Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH PADA TN.

M DI RUANGB ICU
DENGAN DIAGNOSA CAD (Coronary Artery Diases) RSUCM ACEH UTARA

Disusun Untuk MemenuhiTugasPraktek Keperawatan Medical Bedah Pendidikan


S1 Keperawatan UniversitasBumiPersada

DisusunOleh:

Rini Azkia

NPM : 19010668

Dosen pembimbing : Ns.Yunita sari,M.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SI KEPERAWATAN


UNIVERSTAS BUMI PERSADA (UNBP)
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Asuhan Keperawatan Medical
bedah Pendidikan Profesi Ners Mahasiswa Universitas Bumi Persada di RSUCM sudah
dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan dan pihak-pihak yang terkait dalam
penyusunan laporan ini.Shalawat dan salam juga kita panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang berilmu pengetahuan.
Laporan Asuhan Keperawatan Medical Bedah ini merupakan Laporan
keperawatan Medical bedah Mahasiswa Universitas Bumi Persada Program Studi S1
Keperawatan dalam menjalani Praktek, praktek ini salah satu bentuk aplikasi ilmu yang
telah diperoleh selama proses perkuliahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi dan untuk masyarakat sebagai tolak ukur dalam merubah
perilaku hidup sehat.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs. Abdul Wahab, M.Pd., selaku Pembina Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
2. Bapak Muhammad Yani, SE selaku Ketua Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
3. Ibu Rika Mursyida, S.SiT., M.Kes., selaku Dekan FKTS Universitas Bumi Persada.
4. Ibu Ns. Fauziah, M.Kep., selaku Kepala jurusan Prodi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Bumi Persada.
5. Ibu Ns.Linur Steffi Harkensia,S.Kep, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Bumi Persada
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiwa/i telah memberikan masukan dan bantuan dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat menjadi
bahan masukan bagi semua instansi yang terlibat
Lhokseumawe, Desember 2023

Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing, Laporan Praktek Keperawatan
Medical BedahProdi Pendidikan S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Teknologi dan
Sains Universitas Bumi Persada Lhokseumawe Tahun Ajaran 2023 di RSUCM
Lhokseumawe, Aceh Utara

Telah disetujui

Pembimbing CI/perseptor

Ns.Yunita sari,M.Kep Ns.Zakaria,S.Kep


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................1
C. Manfaat..............................................................................................2

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian..........................................................................................2
B. Etiologi................................................................................................3
C. Klasifikasi...........................................................................................6
D. Patofisiologi........................................................................................7
E. Manifestasi klinis...............................................................................8
F. Penatalaksanaan ...............................................................................10

BAB III TINJAUAN KASUH (ASKEP)...........................................................12


BAB 1V KESIMPULAN DAB SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................27
B. Saran...................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya gangguan kardiovaskular disebabkan karena

kegagalan dalam mempertahankan pola kehidupan yang baik dan sehat,

seperti tidak berolahraga secara teratur, banyak bekerja dalam posisi

duduk yang lama serta tidak dibarengi dengan pola makan yang baik

(Pahlawi & Sativani, 2021).

Prayogi et al. (2019) menyebutkan bahwa penyakit

kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

maju dan berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 36

juta kematian diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) tiap tahun,

diperoleh 9 juta dari total kematian terjadi sebelum umur 60 tahun pada

negara berkembang.

Penyebab utama kematian di benua Asia sendiri dinyatakan oleh

World Health Organization (WHO) dikutip dari Pratiwi & Saragi

(2018) disebabkan oleh penyakit jantung. Survei yang dilakukan oleh

Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit

jantung koroner berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala di

Indonesia ialah sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340

orang. Di wilayah Sulawesi Selatan diperoleh angka PJK mendekati

prevalensi nasional yaitu mencapai 2,9%. Mabruroh & Syarif (2020)

menambahkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) atau Coronary

Artery Disease (CAD) saat ini menjadi masalah kesehatan yang tinggi di

masyarakat. Terdapat 18.2 juta (6.7%) orang dewasa usia lebih.


Coronary Artery Disease (CAD) atau yang lebih populer dikenal

penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular penyebab

kematian terbesar dan insidensinya pada saat ini cenderung meningkat.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan taraf hidup dan berubahnya

masyarakat agraris menjadi masyarakat industri maupun perubahan pola

makanan (Awaludin et al., 2018).

Salah satu jenis terapi relaksasi dan belum banyak diterapkan di

Indonesia adalah terapi pernapasan warna,merupakan terapi yang

didasarkan pada pernyataan bahwa setiap warna tertentu mengandung

energi-energi penyembuh, salah satunya ialah warna hijau. Warna hijau

dapat menimbulkan rasa nyaman, menyeimbangkan dan menenangkan

emosi (Sari et al., 2018).

Pernapasan warna adalah aktivitas mengurangi kecemasan yang

dapat dipelajari dengan cepat karena dengan membayangkan atau

merenungkan disertai penarikan napas dengan nyaman dan santai. Pada

saat bernapas inilah terapi warna digunakan dengan memvisualisasikan

warna tersebut. Penarikan napas yang dalam dengan memfokuskan

pikiran membayangkan warna untuk menenangkan dan membuat rileks

pikiran serta menyeimbangkan tubuh (Suwandi et al., 2018).

Penelitian Naja et al. (2021) menunjukkan bahwa terapi warna

hijau mampu menurunkan tekanan darah pada kelompok eksperimen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Mosse bahwa hijau memiliki

kedekatan yang kuat dengan alam, membantu kita terhubung dengan

empati kepada orang lain dan dunia alam. Secara naluriah, warna ini

menciptakan perasaan nyaman, ketenangan, menyeimbangkan emosi


dan mengurangi stres. Warna hijau berefek pada sistem saraf secara

keseluruhan, terutama bermanfaat bagi sistem saraf pusat (Sari et al.,

2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat rumusan masalaH
Bagaimanakah asuhan keperawatan Medical Bedah ansietas pada pasien dengan
CAD di RSUCM?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan ansietas pada pasien dengan CAD di ruang
Icu.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian keperawatan pada pasien CAD.
b. Mengidentifikasi hasil diagnosis keperawatan pada pasien CAD.
c. Mengidentifikasi hasil perencanaan keperawatan pada pasien CAD.
d. Mengidentifikasi hasil implementasi keperawatan medica bedah pada pasien
CAD .
e. Mengidentifikasi hasil evaluasi keperawatan Medical bedah pada pasien
CAD.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka dalam
mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan mengenai asuhan
keperawatan medical Bedah pada CAD.
a. Hasil karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai keperawatan CAD .
b. Manfaat praktis
2. Bagi institusi kesehatan
Hasil karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak
institusi kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar praktik asuhan keperawatan medical Bedah.
3. Bagi penulis
Hasil karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan medical bedah pada pasien CAD.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Definisi Coronary Artery Disease (CAD)

Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner merupakan

penyakit yang mengacu pada perubahan patologis di dalam dinding arteri koroner

(pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otot jantung dengan membawa O2

yang banyak) yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah yang melalui pembuluh

ini (Fikriana, 2018).Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyempitan atau

penyumbatan arteri coroner yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah

melambat, jantung tak mendapat cukup O2 dan zat nutrisi. Hal ini biasanya

mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner

tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung dan kerusakan pada otot

jantung (Antara et al., 2019).

Hal ini terjadi karena terbentuk plak akibat dari terkumpulnya kolesterol dalam

jangka waktu yang cukup lama. Proses ini disebut aterosklerosis. Kondisi tersebut

menyebabkan otot jantung melemah dan menimbulkan komplikasi seperti gagal

jantung dan gangguan irama jantung (Suyanti & Rahayu, 2020).

Arteri koroner sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yakni arteri koroner

kanan (Right Coronary Artery/RCA) dan arteri koroner kiri (Left Main/LM).

Arteri koroner kiri (LM) memiliki 2 cabang, yaitu arteri desendens anterior

kirI

2
(Left Anterior Desendens/LAD) dan arteri sirkumfleksa kiri (Left

Circumflex/LCX). LAD memperdarahi dinding anterior ventrikel kiri. LCX

memperdarahi dinding lateral ventrikel. Sementara RCA memperdarahi

ventrikel dan atrium kanan (Hastuti & Mulyani, 2019).

2. Etiologi Coronary Artery Disease (CAD)


Menurut Muthmainnah (2019) faktor risiko PJK dapat menjadi:

a. Faktor yang Tidak Dapat Diubah (Non-modifiable)

1) Usia

Pada laki-laki dan perempuan, kadar

kolesterol mulai meningkat di usia 20 tahun.

2) Jenis Kelamin

Pada perempuan yang menopause,

cenderung memiliki risiko lebih cepat terkena PJK

dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena

hormon estrogen dan endogen pada perempuan yang

bersifat protektif membuat risiko tersering penyakit

jantung lebih rendah. Laki-laki 2-3x berisiko lebih

besar terkena PJK dibanding perempuan.

3) Riwayat Keluarga (Genetik)

Jika ayah terkena serangan jantung pada usia

<60 tahun atau ibu terkena <65 tahun, maka

keturunannya berisiko lebih besar terkena PJK.

3
b. Faktor yang Dapat Diubah (Modifiable)

1) Hipertensi

Hipertensi yang terjadi secara terus-menerus


menyebabkan

sistem pembuluh darah rusak dengan perlahan-

lahan. Hipertensi menjadi penyebab utama PJK.

Pada mulanya, terjadi hipertropi dari tunika media,

lalu hialinisasi setempat serta penebalan fibrosis dari

tunika intima, lalu berakhir dengan terjadinya

penyempitan pembuluh darah.

2) Hiperlipidemia

Tingginya kadar kolesterol HDL, sementara

kolesterol LDL meningkat sejalan dengan

peningkatan risiko koronaria berperan sebagai faktor

pelindung terhadap penyakit PJK.

3) Penyakit Diabetes Melitus

DM meningkatkan kadar lemak dalam darah,

termasuk kolesterol tinggi. Ini terjadi karena

resistensi insulin yang mengontrol penyebaran

glukosa melalui aliran darah ke sel-sel di seluruh

tubuh. Timbul proses penebalan membran kapiler

dan arteri koroneria sehingga terjadi penyempitan

aliran darah ke jantung.

4) Merokok

4
Menurunnya konsumsi O2 akibat dari efek

rokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah

berkurang sehingga meningkatkan pengerasan

pembuluh darah arteri dan membuat platelet menjadi

lengket. Akibatnya, terbentuk gumpalan yang

menyebabkan beban miokard bertambah.

5) Obesitas

Risiko terkena PJK meningkat jika berat badan

tidak ideal. Kelebihan jumlah lemak pada tubuh >19% dan

>21% pada perempuan dikategorikan obesitas. Obesitas dapat

meningkatkan kadar kolesterol dan seringkali berbarengan

dengan DM dan hipertensi.

6) Stres

Tekanan darah dan Katekolamin dapat

meningkat jika seseorang mengalami stres

berkepanjangan, sehingga dapat menyebabkan

penyempitan pembuluh darah arteri.

7) Kurang Aktivitas Fisik/Latihan

Latihan fisik dapat membantu menurunkan

tekanan darah dan meningkatkan kesegaran jasmani,

menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang

5
berlebihan berkurang.

3. Klasifikasi Coronary Artery Disease (CAD)

Penyakit jantung koroner menurut Chia et al., (2013)

diklasifikasikan menjadi 3, antara lain sebagai berikut:

a. Silent Ischaemeia (Asimtotik)

Penderita tidak merasakan adanya tanda penyakit.

b. Angina Pectoris

Seseorang merasakan nyeri pada bagian dada

daerah sternum, substernal/dada sebelah kiri dan

seringkali menjalar ke bagian lengan sebelah kiri,

rahang, punggung, leher, bahkan sampai ke lengan

kanan. Nyeri ini ditandai dengan adanya rasa tertekan

benda berat dan terasa panas. Durasinya sekitar 1-5

menit dan nyeri akan muncul saat melakukan aktivitas

dan berkurang dengan istirahat.Gambaran EKG dan

foto rontgen dada memperlihatkan bentuk jantung yang

normal saat istirahat. Jika hasil EKG menunjukkan

depresi segmen ST, maka perlu dilakukan exercise test.

c. Infark Miokard Akut

Disebabkan karena jaringan otot jantung mati

dan kekurangan O2 dalam darah dalam beberapa waktu,

ditandai dengan nyeri dada sebelah kiri, menjalar ke

6
lengan kiri. Nyeri timbul terus-menerus dan berangsur

lama, tidak mudah sembuh dengan hanya beristirahat.

Infark miokard akut berdasarkan EKG 12 sadapan

dapat diklasifikasikan menjadi STEMI (ST-segmen

Elevasi Miokard Infark) dan NSTEMI (Non ST-

segmen Elevasi Miokard Infark).

4. Patofisiologi Coronary Artery Disease (CAD)

Menurut Lemone (2015), penyebab utama PJK adalah

aterosklerosis. Pada aliran darah, lemak diangkut dengan menempel pada

potein yang disebut apoprotein. Hiperlipidemia dapat merusak endotelium

arteri dan kelebihan tekanan darah dalam sistem arteri. Rusaknya endotel

dapat meningkatkan pelekatan dan agregasi trombosit, juga menarik

leukosit ke area tersebut. Akibatnya, LDL (lemak jahat) ada dalam darah.

Semakin banyak LDL yang menumpuk, maka akan mengalami proses

oksidasi.

Plak dapat mengurangi ukuran lumen pada arteri mengganggu

aliran darah, menyebabkan ulkus penyebab terbentuknya thrombus.

Thrombus akan terbentuk pada permukaan plak dan penimbunan lipid

terus-menerus. Hal tersebut dapat menyumbat pembuluh darah (Lemone,

2015).

Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil, cenderung robek dan

terbuka. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris lipid akan

terhanyut dalam aliran darah dan dapat menyumbat arteri, sehingga otot

7
jantung pada area tersebut mengalami gangguan aliran darah dan dapat

menimbulkan aliran O2 ke otot jantung berkurang. Hal itu mengakibatkan

sel miokardium menjadi iskemik, sehingga terjadi hipoksia. Akibatnya,

proses pada miokardium berpindah ke metabolisme anaerobic yang

menghasilkan asam laktat, sehingga merangsang ujung saraf otot

merasakan nyeri (Lemone, 2015).

Jaringan menjadi iskemik dan akhirnya infark (mati) karena suplai

darah ke area miokardium terganggu. Pada saat sel miokardium mati, sel

hancur dan melepaskan beberapa isoenzim jantung ke dalam sirkulasi.

Kenaikan kadar kreatinin kinase, serum dan troponin spesifik jantung

adalah indikator infark miokardium.

5. Manifestasi Klinis Coronary Artery Disease (CAD)

Gejala-gejala penyakit jantung korner menurut Soeharto (2015)

manifestasi klinik yang biasa terjadi pada kasus Coronary Artery Disease

(CAD) meliputi:

a. Nyeri dada

Nyeri muncul secara spontan, berlangsung

terus-menerus, terletak di bagian bawah sternum dan

perut atas, biasa menyebar ke bahu dan lengan,

biasanya lengan kiri.

b. Perubahan Pola EKG

Bisa depresi pada segmen ST, normal pada

istirahat. Gelombang T-inverted menunjukkan iskemia,

8
gelombang Q menunjukkan nekrosis. Disritmia dan

blok jantung disebabkan kondisi yang memengaruhi

sensitivitas sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia,

ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus saraf

simpatis, dapat berupa takikardi, bradikardi, premature

ventlrikel, ventrikel fibrilasi.

c. Sesak Napas

Jantung mulai gagal dan tidak mampu

memompa darah ke paru- paru, sehingga O2 di paru-

paru berkurang.

d. Diaphoresis

Terjadi pelepasan Katekolamin pada fase awal

yang meningkatkan stimulasi simpatis, sehingga terjadi

vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Akibatnya, kulit

lembab, dingin dan berkeringat.

e. Pusing

Suplai O2 ke otak berkurang karena jantung

tidak dapat memompa darah ke otak, sehingga

timbullah rasa pusing.

f. Kelelahan

Terjadi karena penyempitan pembuluh darah

yang mengakibatkan jantung kekurangan O2.

g. Mual dan Muntah

9
Nyeri yang menjalar dari dada ke area perut,

bisa merangsang pusat muntah. Area yang infark, akan

merangsang refleks vasofagal, sehingga timbul

perasaan mual dan muntah.

6. Penatalaksanaan Medis Coronary Artery Disease (CAD)

Penatalaksanaan pada penyakit jantung koroner

menurut Lemone (2015) yang perlu dilakukan, meliputi:

a. Pengobatan Farmakologi

1) Aspirin

Untuk mengurangi risiko agregasi trombosit

dan pembentukan thrombus. Biasanya, dosis rendah

(80-325 mg/hari).

2) Anti Kolesterol

Statisn berperan sebagai anti trombotik, anti

inflamasi dan dapat menurunkan risiko komplikasi

aterosklerosis.

b. Revaskularisasi Miokardium

Operasi dilakukan untuk memperbaiki aliran

darah yang menuju miokardium, mengalihkan aliran

dan bagian yang tersumbat dengan suatu cangkok

pintas, bernama Coronary Artery Bypass Graft

(CABG).

c. Non Farmakologi

10
1) Pola hidup yang sehat dengan berolahraga ringan.

2) Mengontrol pola makan.

3) Membatasi aktivitas yang memperberat aktivitas jantung.

4) Melakukan teknik distraksi dan relaksasi dengan cara


napas dalam.

7. Pemeriksaan Penunjang Coronary Artery Disease (CAD)

Menurut Black & Hawks (2014) pemeriksaan

penunjang pada PJK, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Laboratorium

b. Elektrokardiogram (EKG)

c. Foto Rontgen Dada

d. Echocardiography

e. Katerisasi Jantung

f. Angiography

8. Komplikasi Coronary Artery Disease (CAD)

a. Gagal Jantung Kongestif

b. Syok Kardiogenik

c. Edema Paru (Wicaksono, 2019).

11
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn.M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur :52Tahun
Status Perkawinan :Menikah
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Petani
Alamat :Lhokseumawe
Tanggal masuk RS :22/01/2023
Ruangan/kamar : ICU
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian :24-26 januari
Diagnosa Medis : CAD

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Ny.S
Hubungan dengan pasien : Istri
Pekerjaan :Petani
Alamat :Lhokseumawe

II. KELUHAN UTAMA

“Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri”

III. KELUHAN KESEHATAN SEKARANG

“keluarga mengatakan sudah 2 hari mengatakan nyeri dada sebelah kiri


seperti terbakar”

12
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
“Klien mengatakan sebelumnya hanya menderita penyakit
tipes,dan tidak mersakan sakit yang diderita saat ini”
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Orang tua : Tidak ada riawayat penyakit


b. Saudara kandung : Tidak ada
c. Penyakit keturunan : Tidak ada
d. Anggota yang meninggal : Ada
e. Penyebab meninggal : Kecelakaan
f. Genogram :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keluhan Umum
TB : 158 cm
BB :56 kg
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :10/80 mmHg
Nadi :84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu tubuh: 36.2 C
C. Pemeriksaan kepala dan leher

13
1. Kepala,Rambut,dan leher
a. Kepala
 Bentuk :Normal
 Ubun-ubun :Normal
 Kulit Kepala :Normal
b. Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut :Baik
 Bau :Khas rambut
 Warna kulit : Hitam campur putih
c. Wajah
 Warna kulit :kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Baik
b. Palpebra : Baik
c. Konjungtiva : Baik
d. Selera : Baik
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. Tekanan bola mata : Baik
3. Hidung
a. Tulang hidung : Normal
b. Lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi perciuman : Baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Ada, normal
d. Ketajaman pendengaran : Baik

14
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan bibir : Kurang terawat
6. Leher
a. Posisi trachea : Normal
b. Thypoid : Tidak ada
c. Suara : Normal
d. Kelenjarlimfe : Normal
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis

D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : Baik
3. Warna : Kuning langsat
4. Turgor : Baik
5. Kelembaban :Normal
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal
2. Warna payudara dan areola : Normal
3. Kelainan payudara dan putting : Tidak ada
4. Aksila dan elavikula :-

F. Pemeriksaan Thorak dan Dada


1. Ispeksi Thorak
a. Bentuk thoraks :Simetris
b. Pernafasan : Normal
 Frekuensi : teratur
 Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada

15
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi dan getaran suara : Normal
b. Perkusi :Tidak ada
c. Auskultasi : Bentuk normal
 Suara nafas :Normal
 Suara tambahan :Tidak ada
3. Pemeriksaan jantung
a. Insfeksi :-
b. Palpasi :-
 Pulpasi :-
 Iscut cordis :-
c. Perkusi
 Batas jantung :-
d. Auskultasi
 Bunyi jantung 1 :Tidak Terkaji
 Bunyi jantung II :-
 Bunyi jantung tambahan :-
 Mur-mur :-
 Frekuensi :-
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Normal
b. Benjola atau massa :Tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah :Terlihat
2. Auskultasi
a. Paristaltik usus :Tidak ada
b. Palpasi
 Benjolan :Tidak ada
 Tanda asites : Tidak ada
 Hepar : Tidak ada

16
 Lien :-
 Titikcm burney :-
c. Perkusi
 Suara abdomen :-
 Pemriksaan asites :-
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis :Tidak terkaji
b. Lubang uretra :Normal,sakit akibat
tertahan BAK
c. Kelainan pada genetalia eksterna :-
d. Kelainan pada genetalia interna : Tertahan BAK
2. Anus
a. Lubang anus : Ada
b. Kelianan pada lubang anus : Tidak ada
c. Perineum :-
I. Pemeriksaan Muskiloskeletal
1. Ektremitas atas
a. Kesimetrisan Otot : Normal
b. Edema : Tidak ada
c. Kekuatan otot :Baik
d. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
2. Ektremitas bawah
e. Kesimetrisan Otot : Normal
f. Edema : Tidak ada
g. Kekuatan otot :Baik
h. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GCS : E4M6V5

17
2. Menigeal sign :-
3. Status mental : Baik dan terkontrol
a. Kondisi emosi dan perasaan : Santai
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan,keputusan,dan perhitungan) : Baik
d. Motivasi : ingin cepat sembuh
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius/N1/perciuman :Normal
b. Nervus optikus/N II/penglihatan :Normal
c. Nervus okulomotoris/N III/N IV/NVI/bergeraknya Bola mata
:Normal
d. Nervus Trigeminus/N V/sentuhan halus :Baik
e. Nervus Fasialis/N VII/wajah :Baik
f. Nervus Vestibulo/N VIII : Baik
g. Nervus glosso pharinges/N IX : Baik
h. Nervus Asesorius/N XI/bahu : Baik
i. Nervus Hipogloson/N XII/Lidah : Baik
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan :Normal
b. Rombeg test : Normal
c. Test jari hidung : Normal
d. Pronosi survinasi test :-
e. Hoel to shin test :-
6. Fungsi Sensosrik
a. Indentifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test tajam tumpul : Normal
c. Test panas dingin : Normal
d. Test getaran : Normal
e. Sreognosis test : Normal

18
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
 Waktu tidur :Teratur
 Waktu bangun :Segar
 Masalah tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Tidak ada
b. Selama sakit
 Waktu tidur :sering kebangun tengah malam
 Waktu bangun :Pusing
 Masalah tidur :Nyeri karena BAK tertahan
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Nyeri
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Obat anti nyeri
B. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3 kali/hari
 Karateristik feses :Lembek
-Warna :cokelat
-Konsitensi :-
- Bau :Khas fases
 Penggunan laksatif :Tidak ada
 BAB terakhir :Normal
 Riwayat pendarahan :Tidak ada
2. BAK
 Pola bak :Normal
 Karateristik urine :6-8kali/hari
 Nyeri/kesulita BAK : Tidak ada
 Inkonentia :Baik

19
 Retensi :Tidak ada
 Penggunaan duretik :-
 Riwayat penyakit ginjal :-
 Berat jenis :-

b. Selama sakit
1. BAB
 Pola BAB :1-2x/hari
 Karateristik feses :Cair
-Warna :Tidak terkaji
-Konsitensi :-
- Bau :-
 Penggunan laksatif :-
 BAB terakhir :-
 Riwayat pendarahan :-
2. BAK
 Pola BAK :Tertahan
 Karateristik urine :-
 Nyeri/kesulitan BAK : Iya
 Inkonentia :-
 Retensi :Iya
 Penggunaan duretik : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal :Tidak ada
 Berat jenis :Tidak ada
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada

20
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
1. Tanda dan gejala
 BB sekarang : 56kg
 TB :162m
 Bentuk Tubuh
2. Waktu pemberian makanan :Pagi,siamg,sore kemalam
3. Masalah makanan :tidak ada
 Kesulitan mengunyah :tidak ada
 Kesulitan menelan :Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :Tidak ada
4. Pola minum
 Jumlah/porsi :Tergantung
 Kesulitan menelan :Tidak ada
b. Selama sakit
2. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
3. Tanda dan gejala
 BB sekarang :52kg

21
 TB :156m
 Bentuk Tubuh :Normal
4. Waktu pemberian makanan
5. Masalah makanan
 Kesulitan mengunyah : Tidak ada
 Kesulitan menelan : Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :-
6. Pola minum
 Jumlah/porsi
 Kesulitan menelan
D. Kebersihan diri / personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Kurang terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
E. Pola kegiatan
a. Sebelum sakit
‘klien mengatakan sellau pergi kesawah dan ke kebun pada saat klien sehat:
b. Selama sakit
“Klien mengatakn hampir semua aktivitas dibantu keluarga”

F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum sakit
”Klien mengatakn selalu salat berjamaah di mesjid dan mengikuti pengajian
rutin”
b. Selama sakit

22
“klien hanya berdoa dan berzikir”

VIII. Terapi Yang Diberikan

Nama Obat Dosis Frekuensi Rute Indikasi


Natrium 500 ml 24 jam IV Jenis cairan infus elektrolit
Chlorida yang memiliki fungsi
mengontrol kadar air dalam
tubuh, mencegah dan
mengatasi kehilangan sodium
dalam darah yang disebabkan IX.
oleh kekurangan cairan tubuh IX.
Aspilet 80 mg 24 jam Oral Obat pengencer darah untuk IX.
Chewable penderita infark miokard IX.
Clopidogrel 75 mg 24 jam Oral Untuk mencegah stroke dan IX.
serangan jantung IX.
Atorvastatin 20 mg 24 jam Oral Mencegah penyakit IX.
kardiovaskuler pada orang- IX.
orang yang berisiko tinggi dan IX.
menurunkan kadar lipid IX.
abnormal, menurunkan IX.
kolesterol jahat dan trigliserida IX.
Lisinopril 10 mg 24 jam Oral Pengobatan lini pertama untuk IX.
tekanan darah tinggi, obat IX.
penghambat enzim pengubah IX.
angiotensin dan sebagai obat IX.
standar emas dalam IX.
pengobatan tekanan darah IX.
tinggi, juga digunakan untuk IX.
mengobati gagal jantung dan IX.
setelah IX.
serangan jantung IX.
Isosorbid 5 mg 24 jam Oral Mencegah dan meredakan IX.
Dinitrate angina (nyeri dada) akibat IX.
penyakit jantung koroner IX.
Nitrokaf 2,5 mg 12 jam Oral Mengandung zat aktif IX.
Retard Nitrogliserin untuk mencegah IX.
dan terapi jangka panjang IX.
untuk penderita angina pectoris IX.
Bisoprolol 2,5 mg 24 jam Oral Obat yang digunakan terutama IX.
untuk penyakit jantung, secara IX.
khusus mencakup tekanan IX.
darah tinggi, angina pektoris
dan gagal jantung
23
IX. ANALISIS DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
DS: Agen edera Fisik Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri di (post pemasangan CDL)
bagian dad kanan dekat
leher pada post
pemasangan CDL

DO:
Klien tanpak menahan
nyeri, terdapat luka post
pemasangan CDL di
dada kanan atas dekat
leher skal nyeri 4
DS: Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan antarab suplai dan
m,erasa cepat lelah alam kebutuhan oksigen
beraktivitas
DO
Pasien tampak terlihat
lemah,dalam melakukan
aktivitas di vantu oleh
keluarga sakal aktivitas
2 skala otot
44444,44444

X. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut b.d agen cedera fisik (Post pemasangan CDL)
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan anatara suplai dan
kebutuhan oksigen.

XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

24
Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Implementasi
keperawatan hasil
Nyeri akut b.d Setalaj -lakukan -Melakukan pengkajian
dengan agen dilakukan pengkajian nyeri nyeri PGRST
cidera fisk (post tindakan -observasi vital -Observasi tanda-tanda
penusukan jarum keperawatan sign
vital
HD). menajmen -ajarkan teknik
nyeri dalam nafas dalam -Ajarkan tekknik nafas
kurun waktu dalam melalaui hidung
1x 24 jam dan keluarkan melalui
nyeri mulut
berkurang atau
teratasi
Criteria hasil
-mengenali
kapan nyeri
terjadi
-
menggambarka
n factor
penyebab nyeri
-menggunakan
tindakan
pengurangan
nyeri tanpa
analgesik
Intoleransi Setelah -Monitor respon 1. mengajarkan
aktvitas b.d dilakukan kardiovaskuler pasien untuk
ketidakseimbang tindakan terhadap nafas dalam
an antara suplai keperawatan aktivitas
R:mengikuti dengan
dan kebutuhan dalam kurung -Monitor pola
oksigen waktu 2x 24 tidur dan baik
jam pasien lamanya tidur 2. mengukur vital
toleran -Bantu klien singsesuadah
terhadap untuk dan sebelum
aktivitas mengindentifika latihan
Criteria hasil: si aktifitas yang Melakukan
-Status oksigen mampu
konsultasikan dengan
dalam dilakukan
beraktifitas -Anjurkan terapi rencana ambulasi
dalam bernafas keluarga untuk
-Frekuensi membantu
nasi, pasien dalam
pernafasan beraktifitas
dalam batas
normal

25
-Tekanan
sistolik dalam
batas normal

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

26
A. KESIMPULAN

B. SARAN

1. Bagi rumah sakit Diharapkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Bandar


Lampung dapat meningkatkan dan menfasilitasi kinerja tenaga kesehatan
khususnya perawat dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif
mulai saat pre operasi, intra operasi, maupun pos operasi. Dan juga diharapkan
pihak rumah sakit menambahkan beberapa media untuk mengurangi kecemasan
pra operasi di ruang persiapan operasi seperti leafler, aromaterapi, ataupun
musik.
2. Bagi perawat Diharapkan petugas kamar operasi khususnya perawat dapat
melakuka prosedur asuhan keperawatan sesuai dengan standar proses
keperawatan baik saat pre, intra, dan pos operasi pada pasien yang menjalani
tindakan pembedahan khususnya laparatomi. Serta dapat memberikan
kesempatan bagi mahasiswa secara terbimbing untuk melakukan tindakan untuk
meningkatka status pasien di ruang pemulihan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka


Edisi 8 Volume 1 (Penerjemah, Achir Yani dan Kusman Ibrahim).
Singapore: Elsevier.

Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2014). Nursing Theorists and Their


Work. In Contemporary Nurse (8th ed.). Missouri: Mosby.

Amanda, T. . (2019). Asuhan Keperawatan pada Klien Gagal Jantung


Congestive dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas. Jombang:
Insan Cendekia Medika.

Andriyani, A., & Virahaju, M. V. (2019). KOMBINASI TERAPI


WARNA HIJAU, AROMATERAPI LAVENDER, DAN MUSIK UNTUK
MENURUNKAN NYERI DAN KECEMASAN PERSALINAN. Media
Ilmu Kesehatan, 8(1), 53–63.

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut
Usia (Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-
0-00

Antara, I. M. P. S., Yuniadi, Y., & Siswanto, B. B. (2019). Laporan Kasus


Intervensi penyakit jantung koroner dengan Sindroma Gagal Jantung.
Jurnal Kardiologi Indonesia, 30(1), 32–37.

Fikriana, R. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Surabaya: CV Budi Utama.

Habibah, U., Syakurah, R. A., Ikhsan, D. S., Zulissetiana, E. F., & Aini, S.
(2021). Depression , Anxiety , and Stress among Students of Sriwijaya
University. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3), 23–35.

28

Anda mungkin juga menyukai