Anda di halaman 1dari 10

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA PADA KORBAN KEKERASAN


DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Aspek biologis
Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom bereaksi terhadap
sekresi epinepria sehingga tekanan darah meningkat, takikardia, muka merah, pupil
melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala kecemasan yang sama dengan
kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup,
tangan dikepal, tubuh kaku, dan reflex cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek emosional
Salah satu anggota yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,
jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul anggota yang lain, mengamuk, bermusuhan
dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
c. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual,
peran panca indera sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya
diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu megkaji cara
klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses,
diklarifikasi, dan diintegrasikan.
d. Aspek sosial
Meliputi interaksi sosial, budaya, konseprasa percayaan ketergantugan. Emosi
marah sering merangsang kemarahan anggota keluarga yang lain-lain. Individu seringkali
menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga anggota
keluarga yang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang
berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri,
menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.
e. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan
lingkungan. Hal ini yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan
kemarahan yang dimanifestasikan dengan moral dan rasa tidak berdosa. Dari uraian
tersebut di atas jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji individu secara komprehensif
meliputiaspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual yang secara singkat dapat
dilukiskan sebagai berikut : aspek fisik, terdiri dari muka merah, pandangan tajam, nafas
pendek dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, dendam, jengkel, aspek intelektual :
mendominasi, bawel, sarkasme,berdebat, meremehakn. Aspek sosial : menarik diri,
penolakan kekerasan, ejekan, humor.
2. Klasifikasi data
Data yang didapat pada pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu
ata subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data yang disampaikan secara lisan
oleh klien dan keluarga. Data ini didapatkan melalui wawancara perawat dengan klien
dan keluarga. Sedangkan data obyektif yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.
3. Analisa data
Dengan melihat data obyektif dan subyektif dapat menentukan masalah yang
dihadapi keluarga dan dengan memperlihatkan pohon masalah dapat diketahui penyebab
sampai pada efek dari masalah tersebut. Dari hasil analisa data inilah dapat ditentukan
diagnosa keperawatan.
4. Aspek fisik
Aspek fisik terdiri dari : muka merah,pandangan tajam, nafas pendek dan cepat,
berkeringat sakit fisik, penalahgunaan zat, tekanan darah meningkat. Aspek emosi: tidak
adekuat, tidak aman, dendam, jengkel. Aspek intelektual : mendominasi, bawel,
sarkasme, berdebat, meremehkan. Aspek sosial : menarik diri, penolakan, kekerasan,
ejekan, humor.

B. Pohon Masalah
resiko mencederai diri sendiri, oran
Efek lain dan lingkungan : resiko perilak
kekerasan

Core perilaku kekerasan

Causa HDR

koping individu tidak efektif

marah, frustasi, cemas, dendam, sak


hati, tidak enak

C. Diagnosa keperawatan
1. Risiko perilaku kekerasan
D. Intervensi keperawatan

Tgl No. Diagnosa Intervensi


dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Risiko a. Tujuan umum : 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
perilaku Klien dapat mengontrol percaya. Salam terapeutik, percaya
kekerasan perilaku kekerasan pada perkenalkan diri, beritahu memungkinkan
saat berhubungan dengan tujuan interaksi, kontrak waktu terbuka pada
orang lain yang tepat, ciptakan waktu perawat dan
b. Tujuan khusus : yang aman dan tenang, sebagai dasar untuk
1) Klien dapat membina observasi respon verbal dan intervensi
hubungan saling non verbal, bersikap empati. selanjutnya.
percaya 2. Klien dapat mengidentifikasi
2) Klien dapat penyebab perilaku kekerasan. Informasi bagi
mengidentifikasi Beri kesempatan pada klien klien penting bagi
penyebab perilaku untuk mengungkpkan perawat untuk
kekerasan perasaannya. Bantu untuk membantu klien
3) Klien dapat mengungkapkan penyebab dalam
mengdentifikasi perasaan jengkel kesal menyelesaikan
tanda-tanda perilaku 3. Klien dapat mengidentifikasi masalah yang
kekerasan tanda-tanda perilaku konstruktif
4) Klien dapat kekerasan. Anjurkan klien
mengidentifikasi mengungkapkan dilema yang Pengungkapan
perilaku kekeerasan dirasakan saat jengkel. perasaan masalah
yang biasa dilakukan Observasi tanda perilaku dalam suatu
5) Klien dapat kekerasan pada klien. lingkungan yang
mengidentifikasi Simpulkan bersama tanda- tidak mengancam
akibat perilaku tanda jengkel/kesal yang akan menolong
kekerasan dialami klien. pasien untuk
6) Klien dapat 4. Klien dapat mengidentifikasi sampai kepada
melakukan cara perilaku kekerasan yang biasa akhir penyelesaian
berespon terhadap dilakukan. Anjurkan klien persoalan.
kemarahan secara untuk mengungkapkan
konstruktif perilaku kekrasan yang biasa Pengungkapan
7) Klien dapat dilakukan. Bantu klien kekesalan secara
mendemonstrasikan bermain peran sesuai dengan konstruktif untuk
sikap perilaku perilaku kekerasan yang biasa mencari
kekerasan dilakukan. Bicarakan dengan penyelesaian
8) Klien mendapat klien apakah dengan cara yang masalah yang
dukungan keluarga klien lakukan masalahnya kostruktif pula.
dalam mengontrol selesai. Mengetahui
perilaku kekerasan 5. Klien dapat mengidetifikasi perilaku yang
9) Klien dapat perilaku kekerasan. Bicarakan dilakukan klien
menggunakan obat akibat/kerugian dari perilaku sehingga
yang benar kekekrasan yang dilakukan memudahkan untuk
klien. Bersama klien intervensi.
menyimpulkan akibat dari Memudahkan klien
perilaku kekerasanyang dalam mengontrol
dilakukan perilaku kekerasan.
6. Klien dapat melakukan
caraberespon terhadap Memudahkan
kemarahan secara kondtruktif. dalam pemberian
Tanyakan pada klien apakah tindakan kepada
ingin mempelajari cara baru klien.
yang sehat. Berikan pujian jika Mengetahui
klien mengetahui cara yang bagaimana cara
sehat. Diskusikan dengan klien klien
caralain yang sehat. melakukannya.
– secara fisik : tarik nafas Membantu klien
dalam/memukul dalam memberikan
kasur/memukul botol/olahraga motivasi untuk
yang memerlukan tenaga menyelesaikan
- Secara verbal : katakan masalahnya.
bahwa Anda sering Mencari metode
kesal/jengkel koping yang tepat
- Secara sosial : lakukan dalam dan konstruktif.
kelompok cara-cara marah Mengerti cara yang
yang sehat, latihan asertif, benar dalam
latihan manajemen perilaku mengalihkan
kekerasan perasaan marah.
- Secara spiritual: anjurkan
klien berdoa, sembahyang, Menambah
meminta pada Tuhan agar pengetahuan klien
diberi kesababran tentang koping
7. Klien dapat yang konstruktif.
mendemonstrasikan sikap Mendorong
perilaku kekerasan. Bantu klien pengulangan
memilih cara yang paling tepat perilaku yang
untuk klien. Bantu klien positif,
mengidentifikasi manfaat yang meningkatkan
telah dipilih. Bantu klien untuk harga diri klien.
menstimulasikan cara tersebut. Dengan cara sehat
Beri reinforcement positif atas dapat dengan
keberhasilan klien menstimulasi mudah mengontrol
cara tersebut. Anjurkan klien kemarahan klien.
untuk menggunakan cara yang Memotivasi klien
telah dipelajari saat dalam
jengkel/marah. menemonstrasikan
8. Klien dapat dukunga keluarga cara mengontrol
dalama mengontrol perilaku perilaku kekerasan.
kekerasan. Identifikasi Mengetahui respon
kemampuan keluarga dalam klien terhadap cara
merawat klien dan sikap apa yang diberikan
yang telah dilakukan keluarga Mengetahui
terhadap klien selama ini. kemampuan klien
Jelaskan peran serta keluarga melakukan cara
dalam merawat klien. Jelaskan yang sehat
cara-cara merawat klien: Meningkatkan
-terkait cara-cara merawat klien harga diri klien
-terkait dengan car mengontrol Mengetahui
perilaku kekekrasan secara kemajuan klien
konstruktif selama intervensi
-sikap tenan, bicara tenang dan
jelas Memotivasi
-bantu keluarga mengenal keluarga dalam
penyebab marah memberikan
-bantu keluarga perawatan kepada
mendemonstrasikan cara klien
merawat klien Menambah
-bantu keluarga mengungkapkan pengetahuan bahwa
persaannya setelah melakukan keluarga sangat
demonstrasi. berperan dalam
9. Klien dapat meggunakan perubahan perilaku
obat yang benar klien.
Jelaskan pada klien dan Meningkatkan
kelaurga jenis-jenis obat yang pengetahuan
diminum klien keluarga dalam
Diskusikan manfaat minum obat merawat klien
dan kerugian berhenti minum secara bersama.
obat tanpa seizin dokter Mengetahui sejauh
mana keluarga
menggunakan cara
yang dianjurkan.
Mengetahui
responkeliarga
dalam merawat
klien.

Menambah
pengetahuan klien
dan keluarga
tentang obat dan
fungsinya.
Memberikan
informasi
pentingnya minum
obat dalam proses
penyembuhan.

BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN
Harga diri rendah Pasien : Keluarga :
Sp I P SP I K
Mengidentifikasi penyebab PK Mendiskusikan masalah yang
Mengidentifikasi tanda dan gejala PK dorasakan keluarga dalam
Mengidentifikasi PK yang dilakukan merawat pasien
Mengidentifikasi akibat PK Menjelaskan pengertian PK,
Menyebutkan cara mengontrol PK tandagejala, serta proses
Membantu pasien mempraktekkan terjadinya PK
latihan cara mengontrol fisik I Menjelaskan cara merawat pasien
Meganjurkan pasien memasukkan dengan PK
dalam kegiatan harian
SP II K
Sp II P Melatih keluarga mempraktekkan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian cara merawat pasien dengan PK
pasien Melatih keluarga melakukan cara
Melatih pasien mwngontrol PK merawat langsung kepada pasien
dengan cara fisik II PK
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian SP III K
Membantu keluarga membuat
SP III P jadwal aktivitas di ruma termasuk
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian minum obat (discharge planning)
pasien Menjelaskan follow u pasien
Melatih pasien mengontrol PK dengan setelah pulang.
cara verbal
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV P
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Melatih pasien mengontrol PK dengan
cara spiritual
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jaddwal kegiatan harian
SP V P
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan minum obat
Menganjurkan pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai