1. Definisi / Pengertian
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
200&).
2. Ei!e"i#$#gi/Insi!en Kas%s
nsiden Pneumonia neonatal diperkirakan "* pada bayi ukup bulan, "0* pada
bayi kurang bulan, serta kejadian meningkat pada neonates yang dirawat di +C.
+. Pat#fisi#$#gi
$enurut pengelompokannya, patofisiologi dari pneumonia neonatal adalah-
a. Trans$asenta ,K#ngenita$ Pne%"#nia-
1uman5agent masuk melalui plasenta mengikuti sistem peredaran darah
disebut
plate menimbulkan gejala amnionitis menyebabkan bayi aspirasi dan masuk ke paru#
paru.
Predisposisi adalah persalinan premature, ketuban peah sebelum
yang
sering.
. Transnata$ Pne%"#nia
7nsetnya berlangsung lambat, proses infeksi selalu terjadi pada paru#paru dan
antara lain 89":00 gram, dirawat lama, penyakit dasar berat, prosedur
berikut-
nfluen<ae dan
!treptoous Pneumoniae).
b. erdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadinya
. Pada kondisi anak ini dapat akut dan kronik misalnya - Cysti =ibrosis (C=), aspirasi
'danya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia
hebat sehingga membran paru#paru meradang dan berlobang. >ari reaksi inflamasi
akan t imbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. !elanjutnya 3C, ?C
dan airan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme
yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga
menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat
dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas
0. K$asifi*asi
ous, atau aspirasi dari ibu yang terinfeksi, atau terkontaminasi airan atau dari mekanik, atau gangguan iskemik dari permukaan mukosa yang telah
udkan
@) Proses infeksi sering memiliki periode beberapa jam sebelum invasi yang
tanda#tanda klinis.
b. Pne%"#nia asa$air
") Pasa kelahiran pneumonia dalam 2@ jam pertama kehidupan berasal setelah
bayi lahir.
yang sama seperti yang dijelaskan di atas, tetapi infeksi terjadi setelah proses
kelahiran.
6) Aang sering menggunakan antibiotik spektrum luas yang dihadapi dalam banyak
pelayanan obstetri dan bayi baru lahir unit perawatan intensif (+C)
resisten pathogeniity yang tidak biasa. erapi invasif yang diperlukan dalam
oleh bayi sering menyebabkan mikroba masuk ke dalam struktur yang biasanya
. 3e4a$a K$ini*
/ejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat penyakit
n otot aksesori pernapasan, seperti uping hidung dan retraksi di subostal, interkostal, atau situs suprasternal, dapat terjadi.
aluran napas dapat bervariasi seara substansial dalam kualitas dan kuantitas, tetapi yang paling sering sedalam#dalamnya dan
eous untuk penampilan yang lebih bernanah, putih, kuning, hijau, atau
perdarahan warna dan tekstur krim atau hunky tidak jarang terjadi. 4ika aspirasi
e. 3ales, rhonhi, dan batuk adalah semua diamati lebih jarang pada bayi
dengan radang paru#paru daripada individu yang lebih tua. 4ika ada, mereka
kongestif, kondensasi dari gas humidified diberikan selama ventilasi mekanik, atau
diferensial.
g5d8 atau lebih dan konsisten dengan kerusakan pertukaran gas dari disfungsi paru
ventilasi tekanan positif, atau tekanan saluran udara positif terus menerus
h. ayi dengan pneumonia dapat bermanifestasi asimetri suara napas dan dada
obstruksi
!elain gejala klinis di atas, dapat juga munul gambaran klinis 'P/'3 !ore
rendah, segera setelah lahir terjadi distress nafas, perfusi perifir rendah, letargi, tidak
mau minum, tidak mau minum, distensi abdomen, suhu tidak stabil, asisdosis metabolik,
>C.
5. Pe"eri*saan )isi*
;asil pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda#tanda konsolidasi paru berupa
perkusi paru pekak, auskultasi terdapat ronhi nyaring dan suara pernapasan bronhial,
6. Pe"eri*saan Diagn#sti*/Pen%n4ang
a. Pemeriksaan radiology (Chest E#3ay) -
eridentifikasi adanya penyebaran (misal lobus dan bronhial), menunjukkan
penyebab.
:) 'nalisa airan lambung, bila leukosit (F) menunjukkan adanya inflamasi amnion
7. Diagn#sis/Kriteria Diagn#sis
Penegakan diagnosis dibuat dengan pengarahan kepada terapi empiris, menakup
bentuk dan luas penyakit, tingkat berat penyakit dan perkiraan jenis kuman penyebab
yang tepat.
kuman penyebabnya.
") erapi 72 untuk menapai P a72 G0#"00 mm;g atau saturasi &:#&D * berdasarkan
pemeriksaan '/>.
vibrasi.
a. 'namnesa-
") dentitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, nomor 3$, +ama
penanggung
@) 3iwayat penyakit ibu- >$, 'sma, ;epatitis , , ;ipertensi, jantung dan lainnya.
D) 1 bayi saat persalinan- ativity tonus refleB ('3), tangisan, nadi, pernafasan,
kelainan fisik, berat badan, panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, 'P/'3
sore.
b. Pemeriksaan fisik
") reathing
=rekuensi napas epat dan dangkal, gerakan dinding toraks dapat berkurang pada
daerah yang terkena, perkusi normal atau redup, retraksi sternum dan interostal
spae. Pada pemeriksaan auskultasi paru dapat terdengar suara nafas utama
melemah atau mengeras, suara nafas tambahan berupa ronkhi basah halus di
2) lood
>enyut nadi perifer melemah, tekanan darah biasanya normal, batas jantung tidak
mengalami pergeseran, akral dingin, sianosis, kulit puat, iterus, C3 memanjang
(6 det).
6) rain
didapatkan sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Perlu dikaji
@) ladder
Pengukuran volume output dan intake airan, oleh karena itu perawat perlu
memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
:) owel
>ikaji apakah ada distensi pada abdomen, bising usus, bagaimana pola eliminasi
D) one
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak efektif.
1riteria evaluasi-
6) atuk efektif.
3enana intervensi
2) 'uskultasi area paru, atat penurunan atau tak ada aliran udara dan bunyi napas.
3asional- merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas seara mekanik pada
pasien yang tidak mampu melakukan batuk efektif karena adanya penurunan
tingkat kesadaran.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak efektif
3enana intervensi-
") valuasi frekuensi dan kedalaman pernapasan. Catat adanya upaya pernapasan
menegah komplikasi.
2) inggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi tinggi bila tidak
ada kontraindikasi. .
sirkulasi. @) 1aji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium ( '/>
).
komplikasi.
1riteria evaluasi-
6) Pasien tidak
menegah komplikasi.
komplikasi.
d. /angguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan rasio ventilasi dan difusi
parenkim paru ditandai dengan sianosis jaringan perifer, akral dingin, puat, C396
detik.
1riteria hasil-
") !uara nafas bersih, whee<ing tidak ada, ronkhi tidak ada.
@) 'kral hangat.
3asional- sianosis, kulit puat, akral dingin adalah salah satu tanda hipoksia
+. E;a$%asi
!esuai dengan kriteria hasil yaitu bersihan jalan nafas efektif, pola nafas efektif,
tidak terjadi kerusakan pertukaran gas, perfusi jaringan adekuat, tidak terjadi hipertermi.
PATHWAY
masuk ke
masuk mll plasenta mll sal nafas menyebar ke paru Chorioni Plate
seara hematogen masuk 'spirasi
ke paru#paru
3C,?C, airan
Hierter"i
keluar masuk alveoli
!ianosis
t!* efe*tif
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPER9ILIRU9INEMIA PADA NEONATUS
kterus merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada ayi aru
8ahir (8). $enurut beberapa penulis kejadian ikterus pada 8 berkisar :0 * pada
bayi
KONSEP DASAR
A. Definisi
1. I*ter%s )isi#$#gis
kterus pada neonatus tidak selamanya patologis. kterus fisiologis adalah
nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan 1ern kterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang
mg* pada ukup bulan, dan ": mg * pada bayi kurang bulan. telly menetapkan
ubtalamus,
;ipokampus,
+ukleus merah , dan +ukleus pada dasar entrikulus .
9. Eti#$#gi
". Peningkatan produksi -
J ;emolisis, misal pada nkompatibilitas yang terjadi bila terdapat
dan '7.
J Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
J katan ilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolik
misalnya
!ulfadiasine.
6. /angguan fungsi ;ati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme
atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti
infeksi ,
oksoplasmosis, !iphilis.
@. /angguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra ;epatik.
:. Peningkatan sirkulasi nterohepatik misalnya pada leus 7bstruktif
larut dalam lemak menjadi ilirubin yang mudah larut dalam air) di dalam hati. =rekuensi
dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan hati, serta
jumlah tempat ikatan 'lbumin ('lbumin binding site). Pada bayi yang normal dan
sehat serta ukup bulan, hatinya sudah matang dan menghasilkan n<im
/lukoronil
ransferase yang memadai sehingga serum ilirubin tidak menapai tingkat patologis.
D. Pat#fisi#$#gi Hier(i$ir%(ine"ia
Peningkatan kadar ilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. 1ejadian
yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban ilirubin pada sel
;epar yang berlebihan. ;al ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghanuran
menimbulkan peningkatan kadar ilirubin tubuh. ;al ini dapat terjadi apabila kadar
protein A dan K berkurang, atau pada bayi ;ipoksia, 'sidosis. 1eadaan lain
oksisitas terutama ditemukan pada ilirubin ndirek yang bersifat sukar larut dalam
air tapi mudah larut dalam lemak. !ifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada
sel otak apabila ilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. 1elainan yang terjadi
pada otak disebut 1ernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada saraf
pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar ilirubin ndirek lebih dari 20 mg5dl.
$udah tidaknya kadar ilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya
tergantung pada keadaan neonatus. ilirubin ndirek akan mudah melalui sawar darah
"&&").
E. Penata$a*sanaan Me!is
erdasarkan pada penyebabnya, maka manejemen bayi dengan
)#t#terai
=ototherapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan
pada ahaya dengan intensitas yang tinggi ( a bound of fluorenent light bulbs
iliar ilirubin tak terkonjugasi. ;al ini terjadi jika ahaya yang diabsorsi jaringan
mekanisme difusi. >i dalam darah =otobilirubin berikatan dengan 'lbumin dan
dalam >eodenum untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh ;ati
melalui urine.
=ototherapi mempunyai peranan dalam penegahan peningkatan
kadar
ilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab 1ekuningan dan ;emolisis dapat
menyebabkan 'nemia.
!eara umum =ototherapi harus diberikan pada kadar ilirubin ndirek @ #:
mg 5 dl. +eonatus yang sakit dengan berat badan kurang dari "000 gram harus di
Tranf%si Pengganti
ransfusi Pengganti atau mediat diindikasikan adanya faktor#faktor -
". iter anti 3h lebih dari " - "D pada ibu.
2. Penyakit ;emolisis berat pada bayi baru lahir.
6. Penyakit ;emolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 2@ jam
pertama.
@. es Coombs Positif
:. 1adar ilirubin >irek lebih besar 6,: mg 5 dl pada minggu pertama.
D. !erum ilirubin ndirek lebih dari 20 mg 5 dl pada @G jam pertama.
H. ;emoglobin kurang dari "2 gr 5 dl.
G. ayi dengan ;idrops saat lahir.
&. ayi pada resiko terjadi 1ern kterus.
dengan ilirubin
segera (kurang dari 2 hari), 3h negatif whole blood. >arah yang dipilih tidak
mengandung antigen ' dan antigen yang pendek. setiap @ # G jam kadar ilirubin
harus diek.
Terai O(at
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan en<im yang
baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa minggu
nterohepatika.
kadang akteri)
J 1adang#kadang oleh >efisiensi n<im /DP>.
perlu.
2. kterus yang timbul 2@ # H2 jam sesudah lahir.
J iasanya kterus fisiologis.
J $asih ada kemungkinan inkompatibilitas darah '7 atau
3h, atau golongan lain. ;al ini diduga kalau kenaikan kadar
ilirubin
mungkin.
J Polisetimia.
J ;emolisis perdarahan tertutup ( pendarahan
subaponeurosis,
dilakukan-
J Pemeriksaan darah tepi.
J Pemeriksaan darah ilirubin berkala.
J Pemeriksaan skrining n<im /DP>.
J Pemeriksaan lain bila perlu.
6. kterus yang timbul sesudah H2 jam pertama sampai akhir minggu
pertama.
J !epsis.
J >ehidrasi dan 'sidosis.
J >efisiensi n<im /DP>.
J Pengaruh obat#obat.
J !indroma Criggler#+ajjar, !indroma /ilbert.
@. kterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya-
J 1arena ikterus obstruktif.
J ;ipotiroidisme
J reast milk 4aundie. J
nfeksi.
J ;epatitis
+eonatal. J
/alaktosemia.
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan-
J
P
e
m
e
r
i
k
s
a
a
n
i
l
i
r
u
b
i
n
b
e
r
k
a
l
a
.
J
Peme
riksaa
n
darah
tepi.
J !krining n<im /DP>.
J iakan darah, biopsi ;epar bila ada indikasi.
DA)TAR PUSTAKA
2H $ei 20"0.
'nonymous. 200G, Pneumonia. 7nline, 'vailble, www.mediinenet.om, diakses tanggal
2H $ei 20"0.
$ei
20"0.