Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Tugas pada Mata Kuliah Patologi Klinik


Program Studi Kebidanan Semester 3 Kelas A-3

Dosen Pengampu :
dr. Benny Krisnanda, M.Kes.

Disusun oleh Kelompok 9 :


1. Gusti Ayu Putu Dewi Laksmini NPM 15.15401.12.05
2. Nia Nopi Hariyanti NPM 15.15401.12.17
3. Wella Gustina NPM 15.15401.12.19

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hipertensi dalam Kehamilan” dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapat bimbingan dari dosen pengampu.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
dr. Benny Krisnanda, M.Kes.
Makalah ini membahas tentang hipertensi dalam kehamilan.
yang datanya diramu dari berbagai sumber pustaka terkait materi yang dibicarakan.
Penulis menyadari apa yang disampaikan dimakalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini ada
manfaatnya bagi para pembaca.

Palembang, 03 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................. 1
1.2 Tujuan penelitian......................................................................................... 2
1.3 Rumusan masalah........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian hipertensi................................................................................... 3
2. Klasifikasi hipertensi................................................................................... 3
3. Etiologi hipertensi dalam kehamilan........................................................... 6
4. Patofisiolaogi hipertensi dalam kehamilan.................................................. 6
5. Patogenesis................................................................................................ 10
6. Tanda dan gejala........................................................................................ 10
7. Komplikasi................................................................................................. 10
8. Prognosis.................................................................................................... 11
9. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan......................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
3.2 Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terminologi hipertensi dalam kehamilan (HDK) digunakan untuk menggambarkan
spectrum yang luas dari ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan darah yang ringan atau
berat dengan berbagai disfungsi organ. Sampai sekarang penyakit HDK masih merupakan
masalah kebidanan yang belum dapat dipecahkan dengan tuntas.
Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering kali muncul selama kehamilan
dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan. Hipertensi pada kehamilan dapat
menyebabkan morbiditas atau kesakitan pada ibu ( termasuk kejang eklamsia, perdarahan otak,
cairan didalam paru, gagal ginjal akut, dan pengumpalan atau pengentalan darah didalam
pembuluh darah) serta morbiditas pada janin (termasuk pertumbuhan janin terhambat didalam
rahim, kematian janin didalam rahim, solusio plasenta atau plasenta terlepas dari tempat
melekatnya dirahim, dan kelahiran prematur.
HDK adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu disamping perdarahan dan
infeksi. Pada HDK juga didapati angka mortalitas dan morbiditas bayi yang cukup tinggi. Di
Indonesia, pre eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab dari 30-40% kematian perinatal,
sementara dibeberapa rumah sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab
utama kematian maternal. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serta penanganan yang serius
terhadap ibu hamil dengan penyakit ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa saja jenis-jenis hipertensi ?
3. Apa patofisiolaogi hipertensi dalam kehamilan?
4. Apa patogenesis hipertensi dalam kehamilan?
5. Apa saja tanda dan gejala hipertensi dalam kehamilan?
6. Apa saja gambaran Klinis hipertensi dalam kehamilan?
7. Bagaimana komplikasi pada hipertensi dalam kehamilan?
8. Apa saja prognosis hipertensi dalam kehamilan?
9. Bagiamana pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian hipertensi?
2. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis hipertensi ?
3. Mahasiswa mampu menyebutkan patofisiolaogi hipertensi dalam kehamilan?
4. Mahasiswa mampu menyebutkan patogenesis hipertensi dalam kehamilan?
5. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi dalam kehamilan?
6. Mahasiswa mampu menyebutkan gambaran Klinis hipertensi dalam kehamilan?
7. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan komplikasi pada hipertensi dalam
kehamilan?
8. Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis hipertensi dalam kehamilan?
9. Mahasiswa mampu mengerti pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi di definisikan sebagai tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg
atau tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg. Tekanan tersebut harus diukur
dalam 2x pengukuran paling tidak berjarak 4-6 jam dan tekanan diastolic adalah saat suara
korotkoff fase V.

2.2 Klasifikasi Hipertensi

2.2.1 Hipertensi kronik


Hipertensi kronis dalam kehamilah adalah penyakit hipertensi yang terjadi sebelum
kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang menetap 6 minggu pasca persalinan. Criteria hipertensi kronik adalah sebagai
berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau didiagnosis gestasi 20 minggu.
b. Hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah gestasi 20 mingu dan menetap setelah 12
minggu post partum.

2.2.2 Preeklamsia
Pre-Eklamsi Adalah Penyakit dengan tanda-tanda Hipertensi, Odema, dan Proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Kriteria minimum yaitu tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah
umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ +1
Penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya,
misalnya pada Mola Hidatosa.

a. Etiologi
Penyebab preeklamsia secara pasti belum di ketahui, namun pre eklamsia sering terjadi
pada Primigravida, tuanya kehamilan, dan kehamilan ganda.

b. Tanda Dan Gejala


Tanda-tanda Pre-Eklamsi biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang
berlebihan, di ikuti odema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada Pre-Eklamsi ringan tidak
ditemukan gejala-gejala subyektif, pada Pre-Eklamsi ditemukan sakit kepala di daerah frontal,
skotoma, diploma, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum mual dan muntah-muntah.
Gejala-gejala ini sering di temukan pada Pre-Eklamsi yang meningkat dan merupakan petunjuk
bahwa Eklamsi akan timbul.

2.2.3 Eklamsia
Eklamsia merupakan preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-klonik disusul dengan
koma.

a. Etiologi
Dalam eklamsi berat terdapat hipoksia serebral yang disebabkan karena spasme kuat dan
oedem. Hipoksia serebral menunjukan kenaikan dysrhytmia serebral dan ini mungkin terjadi
karena konvulsi. Beberapa pasien ada yang memiliki dasar dysrhytmia serebral dan oleh karena
itu konvulsi terjadi mengikuti bentuk yang lebih kuat dari pre eklamsi.

b. Gejala dan tanda


Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklamsi dengan gejala-
gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium, dan
hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak segera diobati, akan timbul kejangan, konvulsi eklamsi.

c. Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini biasanya
terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
1) Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering
terjadi pada Preeklampsia.
2) Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat

3) Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik


hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan
kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati sering di temukan
pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.

4) Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.

5) Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.

6) Edema paru-paru.

7) Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat
vasopasmus arteriol umum.
8) Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.

9) Kelainan ginjal

10) Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang
pneumonia aspirasi.

11) Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra – uterin.

2.2.4 Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik


Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.

2.2.5 Hipertensi Gestasional


Hipertensi Gestasional merupakan hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester
akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat sementara dan
tekanan darah kembali normal setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan
dengan timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan datang.

2.3 Etiologi
Sampai sekarang belum diketahui penyebab hipertensi dalam kehamilan masih belum
pasti, salah satu teori yang banyak dikemukakan dewasa ini adalah iskemia yaitu pembuluh
darah terjepit sehingga terjadi gangguan aliran pembuluh darah dan kurangnya aliran darah dari
plasenta namun teori ini belum dapat menerangkan berbagai pertanyaan yang bersangkutan
tentangnya (Suara Merdeka 2003), tetapi menurut Manuaba (1998) penyebab utama hipertensi
dalam kehamilan adalah hipertensi essensial dan penyakit ginjal.
Selain pendapat tersebut terdapat pendapat lain yaitu Keturunan atau genetik, obesitas,
stress, rokok, pola makan yang salah, emosional, wanita yang mengandung bayi kembar,
ketidaksesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypodhiroid, koarktasi, aorta, gangguan kelenjar adrenal,
gangguan kelenjar paratiroid.(Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi.Hal : 168).

2.4 Patofisiolaogi Hipertensi dalam Kehamilan


Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga
jaringan matriks menjadi hambur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan
darah, penurunan resistensi vaskular dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.
Dampaknya akan menimbulkan perubahan pada hipertensi dalam kehamilan
(prawirohardjo, 2009). Adanya disfungsi endotel ditandai dengan meningginya kadar
fibronektin, faktor Von Willebrand, t-PA dan PAI-1 yang merupakan marker dari sel-sel endotel.
Patogenesis plasenta yang terjadi pada preeklampsia dapat dijumpai sebagai berikut:
a. Terjadi plasentasi yang tidak sempurna sehingga plasenta tertanam dangkal
b. dan arteri spiralis tidak semua mengalami dilatasi.
c. Aliran darah ke plasenta kurang, terjadi infark plasenta yang luas.
d. Plasenta mengalami hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat.
e. Deposisi fibrin pada pembuluh darah plasenta, menyebabkan penyempitan
f. pembuluh darah. (Tanjung, 2004)

2. Teori Iskemia Plasenta dan pembentukan radikal bebas


Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan. Salah satu
oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis,
khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak,
Peroksida lemak selain akan merusak sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
Produksi oksidan dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi anti
oksidan (Prawirohardjo, 2009).

3. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan


Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan khususnya peroksida
lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misal vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan
menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida
lemak sebagai oksidan yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah
dan akan merusak membran sel endotel.
Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak karena
letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan
berubah menjadi peroksida lemak (Prawirohardjo, 2009).

4. Disfungsi sel endotel


a. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotel adalah memproduksi
prostaglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin yang merupakan vasodilator kuat.
b. Agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan untuk menutup tempat-
tempat dilapisan endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi
tromboksan yang merupakan suatu vasokonstriktor kuat.
c. Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus.
d. Peningkatan permeabilitas kapilar
e. Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor
f. Peningkatan faktor koagulasi (Prawirohardjo, 2009)

5. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin


a) Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan multigravida.
b) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi
dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami sebelumnya.
c) Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini, makin
kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
6. Teori Adaptasi Kardiovaskular
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan
vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor.
Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan,
sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai
prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2009).

7. Teori Genetik
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pereeklampsia, maka 26% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami preeclampsia (Prawirohardjo, 2009).

8. Teori Defisiensi Gizi


Konsumsi minyak ikan dapat mengurangi risiko preeklampsia dan beberapa penelitian juga
menunjukkan bahwa defisiensi kalsium mengakibatkan risiko terjadinya
preeklampsia/eklampsia. (Prawirohardjo, 2009)

9. Teori Stimulus Inflamasi


Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah
merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Disfungsi endotel pada preeklampsia
akibat produksi debris trofoblas plasenta berlebihan tersebut diatas, mengakibatkan aktifitas
leukosit yang tinggi pada sirkulasi ibu. Peristiwa ini disebut sebagai kekacauan adaptasi dari
proses inflamasi intravaskular pada kehamilan yang biasanya berlangsung normal dan
menyeluruh. (Prawirohardjo, 2009)

2.5 Patogenesis
Belum diketahui dengan pasti proses istemik uteroplasenter menyebabkan vasospasmus
arteriole/kapiler secara umum sehingga menimbulkan kelainan patologis pada organ-organ
vital.

2.6 Tanda dan Gejala


1. Ditemukannya kelebihan protein dalam urine (proteinuria) atau tanda-tanda tambahan masalah
ginjal.
Sakit kepala yang parah, mual atau muntah
2. Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau sensitivitas cahaya.
3. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya dibaeah tulang rusuk atau disisi kanan.
4. Urine dari buang air kecil menurun
5. Penurunan kadar trombosit dalam darah.
6. Ganguan pada fungsi hati.
7. Sesak nafas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
8. Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan (edema, khususnya diwajah dan tangan,
sering menyertai pre eklamsia.

2.7 Komplikasi
Komplikasi pada Ibu:
1. Solusio plasenta
2. DIC –Disseminated Itravasculer Coagulation
3. Gagal Ginjal dan gagal hepar
4. Perdarahan CNS – Central Nervous System
5. Apopleksia serebri
Komplikasi pada Bayi:
1. PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
2. Prematuritas
3. Kematian perinatal
2.8 Prognosis
Wanita dengan hipertensi yang timbul dalam kehamilan harus dievaluasi pasca persalinan
dan diberikan konseling mengenai kehamilan berikutnya dan resiko kardiovaskuler. Jika setelah
12 minggu tekanan darah masih diatas normal maka disebut hipertensi kronik. Wanita dengan
riwayat preeklamsi mempunyai resiko lebih tinggi untuk timbul hipertensi dalam kehamilan
berikutnya.
Diagnosis preeklamsia sebelum 30 minggu mempunyai resiko rekurensi sebesar 40% pada
kehamilan berikutnya. Juga harus diingat bahwa wanita dengan preeklamsia early-onsep
mungkin mempuyai penyakit yang mendasari sehingga dapat mempengaruhi kesehatan jangka
panjang.

2.9 Pencegahan dan Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan


2.9.1 Pencegahan Hipertensi Dalam Kehamilan
Menurut Murbawi (2003) tidak ada cara lain untuk mencegah hipertensi dalam
kehamilan selain dengan menjaga kehamilan dengan baik. Salah satu cara yaitu dengan
mengkonsumsi sayuran, buah segar yang bergizi dan menjalani pola hidup sehat.Makanan
yang dikonsumsi harus mengandung sedikit garam, rendah lemak, karbohidrat, istirahat dan
menjaga makanan. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sangat berguna untuk memonitor
kondisi ibu dan janin.
2.9.2 Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan
Penanganan hipertensi dalam kehamilan bertujuan untuk mencegah terjadinya hipertensi
dalam kehamilan yang lebih parah yaitu eklampsia Penanganan hipertensi dalam kehamilan
yaitu dengan mengajukan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, rendah lemak,
karbohidrat, mengurangi garam dan memperbanyak sayuran serta buah segar. Jika hal ini
kondisi ibu tidak membaik walau sudah diberi obat-obatan, kehamilan harus segera diakhiri
meskipun janin masih belum mencukupi (Murbawi, 2003).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipertensi di definisikan sebagai tekanan diastolik lebih
atau sama dengan 90 mmHg atau tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan
harus di ukur sebanyak 2x dan pengukurannya berjarak 4-6 jam.
Berdasarkan penjelasan diatas, hipertensi dapat di klasifikasikan dalam 5 bagian, antara
lain :
a. Hipertensi kronik
b. Preeklamsia
c. Eklamsia
d. Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik
e. Hipertensi Gestasional
Dalam pengklasifikasian hipertensi di atas terdapat tanda-tanda dan gejala serta
komplikasinya. Wanita dengan hipertensi yang timbul dalam kehamilan harus dievaluasi pasca
persalinan dan diberikan konseling mengenai kehamilannya dan resiko kardiovaskuler, dan
wanita dengan riwayat preeklamsi mempunyai resiko lebih tinggi untuk timbul hipertensi dalam
kehamilannya tersebut.

3.2 Saran
Penyusun berharap hendaknya kita sebagai mahasiswa kebidanan lebih memahami tentang
macam-macam penyakit yang terjadi pada ibu hamil terutama Hipertensi pada kehamilan. Serta
bagaiman tindakan kita untuk mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Fadiun & Feryanto, Achmad. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sakdiyah, Halimatus. 2015. Hipertensi dalam Kehamilan. Http://Diyahhalsyah.Blogspot.Co.Id. Di


Akses tanggal 04 Oktober 2016.
Chen, Alya. 2015. Makalah Hipertensi dalam Kehamilan. http://chenalya2.blogspot.co.id. Di Akses
tanggal 04 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai