Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Sejarah Teori Betty Newman

Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani dan ibunya
seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya, beliau
bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan
di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General
Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles
untuk tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting yaitu
sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di
University of California dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana
mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang
kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau
melanjutkan program administrasi pendidikan tinggi di Ohio University. Banyak sekali
pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa,
konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approachserta beliau telah membuat
sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam
masalah keperawatan. Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972, A
model of teaching total person approach to patient problem dalam riset keperarawatan.
Publikasi edisi I(Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974, edisi II tahun 1980
dan tahun 1986 The Neuman Systems Model

Teori Betty Newman mempunyai kesamaan dengan teori Gestalt. Teori Gestalt
mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh
mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat
atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang
sifat dasar kehidupan yaitu sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang
berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah G.
Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.
2.2.  Perkembangan Teori Betty Newman

Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan pendekatan


perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat di University of
California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem terbuka sehingga
menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu
fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman
terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara
konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien
terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi). Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu
individu merupakan sistem yang unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan,
perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio
kultural, perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon harus
mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal
dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari
lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri. Asuhan keperawatan ditujukan untuk
mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer,
sekunder dan tersier. Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem Neuman
bertujuan untuk stabilitas sistem. Hal ini dapat dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat
yang mengelilingi inti. Cincin paling dalam mewakili garis pertahanan untuk melawan
stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan defens mekanism. Cincin terluar merupakan
garis pertahanan yang mewakili keadaan normal pasien. Defens mekanism tersebut adalah
mekanisme bertahan koping.

2.3.  Bentuk Teori Betty Neuman

A. Teori Betty Neuman

Manusia dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan kekuatan
lingkungan baik internal maupun eksternal atau stres. Manusia selalu berubah, bergerak
menuju keadaan yang dinamis stabilitas sistem atau terhadap penyakit dari berbagai
derajat. Lingkungan merupakan arena penting yang erat dengan sistem dan fungsinya.
Lingkungan dapat dipandang sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh system. Lingkungan internal ada dalam sistem klien. Semua kekuatan dan pengaruh
interaktif yang sepenuhnya dalam batas-batas dari sistem klien membuat lingkungan
ini. Lingkungan eksternal ada di luar sistem klien. Kesehatan didefinisikan sebagai kondisi
atau tingkat kestabilan sistem dan dipandang sebagai sebuah kontinum dari kesehatan
untuk penyakit. Ketika kebutuhan sistem terpenuhi, kesehatan optimal ada. Ketika
kebutuhan tidak puas, penyakit yang ada. Ketika energi yang diperlukan untuk mendukung
kehidupan tidak tersedia, kematian terjadi. Perhatian utama keperawatan adalah untuk
menentukan tindakan yang tepat dalam situasi yang stres terkait atau berhubungan dengan
reaksi yang mungkin dari klien atau sistem klien terhadap stresor. Intervensi keperawatan
ditujukan untuk membantu sistem beradaptasi atau menyesuaikan dan untuk
mempertahankan, memulihkan, atau mempertahankan beberapa derajat stabilitas antara
dan di antara variabel sistem klien dan stres lingkungan dengan fokus pada konservasi
energi. Betty Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan yang
termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah:

1. Tekanan

Rangsangan yang timbul yang diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang
tekanan yaitu :

a. Intra personal : secara individu atau perorangan, misalnya emosi dan perasaan
b. Inter personal : antara individu satu dengan individu yang lain lebih dari satu,
misalnya     harapan peran;
c. Ekstra personal : diluar individu, misalnya pekerjaan atau tekanan keuangan.
2. Struktur pokok sumber energi

Merupakan penggerak untuk melakukan aktifitas

3. Tingkat ketahanan

Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan

4. Garis pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.

5. Gangguan pertahanan

Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.

6. Tingkat reaksi

Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.

7. Intervensi

Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.

8. Tingkat-tingkat pencegahan
a. Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)

Mengidentifikasikan faktor-faktor resio, berusaha mengeliminasi stressor dan


fokus pada pengaman kubu pertahanan normal dan penguatan kubu pertahanan
fleksibel. Suatu reaksi belum lagi terjadi, namun tingkat resiko telah diketahui.

b. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)

Berhubungan dengan intervensi adalah penyembuhan aktif yang dimulai setelah


gejala-gejala yang telah terjadi. Fokusnya adalah penguatan kubu-kubu resistensi
internal. Mereduksi reaksi dan meningkatkan faktor resistansi.

c. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan)

Mengarah pada intervensi yang menyertai intervensi dalam tahap sekunder. Hal
ini terfokus pada readaptasi dan stabilitas serta mengamankan pemulihan kembali
pada keafiatan yang menyertai penyembuhan.Perawat menekankan pendidikan klien
dalam penguatan resistansi terhadap stressor dan cara-cara pertolongan pencegahan
kambuhnya reaksi atau rekresi.

9. Penyesuaian kembali
Adaptasi dari tindakan yang beasal dari sekitar baik secara inter personal, intra personal
dan ektra personal. Faktor yang perlu diperhatikan adalah:

a. Fisiologi individu, fisika merujuk dari struktur dan fungsi tubuh.


b. Psikologi individu, mengacu pada proses mental dan emosi.
c. Sosial kultural, mengacu pada hubungan sosial / budaya.
d. Perkembangan individu, merujuk kepada mereka yang terkait dengan proses
pembangunan selama usia.
e. Spiritual, mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual.

B. Teori Betty Newman Dengan Konsep Utama Keperawatan

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan
tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat
tekanan atau stress. Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya
selalu membuat keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat
kepadanya. Ada empat faktor yang merupakan konsep mental klien yaitu:

1. Individu atau pasien itu sendiri

Orang adalah multidimensi yang berlapis. Setiap lapisan terdiri dari lima variabel atau
subsistem:

a. Physical/Physiological Fisik / Fisiologis


b. Psychological Psikologis
c. Socio-cultural Sosial budaya
d. Perkembangan;Developmental
e. Spiritual Spiritual.
2. Lingkungan sekitarnya

Lingkungan dipandang sebagai totalitas internal dan kekuatan eksternal yang


mengelilingi seseorang dan dengan mana mereka berinteraksi pada waktu tertentu.
Kekuatan ini mencakup intrapersonal, interpersonal dan stres pribadi tambahan yang
dapat mempengaruhi orang normal dan garis pertahanan sehingga dapat mempengaruhi
stabilitas sistem.

3. Kesehatan

Neuman mendefinisikan kesehatan adalah kondisi di mana semua bagian dan subpart
(variabel) selaras dengan seluruh klien. Sebagai orang yang berada dalam interaksi yang
konstan dengan lingkungan, keadaan kesehatan (dan implikasinya negara lainnya) berada
dalam kesetimbangan dinamis, bukan di segala macam kondisi mapan.

4. Pelayanan

Neuman melihat keperawatan sebagai profesi yang unik yang berkaitan dengan semua
variabel-variabel yang mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap stressor. Neuman
melihat personal sebagai keseluruhan, dan tugas perawat untuk mengatasi seluruh
masalah yang dihadapi pasien. Neuman mendefinisikan keperawatan sebagai tindakan
yang membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mempertahankan tingkat
maksimum kesehatan, dan tujuan utama adalah stabilitas pasien / sistem klien melalui
intervensi. Keperawatan untuk mengurangi stres.Neuman menyatakan persepsi perawat
akan mempengaruhi perawatan yang diberikan kepada pasien. Peran perawat dilihat dari
segi derajat reaksi terhadap stres, dan penggunaan primer, sekunder dan tersier intervensi
dalam memberikan perawatan terhadap pasien.

Neuman membayangkan sebuah 3 tahap proses keperawatan:

1. Diagnosis Keperawatan, berdasarkan kebutuhan dalam penilaian menyeluruh, dan


dengan pertimbangan yang diberikan kepada lima variabel penekan dalam tiga
wilayah.
2. Tujuan Keperawatan, ini harus dirundingkan dengan pasien, dan memperhatikan
pasien dan persepsi perawat varians dari penyakit.
3. Hasil Keperawatan, mempertimbangkan hubungannya dengan lima variabel, dan
dicapainya tujuan keperawatan melalui primer, sekunder dan tersier intervensi.

2.4 Aplikasi model teori Betty Newman


1. Praktik

The Neuman Model Sistem memiliki relevansi yang luas untuk praktik keperawatan.
Penggunaan model dengan perawat memfasilitasi tujuan-diarahkan, terpadu, pendekatan
holistik untuk perawatan klien, namun juga cocok untuk penggunaan multidisiplin untuk
mencegah fragmentasi perawatan klien Model delineates sistem klien dan klasifikasi stres
yang dapat dipahami dan digunakan oleh semua anggota tim perawatan kesehatan
Pedoman telah dipublikasikan untuk penggunaan model dalam praktek keperawatan klinis
dan untuk administrasi pelayanankesehatan.

2. Pendidikan

Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara luas sebagai
panduan kurikulum. Telah digunakan di semua tingkat pendidikan keperawatan di seluruh
Amerika Serikat dan di negara lain, termasuk Australia, Kanada, Denmark, Inggris, Korea,
Kuwait, Portugal. Taiwan, Belanda, dan Jepang. Model Neuman telah beeii e1ected untuk
program sarjana muda atas dasar perspektif teoritis dan komprehensif untuk kurikulum
holistik, dan karena potensinya untuk digunakan dengan individu, keluarga, kelompok-
kelompok kecil,dan masyarakat. Model ini digunakan sebagai kerangka kerja yang
komprehensif untuk mengatur data yang dikumpulkan dari pasien bersalin oleh mahasiswa
sarjana keperawatan.

3. Penelitian

Pengujian efektivitas dan kegunaan dari model keperawatan melalui penelitian


terkontrol Apakah penting untuk menyusui untuk maju sebagai suatu disiplin ilmu.
Penelitian tentang komponen model untuk penjelasan tambahan dan generasi teori
keperawatan diuji melalui penelitian adalah contoh kontribusi potensial model Neuman
untuk kegiatan penelitian dan pengetahuan keperawatan.

4. Perkembangan dimasa akan datang

Sebuah model konseptual mengidentifikasi fenomena yang relevan dan menjelaskan


keterkaitan secara umum dan abstrak, mewakili langkah awal dalam pengembangan
pernyataan teoritis. Pada tahun 1983, Neuman Sistem Model digambarkan sebagai pada
tahap awal yang sangat berkembangan teori. Utilitas pendukung peningkatan model untuk
pengembangan teori dalam keperawatan.

2.5 Model Pengkajian Komunitas Dengan Pendekatan Betty Newman


Model system Newman (1970) awalnya dikembangkan di University of California, Los
Angeles, oleh Betty Neuman, Ph.D ., RN. Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan
gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik
(memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Setelah dua tahun evaluasi model, diterbitkan dalam keperawatan penelitian (Neuman &
Young, 1972). Nemun telah menerbitkan tiga edisi dari Model Sistem Neuman. Kelompok
Pengawasan Model Neuman didirikan pada tahun 1988. Kelompok ini didirikan untuk
pelestarian, pemeliharaan, dan vperlindungan intergritas model dan setiap perubahan masa
depan dala model harus memiliki persetujuan dari pengawas (George, 1996). Komponen
utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang
sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback
sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat lainnya
dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal.
Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka maka
klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar system yang berupaya
untuk mengusahakannya. Neuman (1970) menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai
stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial
atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
2.6 Model Betty Neuman
Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai
berikut :
1. Basic Struture dan Energy Resources
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel
tersebut yaitu variabel system, karakteristik masyarakat, dan kekuatan/kelemahan
bagian-bagian sistem.
Contohnya yaitu kemampuan dalam mempertahankan adanya stressor di
masyarakat (misal: adanya penyakit menular), masyarakat berupaya agar penyakit
tersebut tidak menular ke anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga
karakteristik dasar yang berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan,
kemampuan kognitif dan system nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu
arah akan menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu
dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat untuk
mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.
2. Lines of Resistance
Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar.
Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi
dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).
Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau keyakinan masyarakat, mekanisme
koping masyarakat.
Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka system
depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.
3. Normal Lines of Defense
Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk
masyarakat, system atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor
yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
adanya deviasi dari keadaan wellness untuk system klien.
Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of
defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan
bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan
mengurangi kemampuan system untuk mengatasi stressor tambahan.
Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku seperti pola
koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.
4. Flexible Lines of Defense
Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan
respon awal atau perlindungan pada system dari stressor.Diibaratkan sebagai suatu
accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila jarak
antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat.
Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari system klien. Bersifat dinamis dan dapat berubah
dalam waktu yang relatif singkat.Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi,
psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
5. Stressor
Stresor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor
sebagai berikut :
a. Stressor Intrapersonal: terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya: kondisi geografis
b. Stressor interpersonal: yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya: ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal: juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada
stressor interpersonal. Misalnya: sosial politik
d. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.
6. Reaksi
Merupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi stressor pada
normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif yang selanjutnya
dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.
7. Pendekatan klien secara Wholistik
Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas
atau issue.
8. Konsep Wholistic
Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu
interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang mempengaruhi klien
secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
9. Sistem Terbuka
Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi informasi
dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen
dasar dari sistem terbuka.
10. Proses atau Fungsi
Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan interaksi dari
elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung untuk bergerak
kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.

11. Input dan Output


Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari system
12. Feed Back
Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output system
diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan atau stabilitasasi
system.
13. Negentrophy
Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke arah
stabilitas atau sehat.
14. Entropy
Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit atau
kematian.
15. Stabilitas
Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik, sehingga dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis
menjaga keutuhan integritas system.
16. Wellness
Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis.
Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
17. Illness
Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
18. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer : terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor, meliputi :
promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah
stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung system dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
c. Pencegahan Tersier
d. Dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.
Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas system
klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi
terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga
dapat mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada
pencegahan primer.
19. Rekonstitusi
Rekonstitusi dalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal
dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor.
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi bisa memperluas
normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan system pada tingkat yang
lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit.
Adapun yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal,
intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Dengan demikian
pengkajian difokuskan pada semua faktor sistem yang membuat stresor di komunitas
yang meliputi 9 komponen yang dipakai sebagai dasar untuk intervensi dengan 3
prevensi atau pencegahan.
2.7 Model “Health Care System” Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigma
keperawatan yang terkait keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Manusia. Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable-variabel: fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
3. Sehat
4. Keperawatan
Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus
pada empat intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan
yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi yang
bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat, mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan yaitu fleksibel, normal dan
resisten serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.
Intervensi yang dilakukan terhadap klien ditujukan pada garis pertahanan yang mengalami
gangguan:
1. Intervensi bersifat promosi untuk gangguan pada garis pertahanan fleksibel
2. Intervensi bersifat prevensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal
3. Intervensi bersifat kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis pertahanan
resisten
2.8 Asuhan Keperawatan Komunitas
Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan
komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerja
sama.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan
keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan
masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan
kebijaksanaan pemerintah
2.9 Proses Keperawatan Komunitas
Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di
rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara menggunakan
proses keperawatan komunitas. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas
dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan
klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima
tahapan:
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok
atau komunitas adalah:
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
 Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan.
 Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
 Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak
menimbulkan stress.
 Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
 Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan
kepada komunitas.
 Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas
UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi
tersebut.
 Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.
2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas
dimana terdiri dari: Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik
lingkungan.
Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan
perawatan dasar untuk diagnosis. Pernyataan diagnosa perawat harus mencerminkan
seluruh kondisi klien
3. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan
dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat
seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerja
sama serta mendemonstrasikan keterlibatan dalam asuhan keperawatan.
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu:

a. Intervensi yang bersifat promosi


Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
bersifat fleksibel yang berupa :
 Pendidikan kesehatan.
 Mendemostrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu ;
 Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang
balita, keluarga dan lain-lainnya.
 Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya : konseling pranikah.
c. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan pada garis pertahanan terganggu

d. Intervensi yang bersifat rehabilitative

Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan


resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan
proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :
 Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawat terfokus pada
klien untuk mendapatkan data base yang komprehensif untuk
mengetahui keadaan dan kesehatan yang ada dan aktualisasi atau
potensial reaksi terhadap stress lingkungan.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu
wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong
royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
 Melakukan pengkajian
 Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
 Melatih kader
 Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja
kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut:
 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
 Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pada tahap pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data
base yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan
pengasuh persepsi dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu:
 Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
 Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
 Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai