Anda di halaman 1dari 10

ASMA BRONKIAL

OLEH : Novalia Roza


NIM 190201100

PEMBIMBNG :Chairil, S. KM., MKL


NIDN 1030047501
PENGERTIAN

Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut


sebagai bengek,asma,mengi,ampek, 
sesak nafas, dan berbagai istilah lokal lainnya.
Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas
obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai
dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan
respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan
nafas.
TUJUAN

A.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan


keperawatan secara komprehensif pada
pasien asma bronchial.
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien asma bronchial.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien asma bronchial.

c. Mampu melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang diperlukan pasien

asma bronchial sesuai dengan prioritas diagnosa keperawatan.

d. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan pada pasien asma


bronchial.

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien asma

bronchial.

f. Mampu melaksanakan pendokumentasian yang dilakukan pada pasien asma

bronchial.
A. Anatomi Fisiologi :
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) serta menghembus udara yang banyak mengandung karbondioksida
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.
 Fungsi pernafasan :

 Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-
selnya) untuk mengadakan pembakaran

 Mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,


kemudian dibawa oleh darah keparu-paru untuk dibuang (karena tidak berguna
lagi oleh tubuh)

 Menghangatkan dan melembapkan udara


Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak
bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke
depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan
keras.
Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi
(whezing),batuk,dan pada sebagian penderita ada yang merasa
nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai
bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala
yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis,
gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan
cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari
Patofisiologi
Individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang
terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan
antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast
(disebut mediator) seperti  histamin, bradikinin dan
prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
mempengaruhi otot polos dan kel jalan napas, bronkospasme,.
Sistem saraf otonom  mempersarafi paru. Tonus otot bronkial
diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis.
Pada asma idiopatik ketika ujung saraf pada jalan nafas
dirangsang oleh faktor  seperti infeksi, latihan, dingin,
merokok, emosi dan polutan, jumlah asetil kolin yang
dilepaskan meningkat. 
DATA DARI PKM KOTA

Menurut data yang ada di Puskesmas Tembilahan Kota


pada bulan Januari sampai bulan Maret 2020
didapatkan jumlah penderita asma bronchial yang
berkunjung sejumlah 214 orang dari 33 penderita.Dari
33 penderita terdapat penderita anak anak 8 orang dan
penderita orang dewasa 25 orang.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik


untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
Asma Bronchial di Puskesmas Tembilahan Kota.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai