Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH
“HIPERTENSI”

DISUSUN OLEH
1. WIRA SEVTY
2. RINA OKTARIA
3. YENI

Dosen Pembimbing:
BOBBY PRIMA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
POLTEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatnya
yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hipertensi”
            Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam penulisan makalah asuhan
keperawatan ini. Kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan
moril maupun materil.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT kami berserah diri.
Semoga tugas asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada
umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. Amiin

                                                                                       Lubuklinggau, 22 Oktobear 2014

                                                                                                                  Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
a.      Latar belakang...................................................................................
b.     Tujuan umum.....................................................................................
c.       Tujuan khusus..................................................................................
BAB II
Pembahasan
a.     Definisi.................................................................................................
b.     Anatomi fisiologi..................................................................................
c.       Etiologi.................................................................... ...............................
d.     Patofisiologi.............................................................................................
e. Tanda dan gejala.................................................................................
f. Komplikasi...........................................................................................
g. Penatalaksanaan.................................................................................
i. Pengobatan.........................................................................................
j. Pemeriksaan penunjang

BAB III
Penutup
a.      Kesimpulan........................................................................................
b.      Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................
BAB   I

PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang

Di Negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di


Indonesia Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperbaikan oleh dokter
yang bekerja pada kesehatan primer, karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat
jangka panjang yang di timbulkannya. Berdasrkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi
2 yaitu : Hipertensi primer, yang tidak di ketahui penyebabnya atau diopatik, Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
(Suyono, 2001, h 453)
Perjalanan penyakit hipertensi sangatlah perlahan. Penderita hipertensi mungkin
tidak menunjukan gejala selama bertahun-tahun, masa laten ini menyelubungi
perkembangan penyakit, sampai terjadi kerusakan organ yang penting.
            Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30 tahun atau 40
tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih awal. Pada tahap
awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya pada situasi stress biasanya,
ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali ke normal lebih lama dari biasanya.
Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur.
(Hans p. wolf. 2006 : h 63)

B.    Tujuan Umum

Untuk menerapkan dan mengetahui gambaran Asuan Keperawatan pada Tn.M


dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang Mengkudu RSUD Dr. RM
Djoelham kota binjai.

C. Tujuan Khusus

a.       Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem


Kardiovasculer hipertensi
b.      Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
Kardiovasculer hipertensi
c.       Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
Kardiovasculer hipertensi
d.      Mampu melaksanakan pelaksanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem Kardiovasculer hipertensi
Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah metode
kognitif yang metode ilmiah yang bersifat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan
metode deskriptif yang memaparkan pokok masalah yaitu dengan cara :
a. Study kepustakaan
Yaitu dengan membaca  dan mempelajari buku-buku yang mengacu dan berhubungan
dengan pembahasan yang dibahas pada kardiovascular hipertensi
b. Study kasus
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung atau melaksanakan asuhan
keperawatan langsung pada pasien melalui wawancara, observasi langsung dan
dokumentasi.
c. Wawancara
Yaitu melakukan wawancara langsung pada pasien maupun pada kelurga pasien dan
juga perawat yang ada diruangan tersebut untuk memperoleh keterangan yang jelas,
baik subjektif maupun objektif.
d. Dokumentasi
Yaitu penulisan memperoleh data dari status pasien dan medical record.
BAB    II
PEMBAHASAN

1.    Definisi
            Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang
hipertensi “ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi
pada penyakit kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)

            Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah tinggi adalah salah satu
resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis. (weblog, wikipedia indonesia)

2.    Anatomi Fisiologi

            Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran
melalui saluran tubuh.
 Arteri membawa darah dari jantung
 Vena membawa dara ke jantung

            Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal
atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan
sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi.
Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus
jantung 70 kali per menit.

Kecepatan normal denyut nadi per menit :

Pada bayi yang baru lahir 140


Selama tahun pertama 120
Selama tahun kedua 110
Pada umur 5 tahun 96-100
Pada umur 10 tahun 80-90
Pada orang dewasa 60-80
Tekanan Darah

            Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk
daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran
darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah
dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug
berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan
perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah.

Kecepatan Tekanan

            Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.
Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat
pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler

3.    Etiologi

            Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan


penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi
hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi adanya riwayat hipertensi
dalam keluarga.
Penyebab hipertensi adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kalenjar adrenal
yang menghasilkan hormone edinefrin (adrenalim) atau noredinefrin (noradrenalin)
kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas), stress, alkohol, atau garam
dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki
kenaikan yang diturunkan stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu. Jika stress berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
(Weblog, Wikipedia indonesia)

4.    Patofisiologi

            Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi (konsentik).
Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena
penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya
aliran darah koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan volume
jantung akibat peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi
pompa (penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik
peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan efek-efek mekanik pompa
jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengAn penyakit dalam jantung koroner.
            Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam resitensi
seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh ini dan meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot
jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dan gambaran
hemodinamik ini

5.    Tanda dan Gejala

              Pada stadium ini hipertensi, tampak tanda-tanda rangsangan sipatis yang


diakibatkan peningkatan aktivitas system neohormonal disertai hipertomia pada stadium,
selanjutnya mekanisme kopensasi pada otot jantung berupa hiperpeuti. (Arir Mansjoer.
2001 : h 442)
            Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala gangguan fungsi distolik
dan peningkatan tekanan pengsien ventrikel walaupun fungsi distolik masih normal, bila
berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya menjadi dilarasi ventrikel
kemudian gejal banyak datang. Stadium ini kadang kala disertai dengan sirkulasi ada
cadangan aliran darah ovoner dan makin membentuk kelaianan fungsi mekanik/pompa
jantung yang selektif. (Mansjor, 2001 : h 442)

6.    Komplikasi
           
            Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa
pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutahan, gagal jantung,
pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)

7.    Penatalaksanaan
            Untuk menurunkan tekanan darah, dapat ditujukan 3 faktor fisiologis yaitu :
menurunkan isi cairan intravascular dan non darah dengan neolistik menurunkan aktivitas
susunan saraf simpatis dan respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan prifer
dengan obat vasediator. (Arif Manjoer, 2001

8.    Pencegahan

 Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol


 Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur dapat
mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan berat badan, dapat
membakar lemak yang berlebihan.
 Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus segera di
kurangi)
 Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda paling
sedikit 7 kali dalam seminggu.
9.    Pengobatan

1. Arti hipertensi non Farmokologis


Tindakan pengobatan supparat, sesuai anjuran dari natural cammitoe dictation
evalution treatmori of high blood preasure
a. Konsumsi garam dapur
b. Kurangi alkohol
c. Menghentikan merokok
d. Olaraga teratur
e. Diet rendah lemak penuh
f. Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah

2.  Obat anti hipertensi


 Dioverika, pelancar kencing yang diterapkan kurangin volume input
 Penyakit beta (B.Blocker)
 Antoganis kalsium

3.      Perubahan gaya hidup

Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi
dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
         Mengkurangi konsumsi garam
         Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik
         Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga dari pada
limfa
         Menghentikan kebiasaan merokok
         Menjaga kestabilan BB
Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai salah satu
upayahnya.

10.  Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan terapi


bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau mencari penyebab
hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer lengkap kemih darah (kalium,
natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin
protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan ekokardiografi.
(Mansjoer Arif,2000 : 49)

 ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini biasanya disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu teknik dan keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan klien.
(Iyert el, al, 1996)

1.    Pengkajian

            Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan


pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna mengetahui berbagai
permasalahan yang ada.
(Aziz Alimul. 2009 : h 85)

Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah


a.   Aktivitas istirahat
Gejala    :  Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda    : 
 -  Frekuensi jantung meningka
             -  Perubahan trauma jantung (takipnea)

b.      Sirkulasi
Gejala    :  Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda   :
-    Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
-    Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
-    Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
-    Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
-    Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).

c.      Integritas ego
Gejala   :  Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah
kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor
inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda    :  Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya sekitar
mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkat
d .     Makanan/Cairan
      Gejala   :  Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemah, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda    :  -  Berat badan normal atau obesitas
          -  Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
             -  Kongestiva
             -  Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).

f.      Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala    :  -    Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
                  -    Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
                  -    Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
                  -  Nyeri abdomen / massa

g.      Pernapasan
Gejala    :  -    Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
                  -    Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda     :  -    Distres respirasi
                  -    Bunyi nafas tambahan
                  -  Sianosis

h.      Keamanan
Gejala    :  -    Gngguan koordinas / cara berjalan
                  -    Hipotesia pastural
Tanda    :  -    Frekuensi jantung meningkat
                  -    Perubahan trauma jantung (takipnea)

i.  Pembelajaran/Penyebab
Gejala   :     Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung,
DM
Diagnosa Keperawatan
            Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga
atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92)
            Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang
respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus
didukung oleh data. Dimana menurut Nanda diartikan sebagai defensial arakteristik
definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala suatu yang dapat diobservasi dan
gejala sesuai yang dirasakan oleh klien.
            Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin
ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :

1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload,


vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi d/d tidak dapat diterapkan adanya
tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis actual

2 Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi
pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu

3 Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahanNutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan
berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari
ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh

A. Perencanaan

            Perencanaan adalah proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang


dibutuhkan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi masalah pasien.
(Aziz Alimul. 2009 : h 106)
            
Intervensi :

         Pantau TD
         Catat keberadaan
         Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
         Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan lingkungan
         Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasionalisasi :

         Dapat mengidentifikasi kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal


jantung kronik
         Adanya pucat, dingin, kulit, lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin
keterkaitan dengan kosokentreksi atau mencerminkan kekomposisi/penurunan
curah jantung
         Dapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler

Diagnosa Keperawatan II

Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital. Terjadi pada
saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.

Intervensi :

         Kaji  respon pasien terhadap aktivitas


         Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
         Instruksikan pasien terhadap teknik penghematan energi

Rasionalisasi :

         Tekhnik menghemat energy, mengurangi penggunaan energy, membantu


keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
         Kemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba

Diagnosa keperawatan III

Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan atau
kelemahan.

Intervensi :

         Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,


garam dan gula sesuai indikasi
         Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan

Rasionalisasi :

         Meminimalkan stimulus / meningkatkan relaksasi


         Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat /
memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komlikasinya
Diagnosa IV

            Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk
tubuh.

Intervensi :

         Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilaku


         Saraf laporan gangguan tidur
         Bantu pasien untuk mengidentifikasi sresor spesifik dan kemungkinan startegi
untuk mengatasinya

Rasionalisasi :

         Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi
antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan
peningkatan masa tubuh
         Kesalahan kebiasaan makanan menunjang terjadinya ateroskelrosis dan
kegemukan yang merupakan preposisi untuk hipertensi dan komlikasinya

Diagnosa V

            Koping, individual, infektif b/d krisis situasional / maturasional, perubahan hidup


beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.

Intervensi :

         Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar


         Tetapkan dan nyatakan batas Hd normal
         Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskular

Rasionalisasi :

         Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang mengatasi


hipertensi klanik menginterasikan tetapi yang diharuskan ke dalam kehidupan
sehari-hari
         Manifestasi mekanisme koping maladaftif mungkin merupakan indicator yang
ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD distolik

Diagnosa keperawatan IV

            Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan b/d


pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah, menerima informasi
Intervensi :

         Bela penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan


mempertahankan perjanjian tindak lanjut
         Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional

Rasionalisasi :

         Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa sehat
         Faktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskular

B. Implementasi

            Implementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategis


keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah direncanakan. (Aziz Alimuml. 2001 : h
11)
            Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit. Pemulihan
kesehatan dan mempasilitas koping perencanaan tindakan keperawatan akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Jika klien mempunyai keinginan untuk berpatisipasi dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
klien tindakan.

Adapun implementasi pada pasien hipertensi adalah :

Diagnosa keperawatan I :

         Memantau TD
         Mencatat keberadaan
         Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas

Diagnosa keperawatan II :

         Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas


         Memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas
         Mengintruksikan pasien terhadap teknik penghematan energy

Diagnosa keperawatan III :

         Membicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan


lemak, garam dan gula sesuai indikasi
         Menetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
         Mengkaji ulang masukkan kalori harian dan pilihan diet

Diagnosa keperawatan IV

         Mengkaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilaku


         Mencatat laporan gangguan tidur
         Membantu pasien untuk mengidentifikasi stesor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya

Diagnosa keperawatan V

         Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar


         Menetapkan dan nyatakan batas Hd normal
         Membantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskuler
         Membahas pentingnya menghentikan merokok

Diagnosa keperawatan VI :

         Memberi penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan


mempertahankan perjanjian tindak lanjut
         Menjelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional
         Menyarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baring

C. Evaluasi

            Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)
 Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
1.      Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2.      Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan.

Adapun evaluasi keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah :

Diagnosa I

         Berpatisipasi dalam aktivitas yang menurunkan Td beban kerja jantung


         Mempertahankan Td dalam rentang individu yang dapat diterima
         Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien

Diagnosa II

         Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan


         Melaporkan tindakan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

Diagnosa III

         Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan hilang / terkontrol


         Mengungkan metode yang memberikan pengurangan
         Mengikuti reqman farmokologi yang diresepkan

Diagnosa IV

         Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan


         Menunjukkan perubahan pola makan
         Melakukan / mempertahankan program olaraga yang tepat seacar individual

Diagnosa V

         Mengidentifikasi prilaku koping efektif konsekuensinya


         Mendemontrasikan penggunaan keterampilan / metode koping efektif

Diagnosa VI

         Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regim


TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

 Identitas Pasien

a.       Identitas Pengkajian

Nama :  Tn.M

Jenis Kelamin :  Laki-laki

Umur :60 Tahun

Status Perkawinan :  Kawin

Agama :  Islam

Pendidikan :  SMA

Pekerjaan  :  Pensiun

Alamat  :  Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan

Tanggal Masuk :  16 April 2012

No.Registe  :  06-46-47

Ruangan/Kamar :  Mengkudu (K2B2)

Golongan Darah :  O

Tanggal Pengkajian  :  17 April 2012

Tanggal Operasi  :  -

Diagnosa Keperawatan     :  Hipertensi


b.      Penanggung Jawab

Nama :  Tn.D

Hubungan dengan Pasien :  anak

Pekerjaan :  PNS

Umur  :  25 Tahun

Alamat :  Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan

2.    Keluhan Utama

            Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit
kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.

3    R.iwayat Kesehatan Sekarang

            Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan
keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien
mengatakan sulit beraktivitas.

4.    Riwayat Masa Lalu

            Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus
yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan

5.   Riwayat Kesehatan Keluarga

            Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien
adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien
juga pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit
hipertensi.

6.    Riwayat Keadaan Psikososial

            Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap penyakitnya, pasien


sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa kepada Allah
SWT, pasien memilki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan saudara.

7. Pemeriksaan Fisik

TD       :  170/100 mmHg
Pols     :  90 x/i
RR       :  22 x/i
Temp   :  350c
Keadaan umum           :  Lemah
Penampilan                  :  Pasien kurang rapi Compos mentis (conscious) yaitu
kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
TB                               :  178 cm
BB                               :  94 Kg
Ciri Tubuh                   :  Gemuk

8. Pengkajian Pola Fungsional

a.       Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe
b.      Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak
dijumpai
c.       Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan
d.      Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e.       Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun
peradangan
f.       Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g.      Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak
adanya dijumpai nyeri pada dada
h.      Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i.        Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat

 .      Eliminasi
BAB       : Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
                    Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK       : Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari
                 Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari

 Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien  tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari pasientidak bisa
tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan
pucat.

 Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan jumlah
jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana
dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest

 Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien  mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit
kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.

 Therapy
Infus RL : 20 gtt/i
Furosemide : 1 amp/12 jam
Amlodepine  : 2 x 10 mg
Dulculax syrp  :3x1
Cotrimoxazole  : 3x4 80 mg
B.Laxadine  : 3x1
Ludios   : 2x1
Sohobion : 2x

9.    Data Penunjang

            Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :

No Kimia Darah Hasil Normal Unit


1 Bil.total 1,35 <1 Mg/dL
2 Bil.Direk 0,59 <0,25 Mg/Dl
3 SGOT 30,5 <37 U/I
4 SGPT 38,4 <40 U/I
5 Ureum 27,2 10-15 Mg/dL
6 Kreatinim 1,08 0,6-11 Mg/dL
7 Uric acid 7,8 3,4-70 Mg/dL
8 Cholesterol total 129 <200 Mg/dL
9 Mglyceride 93 <150 Mg/dL
10 HDL 38 >55 Mg/dL
11 LDL 72 <150 Mg/dL

No Gula Darah Hasil Normal


1 Puasa 75-115
2 2 Jam pp <120
3 dd random 92
4 serologi
10.Analisa Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O
DS:    Pasien
1 mengatakan kepala pusing, Peningkatan Gangguan rasa nyaman
dan  leher terasa tegang. tekanan darah nyeri
DO: : Px tampak meringis kesakitan,
kondisi badan lemah.
    TD    : 170/100 mmHg
    Pols  :  90 x/i
    RR    : 22 x/i
    Temp : 370C

D
2 S:  Pasien mengatakan tidak selera Perubahan jenis Gangguan  pola  nutrisi
makan diet
DO: pasien tampak lemah, Makanan
yang di sajikan habis 1/3 porsi
3 DS:  Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat
DO: pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
tidur malam + 2 jam  pasien susah
tidur siang
4   : pasien mengatakan kedua kakinya kelemahan fisik Gangguan pola
susah digerakkan aktivitas

Do  : aktivitas pasiens di bantu oleh


keluarga dan perawat

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan  tekanan darah  d/d pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemah.
        TD : 170/100 mmHg
        Pols   :  90 x/i
        RR     : 22 x/i
        Temp : 370C
2.  Gangguan pola nutrisi b/d perubahan  jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
3.  Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam,
4.  Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai
dengan  aktivitas pasien  dibantu oleh keluarga dan perawat.
11. Diagnosa  Keperawatan
            Nama               :  Tn.M
            Umur               :  60 Tahun
            Ruang              :  Mengkudu
            No.Reg            :  06-46-47

DIAGNOSA PERENCANAAN
IMPLEME EVALUAS
NO DATA KEPERAW TUJUAN INTERVE RASIONA
NTASI I
ATAN NSI LISASI
DS:    Pasien
1 Ga - gguan rasa Nyeri dan  - Atur posisi - Dengan Mengatur S:  Pasien
mengata nyaman pusing semifowler mengatur posisi mengatakan
kan nyeri b/d hilang pasien posisi pasien kepala
kepala peningkatan - Berikan semi Menganjur masih
pusing, tekanan istirahat fowler kan pasien pusing
dan   darah yang pasien untuk TD:160/100 
leher d/d pasien cukup diharapka menghinda  mmHg
terasa tampak  - Anjurkan n pasien ri makanan A: Masalah
tegang. meringis pasien merasa yang belum
kesakitan, untuk nyaman mengandu teratasi
DO:   Px: kondisi menghinda Dengan ng garam P:  R/T
tampak badan ri makanan memberik        Berkolabor dilanjutkan
meringis lemah. yang an asi dengan
kesakitan   - TD : 170/100 mengandun istirahat dokter
, kondisi mmHg g garam yang dalam
badan      Pols  :  90 x/i - Kolaborasi cukup pemberian
lemah      RR    : 22 x/i dengan diharapka obat :
     TD  :      Temp : 370C dokter nrasa
170/100   dalam nyeri Furosemide =
mmHg pemberian pasien 1 amp/12 jam
    Pols  :90 obat berkurang Amlodepine
x/i Dengan = 2 x 10 mg
     RR :    menghind
22 x/i ari
    Temp : makanan
370C yang
mengndun
g garam
diharapka
n dapat
menghind
ari
peningkat
an tekanan
darah
Dengan
berkolabo
rasi
dengan
dokter
diharapka
n pasien
mendapat
penangana
n lebih
lanjut.
2 - Pasien Gangguan Kebu  - Beri makan  - Dengan  Memberika S:  Pasien
mengata pola nutrisi tuhan pasien memberik n makan mengata
kan tidak b/d nutrisi sedikit an makan pasien kan
selera perubahan terpenuhi tapi sering makan sedikit tapi selera
makan jenis dietd/d Beri pasien sering makan
Makanan makanan sedikit -  pasien
pasien yang di dalam tapi sering Memberika ada
tampak sajikan keadaan diharapka n makanan O:  Pasien
lemah, habis 1/3 hangat n  pasien yang hangat masih
kanan porsi Beri mudah Memberika tampak
yang di makanan mencerna n makanan lemah
sajikan yang makanan yang A:  Masalah 
habis berpariasi yang berpariasi sebagian
1/3 porsi Beri dimakann  -  Memberi teratasi
penjelasan ya penjelasan P:   R/T
tentang  Dengan tentang dilanjutkan
manfaat memberik manfaat
makanan an makanan
makanan
dalam
keadaan
hangat
diharapka
n dapat
menamba
h nafsu
makan
pasien
 -  Dengan
memberik
an
makanan
yang
berpariasi
diharapka
n pasien
tidak
bosan
dengan
makanan
yang
disediakan
  -  Dengan
memberik
an
penjelasan
makanan 
pada
pasien,
agar
pasien
mengetah
ui manfaat
makanan

3 DS:  Gangguan Istirahat  -  Beri  -  Dengan   Memberika S:  Pasien


Pasien istirahat tidur tidur pasien memberik n pasien mengatak
mengata b/d efek pasien ruangan an pasien ruangan a bisa
kan hospitalisasi terpenuhi yang ruangan yang tidur
susah d/d pasien nyaman yang nyaman siang
tidur tampak  - Batasi jam nyaman  -  Membatasi O:  Pasien
pucat, mata berkunjun diharapka jamberkunj tampak
DO:  cekung, tidur g pasien ; n pasien ung lemas
pasien malam + 2 pagi jam merasa  -  Batasi A:  Masalah
tampak jam susah 10-12 nyaman jumlah sebagian
pucat, tidur siang Sore 16-17  -  Dengan pengunjun teratasi
mata Malam19- membatas P:  R/T
-
cekung, 21 i jam Menghindar dilanjutkan
tidur  - Batasi berkunjun i keributan
malam jumlah g  -  Merapikan
+ 2 jam  pengunjun diharapka tempat tidur
 pasien g n pasien pasien
susah  - Hindari dapat setiap hari
tidur keributan beristiraha
siang  -  Rapikan t
tempat  -  Dengan
tidur membatas
pasien i jumlah
pengunjun
g agar
pasien
merasa
tenang

 -  Dengan
menghind
ari
keributan
diharapka
n pasien
dapat
beristiraha
t dengan
nyaman
 -  Dengan
merapikan
tempat
tidur
pasien
setiap hari
diharapka
n dapat
meningkat
kan
kenyaman
an pasien
setiap hari

4 Ds  : Gangguan aktivitas   Bantu -  - Dengan -  membantu S  :  Pasien


pasien pola pasien aktivitas membantu  aktivitas mengata
mengata aktivitas b/d terpenuhi pasien pasien pasien kan
kan  -  Beri untuk -        
kelemahan kedua
kedua posisi berativitas -  Memberi
kakinya fisik d/d yang agar posisi kakinya
susah pasien nyaman kedua yang sudah
digerakk tampak susah semi kaki nyaman bias di
an melakukan fowler pasien  semi gerakan
Do : aktivitas,     -  Dekatkan  tidak fowler O:  Pasien
aktivitas semua barang- terasa susah
paiens di barang kaku
aktivitas untuk
bantu yang  - Dengan Mendekat
oleh dibantu oleh memberik kan beraktivi
dibutuhkan
keluarga keluarga dan pasien an posisi barang- tas
dan perawat semifowle barang A:  Masalah
perawat r di yang sebagian
harapkan dibutuhka teratasi
dapat n pasien P :  R/T
menguran dilanjutk
gi rasa       an
nyeri pada
pasien
   -  Pasien
dapat
menjangk
au barang-
barang
yang
diperlukan
pasien
 
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan evaluasi.

1.       Pengkajian

                        Pada tahap pengkajian dilakukan pendekatan umum untuk memperoleh


pengumpulan data yuang meliputi aspek bio, psiko, spiritual. Pada tahap ini tidak
ditemukan kesulitan, karena px dalam sadar dan mau bekerja sama sehingga data dapat
diperoleh dengan mudah.

2.      Diagnosa Keperawatan

            Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap pengkajian, maka ditemukan 3


diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus, sedangkan pada tinjauan teoritis ditemukan 6
diagnosa keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan teoritis :


a. Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan after lood
vasoontriksi, iskemia miokardia, hipertrapi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda
dan gejala yang menetapkan diagnosa
b. Nyeri (akut) sakit kepala b/d peningkatan tekanan paskuler serebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang teletak region selebral terjadi pada saat
bangun tidur dan tulangn secara spontan
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d laporan verbal tentang keletian dan
kelemahan

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus :

 Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemas.
         TD : 170/100 mmHg
         Pols  :  90 x/i
        RR    : 22 x/i
        Temp : 370C
    
 Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
 Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam   pasien susah tidur siang
 Gangguan pola aktivitas b/d kelemahan fisik d/d aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Adapun berbandingan antara diagnosa keperawatan menurut tinjauan teoritis yang
tidak terdapat pada tinjauan kasus :

1.      Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan arteroid vasa
kontriksi, iskemia intruksi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang
menetapkan diagnosis aktual. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena px tidak ada
penurunan resiko tinggi terhadap curah jantung
2.      Mekanisme koping  b/d krisis situasional d/d ketidak nyamanan untuk mengatasi
atau meminta bantuan. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena px mempunyai
mekanisme koping yang baik
3.      Kurangnya pengetahuan mengenai rencana pengobatan b/d kognitif. Ini tidak baik
dijumpai pada tinjauan karena px memahami prosedur pengobatan yang diberikan oleh tim
medis.

Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus yang tidak ditemukan pada
tinjauan teoritis :
Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 4 jam  susah tidur siang

3       Perencanaan

Merupakan lanjutan dari diagnose keperawatan dalam rangka mengatasi


permasalahan yang timbul, penulis menyusun satu perencanaan tindakan keperawatan agar
asuhan keperawatan yang diberikan dapat dilakasanakan lebih rasional dan benar-benar
berkualitas sehingga kebutuhan px dapat terpenuhi dengan optimal.

4.      Pelaksanaan

            Pada dasarnya dalam tahap pelaksanaan penulis tetap mengacu pada perencanaan
yang disusun sebelumnya dimana semua rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa adanya kesulitan atau hambatan yang berarti. Hal ini dapat terlaksana dengan baik
berkat adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan px, keluarga px dan tim medis
juga tersedianya fasilitas yang memadai.

5.       Evaluasi
                
Merupakan proses pencapaian tujuan yang baik antara penulis dengan keluarga px,
dokter dan perawat ruangan, sehinigga hasil yang ditetapkan dapat diamati dengan jelas,
disamping itu px memberikan respon yang positif terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
BAB    III
PENUTUP

Kesimpulan

            Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan pada pasien hipertensi


Djoelham Kota Binjai. Selanjutnya penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran untuk
menguraikan mutu asuahan keperawatan pada klien dengan hiperetensi.

            Kesimpulan
 Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan
distolik > 90 mmHg
 Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada orang
yang lanjut usia
 Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada pada
tinjauan kasus
 Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan dalam proses penyembuhan.

Saran

 Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim kesehatan
terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien merasa
diperhatikan
 Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan perawat,
berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan tujuan
pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang diberikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
 Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan implementasi dan
tindakan tersebut
 Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga pasien, tim
medis dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dorgoes, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, BBC, Jakarta


Http//askep, blogspot/2008/02/askep hipertensi
C.pearce, 2009, anatomi dan fisiologi, penerbit gramedia, Jakarta
Aziz alimul, 2009, konsep dasar manusia, penerbit salemba medika, Jakarta
Nursalam, 2000, proses dan dokumentasi keperawatan, penerbit salemba medika, Jakarta.
Suyono, 2001, ilmu penyakit dalam, penerbit FKUI
p.wolff,2006, hipertensi, penerbit PT BHUANA ILMU POPULER
Http://surabaya-ehealth.org/wiki/index.php hipertensi

Anda mungkin juga menyukai