SANTOSO
190201062
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Tugas Akhir ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan
di hadapan Penguji, Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Menyetujui Pembimbing
NIDN : 1002078001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal KTI dengan judul “Asuhan
Proposal KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi Keperawatan pada Fakultas MIPA dan
Dalam penyusunan Proposal KTI ini, saya banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan KTI ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
3. Ibu Ns. Yeni Yarnita, S.Kep, M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan Fakultas
4. Para dewan penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan
ii
7. Orangtua serta keluarga yang terus memberikan doa dan dorongan serta
menyelesaikan proposal KTI ini menjadi lebih sempurna, apabila masih terdapat
kekurangan maka dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan Proposal KTI ini. Semoga
Proposal KTI ini bermanfaat untuk perkembangan keilmuan dimasa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi................................................................................................................ 5
B. Klasifikasi ........................................................................................................... 5
C. Anatomi Fisiologi................................................................................................ 6
D. Etiologi................................................................................................................ 16
E. Tanda dan Gejala................................................................................................ 16
F. Patofisiologi........................................................................................................ 17
G. Penatalaksanaan................................................................................................. 21
H. Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................... 22
I. Manajemen Terapi............................................................................................. 23
J. Proses Keperawatan........................................................................................... 24
1. Pengkajian.................................................................................................... 25
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 27
3. Intervensi Keperawatan............................................................................... 29
4. Implementasi............................................................................................... 34
5. Evaluasi Keperawatan.................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke atau serangan otak (brain attack) adalah defisit neurologis mendadak
susunan saraf pusat yang di sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau hemorargik.
Stroke juga sebagai penyebab utama kecacatan fisik atau mental pada usia lanjut
sebagai masalah serius di dunia. Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok
dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang
penyakit-penyakit di derita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas,
karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan
stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah
usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama
berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh
berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana
sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006), dan pada
tahun 2012, menurut WHO, kematian akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia
v
disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian
stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Menurut Junaidi
bertambahnya masyarakat yang mengkonsumsi alkohol dan rokok, hal tersebut juga
akibat stroke pada tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 55,3%
perempuan 47,0%, pada tahun 2011 berdasarkan umur 80+ laki-laki 15,8%
perempuan 14,0%.
juta jiwa, dan 9 juta diantaranya menderita kecacatan berat, yang lebih
mengalami kematian. Tingginya angka kejadian stroke bukan hanya dinegara maju
saja, tetapi juga menyerang negara berkembang seperti Indonesia karena perubahan
tingkah laku dan pola hidup masyarakat.Berbagai fakta data di Rumah Sakit Umum
(RSUD) Raden Matther Jambi menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih
tahun diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke. Sekitar 28.5% Klien
dengan penyakit stroke di Indonesia meninggal dunia dan diperkirakan tahun 2020
penyakit jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian didunia (Yayasan
Stroke Indonesia, 2010). Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan
Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah
vi
Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah
yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6
per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk).
Indonesia. Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun, Setiap tahun 7
Dampak dari stroke adalah infeksi thorax, pneumonia, infeksi saluran kemih,
konstipasi, depresi, kejang, stroke berulang, gagal jantung kongestif dan dekubitus.
integritas kulit. Penekanan pada daerah yang bersentuhan dengan permukaan tempat
tidur akan menyebabkan dekubitus. Dekubitus adalah salah satu bahaya terbesar jika
akibat dari seseorang yang terlalu lama ditempat tidur tanpa dibantu melakukan
kulit, bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah
dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol dimana kulit tersebut
mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda
keras lainnya dalam jangka panjang (Utoyo, 2014). Kerusakan integritas kulit bukan
merupakan masalah yang terjadi pada sebagian orang sehat, tetapi merupakan
ancaman bagi pasien dengan keterbatasan mobilitas, penyakit kronis, trauma, dan
pasien yang sedang mengalami prosedur invansif (Berman, et al., 2009). Kerusakan
integritas kulit terjadi akibat tekanan yang lama, iritasi kulit, atau imobilisasi,
sehingga menyebabkan luka tekan (Potter & Perry, 2010). Pananganan merupakan
hal yang terpenting pada pasien yang mengalami kerusakan integritas kulit dengan
cara memiringkan badan secara teratur, menjaga kulit tetap bersih agar tidak terjadi
vii
tindakan yaitu merubah posisi dengan tirah baring, melindungi bagian tubuh yang
tulangnya menonjol dengan bahan yang lembut, menjaga kebersihan dan kekeringan
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
hemorrhagic.
2. Tujuan Khusus
hemorrhagic.
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan stroke
hemorrhagic.
hemorrhagic.
hemorrhagic.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien
C. BATASAN MASALAH
viii
Dalam menyusun proposal tugas akhir ini, penulis hanya membahas dan
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000). Menurut Price & Wilson (2006)
pengertian dari stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan
sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah
oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan
B. KLASIFIKASI STROKE
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang
ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau
x
(kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke
2. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan
C. ANATOMI FISIOLOGI
sebagai berikut:
Sistem Saraf Pusat adalah Otak, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
xi
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum
merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan
intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
1) Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak
suara.
pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau
sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil
merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal
terlalu dekat dengan anda. Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan
sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya.
xiii
Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung,
batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti
kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga
memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa
oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat
diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus
kejujuran.
e. Medulla Spinalis
xiv
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang
yang mengeliling medulla spinalis itu disebutkan dari luar ke dalam secara
3) Dura mater
4) Arachnoidea
di antara kedua lapisan ini dalam keadaan normal tidak dijumpai suatu
xv
permukaan sebelah dalam aracnoidea. Ligamentum denticulatum juga
yang berdekatan.
pada saat lahir ujung tersebut sudah terletak setinggi tepi caudal corpus
vertebrae lumbalis II. Pada usia dewasa, ujung caudal medulla spinalis
II. Posisi ujung caudal medulla spinalis ini dapat menunjukkan variasi
tingkat yang lebih caudal, radices nervi lumbales bagian caudal dan
yang terdiri atas radices nervi lumbalis bagian caudal dan radices
spinalis.
setinggi segmen sacral II atau III columna vertebralis jadi pada orang
xvii
karena ia terapung-apung secara agak bebas didalam eliquor
sfesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Otak dan
tulang belakang). Saraf-saraf tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer
xviii
seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somatic
merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung saraf
dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum
otak dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat
(kecuali untuk sistem visual karena retina mata adalah bagian dari otak).
pusat ini adalah saraf-saraf afferent. Soma-soma sel dari axon yang
motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang
tubuh di bagian dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang
xix
berkelana karena cabang-cabang sarafnya mencapai rongga dada dan
perut.
Saraf-saraf yang bekerja tidak dapat disadari dan bekerja otomatis. Oleh
kerena itu disebut juga saraf tak sadar. Susunan saraf motorik yang
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan anatara
bagian:
1) Sistem Simpatis
spinal bagian toracall dan lumbal. Mediator kimia dari serabut pasca
disebut saraf adrenergic( kata yang berasal dari noradrenalin, nama lain
xx
epi nefrin dan noreepinefrin sebagai respon terhadap stimulasi simpatis
praganglion.
2) Sistem Parasimpatis
ini keluar melalui 4 saraf cranial (III,VII,IX dan X) dan juga melalui
yang lebih kecil dari ganglia sistem simpatis, neuron ini selalu berada
D. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak
xxi
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006), tanda dan
1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
3. Penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
F. PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh
darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
xxii
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera
aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan
kejaringan (hemorrhage).
jaringan otak.
jaringan otak.
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan
menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang
melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada
korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,
penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole.
perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti
secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Berkurangnya aliran darah
xxiii
xxiv
PATHWAY
Menjadi kapur / mengandung kolesterol dengan infiltrasi limfosit (trombus) Penyempitan pembuluh
kompresi saraf
Arteri vertebro basilaris Arteri carotis Arteri cerebri pengaturan kesadaran
Kerusakan neurocerebrospinal Kerusakan neurologis, defisit N.I Penurunan fungsi media
N.VII (Fasialis), N.IX (Glossofaringeus) N.X (Vagus), Disfungsi kesadaran ↓
Disfungsi N.XI (Olfaktorius), N. II (Optikus), N.IV resiko cidera
N.XII (Hipoglosus) N.IX (Glossofaringeus) N. II (Optikus) Disfungsi N.XI
(Assesoris) (Troklearis) , N. XII (Hipoglossus)
Kontrol otot fasial / oral Proses menelan pe aliran darah Pe fungsi motorik,
Perubahan ketajaman sensori, (Assesoris) koma
Penurunan fungsi motorik, menjadi lemah ke retina anggota geras
penghidu, pengelihatan muskuloskeletal
anggota gerak muskuloskeletal Refluks penumpukan sekret
Kehilangan fungsi tonus Kemampuan retina
otot fasial / oral Ketidakmampuan menghidu, jalan napas
Disfagia untuk menangkap Kegagalan
Kelemahan pada satu/ Ketidakmampuan berbicara,
melihat, mengecap
obyek/bayangan menggerakkan
keempat anggota gerak menyebut kata-kata Anoreksia anggota tubuh bersihan jalan napas
Gangguan perubahan Kebutaan
inefektif
Kerusakan artikular, tidak persepsi sensori Gangguan kebutuhan
Kerusakan mobilitas fisik Risiko kerusakan Defisit perawatan diri
dapat berbicara (disartria) nutrisi : kurang dari
kebutuhan menelan
Kerusakan komunikasi verbal
26
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
2. Penatalaksanaan Keperawatan
d. Pemeriksaan EKG
1) Kadar alcohol
2) Fungsi hepar
27
3) Analisa gas darah
4) Skrining toksikologi
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ruptur.
adanya infark.
inflamasi.
spesifik.
28
g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
I. MANAGEMEN TERAPI
1. Penatalaksanaan Medis.
subarachnoid.
alat
yang digunakan dalam bedah saraf berfungsi mengurangi tekan
Tujuan drainage adalah untuk mengalirkan CSS ke ruang lain dan
29
e. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan
embolisasi.
f. Penatalaksanaan Keperawatan.
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika
hemodinamika stabil.
Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika
dipasang NGT.
J. PROSES KEPERAWATAN
keperawatan yang tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari
30
tindakan perawatan untuk menuntun tindakan perawatan. Dan untuk
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam
dkk, 2010).
adalah :
a. Aktivitas/ Istirahat
kesadaran.
b. Sirkulasi
31
Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi
postural.
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
e. Makanan/ Cairan
f. Neurosensori
32
terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi pupil tidak sama, kekakuan,
kejang.
g. Kenyamanan / Nyeri
otot
h. Pernapasan
Gejala : merokok
i. Keamanan
j. Interaksi Sosial
k. Penyuluhan/ Pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
33
mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik
oleh ansietas)
34
f. Kurang perawatan diri berhubungan dengan: Kerusakan
neuromuskuler/ perceptual
sumber-sumber informasi
3. Intervensi Keperawatan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan
35
(nyata) dan time (terdapat kriteria waktu). Kriteria hasil merupakan tujuan
c. Intervensi;
glascow
kesadaran.
konstan.
36
Rasional: menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan
dengan kelemahan.
c. Intervensi :
jaringan.
semua ekstremitas
37
4) Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan
keluarga
c. Intervensi;
sensorik
38
3) Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda
tersebut
motorik
isyarat)
terapi.
c. Intervensi;
keseimbangan.
39
Rasional: adanya agnosia (kehilangan pemahaman terhadap
4. Implementasi
40
untuk mengatasi permasalahan penderita secara terarah dan
sebelumnya.
5. Evaluasi
41
Kriteria hasil dari tindakan keperawatan yang di harapkan
DAFTAR PUSTAKA
Breman, A. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis. Edisi 5. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah (edisi 8). Jakarta : EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2013). Nursing
interventions classification (NIC). USA: Elsevier.
Dapertemen Kesehatan RI (Depkes RI). (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan.
Doenges, Moorhose, dan Murr. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (3th ed). Karisa dan
Sumawarti. (2013) (Alih Bahasa)
42
Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Ancamanya. Yogyakarta : CV. Andi.
Moorhead, S., Johnson, M., Maridean, M., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC). USA: Elsevier.
Potter, P.A & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Buku 3.Edisi : 7.
Renata Komalasari, Dian Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany dan Sari
Kurnianingsih (Ahli Bahasa). Jakarta : Salemba Medika.
Price, S.A & Wilson. L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 vol 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, (Edisi 8), (Volume 3), Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Sylvia A. Price and Wilson Lorraine M., (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, Edisi 6, Buku II, Jakarta: EGC
Tarihoran, E. (2010). pengaruh posisi miring 30 derajat terhadap kejadian luka tekan
grade I pada pasien stroke di RS Siloam Jakarta. thesis: FKUI
Utoyo, B. (2014). Dekubitus Pada Pasien Stroke dalam Buletin Kesehatan No.1
September 2014. Kebumen: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong (hlm 9-15).
WHO. (2010). Diagnose Stroke 2012, Retrived, April 13, 2020, From :
http://www.who.int/Stroke/publications/diagnosis stroke2010/en/index.htm
43
44