Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMBUH KEMBANG ANAK

I. Konsep DasarTumbuh Kembang Anak


A. Pengertian/ Definisi
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan
perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan
tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran
(Whalex dan Wone, 2000)
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua
peristiwa yang
1. Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm julmla
besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tibuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dengan
lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang merupakan proses yang
unik dan hasil akhir berbeda- beda yang member cirri tersendiri pada setiap
anak.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang
dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman,
pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang-orang yang
mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh
dan berkembang.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


1. Factor keturunan (herediter). Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbang anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas
dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh
kelainan kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga
disebabkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
 Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda dengan
perempuan
 Ras : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku
bangsa memiliki karakteristik.
2. Faktor lingkungan
a) Lingkungan internal
 Intelegensi. Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih
baik dibandingkan jika intelegensi rendah.
 Hormon. Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik
untuk pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak,
hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis,
memproduksi testosterone dan ovarium, memproduksi estrogen yang
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
 Emosi. Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman
sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social,
intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan
mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
b) Lingkungan eksternal
 Kebudayaan. Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana
anak mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup
sehat.
 Status social ekonomi. Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang social ekonomi yang rendah serta banyak
punya keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan primernya.
 Nutrisi. Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi
adekuat yang didapat dari makanan bergizi.
 Iklim/cuaca. Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan
anak.
 Olahraga/latihan fisik. Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan psikososial anak.
 Posisi anak dalam keluarga. Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung,
anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah
diasuh dan dididik dalam keluarga.
3. Faktor pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, anoksia embrio

C. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang
yang berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan
lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan
perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.

D. Periode Perkembangan
Menurut Donna, L Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan ). Terjadi
pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembetukan organ
dan system organ anak, selain itu hubungan antara kondisi itu memberi
dampak pada pertumbuhannya.
a) masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8
minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu
organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu
sistem oragan dalam tubuh.
b) Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini
terdiri dari 2 periode yaitu :
1) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan
intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad
manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai
berfungsi.
2) Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan
adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi
transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi
asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega
6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.
2. Periode bayi. Periode ini terdiri dari neonates (0-28 hari) dan bayi (28-12
hari). Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama
pada aspek kognitif, motorik dan social.
3. Periode kanak-kanak awal. Terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut
toddler dan prasekolah (3-6 tahun). Toddler menunjukkan perkembangan
motorik yang lebih lanjut pada usia prasekolah. Perkembangan fisik lebih
lambat dan menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan. Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun
dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan
dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir. Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk
usia remaja pada usia 11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada
periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan perkembangannya
organ reproduksi.
E. Tumbuh Kembang Neonatus
1) Penampilan Fisis. Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir
sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa;
ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil,
dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen
lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak
laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup
bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95%
diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari
organisme.
a) Pertumbuhan janin intrauterin. Pertumbuhan pada masa janin
merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang
dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat
menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio
yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi
berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai
bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu
organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
b) Pertumbuhan setelah lahir
- Berat badan. Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu
lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali
berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali
berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat
badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan
berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan
mulai berakhir dan dimulai “ pre adolescent growth spurt” ( pacu
tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat nadan
adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “
adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan
dengan anak laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak
perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun,
sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi
pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak
laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi,
sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20
tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan,
kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
1. 700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
2. 500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
3. 350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
4. 250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992
untuk memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
- Lahir : 3,25 kg
- 3-12 bulan : umur(bulan) + 9
- 1-6 tahun : umur(bulan) x 2 + 8
- 6-12 tahun : umur(bulan) x 7 – 5
Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30
November 2004 dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka
hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !
2004 – 11 – 30 ( Lahir )
2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia
adalah : Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
- Tinggi badan. Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50
cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan,
sebagai berikut :
- 1 tahun 1,5 x TB lahir
- 4 tahun 2 x TB lahir
- 6 tahun 1,5 x TB setahun
- 13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
- Lahir : 50 cm
- Umur 1 tahun : 75 cm
- 2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik
berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa
semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah
sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
- TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5
cm
- TB anak laki-laki = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah ± 8,5
cm
Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri
datang ke poliklinik Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang
anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data sebagai berikut
TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah
TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
( 165 cm – 13 cm ) + 160 cm ± 8,5 cm
312 cm / 2 ± 8,5 cm
156 cm ± 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak
maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak
dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
- pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan
memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama
panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak
sangat pendek.
- Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat,
ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut
membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai
titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
- Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara
proporsional kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah
setinggi simfisis pubis.
F. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi
yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat
perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Screening Tests
(DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu:
a) Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
b) Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
c) Langauge ( bahasa )
d) Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek
perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan
Balita ) yaitu perkembangan :
a) Tingkah laku sosial
b) Menolong diri sendiri
c) Intelektual
d) Gerakan motorik halus
e) Komunikasi pasif
f) Komunikasi aktif
g) Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus
dicapai anak pada umur tertentu, misalnya :
1. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu
kemudian
2. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara
3. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
4. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
5. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan dengan
jari telunjuk dan ibu jari
6. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal

G. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan


Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini
dapat merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan
langkah dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang
mempunyai keunikan secara individu. Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara
lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan psikososial
anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. Directional trends. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur,
berhubungan dengan petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan
fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
 Cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan
menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
 Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak yang
paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari
pusat misalnya : bahu dulu baru jari-jari
 Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih
sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex) misalnya: mengangkat
nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. Sequential trends. Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka
sequence dari tumbuh kembang tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini
berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap
tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misal : tengkurap –
merangkak – berdiri – berjalan.
3. Masa sensitif. Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh
kembang dimana anak berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada,
kejadian yang spesifik. Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
 Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka
hal ini tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.
 Masa sensitif mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme.
Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka
kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
 Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan
mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan
otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak
tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal.
Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk
setiap anak. Misalnya:
- Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya
- Ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian
subsistemnya dan sebaliknya
H. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
 Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
1. Fase oral (0 – 1 tahun). Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam
mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan
bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda –
benda sekitarnya.
2. Fase anal (2 – 3 tahun). Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat
kenikmatanya pada anus saat BAB, waktu yang tepat untuk
mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun). Tertarik pada perbedaan
antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi
persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks
4. fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas ). Masa tenang tetapi anak
mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut
juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari teman sesuai
jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis
kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia. Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan
mulai menjalin hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.
 Piaget (Perkembangan Kognitif)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan
mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks
menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana
menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang dimiliki anak.
a. Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun). Prilaku anak banyak melibatkan
motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis (berfikir).
Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal
kemampuan berfikir.
b. Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)
- Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam
hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua
yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu
peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau
karena ciri – ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya
roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu
mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia
mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi kemudia
mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan
besar – kecilnya dst.
- Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun). Pola fikir berdasar intuitif, penalaran
masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari objek dan semata
–mata didasarkan atas penampakan objek
- Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun). Konversi menunjukan anak
mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya,
bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi
menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai
macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
- Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun). Anak dapat
melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek
yang ia fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan
dari berbagai sudut yang berbeda.
 Erikson (Perkembangan Psikososial)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting
adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang
baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya.
Perkembangan psikososial :
1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun). Kebutuhan rasa aman dan
ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan mistrust, bila
anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan
kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun). Organ tubuh lebih matang
dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan keterampilan
motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta
dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya,
sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu –
ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
3. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun). Bila tahap sebelumnya anak
mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk
melalukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang
dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah
dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
4. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun). Logika anak sudah mulai tumbuh
dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi orang lain
semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan
rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka
akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah
diri.
5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun). Anak mulai dihadapkan pada
harapan – harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat untuk
mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya,
anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil
melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal ). Individu sudah mulai mencari
pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain,
perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah). Adanya tuntutan untuk
membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu
mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi
mendatang tetapi bila tahap – tahap silam, ia memperoleh banyak
pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.
8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut). Memasuki masa ini, individu
akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakan
dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya
belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
 Kohlberg (Perkembangan Moral)
1. Pra-konvensional. Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh
wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku anak. Penilaian
terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh
prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri
dengan harapan – harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu
senyum, pujian atau benda.
2. Konvensional. Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan
lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak
manis
3. Purna konvensional. Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk
secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai peranan penting.
Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan
atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
 Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa
kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi
heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat
dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional
sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang
diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya
perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.
Menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan
intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat
mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang
ia tangkap sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini
sebentar lagi ia akan diberi makan, ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan,
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan
intelektual tidak dapat berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli
sensoris dan motoris diperlukan sebelum untuk memberikan “pengetahuan”.
Pengetahuan ini didapat dari pengalaman bergerak, meraba, suara, penglihatan
dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan
terjadi apabila anak tidak dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan
benda nyata. Lebih lanjut Pulaski menjelaskan teorinya dengan membagi
tahapan perkembangan intelektual menjadi :
a) Tahap I : Sensorimotorik (lahir – 2 tahun). Pada tahap ini anak
menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda
untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan
berupa pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut.
Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini diperlukan unutk
mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin.
Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk
berkomunikasi dengan lingkungannya.
b) Tahap II : Pre Operasional ( 2 – 7 tahun). Perubahan fungsi kognitif
pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre operasional. Pada
pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu
menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan
terjadi segera. Tingkah laku anak berubah menjadi egosentrik.
c) Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun). Pada tahap ini anak
telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan fakta-fakta
serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat
berpikir secara abstarak, dan mengatasi persoalan secara nyata dan
sistematis. Contoh : anak dapat menghitung walaupun susunan benda
diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
d) Tahap IV : Format Operation (11 – dewasa). Masa dimana anak
mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau
mungkin terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan
untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan. Selain
tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu, perkembangan
intelektual juga dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan
kata-kata. Interaksi orang tua, anak dan dengan lingkungannya akan
menentukan perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain apabila
interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat
sedangkan apabila interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk
mulai bicara.
 Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap
yang dicerminkan dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai
kepribadian yang sehat apabila ia mampu untuk memberi kasih sayang,
mencapai sesuatu yang ia inginkan dan menjadi interdependent pada
fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam kehidupan. Sejak ia lahir,
masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan
sebelum ia melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.
 Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau
mengemukakan bahwa : Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu:
1. Id : nangis, minta minum,makan, dll.
2. Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
3. Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan
dipandang sebagai aktifitas yang menyenangkan. Insting seksual memainkan
peranan penting dalam perkemabngan kepribadian. Menurut Freud
perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fasenya
mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.
I. Kebutuhan Dasar Anak
 Kebutuhan Fisik – Biomedis (‘Asuh”)
1. Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
2. Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
BB, pengobatan kalau sakit
3. Papan/pemukiman yang layak
4. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
5. Sandang
6. Kesegaran jasmani
 Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (“Asih”). Kekurangan kasih sayang ibu pada
tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative terhadap
tumbuh kembang syndrome deprivasi maternal
 Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (“Asah”)
1. Stimulasi mental mengembangkan perkembangan mental psikososial
2. Kecerdasan
3. Keterampilan
4. Kemandirian
5. Kreativitas
6. Agama
7. Keprobadian
8. Moral etika
9. Produktivitas

J. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi dini dari tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga
mempunyai “waktu“ dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat,
terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpanganterlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembangyang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk
mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya
dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan adalah
sebagai berikut :
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan
Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan
Umur Penyimpangan Penyimpangan Mental Emosional
Anak Pertumbuhan Perkembangan
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
0 bulan  
3 bulan    
6 bulan    
9 bulan    
12 bulan    
15 bulan  
18 bulan     
21 bulan   
24 bulan     
30 bulan    
36 bulan       
42 bulan     
48 bulan      
54 bulan     
60 bulan      
66 bulan     
72 bulan      
Keterangan :
BB/TB : berat badan terhadap tinggi badan TDL :tes daya lihat
LK : lingkar kepala KMME : kuesioner masalah mental emosional
KPPS : kuesioner pra skrining perkembangan CHAT : checklist for autism in toddlers
TDD : tes daya dengar Tanda * : deteksi dilakukan atas indikasi
GPPH : gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
II. Konsep Dasar Keperawatan
Asuhan Keperawatan Bayi Sehat

Misalkan ada kasus:


A. PENGKAJIAN DATA
Kesiapan Pemeriksa:
1. Pemeriksa telah memperkenalkan diri dan melakukan BHSP (bina hubungan
saling percaya) dengan ibu klien.
2. Pemeriksa telah mempersiapkan alat pemeriksaan
3. Pemeriksa telah menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
pemeriksaan Denver II.
Alat yang Digunakan:
1. Alat peraga : Bell & Alat tulis
2. Lembar pemeriksaan denver II
3. Buku petunjuk sebagai pedoman yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya
Kesiapan Klien:
Saat pemeriksaan, klien dalam kondisi yang sehat, tidak rewel, tidak
mengantuk, dan tidak lapar.
Data Subyektif:
1. Identitas Klien
Anak : nama,umur, jenis kelamin,anak keberapa
Ibu: nama, umur, agama, pendidikan , pekerjaan, alamat
2. Keluhan Utama: Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan apa-apa dan ibu
mengatakan ingin mengetahui pertumbuhan anaknya saat ini
3. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ibu mengatakan anaknya tidak dalam keadaan
sakit apapun.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu: Ibu mengatakan anaknya tidak pernah
menderita penyakit menurun, menular, dan menahun seperti: DM, TBC,
Jantung, Asma, dll.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga: Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada
riwayat penyakit menurun, menular, dan menahun seperti: DM, TBC,
Jantung, Asma, dan lain-lain.
6. Imunisasi yang didapat: Tercatat anak pernah mendapatkan imunisasi HB,
BCG, DAPAT Combo 3x, Polio 4x.
7. Riwayat Antenatal:
- Trimester I: 2x, keluhan: mual dengan pengobatan: B6, afloat.
- Trimester II: 2x, keluhan: tidak ada keluhan dengan pengobatan: Vit C, Fe
- Trimester III : 3x, keluhan: tidak ada klh, Tx: Vit C, Fe
8. Riwayat Natal: Umur kehamilan 9 bulan, jenis persalinan normal (spontan),
penolong bidan, keadaan bayi baik, bayi menangis, gerakan aktif, BB 3100gr,
PB 49cm.
9. Riwayat Gizi: Pemberian ASI dari bayi lahir sampai usia 9 bulan.
10. Riwayat Psikososial: Yang mengasuh orang tua, hubungan dengan keluarga
baik.
11. Riwayat tumbuh kembang:
- Duduk: ± pada usia 8 bulan.
- Merangkak: ± pada usia 8 bulan.
- Makan biskuit sendiri: ± usia 8 bulan.
- Berdiri dengan berpegangan: ± 9 bulan.
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola nutrisi: Makan 3x sehari bubur nasi tim (nasi, sayur, lauk), dan
minum ASI dan air putih. b) Pola Eliminasi: pola buang air besar 1x
sehari, bentuk feces lunak, bau khas, pola buang air besar: 5-6x sehari
dengan warna jernih.
13. Pola Istirahat Tidur: Siang ± 2jam malam ± 10 jam
14. Pola Aktivitas: Bermain bersama orang tuanya
15. Perilaku Kesehatan:
- Mandi 2x sehari.
- Ganti baju 2 - 3x sehari.
- Keramas 3x seminggu
- Data Objektif
16. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: baik, Kesadaran, Suhu, Nadi, Respirasi, BB.
17. Pemeriksaan usia anak . Pada saat pemeriksaan dalam kondisi yang sehat,
tetapi datang ke posyandu untuk timbang badan anak. Anak dilahirkan dengan
usia kandungan aterm yaitu 34 minggu.
18. Pemeriksaan Fisik
- Kepala: Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada
ketombe.
- Muka: Simetris, tidak pucat.
- Mata: Simetris, palpebra tidak ada benjolan, conjungtiva tidak pucat,
sclera tidak icterus.
- Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, kebersihan cukup.
- Mulut dan gigi: Tidak ada hipersalivasi, tidak ada epulis, tidak ada
stomatitis, bibir lembab simetris, lidah bersih.Telinga: Simetris, tidak
ada serumen, kebersihan cukup
- Leher: Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
- Axila: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kebersihan cukup.
- Dada: Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak batuk, tidak sesak,
tidak ada suara ronchi, tidak ada suara wheezing.
- Perut: Tidak tidak ada benjolan ada pembesaran, tidak ada luka bekas
operasi.
- Kulit: Turgor baik, tidak ada oedema, tidak ada kelainan.
- Punggung: Posisi tulang belakang normal.
- Genetalia: Testis sudah turun dalam serotum, tidak ada benjolan, tidak
ada kelainan.
- Ekstremitas atas: simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan.
- Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan.
19. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
- Personal sosial: Dada dengan tangan, tepuk tangan.
- Motorik halus: Menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2 kubus,
memegang icik-icik.
- Motorik kasar: Duduk, merangkak, berdiri berpegangan.
- Bahasa: Mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara.
- Pemeriksaan Psikologis: Anak sudah terbiasa dengan lingkungan luar,
bila didekati. orang lain, anak akan tersenyum dan tidak menangis.

B. Analisa
Tanggal:
Jam:
Data Subjektif Data Objektif
Ibu mengatakan anaknya tidak ada 1. Keadaan umum: keadaan umum baik,
keluhan apa-apa dan ibu mengatakan berat badan 9200 gram, Kesadaran
ingin mengetahui pertumbuhan dan Composmentis, Suhu 36,7°C, Nadi 102
perkembangan saat ini. X/m, Respirasi 40 X/m
2. Tahap Tumbuh kembang: Duduk : ±
8 bln, merangkak : ± 8 bln, makan
biskuit sendiri : ± 8 bln, berdiri dengan
berpegangan : ± 9 bln.
3. Tingkat Perkembangan: Personal
sosial: Dada dengan tangan, tepuk
tangan , Motorik halus: Menaruh kubus
dalam cangkir, membentuk 2 kubus,
memegang icik-icik, Motorik kasar:
Duduk, merangkak, berdiri berpegangan
, Bahasa: Mengoceh, menirukan kata-
kata, menoleh kearah suara

C. Diagnosa Masalah Potensial Tidak Ada


Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal.
D. Intervensi Keperawatan
Tanggal:
Jam:
Diagnosa Keperawatan: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Beritahu hasil pemeriksaan anak
selama ± 15 menit ibu dapat memahami kepada ibunya.
tumbuh kembang anak. 2. Observasi tumbuh kembang anak.
Kriteria hasil: KU baik, Kesadaran 3. Anjurkan ibu agar tetap memberikan
composmentis, berat badan 7,2 - 11 kg, stimulasi kepada anak untuk tumbuh
panjang badan 68,0 - 76,0 cm. kembang anaknya
4. Ibu menjadi tahu keadaan anaknya
dan tidak perlu kuatir.
5. Untuk mengetahui tumbuh kembang
anaknya sesuai dengan umurnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan
anak normal sesuai dengan usianya
E. Implementasi
Tanggal:
Jam:
Diagnosa Implementasi
Memberitahu hasil pemeriksaan anak
pada ibunya bahwa tumbuh kembang
anaknya sesuai dengan usianya.
Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh Mengobservasi tumbuh kembang anak,
kembang normal. meliputi: - Motorik halus - Personal
sosial. - Motorik kasar - Bahasa.

Menganjurkan ibu agar tetap


memberikan stimulasi kepada anak
untuk tumbuh kembang anaknya, sering
mengajak bicara anak, memberikan
mainan, memberikan kue/biscuit supaya
bisa makan sendiri.

F. Evaluasi
Tanggal:
Jam:
Diagnosa Evaluasi
S :Ibu mengatakan sudah mengerti
tentang penjelasan nakes

Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh O:


kembang normal  KU bayi : baik. Kesadaran :
composmentis, Suhu : 36,7°C,
Nadi : 102 X/m, Respirasi : 40
X/m, BB : 9200 gram.
 Personal sosial : Dada dengan
tangan, tepuk tangan.
 Motorik halus : Menaruh kubus
dalam cangkir, membentuk 2
kubus, memegang icik-icik.
 Motorik kasar : Duduk,
merangkak, berdiri berpegangan
 Bahasa : Mengoceh, menirukan
kata-kata, menoleh kearah suara

A :Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh


kembang norma
P:
Lanjutkan intervensi:
 Anjurkan ibu untuk tetap
memberikan stimulasi kepada
anaknya, antara lain: sering
mengajak bicara anak,
memberikan mainan,
memberikan kue/biscuit supaya
bisa makan sendiri.
 Observasi tumbuh kembang
anak

G. Kesimpulan
 Penilaian tes denver II dilakukan melalui tes tugas perkembangan di 4 sektor
yaitu:
 Personal sosial: Mampu melakukan dadah atau melabaikan dengan tangan,
tepuk tangan.
 Motorik halus: Mampu menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2 kubus,
memegang icik-icik.
 Motorik kasar: Mampu duduk, merangkak, berdiri berpegangan.
 Bahasa: Mampu mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara
Menurut pedoman DDST, dari hasil pemeriksaan diatas diklasifikasi kategori normal.
H. Rencana Tindak Lanjut
Pemeriksaan dengan denver II pada An. R didapatkan hasil bahwa An. R masuk
dalam kategori normal. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan stimulasi kepada
anaknya, antara lain: sering mengajak bicara anak, memberikan mainan, memberikan
kue/biscuit supaya bisa makan sendiri. Dan Lakukan observasi tumbuh kembang
anak secara rutin ke Posyandu
DAFTAR PUSTAKA

AT.Budiasih.2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Diakses pada tanggal 30


September 2019 pukul 16.30 WITA pada
http://eprints.ums.ac.id/25876/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Departemen Kesehatan RI.2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Departement Kesehatan RI.

D.Puspitasari. 2015. Periode Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Diakses pada
tanggal 30 September 2019 pukul 16.50 WITA
http://eprints.umpo.ac.id/1326/2/BAB%20I.pdf

S.Sarayati. 2016. Asuhan Mengenai Tumbuh Kembang Anak. . Jakarta: EGC. Diakses
pada tanggal 30 September 2019 pukul 16.40 WITA
padahttp://repository.ump.ac.id/3869/4/Unik%20Riyanti%20BAB%20I
I.pdf

Anda mungkin juga menyukai