Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TEBAK GAMBAR PADA

ANAK USIA PRA SEKOLAH DI UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

PROPOSAL

Oleh Kelompok:
18220000018 Hanna Hervia Beauty Jannah

18220100027 Idawati Sinaga

18220100031 Maria Ulva

18220000010 Nurun Nisa Shofi

18220100083 Rina

18220000006 Yanti Yosephin Basaria Aritonang

18220000014 Yusuf Hakim

18220100017 Yuyu Yuliana

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA)
2023
A. Latar Belakang
Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari
anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui
bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil
akhir.
Tehnik Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa, Tehnik bermain terlibat karena
anak-anak belum dapat mengekspresikan diri mereka sendiri secara tepat pada tingkat
verbal. Tehnik Bermain dapat membantu anak dalam perkembangan mereka dan
merupakan tehnik yang efektif untuk mengontrol lingkungan mereka yang tampaknya
memberikan suatu kesempatan untuk bereaksi dengan orang dewasa yang berbeda sikap
dengan mereka.(Aziz, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti permainan
stimulasi kognitif yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :
a. Mengenal nama hewan
b. Dapat menirukan suara hewan
C. Sasaran
1. Kelompok usia : pra sekolah
2. Keadaan umum baik
3. Tidak terdapat keterbatasan mobilitas
4. Kooperatif
5. Jumlah peserta: sesuai jumlah pererta kelompok
D. Prinsip bermain menurut teori
1. Aman (tidak berbahaya dan tidak menimbulkan trauma)
2. Desainnya jelas, menarik perhatian anak, jelas tujuan dan maksudnya
3. Mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
4. Walaupun permainan sederhana tetapi dapat menarik perhatian anak
E. Karakteristik permainan sesuai dengan usia
Dalam penggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dengan setiap usia
tumbuh kembang melainkan berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh
kembangan anak selalu mempunyai tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga
dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh
kembang. Di bawah ini terdapat jenis alat permainan yang dapat digunakan untuk anak
setiap tahap usia tumbuh kembang anak.
1. Anak usia bayi
a. Bayi usia 0-3 bulan
Karakteristik khas permainan bagi usia bayi adalah adanya interaksi sosial yang
menyenangkan antara bayi dan orang tua dan atau orang dewsa sekitarnya. Selain
itu perasaan senang juga menjadi ciri khas dari permainan untuk bayi usia ini. Alat
permainan yang biasa digunakan, misalnya mainan gantung ang berwarna terang
dengan bunyi musik yang menarik. Dari permainan tersebut, secara visual bayi
diberi objek yang berwarna terang dengan tujuan dengan menstimulasi
penglihatannya. Oleh karena itu bayi harus ditidurkan atau diletakkan pada posisi
yang emungkinkan agar dapat memandang bebas kesekelilingnya. Secara auditori
ajak bayi berbicara, beri kesempatan untuk mendengar pembicaraan, musik, dan
nyanyian yang menyenangkan.
b. Bayi Usia 4-6 bulan
Untuk menstimulasi penglihatan, dapat ilakukan permainan, seperti mengajak bayi
menonton TV, memberi mainan yang mudah dipegangnya dan berwarna terang,
serta dapat pula dengan cara memberi cermin dan meletakkan bayi di depannya
sehingga memungkinkan bayi dapat melihat bayangan di cermin. Stimulasi
pendengaran dapat dilakukan denagn cara selalu membiasakan memanggil
namanya, mengulangi suara yang dikeluarkannya, dan sering berbicara dengan
bayi, serta meletakkan mainan yang berbunyi di dekat telinganya. Untuk stimulasi
taktil, berikan mainan yang dapat digenggamnya, lembut, dan lentur, atau pada
saat memandikan, biarkan bayi bermain air di dalam bak mandinya.
c. Bayi usia 7-9 bulan.
Untuk stimulasi penglihatan, dapat dialakukan dengan memberikan mainan yang
berwarna terang, atau berikan kepadanya kertas dan alat tulis, biarkan ia
mencoret-coret sesuai keinginannya. Stimulasi pendengaran dapat dilakukan
dengan memberi bayi bonek yang berbunyi, mainan yang bisa dipeang dan
berbunyi jika digerakkan. Untuk itu alat permainn yang dapat diberikan pada bayi,
misalnya buku dengan warna yang terang dan mencolok, gels dan sendok yng
tidak pecah, bola yang besar, berbagai macam boneka, dan atau mainan yang
dapat di dorong.
Secara garis besar pada usia 0-1 tahun perkembangan bayi mulai dapat dilatih
dengan adanya refleks, melatih kerja sama antara mata dan tangan, mata dan
telinga dalam berkoordinasi, melatih mencari objek yang ada tetapi tidak
kelihatan, melatih mengenal suara, kepekaan perabaan, keterampilan dengan
gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada usia ini sudah dapat
memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan. Jenis permainan yang dianjurkan
pada usia ini antara lain: benda (permainan) aman yang dapat dimasukkan
kedalam mulut, ambar bentuk muka, boneka orang dan binatang, alat permainan
yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permainan yang berupa
selimut, boneka, dan lain-lain.
2. Anak usia todler (>1 tahun sampai 3 tahun)
Anak usia todler menunjukkan karakteritik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak
bisa diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk dapat
mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas
bermainnya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu, sering kali
mainannya dibongkar pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan
keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang
tajam dan menimbulkan perlukaan.
a. Pada usia 1-2 tahun jenis permainan yang dapat digunakan pada usia 1-2 tahun
pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan mendorong atau
menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-
hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya. Jenis
permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat didorong dan ditarik,
berupa alat rumah tangga balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil earna, dan
lain-lain.
b. Pada usia 2-3 tahun dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan
perasaan atau emosi anak, mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih
motorik kasar dan halus, mengembangkan kecerasan, melatih daya imajinasi dan
melatih kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. Adapun jenis
permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain: alat-alat untuk gambar,
puzzle sederhana, manik-manik ukuran besar, berbagai benda yang mempunyai
permukaan dan warna yang berbeda-beda dan lain-lain.
3. Anak usia prasekolah (>3 tahun sampai 6 tahun)
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia prasekolah
mempunyai kemampuan motorik kasar dan haus yang lebih matang dari pada anak
usia todler. Anak sudah lebih aktif, kreatif, dan imajinatif. Demikian juga kemampuan
berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan
sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan
kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa,
mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi
motorik, mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus,
memperkenalkan Pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan
suasana kompetisi dan gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat
digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda disekitar rumah, buku gambar,
majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.
4. Anak usia sekolah (6 sampai 12 tahun)
Kemampuan sosial anak usia sekolah semakin meningkat. Mereka lebih mampu
bekrja sama dengan teman sepermainanya. Sering kali pergulan dengan teman
menjadi tempat belajar mengenal norma baik atau buruk.
Dengan demikian, permainan pada anak usia sekolah tidak hanya bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan fisik atau intelektulnya, tetapi juga dapat
mengembangkan sensitivitasnya unuk terlibat alam kelompok dan bekerja sama
dengan sesamanya. Mereka belajar norma kelompok sehingga dapat iterima dala
kelompoknya. Sisi lain manfaat bermain bagi anak usia sekolah adalah
mengembangkan kemampuannya untuk bersaing secara sehat. Bagaimana anak dapat
menerima kelebihan orang lain melalui permainan yang ditunjukkannya.
Karakteristik permainan untuk anak usia sekolah diberikan menurut jenis kelaminnya.
Anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan
menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi sebagai seorang laki-laki,
misalnya mobil-mobilan. Anak perempuan lebih tepat iberikan permainan yang dapat
menstimulasinya untuk mengembangkan perasaan, pemikiran, dan sikapnya dalam
menjalankan peran sebagai seorang perempuan, misalnya alat untuk memasak dan
boneka.
5. Anak usia remaja (13 sampai 18 tahun)
Anak usia remaja berada dalam suatu fase peralihan, yaitu disatu sisi akan
meninggalkan masa kanak-kanak dan di sisi lain masuk pada usia dewasa dan
bertindak sebagai individu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa anak remaja akan
mengalami krisis identitas dan apabila tidak sukses melewatinya, anak akan mencari
kompensasi pada hal berbahaya, seperti mengonsumsi obat-obat terlarang, minuman
keras, dan sek bebas. Anak sering kali menyendiri, berkhayal, atau melamun, di sisi
lain mereka mempunyai geng sesama anak renaja. Disini pentingnya keberadaan oran
tua sebagai teman bicara, dan sebagai orang tua yang mengetahui kebutuhan meraka.
Melihat karakteristik anak remaja demikian, mereka perlu mengisi kegiatan yang
konstruktif, misalnya dengan melakukan permainan berbagai macam olah raga,
mendengarkan atau bermain musik serta melakukan kegiatan organisasi yang positif,
seperti kelompok basket, sepak bola, karang taruna, dan lain-la in. Prinsipnya,
kegiatan bermain bagi anak remaja tidak hanya sekedar mencari kesenangan dan
meningkatkan perlembangan fisioemosional, tetapi juga lebih kearah menyalurkan
minat, bakat, dan aspirasi serta membantu remaja untuk menemukan identitas
pribadinya. Untuk itu alat permainan yang tepat bisa berupa berbagai macam alat
olahraga, alat musik, dan alat gambar atau lukis.
F. Deskripsi permainan
Permainan yang kita lakukan adalah tebak gambar. Setiap anak diperlihatkan gambar
hewan. Kemudian leader memimpin jalannya permainan dengan mengintruksiksn kepada
anak-anak untuk menyebutkan nama hewan tersebut beserta suaranya. Co leader ,
fasilitator, observer melalukan tugas masing masing.
G. Jenis permainan
Tebak gambar buah dan hewan
H. Alat permainan
Gambar buah dan hewan dengan media Power Point
I. Strategi pelaksanaan bermain

NO TAHAP KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan (5menit) a. Salam pembukaan -
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan
tujuan
2 Kegiatan Aktivitas a. Menyiapkan mainan Power Point
Bermain (30 menit) b. Bermain menebak
gambar hewan dan buah
dengan melibatkan anak
c. Meminta respon dan
tanggapan anak
d. Memberikan
Reinfocement positif jika
anak bisa mengikuti
permainan
3 Diskusi dan Evaluasi (10 a. Mengakhiri permainan -
menit) b. Melakukan evaluasi

J. Setting Tempat (GAMBAR POSISI)

v
Keterangan:

: Observer : Peserta TAB

: Fasilitator : Orang tua peserta


v
: Leader : Co-Leader

K. Waktu
1. Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Februari 2023
2. Waktu : 45 menit
3. Tempat : Rumah masing-masing (zoom)
L. Hal-hal yang perlu diwaspadai saat bermain
1. Anak menangis dan rewel
2. Anak tidak suka dengan mainan yang diberikan
3. Anak takut dengan permainan
4. Anak bingung dengan permainan
M. Pengorganisasian (pembagian tugas semua anggota kelompok)
Leader : Yusuf Hakim
Co. Leader : Yuyu Yuliana
Fasilitator : Nurun Nisa Shofi, Maria Ulva, Idawati Sinaga, Hanna Hervia
Observer : Yanti Yosephin
Moderator : Rina
Pembagian tugas sebagai berikut:
1. Leader ( Yusuf Hakim) :
a. Membuka acara permainan
b. Membantu jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai
c. Mengarahkan permainan
d. Memandu proses permainan
2. Co. Leader ( Yuyu Yuliana ) :
a. Membantu leader mengatur jalannya permainan
b. Membantu memberi motivasi pada pesreta bersama leader
c. Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain
3. Fasilitator ( Nurun Nisa Shofia, Maria Ulva,Idawati Sinaga, Hanna Hervia)
a. Membimbing anak bermain
b. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam menebak gambar buah dan
hewan .
c. Memperhatikan respon anak saat bermain
d. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya
4. Observer ( YantI Yosephin) :
a. Mengawasi jalannya permainan
b. Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan
c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain
d. Menyusun laporan dan hasil permainan
N. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Stuktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga klien/anak yang akan diberi terapi bermain dilakukan 1
hari sebelum dan pagi hari sebelum kegitan dilaksanakan

2. Evaluasi Proses
a. Leader dibantu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mampu menyebutkan nama buah dan hewan didampingi oleh fasilitator
e. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik
f. Masing masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing masing
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan.
b. Anak dapat mengikuti proses bermain dari awl hingga akhir
c. Anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat menyelesaikan
proses bermain hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai