presipitasi dapat bersumber
kekerasan jika factor berikut di alami oleh individu : dari klien, lingkungan atau interaksi
 Psikologis dengan orang lain.
 penganiayaan.
 Perilaku
 Sosial budaya
 Bioneurologis
Tanda dan Gejala Akibat
Menurut Yosep (2009) Klien dengan perilaku kekerasan
 Muka merah dan tegang dapat menyebabkan resiko tinggi
menciderai diri, orang lain dan
 Mata melotot/ pandangan tajam
lingkungan. Resiko menciderai
 Tangan mengepal merupakan tindakan yang
 Jalan mondar-mandir kemungkinan dapat melukai /
membahayakan diri, orang lain dan
 Bicara kasar
lingkunga.
 Mengancam secara verbal atau fisik
 Suara keras
 Melukai diri sendiri / orang lain
Pohon masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan


lingkungan

Perilaku kekerasan/amuk

Gangguan harga diri: harga diri rendah


Asuhan keperawatan
1. Pengkajian

1. Identitas klien
2. Alasan masuk biasanya berperilaku aneh berupa marah-marah tanpa sebab, menya-kiti diri
sendiri dan org lain serta merusak lingkungan.
3. Faktor predisposisi
- Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang
- Riwayat pendidikan
- Riwayat pekerjaan
- Penggunaan waktu luang
- Hubungan antar manusia
- Tindakan anti sosial
- Penyakit yg pernah diderita
- Riwayat gangguan jiwa dimasa lalu
- Pengobatan sebelumnya
- Kekerasan dl keluarga
- Trauma krn aniaya fisik/tindakan kriminal
Lanjutan
4. Apakah ada anggota keluarga yg 9. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
mengalami gangguan jiwa
10. Kemampuan klien dalam kegiatan
5. Apakah ada pengalaman masa lalu kehidupan sehari-hari
yang tidak menyenangkan
11. Kebersihan diri klien
6. Bagaimana keadaan fisik klien secara
umum (S,N,Tensi,RR,TB,BB Serta keluhan 12. Nutrisi klien
fisik lainnya).
13. Tidur/istirahat klien
7. Bagaimana Kondisi Psikosoial klien :
Genogram keluarga,Konsep diri 14. Apakah klien memiliki sistem pendukung
klien,Hubungan sosial klien,spiritual klien. 15. Apakah klien menikmati saat bekerja,yg
8. Bagaimana status mental klien: menghsilkan atau hobbi
Penampilan,pembicaraan,aktivitas
motorik,alam perasaan, afek,interaksi 16. Mekanisme koping adaptif atau tidak
selama wawancara,persepsi klien,proses 17. Apakah klien memiliki masalah
pikir,isi pikir, tingkat kesadaran, psikososial atau lingkungan
memori,Tingkat konsentrasi dan
berhitung,kemampuan penilaian daya 18. Bagaimana pengetahuan klien & klg ttg
tilik diri. penyakit jiwa.
Masalah keperawatan Diagnosa Keperawatan
yang perlu di kaji
 Resiko mencederai diri, orang lain  Resiko menciderai diri sendiri,
dan lingkungan orang lain dan lingkingan
- Data subjektif: Klien mengatakan
marah dan jengkel kepada orang
lain, ingin membunuh, ingin
membakar atau mengacak-acak
lingkungannya.
- Data objektif: Klien mengamuk,
merusak dan melempar barang-
barang, melakukan tindakan
kekerasan pada orang-orang
disekitarnya.
Intervensi Keperawatan
Tujuan Umum: Klien tidak mencederai dengan melakukan
manajemen kekerasan.

 Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
 Bina hubungan saling percaya : salam
terapeutik, empati, sebut nama perawat
dan jelaskan tujuan interaksi.
Tindakan  Panggil klien dengan nama panggilan
yang disukai.
 Bicara dengan sikap tenang, rileks dan
tidak menantang.
Lanjuatan

 Tujuan khusus :  Tujuan khusus :


2. Klien dapat mengidentifikasi 3. Klien dapat mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan. tanda-tanda perilaku
kekerasan.
Tindakan :
Tindakan :
 Beri kesempatan  Anjurkan klien mengungkapkan
mengungkapkan perasaan. yang dialami dan dirasakan
 Bantu klien mengungkapkan saat jengkel/kesal.
perasaan jengkel/kesal.  Observasi tanda perilaku
kekerasan.
 Dengarkan ungkapan rasa
marah dan perasaan  Simpulkan bersama klien
bermusuhan klien dengan tanda-tanda jengkel/kesal yang
sikap tenang. dialami klien.
Lanjutan
 Tujuan khusus :  Tujuan khusus :
4. Klien dapat mengidentifikasi
perilaku kekerasan yang biasa
5. Klien dapat mengidentifikasi
dilakukan. akibat perilaku kekerasan.
Tindakan Tindakan
 Anjurkan mengungkapkan  Bicarakan akibat/kerugian
perilaku kekerasan yang biasa dari cara yang dilakukan.
dilakukan.
 Bantu bermain peran sesuai  Bersama klien
dengan perilaku kekerasan menyimpulkan akibat dari
yang biasa dilakukan. cara yang digunakan.
 Tanyakan "Apakah dengan  Tanyakan apakah ingin
cara yang dilakukan mempelajari cara baru
masalahnya selesai ?"
yang sehat.
Lanjutan

 Tujuan khusus :  Tujuan khusus :


6. Klien dapat mengidentifikasi cara 7. Klien dapat mengidentifikasi cara
konstruktif dalam berespon thd mengontrol perilaku kekerasan.
kemarahan.
Tindakan Tindakan
 Beri pujian jika mengetahui cara  Bantu memilih cara yang paling
lain yang sehat. tepat.
 Diskusikan cara lain yang  Bantu mengidentifikasi manfaat
sehat.Secara fisik : tarik nafas cara yang telah dipilih.
dalam jika sedang kesal, berolah
raga, memukul bantal/kasur.  Bantu mensimulasikan cara yang
telah dipilih.
 Secara verbal : katakan bahwa
anda sedang marah atau  Beri reinforcement positif atas
kesal/tersinggung. keberhasilan yang dicapai dalam
 Secara spiritual : berdo'a, simulasi.
sembahyang, memohon kepada  Anjurkan menggunakan cara
Tuhan untuk diberi kesabaran. yang telah dipilih saat
jengkel/marah
Lanjutan

 Tujuan khusus :
8. Klien dapat menggunakan obat
dengan benar (sesuai program).

 Diskusikan dengan klien tentang obat


(nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping).

Tindakan  Bantu klien mengpnakan obat dengan


prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis,
cara dan waktu).
 Anjurkan untuk membicarakan efek dan
efek samping obat yang dirasakan.
Terima kasih
Apakah ada pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai