Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY. S DENGAN HIPERTENSI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Keperawatan Keluarga
Dosen pengampu : Miftahul Falah, MSN

Disusun Oleh :

Neng Risma

C1914201024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan tentang hipertensi. Asuhan Keperawatan ini
telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Asuhan Keperawatan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Asuhan Keperawatan tentang hipertensi dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Tasikmalaya, 22 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................3

A. Pengertian ..................................................................................................................3
B. Tanda dan Gejala .......................................................................................................3
C. Etiologi ......................................................................................................................5
D. Patofisiologi ..............................................................................................................5
E. Menisfestasi klinis .....................................................................................................7
F. Pencegahan ................................................................................................................8
G. Pengobatan.................................................................................................................
1. Konsep Asuhan Keperawatan yang terkait dengan kasus kelolaan ..........................10
2. Konsep EBP kasus kelolaan berdasarkan literatur artikel .........................................16

BAB III LAPORAN KASUS ...........................................................................................20

1. Pengkajian..................................................................................................................20
2. Analisis Data..............................................................................................................29
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga...............................................................................30
4. Prioritas Masalah........................................................................................................30
5. Tahapan Perencanaan.................................................................................................32
6. Implementasi dan evaluasi ........................................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................35

BAB V KESIMPULAN.....................................................................................................41

A. Kesimpulan........................................................................................................41
B. Saran .................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai
normal menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan
diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu
diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi
dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti
biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer
(Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan.Gejala yang sering dikeluhkan penderita
hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,
gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. &
Kusuma H., 2016).
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai
negara. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika
yang berusia diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka
74,5 jiwa dan hampir 90-95% tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes,
2014). Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek baik yang bersifat intern dan ekstern (Zaini dkk, 2015). Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak pada objek
tersebut (Azwar S., 2013).
Sikap keluarga pada penelitian ini adalah 56% menujukan sikap
positif, sedangkan 44% menunjukan sikap negatif dan pola makan
sebanyak 56% menunjukan kebiasaan baik, serta 44% menunjukan
kebiasaan kurang baik. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat
hubungan antara pengetahuan, dan sikap keluarga terhadap
pencegahan hipertensi dengan pola makan pada lansia.

1
BAB II
KONSEP PENYAKIT DAN KONSEP ASKEP

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri dimana hiper yang artinya berebihan, dan
tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan
pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021)
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan
darah didalam arteri, ateri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah
dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. tekanan
darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun
emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu, seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara
sistolik 2140mmHg dan tekanan darah diastoltik 90mmHg seseorang
dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi
2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. waktu yang paling baik saat
melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk
atau berbaring.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai
normal menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan
diastolik sekitar 90 mmHg. hipertensi merupakan masalah yang perlu
diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi
dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya
hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018).
B. Tanda dan Gejala
1. Gangguan Emosi
2. Obesitas
3. Obat – obatan

2
4. Rangsangan kopi dan tembakau yang berlebihan
5. Keturunan
6. Pusing
7. Jantung berdebar
8. Penglihatan kabur
C. Etiologi
Penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi masih belum bisa
dipastikan pada lebih 90% kasus yang ada,
1. Kurang olahraga
2. Stress
3. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras
4. Merokok
5. Usia
6. Kadar garam yang tinggi dalam makanan
7. Riwayat kesehatan keluarga dengan hipertensi
D. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi sangat kompleks walaupun belum
diketahui secara pasti, pada hipertensi essensial, faktor genetik, lingkungan
serta gaya hidup dapat mempengaruhi fungsi dan struktur sistem
kardiovaskular, ginjal, dan neurohormonal hingga menimbulkan
peningkatan tekanan darah kronik.
E. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat
terjaga. kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan
tekanan darah intracranial penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
hipertensi. Ayunant langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi
yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain lain.

3
F. Pencegahan Hipertensi
1. Makanan
Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsilah makanan yang
rendah lemak dan kaya akan serat seperti roti gandum dan beras
merah. Selain itu, buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya
juga dapat membantu menurunkan tekanan darah usahakan untuk
mengonsumsi buah dan sayuran secukupnya kurangi konsumsi garam
di dalam makanan anda. Usahakan untuk makan. kurang dari 6 gram
garam per hari, yaitu sekitar satu sendok teh garam dapat.
meningkatkan tekanan darah anda makin banyak makan garam, maka
makin tinggi tekanan darah .
2. Berat Badan
Mengurangi berat badan hanya beberapa kilo akan membuat
perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan
jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh
tubuh ketika anda memiliki berat badan yang berlebih risiko tekanan
darah tinggi akan meningkat.
3. Olahraga
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta
pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga, dan beraktivitas secara
teratur perlu dilakukan hidup aktif juga bisa membantu menurunkan
berat badan setiap minggu, bagi orang dewasa beraktivitas dengan
intensitas menengah seperti bersepeda atau jalan cepat, setidaknya
harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam aktivitas yang dilakukan harus
membuat anda berkeringat dan sedikit kehabisan napas.
4. Minuman Keras
Risiko tekanan darah akan meningkat jika mengonsumsi minuman
keras terlalu sering dan berlebihan, pria tidak disarankan minum lebih
dari 3-4 unit (2 hingga 2.5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per
harinya, wanita tidak disarankan minum lebih dari 2-3 unit (maksimal

4
2 kaleng bir berkadar alkohol 4.7%) per harinya kandungan kalori
yang tinggi di dalam alkohol juga bisa menambah berat badan dengan
kata lain bisa menjadikan risiko tekanan darah menjadi lebih tinggi.
5. Shasa
Seperti halnya tekanan darah tinggi, merokok bisa membuat arteri
Anda menyempit merokok tidak menyebabkan tekanan darah tinggi
secara langsung, tapi membuat berisiko lebih tinggi terkena serangan
jantung dan stroke merokok dan memiliki tekanan darah tinggi, arteri
akan menyempit lebih cepat dan risiko terkena penyakit jantung atau
paru-paru akan meningkat secara drastis.
6. Kafein
Kurangi konsumsi minuman seperti kopi, teh, cola, dan minuman
berenergi lain yang mengandung banyak kafein yang lebih penting
sebaiknya sumber cairan tidak hanya berasal dari minuman, karena
minum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko
tekanan darah teh dan kopi tetap bisa menjadi bagian dari diet yang
berimbang.
G. Pengobatan Hipertensi
Jika tekanan darah mencapai 145/95mmHg atau lebih dan telah
dikalkulasikan bahwa berisiko terkena penyakit kardiovaskular pada 10
tahun ke depan, maka perlu mengonsumi obat-obatan dan melakukan
beberapa perubahan gaya hidup agar lebih sehat jika tekanan darah sedikit
di atas 130/80mmHg, tapi risiko terkena penyakit kardiovaskular rendah,
bisa menurunkan tekanan darah dengan mengubah gaya hidup.
1. Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat
dampaknya.
2. Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang, termasuk
makan banyak buah-buahan segar dan sayuran
3. Kurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari
untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
4. Menurunkan berat badan.

5
5. Berhenti merokok
6. Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti
cola
7. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan
tekanan darah.
1. Konsep asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus kelolaan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian
dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah,pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Identitas Puskesmas
1) Nama Puskesmas
2) Nomor registrasi
3) Tanggal
4) Jarak untuk mencapai pelayanan Kesehatan
5) Nama kepala keluarga
6) Alamat
b. Daftar anggota keluarga
1) Nama anggota keluarga
2) Hubungan dengan kepala keluarga
3) Jenis kelapin (L/P)
4) Umur
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Agama
8) Keadaan Kesehatan
9) Imunisasi ( anggota keluarga pernah mendapatkan imunisasi)
10) KB ( keluarga apakah menggunakan KB atau tidak)

6
11) Bahasa
c. Data Umum
a) Genogram
Yang perlu dikaji meliputi :
1) Tipe keluarga
2) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
3) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
b) Biologis keluarga
Yang perlu dikaji meliputi:
1) Keadaan Kesehatan keluarga
2) Kebersihan keluarga
3) Penyekit yang diderita
4) Penyakit kronik/menular
5) Kecacatan anggota keluarga
6) Pola makan
7) Pola istirahat
8) Reproduksi/Akseptor
c) Psikologis Keluargaa
Yang perlu dikaji meliputi:
1) Keadaan emosi/mental
2) Koping keluarga
3) Kebiasaan buruk
4) Rekreasi
5) Pola komunikasi keluarga
6) Pengambilan keputusan
7) Peran informal
d) Social ekonomi keluarga
Yang perlu dikaji meliputi:
1) Hubungan dengan orang lain
2) Kegiatan organisasi social
3) Keadaan ekonomi

7
e) Spiritual keluarga
Yang haruss dikaji meliputi :
1) Keadaan beribadah
2) Keyakinan tentang Kesehatan
3) Nilai dan norma
4) Adat yang mempengaruhi
f) Lingkungan rumah
Yang perlu dikaji meliputi :
1) Kebersihan dan kerapihaan
2) Kebersihan dan kerapihan
3) Penerangan
4) Ventilasi
5) Jamban
6) Simber air minum
7) Pemanfaatan halaman
8) Pembuangan air kotor
9) Pembuangan sampah
10) Sumber pencemaran
11) Lingkungan psikososial
g) Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan Kesehatan
d. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan terhadap
petugas Kesehatan yang ada sekarang ini
e. Pemeriksaan individu/pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan
pemeriksaan fisik diklinik, bisa secara head to toe, atau secara

8
persistem dan dalam pemeriksaan fisik ini ada
penekanan/pendalaman pemeriksaan pada anggota keluarga yang
sedang sakit baik sudah terdiagnosis ataupun belum
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosa keperawatan adalah suatu keputusan klinis mengenai individu dan
keluarga yang diperoleh melalui proses pengumpulan data dan analisa data
secara cermat sebagai dasar untuk menetapkan tindakan keperawatan.
Diagnosis keperawatan memiliki komponen utama yaitu :
1. Problem (masalah) : Problem merupakan perbedaan atau penyimpangan
dari keadaan semestinya yang seharusnya terjadi
2. Etiologi (penyebab) : Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat.
b. Lingkunagn fisik, biologis, psikologis dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
3. Tanda atau gejala
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa.
b. Serangkaian petunjuk munculnya masalah.

Diagnosa yang muncul pada asuhan keperawatan keluarga dengan masalah


hipertensi meliputi:
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri kepala belakang dan pusing .
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah ditandai dengan pasien
mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang tinggi garam ,
berminyak.
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan keluarga merupakan suatu tindakan yang
direncanakan oleh perawat berdasarkan diagnosa yang terkait untuk
dilaksanakan dalam mengatasi masalah kesehatan yang telah diidentifikasi.

9
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan
keluarga diantaranya yaitu.
a. Rencana keperawatan harus didasarkan dari analisis yang menyangkut
keseluruhan.
b. Rencana yang baik harus nyata terjadi, artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dari instansi kesehatan.
Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak
memungkinkan pemberian pelayanan tanpa pemungutan maka perawat
harus mempertimbangkan hal tersebut dalam rencana.
d. Rencana keperawatan harus dibuat dengan keluarga, karena prinsip
perawat harus bekerjasama dengan keluarga.
e. Rencana keperawatan sebaiknya didokumentasikan. hal ini berguna bagi
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya, khususnya perencanaan yang
telah disusun sebelumnya untuk keluarga tersebut.
Menurut Mubarak, 2009 Langkah – langkah dalam mengembangkan rencana
keperawatan keluarga
a. Menentukan sasaran atau goal sasaan adalah tujuan akhir yang akan dicapai
melalui berbagai upaya dengan prinsip sasaran harus ditentukan dengan
keluarga.
b. Menentukan tujuan atau objektif suatu pernyataan yang lebih spesifik atau
terperinci, yang berisi hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan
yang akan dilakukan.
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam perawatan kesehatan keluarga
bertujuan untuk meminimalkan atau menyelesaikan penyebab ketidak
mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
Dalam menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan, beberapa hal yang dapat dilakukan seperti digambarkan dalam
tabel berikut :
Menurut Mubarak (2009). Hal-hal yang dapat dilakukan dalam menentukan
pendekatan dan tindakan keperawatan.

10
3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Menurut Mubarak (2009) pelaksanaan merupakan bagian dari proses
keperawatan keluarga dimana perawat berkesempatan mengembalikan minat
keluarga dalam mengandalkan perbaikan menuju perilaku hidup sehat. Adanya
kesulitan, kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi keluarga harus
menjadikan perhatian. Oleh karena itu, perawat diharapkan memberikan
kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah, yaitu mengurangi
rasa nyeri pada saat dismenorea dengan cara kompres hangat
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Mubarak, (2009) berdasarkan rencana tindakan yang telah
diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak
atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam sekali kunjungan
ke keluarga. Maka dari itu kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kebersediaan keluarga. Langkah–langkah dalam
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diberikan mliputi :
a. Tentukan garis besar masalah yang dihadapi dan bagaimana keluarga
mengatasi masalah tersebut.
b. Tentukan seperti apa rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.
c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi.
d. Bandingkan ke arah yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan
standar untuk evaluasi.
e. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan.
f. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai. Perlu ditentukan
alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau
kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

11
Konsep EBP Kasus Kelolaan Berdasarkan Literatur Artikel

Analisa Jurnal I

Judul PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM


(Syzigium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN I
KELURAHAN SEI AGUL

P sampel adalah penderita hipertensi di Lingkungan 1 Kelurahan Sei


Agul, sebanyak 63 orang

I Jenis penelitian ini adalah penelitian praeksperiment dengan


menggunakan rancangan one-group pretest posttest design. Dalam
penelitian ini dilakukan 2 kali pengukuran tekanan darah, yaitu pada
saat sebelum pemberian air rebusan daun salam dan sesudah pemberian
air rebusan daun salam pada penderita hipertensi di Lingkungan I
Kelurahan Sei Agul. Intervensi pada penelitian ini adalah pemberian
air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah .

C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini

O Dari hasil penelitian ini menunjukkan tekanan darah pada hari ke 7


sebelum dilakukan pemberian rebusan air daun salam (pre test) rata-
rata tekanan darah 1,58 dengan standart deviasi ,504. Sedangkan
tekanan darah setelah dilakukan pemberian rebusan air daun salam
(post test) rata-rata tekanan darah 1,08 dengan standart deviasi ,272.
Berdasarkan uji statistik wilxocon didapatkan p value 0,000

T 2018

12
Analisa Jurnal II

Judul Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Salam Terhadap Perubahan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Belimbing Kota Padang

P Jumlah responden 20 orang

I Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan Non


Equivalent Control Group.

C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini

O Hasil uji Paired T test pada kelompok eksperimen didapatkan nilai


p<0,05, hal ini menunjukkan rebusan daun salam dapat menurunkan
tekanan darah. Sedangkan pada uji Independent T Test didapatkan nilai
p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan
darah antara kelompok eksperimen dan kontrol

T 2016

Analisa Jurnal III

Judul Pengaruh Rebusan Daun Salam (Syzigum Polyanthum Wight


Walp) Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Sungai
Bungkal, Kerinci

P Jumlah responden penderita hipertensi dengan tekanan darah sistolik


lebih dari 140 MmHg dan tekanan darah distolik

I Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasy


Experimen design , yaitu mengetahui pengaruh suatu treatment atau
perlakuan terhadap subjek penelitian.

C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini

O Hasil uji Paired T test pada kelompok eksperimen didapatkan nilai

13
p<0,05, hal ini menunjukkan rebusan daun salam dapat menurunkan
tekanan darah. Sedangkan pada uji Independent T Test didapatkan nilai
p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan
darah antara kelompok eksperimen dan kontrol

T 2016

Jurnal IV

Judul Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wisma
Seruni Upt Pslu Jember

P Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan


hipertensi yang tinggal di UPT PSTW Jember sejumlah 45 orang.
I Responden diambil dengan teknik total sampling. Responden
diberi air rebusan daun salam sebanyak 1 gelas, dua kali sehari
selama 2 minggu. Tekanan darah responden diukur dengan
menggunakan sphygmomanometer Desain penelitian yang
digunakan adalah pre experimental dengan pendekatan one group
pre-post test design.
C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini

O Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lain air rebusan daun salam
berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah sistolik lansia dengan
hipertensi namun tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
diastolik lansia dengan hipertensi
T 2018

Jurnal V

14
Judul PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SALAM
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PURWOSARI DAN
DESA SUNGGINGAN WILAYAH PUSKESMAS
PURWOSARI KUDUS
P Populasi penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di Desa
Purwosari dan Desa Sunggingan Wilayah Puskesmas Purwosari
Kudus bulan April–Mei 2017 berjumlah 56 orang, dengan
sampel penelitian 36 orang
I Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p value= 0,001 pada tekanan
darah sistole dan nilai p value= 0,005 pada tekanan darah
diastole antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi
sesudah diberikan perlakuan
C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini

O Terdapat pengaruh pemberian rebusan daun salam terhadap perubahan


tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Purwosari dan Desa
Sunggingan Wilayah Puskesmas Purwosari Kudus
T 2017

BAB III

LAPORAN KASUS

15
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS KELUARGA
1) Nama Kepala Keluarga
Tn. I
2) Alamat Tempat Tinggal
Kp. Peuris, RW/RT 02/03 Desa Leuwidulang, Kec.Sodonghilir
3) Daftar Anggota Keluarga

Tn. I Ny. S Sdr. R Sdr. R

Hubungan Kepala Istri Anak Anak


Dengan Keluarga
Kepala
Keluarga

L/P L P P P

Umur 42 Tahun 38 Tahun 20 Tahun 12 Tahun

Pendidikan SD SD S1 SMP

Pekerjaan Wiraswasta IRT Pelajar Pelajar

Agama Islam Islam Islam Islam

Keadaan Sehat Sehat Sehat Sehat


Kesehatan

Imunisasi Ya Ya Ya Ya

KB Tidak Ya Tidak Tidak

Bahasa Ya Ya Ya Ya
Indonesia

Keterangan

16
b. DATA UMUM
Genogram Keluarga

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien Perempuan

1) Tipe Keluarga
Keluarga Inti
2) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Ny. S memiliki 2 orang anak. Anak terakhir berusia
13 tahun dan masih duduk dibangku sekolah. Maka tahap
perkembangan keluarga Ny. S dengan sekolah.

3) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Terpenuhi


Menurut keluarga NY. S selama ini untuk tugas perkembangan
semuanya dapat terpenuhi dengan baik.

17
Biologis Keluarga
4) Keadaan Kesehatan
Pasien mengatakan nyeri kepala seperti tertimpa beban berat ,
nyeri dirasakan di bagian belakang kepala , skala nyeri 5 bila
nyeri memperberat apabila banyak beraktivitas , kambuh bila
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi garam.
5) Kebersihan Keluarga
a) Frekuensi mandi : 2x sehari
b) Tempat mandi : kamar mandi sendiri
c) Menggunakan sabun saat mandi : ya
d) Cuci tangan sebelum makan : ya
e) Cuci kaki sebelum tidur : ya
6) Penyakit Yang Diderita
a) Anggota keluarga yang sering sakit/pernah sakit/sedang
sakit pada bulan terakhir : ada
b) Jika ada : dewasa
c) Bila ada, keluhan yang dirasakan :pusing, nyeri kepala
d) Apakah ada anggota keluarga yang lain/turunan yang
mempunyai keluhan yang sama: tidak
e) Apakah sudah berobat : sudah
f) Jika belum berobat, apa sebabnya :
7) Penyakit Kronik/Menular
a) Bila klien tersebut berpenyakit menular, apakah keluarga
klien dapat mencegah terjadinya penularan: dapat mencegah
dengan baik dan benar
b) Bila dapat, hal ini ditandai dengan : tidak terjadi penularan
antar keluarga
c) Pandangan keluarga mengenai penyakit adalah : adanya
kuman dan bakteri
8) Kecacatan Anggota Keluarga

18
Keadaan penampilan fisik semua anggota keluarga baik, tidak
memiliki kecacatan.
9) Pola Makan
a) Makanan pokok : nasi
b) Lauk : campuran
c) Sayuran : kadang-kadang
d) Buah : kadang-kadang
e) Susu : kadang-kadang
f) Kebiasaan makan : 3x sehari
g) Cara menghidangkan makanan : tertutup
h) Pantangan makan keluarga : tidak ada
i) Air minum : dimasak
j) Kebiasaan masak sayuran : dipotong baru dicuci
10) Pola Istirahat
a) Apakah sulit tidur : tidak
b) Tidur siang dari jam 2 sampai jam 3
c) Tidur malam dari jam 10 sampai jam 4
11) Reproduksi/Akseptor KB
a) Apakah PUS sudah ber KB : ya. Suntik KB 3 bln
b) Tempat kontrol KB : bidan
c) Kelainan yang dirasakan setelah mengikuti KB : tidak ada
d) Kalau sekarang tidak ber-KB, apa alasanya : -
Psikologis Keluarga
12) Keadaan Emosional/Mental
Anggota keluarga Tn.I tidak ada yang mengalami gangguan
emosi atau mental, dan hubungan anggota keluarga baik juga
harmonis.

13) Koping Keluarga


Keluarga Tn.I menyadari bahwa salah satu anggota
keluarganya yaitu Ny. S mengalami hipertensi, keluarga Tn.I

19
menerima keadaan Ny.S dan akan tetap meningkatkan status
kesehatan dengan memanfaatkan sumber-sumber kesehatan
yang ada.
14) Kebiasaan Buruk
Keluarga Tn.I tidak ada yang memiliki kebiasaan buruk seperti
merokok dan NAPZA yang dapat berpengaruh buruk terhadap
kesehatan keluarga.
15) Rekreasi
Keluarga Tn.I rekreasi anggota keluarga di luar rumah yaitu
berkunjung ke tempat rekreasi atau berkunjung ke rumah
saudara.
16) Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. I dapat berkomunikasi satu dengan yang di
dalam keluarga dan berinterakasi dengan baik antar keluarga
lain.
17) Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah
keluarga dan diambil keputusan oleh kepala keluarga yaitu
oleh Tn. I
18) Peran Informal
Peran Tn.I dalam keluarganya sebagai suami dan tulang
punggung keluarga, Ny.S sebagai istri dan sebagai ibu dari
Sdr.R dan Sdr R.

Sosial Ekonomi Keluarga


19) Hubungan Dengan Orang Lain
Hubungan keluarga Tn.I dengan tetangga, teman dan
masyarakat sekitar baik.

20) Kegiatan Organisasi Sosial


Keluarga Tn. I sering mengikuti pengajian dan juga bakti
sosial.

20
21) Keadaan Ekonomi
Ekonomi keluarga Tn.I sangat cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik yang didapat dari hasil Tn.I bekerja

Spiritual Keluarga
22) Keadaan Beribadah
Setiap anggota keluarga Tn.I selalu beribadah solat 5 waktu
dan selalu mengikuti pengajian disekitar rumahnya.
23) Keyakinan Tentang Kesehatan
Keluarga Tn.I meyakini bahwa sehat itu sangat mahal.
24) Nilai Dan Norma
Nilai yang dianut keluarga Tn.I yaitu melaksanakan ibadah
solat 5 waktu tepat waktu, berbuat baik sesama orang lain.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa ke pustu
terdekat.
25) Adat Yang Mempengaruhi Kesehatan
Menurut keluarga Tn.I tidak ada adat yang dianut bahkan
sampai mempengaruhi kesehatan anggota keluarganya.

Lingkungan Rumah
Denah Rumah

KAMAR 1 KAMAR 2 WC

R. KELUARGA

DAPUR
26) Kebersihan Dan Kerapihan
GUDANG

21
Keadaan kebersihan dan kerapihan didalam maupun diluar
rumah serba bersih, teratur dengan rapih, sarang laba-laba
tidak ada, dan sampah/sisa makanan tidak ada.
27) Penerangan
Penerangan didalam rumah sangat baik , sinar matahari masuk
ke dalam rumah, dan dapat membaca tulisan huruf kecil
dengan jarak 30 cm.
28) Ventilasi
Udara keluar masuk rumah dengan tinggi eternit/langit dari
lantai lebih dari 3 m, banyak lubang angin, luas jendela lebih
dari 20% luas lantai, dalam ruangan terasa dingin.
29) Jamban
Fasilitas MCK milik sendiri, jenisnya kloset duduk, jumlahnya
satu, jaraknya >15 m dari rumah dan bersih.
30) Sumber Air Minum
a) Sumber air minum yang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari dari mata air , keadaanya bersih tidak berbau
dan berwarna.
b) Jarak sumber air dengan WC lebih 10 m
31) Pemanfaatan Halaman
Keluarga Tn.I memiliki halaman rumah yang digunakan
sebagai kebun sayuran seperti cabai, bawng bawangan.
32) Pembuangan Air Kotor
Keluarga Tn.I melakukan pembuangan air kotor dengan sistem
pembuangan tertutup.
33) Pembuangan Sampah
Keluarga Tn.I mengelola sampah dengan cara dibakar.
34) Sumber Pencemaran
Di dekat rumah keluarga Tn.I tidak terdapat sumber
pencemaran.

Fungsi Keluarga

22
35) Fungsi Afektif
Keluarga Tn.I saling menyayangi dan menghargai,
memberikan kesempatan kepada anggota keluarga tanpa
membeda-bedakan satu dan yang lainnya
36) Fungsi Sosialisasi
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik. Keluarga Tn.I
mematuhi norma yang berlaku.
37) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn. I merupakan keluarga yang mampu memberikan
makanan 3 kali sehari dan berpakaian yang sederhana dan
semestinya juga sensitif terhadap anggota yang sakit, pola
hidup sehat seperti tidur, buang sampah , namun istri Tn. I pola
makanya kurang dijaga karena sering makan makan yang
kurang sehat, terutama makanan tinggi garam dan juga
berminyak
Hal-hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a) Pada saat dikaji keluarga Tn. I belum sepenuhnya
memahami masalah kesehatan dan bagaiman cara menjaga
pola makan dan kesehatan khususnya bagi Ny.S yang
mempunyai masalah kesehatan hipertensi.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal
yang perlu dikaji adalah :
1) Keluarga Tn. I mengetahui dampak dari penyakit
yang diderita Ny. S namun belum bisa menerapkan
pola hidup yang lebih baik.
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga :
Tidak
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah
yang dialami : Tidak

23
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari
tindakan penyakit : Ya
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan : Ya, karena pola hidup yang
kurang sehat
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada : Ya
7) Apakah keluarga kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan : Tidak
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah : Tidak
c) Yang perlu dikaji adalah:
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi
masalah kesehatan/penyakit : Mengetahui
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan : Ya
3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan
yang diperlukan memadai : Tidak
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif
terhadap perawatan yang diperlukan : Tidak
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan
diri sendiri dalam keluarga : Tidak
6) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan
dalam pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang :
Ya
7) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit : Ya
8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas
kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan

24
fasilitas tersebut : Ya, pandangan keluarga terhadap
fasilitas kesehatan yang pernah digunakan cukup
baik.
9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari
tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi) :
Ya
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan
upaya perawatan dan pencegahan : dengan adanya
masalah kesehatan hipertensi pada Ny.S keluarga
melakukan pencegahan dengan lebih memperhatikan
pola hidup sehat.
c. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga Tn. I yaitu semoga tingkat kesehatan keluarganya
mampu meningkat dan dapat mencegah segala penyakit terutama
kesehatan Ny. S
d. PEMERIKSAAN INDIVIDU/PEMERIKSAAN FISIK

Tn. I Ny. Y Sdr. R Sdr. R

Keadaan Sehat Sehat Sehat Sehat


Umum

Tanda-tanda 120/90 180/102 120/90 mmHg 100/70 mmHg


Vital mmHg mmHg

BB/TB 168 cm/ 158 cm/ 160 cm/ 68 kg 170 cm/ 40 kg


60 kg 63 kg

Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih

Sensori Penglihat Penglihata Penglihatan Penglihatan


an n normal, normal, normal,
normal, pendengar pendengaran pendengaran jelas,
pendeng an jelas, jelas, berbicara berbicara jelas,

25
aran berbicara jelas, perabaan perabaan baik.
jelas, jelas, baik.
berbicara perabaan
jelas, baik.
perabaan
baik.

Kulit Warna Warna Warna sawo Warna sawo


sawo sawo matang, tidak matang, tidak ada
matang, matang, ada luka, bersih. luka, bersih. Turgot
tidak ada tidak ada Turgot kulit kulit baik.
luka, luka, baik.
bersih. bersih.
Turgot Turgot
kulit kulit baik.
baik.
Pernafasan Tidak Tidak ada Tidak ada batuk, Tidak ada batuk,
ada batuk, tidak ada sesak, tidak ada sesak,
batuk, tidak ada bunyi napas bunyi napas normal
ada sesak, normal
sesak, bunyi
bunyi napas
napas normal
normal

26
Kardiovask Tidak Tidak ada Tidak ada suara Tidak ada suara
uler ada suara suara nafas tambahan, nafas tambahan,
nafas nafas detak jatung detak jatung
tambaha tambahan, regular regular
n, detak detak
jatung jantung
regular regular

Pencernaan Perut Perut Perut simetris, Perut simetris,


simetris, simetris, tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tidak ada tidak ada tekan, tidak tekan, tidak diare
nyeri nyeri diare
tekan, tekan,
tidak tidak diare
diare

Genita BAK dan BAK dan BAK dan BAB BAK dan BAB
Urinaria BAB BAB lancar, tidak ada lancar, tidak ada
lancar, lancar, nyeri nyeri
tidak ada tidak ada
nyeri nyeri

2. Analisa Data

No Data pada Keluarga Kemungkinan Masalah


Penyebab Kesehatan/DX

1. DS : Ketidakmampuan Nyeri Akut


keluarga merawat
- Ny. S mengatakan
anggota keluarga
sering sakit kepala
yang sakit
- Ny. S mengatakan
nyeri dirasakan

27
dibagian belakang
kepala
- Ny. S mengatakan
pusing
- Sulit tidur
DO :

- TD:180/102
mmHg
- Nyeri skala 5
- Kklien tampak
meringis
2. DS : Ketidakmampuan Defisit Pengetahuan
keluarga dalam
-Ny. S mengatakan tidak
mengenal masalah
tahu tentang penyebab
timbulnya keluhan.
-Ny.S mengatakan sering
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung lemak,
gurih dan berminyak.
DO :

- Ny.S tampak
bingung tentang
penyakitnya ketika
ditanya.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

28
c. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
keluarga yang sakit ditandai dengan pasien mengeluh nyeri kepala
belakang dan pusing .
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah ditandai dengan pasien mengatakan sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi garam , berminyak.

4. PRIORITAS MASALAH (Nyeri Akut)

DX KRITERIA Skor BOBOT PERHITUNGAN JUSTIFIKASI

1. Sifat Masalah nyeri


Masalah akut dirasakan
dan perlu
Ancaman 2 1 2 : 3 X 1 = 0,6
tindakan
Kesehatan
perawatan

2. Kemungkina Pengetahun
n masalah sumber daya dan
dapat fasilitas
diubah kesehatan
1 2 1 : 2 X 2 =1 tersedia dan
Sebagian
dapat
dijangkau/diman
faatkan

3. Potensial Nyeri dapat


masalah dicegah bila
untuk klien dan
dicegah keluarga
mengetahui cara

29
Sedang 2 1 2 : 3 X 1 = 0,6 perawatan yang
benar

4. Menonjolny Masalah
a masalah dirasakan oleh
Ny. S dan bisa
Masalah 2 1 2:2X1=1
menjadi lebih
berat, harus
seirus bila tidak
segera
segera ditangani
ditngani

5. PERENCANAAN

Diagnosa Tujuan & Intervensi TTD


Keperawata Kriteria Hasil
n

Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri NR


tindakan 3 x 72 jam Observasi
keperawatan 1. Identifikasi skala
diharapkan tingkat nyeri
nyeri menurun 2. Identifikasi faktor
dengan kriteria yang memperberat
hasil : dan memperingan
1. Tekanan nyeri
darah 3. Identifikasi lokasi,
menurun karakteristik,
2. Keluhan durasi,frekuensi,
nyeri kualitas, intensitas
menurun nyeri
3. Pola tidur
Teurapetik
membaik
4. Kemempuan 1. Berikan teknik non

aktifitas farmakologis untuk

30
meningkat mengurasi rasa nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab,
periode, pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
mengurangi nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan NR


Pengetahuan tindakan 3 X 72 Observasi
jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan
tingkat dan kemampuan
pengetahuan menerima informasi
meningkat dengan
Teurapetik
kriteria hasil :
1. Perilaku 1. Sediakan materi dan

sesuai media pendidikan

dengan kesehatan

pengetahua 2. Jadwalkn penkes

n meingkat 3. Berikan kesempatan

2. Menggamb bertanya

arkan Edukasi
pengalaman
1. Anjurkan
sebelumnya

31
3. Kemampua menghilangkan
n bahaya lingkungan
menjelaska
Kolaborasi
n
pengetahua 1. Kolaborasi dengan

n tentang pihak lain untuk

suatu topik meningkatkan

meningkat keamanan

6. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) DAN EVALUASI

TGL JAM DX TINDAKAN EVALUASI TTD

21 - 13.00 1 1. Mengajarkan cara S: Ny. S NR


23 teknik non Mengerti
Juni farmakologi dengan apa
2022 ( merebus daun yang telah
salam) diajarkan
O : tekanan
darah Ny. S
menurun, dan
sudah tidak
pusing.

21- 13.00 2 1. Melakukan S : Ny. S NR


23 edukasi kesehatan sudah paham
Juni mengenai mengenai
2022 penyakit edukasi yang
hipertensi dijelaskan
O : Ny S
tampak sehat
dan tidak

32
pusing karena
sudah tidak
mengkonsumsi
makanan yang
menyebabkan
hipertensi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian dan Identifikasi Masalah


Pengkajian merupakan langkah awal dalam pembuatan asuhan
keperawatan ,dalam pengkajian perlu dikaji beberapa aspek psikologis dan
fisiologisnya . ada beberapa aspek tambahan yang harus dikaji pada keluarga,
dengan hasil pengklajian yang sudah dilakukan pada keluarga Tn. I dengan
pasien Ny. S yang tinggal Kp. Peuris, RW/RT 02/03 Desa Leuwidulang,
Kec.Sodonghilir dengan menggunakan teknik wawancara, observasi selama 1
pertemuan didapatkan ada beberapa masalah yang muncul.
Dari hasil keseluruhan pengkajian didapatkan hasil bahwa Ny. S tidak ada
masalah dalam hal psikologis/emosionalnya. Tetapi masalah muncul dari
aspek fisiknya yang pertama adalah Ny. S mengeluh sering pusing dan nyeri
kepala. Sering makan makanan yang berminyak , dan mengandung garam
berlebih. Dan sejak saat mengetahui dirinya memiliki penyakit tekanan darah
tinggi, di sisi lain juga pasien menagatakan bahwa pasien juga mengurangi
makanan yang tinggi gaam dan minyak.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian selama 1 kali pertemuan didapatkan beberapa
masalah yang terjadi pada Ny. S yaitu diuraikan sebagai berikut :

33
1. Pasien mengeluh pusing
2. Pasien mengeluh nyeri kepala

Ny. S tmengatakan nyeri kepala dan pusing, memperberat ketika


beraktivitas ,maka masalah keperawatan yang dapat ditegakkan mengacu
pada hasil pengkajian yaitu nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Data yang ke 2 di dapatkan hasil Ny. S mengatakan sering makan-makanan
yang menyebabkan hipertensi seperti makaan berminyak dan garam berlebih
Selain itu Ny. S kurang mengetahui makanan apa saja yang baik untuk
dirinya maka diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Defisit pengetahuan
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
(individu/keluarga).
C. Perencanaan
Perencanaan keperawatan yang dibuat disusun berdasarkan buku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sesuai dengan beberapa masalah
yang dialami klien di mulai dari observasi , edukasi, terapeutik dan
kolaborasi.
D. Implementasi
Pelaksanaan atau implemetasi keperawatan yang dilakukan yaitu mengacu
pada buku SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dan mengacu
pada masalah yang terjadi di keluarga dengan klien Ny. S dimulai dari
observasi, terapeutik dan edukasi salah satu implementasi yang dilakukan
yaitu terapi non farmakologi dengan menerapkan pemberian air rebusan daun
salam yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pasien sehingga
pasien tidak mengalami sakit kepala dan pusing yang disebabkan oleh
tekanan darah dan juga memberikan edukasi untuk pengobatan juga
pencegahan penyakit hipertensi .
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melakukan sebuah implementasi hal ini perlu
dilakukan untuk mengukur sejauh mana implementasi berhasil dilakukan.
Pada kasus Ny. S implementasi dengan melakukan pemberian air rebusan

34
daun salam untuk menurunkan tekanan darah sehingga pusing dan nyeri
berkurang, kemudian melakukan penyuluhan tentang hipertensi dan cara
pengobatannya. Dan dari hasil proses keperawatan yang dilkukan selama 3
hari melalui terapi yang diberikan pasien mengatakan bahwa ada pengaruh air
rebusan daun salam terhadap tekanan darah.

Pembahasan Berdasarkan Jurnal yang Diambil


Berdasarkan jurnal yang diambil dan juga beberapapenelitian
membuktikan bhawa ada pengaruh air rebusan daun salam terhadap tekanan darah
Salam (Syzgiyum polyanthum) adalah nama pohon penghasil daun rempah
yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Obat tradisional ini secara
empiris berkhasiat dalam terapi hipertensi. Daun salam tumbuh menyebar di Asia
Tenggara dan sering di temukan dipekarangan rumah. Selain sebagai bumbu
dapur, daun salam memiliki banyak manfat untuk kesehatan misalnya untuk
mengobati diabetes militus, gastritis, pruritus, diare, mabuk karena alkohol, dan
hipertensi. (Agoes, 2010).Berdasarkan penelitian Yunus (2015), daun salam
mengandung senyawa flavonoid, yang mana flavonoid mengandung quarcertin
memberikan pengaruh sebagai vasolidator, antipletelet, dan antipoliferative dan
menurunkan tekanan darah, hasil dari oksidasi dan perbaikan terhadap organ
tubuh yang sudah rusak akibat dari hipertensi. Dengan demikian disimpulkan
bahwa flavonoid dapat digunakan untuk menekan resiko terjadinya miokardiak
infark dan stroke.Menurut Savitri (2016), kandungan mineral yang ada pada daun
salam membuat peredaran darah menjadi lebih lancar dan mengurangi tekanan
darah tinggi daun salam juga mengandung minyak esensial eugenol dan metal
kavikol, serta etanol yang berperan aktif sebagai anti jamur dan bakteri.
Kandungan kimiawi dari daun salam terdiri dari berbagai senyawa kimia, seperti

35
Saponin, Triterpen, Flavonoid, Tannin, Alkaloid minyak Atsiri (Seskuiterpen,
lakton, dan Fenol).

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik melebihi 140 mmHg
dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau tiga kali
kunjungan . Salah satu tujuan tata laksana hipertensi adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup dan mencegah terjadinya komplikasi. Diet/nutrition care pada
pasien hipertensi memeran peranan penting dalam tata laksananya. Untuk
mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian melalui
monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh tim
kesehatan. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang
diperlukan kepada pasien optimal.
Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderita, tetapi melalui
timbulnya berbagai penyakit serius. Dengan kata lain, komplikasi dari hipertensi
itulah yang sebenarnya banyak mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Hipertensi baru di sadari ketika telah menyebabkan gangguan organ, seperti
gangguan fungsi jantung. koroner, ginjal. gangguan fungsi kognitif ataupun

36
stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup pada para
penderitanya
B. Saran
Saran untuk penderita hipertensi yaitu :
1. Menjaga berat badan
2. Berhenti rokok
3. Pangkas garam
4. Kurangi stress
Berhenti konsumsi minuman keras

DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+rebusan+daun+salam+purwosari&btnG=
#d=gs_qabs&t=1656986554177&u=%23p%3DBcPVqy26AhoJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+rebusan+daun+salam+seruni+jember&bt
nG=#d=gs_qabs&t=1656986600811&u=%23p%3D20lAfrD25uAJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=daun+salam+
%2C+kerinci+&btnG=#d=gs_qabs&t=1656986649070&u=%23p
%3DqvkZjBTV1xoJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=rebusan+salam
%2C+belimbing+padang&btnG=#d=gs_qabs&t=1656986693987&u=%23p
%3DsKqvPffUAuQJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=rebusan+salam+sei+agul&btnG=#d=gs_qabs&t=16
56986732075&u=%23p%3DuRyzE82fYJ4J

37

Anda mungkin juga menyukai