MEDIKAL BEDAH
“HIPERTENSI”
DISUSUN OLEH
1. WIRA SEVTY
2. RINA OKTARIA
3. YENI
Dosen Pembimbing:
BOBBY PRIMA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatnya
yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hipertensi”
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam penulisan makalah asuhan
keperawatan ini. Kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan
moril maupun materil.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT kami berserah diri.
Semoga tugas asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada
umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. Amiin
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang...................................................................................
b. Tujuan umum.....................................................................................
c. Tujuan khusus..................................................................................
BAB II
Pembahasan
a. Definisi.................................................................................................
b. Anatomi fisiologi..................................................................................
c. Etiologi.................................................................... ...............................
d. Patofisiologi.............................................................................................
e. Tanda dan gejala.................................................................................
f. Komplikasi...........................................................................................
g. Penatalaksanaan.................................................................................
i. Pengobatan.........................................................................................
j. Pemeriksaan penunjang
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan........................................................................................
b. Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah metode
kognitif yang metode ilmiah yang bersifat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan
metode deskriptif yang memaparkan pokok masalah yaitu dengan cara :
a. Study kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang mengacu dan berhubungan
dengan pembahasan yang dibahas pada kardiovascular hipertensi
b. Study kasus
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung atau melaksanakan asuhan
keperawatan langsung pada pasien melalui wawancara, observasi langsung dan
dokumentasi.
c. Wawancara
Yaitu melakukan wawancara langsung pada pasien maupun pada kelurga pasien dan
juga perawat yang ada diruangan tersebut untuk memperoleh keterangan yang jelas,
baik subjektif maupun objektif.
d. Dokumentasi
Yaitu penulisan memperoleh data dari status pasien dan medical record.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang
hipertensi “ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi
pada penyakit kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah tinggi adalah salah satu
resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis. (weblog, wikipedia indonesia)
2. Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran
melalui saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung
Vena membawa dara ke jantung
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal
atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan
sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi.
Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus
jantung 70 kali per menit.
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk
daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran
darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah
dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug
berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan
perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah.
Kecepatan Tekanan
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.
Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat
pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler
3. Etiologi
4. Patofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi (konsentik).
Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena
penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya
aliran darah koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan volume
jantung akibat peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi
pompa (penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik
peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan efek-efek mekanik pompa
jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengAn penyakit dalam jantung koroner.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam resitensi
seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh ini dan meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot
jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dan gambaran
hemodinamik ini
6. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa
pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutahan, gagal jantung,
pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)
7. Penatalaksanaan
Untuk menurunkan tekanan darah, dapat ditujukan 3 faktor fisiologis yaitu :
menurunkan isi cairan intravascular dan non darah dengan neolistik menurunkan aktivitas
susunan saraf simpatis dan respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan prifer
dengan obat vasediator. (Arif Manjoer, 2001
8. Pencegahan
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi
dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
Mengkurangi konsumsi garam
Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik
Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga dari pada
limfa
Menghentikan kebiasaan merokok
Menjaga kestabilan BB
Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai salah satu
upayahnya.
10. Pemeriksaan penunjang
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini biasanya disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu teknik dan keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan klien.
(Iyert el, al, 1996)
1. Pengkajian
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda :
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah
kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor
inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya sekitar
mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkat
d . Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemah, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
f. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala : - Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
g. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
h. Keamanan
Gejala : - Gngguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
i. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung,
DM
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga
atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92)
Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang
respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus
didukung oleh data. Dimana menurut Nanda diartikan sebagai defensial arakteristik
definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala suatu yang dapat diobservasi dan
gejala sesuai yang dirasakan oleh klien.
Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin
ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :
2 Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi
pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu
3 Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahanNutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan
berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari
ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh
A. Perencanaan
Pantau TD
Catat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan lingkungan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasionalisasi :
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital. Terjadi pada
saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan atau
kelemahan.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk
tubuh.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi
antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh
Kesalahan kebiasaan makanan menunjang terjadinya ateroskelrosis dan
kegemukan yang merupakan preposisi untuk hipertensi dan komlikasinya
Diagnosa V
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa keperawatan IV
Rasionalisasi :
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa sehat
Faktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskular
B. Implementasi
Diagnosa keperawatan I :
Memantau TD
Mencatat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Diagnosa keperawatan II :
Diagnosa keperawatan IV
Diagnosa keperawatan VI :
C. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
1. Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan.
Diagnosa I
Diagnosa II
Diagnosa III
Diagnosa IV
Diagnosa V
Diagnosa VI
1. Pengkajian
Identitas Pasien
a. Identitas Pengkajian
Nama : Tn.M
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiun
No.Registe : 06-46-47
Nama : Tn.D
Pekerjaan : PNS
2. Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit
kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.
Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan
keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien
mengatakan sulit beraktivitas.
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus
yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien
adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien
juga pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit
hipertensi.
7. Pemeriksaan Fisik
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien kurang rapi Compos mentis (conscious) yaitu
kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
TB : 178 cm
BB : 94 Kg
Ciri Tubuh : Gemuk
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak
dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun
peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak
adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
. Eliminasi
BAB : Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK : Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari
Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari
Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari pasientidak bisa
tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan
pucat.
Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan jumlah
jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana
dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit
kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
Therapy
Infus RL : 20 gtt/i
Furosemide : 1 amp/12 jam
Amlodepine : 2 x 10 mg
Dulculax syrp :3x1
Cotrimoxazole : 3x4 80 mg
B.Laxadine : 3x1
Ludios : 2x1
Sohobion : 2x
9. Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
D
2 S: Pasien mengatakan tidak selera Perubahan jenis Gangguan pola nutrisi
makan diet
DO: pasien tampak lemah, Makanan
yang di sajikan habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat
DO: pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
tidur malam + 2 jam pasien susah
tidur siang
4 : pasien mengatakan kedua kakinya kelemahan fisik Gangguan pola
susah digerakkan aktivitas
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam,
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai
dengan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
11. Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn.M
Umur : 60 Tahun
Ruang : Mengkudu
No.Reg : 06-46-47
DIAGNOSA PERENCANAAN
IMPLEME EVALUAS
NO DATA KEPERAW TUJUAN INTERVE RASIONA
NTASI I
ATAN NSI LISASI
DS: Pasien
1 Ga - gguan rasa Nyeri dan - Atur posisi - Dengan Mengatur S: Pasien
mengata nyaman pusing semifowler mengatur posisi mengatakan
kan nyeri b/d hilang pasien posisi pasien kepala
kepala peningkatan - Berikan semi Menganjur masih
pusing, tekanan istirahat fowler kan pasien pusing
dan darah yang pasien untuk TD:160/100
leher d/d pasien cukup diharapka menghinda mmHg
terasa tampak - Anjurkan n pasien ri makanan A: Masalah
tegang. meringis pasien merasa yang belum
kesakitan, untuk nyaman mengandu teratasi
DO: Px: kondisi menghinda Dengan ng garam P: R/T
tampak badan ri makanan memberik Berkolabor dilanjutkan
meringis lemah. yang an asi dengan
kesakitan - TD : 170/100 mengandun istirahat dokter
, kondisi mmHg g garam yang dalam
badan Pols : 90 x/i - Kolaborasi cukup pemberian
lemah RR : 22 x/i dengan diharapka obat :
TD : Temp : 370C dokter nrasa
170/100 dalam nyeri Furosemide =
mmHg pemberian pasien 1 amp/12 jam
Pols :90 obat berkurang Amlodepine
x/i Dengan = 2 x 10 mg
RR : menghind
22 x/i ari
Temp : makanan
370C yang
mengndun
g garam
diharapka
n dapat
menghind
ari
peningkat
an tekanan
darah
Dengan
berkolabo
rasi
dengan
dokter
diharapka
n pasien
mendapat
penangana
n lebih
lanjut.
2 - Pasien Gangguan Kebu - Beri makan - Dengan Memberika S: Pasien
mengata pola nutrisi tuhan pasien memberik n makan mengata
kan tidak b/d nutrisi sedikit an makan pasien kan
selera perubahan terpenuhi tapi sering makan sedikit tapi selera
makan jenis dietd/d Beri pasien sering makan
Makanan makanan sedikit - pasien
pasien yang di dalam tapi sering Memberika ada
tampak sajikan keadaan diharapka n makanan O: Pasien
lemah, habis 1/3 hangat n pasien yang hangat masih
kanan porsi Beri mudah Memberika tampak
yang di makanan mencerna n makanan lemah
sajikan yang makanan yang A: Masalah
habis berpariasi yang berpariasi sebagian
1/3 porsi Beri dimakann - Memberi teratasi
penjelasan ya penjelasan P: R/T
tentang Dengan tentang dilanjutkan
manfaat memberik manfaat
makanan an makanan
makanan
dalam
keadaan
hangat
diharapka
n dapat
menamba
h nafsu
makan
pasien
- Dengan
memberik
an
makanan
yang
berpariasi
diharapka
n pasien
tidak
bosan
dengan
makanan
yang
disediakan
- Dengan
memberik
an
penjelasan
makanan
pada
pasien,
agar
pasien
mengetah
ui manfaat
makanan
- Dengan
menghind
ari
keributan
diharapka
n pasien
dapat
beristiraha
t dengan
nyaman
- Dengan
merapikan
tempat
tidur
pasien
setiap hari
diharapka
n dapat
meningkat
kan
kenyaman
an pasien
setiap hari
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemas.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam pasien susah tidur siang
Gangguan pola aktivitas b/d kelemahan fisik d/d aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Adapun berbandingan antara diagnosa keperawatan menurut tinjauan teoritis yang
tidak terdapat pada tinjauan kasus :
1. Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan arteroid vasa
kontriksi, iskemia intruksi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang
menetapkan diagnosis aktual. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena px tidak ada
penurunan resiko tinggi terhadap curah jantung
2. Mekanisme koping b/d krisis situasional d/d ketidak nyamanan untuk mengatasi
atau meminta bantuan. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena px mempunyai
mekanisme koping yang baik
3. Kurangnya pengetahuan mengenai rencana pengobatan b/d kognitif. Ini tidak baik
dijumpai pada tinjauan karena px memahami prosedur pengobatan yang diberikan oleh tim
medis.
Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus yang tidak ditemukan pada
tinjauan teoritis :
Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 4 jam susah tidur siang
3 Perencanaan
4. Pelaksanaan
Pada dasarnya dalam tahap pelaksanaan penulis tetap mengacu pada perencanaan
yang disusun sebelumnya dimana semua rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa adanya kesulitan atau hambatan yang berarti. Hal ini dapat terlaksana dengan baik
berkat adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan px, keluarga px dan tim medis
juga tersedianya fasilitas yang memadai.
5. Evaluasi
Merupakan proses pencapaian tujuan yang baik antara penulis dengan keluarga px,
dokter dan perawat ruangan, sehinigga hasil yang ditetapkan dapat diamati dengan jelas,
disamping itu px memberikan respon yang positif terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan
distolik > 90 mmHg
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada orang
yang lanjut usia
Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada pada
tinjauan kasus
Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan dalam proses penyembuhan.
Saran
Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim kesehatan
terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien merasa
diperhatikan
Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan perawat,
berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan tujuan
pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang diberikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan implementasi dan
tindakan tersebut
Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga pasien, tim
medis dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA