Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN MEDIS NSTEMI

DI RUANG IMCU RSUD Dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH
Aliansyah
2020-01-14401-006

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN MEDIS NSTEMI
DI RUANG IMCU RSUD Dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Tugas Praktik Klinik Keperawatan


III Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya

DISUSUN OLEH
Aliansyah
2020-01-14401-006

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Studi Kasus ini diajukan Oleh :
Nama : Aliansyah
NIM : 2020-01-14401-006
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Studi Kasus : asuhan keperawatan medikal bedah dengan medis
nstemi di ruang imcu rsud dr.doris sylvanus
palangka raya
Ditetapkan di : Palangka Raya
Tanggal : 14 November 2022

Dibuat Sebagai Syarat dalam Menempuh Tugas Praktik Klinik Keperawatan III
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eva Priskila,S.Kep,Ners Admi Saw Billa,A.md.,kep

Mengetahui
KPS DIII Keperawatan

Vina Agustina,Ners,M.Kep

i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Keperawatan Medikal Bedah ini disusun guna melengkapi tugas (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada pihak RSUD Dr Doris Sylvanus terima kasih telah memberi izin
praktek klinik Keperawatan
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Vina Agustina,Ners,M.Kep selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
4. Ibu Amiyani Kristina, Ners, M.Kep Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan III Sekaligus selaku pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Ibu Eva Priskila ,S.Kep,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
6. Ibu Admi Saw Billa, A.Md.Kep Selaku Pembimbing lahan pihak dari Rumah
Sakit Doris Sylvanus.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan
pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua

Palangkaraya, 14 November 2022

ii
Aliansyah

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan jenis
kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada hasil
pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-segment
Elevation Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai dan ditangani
dengan cermat. NSTEMI adalah salah satu jenis sindrom koroner akut, yaitu
kondisi berbahaya yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah arteri
jantung. Penyumbatan ini akan membuat jantung kekurangan oksigen.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan medikal bedah pada Tn. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan pendahuluan ini adalah untutk memahami
tentang keperawatan klinis dalam Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
medikal bedah pada Ny. D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang IMCU
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
1
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari laporan pendahuluan ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan bagi perkembangan laporan pendahuluan pada pasien Ny.
D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Perawat
Untuk masukan dalam Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah (KMB ) Pada Ny. D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang
IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan pendahuluan ini dapat digunakan sebagai masukan baik pihak
rumah sakit dalam pengembangan Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Pada Ny . D dengan diagnosa medis
NSTEMI di ruang IMCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Dasar NSTEMI
2.1.1 Definisi
NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan
jenis kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada hasil
pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-segment
Elevation Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai dan ditangani
dengan cermat.
NSTEMI adalah salah satu jenis sindrom koroner akut, yaitu kondisi
berbahaya yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah arteri
jantung. Penyumbatan ini akan membuat jantung kekurangan oksigen.
2.1.2 Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan. Kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan
proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai
sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel
ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6
akan merangsang pengeluaran hsCRP di hati. (Harun, 2016, cit Sudoyo, 2016).
Gejala yang di temukan :
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di epigastrium
dengan ciri Seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di
lengan, epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkan gambaran klinis
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onsetbaru

3
angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan yang
memiliki nyeri padawaktu istirahat
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada
Trombolysis inMyocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST baru
sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang buruk. Kaul et al.
menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk meningkat secara progresif
dengan memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan troponin T keduanya
memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.
2. Pemeriksaan laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih spesifik
dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin pada darah
perifer setelah 3-4 jam dan dapatmenetap sampai 2 minggu (Anderson Jeffry L,
2017)
3. EKOKARDIOGRAFI
Ekokardiografi atau ultrasound jantung adalah suatu teknik pemeriksaan
jantung dan pembuluh darah besar dengan menggunakan gelombang suara-ultra
(ultrasound). Pemeriksaan ini merupakan suatu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis, menentukan tata laksana, dan memprediksi prognosis
kasus-kasus penyakit jantung dan pembuluh darah.
Beberapa keistimewaan tersebut membuat ekokardiografi berperan penting
dalam perkembangan ilmu penyakit jantung modern. Dengan ekokardiografi
dapat di evaluasi morfologi ruang-ruang dan katup-katup jantung, serta fungsi dan
kondisi hemodinamik (tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh), sehingga relative
tidak memiliki risiko atau efek samping. Beberapa tindakan intervensi dan non
bedah jantung memerlukan monitoring dan evaluasi ekokardiografis, baik selama
tindakan sebagai pemandu prosedur dan membantu strategi yang akan dilakukan,
juga untuk menilai keberhasilan pasca intervensi secara tepat dan akurat
TRANS TORAKAL EKOKARDIOGRAFI (TTE) Ekokardiografi Trans
Torakal (Transthoracic echocardiography/TTE) adalah modalitas pencitraan yang
menggunakan dasar gelombang suara ultra untuk melakukan pencitraan jantung.
4
Tujuan dari alat ini adalah melihat struktur jantung beserta fungsi jantung itu
sendiri.
4. Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung merupakan tindakan minimal invasive menggunakan
sinar X-ray dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah jantung dan
pembuluh darah koroner untuk mendeteksi adanya penyempitan atau
penyumbatan pada pembuluh darah jantung (arteri koroner).
 Prosedur Tindakan Kateterisasi
1. Tindakan dilakukan di ruangan khusus (laboratorium kateterisasi/Cathlab)
& steril.
2. Selama tindakan berlangsung pasien tetap dalam keadaan sadar dan dapat
berkomunikasi dengan dokter yang melakukan tindakan.
3. Pasien akan dibius secara lokal di lipat paha atau pergelangan tangan atau
lipat siku sehingga pasien tidak akan merasakan nyeri.
4. Sebuah selang halus (kateter) “steril” dimasukan ke dalam pembuluh darah
arteri koroner.
5. Kemudian, zat kontras akan diinjeksikan melalui kateter tersebut dan
mengisi arteri koroner. Sinar X-ray akan mengambil gambar saat arteri
koroner berisi zat kontras, sehingga kita dapat melihat adanya
penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner tersebut
 Percutaneous Coronary Intervention (Pemasangan Stent/PCI)
Pemasangan Stent (PCI) merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
melebarkan pembuluh darah koroner dengan menggunakan stent sehingga aliran
darah ke otot jantung dapat berjalan lancar kembali.
 Proses/Prosedur Tindakan PCI
1. Sebuah selang halus (kateter) “steril” dimasukan ke dalam pembuluh darah
arteri koroner tersebut hingga mencapai pembuluh darah jantung yang
mengalami penyumbatan.
2. Lalu, zat kontras akan diinjeksikan melalui kateter tersebut dan mengisi
arteri koroner. Sinar X-ray akan mengambil gambar saat arteri koroner
berisi zat kontras. Dengan begitu kita dapat melihat adanya penyempitan
atau sumbatan pada arteri koroner tersebut.
5
3. Kemudian balon yang di ujungnya dilapisi stent dimasukkan hingga
mencapai lokasi penyumbatan. Setelah itu balon dikembangkan dan stent
akan ikut terbuka di lokasi sumbatan pembuluh darah.
4. Selanjutnya balon dikempiskan dan ditarik keluar bersama kateter,
meninggalkan stent yang bertujuan untuk mempertahankan aliran darah
pada pembuluh koroner jantung yang sebelumnya mengalami sumbatan.
5. Lamanya waktu tindakan kateterisasi dan PCI selama kurang lebih 1-2
jam.
4. Angiografi jantung
Angiografi jantung adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi pembuluh darah
koroner di jantung. Melalui angiografi jantung, dokter dapat mengetahui bila
terdapat penyumbatan pada aliran darah ke otot jantung.
Angiografi jantung atau angiografi koroner dilakukan dengan menyuntikkan
cairan kontras ke dalam pembuluh darah jantung. Dengan bantuan cairan kontras,
mesin foto Rontgen dapat menangkap rangkaian gambaran pembuluh darah
jantung secara jelas, beserta aliran darahnya, dan menampilkannya di monitor.
2.1.4 Penatalaksanaan
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST
dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan
pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS daDn sudah perawatan RS
2.1.5 Terapi Medikasi
a. Terapi Antiiskemia
 Nitrat ( ISDN )
 Penyekat Beta Obat Selektivitas Aktivitas Agonis Parsial
b. Terapi Antitrombotik
 Antitrombotik (Streptokinase, Urokinase, rt-PA)
c. Terapi Antiplatelet
6
 Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Antagonis Platelet GP IIb/IIIa)
d. Terapi Antikoagulan
 LMWH (Low Molekuler Weight Heparin)
e. Strategi Invasif dini vs Konservasif dini
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membandingkan strategi invasif dini
(arteriografi koroner dini dilanjutkan dengan revaskularisasi sebagaimana
diindikasikan Oleh temuan arteriografi) dengan strategi konservatif dini
(kateterisasi dan jika diindikasikanrevaskulaisasi, hanya pada yang mengalami
kegagalan terhadap terapi oral/obat- obatan).
2.1.6 Perawatan Untuk Pasien Resiko Rendah
a. Tes stres noninvasive
b. Hasil tes menunjukkan gambaran resiko tinggi sebaiknya menjalani
arteriografi koroner dan berdasarkan temuan anatomis, revaskularisasi dapat
dilakukan
c. Arteriografi koroner dapat dipilih pada pasien-pasien tes positif tapi tanpa
temuan risiko tinggi.
2.1.7 Tatalaksana Predischarge dan Pencegahan Sekunder
Tatalaksana terhadap faktor resiko antara lain :
a. Mencapai berat badan optimal
b. Nasehat diet
c. Penghentian merokok
d. Olahraga
e. Pengontrolan Hipertensi
f. Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus yang tidak
dikenali sebelumnya

7
8
2.1.8 Pathway

Suplai O2

Suplai O2

1
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Menurut (Wijaya dan mariza putri, 2013). Proses dalam keperawatan


adalah penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah yang digunakan
untuk mengidentivikasi masalah, merencanakan secara sistematis, dan
melaksanakannya dengan cara mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses


keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-
masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatan. (wahid, 2013).
a. Pengumpulan data
1) Identitas Pasien
meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
register, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), dan diagnostik medis
(muttaqin, 2008).
2) Keluhan utama
pada umumnya keluhan utama pada pasien nstemi adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bisa akut bisa kronik tergantung lamanya serangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri pasien digunakan:
1. provoking incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi
nyeri.
2. Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3. Region: Radiation, relief, apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi
4. Severity (scale) of pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien,
bisa berdasarkan sakala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa
sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari (wahid, 2013).
8
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan dahulu
4) Pola fungsi kesehatan
Menurut (Wahid, 2013) sebagai berikut :
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
b. Pola eliminasi
c. Pola istrahat dan tidur
d. Pola aktivitas
e. Pola hubungan dan peran
f. Pola presepsi dan konsep diri
g. Pola sensori dan kognitif
h. Pola reproduksi seksual
i. Pola penanggulangan stres
j. Pola tata nilai dan kepercayaan

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1) nyeri akut berhubungan dengan iskemia

2) ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian

3) intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen

2.3.3 Intervensi

Diagnosa Tujan (Kriteria Intervensi


Keperawatan hasil)
SLKI Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Nyeri akut
(L.08066) Setelah (I.08238)
berhubungan dengan
diberikan asuhan Observasi
iskemia
keperawatan 1x7 jam 1) Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas,
kiteria hasil:
9
1) Tingkat nyeri intensitas
menurun dengan 2) Identifikasi skala nyeri
skor 5 3) Monitor efek samping
2) Tingkat gelisah penggunaan analgetik
pasien menurun Terapeutik
dengan skor 5 4) Berikan terapi
3) Tingkat meringis nonfarmakologis
pasien menurung untuk mengurangi rasa
dengan skor 4 nyeri (terapi musik
terapi pijat, kompres
hangat)
5) Fasilitas istirahat dan
tidur
Edukasi
6) Jelaskan penyebab,
priode, dan pemicu
nyeri
7) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
8) Kolaborasi pemberian
analgetik
Setelah dilakukan Reduksi Ansietas :
ansietas berhubungan
tindakan keperawatan (SIKI I.09314)
dengan ancaman
selama 1x7 jam, Observasi
terhadap kematian
diharapkan tidak 1. Monitor tanda-tanda
mengalami ansietas: ansietas
Kriteria Hasil: Terapeutik
1. Keluhan rasa takut 2. Pahami situasi yang
menurun (5) membuat ansietas.
Edukasi
2. Perilaku tegang
3. Diskusikan
menurun (5) oerencanaan realistis
10
3. Prilaku gelisah
tentang peristiwa yang
menurun (5) akan datang.
Kolaborasi
4. Latih teknik relaksasi
Setelah dilakukan Reahabilitasi Jantung
intoleransi aktivitas
tindakan keperawatan I.02081
berhubungan dengan
selama 1x7 jam, Observasi
ketidakseimbangan
diharapkan tidak 1) Monitor tingkat
antara suplai dan
mengalami ansietas: toleransi aktivitas
kebutuhan oksigen
Kriteria Hasil: 2) Periksa kontraindikasi
1) Kekuatan nadi latihan (takikardia
perifere cukup hipotensi ortostatik
meningkat dengan >20 mmHg, angina,
skor 4 dispnea, gambaran
2) Gambaran EKG EKG iskemis, blok
aritmia cukup atrioventicular derajat
menurun dengan 2 dan 3, takikardia
skor 4 ventrikel)>120x/menit,
3) Batuk cukup TDS >180 mmHg,
menurun dengan TDD >110 mmHg.
skor 4 3) Lakukan skrining
4) Tekanan darah ansietas dan depresi,
cukup membaik jika pertu
dengan skor 4 Terapeutik
4) Fasilitasi pasien
menjalani latihan fase
1 (inpatient)
5) Fasilitasi pasien
menjalani latihan fase
2 (outpatient)
6) Fasilitasi pasien
menjalani latihan fase
3 (maintenance)
11
7) Fasilitasi pasien
menjalani latihan fase
4 (long term)
Edukasi
8) Jelaskan rangkaian
fase-fase rehabilitasi
jantung
9) Anjurkan menjalani
latihan sesuai toleransi
10) Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
modifikasi faktor
risiko (mis, latihan,
diet, berhenti
merokok, menurunkan
berat badan)
11) Anjurkan pasien dan
keluarga mematuhi
jadwal kontrol
kesehatan

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan


dimana tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari
intervensi keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &
Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana
asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana
penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan
yang tepat.

12
2.3.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki


proses keperawatan yang menandakannseberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).

13
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Aliansyah
NIM : 2020-01-14401-006
Ruang Praktek : Ruang IMCU
Tanggal Praktek : 14 November - 19 November
Tanggal & Jam Pengkajian : 14 November 2022, Pukul 08 : 10 WIB

3.1 PENGKAJIAN
A IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD/Sederajat
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Batu Suli SD
Tgl MRS : 13 November 2022
Diagnosa Medis : NSTEMI
B RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama : pasien mengatakan nyeri ulu hati hilang timbul seperti di
tusuk-tusuk dengan skala nyeri 4 sedang,nyeri bertambah bila aktivitas
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Alasan masuk Rs : Pasien masuk rumah sakit
pada Minggu 13 November 2022 jam 06:30 WIB melalui IGD, dengan keluhan
nyeri ulu hati sejak 2 bulan yang lalu hilang timbul, TTV TD : 114/90 mmHg, N :
95x/menit, S : 36°C, RR : 22x/tm,Kemudian pada tanggal 14 Senin masuk
ruangan IMCU untuk melakukan perawatan

14
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi): tidak
ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada

= Meninggal Pasien

A. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Pasien tampak lemah,pasien tampak gelisah,
tampak kesakitan,posisi semi fowler,terpasang infus nacl 09% 20 tpm,02 nasal
kanul 4 liter,ADL; seperti makan,minum,dan memakai baju dan celana dibantu
keluarga atau perawat
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. Ekspresi wajah : Tampak meringis
c. Bentuk badan : Simetris
d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang dan semi fowler
e. Berbicara : Jelas

15
f. Suasana hati : Agak sedih
g. Penampilan : Normal
h. Fungsi kognitif :
 Orientasi waktu : Klien dapat mengetahui siang dan
malam
 Orientasi Orang : Klien dapat mengetahui petugas
kesehatan
 Orientasi Tempat : Klien dapat mengetahui bahwa
dirinya di rumah sakit
i. Halusinasi : Tidak ada
j. Proses berpikir : Normal
k. Insight : Baik
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif
n. Keluhan lainnya : Tidak ada
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36 0C (√) Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : 95x/mt
c. Pernapasan/RR : 22 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 114/90 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Tidak ada
 Batuk, sejak : Ada, sejak hari kamis
 Batuk darah, sejak : Tidak ada
 Sputum, warna : Sputum berwarna putih
 Sianosis : Tidak Ada
 Nyeri dada : Ada
(√) Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya
 Sesak nafas (√ ) saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat
istirahat
Type Pernafasan (√) Dada  Perut  Dada dan perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
16
 Lainnya
Irama Pernafasan (√) Teratur  Tidak teratur
Suara Nafas (√) Vesukuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi
kering
 Ronchi basah (rales)  Lainnya
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
()Nyeri dada  Kram kaki  Pucat
 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill > 2 detik < 2 detik
 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites, lingkar perut - cm
 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat
Vena jugularis  Tidak meningkat () Meningkat
Suara jantung (√) Normal
 Ada kelainan
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Nyeri
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 (membuka mata spontan)
V : 5 ( menurut sesuai perintah)
M : 6 (tepat menjawab/orientasi penuh)
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran : () Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma
Pupil : () Isokor  Anisokor
Midriasis  Meiosis
17
Refleks Cahaya : (√) Kanan () Positif  Negatif
(√) Kiri () Positif  Negatif
 Nyeri : Bagian …
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat mencium bau minyak kayu putih.
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat dengan baik.
Nervus Kranial III : Pergerakan bola mata pasien normal
Nervus Kranial IV : Pergerakan bola mata pasien normal
Nervus Kranial V :Pasien dapat merasakan rangsangan diwajahnya,
dan dapat menggerakan rahangnya.
Nervus Kranial VI : Pergerakan bola mata pasien normal
Nervus Kranial VII : Pasien dapat menggerakan wajahnya,
mengangkat alisnya, mengembungkan pipinya,
pasien juga dapat merasakan rasa manis, asam,
pahit
Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengaran dengan baik.
Nervus Kranial IX : Pasien dapat merasakan rasa pahit, pasien tidak
tersedak saat minum.
Nervus Kranial X : Normal, dibuktikan dengan nadi, tekanan
darah, respirasi pada rentang normal.
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakan otot bahunya (otot
trapezeus) mampu menoleh kanan dan kiri.
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menggerakan lidahnya dengan
baik.
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari () Positif  Negatif
Jari ke hidung () Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki () Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
18
Refleks :
Bisep :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Trisep :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Brakioradialis :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Patella :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Akhiles :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Refleks Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-
Refleks lainnya : Tidak dikaji
Uji sensasi : Tidak dikaji
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
7. ELIMINASI URINE (BLADDER) :
Produksi Urine : 500 ml 5 x/hari/4 jam
Warna : Kuning muda
Bau : Normal
(√ ) Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : Lembab
Gigi : Bersih dan lengkap
Gusi : Merah muda
19
Lidah : Bersih
Mukosa : Lembab
Tonsil : Tidak ada peradangan
Rectum : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada
BAB : 1 x/hr Warna : Agak kecoklatan Konsistensi : Lunak
Tidak ada masalah  Diare Konstipasi  Kembung
 Feaces berdarah  Melena Obat pencahar  Lavement
Bising usus : Tidak Dikaji
Nyeri tekan, lokasi : Tidak Ada
Benjolan, lokasi : Tidak Ada
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
 Kemampuan pergerakan sendi (√ ) Bebas Terbatas
Parese, lokasi
 Paralise, lokasi
Hemiparese, lokasi
 Krepitasi, lokasi
 Nyeri, lokasi lutut kiri
 Bengkak, lokasi
 Kekakuan, lokasi
 Flasiditas, lokasi
 Spastisitas, lokasi
 Ukuran otot  Simetris
 Atropi
 Hipertropi
 Kontraktur
 Malposisi
Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas  Ekstrimitas bawah
 Deformitas tulang, lokasi : Bagian lutut sebelah kiri
 Peradangan, lokasi
20
 Perlukaan, lokasi
 Patah tulang, lokasi
Tulang belakang () Normal  Skoliosis
 Kifosis  Lordosis
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi  Obat
 Makanan
 Kosmetik
 Lainnya
Suhu kulit () Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit (√) Normal  Sianosis/ biru  Ikterik/kuning
Putih/pucat Coklattua/hyperpigmentasi
Turgor () Baik  Cukup  Kurang
Tekstur () Halus  Kasar
Lesi :  Macula, lokasi : Tidak ada
 Pustula, lokasi : Tidak ada
 Nodula, lokasi : Tidak ada
 Vesikula, lokasi : Tidak ada
 Papula, lokasi : Tidak ada
 Ulcus, lokasi : Tidak ada
Jaringan parut lokasi : Tidak ada
Tekstur rambut : Halus
Distribusi rambut : Tidak dikaji
Bentuk kuku () Simetris  Irreguler
 Clubbing Finger  Lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : (√) Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
21
Gerakan bola mata : () Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :
Mata kiri (VOS) :
Selera () Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema Konjunctiva
() Merah muda  Pucat/anemic
Kornea () Bening  Keruh
Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya
Nyeri : Tidak Ada
Keluhan lain : Tidak Ada
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : () Simetris  Asimetris
 Lesi
 Patensi
 Obstruksi
 Nyeri tekan sinus
 Transluminasi
Cavum Nasal Warna Integritas
Septum nasal  Deviasi  Perforasi  Peradarahan  Sekresi, warna
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa  Ya () Tidak
Jaringan Parut  Ya () Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba () Tidak
teraba
Kelenjar Tyroid  Teraba () Tidak
teraba
Mobilitas leher () Bebas  Terbatas

22
13. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi-
Gatal-gatal, Lokasi-
Perdarahan -
Flour Albus-
Clitoris -
Labis -
Uretra -
Kebersihan :  Baik  Cukup  Kurang
Kehamilan : -
Tafsiran partus : -
Keluhan lain-
Payudara :
 Simetris  Asimetris
 Sear  Lesi
 Pembengkakan  Nyeri tekan
Puting :  Menonjol  Datar  Lecet  Mastitis
Warna Areola
ASI  Lancar  Sedikit  Tidak keluar
Keluhan lainnya
Masalah Keperawatan
B POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit : Pasien mengatakan ingin cepat
pulang dan sembuh agar bisa berkumpul dengan keluarga
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 150 Cm
BB sekarang : 55 Kg
BB Sebelum sakit : 56 Kg
Diet :
() Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus :
23
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah Lemak  Rendah Purin  Lainnya
 Mual
 Muntah-kali/hari
Kesusahan menelan  Ya () Tidak
Rasa haus  Ya () Tidak
Keluhan lainnya : Tidak ada
Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit
hari
Frekuensi/hari 1x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Ada Ada
Jenis Makanan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, ikan
Jenis Minuman Air putih Teh,Air putih
Jumlah 7-8 gelas/hari 5-6 gelas/hari
minuman/cc/24 jam
Kebiasaan makan Teratur Teratur
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada
3. Pola istirahat dan tidur
Normal : Sebelum sakit : Siang ± 2 jam, Malam ± 8 jam
: Sesudah sakit : Siang ± 2 jam, Malam ± 8 jam
Masalah Keperawatan : Tidak ada
4. Kognitif :
Pasien menggunakan bahasa dayak sehari-hari
Masalah Keperawatan: Tidak ada
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ):
Sebagai Kepala rumah tangga
Masalah Keperawatan : Tidak ada
6. Aktivitas Sehari-hari
Berkumpul bersama keluarga, mengerjakan kegiatan rumah

24
Masalah Keperawatan: Tidak ada
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
8. Nilai-Pola Keyakinan
Yakin dengan Agama yang sekarang
Masalah Keperawatan: Tidak ada
B. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi ; Baik
2. Bahasa sehari-hari : Bahasa yang digunakan bahasa Dayak
3. Hubungan dengan keluarga : Sangat baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain : Sangat baik
5. Orang berarti/terdekat :Keluarga
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang : Membersihkan rumah
7. Kegiatan beribadah : Sangat baik setiap minggu beribadah ke gereja
C.DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM, PENUNJANG
LAINNYA)
 Laboratorium Senin 14 November 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hs-CRP 2,76 Risk OF CV Mg/l
Disease : <1,0:
Low Rlsk 1,0-
3,0 : Average >
3,0: High Risk
Uric acid 2,0 3,5-7,2 Mg/dl
SGOT/AST 22 L<37;P<31 U/L
SGPT/ALT 17 L<42;P<32 U/L
Cholesterol 222 <200 U/L
Trigliserida 58 <165 Mg/dl
Kolesterol HDL 40 >40 Mg/dl
LDL 148 <180 Mg/dl

25
 EKG NSR dengan iskemic inferior ( terdapat gelombang T inverted di Lead
III,AVF ) dan iskemik aterolateral (terdapat gelombang T inverted di
V1,V2,V3,V4,V5 )

 Echo

26
Hasil coroangiografi = CAD 3VD ISR LAD

27
 Thorax

C. PENATALAKSANAAN MEDIS
No Nama obat Dosis pemebrian Indikasi
1 Infus Nacl 0,9 20 ptm Obat ini digunakan untuk
pengobatan dehidrasi isotonik
ekstraseluler, deplesi natrium
dan juga dapat digunakan
sebagai pelarut sediaan
injeksi.
2 Inj ranitidin 2 X50 mg obat yang digunakan untuk
mengobati gejala atau
penyakit yang berkaitan
dengan produksi asam
lambung berlebih
3 Inj vasola 1 X 2,5 mg digunakan untuk mengobati
terjadinya pembekuan darah
pada kaki maupun yang
terjadi pada paru-paru
28
4 Aspilet 1 X80 mg Obat ini diindikasikan untuk
mencegah dan menangani
angina pektoris dan infark
miokard (serangan jantung).
5 Atorvastatin 1 X 20 mg digunakan untuk membantu
menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida (lemak)

Palangka Raya, 15 November


2022
Mahasiswa

( aliansyah )

29
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN MASALAH
PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
DS : pasien mengatakan ACS Nyeri Akut (D.0077)
nyeri ulu hati hilang
timbul seperti di tusuk- Aliran darah ke arteri
tusuk dengan skala nyeri coroner
4 sedang,nyeri
bertambah bila aktivitas Jantung kekurangan O2
DO :
 Pasien tampak lemah
Suplai O2 ke jantung
 pasien tampak
tidak terpenuhi
gelisah
 pasien tampak
Iskemik pada otot
kesakitan
jantung
 posisi semi fowler
 terpasang infus nacl
Nyeri akut
09% 20 tpm dan 02
nasal kanul 4 liter
 NSR dengan iskemic
inferior ( terdapat
gelombang T
inverted di Lead
III,AVF ) dan
iskemik aterolateral
(terdapat gelombang
T inverted di
V1,V2,V3,V4,V5 )
 Hasil coroangiografi
= CAD 3VD ISR

30
LAD

 TTV ;
Suhu ; 36 0C
Nadi/HR ; 95x/menit
Pernapasan/RR ; 22
x/menit
TD ; 114/90 mm Hg
DS : pasien mengatakan suplai 02
nyerin saat beraktivitas
dan susah beraktivitas penurunan kemampuan
DO ; tubuh untuk
 ADL; seperti menyediakan energi
makan,minum,dan intoleransi aktivitas
memakai baju dan (D.0056)
Kelemahan
celana dibantu
keluarga atau
intoleransi aktivitas
perawat
 NSR dengan iskemic
inferior ( terdapat
gelombang T
inverted di Lead
III,AVF ) dan
iskemik aterolateral
(terdapat gelombang
T inverted di
V1,V2,V3,V4,V5 )
 Hasil coroangiografi
= CAD 3VD ISR
LAD
 TTV

31
Suhu ; 36 0C
Nadi/HR ; 95x/menit
Pernapasan/RR ; 22
x/menit
TD ; 114/90 mm Hg

32
PRIORITAS MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Keperawatan Dasar
.
1 Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dibuktikan dengan pasien
mengatakan nyeri ulu hati hilang timbul seperti di tusuk-tusuk dengan
skala nyeri 4 sedang,nyeri bertambah bila aktivitas,Pasien tampak
lemah,pasien tampak gelisah,pasien tampak kesakitan,posisi semi
fowler,terpasang infus nacl 09% 20 tpm dan 02 nasal kanul 4 liter, NSR
dengan iskemic inferior ( terdapat gelombang T inverted di Lead
III,AVF ) dan iskemik aterolateral (terdapat gelombang T inverted di
V1,V2,V3,V4,V5 ), Hasil coroangiografi = CAD 3VD ISR LAD,TTV ;
Suhu ; 36 C,Nadi/HR ; 95x/menit,Pernapasan/RR ; 22 x/menit,TD ;
114/90 mm Hg
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan pasien mengatakan
nyerin saat beraktivitas dan susah beraktivitas,ADL; seperti
makan,minum,dan memakai baju dan celana dibantu keluarga atau
perawat,NSR dengan iskemic inferior ( terdapat gelombang T inverted di
Lead III,AVF ) dan iskemik aterolateral (terdapat gelombang T inverted
di V1,V2,V3,V4,V5 ), Hasil coroangiografi = CAD 3VD ISR LAD,TTV ;
Suhu ; 36 C,Nadi/HR ; 95x/menit,Pernapasan/RR ; 22 x/menit,TD ;
114/90 mm Hg

33
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.D


Ruang Rawat : Ruangan IMCU
Diagnosa Keperawatan Tujan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Nyeri akut berhubungan dengan SLKI Tingkat nyeri (L.08066) Setelah Manajemen Nyeri (I.08238) 1) Untuk mrngidentifikasi lokasi,
iskemia dibuktikan dengan diberikan asuhan keperawatan 1x7 jam Observasi lokasi, karakteristik, durasi,
pasien mengatakan nyeri ulu hati diharapkan tingkat nyeri menurun 9) Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, intensitas
hilang timbul seperti di tusuk- dengan kiteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, 2) Untuk mengidentifikasi skala
tusuk dengan skala nyeri 4 4) Tingkat nyeri menurun dengan skor intensitas nyeri
sedang,nyeri bertambah bila 5 10) Identifikasi skala nyeri 3) Untuk memonitor efek
aktivitas,Pasien tampak 5) Tingkat gelisah pasien menurun 11) Monitor efek samping samping penggunaan
lemah,pasien tampak dengan skor 5 penggunaan analgetik analgetik
gelisah,pasien tampak 6) Tingkat meringis pasien menurung Terapeutik 4) Untuk memberikan terapi
kesakitan,posisi semi dengan skor 4 12) Berikan terapi nonfarmakologis nonfarmakologis untuk
fowler,terpasang infus nacl 09% untuk mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri (terapi
20 tpm dan 02 nasal kanul 4 (terapi musik terapi pijat, kompres musik terapi pijat, kompres
liter, NSR dengan iskemic hangat) hangat)
inferior ( terdapat gelombang T 13) Fasilitas istirahat dan tidur 5) Untuk memfasilitas istirahat
inverted di Lead III,AVF ) dan Edukasi dan tidur
iskemik aterolateral (terdapat 14) Jelaskan penyebab, priode, dan 6) Menjelaskan penyebab,
gelombang T inverted di
31
V1,V2,V3,V4,V5 ) pemicu nyeri priode, dan pemicu nyeri
Hasil coroangiografi = CAD 15) Jelaskan strategi meredakan nyeri 7) Menjelaskan strategi
3VD ISR LAD Kolaborasi meredakan nyeri
TTV ; Suhu ; 36 C,Nadi/HR ; 16) Kolaborasi pemberian analgetik 8) Untuk mengkolaborasi
95x/menit,Pernapasan/RR ; 22 pemberian analgetik
x/menit,TD ; 114/90 mm Hg
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reahabilitasi Jantung I.02081 1) Memonitor tingkat toleransi
berhubungan dengan selama 1x7 jam, diharapkan tidak Observasi aktivitas
ketidakseimbangan antara suplai mengalami ansietas: 1) Monitor tingkat toleransi aktivitas 2) Memperiksa kontraindikasi
dan kebutuhan oksigen Kriteria Hasil: 2) Periksa kontraindikasi latihan latihan (takikardia hipotensi
dibuktikan dengan pasien 5) Kekuatan nadi perifere cukup (takikardia hipotensi ortostatik ortostatik >20 mmHg, angina,
mengatakan nyerin saat meningkat dengan skor 4 >20 mmHg, angina, dispnea, dispnea, gambaran EKG
beraktivitas dan susah 6) Gambaran EKG aritmia cukup gambaran EKG iskemis, blok iskemis, blok atrioventicular
beraktivitas,ADL; seperti menurun dengan skor 4 atrioventicular derajat 2 dan 3, derajat 2 dan 3, takikardia
makan,minum,dan memakai 7) Batuk cukup menurun dengan skor takikardia ventrikel)>120x/menit, ventrikel)>120x/menit, TDS
baju dan celana dibantu keluarga 4 TDS >180 mmHg, TDD >110 >180 mmHg, TDD >110
atau perawat,NSR dengan Tekanan darah cukup membaik dengan mmHg. mmHg.
iskemic inferior ( terdapat skor 4 3) Lakukan skrining ansietas dan 3) Melakukan skrining ansietas
gelombang T inverted di Lead depresi, jika pertu dan depresi, jika pertu
III,AVF ) dan iskemik Terapeutik 4) Memfasilitasi pasien menjalani
aterolateral (terdapat gelombang 4) Fasilitasi pasien menjalani latihan latihan fase 1 (inpatient)
T inverted di fase 1 (inpatient) 5) Memfasilitasi pasien
32
V1,V2,V3,V4,V5 ), Hasil 5) Fasilitasi pasien menjalani latihan menjalani latihan fase 2
coroangiografi = CAD 3VD ISR fase 2 (outpatient) (outpatient)
LAD,TTV ; Suhu ; 36 6) Fasilitasi pasien menjalani latihan 6) Memfasilitasi pasien
C,Nadi/HR ; fase 3 (maintenance) menjalani latihan fase 3
95x/menit,Pernapasan/RR ; 22 7) Fasilitasi pasien menjalani latihan (maintenance)
x/menit,TD ; 114/90 mm Hg fase 4 (long term) 7) Memfasilitasi pasien menjalani
Edukasi latihan fase 4 (long term)
8) Jelaskan rangkaian fase-fase 8) Menjelaskan rangkaian fase-
rehabilitasi jantung fase rehabilitasi jantung
9) Anjurkan menjalani latihan sesuai 9) Menganjurkan menjalani
toleransi latihan sesuai toleransi
10) Anjurkan pasien dan keluarga 10) Menganjurkan pasien dan
untuk modifikasi faktor risiko keluarga untuk modifikasi
(mis, latihan, diet, berhenti faktor risiko (mis, latihan,
merokok, menurunkan berat diet, berhenti merokok,
badan) menurunkan berat badan)
11) Anjurkan pasien dan keluarga 11) Menganjurkan pasien dan
mematuhi protokol kesehatan keluarga mematuhi protokol
kesehatan

33
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. D
Ruang Rawat : Ruangan IMCU

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
1) Untuk mrngidentifikasi lokasi, lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, S : pasien mengatakan berkurang rasa nyeri
intensitas menjadi skala 2
2) Untuk mengidentifikasi skala nyeri O:
3) Untuk memonitor efek samping penggunaan  Pasien tampak meringis berkurang
selasa 15 analgetik  Skala nyeri menjadi 2
November 2022 4) Untuk memberikan terapi nonfarmakologis untuk  TTV ;
Aliansyah
Dx 1 mengurangi rasa nyeri (terapi musik terapi pijat, Suhu ; 36 0C
Pukul 09 : 00 wib kompres hangat) Nadi/HR ; 95x/menit
5) Untuk memfasilitas istirahat dan tidur Pernapasan/RR ; 22 x/menit
6) Menjelaskan penyebab, priode, dan pemicu nyeri TD ; 114/90 mm Hg
7) Menjelaskan strategi meredakan nyeri A : masalah teratasi sebagian
8) Untuk mengkolaborasi pemberian analgetik P : lanjutkan intervensi

34
1) Memonitor tingkat toleransi aktivitas S : pasien mengatakan agak berkurang dan bisa
2) Memperiksa kontraindikasi latihan (takikardia beraktivitas,walaupun masih nyeri dada ketika
hipotensi ortostatik >20 mmHg, angina, dispnea, beraktivitas
gambaran EKG iskemis, blok atrioventicular O :
derajat 2 dan 3, takikardia ventrikel)>120x/menit,  ADL; seperti makan,minum,dan memakai
TDS >180 mmHg, TDD >110 mmHg. baju dan celana dibantu keluarga atau
3) Memfasilitasi pasien menjalani latihan fase 1 perawat
(inpatient)  NSR dengan iskemic inferior ( terdapat
selasa 15
4) Memfasilitasi pasien menjalani latihan fase 2 gelombang T inverted di Lead III,AVF )
November 2022
(outpatient) dan iskemik aterolateral (terdapat Aliansyah
Dx 2
5) Memfasilitasi pasien menjalani latihan fase 3 gelombang T inverted di
Pukul 10 : 00 wib
(maintenance) V1,V2,V3,V4,V5 )
6) Memfasilitasi pasien menjalani latihan fase 4  TTV ;
(long term) Suhu ; 36 0C
7) Menjelaskan rangkaian fase-fase rehabilitasi Nadi/HR ; 95x/menit
jantung Pernapasan/RR ; 22 x/menit
8) Menganjurkan menjalani latihan sesuai toleransi TD ; 114/90 mm Hg
9) Menganjurkan pasien dan keluarga mematuhi A : masalah teratasi sebagian
protokol kesehatan P : lanjutkan intervensi

35
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan
jenis kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada hasil
pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-segment
Elevation Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai dan ditangani
dengan cermat
4.2 Saran
4.2.1 Pasien
Di harapkan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dan pola
istirahat yang cukup serta menjaga keseimbangan pola makan dengan asupan
makanan yang bernutrisi dan bergizi untuk memenuhi kesehatan tubuh. Dan juga
minum obat secara teratur selama masa pemulihan.
4.2.2 RSUD
Mari kita berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, agar seluruh
kebutuhan masyarakat tentang kesehatannya dapat terpenuhi dan ciptakanlah
suasana pelayanan yang terbaik agar masyarakat lebih mau lagi melakukan
pemeriksaan kesehatan kepada tenaga kesehatan.

36
LEMBAR KONSUL

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No. 110 Palangka Raya Telp. (0536) 3227707
E-mail : stikesekaharap110@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PRODI D3 KEPERAWATAN

NAMA : Aliansyah
NIM : 2020-01-14401-006
Judul Laporan Asuhan Keperawatan : asuhan keperawatan medikal bedah dengan
medis nstemi hhd cad 3vd isr lad
hipokalemia di ruang imcu rsud dr.doris
sylvanus palangka raya.
PEMBIMBING I (Akademik) : Eva Priskila,S.Kep,Ners
PEMBIMBING II (Lahan Praktik) : Admi Saw Billa,A.md.,Kep

37
38

Anda mungkin juga menyukai