Tanggal pengkajian : 3.1.1 Data Biologis Nama, TTL, pendidikan, agama, status perkawinan, TB/BB, penampilan (apakah lansia masih mampu dalam menggunakan pakaian, mandi dsb), citra tubuh, alamat, orang terdekat yang dapat dihubungi, hubungan dengan usila, alamat. 3.1.2 Riwayat Keluarga Genogram Berisikan genogram keluarga dan klien disertai keterangan. 3.1.3 Riwayat Pekerjaan Pekerjaan sebelum sakit dan saat dirasakan keluhan. 3.1.4 Riwayat Lingkungan Hidup Riwayat klien tinggal dengan keluarga dahulu dan sekarang, keadaan rumah yang dihuni saat ini. 3.1.5 Riwayat Rekreasi Pada saat sekarangklien rekreasi mengisi waktu dengan apa? 3.1.6 Sistem Pendukung Bagaimana sistem pendukung kesehatan saat klien sakit, apakah ada kunjungan dari petugas kesehatan dan bagaimana perawatannya saat klien sakit. 3.1.7 Diskripsi Kekhususan Kebiasaan klien melaksanakan sholat 5 waktu dan mendengarkan ceramah agama. 3.1.8 Status Kesehatan Status kesehatan klien sebelumnya, dan saat ini.Perasaan yang timbul ketika sakit. 1. Keluhan utama yang dirasakan : Apa yang dirasakan saat ini, provocative/ palliative, Quality/ Quantity, Region, Timing (serangan timbul saat pagi, siang, atau malam). 2. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan Berapa lama klien menderita gastritis, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya. 3. Penyakit yang pernah diderita Riwayat penyakit yang pernah diderita klien sebelum menderita penyakit saat ini. 3.1.9 Aktivitas Hidup Sehari-hari 1. Indeks Katz Klien mempunyai indeks kemandirian dengan skor apa, jika klien mandiri dalam melakukan makan, BAB, BAK, mandi, berpakaian, mencuci pakaian dan dapat berpindah dari satu tempat ketempat lain maka skor yang didapatkan adalah A. 2. Oksigenasi Klien bernapas dengan bebas ataukah dengan alat bantu napas. 3. Cairan dan Elektrolit Turgor kulit jelek, hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet. 4. Neurosensori Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parastesia, dan gangguan penglihatan. 5. Nutrisi Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik. 6. Aktivitas Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun. 7. Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare 8. Istirahat Tidur Bagaimana pola istirahat tidurnya apakah terganggu karena sering BAK. 9. Personal hygiene Bagaimana kebersihan klien, mandi berapa kali dalam sehari. 10. Seksual Apakah klien masih memikirkan kebutuhan seksualnya ataukah tidak karena merasa sudah tua. 11. Psikologi Persepi klien : bagaimana perasaan klien tentang keadaan yang semakin tua dan perasaan mengenai penyakitnya. Konsep diri : bagaimana konsep dirinya tentang penuaan Emosi : keadaan emosi klien stabil/ tidak Adaptasi : apakah klien mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Mekanisme pertahanan diri : bagaimana jika klien sakit apa yang segera dilakukan, apakah langsung memanggil petugas kesehatan atau langsung dibawa ke pelayanan kesehatan. 3.1.10 Tinjauan Sistem 1. Kesehatan umum : bagaimana kondisi 2. Tingkat kesadaran : komposmentis, derilium, somnolen, spoor, semicoma, coma. 3. Skala Coma Glasgow : 15-14 (komposmentis), 13-12 (apatis), 11-10 (derilium), 9-7 (somnolen), 6-4 (stupor), 3 (koma). 4. Tanda-tanda vital : nadi, suhu, RR, TD 5. Kepala : Inspeksi : Rambut hitam, coklat, pirang, berbau. Palpasi : Mudah rontok, kulit kepala kotor, berbau secara umum menunjukkan tingkat hygiene seseorang. 6. Mata, telinga, hidung : mata; apakah masih dapat melihat dengan jarak dekat/jauh, telinga; ada gangguan pendengaran, hidung; dapat membedakan bau basi atau tidak. 7. Leher : adakah bendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar gondok. 8. Dada dan punggung : a) Inspeksi : dada simetris kanan/kiri, pernafasan menggunakan otot dada/perut/diafragma, punggung apakah bungkuk/tidak b) Palpasi : denyut jantung teraba c) Auskultasi : adakah suara ronki, wheezing. d) Perkusi : didapatkan suara sonor 9. Abdomen dan pinggang : a) Inspeksi : adakah bekas luka operasi, adakah distensi abdomen. b) Auskultasi : bising usus terdengar/tidak c) Perkusi : sonor d) Palpasi : adakah nyeri tekan dan pembesaran hepar/tidak, adakah nyeri tekan. e) Pinggang : dapat digerakkan dengan bebas atau terbatas. 10. Ekstermitas atas dan bawah Bentuk ekstermitas antara kanan dan kiri simetris atau tidak, dapat digunakan secara bebas atau terbatas, tonus otot kuat/lemah. 11. Sistem imun Apakah klien masih dapat imunisasi 12. Sistem reproduksi Klien menikah berapa kali dan mempunyai anak berapa , apakah mempunyai keluhan penyakit pada system reproduksi. 13. Sistem persyarafan Sentuhan dan perabaan kulit normal/tidak, sentuhan benda tumpul dan tajam masihkan dapat membedakan. 14. Sistem pengecapan Dapatkah klien merasakan dan membedakan rasa asin, pahit, manis, asam, pedas. 15. System penciuman Apakah klien dapat membedakan bau harum, bau busuk. 16. Taktil respon 17. Apakah klien masih dapat merespon dengan cepat ketika dicubit. 18. Status Kognitif/Afektif/Sosial Dengan menggunakan skore Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ - 1 Tanggal berapa hari ini
2 Hari apa sekarang ?
3 Apa nama Tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda ?
Dimana Alamat anda ? ( tanyakan bila tidak memiliki telepon )
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
8 Siapa Presiden sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda ?
10 Berapa 20 dikurangi 3 ? (Begitu seterusnya sampai bilangan terkecil)
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum 3. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif
3.3 Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x 30 menit nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil : b. Kriteria Hasil 1. Nyeri berkurang dari 5 menjadi 2 dengan menggunakan menejemen nyeri. 2. Pasien merasa nyaman setelah nyeri berkurang. 3. TTV dalam batas normal c. Intervensi : 1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi 2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi. Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya 3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
2. Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30 menit, diharapkan klien mampu untuk beraktivitas sendiri b. Kriteria Hasil : Dapat aktivitas sendiri tanpa bantuan c. Intervensi : 1) Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan :pusing atau pingsan. Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. 2) Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan. Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. 3. Diagnosa 3 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30 menit, diharapkan klien mengetahui tentang hipertensi b. Kriteria Hasil : memahami tentang hipertensi c. Intervensi 1) Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan. 2) Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat 3) Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi 4) Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular yang dapat diubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol( lebih dari 60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress. Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditetapkan
untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan setelah dialakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknik yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien (Bararah & Jauhar, 2013).
3.5 Evaluasi Keperawatan
Secara prosedural, evaluasi berada di tahap terakhir proses keperawatan, tetapi
sejatinya, evaluasi berlangsung terus menerus tanpa henti dari awal sampai akhir. Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, serta untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Evania, Nadia. 2013).