Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. MR


DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS 1 DENPASAR UTARA

oleh :
KELOMPOK IX
Rani Arsanti, A.A 15C11454
Eka Merry Pratiwi, Ni Wyn 15C11431
Veralin Polly 15C11465
Anggara Ningsih, Ida Ayu Gede 15C11416
Diana Lestari, Ni Luh Ayu 15C11492
Devi Cristianti, Ni Wayan 15C11485
Bimbi Ayu Lestari 15C11483
Devi Eka Sari, Ni Wayan 15C11486
Aristya Dewi, Dw. Agung Ayu Istri 15C11539
Eka Tri Wahyuni, Ni Putu 15C11432
Mas Widyandari, Ni Ketut 15C11443
Ena Dwipayani, Ni Kadek 15C11495

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Keluarga pada pasien dengan Hipertensi.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada pasien dengan Hipertensi ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan
keluarga pada pasien hipertensi serta memenuhi tugas PLKK IV.Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik yaitu Ns. I Gusti
Agung Tresna Wicaksana, S.Kep.,M.Kep serta pembimbing di Puskesmas 1
Denpasar Utara.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan pendahuluan dan konsep dasar asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini. Terima kasih dan semoga makalah
ini memberikan manfaat positif bagi pembaca.

Denpasar, 24 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 4
2.1 Tinjauan Teori Keluarga ................................................................... 4
2.2 Tinjauan Teori Hipertensi ................................................................. 23
2.3 Laporan Pendahuluan Per Kunjungan .............................................. 37
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................. 46
3.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................. 46
3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 64
3.3 Perencanaan Keperawatan ................................................................ 65
3.4 Pelaksanaan Keperawatan ................................................................. 67
3.5 Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 71
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 76
5.1 Simpulan ........................................................................................... 76
5.2 Saran ................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 78

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mecehgah timbulnya komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyakit epidemiologis membuktikan
bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskuler. (Arif, 2009. Pengantar Asuhan
Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Kardiovaskular Hal : 112).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90
mmHg (Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Hal : 896).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu hippertensi ringan,
sedang, dan berat. Adapun klasifikasi hipertensi Menurut WHO yaitu sebagai
berikut :
a. Hipertensi ringan : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat : Tekanan diastole > 130 mmHg

1
Penyebab dari hipertensi dibagi berdasarkan hipertensi primer,
sekunder, dan penyebab lainnya.
a. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun
faktor penyebab dari hipertensi primer antara lain :
1) Usia
2) Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3) Gaya Hidup
4) Keturunan 75%
5) Emosi /stress
6) Merokok
7) Alkohol
8) Tinggi lemak
9) Tinggi sodium /garam
10) Obesitas atau kegemukan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga yang
dapat diberikan pada pasien dengan hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui teori dari hipertensi
b. Untuk mengetahui data pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada
pasien dengan hipertensi
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin
timbul pada pasien dengan hipertensi
d. Untuk mengetahui perencanaan asuhan keperawatan keluarga yang
dapat diberikan kepada pasien dengan hipertensi

2
e. Untuk mengetahui implementasi asuhan keperawatan keluarga yang
dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi
f. Untuk mengetahui evaluasi asuhan keperawatan keluarga pada pasien
dengan hipertensi

1.4 MANFAAT PENULISAN


Sebagai pedoman pembelajaran dan pembuatan asuhan keperawatan
keluarga pada pasien dengan hipertensi.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari lima BAB.
BAB I adalah pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan (mencakup tujuan umum dan tujuan khusus),
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II adalah tinjauan teori
yang menguraikan tentang teori – teori keluarga dan hipertensi yang meliputi
definisi/ pengertian, penyebab/ etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, serta tinjauan teori asuhan
keperawatan terkait. BAB III adalah tinjauan kasus yang menguraikan
tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. BAB IV adalah pembahasan yang menguraikan tentang kesenjangan
antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus.BAB V adalah
penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.Pada bagian akhir
penulisan laporan ini terdapat daftar pustaka.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI KELUARGA DAN ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTENSI

2.1 TINJAUAN TEORI KELUARGA


A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Friedman, Bowden, & Jones (2010) mendefinisikan keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
berhubungan darah, hubungan perkawinan, atau yang hidup satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain dan peranan masing – masing
menciptakan dan mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah unit
terkecil masyarakat teridiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes, 1998).
2. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku inter
personal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh
harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Friedman, Bowden, & Jones, 2010)
3. Tipe Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) tipe keluarga
dikelompokkan menjadi :
a. Pengelompokan secara tradisional
Pengelompokan tradisional ada 2 macam yaitu :
1) Nuclear family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.

4
2) Extended family (keluarga besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, bibi,
dan lain sebagainya.
b. Pengelompokan secara modern
Dipengaruhi oleh perkembangan peran individu dan meningkatnya
rasa individualisme. Tipe keluarga modern dikelompokkan menjadi
beberapa macam yaitu :
1) Traditional nuclear
Adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang tinggal dalam satu
rumah yang ditetapkan oleh sanksi legal dalam ikatan perkawinan,
dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Niddle age/aging couple
Adalah keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di
rumah atau keduanya bekerja di rumah, sedangkan anak – anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier
3) Dyaldic nuclear
Adalah keluarga dimana suami – istri sudah berumur dan tidak
mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja diluar
rumah.
4) Single parent
Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai
akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak – anaknya
dan tinggal dirumah atau di luar rumah.
5) Dual carrier
Adalah keluarga dengan suami istri yang keduanya orang karier
dan tanpa memiliki anak
6) Three generation
Adalah keluarga yang terdiri dari atas tiga generasi atau lebih yang
tinggal dalam satu rumah

5
7) Comunal
Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan
suami sitri atau lebih yang monogami berikut anak – anaknya dan
bersama – sama dalam penyediaan fasilitas
8) Cohibing couple/keluarga kabitas/cohabitation
Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan
9) Composite/keluarga berkomposisi
Adalah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal
secara bersama – sama dalam satu rumah.
10) Gay and lesbian family
Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
4. Struktur Keluarga
Dalam Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam – macam,
diantaranya adalah :
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal : sepasang suami istri yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
sedarah suami.
d. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami

6
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa
sanaksaudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan suami atau istri.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya.
fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah antara lain :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercemin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
dan meneruskan nilai – nilai budaya pada anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.

7
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman/memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
6. Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran/penyalur
a. Tujuan perawatan kesehatan keluarga
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarganya sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarga
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam meningidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah kesehatan dasar dalam keluarga
c) Meningkatkan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah para anggota keluarga
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga

8
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidup.
b. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima
tugas keluarga sebagai paparan etiologi/penyebab masalah. Lima
tugas keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan
penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk
sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, bagaimana msalah dirasakan keluarga, bagaimana
keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa
takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif fari keluarga
terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem pengambilan
keputusan yang dilaukan terhadap anggota keluarga yang
sakit.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan
sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan,
sumber – sumber yang ada dalam keluarga serta sikap
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan
penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan
lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar
rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.

9
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap
penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan terjangkau
oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang
dipersepsikan keluarga.
7. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh keluarga menurut Friedman 1998 ada 8, yaitu
sebagai berikut :
a. Tahap I (Keluarga Pemula)
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun
perkawinan yang saling memuaskan, menguhubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
b. Tahap II (Keluarga sedang mengasuh anak/anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga bsesar dengan menambah peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing –
masing pasangan.
c. Tahap III (Keluarga dengan anak usia prasekolah/anak tertua berumur
2 – 6 tahun)
tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma

10
kehidupan, milai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah/anak tertua usia 6 – 13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenui kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelasikan tugas sekolah.
e. Tahap V (keluarga dengan anak remaja/anak tertua umur 13 – 20
tahun)
Tugas dalam tahap ini yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri,
memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara
terbuka antara orang tua dan anak – anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI (Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda/mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini memiliki tugas yaitu memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak – anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia.
g. Tahap VII (orang tua usia pertengahan/tanpa jabatan atau pensuinan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45 – 55 tahun
dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya
adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankann

11
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak –
anak, memperoleh hubungan perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII (keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia)
Tahap ini dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasnagan lain meninggal. Tugas
perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara
generasi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien dengan menangani norma – norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem terintegrasi
dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya (Effendy, 2009).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan
keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing
Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga

12
b. Aktivitas Rekreasi Keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stres dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota ke-luarga.

13
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, ke-pala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstre-mitas atas dan
bawah, system genetalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Suprajitno (2004), yaitu :
a Membina Hubungan Baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara
lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah,
menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran
perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang
ada di keluarga.
b Pengkajian Awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan yang dilakukan.
c Pengkajian Lanjutan (Tahap Kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data
yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengung-
kapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan
yang penting dan paling dasar.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana

14
perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk memperta-
hankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito,
2008). Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :
a. Analisa Data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibanding-kan
dengan standar normal sehingga didapatkan masalah kepera-watan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenu-hinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan
keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga
yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1) Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sum-ber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digu-nakan.
Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen
problem (P) saja dan sign/symptom (S) tanpa etiologi (E).
2) Diagnosa Ancaman/Risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini
dapat menjadi masalah aktual bila tidak segera ditanggu-langi.
Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem
(P), etiologi (E), sign/symptom (S).

15
3) Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh ke-
luarga dan memerlukan bantuan dengan cepat. Perumusan
diagnosa aktual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gang-
guan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi me-
ngacu pada 5 tugas keluarga.
Adapun beberapa diagnosa keperawatan keluarga :
a Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah – masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi
b Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga
c Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
d Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti
JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
e Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
f Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kbiasaan
sehari – hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
gram.

16
g Potensial penatalaksaan aturan theraoeutik keluarga yang efektif yang
berhubungan dengan keadekuatan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
h Kurang pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, serta cara perawatan hipertensi yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengnal hipertensi.
i Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya yang sakit.

3. PERENCANAAN
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi (Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana
perawatan (Suprajitno, 2004).
a. Menentukan prioritas masalah keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa kriteria sebagai
berikut :
1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Manglay (1978) dalam Efendy (1998).

17
Tabel 1 Skoring Masalah keperawatan
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah
Skala
a. Actual 3
b. Risiko 2 1
c. Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
Skala
2
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk mencegah
Skala
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala
a. Masalah berat harus 2
ditangani
b. Masalah yang tidak perlu 1 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
0
Total 5

Berdasarkan kriteria diatas maka dapat diprioritaskan suatu masalah,


masing – masing masalah keperawatan di scoring kemudian
dijumlahkan nilainya. Rumus untuk mendapatkan nilai scoring
tersebut adalah :
skor X Bobot
x bobo𝑡
nilai tertinggi
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tu-juan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau me-ngatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang ber-dasarkan
tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk mem-perkuat garis

18
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2008).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana me-ngatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi
pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tin-dakan yang akan
dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah.
2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/ in-terpretasi yang
salah.
3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara me-nangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang
telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
Adapun beberapa perencanaan yang ada dalam asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan diagnosa keperawatan :

Evaluasi
No Dx Tujuan Kriteri Intervensi
Standar
a
1 2 3 4 5 6
1 Nyeri akut b/d Tupan : Demon Keluarga dapat 1. Berikan penjelasan
ketidakmampuan Setelah diberikan strasi mendemonstrasikan pada klien dan

19
keluarga dalam tindakan cara mengurangi keluarga tentang
merawat anggota keperawatan selama dan mencegah cara mengurangi /
keluarga yang sakit 3 kali kunjungan terjadinya nyeri mencegah
rumah diharapkan dengan benar terjadinya nyeri
keluarga dapat dengan teknik 2. Demonstrasikan
mengatasi nyeri relaksasi, kompres pada klien dan
yang dirasakan oleh dingin pada kepala keluarga tentang
Ny.A bagian belakang cara mengurangi
Tupen : dan menghindari nyeri.
1. Setelah perubahan posisi
dilakukan secara mendadak.
kunjungan 3 x 15
menit, klien dan
keluarga dapat
mengetahui
bagaimana cara
mengatasi nyeri
Ny.A
2. Setelah
dilakukan
kunjungan 3 x 15
menit klien dan
keluarga mampu
mengatasi nyeri
Ny.A
2 Ketidakmampuan Tupan : Demon Keluarga dapat 1. Berikan penjelasan
keluarga untuk Setelah diberikan strasi mengetahui diet pada keluarga

menyediakan diet tindakan khusus penderita tentang makanan


keperawatan selama hipertensi, yang boleh
khusus bagi
3 kali kunjungan makanan yang dimakan dan tidak
penderita
rumah diharapkan boleh dimakan dan boleh dimakan
hipertensi b/d
keluarga mampu tidak boleh serta jumlahnya
kurangnya
menyediakan diet dimakan pada bagi penderita
pengetahuan

20
tentang cara khusus bagi penderita hipertensi.
pengolahan penderita hipertensi. hipertensi, serta 2. Berikan penjelasan

makanan dalam Tupen : jumlah yang tepat pada keluarga cara


1. Setelah dilakukan pengolahan
jumlah yang
kunjungan 3 x 15 makanan untuk
benar
menit keluarga klien hipertensi
mengetahui diet 3. Berikan contoh
khusus untuk sederhana kepada
penderita keluarga untuk
hipertensi membuat makanan
2. Keluarga mampu dengan jumlah
menyediakan yang tepat bagi
makanan dan penderita
jumlah yang tepat hipertensi.
bagi klien
hipertensi.

4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga, yaitu :
a. Sumber daya keluarga.
b. Tingkat pendidikan keluarga.
c. Adat istiadat yang berlaku.
d. Respon dan penerimaan keluarga.
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil imple-
mentasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana
perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang

21
spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat
aktivitas yang telah dicapai (Friedman,2006).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :
- S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

22
2.2 TINJAUAN TEORI HIPERTENSI
A. LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
1. PENGERTIAN
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mecehgah timbulnya komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyakit epidemiologis membuktikan
bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskuler. (Arif, 2009. Pengantar Asuhan
Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Kardiovaskular Hal : 112).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90
mmHg (Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Hal : 896).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu hippertensi ringan,
sedang, dan berat. Adapun klasifikasi hipertensi Menurut WHO yaitu sebagai
berikut :
d. Hipertensi ringan : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
e. Hipertensi sedang : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
f. Hipertensi berat : Tekanan diastole > 130 mmHg

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84

23
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Klasifikasi Hipertensi menurut kelompok umur: (Tambayong. 2000.


Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Hal : 94)
Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80 / 40 90 / 60
Anak 7-12 th 100 / 60 120 / 80
Remaja 12-17 th 115 / 70 130 / 80
Dewasa 20-45 th 120-125 / 75-80 135 / 90
45-65 th 135-140 / 85 140/90 – 160/95
>65 th 150 / 85 160 / 95

2. ETIOLOGI
Penyebab dari hipertensi dibagi berdasarkan hipertensi primer, sekunder, dan
penyebab lainnya.
b. Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun
faktor penyebab dari hipertensi primer antara lain :
11) Usia
12) Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
13) Gaya Hidup
14) Keturunan 75%
15) Emosi /stress
16) Merokok
17) Alkohol
18) Tinggi lemak
19) Tinggi sodium /garam

24
20) Obesitas atau kegemukan
c. Etiologi pada hipertensi sekunder yaitu sebagai berikut :
1) Endokrin
a) DM
b) Hipertiroidisme
c) Hipotiroidisme
2) Ginjal
a) Glomerulonefritis
b) Pielonefritis
c) Nekrosis tubular akut
d) Tumor
d. Hipertensi penyebab lainnya yaitu sebagai berikut:
1) Chausing syndrome
2) Tumor pituitary
3) Toxemia kehamilan
4) Stress jangka panjang
5) Cedera kepala
6) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi

3. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti
walaupun telah banyak penyebab yang diidentifikasi seperti faktor :
a. Usia
Pada > 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari
pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan
elastisitas otot pembuluh darah, penurunan kemampuan aorta & arteri
dalam mengakomodasikan volume darah sehingga terjadi penurunan
curah jantung dan peningkatan tekanan perifer yang menyebabkan
tekanan darah meningkat.

25
b. Psikologi
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf
simpatis melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriktor akan
berpengaruh kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
c. Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat
mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh
darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja
jantung dan tekanan darah meningkat.
d. Alkohol
Alkohol bersifat dingin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan
pengkakuan pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
terjadi meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah meningkat.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang baik seperti Mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan
dinding pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi
meningkat.

4. MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala atau manifestasi klinis dari hipertensi yaitu sebagai
berikut :
a. Kelelahan , letih
b. Nafas pendek
c. Sakit kepala, pusing
d. Mual, muntah
e. Gemetar
f. Nadi cepat setelah aktivitas
g. Gangguan penglihatan

26
h. Sering marah
i. Mimisan
j. Kaku pada leher atau bahu
k. Kesadaran menurun

5. KOMPLIKASI
Komplikasi dari hipertensi yaitu antara lain :
a. Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada
retina.
b. Stroke
c. Penurunan fungsi ginjal
d. Kelainan jantung

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk hipertensi yaitu antara lain :
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (
viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid

27
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi

7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dankadar adosteron dalam
plasma.

28
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalampemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
b. Penatalaksanaan non medis
Memberikan HE kepada pasien :
- Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
- Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti
jeroan
- Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
- Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
- Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan

29
8. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Pada pasien hipertensi biasanya mengeluh sakit kepala
2) Riwayat penyakit sekarang
Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai
3) Riwayat penyakit sebelumnya
Tanyakan riwayat penyakit yang pernah dialami klien seperti
riwayat hipertensi, penyakit jantung, DM dll
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pada klien hipertensi biasanya terdapat anggota keluarga yang
mengidap juga (bersifat menurun)
b. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Pasien biasanya mengalami dispnea yang berkaitan dari
kativitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputu dan riwayat merokok
2) Makan dan minum
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.
3) Pola tidur
Pada pasien hipertensi biasanya mengalami gangguan pada pola
tidurnya akibat sakit kepala yang dirasakan
4) Eliminasi
Pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri

5) Pola aktifitas dan latihan


Pada pasien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas,
pusing, kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun

30
6) Rekreasi
Pada pasien hipertensi biasanya mengalami pusing, kelelahan,
kelemahan otot atau sampai kesadaran menurun, sehingga
pasien dengan hipertensi hanya berbaring saja atau beristirahat.
7) Indeks KATZ
Pada lansia yang mengalami hipertensi biasanya mengalami
ketergantungan pada orang lain untuk membantunya melakukan
beberapa aktivitas. ketergantungan pada orang lain yang dimiliki
lansia tergantung dari kemampuan lansia tersebut untuk
melakukan aktivitas. Adapun yang diukur dalam indeks KATZ
yaitu aktivitas lansia seperti makan, BAB/BAK, menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
8) Rasa Nyaman
Pasien biasanya mengeluh pening pening/pusing, berdenyut,
sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis
c. Psikologis
Pada asuhan keperawatan gerontik, perawat harus mengukur sisi
psikologis yang dialami oleh lansia tersebut. Adapun hal – hal yang
perlu diukur dalam mengetahui psikologis pada lansia yaitu sebagai
berikut :
1) Mental (SPMSQ/MMSE)
Penilaian status mental pada lansia dapat diukur
menggunakan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
a) Tanggal berapa hari ini?
b) Hari apa sekarang?
c) Apa nama tempat ini?
d) Berapa nomor telepon anda?
e) Dimana alamat anda?
f) Berapa umur anda?

31
g) Kapan anda lahir?
h) Siapa Presiden Indonesia sekarang?
i) Siapa Presiden sebelumnya?
j) Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Dalam menilai status mental pada lansia dapat dilihat dari
berapa jumlah kesalahan yang dijawab oleh lansia tersebut.
Fungsi intelektual berat (kesalahan 8 – 10), fungsi
intelektual sedang (kesalahan 5 – 7), fungsi intelektual
ringan (kesalahan 3 – 4), fungsi intelektual utuh (kesalahan
0 – 2).
2) Depresi
Penilaian depresi pada asuhan keperawatan gerontik dapat
menggunakan skala Depresi Beck. Dalam skala Depresi
Beck ada beberapa item pernyataan sebagai berikut :
kesedihan, pesimisme, rasa kegagalan, ketidakpuasan, rasa
bersalah, tidak menyukai diri sendiri, membahayakan diri
sendiri, menarik diri dari sosial, keragu – raguan, perubahan
gambaran diri, kesulitan kerja, keletihan, dan anoreksia.
Dalam menilai status depresi pada lansia dapat dilihat dari
jumlah skor. Tidak ada depresi atau minimal jika jumlah
skor 0 – 4, depresi ringan jika jumlah skor 5 – 7, depresi
sedang jika jumlah skor 8 – 15, dan depresi berat jika
jumlah skor > 15.
3) Keadaan emosi
Keadaan emosi yang dimiliki setiap lansia berbeda – beda.
Namun biasanya kebanyakan lansia yang sedang jatuh sakit
akan memiliki emosi yang tidak stabil.
4) Konsep diri
Konsep diri yang akan diukur pada lansia yaitu identitas
diri, gambaran diri, ideal diri, peran diri, dan harga diri.

32
5) APGAR Keluarga
Dalam permasalahan lansia yang berada dipanti biasanya
mengalami masalah dalam keluarga sehingga perlu diukur
dengan menggunakan APGAR keluarga. Adapun fungsi
yang akan diukur dalam APGAR keluarga yaitu fungsi
adaptasi, hubungan, pertumbuhan, afeksi, pemecahan.
Dalam menilai APGAR keluarga dapat dilihat dari jumlah
skor. Skor 2 jika selalu, skor 1 jika kadang – kadang, dan
skor 0 jika hampir tidak pernah.
d. Sosial
1) Dukungan keluarga
Pada lansia biasanya sangat membutuhkan dukungan dan
perhatian dari keluarganya, sehingga tidak jarang lansia yang
ada dipanti tidak mendapat dukungan dari keluarganya
2) Hubungan dengan keluarga
Pada lansia yang tinggal dipanti biasanya memiliki masalah
dengan keluarganya.
3) Hubungan dengan orang lain
Hubungan lansia dengan orang lain biasanya tergantung dari
lansia itu sendiri.
e. Spritual
1) Pelaksanaan ibadah
2) Keyakinan tentang kesehatan
f. Pemeriksaan fisik
Berat badan dan tinggi badan
Mata : Retina, pupil
Leher : JVP, bising
Paru : Pernafasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas).
Jantung :

33
1) Denyut nadi
2) Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2
menit dalam posisi bebaring atau duduk, dan berdiri
sekurangnya setelah 2 menit.
3) Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan
jika nilainya berbeda makan nilai yang tertingi yang diambil.
4) Suara jantung.
5) Bising jantung.
Abdomen : Bising dan peristaltic.
Ekstrimitas : Refleks dan edema.
g. Pemeriksaan penunjang
1) EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran
atrium kiri, adanya peenyakit jantung atau aritmia.
2) Laboratorium
Fungsi ginjal: urin lengkap(urinalisis) Ureum, creatinin,
BUN dan asam urat, serta darah lengkap lainnya.
3) Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung,
vaskularisasi atau aorta yang lebar.
4) Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel, mungkin juga sudah
terjadi dilatasi dan gangguan fungsi diastolic dan sistolik.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu sebagai berikut :
a. Penurunan curah jantung
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Intoleransi aktivitas
d. Nyeri akut
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

34
f. Gangguan pola tidur
g. Resiko tinggi gangguan persepsi sensori : pengelihatan
h. Resiko cidera

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan merupakan langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan), strategi ini terdapat dalam rencana tindakan
keperawatan. Tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal,
diantaranya bahaya-bahaya fisik dan pelindungan pada lansia, teknik
komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang
hak-hak dari lansia dan memahami tingkat perkembangan lansia.
Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk mengoptimalkan kondisi
lansia agar mampu mandiri dan produktif. Tindakan keperawatan gerontik
adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Kholifah, 2016)

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir dari proses
keperawatan gerontik. Penilaian yang dilakukan dengan
membandingkan kondisi lansia dengan tujuan yang ditetapkan pada
rencana. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan dengan melibatkan
lansia dan tenaga kesehatan lainnya. Menurut Craven dan Hirnle
(2000) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan
keperawatan antara dasar tujuan keperawatan yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku lansia yang tampilkan. Penilaian dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan, kegiatan ini untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur
keberhasilan dari rencana, dan pelaksanaan tindakan keperawatan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lansia (Kholifah, 2016)

35
Beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antara lain:
1. Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan,
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang
diharapkan,
3. Mengukur pencapaian tujuan,
4. Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan,
5. Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan
bila perlu

36
2.3 LAPORAN PENDAHULUAN PER KUNJUNGAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. MR
DENGAN HIPERTENSI DI JALAN SAKURA NO 15

I. LATAR BELAKANG
Kunjungan ke-I
Tanggal : 24 Januari 2019
Karakteristik Keluarga
Penemuan kasus yaitu dengan temuan aktif mahasiswa STIKES Bali
semester VII pada saat kegiatan PLKK 4 dengan praktek Keluarga dan
Komunitas tanggal 24-26 Januari 2019 di Puskesmas 1 Denpasar Utara Jl.
Angsoka No.17. Berdasarkan hasil kunjungan ditemukan kasus pada Tn
MR. Pada data keluarga bapak Tn MR terdapat alamat dan telepon yang
dapat dihubungi, maka mahasiswa bermaksud untuk mengunjungi rumah
keluarga Tn MR untuk mengetahui lebih dalam tentang kesehatan
keluarga Tn MR terutama Tn MR. Kunjungan awal dilakukan pada
tanggal 24 Januari 2019 pukul 14.00 Wita. Kunjungan ini bermaksud
untuk membina hubungan saling percaya dengan keluarga Tn MR
terutama Tn MR.
Pada pertemuan pertama, mahasiswa dan keluarga melakukan perkenalan
dan membina hubungan saling percaya. Kemudian mahasiswa
menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Setelah mahasiswa
mendapatkan persetujuan, mahasiswa melakukan pengkajian yang dimulai
dari mengkaji data umum, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar
belakang budaya dan lain - lain. Keluarga Tn. MR sangat ramah dan
mengerti tujuan dari pengkajian mahasiswa.

37
a. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. Melakukan pengkajian struktur anggota keluarga untuk mengisi
pengkajian genogram 3 keturunan
2. Mengkaji denah rumah keluarga
3. Mengkaji masalah keperawatan keluarga

b. Masalah keperawatan keluarga


-
c. Rencana keperawaran keluarga
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 1x60 menit diharapkan
mahasiswa mampu mebina hubungan saling percaya, mulai melakukan
pengkajian dan keluarga mengerti tentang maksud dan tujuan
mahasiswa.
2. Tujuan khusus
Setelah pertemuan selama 1x60 menit diharapkan mahasiswa pada Tn
“MR” dapat:
a. Melakukan komunikasi dan memberi informasi yang baik dan
benar sehingga keluarga Tn MR dapat memahami maksud dan
tujuan mahasiswa
b. Mengkaji data keluarga sesuai dengan formulir pengkajian
c. Dapat melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga
d. Dapat membuat rencana tindak lanjut
e. Melakukan kontrak waktu kepada keluarga untuk pertemuan
ke-2
d. Implementasi Keperawatan Keluarga
1. Metode : Wawancara, Tanya jawab, Observasi,
Pemeriksaan fsik
2. Media dan alat : Alat tulis, form pengkajian, jam tangan,
spignomanometer, meteran, timbangan dan
lampu senter

38
3. Waktu dan tempat : 24 Januari 2019, Pk 14.00 Wita di rumah
keluarga, jalan sakura no 15
e. Kriteria evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan sudah dibuat sebelum pelaksanaan dan
dibawa saat pelaksanaan
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan, tersedia dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya
c. Mahasiswa membawa alat pemeriksaan fisik
d. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria Proses
a. Selama kegiatan, mahasiswa dan keluarga aktif melakukan
komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan
tujuan kunjungan mahasiswa ke keluarga
b. Selama kegiatan kunjungan, keluarga dapat kooperatif, aktif
menjawab dan dapat mengikuti pemeriksaan fisik
c. Keluarga dapat melakukan kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kontrak sudah diingatkan oleh mahasiswa dan keluarga
3. Kriteria Hasil
a. 95% keluarga mengenal petugas dan mau menerima kunjungan
keluarga
b. Data keluarga Tn MR telah didapatkan dan telah
didokumentasikan
c. Keluarga kooperatif mengikuti kegiatan pemeriksaan
d. Kontrak selanjutnya telah disepakati oleh mahasiswa dan
keluarga
Denpasar, 24 Januari 2019
Mahasiswa,

(Kelompok IX)

39
Kunjungan ke-II
Tanggal : 25 Januari 2019
a. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya, mahasiswa dan keluarga sudah melakukan
kunjungan perkenalan dan membina hubungan saling percaya. Berdasarkan
data pengkajian sebelumnya, didapatkan bahwa keluarga Tn. “MR”
khususnya Tn. MR menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Tn. MR
berobat rutin ke puskesmas, keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui
perawatan dari penyakit hipertensi. Tn. MR terkadang merasakan pusing
pada kepala.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. Melanjutkan pengkajian dan melengkapi data yang belum didapatkan di
kunjungan ke- I
2. Melanjutkan pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang tidak ada
dirumah saat kunjungan ke-Isehingga seluruh anggota keluarga Tn. MR
mengikuti kegiatan pemeriksaan fisik
3. Mengidentifikasi riwayat kesehatan dan tahap perkembangan keluarga
Tn. MR
4. Membuat rencana tindakan keperawatan keluarga yang akan
diimplementasikan di pertemuan ke-III
5. Megkaji tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi
permasalahan yang dialami terkait dengan 5 tugas keluarga
6. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan ke-3 dengan keluarga
Tn.MR
b. Masalah Keperawatan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
c. Rencana keperawaran keluarga
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 1x60 menit diharapkan mahasiswa
mampu memenuhi data pada form pengkajian, melakukan pemeriksaan
fisik pada anggota yang tidak hadir pada pertemuan ke-I dan ke-II,

40
menemukan masalah keperawatan keluarga dan membuat rencana
tindakan.
2. Tujuan khusus
Setelah pertemuan selama 1x60 menit diharapkan mahasiswa pada
keluarga Tn “MR” dapat:
a. Mengkaji identitas seluruh anggota keluarga dan mengetahui
genogram keluarga Tn MR
b. Mengkaji status ekonomi keluarga Tn MR
c. Mengidentifikasi riwayat kesehatan dan tahap perkembangan
keluarga Tn MR
d. Melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga Tn MR
e. Mengkaji fungsi dan peran keluarga Tn MR
f. Mengkaji lingkungan tempat tinggal dan mampu menggambarkan
denah rumah Tn MR
g. Mengetahui harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
h. Membuat rencana keperawatan setelah menemukan masalah
keperawatan keluarga
i. Melakukan kontrak untuk pertemuan ketiga dengan keluarga Tn MR
d. Implementasi Keperawatan Keluarga
1. Metode : Wawancara, Tanya jawab, Observasi, Pemeriksaan
fisik
2. Media dan alat : Alat tulis, form pengkajian, jam tangan,
spignomanometer, meteran, timbangan dan lampu senter
3. Waktu dan tempat : 25 Januari 2019, Pk 14.00 wita di rumah keluarga,
Jl.Sakura no 15
e. Kriteria evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan sudah dibuat sebelum pelaksanaan dan
dibawa saat pelaksanaan
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan, tersedia dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya

41
c. Mahasiswa membawa alat pemeriksaan fisik
d. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria Proses
a. Selama kegiatan, mahasiswa dan keluarga aktif melakukan
komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan
tujuan kunjungan mahasiswa ke keluarga
b. Selama kegiatan kunjungan, keluarga dapat kooperatif, aktif
menjawab dan dapat mengikuti pemeriksaan fisik
c. Keluarga dapat melakukan kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kontrak sudah diingatkan oleh mahasiswa dan keluarga
3. Kriteria Hasil
a. 95% keluarga mengenal petugas dan mau menerima kunjungan
keluarga
b. Data keluarga Tn MR telah didapatkan dan telah didokumentasikan
c. Keluarga kooperatif mengikuti kegiatan pemeriksaan
d. Kontrak selanjutnya telah disepakati oleh mahasiswa dan keluarga

Denpasar, 25 Januari 2019


Mahasiswa,

(Kelompok IX)

42
Laporan pendahuluan kunjungan ke-III
Tanggal : 26 Januari 2019
a. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa sudah melakukan pengkajian
hingga intervensi keperawatan. Pada pertemuan ketiga, mahasiswa
melanjutkan pengkajian yang sebelumnya dan setelah menetapkan
diagnosa mahasiswa melakukan intervensi hingga evaluasi keperawatan.
Adapun metode yang digunakan yaitu wawancara, tanya jawab,
pemeriksaan fisik. Selama kegiatan mahasiswa dan keluarga aktif
melakukan komunikasi dua arah.
Keluarga Tn. MR mengatakan bahwa sering tidak bisa menjaga Tn. MR
yang sedang sakit karena kesibukan aktivitas sehari-hari. Begitu pula
dengan istri Tn. MR yang waktu sehari-harinya digunakan untuk menjaga
warung usaha milik keluarganya.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Mengevaluasi keadaan keluarga Tn. MR khususnya Tn. MR setelah
diberikan asuhan keperawatan dan pemberian intervensi
c. Masalah Keperawatan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d. Rencana keperawaran keluarga
1.Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 1x60 menit diharapkan
mahasiswa mampu memberi intervensi dengan tepat hingga dapat
dievaluasi.
2.Tujuan khusus
Setelah pertemuan selama 1x60 menit diharapkan mahasiswa pada Tn
“MR” dapat:
1. Melakukan komunikasi dan memberi informasi yang baik
dan benar sehingga keluarga Tn MR dapat memahami
maksud dan tujuan mahasiswa

43
2. Merancang intervensi dan menerapkan tindakan
keperawatan yang tepat kepada keluarga
3. Mahasiswa dapat langsung melakukan evaluasi diakhir
asuhan keperawatan yang sudah diberikan
e.Implementasi Keperawatan Keluarga
1. Metode : Wawancara, Tanya jawab,
Observasi
2. Media dan alat : Alat tulis, form pengkajian, jam
tangan, spignomanometer, meteran
3. Waktu dan tempat : 26 Januari 2019, Pk 14.00 Wita di
rumah keluarga, Jl. Sakura no 15
f. Kriteria evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan sudah dibuat sebelum pelaksanaan dan
dibawa saat pelaksanaan
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan, tersedia dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya
c. Mahasiswa merancang intervensi, menerapkan tindakan dan
melakukan evaluasi sesuai dengan masalah keperawatan
2. Kriteria Proses
a. Selama kegiatan, mahasiswa dan keluarga aktif melakukan
komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan
tujuan kunjungan mahasiswa ke keluarga
b. Selama kegiatan kunjungan, keluarga dapat kooperatif, aktif
menjawab dan dapat mengikuti pemeriksaan fisik
c. Keluarga dapat melakukan kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kontrak sudah berakhir, mahasiswa mengucapkan terimakasih atas
kesempatan yang telah diberikan

44
3. Kriteria Hasil
a. 95% keluarga mengenal petugas dan mau menerima kunjungan
keluarga
b. Data keluarga Tn MR telah didapatkan dan telah
didokumentasikan
c. Keluarga kooperatif mengikuti kegiatan pemeriksaan

Denpasar, 26 Januari 2019


Mahasiswa,

(Kelompok IX)

45
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.MR


DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS I DENPASAR UTARA
TANGGAL 24 - 26 JANUARI 2019
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Januari
2019 pukul 14.00 Wita. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
a. Data Umum
1) Kepala Keluarga
a) Nama : Tn. MR
b) Umur : 84 tahun
c) Jenis kelamin : Laki – laki
d) Pendidikan : D1
e) Pekerjaan : Pensiunan
f) Agama : Hindu
g) Suku/Bangsa : Indonesia
h) Alamat : Jln. Sakura no 15 Denpasar Utara
i) Tanggal pengkajian : 28 Januari 2019
2) Komposisi Keluarga
Tabel 1
Komposisi Keluarga Tn.MR

No Nama L/P Umur Hub. dg Pend. Pkrjn Imuni Kondisi Ket


(th) KK sasi
1 Tn. L 84 th Kepala D1 Pensiun - Memiliki TD =
MR keluarga an masalah 180/100
pada mmHg

46
tekanan
darah
2 Ny. N P 79 th Istri D IV Pensiun - Sehat -
an
3 An.R L 23 th Cucu SLTA Pelajar - Sehat -

3) Genogram

Gambar 1 : Genogram Keluarga Tn. I dengan Hipertensi


Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan
: Klien
: Tinggal serumah

Penjelasan genogram :
Tn. MR memiliki 3 saudara yang sudah meninggal. Ayah Tn.MR
sudah meninggal semenjak Tn.MR berusia 4 tahun sehingga Tn.MR
tidak mengetahui penyebab ayahnya meninggal, sedangkan ibu
Tn.MR meninggal karena faktor usia. Saat ini Tn.MR memiliki 4
orang anak. Kedua anak laki – lakinya tinggal di luar kota dan 2 orang
anak perempuannya ikut dengan suaminya. Sehingga saat ini Tn.MR
dan istrinya tinggal berdua dirumah namun ada seorang cucunya yang
masih sekolah ikut tinggal bersama Tn. MR.

47
4) Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. MR adalah extended family (keluarga besar) yang
terdiri dari Tn. MR sebagai kepala keluarga, Ny. N sebagai istri, dan
An. R sebagai cucu.
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
Tn. MR bersuku Bali, bahasa yang digunakan setiap hari adalah
Bahasa Bali dan terkadang Bahasa Indonesia. Di lingkungan keluarga
Tn. MR menjalin hubungan baik dengan tetangganya, tidak ada adat
istiadat budaya keluarga Tn. MR yang bertentangan dengan
kesehatan.
6) Agama
Keluarga Tn. MR menganut Agama Hindu dan menjalankan
kewajibannya, keluarga rutin sembahyang dirumah pada pagi dan
malam hari serta setiap hari raya.
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tabel 2
Rata – Rata Pendapatan dan Pengeluaran
No Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Ket
1 Tn. Pensiunan 2.000.000 1.000.000 -
MR
2 Ny.N Pensiunan 2.000.000 1.000.000 -
Jumlah 4.000.000 2.000.000 -

Penjelasan : Tn. MR mengatakan bahwa ekonominya cukup untuk


keperluan sehari – hari. Penghasilan utama keluarga
didapatkan dari hasil pensiunan Tn. MR dengan
pengahasilan sebanyak Rp. 2.000.000 dan Ny. N
pensiunan dengan penghasilan sebanyak Rp. 2.000.000.

48
8) Aktivitas rekreasi keluarga atau waktu luang
Keluarga Tn.MR mengatakan bahwa memiliki kebiasaan rutin pergi
mengunjungi rumah saudara – saudara setelah hari raya, namun
setelah Tn. MR jatuh sakit, kebiasaan rutin mengunjungi rumah
saudara – saudara tidak dilakukan lagi, namun saat ini anak – anaknya
rutin mengunjungi Tn.MR dan istrinya dirumah.
b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Pada saat ini keluarga Tn. MR berada pada tahap ke 7 yaitu orang tua
usia pertengahan yang ketiga anaknya sudah menikah dan memiliki
keluarga sendiri.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tahap keluarga Tn. MRsaat ini yang belum terpenuhi adalah tahap ke
depalan yaitu keluarga dengan tahap pensiun atau lansia.
3) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn. MR mengatakan bahwa penyakit hipertensi yang dialaminya
adalah penyakit keturunan.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Tipe rumah yang ditempati Tn. MR permanen, luas bangunan 13
meter serta halaman seluas 7 meter. Tembok rumah tidak ada yang
bolong, atap rumah terbuat dari genteng, lantai rumah dari keramik,
penataan peralatan rumah tangga tertata rapi, pencahayaan dan
penerangan cukup, kebersihan rumah cukup bersih, tempat ibadah
berada disebelah utara.
2

3
3 6

3
5 3
4 4 U

49
Keterangan :
1. Pintu masuk
2. Padma
3. Kamar
4. Kamar mandi
5. Dapur
6. Ruang tamu

2) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas


Pengelolaan sampah di rumah Tn. MR biasanya menggunakan jasa
pengangkut sampah keliling. Sumber air yang digunakan berasal dari
sumur bor, air tersebut digunakan untuk keperluan sehari – hari
seperti mandi, memasak, dan lain- lain. Keadaan air : bersih, tidak
berbau, dan tidak berasa, Tn. MR memiliki jamban sendiri, jenisnya
leher angsa, kondisinya terawat, jarak antara sumber air dengan
tempat penampungan tinja yaitu kurang lebih 15 m. Untuk
pembuangan air limbah, biasanya disalurkan menuju got. Kehidupan
keluarga dan tetangga terjalin akrab, saling menghormati dan kompak.
Lingkungan cukup aman dari kejahatan, fasilitas kesehatan tersedia
dan terjangkau dengan kendaraan bermotor.
3) Mobilitas Geografi Keluarga
Tn. MR bertempat tinggal di daerah Denpasar Utara, di Jl. Sakura no
15 Denpasar Utara
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. MR biasanya berkumpul dengan keluarganya pada sore atau
malam hari, dan biasanya sering menyempatkan diri untuk ikut
kegiatan dirumah.
5) Sistem pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga
Tn. MR tinggal bersama Istri dan Ibunya. Tn MR mengatakan jika
kekurangan uang atau ada masalah, Tn. MR akan membicarakannya
kepada istrinya.

50
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Pola komunikasi keluarga Tn. MR berjalan dengan baik, secara
verbal, bahasa yang digunakan keluarga adalah Bahasa Bali dan
terkadang menggunakan Bahasa Indonesia, dalam berkomunikasi
keluarga saling terbuka satu sama lain dan saat mengambil keputusan,
keluarga selalu bermusyawarah, sehingga jarang terjadi konflik.
2) Struktur Kekuasaan
Tn. MR sebagai kepala keluarga berjalan dengan baik dan bereperan
sebagai pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah
keluarga.
3) Struktur Peran
Tn. MR adalah suami dari Ny. N. Tn. MR juga dulunya berperan
sebagai ayah yang baik bagi keempat anaknya sebelum menikah.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Tn. MR saling mendukung, menghargai,
menyayangi dan menghormati antara anggota keluarganya dan saling
membantu.
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. MR mengatakan biasanya saat bertemu dengan
tetangganya atau orang sekitar akan bertegur sapa, karena menurut
Tn. MR bahwa perlunya hubungan dengan orang lain agar hidup
bermasyarakat terasa indah dan harmonis.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Definisi Keluarga tentang Sehat dan Sakit
Keluarga mengatakan sehat adalah dapat melakukan aktivitas
sehari – hari dan dapat berkerja, sedangkan sakit adalah tidak
dapat melakukan aktivitas sehari – hari seperti biasanya.

51
b) Status Kesehatan dan Kerentanan Sakit yang dirasakan
Keluarga mengatakan pada awalnya Tn. MR tidak mengetahui
dirinya menderita hipertensi, namun gejala hipertensi sudah
dirasakan. Keluarga mengatakan Tn.MR sering mengeluh sakit
kepala, dengan skala nyeri 3 dari 0 sampai 10 skala nyeri yang
diberikan. Tn.MR tampak sering memegang kepala bagian
belakang (tengkuk). Sakit yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk,
sakit kepala datang apabila tekanan darah meningkat. Keluarga
mengatakan kurang tahu bagaimana cara mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan klien.
c) Praktek Diet Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada pembatasan
makanan, baik dari segi jumlah, frekuensi, ataupun jenis makanan
yang dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga. Keluarga
mengatakan makanan yang mengandung banyak garam sudah
dibatasi, namun keluarga masih bingung pada makanan yang
seharusnya boleh dimakan atau tidak boleh dimakan pada
penderita hipertensi sehingga makanan untuk Tn.MR dengan
anggota keluarga yang lainnya sama. Keluarga tampak
kebingungan saat ditanya sayuran – sayuran yang boleh dikonsumi
dan tidak boleh dikonsumsi pada penderita hipertensi. Keluarga
biasa makan 3 x sehari dengan menu satu piring nasi, lauk pauk
dan sayur. Makanan disajikan dalam keadaan tertutup.
d) Kebiasaan Tidur dan Istirahat
Keluarga mengatakan pola tidur Tn. MR teratur. Keluarga dan Tn.
MR tidur dengan lama waktur tidur kurang lebih 8 jam dan tidur
pada malam hari.
e) Latihan dan Rekreasi
Keluarga Tn. MR mengatakan bahwa memiliki kebiasaan rutin
pergi mengunjungi rumah saudara – saudara setelah hari raya.

52
f) Kebiasaan Penggunaan Obat – Obatan dalam Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak berani
sembarangan minum obat jika sakit, kecuali obat hipertensi yang
sudah didapat di Puskesmas dan rutin kontrol setiap sebulan
sekali. Keluarga mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit
langsung dibawa ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.
g) Perawatan Diri
Keluarga mengatakan selalu berusaha menjaga diri agar terhindar
dari penyakit yang tidak diinginkan dan selalu merawat diri agar
bersih. Keluarga mengatakan akan istirahat pabila sudah mulai
merasa lelah dan mandi 2 kali sehari, gosok gigi setiap hari,
keramas 2 kali seminggu, berganti pakaian dua kali sehari.
h) Praktek Lingkungan
Keluarga mengatakan dilingkungannya tidak ada bahaya yang
mengancam yang berasal dari tanah, air, udara, dan tidak ada
pemakaian pestisida. Keluarga mengatakan membersihkan
rumahnya setiap hari, di pagi dan sore hari, mengepel setiap kotor
dan lantai kamar mandinya tidak licin, bersih serta terawat.
i) Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
Keluarga mengatakan Tn. MR selalu melakukan kontrol secara
rutin 1 bulan sekali atau saat obat hipertensi sudah habis. Tn.MR
biasanya selalu rutin mengunjungi Puskesmas I Denpasar Utara.
j) Kesehatan Gigi
Keluarga mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami
masalah kesehatan gigi.
k) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tahu keluarga yang menderita penyakit yang
sama dengan Tn.MR. Keluarga mengatakan, Ibu Tn.MR
menderita hipertensi.

53
l) Pelayanan Perawatan Kesehatan yang Diterima
Keluarga mengatakan selama ini apabila ada keluarga yang sakit,
Tn. MR selalu meminta ke pelayanan Puskesmas terdekat
(Puskesmas II Denpasar Utara). Tn.MR mengukur tekanan
darahnya di Puskesmas I Denpasar Utara. Keluarga mengatakan
cukup puas dengan pelayanan yang didapat di Puskesmas I
Denpasar Utara.
m)Perasaan dan Persepsi Terhadap Pelayanan Kesehatan
Keluarga mengatakan pelayanan yang diterima saat ke Puskesmas
ataupun Rumah Sakit cukup memuaskan.
n) Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Keluarga mengatakan pembiayaan yang digunakan untuk Tn.MR
ke pelayanan kesehatan diambil dari BPJS yang dimiliki.
o) Logistik Untuk Mendapatkan Perawatan
Keluarga mengatakan Tn.MR pergi ke Pelayanan Kesehatan
menggunakan sepeda motor dan diantar oleh anaknya atau Tn.
MR sendiri. Jarak dari rumah ke Puskesmas kurang lebih 2 km.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
No Keadaan Umum Tn. MR Ny. N An.R
1 Kesadaran CM CM CM
2 Bangun Tubuh Sedang Sedang Sedang
3 Postur Tubuh Tegak Tegak Tegak
4 Cara Berjalan Terkodinir Terkodinir Terkodinir
5 Gerak Motorik Normal Normal Normal
6 Keadaan Kulit Normal, Normal, Normal,
elastis, elastis, elastis,
bersih, dan bersih, dan bersih, dan
tidak ada tidak ada tidak ada
luka luka luka

54
7 Tinggi Badan 169 cm 157 cm 155 cm
8 Berat Badan 70 Kg 68 Kg 56 Kg

2) Gejala Kardinal
No Tanda Tanda Tn.MR Ny.N An. R
Vital
1 Tekanan Darah 180/100 120/80 120/80
mmHg mmHg mmHg
2 Nadi 80 x/menit 80 x/menit 78 x/menit
3 Suhu 36,50C 36,70C 36,50C
4 Respirasi 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit

3) Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Tn.MR Ny.N An. R
Fisik
1 Kepala I: I: I:
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada lesi, ada lesi, ada lesi,
simetris, simetris, simetris,
rambut rambut rambut
berwarna berwarna berwarna
hitam hitam hitam
P: P: P:
tidak ada tidak ada tidak ada
edema dan edema dan edema dan
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan,
klien tampak
memegang
kepala bagian
belakang

55
(tengkuk)
2 Mata I: I: I:
Simetris, Simetris, Simetris,
sklera putih, sklera putih, sklera putih,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva
merah muda merah muda merah muda
P: P: P:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
3 Hidung I: I: I:
Kebersihan Kebersihan Kebersihan
terjaga, tidak terjaga, tidak terjaga, tidak
polip, dan polip, dan polip, dan
pembengkaka pembengkakan pembengkakan
n, serta tidak , serta tidak , serta tidak
ada sinusitis ada sinusitis ada sinusitis.
P: P: P:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
4 Bibir I: I: I:
Simetris, Simetris, Simetris,
kebersihan kebersihan kebersihan
rongga mulut rongga mulut rongga mulut
terjaga, tidak terjaga, tidak terjaga, tidak
ada sariawan ada sariawan ada sariawan
P: P: P:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
5 Leher I: I: I:
Simetris, Simetris, tidak Simetris, tidak

56
tidak ada ada ada
pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena jugularis. vena jugularis.
jugularis. P: P:
P: Tidak ada Tidak ada
Tidak ada pembesaran pembesaran
pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
kelenjar dan tidak ada dan tidak ada
tiroid, dan nyeri tekan nyeri tekan
tidak ada
nyeri tekan
6 Thorax I: I: I:
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada lesi. ada lesi. ada lesi.
A: A: A:
Suara paru Suara paru Suara paru
vesikuler, vesikuler, vesikuler,
suara jantung suara jantung suara jantung
S1 S2 S1 S2 tunggal. S1 S2 tunggal.
tunggal. P: P:
P: Terdengar Terdengar
Terdengar suara sonor suara sonor
suara sonor P: P:
P: Tidak ada Tidak ada
Tidak ada udema, dan udema, dan
udema, dan tidak ada tidak ada
tidak ada benjolan benjolan
benjolan
7 Jantung P: P: P:
Terdengar Terdengar Terdengar

57
suara dullnes suara dullnes suara dullnes
A: A: A:
Terdengar S1 Terdengar S1 Terdengar S1
S2 tunggal S2 tunggal S2 tunggal
8 Abdomen I: I: I:
Tidak ada Tidak ada luka Tidak ada luka
luka A: A:
A: Bising usus 13 Bising usus 13
Bising usus x/menit x/menit
13 x/menit P: P:
P: Tidak ada Tidak ada
Tidak ada nyeri tekan nyeri tekan
nyeri tekan P: P:
P: Terdengar Terdengar
Terdengar suara timpani suara timpani
suara timpani
9 Ekstremitas I: I: I:
atas Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
lesi, dan tidak dan tidak ada dan tidak ada
ada sianosis sianosis sianosis
P: P: P:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, CRT elastis, CRT < elastis, CRT <
< 2 detik 2 detik 2 detik
Ekstremitas I: I: I:
bawah Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
lesi, dan tidak dan tidak ada dan tidak ada
ada sianosis sianosis sianosis

58
P: P: P:
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, CRT elastis, CRT < elastis, CRT <
< 2 detik 2 detik 2 detik
10 Genetalia - - -
11 Anus - - -

g. Koping Keluarga
1) Stressor Jangka Pendek dan Panjang
a) Stressor jangka pendek
Tn.MR mengatakan kadang – kadang mengatakan sakit kepala
bagian tengkuk.
b) Stressor jangka panjang
Tn.MR mengatakan takut jika tekanan darahnya meningkat.
2) Kemampuan Keluarga Untuk Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Keluarga mengatakan, jika salah satu anggota keluarga mempunyai
masalah keluarga akan mendiskusikannya bersama – sama dan selalu
berdoa untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan.
3) Stressor Strategi Koping
Keluarga Tn.MR khususnya Tn.MR mengatakan untuk menyelesaikan
masalah adalah dengan berserah diri dan berdoa kepada Tuhan dan
bermusyawarah dengan anggota keluarga untuk mendapatkan
masukan dari anggota keluarga sehingga masalah tersebut dapat
terselesaikan.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian didalam keluarga Tn.MR tidak didapatkan
adanya cara – cara menghadapi masalah setara maladaptive.

59
h. Analisa Data
Tabel 4
Analisa Data Asuhan Keluarga Tn.MR Pada Pasien Tn.MR dengan
Hipertensi di Puskesmas I Denpasar Utara
Tanggal 28 Januari 2019
No Data Subyektif Data Obyektif Masalah TTD
1 2 3 4 5
1 - Tn.MR - Tn.MR Nyeri Akut
mengatakan sakit tampak
kepala bagian sering
belakang dengan memegang
skala nyeri 3 dari kepala
0 sampai 10 skala belakang
yang diberikan (tengkuk)
- Tn.MR - TD :
mengatakan sakit 180/100
kepala seperti mmHg
ditusuk – tusuk
pada bagian
tengkuk, dan
timbul saat
tekanan darah
meningkat.
- Keluarga
mengatakan
kurang
mengetahui cara
mengurangi rasa
nyeri yang

60
dirasakan klien.
2 - Keluarga Keluarga Ketidakefektifan
mengatakan tampak pemeliharaan
masih bingung kebingungan kesehatan
dengan makanan saat ditanya
yang seharusnya tentang
boleh dimakan maknanan apa
atau tidak boleh saja yang boleh
dimakan pada atau tidak
penderita boleh
hipertensi dikonsumsi
- Keluarga pada penderita
mengatakan hipertensi
makanan untuk
Tn.MR sama
dengan anggota
keluarga lainnya

1) Rumusan Masalah
a) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
b) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk
penderita hipertensi
2) Skoring
Tabel 5
Skoring Masalah Pada Keluarga Tn. MR Khususnya TN.MR
dengan Hipertensi di Puskesmas I Denpasar Utara

61
a) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
NO KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN
1 Sifat masalah / 3/3 x 1 1 sifat masalah
ancaman aktual, nyeri
kesehatan kepala yang
dirasakan klien
peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Dengan kontrol
masalah dapat yang rutin dapat
diubah menurunkan
sebagian tekanan darah
3 Potensial 3/3 x 1 1 Rasa nyeri dapat
masalah dapat dicegah melalui
dicegah perawatan yang
tepat
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga
masalah – menyadari
masalah berat bahwa hipertensi
yang harus dapat memiliki
segera dampak
ditangani sehingga
keluarga segera
mengatasi
masalah tersebut
JUMLAH 5

b) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan


sumber daya tidak cukup

62
NO KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN
1 Sifat masalah / 3/3 x 1 1 sifat masalah
ancaman aktual, karena
kesehatan keluarga tidak
mengetahui
tentang makanan
dan obat –
obatan
tradisional pada
penderita
hipertensi
2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Masalah dapat
masalah dapat diubah dengan
diubah mudah apabila
sebagian keluarga sudah
mengetahui diet
dan jumlah
makanan yang
benar bagi
penderita
hipertensi.
3 Potensial 3/3 x 1 1 Potensi masalah
masalah dapat dapat dicegah
dicegah karena keluarga
telah mengetahui
pembatasan
garam pada
penderita
hipertensi
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga

63
masalah – menyadari
masalah berat bahwa hipertensi
yang harus dapat memiliki
segera dampak
ditangani sehingga
keluarga segera
mengatasi
masalah tersebut
JUMLAH 5

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensiyang ditandai dengan
Tn.MR mengatakan sakit kepala bagian belakang dengan skala nyeri
3 dari 0 sampai 10 skala yang diberikan, sakit kepala seperti ditusuk –
tusuk pada bagian tengkuk, dan timbul saat tekanan darah
meningkat.Tn.MR tampak sering memegang kepala bagian belakang
atau tengkuk dan tekanan darahnya 180/100 mmHg dan keluarga
mengatakan kurang tahu cara menurunkan rasa nyeri yang dirasakan
klien.
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk
penderita hipertensi yang ditandai dengan Keluarga mengatakan
masih bingung dengan makanan yang seharusnya boleh dimakan atau
tidak boleh dimakan pada penderita hipertensi, makanan untuk
Tn.MR dengan anggota keluarga lainnya sama dan keluarga tampak
kebingungan saat ditanya tentang makanan apa saja yang boleh atau
tidak boleh dikonsumsi pada penderita hipertensi.

64
3.3 Perencanaan
a. Prioritas Masalah
1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi
2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk
penderita hipertensi

Tabel 5
Perencanaan Perawatan Pada Tn.MR khususnya Tn.MR dengan Hipertensi
di Puskesmas I Denpasar Utara
Tanggal 28 Januari 2019

Evaluasi
No Dx Tujuan Intervensi
Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6
1 1 Tupen : Demonstrasi Keluarga dapat 1. Berikan penjelasan pada
Setelah diberikan mendemonstrasikan klien dan keluarga tentang
tindakan keperawatan cara mengurangi cara mengurangi /
selama 3 kali dan mencegah mencegah terjadinya nyeri
kunjungan rumah terjadinya nyeri 2. Demonstrasikan pada klien
diharapkan keluarga dengan benar dan keluarga tentang cara
dapat mengatasi nyeri dengan teknik mengurangi nyeri.
yang dirasakan oleh relaksasi, kompres
Tn.MR dingin pada kepala
Tupen : bagian belakang
1. Setelah dan menghindari
dilakukan perubahan posisi
kunjungan 3 x 15 secara mendadak.
menit, klien dan
keluarga dapat
mengetahui
bagaimana cara

65
mengatasi nyeri
Tn.MR
2. Setelah
dilakukan
kunjungan 3 x 15
menit klien dan
keluarga mampu
mengatasi nyeri
Tn.MR
2 2 Tupan : Demonstrasi Keluarga dapat 1. Berikan penjelasan pada
Setelah diberikan mengetahui diet keluarga tentang makanan
tindakan keperawatan khusus penderita yang boleh dimakan dan
selama 3 kali hipertensi, tidak boleh dimakan serta
kunjungan rumah makanan yang jumlahnya bagi penderita
diharapkan keluarga boleh dimakan dan hipertensi.
mampu menyediakan tidak boleh 2. Berikan penjelasan pada
diet khusus bagi dimakan pada keluarga cara pengolahan
penderita hipertensi. penderita makanan untuk klien
Tupen : hipertensi, serta hipertensi
1. Setelah dilakukan jumlah yang tepat 3. Berikan contoh sederhana
kunjungan 3 x 15 kepada keluarga untuk
menit keluarga membuat makanan dengan
mengetahui diet jumlah yang tepat bagi
khusus untuk penderita hipertensi.
penderita hipertensi 4. Berikan contoh sederhana
2. Keluarga mampu kepada keluarga unntuk
menyediakan membuat obat-obatan
makanan dan tradisional (rebusan daun
jumlah yang tepat kelor) bagi penderita
bagi klien hipertensi
hipertensi.

66
3.4 Implementasi
Tabel 6
Implementasi Keperawatan pada Keluarga Tn.MR Khususnya TN.MR
dengan Hipertensi di Puskesmas I Denpasar Utara
Tanggal 28 – 30 Januari 2019
No Hari/Tgl/Jam No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 2 3 4 5 6
1 Kamis, 24 I Tupen 1 : S : Keluarga dan klien mengatakan paham
Januari 2019 Memberikan dan mengerti tentang penjelasan yang
Pukul: 14.00 penjelasan pada diberikan mengenai cara mengurangi dan
Wita keluarga tentang mencegah terjadinya nyeri.
cara mengurangi / O :
mencegah 1. Keluarga dan klien mau dan aktif
terjadinya nyeri dalam berdiskusi dengan perawat
2. Keluarga dan klien tidak
meninggalkan tempat diskusi
3. Keluarga dan klien dapat
mengucapkan kembali cara
mengurangi/mencegah terjadinya
nyeri.
Tupen 2 : A : Tupen 1,1 tercapai
1. Memberikan P : Lanjutkan Tupen 2
penjelasan pada
keluarga tentang S : keluarga mengatakan paham dan
Pukul : 14.00 II makanan yang boleh mengerti tentang penjelasan yang
Wita dimakan dan tidak diberikan mengenai makanan yang boleh
boleh dimakan serta dimakan dan tidak boleh dimakan, jumlah
jumlahnya bagi makanan serta cara pengolahan makanan
penderita hipertensi. untuk klien hipertensi
O:
1. Keluarga mau dan aktif dalam
berdiskusi dengan perawat

67
2. Keluarga tidak meninggalkan
tempat diskusi
3. Keluarga dapat mengucapkan
kembali tentang makanan yang
boleh dan tidak boleh dimakan,
jumlah makanan, dan cara
pengolahan makanan untuk
penderita hipertensi.
A : Tupen 1,1 tercapai
P : Lanjutkan Tupen 1,2
2 Jumat, 25 I Tupen 1 : S : klien dan keluarga mengatakan sudah
Januari 2019 Mendemonstrasikan paham dan mampu mengatasi nyeri
Pukul : 12.00 pada klien dan dengan melakukan rendam air dingin
Wita keluarga tentang di kepala bagian belakang dan teknik
cara mengurangi relaksasi nafas dalam.
nyeri. O : klien dan keluarga dapat
mendemonstrasikan kembali cara
mengurangi nyeri.
A : Tupen 1,2 Tercapai
P : pertahankan kemampuan klien dan
keluarga dalam mengatasi atau
mengurangi nyeri.

Pukul : 12.00 II Tupen 2 : S : Keluarga mengatakan sudah bisa


Wita Memberikan contoh menyediakan makanan dengan jumlah
sederhana kepada yang tepat bagi penderita hipertensi
keluarga untuk O :
membuat makanan 1. Keluarga mau dan aktif dalam
dengan jumlah yang berdiskusi dengan perawat
tepat bagi penderita 2. Keluarga tidak meninggalkan
hipertensi tempat diskusi
3. Keluarga mampu membuat
makanan dengan jumlah yang tepat

68
bagi penderita hipertensi
4. Makanan untuk klien sudah
dibedakan dengan anggota
keluarga yang lainnya.
A : Tupen 1,2 tercapai
P : Pertahankan kemampuan keluarga
dalam menyediakan makanan dan
jumlahnya untuk penderita hipertensi

Tupen 4 : S : Keluarga klien mengatakan mengerti


Memberikan contoh cara pembuatan obat tradisional yaitu
sederhana kepada rebusan daun kelor.
keluarga unntuk O :
membuat obat-obatan 1. Keluarga tampak mengerti dengan
tradisional (rebusan penjelasan perawat
daun kelor) bagi 2. Keluarga mampu melakukan cara
penderita hipertensi pembuatan rebusan daun kelor
3. Keluarga tampak aktif Tanya jawab
dengan perawat saat
didemonstrasikan cara pembuatan
rebusan daun kelor
A : Tupen 2,4 belum tercapai
P : Lanjutkan tupen 2,4 dan pertahankan
kemampuan keluarga dalam pembuatan
obat tradisional
5 Sabtu, 26 II Tupen 2 : S : Keluarga mengatakan sudah bisa
Januari 2019 Memberikan contoh menyediakan makanan dengan
Pukul : 14.00 sederhana kepada jumlah yang tepat bagi penderita
Wita keluarga untuk hipertensi
membuat makanan O :
dengan jumlah yang 1. Keluarga mau dan aktif dalam
tepat bagi penderita berdiskusi dengan perawat
hipertensi 2. Keluarga tidak meninggalkan

69
tempat diskusi
3. Keluarga mampu membuat
makanan dengan jumlah yang tepat
bagi penderita hipertensi
4. Makanan untuk klien sudah
dibedakan dengan anggota
keluarga yang lainnya.
A : Tupen 2,3 tercapai
P : Pertahankan kemampuan keluarga
dalam menyediakan makanan dan
jumlahnya untuk penderita hipertensi

Tupen 4 : S : Keluarga klien mengatakan mengerti


Memberikan contoh cara pembuatan obat tradisional yaitu
sederhana kepada rebusan daun kelor namun tidak bisa
keluarga unntuk menyiapkan rebusan daun kelor setiap
membuat obat- saat karena sumber daya yang kurang.
obatan (rebusan O :
daun kelor) bagi 1. Keluarga tampak mengerti dengan
penderita hipertensi penjelasan perawat
2. Keluarga mampu melakukan cara
pembuatan rebusan daun kelor
3. Keluarga tampak aktif Tanya
jawab dengan perawat saat
didemonstrasikan cara pembuatan
rebusan daun kelor
A : Tupen 2,4 belum tercapai
P : Lanjutkan tupen 4 dan pertahankan
kemampuan keluarga dalam pembuatan
obat tradisional

70
3.5 Evaluasi
Tabel 7
Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.MR Khususnya Tn.MR
dengan Hipertensi di Puskesmas I Denpasar Utara
Tanggal 26 Januari 2019
No Hari/Tgl/Jam Dx Kep Evaluasi Paraf
1 2 3 4 5
1 Sabtu, 26 Nyeri akut S :
Januari 2019 berhubungan dengan 1. Keluarga dan klien mengatakan
Pukul : 14.00 ketidakmampuan paham dan mengerti tentang
Wita keluarga dalam penjelasan yang diberikan
merawat anggota mengenai cara mengurangi dan
keluarga dengan mencegah terjadinya nyeri.
hipertensi 2. klien dan keluarga mengatakan
sudah paham dan mampu
mengatasi nyeri dengan
melakukan rendam air dingin
di kepala bagian belakang dan
teknik relaksasi nafas dalam.
O:
1. Keluarga dan klien mau dan
aktif dalam berdiskusi dengan
perawat
2. Keluarga dan klien tidak
meninggalkan tempat diskusi
3. Keluarga dan klien dapat
mengucapkan kembali cara
mengurangi/mencegah
terjadinya nyeri.
4. klien dan keluarga dapat
mendemonstrasikan kembali
cara mengurangi nyeri.
A : Tupen 1 dan 2 tercapai

71
P : Pertahankan kemampuan klien dan
keluarga dalam mengatasi atau
mengurangi nyeri.
2 Sabtu, 26 1. Ketidakefektifan S:
Januari 2019 pemeliharaan 1. keluarga mengatakan paham
Pukul : 14.00 kesehatan dan mengerti tentang
Wita penjelasan yang diberikan
berhubungan
mengenai makanan yang boleh
dengan kurangnya
dimakan dan tidak boleh
pemahaman
dimakan, jumlah makanan serta
keluarga Tn. MR
cara pengolahan makanan
mengenai diet untuk klien hipertensi
untuk penderita 2. Keluarga mengatakan sudah
hipertensi mengerti cara menyediakan
. makanan dengan jumlah yang
tepat bagi penderita hipertensi
O:
1. Keluarga mau dan aktif dalam
berdiskusi dengan perawat
2. Keluarga tidak meninggalkan
tempat diskusi
3. Keluarga dapat mengucapkan
kembali tentang makanan yang
boleh dan tidak boleh dimakan,
jumlah makanan, dan cara
pengolahan makanan untuk
penderita hipertensi.
4. Keluarga mampu membuat
makanan dengan jumlah yang
tepat bagi penderita hipertensi
5. Makanan untuk klien sudah
dibedakan dengan anggota
keluarga yang lainnya.

72
A : Tupen 1 dan 2 tercapai
P : Pertahankan kemampuan keluarga
dalam menyediakan makanan dan
jumlahnya untuk penderita
hipertensi.

73
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis


dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata yang ada di Puskesmas I
Denpasar Utara. Pada kasus penulis menemukan beberapa kesenjangan yaitu :
1. Diagnosa Keperawatan
2. Implementasi Keperawatan
3. Evaluasi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, diagnosa yang terdapat dalam teori
ada 2 yaitu :
a. Nyeri akut b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan hipertensi yang d/d Tn. MR mengatakan sakit kepala
bagian belakang dengan skala nyeri 3 dari 0 sampai 10 skala yang
diberikan, sakit kepala seperti ditusuk tusuk pada bagian tengkuk, dan
timbul saat tekanan darah meningkat. Tn.MR tampak sering memegang
kepala bagian belakang atau tengkuk dan tekanan darah nya 180/100
mmHg
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk penderita hipertensi d/d
keluarga mengatakan masih binggung dengan makanan yang seharusnya
boleh dimakan atau tidak boleh dimakan pada penderita hipertensi,
makanan untuk Tn. MR dengan anggota keluarga lainnya sama dan
keluarga tampak kebinggungan saat ditanya tentang makanan apa saja
yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi pada penderita hipertensi.
2. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini merupakan lanjutan dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pelaksanaan yang diaplikasikan sesuai rencana tindakan yang telah ditetapkan.
Adapun pelaksanaan yang penulis lakukan pada kasus tersebut yaitu :

74
a. Diagnosa pertama nyeri akut: berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi,
mengobservasi keadaan umum pasien dan ttv, serta melakukan tindakan
kolaboratif pemberian analgesik.
b. Diagnosa kedua Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan
dengan kurangnya pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk
penderita hipertensi

3. Evaluasi Keperawatan
a. Nyeri akut: berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi kriteria hasil untuk diagnosa
diatas keluarga tau cara mengurangi rasa nyeri.
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman keluarga Tn. MR mengenai diet untuk penderita hipertensi
kriteria hasil untuk diagnosa diatas setelah di demonstrasikan keluarga
paham tentang cara pengolahan makanan diet hipertensi.

75
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika
yang sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.Hipertensi
merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Pengobatan awal pada
hipertensi sangatlah penting karena dapat mecehgah timbulnya komplikasi
pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak.
Pada kasus Tn.MR ini Hipertensi yang dialaminya disebabkan oleh
penyakit keturunan dipengaruhi oleh pola hidup Tn. MR yang tidak sehat.
Setelah melakukan pengkajian fisik, pemeriksaan tanda – tanda vital
penulis mampu mengangkat diagnosa keperawatan diantaranya : nyeri
akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga dengan hipertensi. Ketidakmampuan keluarga untuk
menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah
yang benar.

5.2 SARAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. MR
dengan Hipertensi di Puskesmas I Denpasar Utara, maka disamping
kesimpulan diatas, penulis akan memberikan saran guna untuk
meningkatkan mutu pelayanan terutama pada pasien yang mengalami
Hipertensi ataupun pasien yang lain yaitu sebagai berikut :

76
1. Untuk perawat di Puskesmas I Denpasar Utara, senantiasa
memberikan health education kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang diderita serta perawatan mandiri yang bisa dilakukan
pasien atau keluarga.
2. Untuk mahasiswa, hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan
tentang penyakit dari pasien yang dirawat dan melakukan asuhan
keperawatan dengan benar agar mencapai tujuan dan kriteria hasil
yang ditentukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan tersebut.
3. Untuk pasien agar tetap koperatif dalam pengobatan dan perawatan
mandiri di rumah setelah masa perawatan di rumah sakit untuk
mencapai kesehatan yang lebih baik.
4. Untuk keluarga senantiasa mencari informasi terbaru mengenai
penyakit yang diderita keluarga dan hal yang mampu dilakukan secara
mandiri untuk kesembuhan anggota keluarga yang sakit.

77
DAFTAR PUSTAKA

Achdjar, K..A. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto..
Carpenitto, L. J. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : ECG.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998. Standar Praktek Kesehatan
Bagi Perawat Kesehatan. Jakarta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
: EGC
Friedman, M.M 1998. Family Nursing Research.Jakarta:EGC
Iqbal, Wahit dkk. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik,
Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno.2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta
: EGC

78

Anda mungkin juga menyukai