TESIS
Oleh
LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM
THESIS
By
LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM
TESIS
Oleh
LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Dekan
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan, dan sepanjang sepengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka
(Lisnawati Panjaitan)
117032029/IKM
Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide
nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability
of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of
nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load.
The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and
human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach
which was a one stage study in which the data were in independent and dependent
variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in
Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the
samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing
services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient
rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15
respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy
work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load
on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing,
Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the
quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and
Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it
was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing,
Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is
recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each
inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses
will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added
since a nurse can influence the quality of services.
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Dr. Juanita, S.E, M.Kes, selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak
3. dr. Heldy B.Z, M.P.H, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak
4. dr. Fauzi, S.K.M, selaku komisi penguji yang telah memberikan saran dan
5. Siti Zahara Nasution, S.K.P, M.N.S, selaku komisi penguji yang telah
Sumatera Utara
7. drg. Tunggul, selaku direktur Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga yang
9. Suami tercinta Ronald Sagala, S.Kep, Ns, M.Kep dan kedua anakku tersayang
Reyvand F. Sagala, Yesica R. Sagala yang sudah memberikan cinta dan kasih
oleh sebab itu peneliti mengharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan dan kebaikan tesis ini serta peneliti berharap kiranya tesis ini
pengetahuan bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
(Lisnawati Panjaitan)
117032029/IKM
Lisnawati Panjaitan, lahir pada tanggal 05 April 1981 di Andang Dewi Barus,
tamat Tahun 1996, Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Medan XII tamat Tahun 1999,
Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan tamat Tahun 2003, Sarjana Keperawatan
STIKes Mutiara Indonesia Medan tamat Tahun 2005 dan Program Ners tamat Tahun
2006.
Halaman
ABSTRAK............................................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB 5. PEMBAHASAN..................................................................................... 53
5.1 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 53
5.2 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 56
5.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 59
5.4 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 62
5.5 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Empati di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 65
5.6 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Tahun 2013 ...................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 75
LAMPIRAN
1. Kuesioner....................................................................................................... 79
Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide
nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability
of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of
nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load.
The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and
human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach
which was a one stage study in which the data were in independent and dependent
variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in
Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the
samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing
services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient
rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15
respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy
work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load
on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing,
Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the
quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and
Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it
was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing,
Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is
recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each
inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses
will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added
since a nurse can influence the quality of services.
PENDAHALUAN
kompleks perlu dikelola secara professional. Salah satu tenaga penyedia jasa
pelayanan keperawatan di rumah sakit yang salah satu faktornya paling dominan
adalah sumber daya manusia antara lain perawat (Depkes RI, 2002).
melalui pendidikan keperawatan. Peran dan fungsi perawat sangat berpengaruh bagi
peran dan fungsi perawat, perawat memiliki kemampuan dan keterbatasan dalam
menjalankan beban kerjanya. Salah satu permasalahan yang sering muncul di rumah
sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang. Sebagaimana diketahui bahwa
beban kerja yang dijalankan perawat memiliki hubungan yang sangat signifikan
terhadap keamanan pasien. Dan bila kebutuhan tenga perawat tidak sesuai dengan
kapasitas kerjanya maka hal ini sangat berisiko bagi kualitas pelayanan yang
kerja atau tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari
beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja
kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit,
sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa mampu atau tidak
jumlah pasien yang dirawat setiap hari di unit rawat inap, kondisi atau tingkat
negatif dari permasalahan ini kemungkinan akan memberi dampak negatif terhadap
kinerja perawat.
Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang
dihasilkan bergantung dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara
optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi
mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat, sebab pelayanan
keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan utama di rumah sakit yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit, sebanyak 40-
75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit apakah dirumah sakit atau
(Gillies, 1999).
keperawatan yang baik dan benar secara berkesinambungan baik kepada individu,
melebihi dari yang seharusnya, dengan arti mengerjakan pekerjaan lain diluar
dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah
sakit. Lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) Kehandalan (reliability), berkaitan
dengan kemampuan rumah sakit untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya melalui sumber daya manusianya yang
termasuk adalah perawat. (2) Bukti langsung (tangibles), kemampuan rumah sakit
berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan perawat untuk membantu pasien dan
diberikan dan kemudian memberikan pelayanan secara cepat dan tepat serta informasi
rasa aman bagi pasien. (5) Empati (emphaty) perawat memahami masalah pasien dan
bila mereka mengalami kelelahan dalam bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa beban kerja perawat yang dilakukan secara berlebihan dapat diminimalisir
(2007), kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah, sehingga akhirnya
rumah sakit Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa 95% perawat di instalasi rawat
inap, pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai
diet makanan di , 94% di dapur, 94% perawat melakukan penulisan resep, 94,7%
menyapu ruangan, 92% mengepel lantai ruangan, 88% pernah membersihkan kamar
dengan formula lokakarya nasional keperawatan 1983, hal ini ditandai dengan
malah ada kecenderungan penurunan kualitas oleh karena penurunan motivasi kerja ,
oleh karena itu kelebihan tenaga keperawatan akan menimbulkan kerugian ganda,
yaitu tidak efisien dan kecenderungan penurunan kinerja yang berdampak pada
Pelayanan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga
merupakan salah satu jenis pelayanan yang memberikan kontribusi yang paling besar
dari pelayanan lain serta tidak lepas dari potensi sumber daya keperawatan yang
berupa bantuan yang diberikan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan
Dari sumber profil Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2012
intensif. Instalasi rawat inap terdiri dari berbagai jenis ruangan antara lain
Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas
paru, Mawar ruangan kelas I,II,III, Isolasi, Perinatologi, Melati kelas I,III, Flamboyan
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia perawat sebanyak 90
orang, sedangkan DIII Keperawatan sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari
seluruh ruang rawat inap sebanyak 180 tempat tidur dengan rata-rata pemakaian
tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada tahun 2012. Dan hasil pemantauan dan
wawancara yang peniliti lakukan kepada ketiga belas perawat mengatakan bahwa di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga masih banyak perawat
yang mengerjakan pekerjaan tidak lagi menjadi tugas pokok fungsinya sebagai
perawat seperti perawat yang masih mengambil diet pasien ke dapur, menyapu dan
mengepel lantai ruangan rawatan, dan membersihkan kamar mandi, selain perawat
pasien tersebut. Hal ini ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang
lanjut tentang pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
Sibolga?”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beban kerja perawat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga.
1.4. Hipotesis
Sebagai umpan balik pengambilan kebijakan oleh Rumah Sakit Umum Dr.
pasien, dan untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dalam rangga menemukan
lebih berorientasi kepada pelayanan sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.
rumah sakit.
Untuk bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk menindak
lanjuti hasil penelitian ini, yaitu mengenai beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Utomo, 2008 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu . Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan
dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik
untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit
menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja
melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi
Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan
dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan
pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai
bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja sehingga beban kerja
1. Faktor Eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang,
tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-
b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja
wewenang.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi
beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat
dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis
(Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis
kesehatan
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
1. Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang
dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu. Pada
metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara lain :
b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam
kerja.
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja
Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang tenaga kerja
b. Bila jumlah personil banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek
produktif dan tidak produktif dapat juga dikategorikan sebagai kegiatan langsung
work sampling.
kegiatan dari sejumlah personil yang kita amati. Karena besarnya jumlah pengamatan
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan
yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati. Melalui teknik ini akan
a. Menentukan personil yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode
yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan
pengamatan.
evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang bersertifikat atau bisa
juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara
sebagai berikut :
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau
c. Kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai kebutuhan penelitian. Beban
kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis kelamin
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan
kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personil yang diamati.
3. Daily Log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work
sampling yaitu pencacatan dilakukan oleh personil yang diamati. Pencacatan meliputi
kegiatan yang dilakukan dan waktu yang dilakukan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Penggunaan ini tergantung kerjasama dan kejujuran dari personil yang
diamati. Pendidikan ini relatif lebih sederhana dan biaya lebih murah. Peneliti ini bisa
membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan.
pengisian formulir kepada subjek personil yang diteliti, tekankan pada personil yang
menjadi rahasia kegiatan dan tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian.
Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan merupakan kunci
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
Martini, 2007).
2.2 Perawat
Ellis dan Hartley (1984) dalam Gaffar (1999), menjelaskan pengertian dasar,
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal (Gaffar,
1999).
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri peran
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya hak atas
3. Peran edukator
kesehatan.
4. Peran koordinator
5. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
6. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
1. Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
aktualisasi diri.
2. Fungsi dependen
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
3. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan
yang simpatik, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh perhatian kepada setiap
pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya
yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang
pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas.
pelayanan adalah :
1. Tangible (Bukti Fisik), yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personil, dan
media komunikasi yang dapat dirasakan langsung oleh pelanggan. Dan untuk
mengukur dimensi mutu ini perlu menggunakan indera penglihatan dan juga
penampilan perawat.
ruangan termasuk kamar mandi, toilet, ruang perawatan dalam keadaan bersih
dan teratur. Sehingga pasien yang menggunakan fasilitas tersebut merasa aman
memberikan pelayanan yang tepat atau akurat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
keandalan adalah tangguh, dapat dipercaya memberikan hasil yang sama dalam
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat. Dengan kata lain bahwa
komunikasi dan situasi fisik disekitar pelanggan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan.
Hal ini sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa perawat
pelayanan yang cepat dan tanggap yang didasari oleh pasien itu sendiri sehingga
faktor komunikasi dan situasi fisik disekitar pasien merupakan hal yang penting
yang diberikan kepada pelanggan. Dan komponen dari dimensi ini yaitu
yang bermakna antara jaminan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien, hal
ini ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa untuk
kemampuan merasakan dunia pribadi klien serta sesuatu yang jujur, sensitive dan
tidak dibuat-buat yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain.( Mudakir,
2006)
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan dalam Syaputra (2011) yang mengatakan
bahwa factor empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
sentuhan seni dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.
Salah satu kiat keperawatan adalah Nursing Arts Is Crying, Listenin, Feeling,
dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien berbicara,
rasa puas klien serta perawat harus dapat menerima respon emosional dari klien
sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang ataupun duka.
Menurut (Mitchel, 1977 dalam Ali, 2001), bahwa ruang lingkup keperawatan
yaitu membantu individu untuk bereaksi secara positif dalam melaksanakan kegiatan
kegiatan rehabilitasi.
Prosedur merupakan garis besar suatu stndar teknik atau metoda melakukan
Prosedur dirujuk untuk memeriksa bila seorang pegawai tidak mengerjakan suatu
2. Keuntungan
mengkoordinasi aktivitas.
1996). Tjiptono (2008) menyebutkan ada lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1)
Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang
dihasilkan bergantunng dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara
optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi
mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata masyarakat, sebab pelayanan
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit (Gillies, 1999).
Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang
Berdasarkan yang dilakukan oleh Jauhari (2005) di rumah sakit Dr. Pringadi
yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai seorang perawat diantaranya perawat
Penetian Bancin, Hendry (2012) tentang beban kerja perawat terhadap kinerja
perawat di Ruang ICU RSUD. Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa beban kinerja
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya
yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada yang waktu
yang sama. (Notoadmodjo, 2009). Dalam penelitian ini peneliti hanya akan
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr.
F.L.Tobing Sibolga. Penelitian ini akan berlangsung selama enam bulan terhitung
mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2013, yang dimulai dengan survei awal,
3.3.1. Populasi
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga yaitu berjumlah sebanyak 54 orang
perawat.
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga, besar sampel adalah seluruh populasi
yaitu sebesar 54 orang perawat yang diambil dengan menggunakan total sampling.
Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
kuesioner. Jenis kuesioner ini berupa angket tertutup, dimana responden memilih
jawaban yang telah disediakan dalam bentuk pilihan jawaban yang menggunakan
skala likhert yang telah disesuaikan terdiri dari beberapa item pertenyaan yang
1. Data Primer
Data primer adalah data dikumpulkan langsung oleh peneliti dan dibantu oleh
beberapa orang tenaga yang telah dilatih dengan menggunakan instrument kuesioner
dan ceklis. Instrumen kuesioner dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data
tentang beban kerja perawat dari responden serta data kualitas pelayanan keperawatan
di rumah sakit.
validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan sebagai alat
pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat
dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh dari file laporan hasil evaluasi dibidang
keperawatan dan Profil RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga. Data sekunder dalam
penelitian ini dipergunakan untuk me-rechek data primer yang diperoleh dari
mendapatkan instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur sejauh mana suatu
alat ukur dipercaya. Untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut dipercaya
dilakukan uji coba terhadap 16 responden yang tidak termasuk responden tetapi
memiliki karakteristik yang hamper sama dengan lokasi penelitian dengan tingkat
kesalahan 5%, pengujian validitas dan realibilitas ini dilakukan dengan menggunakan
Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Yang termasuk kedalam variabel independen adalah beban kerja
perawat dan yang termasuk variabel dependen adalah kualitas pelayanan keperawatan
meliputi : (1) Kehandalan (reliability); (2) Bukti langsung (tangible) ; (3). Daya
item pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika
1. Kehandalan
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
2. Bukti Fisik
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
4. Jaminan
memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
5. Empati
memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
1. Analisis Univariat
independen yaitu beban kerja perawat dan variabel dependen yaitu keandalan, bukti
2. Analisis Bivariat
tabulasi silang dengan menggunakan uji chi square, sehingga dapat diketahui ada
(confidence level) yang digunakan adalah 95% sedangkan derajat kemaknaan yang
digunakan p= <0,05 (α= 5%). Analisis tersebut digunakan dengan komputer program
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing berada di Jln. Dr. F.L.
Tobing No 35 Sibolga, yang dipimpin oleh drg. Tunggul. Instalasi rawat inap terdiri
dari berbagai jenis ruangan antara lain Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan
VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas paru, Mawar ruangan kelas I,II,III, Isolasi,
Perinatologi, Melati kelas I,III, Flamboyan ruangan Kelas II, , ruang VK, ruang
Ponek kelas III. RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia
perawat sebanyak 95 orang yang memiliki latar belakang SPK sebanyak 5 orang,
sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari seluruh ruang rawat inap sebanyak 180
tempat tidur dengan rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada
tahun 2012. Jumlah rawat inap selama satu tahun terhitung mulai dari bulan januari
1. Karakteristik Responden
Tabel. 4.1 Distribusi Data Demografi Responden di Ruang Rawat Inap RSU.
Dr. F. L. Tobing Sibolga
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas
D- III sebanyak 41 orang (75,9%) dan lama bekerja responden mayoritas 5 -10 tahun
Tabel 4.2. Distribusi Berdasarkan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa beban kerja perawat di ruang
rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Tahun 2013 mayoritas sedang yaitu sebanyak 24
Kadang
Tidak Ya Total
No Beban Kerja Perawat -kadang
n % n % n % n %
1 Jumlah Perawat yang dinas per shift 15 27,8 21 38,9 18 33,3 54 100,0
dengan jumlah pasien sesuai dengan
tingkat ketergantungannya tidak
sebanding .
2 Anda mengalami keterbatasan waktu 14 25,9 22 40,7 18 33,4 54 100,0
dalam mengorientasikan peraturan
yang berlaku di ruangan kepada
keluarga klien
3 Keterbatasan peralatan di ruangan 16 29,6 18 33,3 20 37,0 54 100,0
membuat anda terkendala dalam
melakukan tindakan keperawatan
4 Anda kekurangan waktu untuk 15 27,8 20 37,0 19 35,2 54 100,0
berkontak langsung dengan klien
secara terus – menerus karena
mengerjakan pekerjaan lain.
5 Anda tidak dapat melakukan 14 25,9 16 29,6 24 44,4 54 100,0
pengisian asuhan keperawatan
dengan baik dan benar karena
mengerjakan pekerjaan lain selain
pekerjaan keperawatan
6 Anda mengerjakan tugas lain seperti 14 25,9 17 31,5 23 42,6 54
menyapu ruangan, membersihkan 100,0
kamar mandi saat jam kerja
7 Anda mengerjakan administrasi 17 31,5 17 31,5 20 37,0 54 100,0
pasien pulang disaat jam kerja
8 Anda melakukan pekerjaan menyapu 16 29,6 15 27,8 23 42,6 54 100,0
dan membersihkan didaerha ruangan
maupun disekitar ruangan
9 Anda melakukan pekerjaan 16 29,6 11 20,4 27 50,0 54 100,0
administrasi klien saat dirawat
10 Anda harus mengurus dan membagi 14 25,9 12 22,2 28 51,9 54 100,0
diet klien setiap ruangan yang ada di
rawatan anda.
perawat mengatakan harus mengurus dan membagi diet klien setiap ruangan yang ada
di rawatan sehingga beban kerja perawat berat dan perawat tidak memikirkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan persentasi tertinggi yang tidak
berdasarkan bukti fisik di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah
sebagai berikut :
Ya Kadang-
Tidak Total
No Bukti Fisik (Tangible) kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda memberikan 11 20,4 26 48,1 17 31,5 54 100,0
informasi kepada pasien tentang
aturan yang berlaku di rawatan
pada saat mau masuk ke ruangan
?
2 Apakah anda memperhatikan 15 27,8 25 46,3 14 25,9 54 100,0
kebersihan dan kerapian ruangan
tempat pasien dirawat ?
3 Apakah anda memperhatikan 18 33,3 19 35,2 17 31,5 54 100,0
kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan sebelum dan sesudah
memberikan tindakan kepada
pasien?
4 Apakah anda berpenampilan rapi 16 29,6 22 40,7 16 29,6 54 100,0
dan menarik ketika bertugas ?
5 Apakah saat anda melakukan 18 33,3 14 25,9 22 40,7 54 100,0
tindakan kepada pasien tetap
menjaga privasinya?
Berdasarkan Tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 26 orang (48,1%)
perawat kadang –kadang memberikan informasi kepada pasien tentang aturan yang
berlaku di rawatan pada saat mau masuk ke ruangan. Sebanyak 25 orang (46,3%)
menarik saat bertugas. Sebanyak 22 orang (40,7%) perawat tidak menjaga privasi
rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sebagai berikut :
Kadang-
Ya Tidak Total
No Kehandalan (Reliability) kadang
n % n % n % n %
1 Ketika pasien sampai diruang 15 27,8 15 27,8 24 44,4 54 100,0
rawat, anda segera menanyakan
keluhan atau kebutuhan pasien ?
2 Apakah anda meminta 14 25,9 14 25,9 26 48,1 54 100,0
persetujuan dari pasien ataupun
keluarga sebelum melakukan
tindakan keperawatan?
Kadang-
Ya Tidak Total
No Kehandalan (Reliability) kadang
n % n % n % n %
3 Apabila pasien bertanya kepada 19 35,2 19 35,2 16 29,6 54 100,0
anda tentang perkembangan
penyakitnya (keadaan
penyakitnya), anda menjelaskan
sampai pasien paham
4 Apakah anda memberitahukan 16 29,6 15 27,8 23 42,6 54 100,0
dengan jelas kepada pasien hal-
hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh pasien demi
kesembuhan pasien ?
5 Apakah tindakan yang anda 14 25,9 16 29,6 24 44,4 54 100,0
berikan kepada pasien sesuai
dengan standar operasional
prosedur (SOP) rumah sakit?
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa 24 orang (44,4%) perawat
tidak segera menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien ketika pasien sampai di
ruang rawat inap. Sebanyak 26 orang (48,1%) perawat tidak meminta persetujuan dari
tidak pernah memberitahukan dengan jelas kepada pasien hal-hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh pasien demi kesembuhan pasien. Sebanyak 14 orang
berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
tidak pernah bertanya kepada pasien tentang perkembangan yang dialaminya setelah
mengobservasi secara teratur kondisi pasien pada saat shif pagi, sore dan malam hari.
Sebanyak 17 orang (31,5%) perawat segera dapat ketika pasien memerlukan bantuan
pasien di ruangan misalnya makan, minum, ganti pakaian, dan sebagainya selama
keperawatan dari aspek jaminan kepastian mayoritas kurang yaitu sebanyak 27 orang
berdasarkan jaminan kepastian di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
Ya Kadang-
Tidak Total
No Jaminan Kepastian (Assurance) kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda memperkenalkan 14 25,9 15 27,8 25 46,3 54 100,0
diri saat pertama kali bertemu
dengan pasien ?
2 Apakah anda menyebutkan nama 12 22,2 20 37,0 22 40,7 54 100,0
panggilan pasien dengan benar ?
3 Apakah anda terlebih dahulu 12 22,2 16 29,6 26 48,1 54 100,0
memberikan informasi tentang
segala tindakan perawatan yang
akan dilaksanakan ?
4 Apakah anda menyampaikan 10 18,5 17 31,5 27 50,0 54 100,0
salam, sebelum berbicara dengan
pasien misalnya (selamat pagi,
selamat siang, selamat sore,
selamat malam) ?
5 Apakah anda berbicara dengan 13 24,1 13 24,1 28 51,9 54 100,0
intonasi rendah dan tidak dengan
suara yang keras kepada pasien
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa 25 orang (46,3%) perawat
tidak pernah memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu dengan pasien.
pasien dengan benar dan menanyakan nama kesukaan pasien. Sebanyak 12 orang
selamat pagi, siang, sore dan malam. Sebanyak 13 orang (24,1%) perawat berbicara
dengan intonasi rendah dan tidak dengan suara yang keras saat berbicara dengan
pasien.
keperawatan dari aspek empati perawat mayoritas kurang yaitu sebanyak 25 orang
berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah
sebagai berikut :
pasien tidak memandang pangkat, jabatan dan status pasien. Sebanyak 17 orang
(31,5%) perawat memberi penjelasan kepada pasien tentang cara-cara apa saja yang
pasien ingin pulang. Dan 15 orang (27,8%) perawat memotivasi pasien cepat sembuh.
digunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Pada analisa bivariat ini
Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
perawat yang menjawab beban kerja ringan, 6 orang (11,1%) mengatakan bahwa
pelayanan keperawatan dari bentuk bukti fisik yang diberikan baik, 8 orang
mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)
keperawatan dari bentuk bukti fisik baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan
cukup dan 7 orang (13,0%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)
perawat menjawab beban kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan
keperawatan dari bentuk bukti fisik baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan cukup,
dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
berdasarkan bukti fisik di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan
Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
perawat yang menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa
pelayanan keperawatan dari bentuk kehandalan yang diberikan perawat baik, 4 orang
(7,4%) mengatakan cukup, dan 2 orang (3,7%) mengatakan kurang. Dari 24 orang
cukup dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)
perawat menjawab beban kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan
cukup, dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan berdasarkan kehandalan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.
Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
perawat yang menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa
orang (9,5%) mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24
orang (44,4%) perawat menjawab beban kerja sedang, 1 orang (1,9%) mengatakan
cukup dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)
perawat menjawab beban kerja berat, 1 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan
cukup, dan 11 orang (20,4%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.
Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013
orang (9,3%), cukup sebanyak 9 orang (16,7), dan kurang 1 orang (1,9%). Dari 24
orang (44,4%) yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian
sedang, baik 3 orang (5,6%), cukup 6 orang (11,1%), kurang 15 orang (27,8%). Dan
dari 15 orang (27,8%) perawat yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan
jaminan kepastian berat , baik 1 orang (1,9%), cukup 3 orang (5,6%), dan kurang 11
orang (20,4%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja
ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan nilai p= 0,003 (p < 0,005)
Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Empati Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat dari 15 orang perawat, beban
kerja perawat berdasarkan empati ringan, baik sebanyak 9 orang (16,7%), beban kerja
perawat berdasarkan empati cukup sebanyak 3 orang (5,6%), dan kurang 3 orang
(5,6%). Dan dari 24 orang (44,4%) , beban kerja perawat berdasarkan empati sedang,
(14,8%), berdasarkan beban kerja perawat sedang kurang 3 orang (5,6%). Dan dari 15
orang perawat, beban kerja perawat berdasarkan empati berat, baik 2 orang (3,7%),
dan beban kerja perawat berdasarkan empati berat, cukup 4 orang (7,4%), dan beban
kerja perawat berdasarkan empati kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.
Tabel 4.20 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas 4.20 dapat dilihat bahwa dari 15 orang perawat
beban kerja perawat berdasarkan kualitas pelayanan ringan, baik sebanyak 8 orang
(14,8%), dan beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan ringan, cukup 6 orang
(11,1%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan ringan, kurang 1 orang (1,9%).
Dan dari 24 perawat, beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan sedang, baik 5
orang (9,3%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan keperawatan sedang,
keperawatan sedang, kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Dan berdasarkan beban kerja
perawat terhadap kualitas pelayanan berat, baik 3 orang (5,6%), dan beban kerja
perawat terhadap kualitas perawatan berat, cukup 2 orang (3,7%), dan beban kerja
perawat terhadap kualitas perawatan berat, kurang sebanyak 10 orang (18,5%). Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan
PEMBAHASAN
keperawatan dari bentuk bukti fisik yang diberikan baik, 8 orang mengatakan cukup,
dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%) perawat menjawab
beban kerja sedang, 5 orang (9,3%) mengatakan pelayanan keperawatan dari bentuk
bukti fisik baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan cukup dan 7 orang (13,0%)
perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat menjawab beban
kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan keperawatan dari bentuk
bukti fisik baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan cukup, dan 10 orang (18,5%)
perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh
beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan bukti fisik
beban kerja yang dialami dalam kategori ringan akan berdampak pada kualitas
orang, D III Keperawatan sebanyak 8 orang dan SPK sebanyak 3 orang. Berdasarkan
sebanyak 3 orang, dan umur > 35 tahun sebanyak 12 orang, lama kerja perawat yang
menyatakan bahwa beban kerja ringan adalah 5-10 tahun sebanyak 8 orang dan di
dengan umur kurang dari 25 tahun sebanyak 4 orang , 25 sampai dengan 35 tahun
sebanyak 19 orang dan > 35 tahun sebanyak 2 orang, berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 10 orang, 5- 10 tahun
yang mengatakan beban kerja perawat berat, berdasarkan umur perawat yang
mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 7 orang, 25-35 tahun
sebanyak 5 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 3 orang. Berdasarkan lama kerja
perawat yang kurang dari 5 tahun sebanyak 8 orang, 5- 10 tahun sebanyak 5, di atas
Beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing termasuk dalam
kategori sedang, pernyataan ini diungkapkan oleh beberapa perawat pelaksana yang
usianya mayoritas berada kurang dari 25 tahun dan 25-35 tahun, dan pendidikan
terakhir mayoritas D III Keperawatan yang lama kerja kurang dari 5 tahun.
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
Angka di atas menunjukkan bahwa dengan beban kerja perawat sedang, maka
pelayanan perawat dalam bukti fisik akan berkurang hal ini terlihat dari pengisian
dan kerapian ruangan tempat pasien dirawat, terkadang perawat tidak memberikan
informasi kepada pasien tentang aturan yang berlaku di ruangan saat pasien baru
masuk ke ruangan, sehingga akan mempengaruhi mutu rumah sakit dan kepuasan
pasien yang dapat berobat akan berkurang. Perawat dengan pekerjaan yang banyak
dan tidak sesuai dengan tugas pokok perawat akan memberikan kelelahan sehingga
tugas yang seharusnya dilakukan oleh perawat terabaikan hal inilah yang dirasakan
oleh perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga sehingga kualitas
umur perawat, jenjang pendidikan perawat dan lama kerja perawat, minat kerja
perawat yang usianya masih muda akan berbeda dengan perawat yang usianya sudah
tua, sehingga akan timbul asumsi perawat yang menganggap bahwa beban kerjanya
kerjanya akan berkurang berbeda dengan perawat yang masih terhitung baru saja
bekerja, hal ini akan berpengaruh terhadap persepsi beban kerja yang dirasakan oleh
setiap perawat yang bekerja di ruang rawat inap, sehingga akan berdampak terhadap
keperawatan dari bentuk kehandalan yang diberikan perawat baik, 4 orang (7,4%)
mengatakan cukup, dan 2 orang (3,7%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)
keperawatan dari kehandalan baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan cukup dan
9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat
cukup, dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan berdasarkan kehandalan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.
Tobing Sibolga.
keperawatan baik. Jika dilihat dari umur perawat yang mengatakan hal tersebut
perawat yang umurnya 25 sampai dengan 35 tahun sebanyak 3 orang, di atas 35 tahun
sebanyak 6 orang, hal ini terjadi karena perawat melakukan tugasnya dengan baik,
Umur perawat yang mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 3 orang
kehandalan baik, jenjang pendidikan SPK sebanyak 2 orang, D III sebanyak 4 orang
Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing mayoritas
kategori sedang dan kualitas pelayanan keperawatan yang ditunjukkan oleh perawat
mayoritas cukup, hal ini diungkapkan oleh perawat pelaksana lebih banyak yang
umurnya berada 25-35 tahun, jenjang pendidikan D III Keperawatan, dan ada juga
perawat dengan pendidikan terakhir Sarjana Keperawatan, akan tetapi lama perawat
hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban
kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi
keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan
koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja
perawat dengan mutu pelayanan keperawatan dimana hubungan bersifat lemah dan
kebutuhan pasien tersebut terabaikan hal ini terjadi karena pekerjaan perawat yang
Sibolga rata-rata 2-3 orang sementara jumlah BOR perhari rata-rata 78% dan tingkat
ketergantungan pasien tidak sebanding. Sementara itu peran seorang perawat harus
1979 dikutip dari penelitian Saragih, Jandes, 2004 bahwa perhitungan tenaga
berdasarkan dari perbandingan antara tempat tidur yang tersedia dengan tenaga kerja.
Untuk keperawatan perbandingannya adalah rumah sakit kelas A dan B, tempat tidur
: tenaga = 2: 3-4, rumah sakit kelas C, tempat tidur : tenaga = 1:1, rumah sakit kelas
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
berdasarkan kehandalan perawat, akan tetapi beban kerja tersebut dapat juga
dipengaruhi oleh usia perawat dan lama perawat bekerja, sehingga kualitas yang
keperawatan dari bentuk ketanggapan yang diberikan perawat baik, 5 orang (9,5%)
mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)
dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat
cukup, dan 11 orang (20,4%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.
Tobing Sibolga.
Beban kerja yang dialami oleh perawat ringan sebanyak 15 orang dengan
mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 2 orang, umur 25-35 tahun
kurang dari 5 tahun sebanyak 2 orang, 5-10 tahun sebanyak 6 orang dan di atas 35
Beban kerja yang dialami oleh perawat sedang sebanyak 24 orang dengan
orang, kurang 9 orang. Jika dilihat berdasarkan umur perawat, yang mengatakan hal
tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 6 orang, 25 – 35 tahun sebanyak 16 orang dan
berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 12 orang, 5-10 tahun
sebanyak 10 orang dan di atas 5 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat tinggi
perawat yang berusia < 25 tahun sebanyak 10 orang, 25-35 tahun sebanyak 5 orang,
dilihat dari jenjang pendidikan, D III sebanyak 13 orang dan Sarjana Keperawatan
sebanyak 2 orang, sedangkan dari lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak
13 orang dan 5-10 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat mayoritas kategori
cukup, hal ini diungkapkan oleh perawat pelaksana yang umurnya berada pada 25-35
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
ketanggapan perawat masih cukup, dikarenakan perawat mengalami beban kerja yang
cukup berat atau sedang, disebabkan karena perawat harus sibuk mengerjakan
administrasi pasien saat dirawat, hal ini akan mempengaruhi pelayanan keperawatan
yang diterima oleh pasien seperti, perawat tidak segera datang ketika pasien
beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian, ringan 5 orang (9,3%), beban
cukup sebanyak 9 orang (16,7), dan kurang 1 orang (1,9%). Dari 24 orang (44,4%)
yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian sedang, baik 3
orang (5,6%), beban kerja perawat berdasarkan kepastian cukup 6 orang (11,1%),
beban kerja perawat berdasarkan kepastian kurang 15 orang (27,8%). Dan dari 15
orang (27,8%) perawat yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan kepastian
berat , baik 1 orang (1,9%), beban kerja perawat berdasarkan kepastian cukup 3 orang
(5,6%), dan beban kerja perawat berdasarkan kepastian kurang 11 orang (20,4%).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap
Beban kerja yang dialami oleh perawat ringan sebanyak 15 orang dengan
orang, cukup 9 orang, kurang 1 orang. Karakteristik perawat berdasarkan umur yang
mengatakan hal tersebut, umur 25-35 tahun sebanyak 10 orang dan di atas 35 tahun
orang, kurang 15 orang. Jika dilihat berdasarkan umur perawat, yang mengatakan hal
tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 15 orang, 25 – 35 tahun sebanyak 8 orang dan
berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 12 orang, 5-10 tahun
sebanyak 10 orang dan di atas 5 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat tinggi
baik sebanyak 1 orang, cukup 3 orang, kurang 11 orang, usia perawat yang
mengatakan hal ini yaitu < 25 tahun sebanyak 10 orang, 25-35 tahun sebanyak 5
orang, dilihat dari jenjang pendidikan, D III sebanyak 13 orang dan Sarjana
Keperawatan sebanyak 2 orang, sedangkan dari lama kerja perawat kurang dari 5
Hasil Penelitian di atas dilihat bahwa dengan beban kerja yang sedang dan
berat tidak dapat memberikan pelayanan berdasarkan jaminan kepastian yang baik,
perawat untuk komunikasi dengan leluasa pada saat bertemu dengan pasien, seperti
mengucapkan salam pada saat pertama jumpa dengan pasien, hal ini akan
mempengaruhi mutu pelayanan yang ditunjukkan oleh perawat dan pasien kurang
pasien, hal ini ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada pasien dan menjamin pelayanan
hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban
kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi
keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan
koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja
perawat dengan mutu pelayanan keperawatan dimana hubungan bersifat lemah dan
bahwa beban kerja dipengaruhi faktor yaitu tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat
fisik seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi
kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas
Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan
dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan
pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena
tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai
kualitas pelayanan keperawatan mayoritas cukup, dipengaruhi oleh umur perawat dan
lama perawat bekerja sehingga perawat yang melakukan tugasnya sebagai perawat
tidak sesuai dengan job deskription yang sudah ditetapkan oleh pokja keperawatan.
perawat berdasarkan empati ringan, baik sebanyak 9 orang (16,7%), beban kerja
perawat berdasarkan empati cukup sebanyak 3 orang (5,6%), dan kurang 3 orang
(5,6%). Dan dari 24 orang (44,4%) , beban kerja perawat berdasarkan empati sedang,
baik 3 orang (5,6%), berdasarkan beban kerja perawat empati sedang cukup 8 orang
(14,8%), berdasarkan beban kerja perawat sedang kurang 3 orang (5,6%). Dan dari 15
dan beban kerja perawat berdasarkan empati berat, cukup 4 orang (7,4%), dan beban
kerja perawat berdasarkan empati kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.
Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
kategori sedang dengan kualitas pelayanan keperawatan mayoritas cukup. Hal ini
diungkapkan oleh perawat pelaksana yang mayoritas umurnya kurang dari 25 tahun
dan jenjang pendidikan mayoritas D III Keperawatan serta lama mereka bekerja
mayoritas kurang dari 5 tahun. Sehingga beban kerja yang dirasakan oleh setiap
perawat berbedan, sehingga kinerja perawat akan berkurang dan akan berdampak
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan (2002) yang mengatakan bahwa factor
empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kepuasan pasien,
Salah satu kiat keperawatan adalah Nursing Arts Is Crying, Listening, Feeling,
dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien berbicara, dapat
menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi dan rasa puas
Hasil Penelitian di atas dilihat bahwa dengan beban kerja yang sedang dan
berat tidak dapat memberikan pelayanan berdasarkan empati yang baik, akan tetapi
dengan penyakitnya hal ini akan mempengaruhi mutu pelayanan yang ditunjukkan
oleh perawat dan pasien kurang puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut.
Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
perawat mayoritas kurang, hal ini akan dipengaruhi oleh umur perawat dan lama
perawat bekerja, perawat yang umurnya masih muda akan merasakan beban kerja
yang berbeda dengan umur yang sudah tua, dan perawat yang sudah lama bekerja
akan merasakan beban kerja yang lebih ringan dibanding dengan perawat yang belum
lama bekerja.
perawat berdasarkan kualitas pelayanan ringan, baik sebanyak 8 orang (14,8%), dan
beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan ringan, cukup 6 orang (11,1%), dan
beban kerja perawat terhadap pelayanan ringan, kurang 1 orang (1,9%). Dan dari 24
(9,3%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan keperawatan sedang, cukup
keperawatan sedang, kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Dan berdasarkan beban kerja
perawat terhadap kualitas pelayanan berat, baik 3 orang (5,6%), dan beban kerja
perawat terhadap kualitas perawatan berat, cukup 2 orang (3,7%), dan beban kerja
perawat terhadap kualitas perawatan berat, kurang sebanyak 10 orang (18,5%). Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.
Pernyataan yang diungkapkan oleh 15 orang perawat bahwa beban kerja yang
dialami dalam kategori ringan akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan,
pernyataan ini diungkapkan oleh perawat pelaksana yang taraf pendidikannya adalah
SPK sebanyak 2 orang. Berdasarkan umur bahwa perawat yang menyatakan hal
tersebut berada pada rentang 25-35 tahun sebanyak 5 orang, dan umur > 35 tahun
sebanyak 10 orang, dan berdasarkan lama kerja perawat yang menyatakan lama kerja
dengan umur kurang dari 25 tahun sebanyak 10 orang , 25 sampai dengan 35 tahun
terakhir D III sebanyak 22 orang mengatakan beban kerja perawat sedang, 2 orang
berpendidikan terakhir Sarjana Keperawatan. Lama kerja perawat kurang dari 5 tahun
10 tahun sebanyak 2 orang. Dan sebanyak 15 orang yang mengatakan beban kerja
perawat berat, berdasarkan usia kurang dari 25 tahun sebanyak 9 orang, 25 sampai
beben kerja berat, D III Keperawatan sebanyak 10 orang dan Sarjana Keperawatan
sebanyak 5 orang. Sedangkan berdasarkan lama kerja, kurang dari 5 tahun sebanyak 9
orang, 5-10 tahun sebanyak 6 orang, dan tidak ada perawat yang lama kerjanya diatas
10 tahun mengatakan beban kerja berat. Umur, pendidikan, dan lama kerja akan
mempengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh perawat karena berhubungan dengan
jenjang karir yang dimiliki oleh perawat itu sendiri seperti perawat senior akan
memiliki beban kerja yang ringan, karena pekerjaan itu sudah dikerjakan oleh yang
lebih junior, meskipun tanggung jawab terhadap yang dimiliki oleh senior besar. Hal
hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban
kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi
keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan
koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja
perbedaan dan kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kleden, Simon Sani,
2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan beban kerja dengan mutu pelayanan
keperawatan. Panjaitan, 2013 mengatakan bahwa beban kerja di ruang rawat inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga mayoritas sedang, hal ini diungkapkan oleh beberapa
perawat pelaksana yang masih junior artinya umurnya kurang 25 tahun dan 25-35
tahun, disamping itu jenjang pendidikan dan lama perawat bekerja yang masih
sebentar, sehingga beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
jenjang pendidikan, dan lama perawat bekerja dapat mempengaruhi beban kerja
perawat, akan tetapi beban kerja tersebut dapat berhubungan dengan mutu pelayanan
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi
pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur
beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk
keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal (Kleden, Simon Sani, 2010).
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan
dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan
pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena
tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai
yang ditunjukkan oleh perawat, akan tetapi ada faktor lain yang akan mempengaruhi
beban kerja dan kualitas pelayanan keperawatan yaitu umur perawat, jenjang
pendidikan perawat, dan lama perawat bekerja, hal ini jelas terlihat berdasarkan
pernyataan yang diungkapkan oleh perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing
ditunjukkan oleh perawat dan mayoritas kualitas pelayanan keperawatan cukup, hal
ini dipengaruhi oleh adanya umur perawat yang berbeda, artinya bahwa umur akan
mempengaruhi minat kerja dari setiap individu semakin tua seseorang maka minat
kerja pun semakin menurun sehingga terkadang perawat merasa bahwa beban kerja
yang dirasakan ringan, dan begitu juga sebaliknya, disamping itu jenjang pendidikan
dan lama perawat bekerja akan mempengaruhi beban kerja tersebut, semakin lama
perawat bekerja maka minat kerja akan menurun sehingga beban kerja yang dirasakan
pun berbeda-beda.
6.1 Kesimpulan
1. Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dalam
kategori ringan sebanyak lima belas orang, hal ini diungkapkan oleh perawat
yang sudah lama bekerja, dan jenjang pendidikan SPK, D III Keperawatan,
beban kerja perawat sedang sebanyak dua puluh empat orang hal ini diungkapkan
oleh perawat mayoritas yang masih baru bekerja sebagai perawat di ruang rawat
ruang rawat inap tersebut. Dan beban kerja perawat berat sebanyak lima belas
orang hal ini diungkapkan oleh perawat yang masih baru bekerja kurang dari 5
tahun di ruang rawat inap, serta jenjang pendidikan yang masih rendah seperti
SPK yang baru bekerja kurang dari 5 tahun dan D III Keperawatan yang lama
bekerja kurang dari 5 tahun serta Sarjana Keperawatan yang baru saja bekerja
sebagai perawat.
3. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan
Disarankan kepada pihak RSU. Dr F.L. Tobing melalui bidang keperawatan agar
perawat di setiap ruang rawat inap, dan perlu menetapkan pegawai administrasi
Diharapkan kepada pihak yang terkait agar memperhatikan standar minimal yang
harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan kelasnya sehingga beban kerja
tidak terjadi untuk setiap petugas pelayanan kesehatan terutama perawat sehingga
kualitas pelayanan keperawatan dapat diwujudkan dengan baik dan citra rumah
Aditama, TY, 2007, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi ke dua, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta
Azwar, Azrul. 1996, Konsep Kualitas dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, Jakarta
Bancin, Hendry, 2012, Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam
Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang ICU RSUD. Dr. Pringadi Kota
Medan, Skripsi, STIKes MI Medan
Doengoes, M.E., 2002, Nursing Carela Plane ; Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care.edition, FA. Davis
Ilyas, 2004, Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Teori Metoda
dan Formula. Jakarta:Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.
Kleden, Simon Sani, 2010, Hubungan Antara Beban Kerja Perawat Dengan Mutu
Pelayanan Keperawata di Ruang Interna Blud RSUD Prof. Dr. Johanes
Kupang, Magister Keperawatan
Prayetni. (2001). Faktor-faktor yang berhubungan dengan burn out pada perawat
pelaksana di RSUP Persahabatan. Jakarta. Tesis. FIK-UI. Jakarta: Tidak di
publikasikan.
Robot, Fredna J.M., 2009, Analisis Beban Kerja Perawat Pelaksanan dalam
Mengevaluasi Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Prof.
dr R.D. Kandou Manado. Tesis Magister Keperawatan, Universitas Indonesia
Rodahl, 1989, Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas.
UNIBA Press. Surakarta
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga, 2012, Profil Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing
Sibolga. Sibolga