Oleh
Yetri Dea Puspitasari
NIM 2020-01-14401-027
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
i
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien stemi di rumah
sakit doris slyvanus ”
Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi (PKK III). Laporan
Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Vina Agustina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya dan
3. Eva Priskila, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
4. Admi Saw Billa, A.Md., Kep selaku pembimbing lahan/CI yang telah memberikan
izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan panduan praktik keperawatan di
dr.Doris Sylvanus
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................3
1.4 Manfaat...............................................................................................3
1.4.1 Manfaat praktis..........................................................................3
1.4.2 Manfaat Teoritis.........................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
2.1 Konsep Penyakit..................................................................................4
2.1.1 Definisi STEMI.......................................................................4
2.1.2 Etiologi....................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi...............................................................................5
2.1.4 Patofisiologi ...........................................................................6
2.1.5 Manifestasi Klinis...................................................................8
2.1.6 Komplikasi..............................................................................9
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang.........................................................10
2.1.8 Penatalaksanaan Medis.........................................................10
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Stemi........................................11
2.2.1 Pengkajian keperawatan .........................................................11
2.2.2 Diagnosa keperawatan............................................................12
2.2.3 Intervensi keperawatan...........................................................13
2.2.4 Implementasi keperawatan.....................................................14
2.2.5 Evaluasi keperawatan.............................................................15
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................16
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
dokter, perawat dan team kesehatan lainnya dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialami oleh pasien.
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
profil pasien dengan diagnosa medis Stemi yang dirawat di di Ruang IMCU RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus
penelitian tentang “ Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) di Ruangan IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam mengaplikasikan
teori Asuhan Keperawatan Pada Pasien STEMI (ST Elevasi Miokard Infark).
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
1. Mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan
pengkajian keperawatan dengan STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) di
ruangan IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2. Mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan analisa
data pada pasien dengan STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) di ruangan
ICMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
3. Mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan
perumusan diagnosa keperawatan gawat darurat pada pasien dengan STEMI
(ST Elevasi Miokard Infark) di ruangan IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi dalam penerapan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus STEMI (ST Elevasi Miokard
Infark).
3
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi STEMI
Infark miocard akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung
yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti
setelah terjadi sumbatan koroner akut STEMI (ST elevation myocardial infarction)
merupakan salah satu jenis serangan jantung berupa penyumbatan pembuluh darah
arteri koroner secara total sehingga otot-otot jantung tidak mendapat suplai
oksigen. Pasien-pasien dengan gejala STEMI harus segera mendapatkan
pertolongan agar kerusakan jantung lebih lanjut dapat dicegah. (Black & Hawks,
2014)
.
2.1.2 Etiologi
Infark miokard disebabkan oleh oklusi arteri koroner setelah terjadinya rupture
vulnerable atherosclerotic plaque. Pada sebagian besar kasus, terdapat beberapa
faktor presipitasi yang muncul sebelum terjadinya STEMI, antara lain aktivitas fisik
yang berlebihan, stress emosional, dan penyakit dalam lainnya. Selain itu, terdapat
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya IMA pada individu.
Faktor-faktor resiko ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu faktor resiko yang
tidak dapat dirubah dan faktor resiko yang dapat dirubah menurut Smeltzer & Bare
(2011) yakni :
a. Faktor yang tidak dapat dirubah:
5
2.1.3 Klasifikasi
1) STEMI
Infark miokard akut dengan elevasi ST. Disebabkan oleh aliran darah koroner
menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak arteosklerosis yang
sudah ada sebelumnya. Gejala yang ditimbulkan yaitu :
1) Plak arteriosklerosis mengalami fisur
2) Rupture atau ulserasi
2) Jika kondisi local atau sistemik akan memicu trombogenesis, sehingga terjadi
thrombus mural pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner
2.1.4 Patofisiologi
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
setelah oklusi trombus pada plak aterosklerosis yang sudah ada sebelumnya.
Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang secara lambat biasanya
tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu.
Pada sebagian besar kasus, infark terjadi jika plaque aterosklerosis mengalami
fisura, rupture atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu
trombogenesis sehingga mengakibatkan oklusi arteri koroner. Pada STEMI
gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya
menjadi alasan pada STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Pada
lokasi ruptur plaque, berbagai agonis (kolagen, ADP epinefrin dan serotonin)
memicu aktivasi trombosit, selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan
tromboksan A2 (vasokontriktor lokal yang poten). Aktifitas trombosit juga akan
memicu terjadinya agregasi platelet dan mengaktifasi faktor VII dan X sehingga
menkonversi protombin menjadi thrombin dan fibrinogen menjadi fibrin.
Pembentukan trombus pada kaskade koagulasi akan menyebabkan oklusi oleh
trombus sehinga menyebabkan aliran darah berhenti secara mendadak dan
mengakibatkan STEMI (Darliana, 2010) (Black & Hawk, 2005 & Alwi, 2006).
7
8
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang muncul akibat dari STEMI menurut Smeltzer & Bare (2011):
a. Gagal pemompaan (pump failure)
Merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada STEMI.
Perluasaan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal
pompa dan mortalitas, baik pada awal (10 hari infark) dan sesudahnya. Tanda
klinis yang sering dijumpai adalah ronkhi basah di paru dan bunyi jantung S3 dan
S4 gallop. Pada pemeriksaan rontgen dijumpai kongesti paru.
b. Aritmia Insiden
aritmia setelah STEMI meningkat pada pasien setelah gejala awal.
Mekanisme yang berperan dalam aritmia karena infark meliputi
ketidakseimbangan sistem saraf otonom, ketidakseimbangan elektrolit, iskemia,
dan konduksi yang lambat pada zona iskemik.
c. Gagal jantung kongestif
Hal ini terjadi karena kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium.
Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri menimbulkan kongesti vena
pulmonalis, sedangkan disfungsi ventrikel kanan atau gagal jantung kanan
mengakibatkan kongesti vena sistemik.
d. Edema paru akut
Edema paru adalah timbunan cairan abnormal dalam paru, baik di rongga
interstisial maupun dalam alveoli. Edema paru merupakan tanda adanya kongesti
paru tingkat lanjut, di mana cairan mengalami kebocoran melalui dinding kapiler,
merembes keluar, dan menimbulkan dispnea yang sangat berat. Kongesti paru
terjadi jika dasar vascular paru menerima darah yang berlebihan dari ventrikel
kanan yang tidak mampu diakomodasi dan diambil oleh jantung kiri. Oleh karena
adanya timbunan cairan, paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang serta
udara tidak dapat masuk, akibatnya terjadi hipoksia berat.
e. Defek septum ventrikel Nekrosis septum interventrikular dapat menyebabkan
rupture dinding septum sehingga terjadi defek septum ventrikel.
10
2.2.2 Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia (Agen pencedera fisiologis)
(D.0007)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kecemasan (D.0008)
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penyakit ginjal dan kelenjar
(D.0036)
4. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan penyakit ginjal dan
kelenjar (D.0036)
5. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan (faktor
psikologis) (D.0032)
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (D.0056).
13
K:
- Kolaborasi pemberian Candesartan 8 mg
2.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan atau
melaksanakan rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2015).
Pada tahap pelaksanaan ini kita benar-benar siap untuk melaksanakan
intervensi keperawatan dan aktivitas-aktivitas keperawatan yang telah dituliskan
dalam rencana keperawatan pasien. Dalam kata lain dapat disebut bahwa
pelaksanaan adalah peletakan suatu rencana menjadi tindakan yang mencakup :
a. Penulisan dan pengumpulan data lanjutan
b. Pelaksanaan intervensi keperawatan
c. Pendokumentasian tindakan keperawatan
d. Pemberian laporan/mengkomunikasikan status kesehatan pasien dan respon
pasien terhadap intervensi keperawatan Pada kegiatan implementasi
diperlukan kemampuan perawat terhadap penguasaan teknis keperawatan,
kemampuan hubungan interpersonal, dan kemampuan intelektual untuk
menerapkan teori-teori keperawatan kedalam praktek.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan
(Nursalam, 2015). Dalam evaluasi pencapaian tujuan ini terdapat 3 (tiga)
alternatif yang dapat digunakan perawat untuk memutuskan/menilai sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan tercapai, yaitu :
a. Tujuan tercapai.
b. Tujuan sebagian tercapai.
c. Tujuan tidak tercapai.
Evaluasi dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :
a. Evaluasi Proses (Formatif) Evaluasi ini menggambarkan hasil
observasi dan analisis perawat terhadap respon klien segera stelah
tindakan. Evaluasi formatif dilakukan secara terus menerus sampai
tujuan yang telah ditentukan tercapai.
18
19
November jam 20.00 Wib didapatkan keluhan pasien mengeluh sesak nafs
saat beraktivitas
20
II. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan tidak pernah
dilakukan operasi apapun.
III. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga.
GENOGRAM KELUARGA :
Ket:
Perempuan Meninggal
Laki-lakil Pasien
Tinggal serumah
A. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sesak nafas dan terbaring dengan posisi semi fowler dengan
TTV: RR 17x/menit, TD : 120/87 mmHg, N : 68 /menit,Saturasi O2 99%,
terpasang infus NaCl 0,9 % 14 tpm disebelah tangan kanan, GCS : E 4 V 5
M 6 (Compos mentis), pupil mata isokor, suhu 36,9 0C, posisi semi fowler.
21
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah :
c. Bentuk badan : Normal
d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang
e. Berbicara : Biasa/normal
f. Suasana hati : Baik
g. Penampilan : Cukup Rapi
a. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Baik (Klien dapat mengetahui waktu
pagi/malam)
Orientasi Orang : Baik (Klien dapat mengenal keluarga dan
perawat)
Orientasi Tempat : Baik (Klien tahu kalau berada di RS)
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas
Lainnya
k. Insight : Baik Mengingkari Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif Maladaptif
n. Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,9 0C Axilla Rektal Oral
a. Nadi/HR : 68 x/mt
b. Pernapasan/RR : 17 x/mt
c. Tekanan Darah/BP : 120/87 mm/Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Ada
() Batuk, sejak : Sebulan yang lalu
Batuk darah, sejak : Tidak ada
() Sputum, warna : Putih
22
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya
Sesak nafas saat inspirasi () Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
Irama Pernafasan () Teratur Tidak teratur
Suara Nafas () Vesukuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing () Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya
Keluhan lainnya : pasien mengatakan sesak napas ketika beraktifitas
Masalah Keperawatan : Pola Nafas Tidak Efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Nyeri dada Kram kaki () Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik () < 2 detik
23
Nilai GCS : E : 4 (Spontan membuka mata)
V : 5 ( Orientasi baik, dapat berbicara dengan jelas)
M : 6 (Bisa mengikuti perintah pemeriksaan)
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent Delirium
Apatis Soporus Coma
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Refleks Cahaya : Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri, lokasi
Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau minyak kayu putih
Nervus Kranial II : Tidak ada gangguan pengelihatan
Nervus Kranial III : Pasien dapat mengangkat kelopak matanya keatas
Nervus Kranial IV : Tidak ada gangguan dalam pergerakan bola mata
Nervus Kranial V : Tidak ada gangguan pada saat mengunyak
Nervus Kranial VI : Dapat menggerakkan bola mata kesamping
Nervus Kranial VII : Tidak ada gangguan pada saat berbicara
Nervus Kranial VIII : Tidak ada gangguan dalam pendengaran
Nervus Kranial IX : Tidak ada kesulitan pada saat menelan
Nervus Kranial X : Tidak ada gangguan
Nervus Kranial XI : Tidak ada gangguan anggota gerak badan
Nervus Kranial XII : Respon lidah baik
Uji Koordinasi :
2. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 600 cc/24 jam
24
Warna : Kuning
Bau : khas urin
Tidak ada masalah/lancar Menetes Inkotinen
Oliguri Nyeri Retensi
Poliuri Panas Hematuri
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
3. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : Lembab
Gigi : Rapi
Gusi : Normal (Merah)
Lidah : Merah tua
Mukosa : Lembab
Tonsil : Normal
Rectum : Normal
Haemoroid : Tidak Ada
BAB : 1 x/hr Warna : Kuning Konsistensi : Lunak
Tidak ada masalah Diare Konstipasi Kembung
Feaces berdarah Melena Obat pencahar Lavement
Bising usus : 5 x/Menit
Nyeri tekan, lokasi : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan, lokasi : Tidak ada benjolan
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan pergerakan sendi () Bebas Terbatas
Parese, lokasi
Paralise,lokasi
25
Hemiparese,lokasi
Krepitasi, lokasi
Nyeri, lokasi punggung
Bengkak, lokasi
Kekakuan, lokasi
Flasiditas, lokasi
Spastisitas, lokasi
Ukuran otot Simetris
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Uji kekuatan otot : Ekstrimitas atas 5|5 Ekstrimitas bawah 5|5
Deformitas tulang, lokasi
Peradangan, lokasi
Perlukaan, lokasi
Patah tulang, lokasi
Tulang belakang Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi Obat
Makanan
Kosmetik
Lainnya
Suhu kulit Hangat Panas Dingin
Warna kulit Normal Sianosis/ biru Ikterik/kuning
Putih/ pucat Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor Baik Cukup Kurang
Tekstur Halus Kasar
26
Lesi : Macula, lokasiPustula, lokasi Nodula, lokasi
Vesikula, lokasi
Papula, lokasi
Ulcus, lokasi
Jaringan parut lokasi
Tekstur rambut
Distribusi rambut
Bentuk kuku Simetris Irreguler
Clubbing Finger Lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : Berkurang Kabur
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :
Mata kiri (VOS) :
Selera Normal/putih Kuning/ikterus Merah/hifema Konjunctiva
Merah muda Pucat/anemic
Kornea Bening Keruh
Alat bantu Kacamata Lensa kontak
Lainnya…….
Nyeri : Tidak ada
Keluhan lain : Tidak Ada
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran : Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
27
Obstruksi
Transluminasi
Cavum Nasal Warna…………………..
Integritas……………..
Septum nasal Deviasi Perforasi Peradarahan
Sekresi, warna ………………………
Polip Kanan Kiri Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa Ya Tidak
Jaringan Parut Ya Tidak
Kelenjar Limfe Teraba Tidak teraba
Kelenjar Tyroid Teraba Tidak teraba
Mobilitas leher Bebas Terbatas
8. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi
Gatal-gatal, Lokasi
Gland Penis .................................................................
Maetus Uretra ..............................................................
Discharge, warna
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
Keluhan lain ………………………………………….
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi
Gatal-gatal, Lokasi
Perdarahan .................................................................
Flour Albus ..............................................................
28
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola ...................................................................................
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
29
Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
Rasa haus Ya Tidak
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 3x/hari 3x/hari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik Baik
Jenis Makanan sayur dan ikan sayur dan ikan
Jenis Minuman Air putih Air putih
Jumlah minuman/cc/24 800 cc 800 cc
jam
Kebiasaan makan Pagi,siang,dan malam Pagi,siang,dan malam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada keluhan
1. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Siang ± 2 Jam, Malam ± 8 Jam
Sesudah sakit : Siang ± 2 Jam, Malam ± 8 Jam
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
2. Kognitif :
Pasien mengatakan mengetahui apa yang dialami selama ini.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran) :
Sebagai kepala rumah tangga
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit pasien mampu beraktivitas seperti bekerja dan berolaharaga
serta melakukan kegiatan lainnya, sesudah sakit pasien hanya mampu
beraktivitas sendiri seperti mengganti baju dan makan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Koping –Toleransi terhadap Stress
30
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6. Nilai-Pola Keyakinan
Yakin dengan agama yang sekarang
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
C. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa dayak dan bahasa indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Klien memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan keluarga
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien tampak dapat berhubungan yang dengan baik dengan teman dan
keluarga
5. Orang berarti/terdekat :
Istri, anak, dan keluarga
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Kumpul bersama keluarga, menonton Tv
D. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM,
PENUNJANG LAINNYA)
Laboratorium
Tanggal 19 November 2022
No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1 Uric Acid 8,9 mg/dl 3,5 – 7,2 mg/dl
2 Cholesterol 171 U/L < 200 U/L
3 Trigliserida 125 mg/dl < 165 mg/dl
4 Kolesterol HDL 37 mg/dl > 40 mg/dl
5 LDL 105 mg/dl < 180 mg/dl
31
Hasil EKG: NSR dengan STEMI Anterior (terdapat ST Elevasi di V2,V3, dan V4)
32
CT Scan ( 23 November 2022)
33
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Hari, Tanggal : 19 November 2022
34
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS:
Pasien mengeluh sesak nafas saat Aliran darah ke paru
beraktivitas terganggu
DO:
TTV : Suplai O2 tidak seimbang
- TD: 120/87 mmHg dengan kebutuhan tubuh
- Nadi : 68 Pola Nafas Tidak
- RR: 17 Efektif b.d dengan
Meningkatnya kebutuhan o2 berkurangnya
-Terdapat suara nafas tambahan :
Ronchi kering ekspansi paru
- CT Scan Thorax Takipnea
EF: 32%
TTV :
- TD: 120/87 mmHg
35
- Nadi : 68
- RR: 17
PRIORITAS MASALAH
36
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya ekspansi paru yang ditandai
dengan Pasien mengatakan mudah lelah dan sesak nafas saat beraktivitas. TTV :TD:
120/87 mmHg, Nadi : 68, RR: 17 dan terdapat suara nafas tambahan : Ronchi kering
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen d.d
Klien mengatakan sesak saat aktivitas, klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga atau
perawat,klien tampak berbaring dengan posisi semi fowler.
INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Keperawatan
Curah Jantung Perawatan jantung
37
Penurunan Curah Setelah dilakukan perawata O:
Jantung n 1x7 jam curah jantung - Identifikasi tanda/gejala prim
b.d berkurangnya meningkat dengan criteria er penurunan curah jantung
ekpansi paru hasil: (Ronchi, kelelahan)
- Kekuatan nadi - Identifikasi tanda/gejala
perifer meningkat sekunder penurunan
- Ronchi menurun curah jantung (hepatomegali,
- Pucat/sianosis distensi vena jugularis, palpit
menurun asi, ronchi, oliguri,
batuk,kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
T:
- Posisikan pasien semi
fowleratau fowler
- Berikan O2 untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
K:
- Kolaborasi pemberian
Candesartan 8 mg
38
menurun ₋ Fasilitasi duduk di sisi tempat
- Kemudahan dalam tidur jika tidak dapat
melakukan aktivitas sehari- berpindah
hari meningkat E:
₋ Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
K:
- Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
39
40
Tanda
Hari/Tanggal tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
DAFTAR PUSTAKA
Asikin M, Nuralamsyah M, Susaldi. (2016). Keperawatan Medical Bedah Sistem Kardiovaskuler. Jakarta :
Erlangga
Bararah, Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jakarta :
Prestasi Pustaka Publisher
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Huda Nurarif, Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan
NANDA NIC-NOC. Jakarta : MediAction Publishing
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku Ajar Patologi Volume 2 edisi 7.
Jakarta : EGC
Kasron. (2012). Kelainan dan Penyakit Jantung : Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Kasron. (2016). Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Transinfomedia
M. Black. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
43