Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL DENGAN KEBUTUHAN DASAR BASIC PROMOTING

PHYSIOLOGY OF HEALTH : AKTIVITAS DAN LATIHAN

Oleh :

Kadek Trisna Astuti

NIM. 21089142024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
No Item Ringkasan Jurnal Analisis

1 Abstrak Pada abstrak sudah


Fraktur merupakan terganggunya
dijelaskan hal yang
kesinambungan jaringan tulang yang
melatarbelakangi
dapat disebabkan oleh trauma atau
penelitian, metode, hasil
tenaga fisik. Salah satu masalah yang
dan kesimpulan.
terjadi pada pada pasien post operasi
fraktur banyak mengalami
keterterbatasan gerak sendi, fraktur di
Indonesia menjadi penyebab kematian
terbesar ketiga dibawah penyakit
jantung koroner dan tuberculosis.
Tujuan memperoleh gambaran
penerapan asuhan keperawantan pada
pasien post operasi fraktur femur dextra
dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.
Metode studi kasus ini menggunakan
rancangan deskriptif merupakan jenis
penelitian yang hanya menggambarkan
atau memaparkan variabel yang diteliti
tanpa menganalisa hubungan antara
variable. Studi kasus ini menggunakan
pendekatan proses keperawatan dan
menjabarkan asuhan keperawatan.
Pendekatan studi kasus yang dilakukan
pada pasien yang mengalami fraktur
femur pada tanggal 08 s/d 10 Mei 2018
di Ruang Asoka RS TK II Pelamonia
Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan mobilitas fisik terganggu
dengan keadaan lemah, terpasang
spalak, nampak kesulitan membolak-
balikan posisi, ketidak mampuan
memenuhi kebutuhan ADLnya dan
mengalami fraktur. Diagnosa yang
muncul hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan rangka
neuromuskuler. Intervensi dan
implementasi yang dilakukan
megobservasi TTV, mengkaji
kemampuan pasien untuk mobilisasi,
melakukan latihan aktif dan pasif. Tensi
:130/70 mmHg, Nadi: 82x/menit, Suhu:
36,50c, P: 20x/menit, pasien nampak
terbaring di tempat tidur, pasien hanya
bisa mengerakkan ekstremitas atas
karena extremitas bawah bagian dextra
mengalami fraktur.
2 Latar Belakang Fraktur merupakan terganggunya Pada jurnal data yang
kesinambungan jaringan tulang yang disajikan dalam latar
dapat disebabkan oleh trauma atau belakang akurat dan
tenaga fisik (Huda, 2015). Menurut relevan dengan masalah
Word Health Organization (WHO) pada penelitian. Masalah
Tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta penelitian cukup jelas
orang meninggal dunia dikarenakan dirumuskan dan datanya
insiden kecelekaan dan 1,3 juta orang aktual penting untuk
menderita fraktur atau kecacatan fisik diteliti.
(Indriyaswari & Septiyani, 2017).
Latihan ROM merupakan kegiatan yang
penting pada periode post operasi guna
mengembalikan kemampuan aktivitas
pasien untuk melakukan aktivitas
spesifik dalam hubungannya dengan
rutinitas kehidupan sehari-hari seperti
mandi, berpakain, ketoilet dan lain-lain.
Berdasarkan hasil dari penelitian di
RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada
Bulan Oktober 2014 di ruangan rawat
inap trauma Centre, empat orang pasien
dengan fraktur femur terpasang fiksasi
interna didapatkan tiga orang klien
mengalami gangguan fleksibilitas sendi
lutut dengan fleksi kurang dari 70O
(Askin, Nasir, & Podding, 2012).
Penanganan pada fraktur adalah reduksi
dan imobilisasi, reduksi fraktur berarti
mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis.
Hasil penelitian dari RSUP Soeharso
Surakarta (2016), bahwa salah satu
masalah yang terjadi pada pasien post
operasi open reduction internal fixation
pada pasien fraktur banyak mengalami
keterbatasan gerak sendi dan raktur
dapat menyebabkan kecacatan fisik,
kecacatan fisik dapat dipulihkan secara
bertahan melalui latihan rentang gerak
yaitu dengan latihan Range of Motion
(ROM) yang dievaluasi secara aktif
(Ermawan, Eka, & Elham, 2016).
3 Metodologi Desain penelitian yang digunakan Metode yang digunakan
adalah analisis deskriptif. Studi kasus dalam penelitian yaitu
deskriptif merupakan jenis penelitian metode survey analitik
yang hanya menggambarkan atau dengan pendekatan cross
memaparkan variabel yang diteliti tanpa sectional. Terdapat
menganalisa hubungan antara variabel. instrument yang
Data hasil penelitian disajikan dalam digunakan dalam
bentuk deskriptif agar pembaca dapat penelitian yaitu pedoman
memahami data tersebut dengan mudah. hubungan family
Studi kasus ini menggunakan caregiver terhadap
pendekatan proses keperawatan dan personal hygiene.
menjabarkan asuhan keperawatan. Sampelnya yaitu warga
Penelitian ini dilakukan Rs. Pelamonia kelurahan ngilir
TK II di ruangan Bedah yang responden yang sudah
dilaksanakan pada Tanggal 8 – 10 Mei sesuai dengan kriteria
2018. inklusi.
Analisis data yang
digunakan sudah sesuai
dengan metode
penelitian.
4 Hasil Hambatan mobilitas fisik berhubungan Hasil penelitian jurnal
dengan kerusakan rangka
yang disajikan menarik
neuromuskuler, didapatkan hasil: pasien
nampak berbaring selama 24 jam, dan mudah dipahami.
tanda-tanda vital, TD: 130/70 mmHg,
suhu: 36.5OC, Pernapasan 20 kali
permenit, Nadi 82 kali permenit,
nampak kesulitan membolak balikan
posisi, nampak terpasang spalak pada
area yang sudah dioperasi, terlihat
pucat, bengkak dan nyeri, pasien bisa
mengerakkan kaki sebelah kanan
dengan bantuan dari perawat.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan menurunnya kekuatan otot.
Pasien nampak terbaring di tempat
tidur, Pasien nampak takut untuk
melawan gravitasi yang diberikan,
pergerakan sendi terbatas pada area
yang mengalami fraktur, tekanan darah
meningkat setelah melakukan aktivitas,
kekuatan otot hari pertama: 2 dan hari
ke dua 3. Defisit perawatan diri: mandi,
berpakaian dan makan berhubungan
dengan gangguan neuromuskular.
Pasien nampak baring terus, badan
terasa bau, pasien dibantu untuk
menganti pakaian dan makan, seprei
nampak tidak rapi, dan
ketidakmampuan untuk melakukan
personal hygiene tampak bantuan dari
keluarga. Perencanaan sesuai masalah
keperawatan pada klien, maka penulis
melakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam. Evaluasi dari tindakan
yang sudah dilakukan dengan masalah
keperawatan Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler. Data subjektif
didapatkan pasien mengatakan masih
belum bisa menggerakkan kaki bagian
kanan tampak bantuan, data objektif
pasien nampak posisi semi powler,
nampak sangat hati-hati menggerakkan
yang mengalami fraktur, pasien nampak
sedikit melawan saat diberi topangan,
pasien mampun mengubah posisi
dengan bantuan, pasien nampak
kesusahan untuk membolak balikan
posisi. Assessment masalah belum
teratasi, planning lanjutkan intervensi,
observasi tanda-tanda vital, Kaji
kemampuan pasien untuk mobilisasi,
Pertahankan postur tubuh keposisi yang
nyaman, Lakukan latihan aktif maupun
pasif, Tingkatkan aktivitas sesuai batas
toleransi, Lakukan pengetahuan
kesehatan tentang mekanika tubuh
posisi, latihan dan istirahat. Masalah
keperawatan intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan otot.
Data subjektif pasien mengatakan bisa
menggerakkan jari-jari sampai lutut
dengan bantuan perawat, pasien
mengatakan bisa miring ke kiri dibantu
oleh anaknya. Data objektif pasien
nampak posisi semi fowler, pasien
nampak membaik.
5 Pembahasan Pembahasan tentang “Penerapan Askep Pada jurnal konsep/teori
pada Klien Ny. N Post Operasi Fraktur
mendasari penelitian,
Femur Dextra dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas telah dilaksanakan pembahasan sesuai
tanggal 08 s/d 10 Mei 2018.
dengan hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian pada studi
kasus yang terjadi Ny.N didapatkan Pada jurnal juga
sebagai berikut: Pasien mengatakan
membandingkan dengan
tidak bisa beraktivitas seperti biasanya,
pasien mangatakan takut untuk bangun penelitian lain.
ditempat tidurnya karena pasien
mengalami fraktur. Menurut (Tarwoto
& Wartonah, 2015), dimana kondisi
seseorang mengalami penurunan energy
fisiologis dan psikologis untuk
melakukan aktivitas sehari- hari.
Sedangkan menurut penelitian dari
(Ermawan, Eka, & Elham, 2016),
merupakan keterbatasan pada
pergerakan fisif tubuh satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah
karena adanya fraktur. Pasien
mengatakan tidak bisa beraktivitas
tanpa bantuan anak, cucu karena
terdapat luka operasi fraktur pada
bagian ekstremitas bawah bagian kanan,
Menurut (Huda, 2015), fraktur terjadi
karena terganggunya kesinambungan
jaringan tulang yang dapat disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik. Pasien
mengatakan nyeri, pasien mengatakan
nyeri saat bergerak pada kaki kanannya,
kualitas nyeri tidak terus menerus terasa
berdenyut, menjalar dari paha sampai
kelutut, dengan skala nyeri 4 karena
pasien mengalami fraktur tertutup.
Menurut (Wijaya & Putri, 2013), fraktur
tertutup atau terbuka akan mengenai
serabut saraf yang dapat menimbulkan
gangguan rasa nyaman nyeri, selain itu
dapat mengenai tulang dan dapat terjadi
neurovaskuler yang menimbulkan nyeri
gerak sehingga mobilitas fisik
terganggu. Penurunan kekuatan otot,
Penurunan kekuatan otot terjadi karena
adanya pembengkakan sehingga timbul
nyeri dan keterbatasan gerak serta
aktivitas terganggu dan terjadi
penurungan kekuatan tungkai kanan
menurut (Ekawati, Dina, & Indriani,
2008), nampak kesulitan membolak-
balik posisi, Menurut (Tarwoto &
Wartonah, 2015), bahwa pasien yang
mengalami fraktur dimana kondisi tidak
mampu melakukan pergerakan secara
mandiri, menurut penelitan (Prima,
2014), karena pasien kurang
pengetahuan tentang melakukan ROM
dan merasa bahwa semakin dia bergerak
maka semakin lama proses
penyembuhan.
6 Kesimpulan Diagnosa keperawatan yang muncul Kesimpulan dalam jurnal
adalah hambatan mobilitas fisik sudah sesuai dengan
berhubungan dengan kerusakan rangka tujuan penelitian
neuromuskler belum teratasi didukung
dengan data yang belum sesuai kriteria
hasil yang ditegakkan.
7 Implikasi Pelayanan kesehatan diharapkan Hasil penelitian dapat
Kepada petugas Rumah Sakit
diterapkan dalam praktek
Khususnya perawat, agar dalam
melaksanakan pengkajian pada pasien keperawatan dengan
hendaknya dengan mengunakan
teknik family caregiver .
komunikasi terapeutik agar terbina
hubungan saling percaya antara pasien Sarannya agar dapat
dan perawat tetap menerapkan etika
dikembangkan teori-teori
keperawatan. Pasien diharapkan untuk
melakukan latihan seperti yang telah baru mengenai cara
diajarkan walaupun sudah pulang ke
melakukan Aktivitas dan
rumah agar mempercepat proses
penyembuhan dan keluarga disarankan latihan
agar senantiasa memotivasi dan
membantu pasien untuk berlatih
sehingga pasien melakukan aktivitas
seperti semula.

No Item Ringkasan Jurnal Analisis


1 Abstrak Bertambahnya proporsi jumlah lansia Pada abstrak sudah
berdampak pada resiko munculnya dijelaskan hal yang

berbagaimasalah sosial dan kesehatan melatarbelakangi

baik akibat penyakit degeneratif. Laga penelitian, metode, hasil


dan kesimpulan.
(Latihan Fisik dan Yoga) merupakan

kombinasi dari latihan rentang gerak

dan yoga yang dimodifikasi

menyesuaikan dengan kondisi dan

keadaan lansia Penelitian ini

menggunakan metode studi kasus

dengan melihat perbedaaan

kemmapuan aktivitas fisik lansia

sebelum dan setelah LAGA. Intervensi

dilakukan selama 6 kali tindakan yang

melibatkan 60 responden lansia dengan

kriteria semua lansia yang berusia > 55

tahun yang tinggal dipanti dan tidak

mengalami gangguan mobilitas fisik

karena penyakit lain. Data lasil laporan

pengabian ini menunjukkan terjadi

perubahan dimana kualitas hidup buruk

sebelum intervensi sebanyak 40 menjadi

36 lansia dan kualitas hidup baik

sebelum intervensi sebanyak 20 menjadi

24 lansia setelah dilakukan intervensi.

Latihan fisk dan yoga (laga)

berpengaruh terhadap kualitas hidup

lansia. Kualitas hidup lansia meningkat

karena intervensi Laga memiliki

pengaruh terhadap fungsi fisik,

psikologik, hubungan sosial dan

lingkungan lansia.
2 Latar Bertambahnya proporsi jumlah lansia Pada jurnal data yang
Belakang berdampak pada resiko munculnya disajikan dalam latar
berbagai masalah sosial dan kesehatan belakang akurat dan
baik akibat penyakit degeneratif seperti relevan dengan masalah
diabetes, penyakit jantung, ginjal, stroke penelitian. Masalah
dan gangguan pembuluh darah maupun penelitian cukup jelas
masalah kesehatan yang diakibatkan dirumuskan dan datanya
menurunnya masalah fungsional tubuh aktual penting untuk
seperti resiko disabilitas yang diteliti.
mengakibatkan tingkat kemandirian
lansia berkurang dan pada akhirnya akan
memengaruhi kualitas hidup lansia.
Penurunan fungsi menyebabkan
melemahnya beberapa sistem dalam
tubuh lansia, salah satunya adalah sistem
muskuloskeletal. Perubahan sistem
muskuloskeletal seperti terjadinya
perubahan struktur tubuh, tulang,
ligamen, tendon, otot, dan sendi. Lansia
akan mengalami gangguan pembentukan
sel-sel tulang, terjadinya gangguan
pembentukan tulang sekunder/tulang
rawan, dan rendahnya penyerapan
kalsium.
3 Metodologi Pengabdian masyarakat ini hanya Metode yang digunakan
melihat hasil output dari intervensi
dalam penelitian metode
LAGA dalam meningkatkan kualitas
hidup yang dilihat pada lansia. Alat literature review
pengumpulan data yang digunakan
berdasarkan text book, e-
dalam pengabdian masyarakat ini adalah
format pengkajian kualitas hidup dengan book dan menganalisis.
meng- gunakan WHOQOL-BREF.
Instrumen ini mengukur 4 komponen
penting yaitu komponen fisik,
psikologis, hubungan social lingkungan.
Instrumen ini terdiri 26 item pertanyaan
yang telah mewakili komponen yang
akan diukur dari kualitas hidup.
4 Hasil Dari hasil pengabdian masyarakat ini Hasil penelitian jurnal
dapat disimpulkan bahwa intervensi yang disajikan menarik
LAGA efektif untuk menunjukan dan mudah dipahami.
meningkatkan kualitas hidup pada lansia
setelah dilakukan selama 6 sesi tindakan.
Data lasil laporan pengabian ini
menjukkan terjadi perubahan dimana
kulaitias hidup buruk sebelum interevnsi
sebanyak 40 menjadi 36 lansia dan
kaulitas hidup baik sebelum intervensi
sebanyak 20 menjadi 24 lansia setelah
dilakukan intervensi.
5 Pembahasan Yoga merupakan intervensi yang dapat Pada jurnal konsep/teori
diterima dan aman serta dapat
mendasari penelitian,
menghasilkan perbaikan klinis yang
relevan dalam rasa sakit dan fungsional pembahasan sesuai
yang berhubungan dengan kondisi
dengan hasil penelitian.
muskulosketal. Dari Penelitian yang
sudah di lakukan oleh peneliti-peneliti Pada jurnal juga
lainya di berbagai negara mengenai
membandingkan dengan
latihan yoga yang mempunyai banyak
manfaat untuk lansia, salah satunya yaitu penelitian lain.
dapat
meningkatkankeseimbangan.Peningkatan
kualitas hidup dari latihan fisik dan yoga
memang sangat relevan sesuai dengan
penelitian Park, Han, dan Kang (2014)
mengatakan bahwa program latihan
padalansia efektif meningkatkan kualitas
hidup, harga diri dan menurunkan gejala
depresi. Sejalan dengan yang dilakukan
oleh Sun, Aodeng, Tanimoto, Watanabe,
dan Han (2015) yang menyebutkan
menjaga kesehatan adalah upaya untuk
untuk meningkatkan kualitas hidup pada
lansia di komunitas.
6 Kesimpulan Latihan fisk dan yoga (laga) berpengaruh Kesimpulan dalam jurnal
terhadap kualitas hidup lansia. Kualitas sudah sesuai dengan
hidup lansia meningkat karena intervensi tujuan penelitian
Laga memiliki pengaruh terhadap fungsi
fisik, psikologik, hubungan sosial dan
lingkungan lansia.
7 Implikasi Saran untuk tindak lanjut dari Hasil penelitian dapat
pengabdianiniadalah dilakukan dengan diterapkan dalam
penelitian lanjutan terkait dengan praktek keperawatan
variabel lain yang dapat dipengaruhi dari dengan imajinasi
intervensi Laga ini. terbimbing. Sarannya
agar dapat
dikembangkan teori-
teori baru mengenai
Latihan fisk dan yoga.

No Item Ringkasan Jurnal Analisis

1 Abstrak Stroke adalah kerusakan jaringan otak Pada abstrak sudah


yang disebabkan oleh berkurangnya dijelaskan hal yang
atau terhentinya suplai oksigen dalam melatarbelakangi
darah secara tiba-tiba. Jaringan otak penelitian, metode, hasil
yang mengalami penurunan suplai dan kesimpulan.
oksigen akan mengalami penurunan
fungsi dan kematian sel. Tujuan
penelitian ini adalah memberikan
gambaran asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan mobilitas fisik
pada pasien stroke di RSKD Dadi
Makassar. Desain penelitian adalah
studi kasus berupa pendekatan asuhan
keperawatan pada dua orang pasien
stroke non hemoragik. Hasil penelitian
menunjukkan kedua pasien mengalami
kelemahan ekstremitas kanan yang
menyebabkan gangguan mobilitas fisik
dan defisit perawatan diri total.
Intervensi keperawatan pada pasien
meliputi dukungan ambulasi, dukungan
mobilisasi, latihan rentang gerak dan
bantuan perawatan diri. Perawat
hendaknya memberikan perawatan dan
edukasi pada keluarga tentang
perawatan pasien stroke yang
mengalami gangguan mobilitas fisik
dan defisit perawatan diri. Kelurga juga
perlu memberikan dukungan kepada
pasien stroke yang menjalani perawatan
untuk meningkatkan motivasi,
mempercepat proses pemulihan dan
mencegah komplikasi.
2 Latar Belakang Pada jurnal data yang
Stroke merupakan kerusakan jaringan
disajikan dalam latar
otak yang disebabkan oleh
belakang akurat dan
berkurangnya atau terhentinya suplai
relevan dengan masalah
oksigen dalam darah secara tiba-tiba.
penelitian. Masalah
Jaringan otak yang mengalami
penelitian cukup jelas
penurunan suplai oksigen dalam darah
dirumuskan dan datanya
akan mengalami kematian dan tidak
aktual penting untuk
berfungsi lagi. Penyakit stroke
merupakan gejala klinis yang diteliti.
diakibatkan oleh pembuluh darah ke
otak mengalami penurunan suplai darah
seperti penyakit jantung (Auryn, 2009).
Stroke merupakan kondisi kedaruratan
ketika terjadi defisit neurologis akibat
penurunan tiba-tiba aliran darah ke otak
yang terlokalisir. Stroke iskemik terjadi
ketika suplai darah ke bagian otak tiba-
tiba terganggu oleh trombus, embolus
atau stenosis pembuluh darah atau
haemoragik ketika pembuluh darah
mengalami ruptur, darah meluber ke
dalam ruang di sekitar neuron.
3 Metodologi Jenis penelitian ini adalah deskriptif Metode yang digunakan
kualitatif dengan menggunakan desain dalam penelitian metode
studi kasus yang berorientasi pada analitik. Dengan populasi
metode pendekatan proses keperawatan sampel
yang meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang bertujuan memberi gambaran
tentang asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilitas fisik pada pasien
stroke non hemoragik. Penelitian
dilaksanakan di ruang perawatan
Gelatik Rumah Sakit Khusus Daerah
Dadi Makassar selama bulan Juni 2019.
4 Hasil Hasil evaluasi setelah dilakukan Hasil penelitian jurnal
tindakan keperawatan selama tiga hari, yang disajikan menarik
meskipun pasien masih mengalami dan mudah dipahami.
gangguan mobilitas fisik, namun kedua
pasien tidak mengalami kekakuan sendi
dan kekuatan otot pasien Ny. S
mengalami peningkatan. Kedua pasien
masih memerlukan perawatan
berkelanjutan. Rata-rata pasien
gangguan sistem persarafan
memerlukan perawatan 9,4 hari dengan
rentang 12 jam hingga 24 hari. Sekitar
75,8% pasien dapat beradaptasi dengan
kondisi yang dialami dan memerlukan
perawatan lanjutan di rumah (Ardi,
2012).
5 Pembahasan Pasien stroke yang mengalami Pada jurnal konsep/teori
gangguan pemenuhan kebutuhan mendasari penelitian,
mobilitas fisik adalah perempuan. pembahasan sesuai
Menurut World Stroke Organization dengan hasil penelitian.
(2016), 48% kasus baru stroke non Pada jurnal juga
hemoragik terjadi pada perempuan. membandingkan dengan
Hasil penelitian Ardi (2011) di penelitian lain.
Makassar juga melaporkan bahwa
kejadian stroke pada perempuan
sebanyak 47%. Meskipun kejadian
stroke lebih rendah pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki, kejadian
stroke tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor jenis kelamin tetapi juga di
pengaruhi oleh faktor lain seperti usia,
etnis, riwayat keluarga, hipertensi,
kadar kolesterol yang abnormal,
merokok, kurang aktivitas fisik,
obesitas, penyalahgunaan alkohol dan
obat-obatan.
6 Kesimpulan Pasien stroke iskemik mengalami Kesimpulan dalam jurnal
kelemahan pada ekstremitas dengan sudah sesuai dengan
kekuatan otot yang bervariasi. tujuan penelitian
Kelemahan pada ekstremitas
menyebabkan gangguan mobilitas fisik
dan defisit perawatan diri. Intervensi
yang diperlukan pada pasien adalah
mengobservasi tanda vital sebelum dan
sesudah melakukan tindakan ambulasi,
mobilisasi dan latihan rentang gerak
(Range of Motion), memotivasi kedua
pasien untuk mau melakukan latihan
mobilitas fisik, membimbing dan
memotivasi pasien untuk melakukan
perawatan diri. Berdasarkan evaluasi,
setelah tiga hari perawatan pasien
mengalami peningkatan kemampuan
mobilitas dan kekuatan otot walaupun
kedua pasien memiliki hasil yang
berbeda.
7 Implikasi Diharapkan perawat dapat memberikan Hasil penelitian dapat
perawatan dan edukasi pada keluarga diterapkan dalam praktek
tentang perawatan pasien stroke yang keperawatan dengan
mengalami gangguan mobilitas fisik imajinasi terbimbing.
dan defisit perawatan diri. Perlunya Sarannya agar dapat
dukungan dari keluarga secara terus dikembangkan teori-teori
menerus selama pasien stroke menjalani baru mengenai pasien
perawatan dapat menumbuhkan stroke yang mengalami
harapan, mempercepat proses gangguan mobilitas fisik
pemulihan dan mencegah komplikasi. dan defisit perawatan
diri.

DAFTAR PUSTAKA

Nurshiyam, Ardi, M., & Basri, M. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSKD DADI
MAKASSAR. Jurnal Media Keperawatan, 11(01), 90–93.

Safrudin, B., & Wijayanti, T. (2020). Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Melalui Program
LAGA ( Latihan Fisik dan Yoga ) pada Lansia di UPTD Panti Tresna Werdhanirwana Puri
Samarinda. Jurnal Pengabdian Untuk Kesejahteraan Umat, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai