Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTK KLINIK KMB: SISTEM PERKEMIHAN

EVIDANCE BASE PRACTICE INTERVENSI KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN UROLITIASIS

oleh:

Muhammad Irnadi Perwira


NIM : 1711110469
A 2017 1 Kelompok 4

Dosen Pengampu:

Ns. Bayhakki, M. Kep., Sp. KMB., PhD

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
A. Pendahuluan

Urolitiasis atau batu saluran kemih merupakan gangguan dalam sistem

perkemihan yang rata-rata diderita oleh kalangan laki-laki dewasa. Banyak hal yang

harus diketahui oleh kalangan masyarakat untuk mencegah terjadinya peningkatan

angka kekambuhan yang akan terjadi 10-25 tahun yang akan datang

B. Tinajuan Teoritis

1. Defenisi

Batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir

kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi (Muslim, 2007). Batu

saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks

ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan ureter. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal

kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran

kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena

hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal

adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum,

pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan

batu saluran kemih yang paling sering terjadi (Brunner dan Suddarth, 2003).

2. Penyebab
Brunner dan Sudarth (2003) dan Nurlina (2008) menyebutkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pembentukan batu saluran kemih, yaitu: a. Faktor genetik,
familial, pada hypersistinuria, hiperkalsiuria dan hiperoksalouria. b. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air
minum

3. Manifestasi

Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah
antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan
dan paha sebelah dalam (Brunner dan Suddarth, 2003). Gejala lainnya adalah mual
dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih.
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan,
sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan
mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis Batu yang terjebak dikandung kemih
menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala
obdomen dan genitalia. Klien sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin
yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini
disebabkan kolik ureter. Pada laki-laki nyeri khas terasa menyebar di sekitar testis,
sedangkan pada wanita nyeri terasa menyebar di bawah kandung kemih (Ganong
(1992) dan Brunner dan Sudarth ) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
Menurut Fillingham dan Douglass (2000), ketika batu menghambat dari saluran urin,
terjadi obstruksi, meningkatkan tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut
disertai nyeri tekan disaluran osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien
sedang mengalami episode kolik renal. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di
abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini akibat refleks dan proxsimitas
anatomik ginjal kelambung, pangkereas dan usus besar
C. Resume Artikel

1. PEMBERIAN TERAPI CEFTRIAKSON TERHADAP KADAR KALSIUM URIN


OLEH: Jhons Fatriyadi , Iqbal Reza Pahlavi tahun 2016

Ceftriakson adalah obat golongan cephalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas,
yang membunuh bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Ceftriakson bisa
mengikat ion kalsium dan membentuk presipitat yang tidak larut sehingga bisa terbentuk
hiperkalsiuria. Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu batu saluran kemih akibat
ceftriakson meliputi riwayat keluarga positif, ceftriakson dosis tinggi yakni lebih dari 2
g/hari, aplikasi cepat dari obat, dehidrasi, bersamaan dengan pemberian obat yang
nefrotoksik, sedangkan beberapa penelitian lain menduga bahwa adanya kelainan
metabolik, seperti hiperkalsiuria dan hipositraruria yang membantu terbentuknya
kristalisasi kalsium-ceftriakson. Hiperkalsiuria merupakan kelainan terbanyak yang
dijumpai pada penderita batu saluran kemih. Komposisi kimia yang terkandung dalam batu
ginjal dan saluran kemih dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus
untuk mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam urat
oksalat, dan sistin. Ceftriakson juga bisa menimbulkan presipitasi yang bersifat reversibel
di dalam kandung empedu untuk membentuk suatu batu kandung empedu (kolelitiasis).
Komplikasi ini dikenal sebagai pseudolitiasis bilier atau kolelitiasis reversible. Hal yang
penting adalah bahwa batu saluran kemih akibat ceftriakson bersifat self-limited tanpa
komplikasi jangka panjang
2. EXTRACORPOREAL SHOCKWAVE LITHOTRIPSY (ESWL) PADA BATU
GINJAL oleh: Anak Agung, Sri Satyawati Tahun 2015

Batu saluran kencing yang tersering adalah batu kalsium oksalat yang terjadi hampir
sepertiga dari seluruh jenis batu. Faktor risiko batu kalsium oksalat meliputi diet tinggi
kalsium dan hiperparatiroidism. Batu asam urat berhubungan dengan diet tinggi purin,
riwayat gout sebelumnya, dan hiperurikosuria. Batu sistin biasanya terdapat pada
keluarga dengan riwayat sistinuria. Batu struvit, atau “batu infeksi” biasa terdapat pada
pasien dengan obstruksi dan infeksi saluran kencing. Batu struvit adalah jenis batu yang
paling banyak berkembang menjadi batu staghorn.
Terdapat beberapa pilihan penanganan untuk batu ginjal. Penangananannya sendiri
bergantung pada ukuran, lokasi, dan komposisi dari batu. Salah satu penanganan yang
sering dilakukan adalah dengan metode ESWL. ESWL pertama kali diperkenalkan pada
awal tahun 1980 yang membawa suatu revolusi baru dalam penanganan urolithiasis dan
menyediakan suatu prosedur minimal invasif yang hampir ideal. Suatu gelombang kejut
(shock wave) diciptakan dari suatu sumber eksternal yang diarahkan ke pasien dan
difokuskan pada suatu batu ginjal. Gelombang ini akan menyebabkan fragmentasi batu
secara langsung dengan memproduksi stress mekanik atau tidak langsung melalui
penghancuran gelembung- gelembung kavitas yang dibentuk oleh tekanan negatif.2,4
Hasil dari ESWL cukup menjanjikan, dengan 90% angka kesuksesan tercapai.
Walaupun pengembangan ESWL selanjutnya kurang memuaskan, tetapi ESWL
merupakan prosedur yang paling umum dikerjakan pada penyakit batu saluran kemih.
Walaupun ESWL merupakan metode yang paling aman dan minimal invasif, metode ini
juga memiliki beberapa efek samping dan komplikasi yang justru merugikan pasien.
D. Perencanaan
1. PEMBERIAN TERAPI CEFTRIAKSON TERHADAP KADAR KALSIUM
URIN
a) Sebelum diberikan terapi ceftriakson pasien sebelumnya harus berkonsultasi
terkait adanya alergi, riwayat obat, terapi ceftriakson sebelumnya, keadaan
kehamilan atau menyusui, penggunakan produk herbal ataupun suplemen
b) Meyiapkan pasien dalam posisi yang aman dan nyaman
c) Mempersiapkan ceftriakson dapat berupa IV atau IM
d) Lakukan pemberian terapi
e) Pasien dapat beristirahat dan bisa pulang
2. EXTRACORPOREAL SHOCKWAVE LITHOTRIPSY (ESWL) PADA BATU
GINJAL
a) pasien perlu berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi dari dokter spesialis
urologi.
b) Selanjutnya dokter spesialis urologi Anda akan menentukan pemeriksaan yang
akan dijalani, misalnya pemeriksaan USG, pemeriksaan radiologi, atau uji
laboratorium. Selama proses ESWL, pasien pada umumnya akan merasa sedikit
sakit.
c) sebelum terapi ini dilakukan, pasien akan diberikan obat pengurang rasa sakit.
d) Terapi ini dilakukan kurang lebih sekitar 30 menit.
e) Pasien dapat langsung pulang setelah terapi dilakukan

E. Simpulan dan Saran

1. PEMBERIAN TERAPI CEFTRIAKSON TERHADAP KADAR KALSIUM


URIN OLEH: Jhons Fatriyadi , Iqbal Reza Pahlavi tahun 2016

Terdapat faktor-faktor yang memicu nefrolitiasis akibat ceftriakson meliputi

riwayat keluarga positif, ceftriakson dosis tinggi yakni lebih dari 2 g/hari, aplikasi

cepat dari obat, dehidrasi, bersamaan dengan pemberian obat yang nefrotoksik,

adanya kelainan metabolik, seperti hiperkalsiuria dan hipositraruria juga memicu

terbentuknya kristalisasi kalsiumceftriakson.


2. EXTRACORPOREAL SHOCKWAVE LITHOTRIPSY (ESWL) PADA BATU
GINJAL oleh: Anak Agung, Sri Satyawati Tahun 2015

Tindakan ESWL dalam tatalaksana batu ginjal berhasil memecahkan batu


dengan ukuran 16 mm x 18 mm. Pasca operasi kondisi pasien membaik, tidak
didapatkan komplikasi, dan fragmentasi batu terjadi secara komplit. Pemeriksaan
radiografi pasca ESWL tidak ditemukan batu residual di ginjal, ureter, dan
kandung kemih.

F. Daftar Pustaka

Sri satyawati, Anak Agung.2015. Extracorporeal shockwave lithotripsy (eswl) pada


batu ginjal. E-jurnal medika udayana, [s.l.]

Iqbal Reza Pahlavi, Jhons Fatriyadi. 2016 .Pemberian Terapi Ceftriakson terhadap
Kadar Kalsium Urin Vol 5, No 3. Hal 111-116

Anda mungkin juga menyukai