Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ENTRPRENEUR KESEHATAN

“BUDIDAYA IKAN LELE”

DOSEN PENGAJAR :
Ns.Hengky Tranado, Skep, MKM

DISUSUN OLEH :

Anggun Fatdillah NPm 21230143P


Bangun prasetyo NPM 21230075
Rini sumarni NPM21230104P
Perawati NPM21230147P
Rizki prima putra NPM 21230157P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
T.A 2022/2023

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Budidaya Ikan Lele dengan
tepat pada waktuya.
Penulis mengucapan terima kasih kepada Hengky Tranado selaku dosen pembimbing
mata kuliah Entrpreneur Kesehatan. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kelompok harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lubuklinggau, 16 Januari 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2

A. Definisi Ikan Lele ..............................................................................................................4

B. Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan………………………………......................................................4


C. . Lingkungan Hidup dan Masa Perkawinan Lele.........................................................................4
a. Klasifikasi…………………………………………………………...........................................................5
b. Anatomi an Morfologi……………….………………………………………………...5
D. Perkembangbiakan…………………………………….................................................5
E. Habitat dan Tingkah Laku …………………………………….......................................6
F. Kebiasaan makan ……………………………………………........................................6
G. Pembenihan dan Cara Pemijahan……………………………………………....................7
a. Kolam Pemijahan…………………………………………………….....................................................7
b. pemindahan ………………….............................................................................................8
c. pendederan lele..........................................................................................................8
d. Manajemen Pakan Lele.............................................................................................. ….9
e. Manajemen air...........................................................................................................9
f. Pemanenan Benih.......................................................................................................10
g. Cara Panen Lele Hasil Pembesaran...................................................................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................11

A. Kesimpulan ........................................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usaha budidaya ikan menjadi salah satu upaya penopang perekonomian masyarakat di
tengah sulitnya lapangan pekerjaan maupun tuntutan kebutuhan yang meningkat. Selain untuk
mendapatkan keuntungan dari penjualan daging ikan juga sebagai sarana hiburan seperti usaha
pemancingan yang marak berkembang disaat ini. Untuk meningkatkan hasil budidaya serta
mempermudah kegiatan budidaya, maka perlu adanya pengembangan teknologi di dalamnya.
Pakan mempunyai peranan sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan budidaya
ikan. Perkembangan teknologi digital memberikan solusi dalam sebuah sistem otomatis yang
lebih baik. Rancang bangun pemberi pakan otomatis berbasis mikrokontroller adalah salah satu
sistem elektronik yang dirancang untuk memberikan pakan secara otomatis tanpa harus ke kolam
setiap hari guna untuk meringankan pemberian pakan secara manual. Sistem ini menggunakan
sistem timer alaram untuk pengendaliannya. Jadi pemilik kolam budidaya ikan hanya mengecek
dalam pengisian pakan kedalam tandon pakan yang sudah di sesuaikan dengan umur dan berat
ikan. Perancangan sistem pakan otomatis ini di usahakan menggunakan piranti seminimal
mungkin guna dapat diterapkan pada objek yang sesungguhnya. Sistem yang di rakit terdiri atas
dua buah motor penggerak, LCD, dan sistem kendali. Sistem pakan otomatis ini menggunakan
motor
B. Rumusan Masalah

1 Apa Saja Cara Untuk Mmebudidayakan Ikan lele?


2. Bagaimana mengetahui cara memperoleh bibit unggul?
3. Bagaimana cara membedakan jenis ikan tawar khususnya ikan lele ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah :
1 Untuk mengetahui cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan lele.
2 Untuk mengetahui cara memperoleh bibit unggul.
3 Untuk mengetahui jenis-jenis ikan lele
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ikan Lele

Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat


dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan
permintaannya cukup besar.

B. Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan


Jenis lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini
adalah ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan
lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo
merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas
(hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 15 m2 lele dumbo
dapat ditebar sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan dapat diproduksi lele sebanyak
450 kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.
Sementara itu, lele lokal (Clanius Batracus) sudah langka dan jarang ditemukan
karena pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan lele dumbo. Secara umum, sosok lele
lokal mirip dengan lele dumbo, hanya ukuran tubuhnya tidak sebesar lele dumbo. Dalam
makalah ini akan banyak dibahas tentang lele dumbo, khususnya pula tahap pembenihan dan
pembesaran.
C. Lingkungan Hidup dan Masa Perkawinan Lele
Walaupun kita sudah dapat mengetahui teknik pembudidayaan lele, akan tetapi itu
tidak optimal. Kesalahan dalam pengolahan dapat berakibat buruk dalam kelangsungan usaha
kita membudidayakan ikan lele.
a. Klasifikasi
Dalam klasifikasi, ikan lele termasuk famili Clariide, yaitu jenis ikan yang
mempunyai bentuk kepala gepeng dan mempunyai alat pernafasan tambahan.
b. Anatomi an Morfologi
Secara umum ikan lele memiliki tubuh licin berlendir, tidak bersisik, bersungut dan
berkumis.
D. Perkembangbiakan
Pada pembenihan lele lokal di kolam dapat dengan dua cara yaitu secara
perpasangan dan secara masal, lele lokal biasanya akan setia pada pasangannya yaitu dengan
cara meletakkan satu lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan lele jantan atau betina
yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga telurnya. Lele yang dibudidayakan
dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan dikelola dengan baik.
Rangsangan yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi
dengan menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa. Bau
itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore atau
malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya kakaban dipindahkan
ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran benih waktu yang diperlukan
untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan
dari kuning telur yang masih melekat di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut
cacing sutra. Berikut adalan beberapa jenis lele unggul :
a) Lele Dumbo
Tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari. Lele dumbo 1,2 – 39,
sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10 – 159, sedangkan lele lokal 1 –
159.
b) Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang
merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6
menghasilkan lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina
F2 sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Hasil uji coba dan penelitian terbukti lele jenis
sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele sangkuriang masih langka
dipasaran.
c) Lele Pithon
Lele pithon merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks Thailand
dengan lele dumbo jantan F6. Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya,
tingkat kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.

E. Habitat dan Tingkah Laku


Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di
daerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak
Lele jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai
tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu mempunyai
kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele
memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele relatif dapat bertahan pada
lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya sangat sedikit. Namun, pertumbuhan ikan
lele bakal lebih cepa tdan sehat dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai,
mata air, saluran irigasi, ataupun air sumur.
F. Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah hewan
karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron,
jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati
pertumbuhannya lambat. Lele merupakan hewan yang suka memakan jenisnya sendiri
(kanibalisme) jika lele kekurangan makan. Oleh karena itu jangan sampai terlambat memberi
makan sifat kanibalisme juga timbula karena perbedaan ukuran.

Ciri-ciri induk jantan dan betina

Induk Betina Induk Jantan


1) Perut membesar / buncit dan terasa 1) Alat kelaminnya memerah.
lembek jika diraba. 2) Alat kelamin tampak jelas dan
2) Pergerakannya lambat dan jinak. meruncing.
3) Alat kelamin bulat, berwarna 3) Tubuh ramping dan gerakannya
kemerahan dan tampak bengkak. lincah.
4) Warna tubuh berubah menjadi 4) Ada perubahan warna kulit
coklat kemerahan. menjadi coklat kemerahan.
5) Jika perut diurut kadang-kadang
keluar cairan berwarna kuning tua.
G. Pembenihan dan Cara Pemijahan
Pembenihan adalah usaha untuk menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran
tertentu. Untuk menunjang proses pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak
penetasan dan kolam pendederan. Berikut ini beberapa macam alternatif wadah / kolam
pemijahan, penetasan telur, dan pendederan yang dapat digunakan oleh para pembudidaya.
a. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus bagi induk yang akan memijah. Pemijahan
adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel
sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina
tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele
(Budi, 1993).
Adapun kolam yang digunakan untuk memijahkan ikan lele yaitu bak semen, bak terpal
plastik dan fiberglass.
 Bak Semen
 Bak Terpal Plastik
 Faberglass
Bak Fiberglass tergolong praktis karena lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi
harganya masih terlalu mahal.
 Bak Penetasan
Wadah penetasan telur lele dapat berupa aquarium, bak semen, bak terpal plastik, dan
fiberglass yang dilengkapi dengan generator untuk menyuplai oksigen terlarut

b. Pemindahan
Cara pemindahan :
 Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
 Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang. Samakan suhu pada kedua kolam
 Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
 Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada
malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
c. Pendederan Lele
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm
dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng
gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele
mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini (Budi, 1993).
d. Manajemen Pakan Lele
Pakan anakan lele berupa :
 Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
 Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya.
.
e. Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
 Air harus bersih
 Berwarna hijau cerah
 Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
 Bebas senyawa beracun seperti amoniak
 Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).

. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele
serta banyaknya usaha pembesaran lele (Rahmat. 1991). Terdapat 3 sistem pembenihan lele
yang dikenal, yaitu :
 Sistem Massal.
Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan
perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari
pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung
pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
 Sistem Pasangan.
Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus.
Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara
kedua induk.
 Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan
suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.
Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus
dari jenis lele.
f. Pemanenan Benih
Lama pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 –
7 cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi hari
sewaktu suhunya tidak terlalu panas. Cara pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan
hingga air berada pada kemalir. Air pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada
kubangan dekat pintu pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan
menggunakan seser halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih
berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.
g. Cara Panen Lele Hasil Pembesaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
a. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktuwaktu dapat
dipanen.
b. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
c. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser
halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
d. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari
tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
e. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
h. Kiat Agribisnis Lele
Pasar dan bisnis usaha lele memang luar biasa besar. Hal ini terlihat dengan
menjamurnya usaha warung pecel lele. Namun, keinginan yang demikian tinggi untuk
agrobisnis lele seringkali tidak dibarengi dengan suatu strategi yang tepat. Tidak jarang
modal yang telah ditanamkan habis dan bahkan menambahkan utang yang tidak sedikit.
Kesuksesan suatu usaha agrobisnis perikanan memerlukan pengetahuan yang mendalam dan
komprehensif antar segi teknis dan non teknis dalam budidaya lele.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita mengetahui teknologi pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada
bab terakhir tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele.
Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa
pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa
ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah.
Pamor ikan lele menjadi meningkat.
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai
prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin
meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang
memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik
untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan besar.

B. Saran
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari
sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut
tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa terus
dilestarikan. Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus
memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan produksi ikan lele yang
lebih baik lagi dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Lele, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani

Santoso, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta :Kanisius.

Sumantadinata, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta :


Sastra Hudaya.

http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
http://thinkwijaya.blogspot.com/2013/05/budidaya-ikan-lele.html

Anda mungkin juga menyukai