c. Faktor predisposisi
Pasien dengan resiko bunuh diri mungkin memiliki riwayat keluarga
yang mengalami gangguan jiwa di masa lalu dengan pengobatan yang kurang
berhasil, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, dan lain
sebagainya.
d. Fisik
Kaji TTV pasien, TB, keluhan fisik yang mungkin terjadi seperti tidak
nafsu makan, merasa lemas.
e. Psikososial
Gambarkan genogram keluarga pasien, kaji konsep diri pasien yang
terdiri dari citra diri, identitas, peran, idela diri dan harga diri, ubungan sosial
dengan orang terdekat/ masyarakat serta kehidupan spiritual. Pada pasien
dengan resiko bunuh diri dengan penyebabnya harga diri rendah, pasien akan
memperlihatkan konsep diri yang buruk misal perasaan malu terhadap diri
sendiri, rasa bersalah terhdap diri sendiri, merendahkan martabat dengan
menyatakan saya tidak bisa/ saya tidak mampu/ saya orang bodoh/ tidak tahu
apa –apa, menarik diri, percaya diri kuranf, dan mencederai diri akibat harga
diri yang rendah disertai harapan suram dan akhirnya klien ingin mengakhiri
kehidupannya.
f. Status mental
Perlu dikaji penampilan psien, gaya bicara, aktivitas motorik, alam
perasaa, afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran diri. Pada paie dengan resiko bunuh diri mungkin akan
tampak penampilam tidak rapi, gaya bicara lambat, aktivitas motorik lesu,
alam perasaan sedih dan putus asa, interkasi selama wawancara kurangdan
lebih banyak membisu.
g. Kebutuhan pesiapan pulang
Perlu dikaji kesiapan pasien pulang mecakup kebutuhan ADL,
istirahat tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas dalam
rumah dan luar rumah.
h. Mekanisme koping
Pada pasien dengan resiko bunuh diri biasanya memiliki koping
maladaptif yakni dengan berusaha mencederai diri atau orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Kaji masalah pasien terhadap pelayanan kesehatan yang didapat,
dukungan kelompok lingkunan, pendidikan, oerumahan, dan ekonomi.
Mungkin pada pasuen resiko bunuh diri akan tampalk masalah dengan
dukugan kelompok serta lingkungan dimana pasien tidak percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain karena selalu mnganggap dirinya tidak bisa,
tidak mampu dan lain sebagainya.
j. Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa/ faktor presipitasi/ koping
penyakit fisik/ obat-obatan.
k. Aspek medik
Berisi diagnosa medik serta terapi medik yang didapatkan oleh pasien.
Masalah keperwatan yang muncul pada pasien dengan resiko bunuh diri
adalah :
1. Resiko bunuh diri
DO : Menyatakan ingin bunuh diri/ mati saja, tak ada gunanya hidup.
DS : Ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.
2. Resiko mencederai diri sendiri, oramg lain dan lingkungan
DS : Mengatakan ingin membakar rumah, mencederai orang lain atau dirinya
sendiri, memberi kata – kata ancaman
DO : Tampak menyerang orang lain/ menyentuh orang lain dengan cara
menakutkan, memecahkan perabot dan lain sebagainya, memperlihatkan
permusuhan
3. Harga diri
DS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan dan
rak berguna, malu.
DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah tidak dapat mengontrol impuls.
Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
5. Implementasi Keperawatan
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi.
6. Evaluasi Keperawatan
Menurut Yusuf, Fitryasari & Nihayati, 2015 adapan evalusia keperawatan antara lain :
1) Untuk pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri,
keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan keadaan pasien yang tetap aman
dan selamat.
2) Untuk keluarga pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh
diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga
berperan serta dalam melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba
bunuh diri.
3) Untuk pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan
ditandai dengan hal berikut.
- Pasien mampu mengungkapkan perasaanya.
- Pasien mampu meningkatkan harga dirinya.
- Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
4) Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan
keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan
risiko bunuh diri, sehingga keluarga mampu melakukan hal berikut.
- Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri.
- Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota keluarga
yang berisiko bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis. (2014). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Atrlangga University Press : Surabaya.
Keliat, Budi Anna. (2012). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Stuart, GW. (2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.