Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP


RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA

TESIS

Oleh

LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


THE INFLUENCE OF NURSES’ WORK LOAD ON THE QUALITY OF
NURSING SERVICES IN INPATIENT ROOMS
OF RSU Dr. F. L. TOBING, SIBOLGA

THESIS

By

LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM


FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

LISNAWATI PANJAITAN
117032029/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT
TERHADAP KUALITAS PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. DR. F.L.TOBING SIBOLGA
Nama Mahasiswa : Lisnawati Panjaitan
Nomor Induk Mahasiswa : 117032029
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Juanita, S.E, M.Kes) (dr. Heldy B.Z, M.P.H)


Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus : 30 Juli 2013

Universitas Sumatera Utara


Telah Diuji
pada Tanggal : 30 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Juanita, S.E, M.Kes


Anggota : 1. dr. Heldy BZ, M.P.H.
2. dr. Fauzi, S.K.M
3. Siti Zahara Nasution, S.K.P, M.N.S

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS


PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan, dan sepanjang sepengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka

Medan, Juli 2013

(Lisnawati Panjaitan)
117032029/IKM

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan


perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi
berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penurunan kemampuan perawat berdampak langsung terhadap mutu
pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur
beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk
menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya perawat sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya
yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada waktu yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dan seluruh populasi tersebut dapat
dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 54 orang. Ada pengaruh beban kerja
perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan uji chi
square alfa 0,05.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.
F.L. Tobing Sibolga adalah ringan sebanyak 15 orang (27,8%), sedang 24 orang
(44,4%), berat sebanyak 15 orang (27,8%). Ada pengaruh beban kerja perawat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas
pelayanan keperawatan (Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan Kepastian,
Empati) di Ruang Rawat Inap RSU. F.L. Tobing Sibolga. Dari analisa data
didapatkan kesimpulan beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga adalah sedang dan kualitas pelayanan keperawatan adalah kurang berkualitas
Untuk itu diharapkan kepada pimpinan rumah sakit agar memberikan keringanan
kerja bagi perawat-perawat disetiap ruang inap, dan menetapkan pegawai
administrasi tata usaha di setiap ruangan, sehingga bagian administrasi pasien yang
berhubungan dengan administrasi di luar dokumentasi keperawatan tidak dikerjakan
oleh perawat lagi. Perlu untuk menambah tenaga perawat, karena tenaga merupakan
salah satu mempengaruhi kualitas pelayanan

Kata Kunci : Beban Kerja, Kualitas Pelayanan Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide
nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability
of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of
nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load.
The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and
human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach
which was a one stage study in which the data were in independent and dependent
variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in
Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the
samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing
services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient
rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15
respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy
work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load
on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing,
Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the
quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and
Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it
was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing,
Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is
recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each
inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses
will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added
since a nurse can influence the quality of services.

Keywords: Work Load, Quality of Nursing Service

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini, dengan

judul ”Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan

Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ”.

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Juanita, S.E, M.Kes, selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, dalam

penyusunan tesis ini.

3. dr. Heldy B.Z, M.P.H, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, dalam

penulisan tesis ini.

4. dr. Fauzi, S.K.M, selaku komisi penguji yang telah memberikan saran dan

masukan dalam penulisan tesis ini.

5. Siti Zahara Nasution, S.K.P, M.N.S, selaku komisi penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Seluruh Staf Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

7. drg. Tunggul, selaku direktur Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga yang

telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam terwujudnya penelitian ini.

9. Suami tercinta Ronald Sagala, S.Kep, Ns, M.Kep dan kedua anakku tersayang

Reyvand F. Sagala, Yesica R. Sagala yang sudah memberikan cinta dan kasih

sayangnya selama kuliah dan masa penyusunan tesis ini

Dalam penyusunan tesis ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan,

oleh sebab itu peneliti mengharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk

kesempurnaan dan kebaikan tesis ini serta peneliti berharap kiranya tesis ini

bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2013

(Lisnawati Panjaitan)
117032029/IKM

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Lisnawati Panjaitan, lahir pada tanggal 05 April 1981 di Andang Dewi Barus,

anak dari pasangan Bapak J. Panjaitan dan Ibunda T. Marbun.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri 153035

Rinabolak tamat Tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bondarsihudon

tamat Tahun 1996, Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Medan XII tamat Tahun 1999,

Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan tamat Tahun 2003, Sarjana Keperawatan

STIKes Mutiara Indonesia Medan tamat Tahun 2005 dan Program Ners tamat Tahun

2006.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2011 dan menyelesaikan

pendidikan tahun 2013.

Pada tahun 2005-2010 penulis bekerja sebagai Staf Seksi Bidang

Keperawatan di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK............................................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4. Hipotesis .......................................................................................... 7
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 9


2.1. Beban Kerja ..................................................................................... 9
2.1.1. Definisi Beban Kerja ............................................................. 9
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja .................... 10
2.1.3. Perhitungan Beban Kerja ....................................................... 11
2.1.4. Dampak Beban Kerja ............................................................. 15
2.2. Perawat ............................................................................................ 15
2.2.1. Definisi Perawat ..................................................................... 15
2.2.2. Peran Perawat ....................................................................... 16
2.2.3. Fungsi Perawat ....................................................................... 18
2.3. Kualitas Pelayanan Keperawatan ..................................................... 19
2.3.1. Definisi Kualitas Pelayanan Keperawatan ............................. 19
2.3.2. Dimensi Kualitas Pelayanan .................................................. 20
2.3.3. Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan ................................ 22
2.3.4. Prosedur Pelayanan Keperawatan .......................................... 23
2.4. Landasan Teori ................................................................................ 24
2.5. Kerangka Konsep ............................................................................ 26

BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 27


3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 27
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ........................................... 27
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ 27

Universitas Sumatera Utara


3.3.1. Populasi ................................................................................. 27
3.3.2. Sampel ................................................................................... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 28
3.4.1. Cara Pengumpulan Data ........................................................ 28
3.4.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 28
3.5. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 29
3.6. Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 30
3.7. Aspek Pengukuran ........................................................................... 31
3.8. Metode Analisa Data ....................................................................... 34

BAB 4. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 35


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 35
4.2. Distribusi Responden ....................................................................... 35
4.3. Analisis Bivariat .............................................................................. 46

BAB 5. PEMBAHASAN..................................................................................... 53
5.1 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 53
5.2 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 56
5.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 59
5.4 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 62
5.5 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Empati di Ruang Rawat Inap
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ...................................... 65
5.6 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Tahun 2013 ...................................................................................... 67

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 73


6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 73
6.2. Saran ................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 75

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Defisini Operasional ........................................................................... 30

4.1. Distribusi Data Demografi Responden di Ruang Rawat Inap


RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ............................................................ 35

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Perawat di Ruang


Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga .......................................... 36

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Beban Kerja


Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ............. 37

4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan


Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ...... 38

4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik


(tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ........... 38

4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Bukti Fisik


(tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga .......... 39

4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Kehandalan


(reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ....... 40

4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Kehandalan


(reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ....... 40

4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Ketanggapan


(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga 42

4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Ketanggapan


(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga 42

4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Jaminan


Kepastian (Assurance) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga ................................................................................................ 43

Universitas Sumatera Utara


4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Jaminan
Kepastian (Assurance) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga ................................................................................................ 44

4.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Empati


(Emphaty) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga .......... 45

4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Empati


(Emphaty) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga .......... 45

4.15. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas


Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ..................................................... 46

4.16. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas


Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ..................................................... 47

4.17. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas


Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga...................................................... 48

4.18. Tabulasi Silang Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan


Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ............................................................. 49

4.19. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas


Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Empati Perawat di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga........................................... 50

4.20. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas


Pelayanan Keperawata di Ruang Rawat Inap di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ............................................................ 51

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Kerangka Konsep .................................................................................. 26

Universitas Sumatera Utara


DARTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner....................................................................................................... 79

2. Output SPSS .................................................................................................. 84

3. Surat Persetujuan Responden ......................................................................... 90

4. Surat Pengantar Permohonan Izin Memperoleh Data Dasar........................... 91

5. Surat Keterangan Pelaksanaan penelitian di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga .. 92

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan


perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi
berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penurunan kemampuan perawat berdampak langsung terhadap mutu
pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur
beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk
menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya perawat sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya
yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada waktu yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dan seluruh populasi tersebut dapat
dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 54 orang. Ada pengaruh beban kerja
perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan uji chi
square alfa 0,05.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.
F.L. Tobing Sibolga adalah ringan sebanyak 15 orang (27,8%), sedang 24 orang
(44,4%), berat sebanyak 15 orang (27,8%). Ada pengaruh beban kerja perawat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas
pelayanan keperawatan (Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan Kepastian,
Empati) di Ruang Rawat Inap RSU. F.L. Tobing Sibolga. Dari analisa data
didapatkan kesimpulan beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga adalah sedang dan kualitas pelayanan keperawatan adalah kurang berkualitas
Untuk itu diharapkan kepada pimpinan rumah sakit agar memberikan keringanan
kerja bagi perawat-perawat disetiap ruang inap, dan menetapkan pegawai
administrasi tata usaha di setiap ruangan, sehingga bagian administrasi pasien yang
berhubungan dengan administrasi di luar dokumentasi keperawatan tidak dikerjakan
oleh perawat lagi. Perlu untuk menambah tenaga perawat, karena tenaga merupakan
salah satu mempengaruhi kualitas pelayanan

Kata Kunci : Beban Kerja, Kualitas Pelayanan Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide
nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability
of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of
nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load.
The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and
human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach
which was a one stage study in which the data were in independent and dependent
variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in
Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the
samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing
services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient
rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15
respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy
work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load
on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing,
Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the
quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and
Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it
was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing,
Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is
recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each
inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses
will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added
since a nurse can influence the quality of services.

Keywords: Work Load, Quality of Nursing Service

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHALUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit yang merupakan suatu instansi pelayanan kesehatan memiliki

sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang

keberhasilan pelayanan kesehatan. Fungsi utama rumah sakit adalah melaksanakan

pelayanan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya manusia adalah bagian

terpenting dalam manajemen administrasi rumah sakit. Adanya pelayanan yang

kompleks perlu dikelola secara professional. Salah satu tenaga penyedia jasa

pelayanan keperawatan di rumah sakit yang salah satu faktornya paling dominan

adalah sumber daya manusia antara lain perawat (Depkes RI, 2002).

Perawat merupakan mereka yang memiliki kemampuan dalam kewenangan

melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh

melalui pendidikan keperawatan. Peran dan fungsi perawat sangat berpengaruh bagi

kelangsungan pasien dalam mempertahankan kondisi kesehatannya. Sesuai dengan

peran dan fungsi perawat, perawat memiliki kemampuan dan keterbatasan dalam

menjalankan beban kerjanya. Salah satu permasalahan yang sering muncul di rumah

sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang. Sebagaimana diketahui bahwa

beban kerja yang dijalankan perawat memiliki hubungan yang sangat signifikan

terhadap keamanan pasien. Dan bila kebutuhan tenga perawat tidak sesuai dengan

kapasitas kerjanya maka hal ini sangat berisiko bagi kualitas pelayanan yang

Universitas Sumatera Utara


diberikan. Semakin tinggi beban kerja maka ketelitian dan keamanan kerja semakin

menurun (Robot, Fredna J.M., 2009)

Beban kerja merupakan keadaan dimana pekerja dihadapkan pada volume

kerja atau tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari

beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja

kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit,

sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa mampu atau tidak

mampu melakukan tugas secara terampil sesuai potensi dari pekerja

Menurut Nursalam (2011) yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah

jumlah pasien yang dirawat setiap hari di unit rawat inap, kondisi atau tingkat

ketergantungan pasien, rata-rata hari perawatan, yang dibutuhkan untuk memberikan

pelayanan langsung maupun tidak langsung terhadap asuhan keperawatan. Akibat

negatif dari permasalahan ini kemungkinan akan memberi dampak negatif terhadap

kinerja perawat.

Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang

dihasilkan bergantung dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara

optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi

mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat, sebab pelayanan

keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan utama di rumah sakit yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit, sebanyak 40-

75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua

pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit apakah dirumah sakit atau

Universitas Sumatera Utara


ditatanan kesehatan lain yang memegang peranan penting adalah tenaga keperawatan.

(Gillies, 1999).

Pekerjaan perawat yang dilakukan secara rutin dalam memberikan asuhan

keperawatan selama 24 jam sehari, dituntut untuk selalu memberikan asuhan

keperawatan yang baik dan benar secara berkesinambungan baik kepada individu,

keluarga, maupun masyarakat. Beban kerja yang diberikan menentukan seorang

perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik, namun demikian

kenyataan di lapangan masih banyak tenaga keperawatan memiliki beban kerja

melebihi dari yang seharusnya, dengan arti mengerjakan pekerjaan lain diluar

keperawatan (Ilyas, 2004).

Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas bahwa

pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi

dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah

sakit. Lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) Kehandalan (reliability), berkaitan

dengan kemampuan rumah sakit untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan secara akurat dan terpercaya melalui sumber daya manusianya yang

termasuk adalah perawat. (2) Bukti langsung (tangibles), kemampuan rumah sakit

membuktikan eksistensinya kepada pihak eksternal berupa penampilan fisik,

peralatan, personil dan media komunikasi (3) Daya tanggap (responsiveness),

berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan perawat untuk membantu pasien dan

merespon permintaan mereka serta menginformasikan kapan pelayanan akan

diberikan dan kemudian memberikan pelayanan secara cepat dan tepat serta informasi

Universitas Sumatera Utara


yang jelas pada pasien. (4) Jaminan (assurance), perilaku perawat mampu

menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap perawat dan perawat bisa menciptakan

rasa aman bagi pasien. (5) Empati (emphaty) perawat memahami masalah pasien dan

bertindak demi kepentingan pasien, serta memberikan perhatian personal kepada

pasien (Lupiodo, 2006).

Prayetni (2001) mengemukakan bahwa adanya penurunan minat kerja perawat

bila mereka mengalami kelelahan dalam bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa beban kerja perawat yang dilakukan secara berlebihan dapat diminimalisir

dengan cara menghitung volume pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian

disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan agar seimbang. Menurut Aditama

(2007), kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah, sehingga akhirnya

mutu kerja menurun.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jauhari (2005) di

rumah sakit Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa 95% perawat di instalasi rawat

inap, pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai

seorang perawat diantaranya 81,1% perawat pernah melakukan pekerjaan mengambil

diet makanan di , 94% di dapur, 94% perawat melakukan penulisan resep, 94,7%

menyapu ruangan, 92% mengepel lantai ruangan, 88% pernah membersihkan kamar

mandi, 91% mengambil pemeriksaan di laboratorium mengantar resep ke apotek serta

menghitung rekening pasien pulang.

Berdasarkan penelitian oleh Saragih, Jandes (2004) mengatakan bahwa

kecenderungan kebutuhan perawat di RSUP. H. Adam Malik, RSU Pematang Siantar,

Universitas Sumatera Utara


RSU Tebing Tinggi, cenderung terjadi penurunan kebutuhan perawat yang dihitung

dengan formula lokakarya nasional keperawatan 1983, hal ini ditandai dengan

kecenderungan penurunan BOR (rata-rata pemakaian tempat tidur) yang akan

mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas pelayanan, perubahan pola penyakit,

pembiayaan dan lain-lain. Akan tetapi dalam pelayanan keperawatan kelebihan

tenaga (efisien rendah) tidak menjamin peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,

malah ada kecenderungan penurunan kualitas oleh karena penurunan motivasi kerja ,

oleh karena itu kelebihan tenaga keperawatan akan menimbulkan kerugian ganda,

yaitu tidak efisien dan kecenderungan penurunan kinerja yang berdampak pada

penurunan kualitas pelayanan. (Saragih, Jandes, 2004)

Pelayanan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga

merupakan salah satu jenis pelayanan yang memberikan kontribusi yang paling besar

dari pelayanan lain serta tidak lepas dari potensi sumber daya keperawatan yang

sangat menentukan kualitas pelayanan yang dihasilkan. Pelayanan keperawatan

berupa bantuan yang diberikan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Dari sumber profil Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2012

diperoleh bahwa sarana pelayanan kesehatan bagi pasien membutuhkan perawatan

intensif. Instalasi rawat inap terdiri dari berbagai jenis ruangan antara lain

Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas

paru, Mawar ruangan kelas I,II,III, Isolasi, Perinatologi, Melati kelas I,III, Flamboyan

Universitas Sumatera Utara


ruangan Kelas II, ruang ICU, ruang recovery room, ruang VK, ruang Ponek kelas III.

RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia perawat sebanyak 90

orang yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Keperawatan sebanyak 12

orang, sedangkan DIII Keperawatan sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari

seluruh ruang rawat inap sebanyak 180 tempat tidur dengan rata-rata pemakaian

tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada tahun 2012. Dan hasil pemantauan dan

wawancara yang peniliti lakukan kepada ketiga belas perawat mengatakan bahwa di

ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga masih banyak perawat

yang mengerjakan pekerjaan tidak lagi menjadi tugas pokok fungsinya sebagai

perawat seperti perawat yang masih mengambil diet pasien ke dapur, menyapu dan

mengepel lantai ruangan rawatan, dan membersihkan kamar mandi, selain perawat

memenuhi asuhan keperawatan bagi pasien yang berdasarkan tingkat ketergantungan

pasien tersebut. Hal ini ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang

signifikan kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peniliti ingin meneliti lebih

lanjut tentang pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

di Rumah Sakit Umum Dr. F.L.Tobing Sibolga.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara diatas maka peneliti menetapkan

rumusan masalah sebagai berikut “ Bagaimanakah pengaruh beban kerja perawat

Universitas Sumatera Utara


terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing

Sibolga?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beban kerja perawat

terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing

Sibolga.

1.4. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.

Ho : Tidak ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanankeperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai umpan balik pengambilan kebijakan oleh Rumah Sakit Umum Dr.

F.L.Tobing Sibolga terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh

pasien, dan untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dalam rangga menemukan

upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan diberbagai bidang pelayanan

terutama dalam pelayanan keperawatan untuk mengembangkan program yang

lebih berorientasi kepada pelayanan sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dalam bidang penelitian dan khususnya tentang beban

kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap

rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk menindak

lanjuti hasil penelitian ini, yaitu mengenai beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja Perawat

2.1.1 Definisi Beban Kerja

Menurut Utomo, 2008 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus

dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume

kerja dan norma waktu . Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah

kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan

dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik

untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit

organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan

menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik

manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja

merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan,

melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi

jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk

menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

sumberdaya manusia (Utomo, 2008)

Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan

dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan

pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban

Universitas Sumatera Utara


kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena

tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika

pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai

potensi dari pekerja.

Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban tersebut tergantung

bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja sehingga beban kerja

merupakan kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Beban Kerja

Rodahl (1989) dan Manuaba (2000), dalam Martini (2007), menyatakan

bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor Eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :

a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang,

tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-

tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan

pekerjaan, pelatihan atau pendidikan yang diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.

b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja

malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan

wewenang.

c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan

kerja biologis, dan lingkungan kerja psikologis.

Ketiga aspek ini disebut wring stresor.

Universitas Sumatera Utara


2. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi

beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat

dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis

(Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis

(motivasi, persepsi, kepercayaan. keinginan dan kepuasan).

2.1.3 Perhitungan Beban Kerja

Bebarapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja

perawat antara lain :

1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/ tahun di unit tersebut

2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien

3. Rata-rata hari perawatan

4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan

kesehatan

5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien

6. Rata-rata waktu perawatan, langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara

personil antara lain sebagai berikut :

1. Work Sampling

Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang

dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu. Pada

metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara lain :

Universitas Sumatera Utara


a. Aktivitias apa yang dilakukan personil pada waktu jam kerja

b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam

kerja.

c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak

produktif.

d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang tenaga kerja

personil dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jenis beban personil yang akan disurvei

b. Bila jumlah personil banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek

personil yang akan diamati dengan menggunakan metode simple ramdom

sampling untuk memastikan sampel yang representative.

c. Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan

produktif dan tidak produktif dapat juga dikategorikan sebagai kegiatan langsung

dan tidak langsung.

d. Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan menggunakan

work sampling.

e. Pengamanan kegiatan personil dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung

karakteristik pekerjaan yang dilakukan.

Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan

kegiatan dari sejumlah personil yang kita amati. Karena besarnya jumlah pengamatan

kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal sampel pengamatan kegiatan

Universitas Sumatera Utara


penelitian. Artinya data cukup besar dengan sebaran sehingga dapat diamati dengan

baik. Jumlah pengamatan dapat dihitung.

2. Time and Motion Studi

Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan

yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati. Melalui teknik ini akan

didapatkan beban kerja personil dan berkualitas kerjanya. Langkah-langkah untuk

melakukan teknik ini yaitu :

a. Menentukan personil yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode

penelitian purposive sampling.

b. Membuat formulir daftar kegiatan yang dilakukan oleh setiap personil.

c. Daftar kegiatan tersebut kemudian diklasifikasikan seberapa banyak personil

yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan

pengamatan.

d. Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut menjadi

kegiatan medis, kegiatan keperawatan dan kegiatan administrasi.

e. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personil dalam melakukan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang bersertifikat atau bisa

juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara

baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


Dari metode work sampling dan time motion study maka akan dihasilkan ouput

sebagai berikut :

a. Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-masing

pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan maupun administrative.

Selanjutnya dapat dihitung proporsi waktu yang dibutuhkan untuk masing-

masing kegiatan selama jam kerja.

b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau

karakteristik demografis dan sosial.

c. Kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai kebutuhan penelitian. Beban

kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis kelamin

atau variabel lain.

d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan

kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personil yang diamati.

3. Daily Log

Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work

sampling yaitu pencacatan dilakukan oleh personil yang diamati. Pencacatan meliputi

kegiatan yang dilakukan dan waktu yang dilakukan untuk melakukan kegiatan

tersebut. Penggunaan ini tergantung kerjasama dan kejujuran dari personil yang

diamati. Pendidikan ini relatif lebih sederhana dan biaya lebih murah. Peneliti ini bisa

membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan.

Sebelum dilakukan pencacatan kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan cara

pengisian formulir kepada subjek personil yang diteliti, tekankan pada personil yang

Universitas Sumatera Utara


diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan, sedangkan informasi personil tetap

menjadi rahasia kegiatan dan tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian.

Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan merupakan kunci

keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.

2.1.4 Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000 dalam

Martini, 2007).

2.2 Perawat

2.2.1 Definisi Perawat

Ellis dan Hartley (1984) dalam Gaffar (1999), menjelaskan pengertian dasar,

seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.

Di Indonesia, keperawatan sebagai profesi dirumuskan melalui Lokakarya Nasional

Keperawatan, 1983. Keperawatan didefinisikan suatu bentuk pelayanan professional

sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan

Universitas Sumatera Utara


meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang bersifat komprehensif,

ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit

mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal (Gaffar,

1999).

2.2.2 Peran Perawat

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri peran

sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, pasien, pendidik, koordinator,

kolaborator, konsultan dan pembaharu (Hidayat, 2004).

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan

memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat

ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan

tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian

dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini

dilakukan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.

2. Peran sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi

hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya hak atas

Universitas Sumatera Utara


informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan

kesehatan.

4. Peran koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian

pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau

tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan

klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara


7. Peran pembaharu.

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian layanan keperawatan.

2.2.3 Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat (Hidayat, 2004) akan melaksanakan

berbagai fungsi diantaranya :

1. Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat

dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri

dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia

seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan keamanan dan kenyamanan,

pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan

aktualisasi diri.

2. Fungsi dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau

instruksi perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat

umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan

diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk

Universitas Sumatera Utara


pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti

dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai

penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja

melainkan juga dari dokter atau lainnya.

2.3 Kualitas Pelayanan Keperawatan

2.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kualitas pelayanan keperawatan merupakan gabungan dari dua dimensi yaitu

kualitas (quality) dan pelayanan keperawatan (service). Kualitas pelayanan kesehatan

maupun keperawatan sering menjadi masalah ditengah masyarakat pengguna

pelayanan tersebut, namun penjelasannya sering kali tidak memuaskan sehingga

memiliki persepsi yang beragam mengenai kualitas pelayanan tersebut. (Azwar,

1996). Menurut Tjiptono (2008) menyebutkan kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan

yang simpatik, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh perhatian kepada setiap

pelayanan yang diberikan sehingga memberikan kepuasan pelayanan yang diberikan.

Pengertian kualitas pelayanan keperawatan untuk dapat menyelenggarakan

pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya

yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang

dimaksud dengan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan kesehatan yang

Universitas Sumatera Utara


diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan

pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas.

2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Kontler dalam Nursalam (2011) merumuskan lima dimensi kualitas

pelayanan adalah :

1. Tangible (Bukti Fisik), yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personil, dan

media komunikasi yang dapat dirasakan langsung oleh pelanggan. Dan untuk

mengukur dimensi mutu ini perlu menggunakan indera penglihatan dan juga

berkenaan dengan daya tarik fisik, perlengkapan, kerapian. kebersihan serta

penampilan perawat.

Penelitian Suhada dalam Syahputra (2011) mengatakan bahwa lingkungan

ruangan termasuk kamar mandi, toilet, ruang perawatan dalam keadaan bersih

dan teratur. Sehingga pasien yang menggunakan fasilitas tersebut merasa aman

dan puas terhadap pelayanan yang diberikan.

2. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

tepat dan terpercaya. Pelayanan yang terpercaya artinya adalah konsisten.

Sehingga reliability mempunyai dua aspek penting yaitu kemampuan

memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu

memberikan pelayanan yang tepat atau akurat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia

keandalan adalah tangguh, dapat dipercaya memberikan hasil yang sama dalam

suatu percobaan (Kamisa, 1997)

Universitas Sumatera Utara


3. Responsiveness (Ketanggapan), yaitu kesediaan/kemauan untuk membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat. Dengan kata lain bahwa

pemberi pelayanan harus responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

Responsiveness juga didasarkan pada persepsi pelanggan sehingga factor

komunikasi dan situasi fisik disekitar pelanggan merupakan hal yang penting

untuk diperhatikan.

Hal ini sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa perawat

yang tanggap merupakan salah satu ketersediaan perawat dalam memberikan

pelayanan yang cepat dan tanggap yang didasari oleh pasien itu sendiri sehingga

faktor komunikasi dan situasi fisik disekitar pasien merupakan hal yang penting

untuk diperhatikan oleh perawat

4. Assurance (Jaminan Kepastian), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan

kemampuannya untuk memberikan rasa percaya dan keyakinan atas pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan. Dan komponen dari dimensi ini yaitu

keramahan, kompetensi, dan keamanan.

Penelitian Suhada dalam Syaputra (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara jaminan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien, hal

ini ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa untuk

mencapai jaminan kepastian dalam pelayanan keperawatan ditentukan oleh

kompetensi, keramahan, kesopanan dan keamanan yang diberikan oleh perawat

sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada pasien dan menjamin

pelayanan yang diberikan kepada pasien aman.

Universitas Sumatera Utara


5. Emphaty (Empati), yaitu membina hubungan dan memberikan pelayanan serta

perhatian secara individual pada pelanggannya. Empati juga merupakan

perasaan, pemahaman, perawat terhadap perasaan yang dialami klien, dan

kemampuan merasakan dunia pribadi klien serta sesuatu yang jujur, sensitive dan

tidak dibuat-buat yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain.( Mudakir,

2006)

Penelitian yang dilakukan oleh Ivan dalam Syaputra (2011) yang mengatakan

bahwa factor empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi

kepuasan pasien, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya perlumemakai

kiat keperawatan (Nursing Arts), dimana lebih memfokuskan pada kemampuan

perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan

sentuhan seni dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.

Salah satu kiat keperawatan adalah Nursing Arts Is Crying, Listenin, Feeling,

dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien berbicara,

dapat menerima, merasakan danmemahami perasaan duka, senang, frustasi dan

rasa puas klien serta perawat harus dapat menerima respon emosional dari klien

sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang ataupun duka.

2.3.3 Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan

Menurut (Mitchel, 1977 dalam Ali, 2001), bahwa ruang lingkup keperawatan

yaitu membantu individu untuk bereaksi secara positif dalam melaksanakan kegiatan

sehari-hari termasuk menghadapi kematian dan masalah kesehatan atau penyakit,

baik nyata maupun yang mungkin timbul serta penanganannya.

Universitas Sumatera Utara


Adapun bidang garapan utama dan fenomena yang menjadi objek pelayanan

keperawatan adalah memenuhi kebutuhan dasar, mengetahui penyimpangan dan

upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosial-spiritual), mulai dari

tingkat masyarakat, yang juga tercerminkan pada tingkat terpenuhinya kebutuhan

dasar pada tingkat sistem organ fungsional molekuler atau subkuler.

Griffith dalam buku The Well Managed Community Hospital (1987)

menyatakan bahwa pelayanan keperawatan mempunyai 5 (lima) tugas, yaitu,

melakukan promosi kesehatan, termasuk kesehatan emosional dan social, melakukan

upaya pencegahan penyakit dan kecacatan, menciptakan keadaan lingkungan, fisik

kognitif dan emosional sedemikian rupa yang dapat membantu penyembuhan

penyakit, berupaya meminimalisasi akibat buruk dari penyakit., mengupayakan

kegiatan rehabilitasi.

2.3.4 Prosedur Pelayanan Keperawatan

Prosedur merupakan garis besar suatu stndar teknik atau metoda melakukan

tugas dan dipakai sebagai petunjuk tindakan.

1. Tujuan Prosedur Pelayanan Keperawatan

Prosedur digunakan untuk komunikasi, mengerti, standardisasi, dan koordinasi.

Prosedur dirujuk untuk memeriksa bila seorang pegawai tidak mengerjakan suatu

prosedur untuk beberapa kali. Prosedur perawatan pasien harus

memberitahukan, mengajarkan dan mengurangi kesalahan. Prosedur harus

memberitahu perubahan dan perlengkapan baru pada praktik perawatan pasien,

Universitas Sumatera Utara


prosedur juga harus memberitahukan dimana kemana harus memberi pesanan,

kunjungan, atau mengirimkan sesuatu bagaimana melakukan tugas.

2. Keuntungan

Ada enam keuntungan utama dari prosedur yaitu upaya mengefisiensikan

manajemen, memudahkan pendelegasian autoritas, petunjuk untuk lebih

mengefisiensikan metoda pelaksanaan, mempunyai arti secara ekonomi bagi

setiap personel, memudahkan pengendalian dan membantu dalam

mengkoordinasi aktivitas.

2.4. Landasan Teori

Kualitas pelayanan keperawatan merupakan gabungan dari dua dimensi yaitu

kualitas (quality) dan pelayanan keperawatan (service). Kualitas pelayanan kesehatan

maupun keperawatan sering menjadi masalah ditengah masyarakat pengguna

pelayanan tersebut, namun penjelasannya sering kali tidak memuaskan sehingga

memiliki persepsi yang beragam mengenai kualitas pelayanan tersebut. (Azwar,

1996). Tjiptono (2008) menyebutkan ada lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1)

Keandalan (reliability),. (2) Bukti langsung (tangibles), (3) Daya tanggap

(responsiveness), (4) Jaminan (assurance), (5) Empati (emphaty).

Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang

dihasilkan bergantunng dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara

optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi

mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata masyarakat, sebab pelayanan

Universitas Sumatera Utara


keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan utama di rumah sakit yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit (Gillies, 1999).

Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan

informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang

jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis

jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.

Berdasarkan yang dilakukan oleh Jauhari (2005) di rumah sakit Dr. Pringadi

Medan ditemukan perawat di instalasi rawat inap, pernah mengerjakan pekerjaan

yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai seorang perawat diantaranya perawat

pernah melakukan pekerjaan mengambil diet makanan di dapur, perawat melakukan

penulisan resep, menyapu ruangan, mengepel lantai ruangan, pernah membersihkan

kamar mandi dan mengambil pemeriksaan di laboratorium mengantar resep ke

apotek serta menghitung rekening pasien pulang.

Penetian Bancin, Hendry (2012) tentang beban kerja perawat terhadap kinerja

perawat di Ruang ICU RSUD. Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa beban kinerja

perawat kategori sedang memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan kategori cukup, sedangkaan beban kinerja

perawat kategori berat memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan kategori buruk.

Universitas Sumatera Utara


2.5. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Pelayanan Keperawatan


Beban Kerja
Perawat 1. Kehandalan (Reliability)
2. Bukti Fisik (Tangibles)
3. Daya Tanggap
(Responsivinees)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty)

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik

dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya

yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada yang waktu

yang sama. (Notoadmodjo, 2009). Dalam penelitian ini peneliti hanya akan

menggambarkan dan menganalisa beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr.

F.L.Tobing Sibolga. Penelitian ini akan berlangsung selama enam bulan terhitung

mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2013, yang dimulai dengan survei awal,

pencarian literatur, penyusunan proposal dan seminar proposal.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang

Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga yaitu berjumlah sebanyak 54 orang

perawat.

Universitas Sumatera Utara


3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang

Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga, besar sampel adalah seluruh populasi

yaitu sebesar 54 orang perawat yang diambil dengan menggunakan total sampling.

Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Latar belakang pendidikan keperawatan

2. Tidak sedang cuti, sakit atau tugas belajar saat penelitian

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner. Jenis kuesioner ini berupa angket tertutup, dimana responden memilih

jawaban yang telah disediakan dalam bentuk pilihan jawaban yang menggunakan

skala likhert yang telah disesuaikan terdiri dari beberapa item pertenyaan yang

bersifat positif mewakili seluruh variabel yang diteliti.

3.4.2. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data dikumpulkan langsung oleh peneliti dan dibantu oleh

beberapa orang tenaga yang telah dilatih dengan menggunakan instrument kuesioner

dan ceklis. Instrumen kuesioner dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data

tentang beban kerja perawat dari responden serta data kualitas pelayanan keperawatan

di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan sebagai alat

pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat

dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh dari file laporan hasil evaluasi dibidang

keperawatan dan Profil RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga. Data sekunder dalam

penelitian ini dipergunakan untuk me-rechek data primer yang diperoleh dari

kuesioner terutama data-data yang meragukan dan melengkapi data-data tambahan

yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan realibilitas instrumen penelitian ini diperlukan untuk

mendapatkan instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur sejauh mana suatu

alat ukur dipercaya. Untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut dipercaya

dilakukan uji coba terhadap 16 responden yang tidak termasuk responden tetapi

memiliki karakteristik yang hamper sama dengan lokasi penelitian dengan tingkat

kesalahan 5%, pengujian validitas dan realibilitas ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan computer dengan software computer dengan uji Crombach Alfa

Universitas Sumatera Utara


3.6. Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen. Yang termasuk kedalam variabel independen adalah beban kerja

perawat dan yang termasuk variabel dependen adalah kualitas pelayanan keperawatan

meliputi : (1) Kehandalan (reliability); (2) Bukti langsung (tangible) ; (3). Daya

tanggap (responsiveness); (4). Jaminan (assurance); (5). Empati (emphaty).

3.6.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Sub Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Beban Kerja - Beban kerja Kuesioner Ringan Ordinal
Perawat perawat adalah Sedang
tugas keperawatan Berat
yang harus
dilakukan untuk
pelayanan
keperawatan yang
sesuai dengan
standar operasional
pelaksanaan.
2 Variabel • Kehandalan Kemampuan dan Kuesioner Baik Ordinal
Bebas : (Reliabity) pengalaman Cukup
Kualitas perawat yang baik Kurang
Pelayanan serta dalam
Keperawatan memberikan
pelayanan
keperawatan
dirumah sakit
• Bukti Fisik Daya tarik yang Kuesioner Baik Ordinal
(Tangibel) dapat dilihat oleh Cukup
pasien dari segi Kurang
fisik ruangan,
kelengkapan
peralatan,
kebersihan,
kerapian serta
penampilan
perawat

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Sub Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
• Responsiveness Kemauan dari Kuesioner Baik Ordinal
(Ketanggapan) perawat untuk Cukup
membantu Kurang
memenuhi
kebutuhan pasien
dan memberikan
pelayanan
keperawatan
dengan cepat dan
tanggap serta
mendengar dan
mengatasi keluhan
pasien
• Jaminan Suatu keramahan, Kuesioner Baik Ordinal
Kepastian keamanan dan Cukup
(Assurance) kesopanan yang Kurang
dimiliki oleh
seorang perawat
dalam memberikan
pelayanan
keperawatan yang
dapat membangun
rasa pecaya pasien
atas pelayanan
tersebut.
• Empati Suatu perasaan, Kuesioner Baik Ordinal
(Emphaty) pemahaman yang Cukup
dimiliki oleh Kurang
perawat untuk
membina
hubungan saling
percaya dengan
apa yang sedang
dialami oleh pasien
dirumah sakit

3.7. Aspek Pengukuran

2.7.1. Variabel Independen

Pengukuran variabel beban kerja perawat menggunakan kuesioner dengan 10

item pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika

Universitas Sumatera Utara


jawaban dari pertanyaan tidak diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2 dan ya

diberi skor 3. Maka beban kerja perawat dikategorikan sebagai berikut :

a. Ringan jika total nilai yang diperoleh < 16

b. Sedang jika total nilai yang diperoleh 17-23

c. Berat jika total nilai yang diperoleh > 24

2.7.2. Variabel Dependen

1. Kehandalan

Pengukuran keandalan menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan

yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.

Maka keandalan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12

b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11

c. Kurang jika total nilai yang diperoleh < 7

2. Bukti Fisik

Pengukuran bukti fisik menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan

yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.

Maka bukti fisik dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12

b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11

c. Kurang jika total nilai yang diperoleh <7

Universitas Sumatera Utara


3. Daya Tanggap

Pengukuran daya tanggap menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan

yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.

Maka daya tanggap dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12

b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11

c. Kurang jika total nilai yang diperoleh <7

4. Jaminan

Pengukuran jaminan menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan yang

memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.

Maka jaminan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12

b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11

c. Kurang jika total nilai yang diperoleh <7

5. Empati

Pengukuran empati menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan yang

memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.

Maka empati dapat dikategorikan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


d. Baik jika total nilai yang diperoleh >12

e. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11

f. Kurang jika total nilai yang diperoleh < 7

3.8. Metode Analisis Data

1. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel

independen yaitu beban kerja perawat dan variabel dependen yaitu keandalan, bukti

fisik, ketanggapan, daya tanggap, jaminan dan empati.

2. Analisis Bivariat

Merupakan analisa hasil variabel independen yang diduga mempunyai

pengaruh terhadap variabel-variabel dependen. Analisa yang digunakan adalah

tabulasi silang dengan menggunakan uji chi square, sehingga dapat diketahui ada

tidaknya pengaruh yang bermakna secara statistik dengan derajat kepercayaan

(confidence level) yang digunakan adalah 95% sedangkan derajat kemaknaan yang

digunakan p= <0,05 (α= 5%). Analisis tersebut digunakan dengan komputer program

SPSS Versi 17.0.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing berada di Jln. Dr. F.L.

Tobing No 35 Sibolga, yang dipimpin oleh drg. Tunggul. Instalasi rawat inap terdiri

dari berbagai jenis ruangan antara lain Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan

VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas paru, Mawar ruangan kelas I,II,III, Isolasi,

Perinatologi, Melati kelas I,III, Flamboyan ruangan Kelas II, , ruang VK, ruang

Ponek kelas III. RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia

perawat sebanyak 95 orang yang memiliki latar belakang SPK sebanyak 5 orang,

pendidikan Sarjana Keperawatan sebanyak 12 orang, sedangkan DIII Keperawatan

sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari seluruh ruang rawat inap sebanyak 180

tempat tidur dengan rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada

tahun 2012. Jumlah rawat inap selama satu tahun terhitung mulai dari bulan januari

2012 sampai dengan januari 2013 sebanyak 1220 orang.

4.2 Distribusi Responden

1. Karakteristik Responden

Tabel. 4.1 Distribusi Data Demografi Responden di Ruang Rawat Inap RSU.
Dr. F. L. Tobing Sibolga

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)


<25 tahun 6 11,1
25-35 tahun 27 50,0
>35 tahun 21 38,9
Jumlah 54 100

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 (Lanjutan)

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 9 16,7
Perempuan 45 83,3
Jumlah 54 100
Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%)
SPK 5 9,3
D-III 41 75,9
Sarjana 8 14,8
Jumlah 54 100
Lama Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
< 5 tahun 15 27,8
5-10 tahun 23 42,6
> 10 tahun 16 29,6
Jumlah 54 100

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas

pada umur 25 – 35 tahun sebanyak 27 orang (50,0% ), jenis kelamin responden

mayoritas perempuan sebanyak 45 (83,3%), pendidikan terakhir responden mayoritas

D- III sebanyak 41 orang (75,9%) dan lama bekerja responden mayoritas 5 -10 tahun

yaitu sebanyak 23 orang (42,6%).

2. Beban Kerja Perawat

Tabel 4.2. Distribusi Berdasarkan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Beban Kerja Perawat Frekuensi (f) Persentase (%)


Ringan 15 27,8
Sedang 24 44,4
Berat 15 27,8
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa beban kerja perawat di ruang

rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Tahun 2013 mayoritas sedang yaitu sebanyak 24

Universitas Sumatera Utara


orang (44,4%). Uraian penjelasan indikator beban kerja perawat di ruang rawat inap

RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Beban Kerja


Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Kadang
Tidak Ya Total
No Beban Kerja Perawat -kadang
n % n % n % n %
1 Jumlah Perawat yang dinas per shift 15 27,8 21 38,9 18 33,3 54 100,0
dengan jumlah pasien sesuai dengan
tingkat ketergantungannya tidak
sebanding .
2 Anda mengalami keterbatasan waktu 14 25,9 22 40,7 18 33,4 54 100,0
dalam mengorientasikan peraturan
yang berlaku di ruangan kepada
keluarga klien
3 Keterbatasan peralatan di ruangan 16 29,6 18 33,3 20 37,0 54 100,0
membuat anda terkendala dalam
melakukan tindakan keperawatan
4 Anda kekurangan waktu untuk 15 27,8 20 37,0 19 35,2 54 100,0
berkontak langsung dengan klien
secara terus – menerus karena
mengerjakan pekerjaan lain.
5 Anda tidak dapat melakukan 14 25,9 16 29,6 24 44,4 54 100,0
pengisian asuhan keperawatan
dengan baik dan benar karena
mengerjakan pekerjaan lain selain
pekerjaan keperawatan
6 Anda mengerjakan tugas lain seperti 14 25,9 17 31,5 23 42,6 54
menyapu ruangan, membersihkan 100,0
kamar mandi saat jam kerja
7 Anda mengerjakan administrasi 17 31,5 17 31,5 20 37,0 54 100,0
pasien pulang disaat jam kerja
8 Anda melakukan pekerjaan menyapu 16 29,6 15 27,8 23 42,6 54 100,0
dan membersihkan didaerha ruangan
maupun disekitar ruangan
9 Anda melakukan pekerjaan 16 29,6 11 20,4 27 50,0 54 100,0
administrasi klien saat dirawat
10 Anda harus mengurus dan membagi 14 25,9 12 22,2 28 51,9 54 100,0
diet klien setiap ruangan yang ada di
rawatan anda.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 28 orang (51,9%)

perawat mengatakan harus mengurus dan membagi diet klien setiap ruangan yang ada

di rawatan sehingga beban kerja perawat berat dan perawat tidak memikirkan kualitas

pelayanan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan persentasi tertinggi yang tidak

merupakan termasuk beban kerja perawat adalah mengerjakan adiministrasi pasien

pulang disaat jam kerja yaitu sebanyak 17 orang (31,5%).

3. Kualitas Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan


Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Kualitas Pelayanan Frekuensi (F) Persentase (%)


Keperawatan
Baik 16 29,6
Cukup 18 33,4
Kurang 20 37,0
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

keperawatan mayoritas kurang yaitu sebanyak 20 orang (37,0%).

4. Dimensi Kualitas Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik


(Tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

Bukti Fisik (Tangible) Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 13 24,1
Cukup 23 42,6
Kurang 18 33,3
Jumlah 54 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

keperawatan berdasarkan bukti fisik mayoritas cukup yaitu sebanyak 23 orang

(42,6%). Uraian penjelasan indikator dimensi kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan bukti fisik di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Bukti Fisik


(Tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

Ya Kadang-
Tidak Total
No Bukti Fisik (Tangible) kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda memberikan 11 20,4 26 48,1 17 31,5 54 100,0
informasi kepada pasien tentang
aturan yang berlaku di rawatan
pada saat mau masuk ke ruangan
?
2 Apakah anda memperhatikan 15 27,8 25 46,3 14 25,9 54 100,0
kebersihan dan kerapian ruangan
tempat pasien dirawat ?
3 Apakah anda memperhatikan 18 33,3 19 35,2 17 31,5 54 100,0
kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan sebelum dan sesudah
memberikan tindakan kepada
pasien?
4 Apakah anda berpenampilan rapi 16 29,6 22 40,7 16 29,6 54 100,0
dan menarik ketika bertugas ?
5 Apakah saat anda melakukan 18 33,3 14 25,9 22 40,7 54 100,0
tindakan kepada pasien tetap
menjaga privasinya?

Berdasarkan Tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 26 orang (48,1%)

perawat kadang –kadang memberikan informasi kepada pasien tentang aturan yang

berlaku di rawatan pada saat mau masuk ke ruangan. Sebanyak 25 orang (46,3%)

perawat kadang-kadang memperhatikan kebersihan dan kerapian ruangan pasien

Universitas Sumatera Utara


dirawat. Sebanyak 19 orang (35,2%) perawat kadang-kadang memperhatikan

kebersihan alat-alat kesehatan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada

pasien. Sebanyak 22 orang (40,7%) perawat kadang-kadang berpenampilan rapi dan

menarik saat bertugas. Sebanyak 22 orang (40,7%) perawat tidak menjaga privasi

pasien saat melakukan tindakan kepada pasien.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Kehandalan


(Reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tahun 2013.

Kehandalan (Reliability) Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 14 25,9
Cukup 19 35,2
Kurang 21 38,9
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa keandalan perawat

mayoritas kurang yaitu sebanyak 21 orang (38,9%,). Uraian penjelasan indikator

dimensi kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan kehandalan perawat di ruang

rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Kehandalan


(Reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

Kadang-
Ya Tidak Total
No Kehandalan (Reliability) kadang
n % n % n % n %
1 Ketika pasien sampai diruang 15 27,8 15 27,8 24 44,4 54 100,0
rawat, anda segera menanyakan
keluhan atau kebutuhan pasien ?
2 Apakah anda meminta 14 25,9 14 25,9 26 48,1 54 100,0
persetujuan dari pasien ataupun
keluarga sebelum melakukan
tindakan keperawatan?

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 (Lanjutan)

Kadang-
Ya Tidak Total
No Kehandalan (Reliability) kadang
n % n % n % n %
3 Apabila pasien bertanya kepada 19 35,2 19 35,2 16 29,6 54 100,0
anda tentang perkembangan
penyakitnya (keadaan
penyakitnya), anda menjelaskan
sampai pasien paham
4 Apakah anda memberitahukan 16 29,6 15 27,8 23 42,6 54 100,0
dengan jelas kepada pasien hal-
hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh pasien demi
kesembuhan pasien ?
5 Apakah tindakan yang anda 14 25,9 16 29,6 24 44,4 54 100,0
berikan kepada pasien sesuai
dengan standar operasional
prosedur (SOP) rumah sakit?

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa 24 orang (44,4%) perawat

tidak segera menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien ketika pasien sampai di

ruang rawat inap. Sebanyak 26 orang (48,1%) perawat tidak meminta persetujuan dari

pasien ataupun keluarga sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sebanyak 19

orang (35,2%) perawat kadang-kadang menjelaskan sampai paham apabila pasien

bertanya tentang perkembangan penyakitnya. Sebanyak 23 orang (42,6%) perawat

tidak pernah memberitahukan dengan jelas kepada pasien hal-hal yang boleh dan

tidak boleh dilakukan oleh pasien demi kesembuhan pasien. Sebanyak 14 orang

(25,9%) perawat memberikan tindakan kepada pasien sesuai dengan standar

operasional prosedur lainnya hanyalah berdasarkan cara yang paling cepat.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Dimensi Ketanggapan
(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Ketanggapan (Responsiveness) Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 11 20,4
Cukup 22 40,7
Kurang 21 38,9
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

keperawatan dari aspek ketanggapan perawat mayoritas cukup yaitu sebanyak 22

orang (40,7%). Uraian penjelasan indikator dimensi kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Ketanggapan


(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

No Ketanggapan (Responsiveness) Ya Kadang- Tidak Total


kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda bertanya tentang 12 22,2 19 35,2 23 42,6 54 100,0
perkembangan yang pasien alami
setelah melakukan tindakan ?
2 Anda mengontrol atau 13 24,1 16 29,6 25 46,3 54 100,0
mengobservasi secara teratur
kondisi pasien pada saat shift
pagi, sore, dan malam hari ?
3 Anda segera datang ketika pasien 17 31,5 15 27,8 22 40,7 54 100,0
memerlukan bantuan ?
4 Apakah anda membantu pasien 14 25,9 18 33,3 22 40,7 54 100,0
melaksanakan pelayanan foto
dan pemeriksaan laboratorium ?
5 Apakah anda membantu 16 29,6 12 22,2 26 48,1 54 100,0
memenuhi kebutuhan pasien
(misalnya : makan, minum,
mandi, ganti pakaian dan
sebagainya) selama perawatan ?

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa 23 orang (42,6%) perawat

tidak pernah bertanya kepada pasien tentang perkembangan yang dialaminya setelah

melakukan tindakan. Sebanyak 13 orang (24,1%) perawat mengontrol atau

mengobservasi secara teratur kondisi pasien pada saat shif pagi, sore dan malam hari.

Sebanyak 17 orang (31,5%) perawat segera dapat ketika pasien memerlukan bantuan

perawat. Sebanyak 16 orang (29,6%) perawat membantu memenehui kebutuhan

pasien di ruangan misalnya makan, minum, ganti pakaian, dan sebagainya selama

perawatan, selebihnya dilakukan oleh keluarga.

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Kepastian (Assurance)


di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga Tahun 2013

Jaminan Kepastian (Assurance) Frekuensi (%) Persentase (%)


Baik 9 16,7
Cukup 18 33,4
Kurang 27 38,9
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

keperawatan dari aspek jaminan kepastian mayoritas kurang yaitu sebanyak 27 orang

(38,9%). Uraian penjelasan indikator dimensi kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan jaminan kepastian di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Jaminan
Kepastian (Assurance) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Ya Kadang-
Tidak Total
No Jaminan Kepastian (Assurance) kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda memperkenalkan 14 25,9 15 27,8 25 46,3 54 100,0
diri saat pertama kali bertemu
dengan pasien ?
2 Apakah anda menyebutkan nama 12 22,2 20 37,0 22 40,7 54 100,0
panggilan pasien dengan benar ?
3 Apakah anda terlebih dahulu 12 22,2 16 29,6 26 48,1 54 100,0
memberikan informasi tentang
segala tindakan perawatan yang
akan dilaksanakan ?
4 Apakah anda menyampaikan 10 18,5 17 31,5 27 50,0 54 100,0
salam, sebelum berbicara dengan
pasien misalnya (selamat pagi,
selamat siang, selamat sore,
selamat malam) ?
5 Apakah anda berbicara dengan 13 24,1 13 24,1 28 51,9 54 100,0
intonasi rendah dan tidak dengan
suara yang keras kepada pasien

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa 25 orang (46,3%) perawat

tidak pernah memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu dengan pasien.

Sebanyak 20 orang (37,0%) perawat kadang-kadang menyebutkan nama panggilan

pasien dengan benar dan menanyakan nama kesukaan pasien. Sebanyak 12 orang

(22,2%) perawat terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala tindakan

perawatan yang akan dilaksanakan. Sebanyak 17 orang (31,5%) perawat

menyampaikan salam sebelum berbicara dengan pasien, misalnya menyebutkan

selamat pagi, siang, sore dan malam. Sebanyak 13 orang (24,1%) perawat berbicara

dengan intonasi rendah dan tidak dengan suara yang keras saat berbicara dengan

pasien.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Empati (Emphaty) di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga Tahun 2013

Empati (Emphaty) Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 14 25,9
Cukup 15 27,8
Kurang 25 46,3
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan

keperawatan dari aspek empati perawat mayoritas kurang yaitu sebanyak 25 orang

(46,3%). Uraian penjelasan indikator dimensi kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Empati


(Emphaty) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

No Empati (Emphaty) Ya Kadang Tidak Total


-kadang
n % n % n % n %
1 Apakah anda menanyakan dan 14 25,9 13 24,1 27 50,0 54 100,0
mau berbincang-bincang tentang
keadaan pasien?
2 Apakah anda memberikan 14 25,9 14 25,9 26 48,1 54 100,0
pelayanan kepada pasien tidak
memandang pangkat, jabatan atau
status ?
3 Apakah anda memberi penjelasan 17 31,5 14 25,9 23 42,6 54 100,0
kepada pasien tentang cara-cara
apa saja yang dapat membuat
penyakit pasien cepat sembuh ?
4 Apakah anda melakukan 14 25,9 16 29,6 24 44,4 54 100,0
pendidikan kesehatan tentang
perawatan dirumah ketika pasien
ingin pulang kerumah ?
5 Apakah anda memberi motivasi 15 27,8 15 27,8 24 44,4 54 100,0
kepada pasien untuk cepat sembuh
?

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa 27 orang (50,0%) perawat

tidak pernah menanyakan dan mau berbincang-bincang tentang keadaan pasien.

Sebanyak 14 orang (25,9%) perawat kadang-kadang memberikan pelayanan kepada

pasien tidak memandang pangkat, jabatan dan status pasien. Sebanyak 17 orang

(31,5%) perawat memberi penjelasan kepada pasien tentang cara-cara apa saja yang

dapat membuat penyakitnya cepat sembuh. Sebanyak 16 orang (29,6%) perawat

kadang-kadang melakukan pendidikan kesehatan tentang perawatan di rumah ketika

pasien ingin pulang. Dan 15 orang (27,8%) perawat memotivasi pasien cepat sembuh.

4.3. Analisis Bivariat

Hasil analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen (beban kerja perawat) terhadap variabel dependen (bukti fisik,

kehandalan, ketanggapan, jaminan kepastian, empati). Dalam penelitian ini

digunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Pada analisa bivariat ini

pengujian dilakukan secara berturut-turut untuk melihat pengaruh masing-masing

variabel independen dengan variabel dependen.

1. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total p


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 6 11,1 8 14,8 1 1,9 15 27,8
Sedang 5 9,3 12 22,2 7 13,0 24 44,4 0,010
Berat 2 3,7 3 5,6 10 18,5 15 27,8
Jumlah 13 24,1 23 42,6 18 33,3 54 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 15 orang (27,8%)

perawat yang menjawab beban kerja ringan, 6 orang (11,1%) mengatakan bahwa

pelayanan keperawatan dari bentuk bukti fisik yang diberikan baik, 8 orang

mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)

perawat menjawab beban kerja sedang, 5 orang (9,3%) mengatakan pelayanan

keperawatan dari bentuk bukti fisik baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan

cukup dan 7 orang (13,0%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)

perawat menjawab beban kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan

keperawatan dari bentuk bukti fisik baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan cukup,

dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan bukti fisik di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan

nilai P= 0,010 (p < 0,05)

2. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total p


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 9 16,7 4 7,4 2 3,7 15 27,8
Sedang 3 5,6 12 22,2 9 16,7 24 44,4 0,001
Berat 2 3,7 3 5,6 10 18,5 15 27,8
Jumlah 14 25,9 19 35,2 21 38,9 54 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dari 15 orang (27,8%)

perawat yang menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa

pelayanan keperawatan dari bentuk kehandalan yang diberikan perawat baik, 4 orang

(7,4%) mengatakan cukup, dan 2 orang (3,7%) mengatakan kurang. Dari 24 orang

(44,4%) perawat menjawab beban kerja sedang, 3 orang (5,6%) mengatakan

pelayanan keperawatan dari kehandalan baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan

cukup dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)

perawat menjawab beban kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan

keperawatan dari bentuk kehandalan baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan

cukup, dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan berdasarkan kehandalan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.

Tobing Sibolga dengan nilai p= 0,001 (p < 0,005).

3. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total p


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 9 16,7 5 9,3 1 3,7 15 27,8
Sedang 1 1,9 14 25,9 9 16,7 24 44,4 0,001
Berat 1 1,9 3 5,6 11 18,5 15 27,8
Jumlah 11 20,4 22 40,7 21 38,9 54 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa dari 15 orang (27,8%)

perawat yang menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa

pelayanan keperawatan dari bentuk ketanggapan yang diberikan perawat baik, 5

orang (9,5%) mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24

orang (44,4%) perawat menjawab beban kerja sedang, 1 orang (1,9%) mengatakan

pelayanan keperawatan dari ketanggapan baik, 14 orang (25,9%) perawat mengatakan

cukup dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%)

perawat menjawab beban kerja berat, 1 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan

keperawatan dari bentuk ketanggapan baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan

cukup, dan 11 orang (20,4%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.

Tobing Sibolga dengan nilai p= 0,000 (p < 0,005)

4. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L.
Tobing Sibolga Tahun 2013

Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total P


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 5 9,3 9 16,7 1 1,9 15 27,8
Sedang 3 5,6 6 11,1 15 27,8 24 44,4 0,003
Berat 1 1,9 3 5,6 11 20,4 15 27,8
Jumlah 9 16,7 18 33,3 27 50,0 54 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa dari 15 (27,8%)

mengatakan bahwa beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian, ringan 5

orang (9,3%), cukup sebanyak 9 orang (16,7), dan kurang 1 orang (1,9%). Dari 24

orang (44,4%) yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian

sedang, baik 3 orang (5,6%), cukup 6 orang (11,1%), kurang 15 orang (27,8%). Dan

dari 15 orang (27,8%) perawat yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan

jaminan kepastian berat , baik 1 orang (1,9%), cukup 3 orang (5,6%), dan kurang 11

orang (20,4%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja

perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan jaminan kepastian di

ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan nilai p= 0,003 (p < 0,005)

5. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Empati Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Empati Tahun 2013

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total P


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 9 16,7 3 5,6 3 5,6 15 27,8
Sedang 3 5,6 8 14,8 13 24,1 24 44,4 0,011
Berat 2 3,7 4 7,4 9 16,7 15 27,8
Jumlah 14 25,9 15 27,8 25 46,3 54 100

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat dari 15 orang perawat, beban

kerja perawat berdasarkan empati ringan, baik sebanyak 9 orang (16,7%), beban kerja

perawat berdasarkan empati cukup sebanyak 3 orang (5,6%), dan kurang 3 orang

(5,6%). Dan dari 24 orang (44,4%) , beban kerja perawat berdasarkan empati sedang,

Universitas Sumatera Utara


baik 3 orang (5,6%), berdasarkan beban kerja perawat empati sedang cukup 8 orang

(14,8%), berdasarkan beban kerja perawat sedang kurang 3 orang (5,6%). Dan dari 15

orang perawat, beban kerja perawat berdasarkan empati berat, baik 2 orang (3,7%),

dan beban kerja perawat berdasarkan empati berat, cukup 4 orang (7,4%), dan beban

kerja perawat berdasarkan empati kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.

F.L. Tobing Sibolga dengan nilai p= 0,011 (p < 0,005)

6. Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013

Tabel 4.20 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas
Pelayanan Keperawatan Tahun 2013

Beban Kualitas Pelayanan Keperawatan Total P


Kerja Baik Cukup Kurang
Perawat f % f % f % f %
Ringan 8 14,8 6 11,1 1 1,9 15 27,8
Sedang 5 9,3 10 18,5 9 16,7 24 44,4 0,008
Berat 3 5,6 2 3,7 10 18,5 15 27,8
Jumlah 16 29,6 18 33,4 20 37,0 54 100

Berdasarkan tabel di atas 4.20 dapat dilihat bahwa dari 15 orang perawat

beban kerja perawat berdasarkan kualitas pelayanan ringan, baik sebanyak 8 orang

(14,8%), dan beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan ringan, cukup 6 orang

(11,1%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan ringan, kurang 1 orang (1,9%).

Dan dari 24 perawat, beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan sedang, baik 5

orang (9,3%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan keperawatan sedang,

Universitas Sumatera Utara


cukup sebanyak 10 orang (18,5%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan

keperawatan sedang, kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Dan berdasarkan beban kerja

perawat terhadap kualitas pelayanan berat, baik 3 orang (5,6%), dan beban kerja

perawat terhadap kualitas perawatan berat, cukup 2 orang (3,7%), dan beban kerja

perawat terhadap kualitas perawatan berat, kurang sebanyak 10 orang (18,5%). Hasil

uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dengan

nilai p= 0,008 (p < 0,005).

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

PEMBAHASAN

5.7 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 orang (27,8%) perawat yang

menjawab beban kerja ringan, 6 orang (11,1%) mengatakan bahwa pelayanan

keperawatan dari bentuk bukti fisik yang diberikan baik, 8 orang mengatakan cukup,

dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%) perawat menjawab

beban kerja sedang, 5 orang (9,3%) mengatakan pelayanan keperawatan dari bentuk

bukti fisik baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan cukup dan 7 orang (13,0%)

perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat menjawab beban

kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan keperawatan dari bentuk

bukti fisik baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan cukup, dan 10 orang (18,5%)

perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh

beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan bukti fisik

di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.

Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh 15 orang perawat bahwa

beban kerja yang dialami dalam kategori ringan akan berdampak pada kualitas

pelayanan keperawatan berdasarkan bukti fisik, pernyataan ini diungkapkan oleh

perawat pelaksana yang taraf pendidikannya adalah Sarjana Keperawatan sebanyak 4

orang, D III Keperawatan sebanyak 8 orang dan SPK sebanyak 3 orang. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


umur bahwa perawat yang menyatakan hal tersebut berada pada rentang 25-35 tahun

sebanyak 3 orang, dan umur > 35 tahun sebanyak 12 orang, lama kerja perawat yang

menyatakan bahwa beban kerja ringan adalah 5-10 tahun sebanyak 8 orang dan di

atas 10 tahun sebanyak 7 orang.

Perawat yang mengatakan bahwa beban kerja sedang sebanyak 24 orang,

dengan umur kurang dari 25 tahun sebanyak 4 orang , 25 sampai dengan 35 tahun

sebanyak 19 orang dan > 35 tahun sebanyak 2 orang, berdasarkan pendidikan terakhir

D III Keperawatan sebanyak 20 orang dan Sarjana Keperawatan sebanyak 4 orang.

Berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 10 orang, 5- 10 tahun

sebanyak 10 orang, sedangkan di atas 10 tahun sebanyak 4 orang. Sebanyak 15 orang

yang mengatakan beban kerja perawat berat, berdasarkan umur perawat yang

mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 7 orang, 25-35 tahun

sebanyak 5 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 3 orang. Berdasarkan lama kerja

perawat yang kurang dari 5 tahun sebanyak 8 orang, 5- 10 tahun sebanyak 5, di atas

10 tahun sebanyak 2 orang. Dan berdasarkan jenjang pendidikan bahwa pendidikan

SPK mengatakan sebanyak 1 orang, D III Keperawatan sebanyak 10 orang dan

Sarjana Keperawatan sebanyak 4 orang.

Beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing termasuk dalam

kategori sedang, pernyataan ini diungkapkan oleh beberapa perawat pelaksana yang

usianya mayoritas berada kurang dari 25 tahun dan 25-35 tahun, dan pendidikan

terakhir mayoritas D III Keperawatan yang lama kerja kurang dari 5 tahun.

Universitas Sumatera Utara


Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Martini, 2007).

Angka di atas menunjukkan bahwa dengan beban kerja perawat sedang, maka

pelayanan perawat dalam bukti fisik akan berkurang hal ini terlihat dari pengisian

kuesioner yang dilakukan oleh perawat dengan kurang memperhatikan kebersihan

dan kerapian ruangan tempat pasien dirawat, terkadang perawat tidak memberikan

informasi kepada pasien tentang aturan yang berlaku di ruangan saat pasien baru

masuk ke ruangan, sehingga akan mempengaruhi mutu rumah sakit dan kepuasan

pasien yang dapat berobat akan berkurang. Perawat dengan pekerjaan yang banyak

dan tidak sesuai dengan tugas pokok perawat akan memberikan kelelahan sehingga

tugas yang seharusnya dilakukan oleh perawat terabaikan hal inilah yang dirasakan

oleh perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga sehingga kualitas

pelayanan keperawatan berkurang.

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa beban kerja perawat dipengaruhi oleh

umur perawat, jenjang pendidikan perawat dan lama kerja perawat, minat kerja

perawat yang usianya masih muda akan berbeda dengan perawat yang usianya sudah

tua, sehingga akan timbul asumsi perawat yang menganggap bahwa beban kerjanya

Universitas Sumatera Utara


ringan sama halnya dengan lama kerja, perawat yang sudah lama bekerja minat

kerjanya akan berkurang berbeda dengan perawat yang masih terhitung baru saja

bekerja, hal ini akan berpengaruh terhadap persepsi beban kerja yang dirasakan oleh

setiap perawat yang bekerja di ruang rawat inap, sehingga akan berdampak terhadap

kualitaspelayanan keperawatan terutama berdasarkan bukti fisik.

5.8 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 orang (27,8%) perawat yang

menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa pelayanan

keperawatan dari bentuk kehandalan yang diberikan perawat baik, 4 orang (7,4%)

mengatakan cukup, dan 2 orang (3,7%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)

perawat menjawab beban kerja sedang, 3 orang (5,6%) mengatakan pelayanan

keperawatan dari kehandalan baik, 12 orang (22,2%) perawat mengatakan cukup dan

9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat

menjawab beban kerja berat, 2 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan

keperawatan dari bentuk kehandalan baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan

cukup, dan 10 orang (18,5%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan berdasarkan kehandalan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.

Tobing Sibolga.

Universitas Sumatera Utara


Responden dalam hal ini perawat mengatakan bahwa beban kerja ringan yang

berdampak kepada kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan kehadandalan

sebanyak 15 orang, Sebanyak 9 orang yang mengatakan bahwa kualitas pelayanan

keperawatan baik. Jika dilihat dari umur perawat yang mengatakan hal tersebut

perawat yang umurnya 25 sampai dengan 35 tahun sebanyak 3 orang, di atas 35 tahun

sebanyak 6 orang, hal ini terjadi karena perawat melakukan tugasnya dengan baik,

sementara kualitas pelayanan keperawatan cukup dan kurang sebanyak 6 orang.

Umur perawat yang mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 3 orang

dan 25 tahun sampai dengan 35 tahun sebanyak 3 orang. Berdasarkan jenjang

pendidikan, yang mengatakan kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan

kehandalan baik, jenjang pendidikan SPK sebanyak 2 orang, D III sebanyak 4 orang

dan Sarjana Keperawatan sebanyak 3 orang.

Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing mayoritas

kategori sedang dan kualitas pelayanan keperawatan yang ditunjukkan oleh perawat

mayoritas cukup, hal ini diungkapkan oleh perawat pelaksana lebih banyak yang

umurnya berada 25-35 tahun, jenjang pendidikan D III Keperawatan, dan ada juga

perawat dengan pendidikan terakhir Sarjana Keperawatan, akan tetapi lama perawat

tersebut bekerja kurang dari 5 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kleden, Simon Sani, 2010 tentang

hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban

kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi

Universitas Sumatera Utara


sebanyak 59,09 % dan rendah sebanyak 40,91 %. Pengukuran mutu pelayanan

keperawatan diperoleh hasil, pelayanan keperawatan bermutu 36,36 % dan pelayanan

keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan

koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja

perawat dengan mutu pelayanan keperawatan dimana hubungan bersifat lemah dan

berkorelasi secara negatif.

Hasil di atas menunjukkan bahwa beban kerja sedang mempengaruhi

pelayanan keperawatan dalam bentuk kehandalan yang ditunjukkan oleh perawat,

perawat kurang memperhatikan kebutuhan pasien di ruang rawat inap, sehingga

kebutuhan pasien tersebut terabaikan hal ini terjadi karena pekerjaan perawat yang

menumpuk dan jumlah perawat pershif tidak sebanding dengan tingkat

ketergantungan pasien. Jumlah perawat pershif di ruang rawat RSU.F.L. Tobing

Sibolga rata-rata 2-3 orang sementara jumlah BOR perhari rata-rata 78% dan tingkat

ketergantungan pasien parcial care sehingga kebutuhan tenaga dengan tingkat

ketergantungan pasien tidak sebanding. Sementara itu peran seorang perawat harus

memberikan asuhan keperawatan yang baik dan memuaskan bagi pasien.

Sementara menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no 262 tahun

1979 dikutip dari penelitian Saragih, Jandes, 2004 bahwa perhitungan tenaga

berdasarkan dari perbandingan antara tempat tidur yang tersedia dengan tenaga kerja.

Untuk keperawatan perbandingannya adalah rumah sakit kelas A dan B, tempat tidur

: tenaga = 2: 3-4, rumah sakit kelas C, tempat tidur : tenaga = 1:1, rumah sakit kelas

D, tempat tidur : tenaga = 2:1.

Universitas Sumatera Utara


Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Martini, 2007).

Beban kerja akan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan

berdasarkan kehandalan perawat, akan tetapi beban kerja tersebut dapat juga

dipengaruhi oleh usia perawat dan lama perawat bekerja, sehingga kualitas yang

ditunjukkan oleh perawat pun cukup.

5.9 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 orang (27,8%) perawat yang

menjawab beban kerja ringan, 9 orang (16,7%) mengatakan bahwa pelayanan

keperawatan dari bentuk ketanggapan yang diberikan perawat baik, 5 orang (9,5%)

mengatakan cukup, dan 1 orang (1,9%) mengatakan kurang. Dari 24 orang (44,4%)

perawat menjawab beban kerja sedang, 1 orang (1,9%) mengatakan pelayanan

keperawatan dari ketanggapan baik, 14 orang (25,9%) perawat mengatakan cukup

dan 9 orang (16,7%) perawat mengatakan kurang. Dan dari 15 orang (27,8%) perawat

menjawab beban kerja berat, 1 orang (3,7%) perawat mengatakan pelayanan

Universitas Sumatera Utara


keperawatan dari bentuk ketanggapan baik, 3 orang (5,6%) perawat mengatakan

cukup, dan 11 orang (20,4%) perawat mengatakan kurang. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan

keperawatan berdasarkan ketanggapan perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L.

Tobing Sibolga.

Beban kerja yang dialami oleh perawat ringan sebanyak 15 orang dengan

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan ketanggapan baik sebanyak 9 orang,

cukup 5 orang, kurang 1 orang. Karakteristik perawat berdasarkan umur yang

mengatakan hal tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 2 orang, umur 25-35 tahun

sebanyak 6 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 7 orang. Berdasarkan jenjang

pendidikan, SPK sebanyak 3 orang, D III Keperawatan sebanyak 10 orang dan

Sarjana Keperawatan sebanyak 2 orang. Sedangkan berdasarkan waktu kerja perawat

kurang dari 5 tahun sebanyak 2 orang, 5-10 tahun sebanyak 6 orang dan di atas 35

tahun sebanyak 7 orang.

Beban kerja yang dialami oleh perawat sedang sebanyak 24 orang dengan

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan ketanggapan baik 1 orang, cukup 14

orang, kurang 9 orang. Jika dilihat berdasarkan umur perawat, yang mengatakan hal

tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 6 orang, 25 – 35 tahun sebanyak 16 orang dan

diatas 35 tahun sebanyak 2 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan perawat D III

Keperawatan sebanyak 21 orang, Sarjana Keperawatan sebanyak 3 orang. Sedangkan

berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 12 orang, 5-10 tahun

sebanyak 10 orang dan di atas 5 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat tinggi

Universitas Sumatera Utara


yaitu sebanyak 15 orang dengan kualitas pelayanan ketanggapan dirasakan oleh

perawat yang berusia < 25 tahun sebanyak 10 orang, 25-35 tahun sebanyak 5 orang,

dilihat dari jenjang pendidikan, D III sebanyak 13 orang dan Sarjana Keperawatan

sebanyak 2 orang, sedangkan dari lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak

13 orang dan 5-10 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat mayoritas kategori

sedang dengan kualiatas pelayanan keperawatan berdasarkan ketanggapan mayoritas

cukup, hal ini diungkapkan oleh perawat pelaksana yang umurnya berada pada 25-35

tahun, dan lama kerja kurang dari lima tahun.

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Martini, 2007).

Penelitian di atas menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan dalam bentuk

ketanggapan perawat masih cukup, dikarenakan perawat mengalami beban kerja yang

cukup berat atau sedang, disebabkan karena perawat harus sibuk mengerjakan

administrasi pasien saat dirawat, hal ini akan mempengaruhi pelayanan keperawatan

yang diterima oleh pasien seperti, perawat tidak segera datang ketika pasien

membutuhkan bantuan perawat.

Universitas Sumatera Utara


5.10Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L.
Tobing Sibolga Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 (27,8%) mengatakan bahwa

beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian, ringan 5 orang (9,3%), beban

cukup sebanyak 9 orang (16,7), dan kurang 1 orang (1,9%). Dari 24 orang (44,4%)

yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan jaminan kepastian sedang, baik 3

orang (5,6%), beban kerja perawat berdasarkan kepastian cukup 6 orang (11,1%),

beban kerja perawat berdasarkan kepastian kurang 15 orang (27,8%). Dan dari 15

orang (27,8%) perawat yang mengatakan beban kerja perawat berdasarkan kepastian

berat , baik 1 orang (1,9%), beban kerja perawat berdasarkan kepastian cukup 3 orang

(5,6%), dan beban kerja perawat berdasarkan kepastian kurang 11 orang (20,4%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan jaminan kepastian di ruang rawat inap

RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.

Beban kerja yang dialami oleh perawat ringan sebanyak 15 orang dengan

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan jaminan kepastian baik sebanyak 5

orang, cukup 9 orang, kurang 1 orang. Karakteristik perawat berdasarkan umur yang

mengatakan hal tersebut, umur 25-35 tahun sebanyak 10 orang dan di atas 35 tahun

sebanyak 5 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan, SPK sebanyak 3 orang, D III

Keperawatan sebanyak 12 orang. Sedangkan berdasarkan lama kerja 5-10 tahun

sebanyak 6 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 7 orang.

Universitas Sumatera Utara


Beban kerja yang dialami oleh perawat sedang sebanyak 24 orang dengan

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan jaminan kepastian baik 3 orang, cukup 6

orang, kurang 15 orang. Jika dilihat berdasarkan umur perawat, yang mengatakan hal

tersebut kurang dari 25 tahun sebanyak 15 orang, 25 – 35 tahun sebanyak 8 orang dan

diatas 35 tahun sebanyak 1 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan perawat D III

Keperawatan sebanyak 22 orang, Sarjana Keperawatan sebanyak 2 orang. Sedangkan

berdasarkan lama kerja perawat kurang dari 5 tahun sebanyak 12 orang, 5-10 tahun

sebanyak 10 orang dan di atas 5 tahun sebanyak 2 orang. Beban kerja perawat tinggi

yaitu sebanyak 15 orang dengan kualitas pelayanan berdasarkan jaminan kepastian

baik sebanyak 1 orang, cukup 3 orang, kurang 11 orang, usia perawat yang

mengatakan hal ini yaitu < 25 tahun sebanyak 10 orang, 25-35 tahun sebanyak 5

orang, dilihat dari jenjang pendidikan, D III sebanyak 13 orang dan Sarjana

Keperawatan sebanyak 2 orang, sedangkan dari lama kerja perawat kurang dari 5

tahun sebanyak 13 orang dan 5-10 tahun sebanyak 2 orang.

Hasil Penelitian di atas dilihat bahwa dengan beban kerja yang sedang dan

berat tidak dapat memberikan pelayanan berdasarkan jaminan kepastian yang baik,

akan tetapi memberikan pelayanan kurang, disebabkan karena kurangnya kesempatan

perawat untuk komunikasi dengan leluasa pada saat bertemu dengan pasien, seperti

mengucapkan salam pada saat pertama jumpa dengan pasien, hal ini akan

mempengaruhi mutu pelayanan yang ditunjukkan oleh perawat dan pasien kurang

puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Suhada dalam Syaputra (2011) menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara jaminan pelayanan terhadap tingkat kepuasan

pasien, hal ini ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa

untuk mencapai jaminan kepastian dalam pelayanan keperawatan ditentukan oleh

kompetensi, keramahan, kesopanan dan keamanan yang diberikan oleh perawat

sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada pasien dan menjamin pelayanan

yang diberikan kepada pasien aman.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kleden, Simon Sani, 2010 tentang

hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban

kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi

sebanyak 59,09 % dan rendah sebanyak 40,91 %. Pengukuran mutu pelayanan

keperawatan diperoleh hasil, pelayanan keperawatan bermutu 36,36 % dan pelayanan

keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan

koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja

perawat dengan mutu pelayanan keperawatan dimana hubungan bersifat lemah dan

berkorelasi secara negatif.

Rodahl (1989) dan Manuaba (2000), dalam Martini (2007), menyatakan

bahwa beban kerja dipengaruhi faktor yaitu tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat

fisik seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi

kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas

Universitas Sumatera Utara


pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, pelatihan atau pendidikan yang diperoleh, dan

tanggung jawab pekerjaan

Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan

dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan

pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban

kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena

tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika

pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai

potensi dari pekerja.

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa beban kerja perawat sedang dengan

kualitas pelayanan keperawatan mayoritas cukup, dipengaruhi oleh umur perawat dan

lama perawat bekerja sehingga perawat yang melakukan tugasnya sebagai perawat

tidak sesuai dengan job deskription yang sudah ditetapkan oleh pokja keperawatan.

5.11Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


Berdasarkan Empati Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 orang perawat, beban kerja

perawat berdasarkan empati ringan, baik sebanyak 9 orang (16,7%), beban kerja

perawat berdasarkan empati cukup sebanyak 3 orang (5,6%), dan kurang 3 orang

(5,6%). Dan dari 24 orang (44,4%) , beban kerja perawat berdasarkan empati sedang,

baik 3 orang (5,6%), berdasarkan beban kerja perawat empati sedang cukup 8 orang

(14,8%), berdasarkan beban kerja perawat sedang kurang 3 orang (5,6%). Dan dari 15

Universitas Sumatera Utara


orang perawat, beban kerja perawat berdasarkan empati berat, baik 2 orang (3,7%),

dan beban kerja perawat berdasarkan empati berat, cukup 4 orang (7,4%), dan beban

kerja perawat berdasarkan empati kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan berdasarkan empati perawat di ruang rawat inap RSU. Dr.

F.L. Tobing Sibolga.

Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

kategori sedang dengan kualitas pelayanan keperawatan mayoritas cukup. Hal ini

diungkapkan oleh perawat pelaksana yang mayoritas umurnya kurang dari 25 tahun

dan jenjang pendidikan mayoritas D III Keperawatan serta lama mereka bekerja

mayoritas kurang dari 5 tahun. Sehingga beban kerja yang dirasakan oleh setiap

perawat berbedan, sehingga kinerja perawat akan berkurang dan akan berdampak

terhadap kualitas pelayanan yang ditunjukkan oleh perawat.

Penelitian yang dilakukan oleh Ivan (2002) yang mengatakan bahwa factor

empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kepuasan pasien,

dimana perawat dalam menjalankan tugasnya perlu memakai kiat keperawatan

(Nursing Arts), dimana lebih memfokuskan pada kemampuan perawat untuk

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam

upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.

Salah satu kiat keperawatan adalah Nursing Arts Is Crying, Listening, Feeling,

dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien berbicara, dapat

menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi dan rasa puas

Universitas Sumatera Utara


klien serta perawat harus dapat menerima respon emosional dari klien sebagai sesuatu

hal yang biasa pada situasi senang atau pun duka.

Hasil Penelitian di atas dilihat bahwa dengan beban kerja yang sedang dan

berat tidak dapat memberikan pelayanan berdasarkan empati yang baik, akan tetapi

memberikan pelayanan kurang, disebabkan karena kurangnya kesempatan perawat

untuk datang ke ruangan untuk berbincang-bincang mengenai keadaan pasien,

perawat terkadang tidak memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien terkait

dengan penyakitnya hal ini akan mempengaruhi mutu pelayanan yang ditunjukkan

oleh perawat dan pasien kurang puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut.

Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

kategori sedang dengan kualitas pelayanan keperawatan yang ditunjukkan oleh

perawat mayoritas kurang, hal ini akan dipengaruhi oleh umur perawat dan lama

perawat bekerja, perawat yang umurnya masih muda akan merasakan beban kerja

yang berbeda dengan umur yang sudah tua, dan perawat yang sudah lama bekerja

akan merasakan beban kerja yang lebih ringan dibanding dengan perawat yang belum

lama bekerja.

5.12Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan


di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 orang perawat beban kerja

perawat berdasarkan kualitas pelayanan ringan, baik sebanyak 8 orang (14,8%), dan

beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan ringan, cukup 6 orang (11,1%), dan

beban kerja perawat terhadap pelayanan ringan, kurang 1 orang (1,9%). Dan dari 24

Universitas Sumatera Utara


perawat, beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan sedang, baik 5 orang

(9,3%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan keperawatan sedang, cukup

sebanyak 10 orang (18,5%), dan beban kerja perawat terhadap pelayanan

keperawatan sedang, kurang sebanyak 9 orang (16,7%). Dan berdasarkan beban kerja

perawat terhadap kualitas pelayanan berat, baik 3 orang (5,6%), dan beban kerja

perawat terhadap kualitas perawatan berat, cukup 2 orang (3,7%), dan beban kerja

perawat terhadap kualitas perawatan berat, kurang sebanyak 10 orang (18,5%). Hasil

uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.

Pernyataan yang diungkapkan oleh 15 orang perawat bahwa beban kerja yang

dialami dalam kategori ringan akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan,

pernyataan ini diungkapkan oleh perawat pelaksana yang taraf pendidikannya adalah

Sarjana Keperawatan sebanyak 3 orang, D III Keperawatan sebanyak 10 orang dan

SPK sebanyak 2 orang. Berdasarkan umur bahwa perawat yang menyatakan hal

tersebut berada pada rentang 25-35 tahun sebanyak 5 orang, dan umur > 35 tahun

sebanyak 10 orang, dan berdasarkan lama kerja perawat yang menyatakan lama kerja

5-10 tahun sebanyak 9 orang dan di atas 10 tahun sebanyak 5 orang.

Perawat yang mengatakan bahwa beban kerja sedang sebanyak 24 orang,

dengan umur kurang dari 25 tahun sebanyak 10 orang , 25 sampai dengan 35 tahun

sebanyak12 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 2 orang, berdasarkan pendidikan

terakhir D III sebanyak 22 orang mengatakan beban kerja perawat sedang, 2 orang

berpendidikan terakhir Sarjana Keperawatan. Lama kerja perawat kurang dari 5 tahun

Universitas Sumatera Utara


sebanyak 12 orang, 5 sampai dengan 10 tahun sebanyak 10 orang, sedangkan di atas

10 tahun sebanyak 2 orang. Dan sebanyak 15 orang yang mengatakan beban kerja

perawat berat, berdasarkan usia kurang dari 25 tahun sebanyak 9 orang, 25 sampai

dengan 35 tahun sebanyak 5 orang dan di atas 35 tahun sebanyak 1 orang.

Berdasarkan jenjang pendidikan tidak ada pendidikan perawat yang mengatakan

beben kerja berat, D III Keperawatan sebanyak 10 orang dan Sarjana Keperawatan

sebanyak 5 orang. Sedangkan berdasarkan lama kerja, kurang dari 5 tahun sebanyak 9

orang, 5-10 tahun sebanyak 6 orang, dan tidak ada perawat yang lama kerjanya diatas

10 tahun mengatakan beban kerja berat. Umur, pendidikan, dan lama kerja akan

mempengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh perawat karena berhubungan dengan

jenjang karir yang dimiliki oleh perawat itu sendiri seperti perawat senior akan

memiliki beban kerja yang ringan, karena pekerjaan itu sudah dikerjakan oleh yang

lebih junior, meskipun tanggung jawab terhadap yang dimiliki oleh senior besar. Hal

ini akan berdampak kepada kualitas yang ditunjukkan oleh perawat.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kleden, Simon Sani, 2010 tentang

hubungan beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

inap interna blud RSUD Prof dr. W.Z. Johannes Kupang menunjukkan bahwa beban

kerja di ruang rawat inap BLUD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, tinggi

sebanyak 59,09 % dan rendah sebanyak 40,91 %. Pengukuran mutu pelayanan

keperawatan diperoleh hasil, pelayanan keperawatan bermutu 36,36 % dan pelayanan

keperawatan kurang bermutu 63,64 %. Hasil uji korelasi Spearman r = 0,019 dan dan

koofisien korelasinya = - 0,497. Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja

Universitas Sumatera Utara


perawat dengan mutu pelayanan keperawatan dimana hubungan bersifat lemah dan

berkorelasi secara negatif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan, Lisnawati, 2013 memiliki

perbedaan dan kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kleden, Simon Sani,

2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan beban kerja dengan mutu pelayanan

keperawatan. Panjaitan, 2013 mengatakan bahwa beban kerja di ruang rawat inap

RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga mayoritas sedang, hal ini diungkapkan oleh beberapa

perawat pelaksana yang masih junior artinya umurnya kurang 25 tahun dan 25-35

tahun, disamping itu jenjang pendidikan dan lama perawat bekerja yang masih

sebentar, sehingga beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang ditunjukkan oleh

perawat, sementara penelitian Kleden, 2010, tidak mengggambarkan bahwa umur,

jenjang pendidikan, dan lama perawat bekerja dapat mempengaruhi beban kerja

sehingga menimbulkan kualitas pelayanan keperawatan yang ditunjukkan oleh

perawat, akan tetapi beban kerja tersebut dapat berhubungan dengan mutu pelayanan

keperawatan dengan hubungan lemah.

Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi

berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan.Penurunan kemampuan perawat berdampak langsung terhadap mutu

pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur

beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk

Universitas Sumatera Utara


menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya perawat sehingga mutu pelayanan

keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal (Kleden, Simon Sani, 2010).

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Martini, 2007).

Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan

dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan

pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban

kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena

tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika

pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai

potensi dari pekerja.

Beban kerja perawat akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan

yang ditunjukkan oleh perawat, akan tetapi ada faktor lain yang akan mempengaruhi

beban kerja dan kualitas pelayanan keperawatan yaitu umur perawat, jenjang

pendidikan perawat, dan lama perawat bekerja, hal ini jelas terlihat berdasarkan

pernyataan yang diungkapkan oleh perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing

Sibolga melalui kuesioner yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini dapat dilihat bahwa beban kerja perawat baik kategori ringan,

sedang dan berat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang

ditunjukkan oleh perawat dan mayoritas kualitas pelayanan keperawatan cukup, hal

ini dipengaruhi oleh adanya umur perawat yang berbeda, artinya bahwa umur akan

mempengaruhi minat kerja dari setiap individu semakin tua seseorang maka minat

kerja pun semakin menurun sehingga terkadang perawat merasa bahwa beban kerja

yang dirasakan ringan, dan begitu juga sebaliknya, disamping itu jenjang pendidikan

dan lama perawat bekerja akan mempengaruhi beban kerja tersebut, semakin lama

perawat bekerja maka minat kerja akan menurun sehingga beban kerja yang dirasakan

pun berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dalam

kategori ringan sebanyak lima belas orang, hal ini diungkapkan oleh perawat

yang sudah lama bekerja, dan jenjang pendidikan SPK, D III Keperawatan,

beban kerja perawat sedang sebanyak dua puluh empat orang hal ini diungkapkan

oleh perawat mayoritas yang masih baru bekerja sebagai perawat di ruang rawat

inap serta baru selesai pendidikan Sarjana Keperawatan dan ditempatkan di

ruang rawat inap tersebut. Dan beban kerja perawat berat sebanyak lima belas

orang hal ini diungkapkan oleh perawat yang masih baru bekerja kurang dari 5

tahun di ruang rawat inap, serta jenjang pendidikan yang masih rendah seperti

SPK yang baru bekerja kurang dari 5 tahun dan D III Keperawatan yang lama

bekerja kurang dari 5 tahun serta Sarjana Keperawatan yang baru saja bekerja

sebagai perawat.

2. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di

ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga

3. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan

keperawatan (Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan Kepastian,

Empati) di Ruang Rawat Inap RSU. F.L. Tobing Sibolga.

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Disarankan kepada pihak RSU. Dr F.L. Tobing melalui bidang keperawatan agar

memberikan tugas keperawatan yang sesuai dengan job deskription kepada

perawat di setiap ruang rawat inap, dan perlu menetapkan pegawai administrasi

tata usaha di setiap ruangan, sehingga bagian administrasi pasien selama

perawatan maupun perencanaan pulang tidak lagi dikerjakan oleh perawat.

2. Bagi Instansi Pemerintah Kota Madya ibolga

Diharapkan kepada pihak yang terkait agar memperhatikan standar minimal yang

harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan kelasnya sehingga beban kerja

tidak terjadi untuk setiap petugas pelayanan kesehatan terutama perawat sehingga

kualitas pelayanan keperawatan dapat diwujudkan dengan baik dan citra rumah

sakit pun akan semakin baik.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, TY, 2007, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi ke dua, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta

Ali, H. Zaidin, 2001, Dasar-dasar Keperawatan Profesional, Jakarta: Widya Medika

Azwar, Azrul. 1996, Konsep Kualitas dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, Jakarta

Bancin, Hendry, 2012, Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam
Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang ICU RSUD. Dr. Pringadi Kota
Medan, Skripsi, STIKes MI Medan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004, Kepmenkes. Nomor


81/MENKES/SK/I tentang Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan
Ditingkat Propinsi, Kabupaten, Kota, serta Rumah Sakit, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Standar Pelayanan Rumah Sakit.


Cetakan V, Jakarta

Djojosugito, Ahmad, 2001, Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Pelayanan


Kesehatan Menyongsong AFTA, www. Pdpersi.co.id (diagses tanggal 28
April 2013)

Doengoes, M.E., 2002, Nursing Carela Plane ; Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care.edition, FA. Davis

Ellis, 1994, Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta, EGC

Everly dalam Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian


Kerja Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta

Gaffar, L.O, 1999, Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta, EGC

Gillies, A.G, 1999, Nursing Management:A System Approach, Edisi 3, Philadephia :


WB Company Saunders

Griffith dalam buku The Well Managed Community Hospital (1987)

Hartley, 1994, Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta, EGC

Universitas Sumatera Utara


Hidayat, A.A. 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika

__________2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika

Ilyas, 2004, Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Teori Metoda
dan Formula. Jakarta:Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.

Ivan. P. 2002. Analisa Hubungan Asuhan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien


Rawat Inap Peserta PT. ASKES Indonesia di RS. Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan di Medan Tahun 2002. Tesis, Pasca Sarjana. USU

Jauhari, 2005, Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja di


Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Pringadi Medan, Tesis Pasca Sarjana
Magister Administrasi Rumah Sakit. USU

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Kartika : Surabaya.

Kleden, Simon Sani, 2010, Hubungan Antara Beban Kerja Perawat Dengan Mutu
Pelayanan Keperawata di Ruang Interna Blud RSUD Prof. Dr. Johanes
Kupang, Magister Keperawatan

Kotler, dalam Nursalam, 2011 Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik


keperawatan professional, (edisi tiga), Jakarta : Salemba Medika

Lupiodo, 2006, Manajemen Pelayanan, Jakarta : Salemba Medika

Martini, 2007, Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja, Ketersediaan


Fasilitas dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rawat Inap BP
RSUD.Salatiga, Semarang, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Mitchel, 1997, Dasar-dasar Keperawatan Profesional, Jakarta : Widya Medika

Mudakir, 2006, dalam Nursalam , 2011 Manajemen keperawatan: aplikasi dalam


praktik keperawatan professional, (edisi tiga), Jakarta : Salemba Medika

Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja


Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.

Notoadmodjo. 2009, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Universitas Sumatera Utara


Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Jakarta :
Salemba

________, 2008, Manajemen Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika

________, 2011, Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional, (edisi tiga), Jakarta : Salemba Medika

Prayetni. (2001). Faktor-faktor yang berhubungan dengan burn out pada perawat
pelaksana di RSUP Persahabatan. Jakarta. Tesis. FIK-UI. Jakarta: Tidak di
publikasikan.

Rakhmawati, Windy. 2009. Pengawasan dan Pengendalian dalam Pelayanan


Keperawatan (Supervisi, Manajemen, Resiko).Pelatihan Manajemen
Keperawatan : Kungingan

Ratnika dan Winarsih A.S, 2007, Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model


Konseptual, Penerapan Citizien’s dan Standar Pelayanan, Yogjakarta :
Praktek Belajar

Robot, Fredna J.M., 2009, Analisis Beban Kerja Perawat Pelaksanan dalam
Mengevaluasi Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Prof.
dr R.D. Kandou Manado. Tesis Magister Keperawatan, Universitas Indonesia

Rodahl, 1989, Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas.
UNIBA Press. Surakarta

RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga, 2012, Profil Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing
Sibolga. Sibolga

Saragih, Jandes, 2004, Kecenderungan Kebutuhan Perawat pada Rumah Sakit


Pemerintah di Sumatera Utara Tahun 2002-2005 (Studi Kasus pada RSUP.H.
Adam Malik Medan, RSU Pematang Siantar, RSU Tebing Tinggi), Tesis
Magister Kesehatan Masyarakat, FKM USU

Sugyono, 2007, Aplikasi Teori dalam Asuhan Keperawatan, Bandung

Syaputra, Amuniddun. 2011. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan


Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Binjai. Skripsi Sari Mutiara : Medan

Tjiptono, Fandy, 2008, Service Management Mewujudkan Layanan Prima,


Yogjakarta : CV Andi Offset

Universitas Sumatera Utara


Utomo, 2008, Analisis Beban Kerja dalam Rangka Analisis Kebutuhan Pegawai,
Tenggarong

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai