Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak.
Penyakit infeksi otak bermacam-macam seperti Meningitis, Meningoensefalitis,
dan Abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid
dan piamater (leptomeningens) disebut meningitis. Meningitis merupakan
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013).
Batticaca (2011) menjelaskan bahwa meningitis atau radang selaput otak
merupakan infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan
araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla sipinalis.
Kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dengan cepat
sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medulla spinalis terkena.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan suatu
proses serebrospinal.
Oragnisme yang merupakan penyebab umum meningitis meliputi Neisseria
meningitis (meningitis meningokok), Haemopbilus influenzae, dan Streptococcus
pneumoniae (organism ini biasanya terdapat di nasofaring). Organisme penyebab
meningitis yang sering menyerang bayi (sampai usia 3 bulan) adalah Escberichid
coli dan Listeria monocytogenes. Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat
dibagi menjadi meningitis aseptik (aseptic meningitis) yang disebabkan oleh
virus, dan meningitis bakterial (bacterial meningitis) yang disebabkan oleh
berbagai bakteri (Batticaca, 2008).

1
Gejala awal yang timbul akibat dari meningitis merupakan
akibat dari infeksi dan peningkatan tekanan intracranial (TIK), nyeri
kepala, mual dan muntah, demam, kejang, pada keadaan lebih lanjut
dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai dengan koma
(Tarwoto, 2013). Dampak yang timbul akibat meningitis yaitu
peningkatan tekanan intracranial, hyrosephalus, infark serebral,
abses otak, dan kejang (Tarwoto, 2003).
World Health Organization (2009), menyebutkan Afrika
terjadi sebanyak 78,416 kasus meningitis dengan jumlah kematian
4,053. Di Negara-negara berkembang seperti Gambia diperkirakan
2% dari semua anak < 5 tahun meninggal karena kasus meningitis
(Simanullang, dkk, 2014). Di Indonesia meningitis merupakan
penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%)
setelah malaria (simanullang, 2014). Menurut Riskesdas 2007
pneumonia dengan jumlah 15,5% merupkan penyakit penyebab
kematian kedua, sedangkan meningitis dengan jumlah 8,8%
merupakan penyebab kematian ke empat di Indonesia (Riskesdas,
2007). RSUP Dr. Kariadi Semarang ditemukan (35,3%) pasien
dengan penyakit meningitis TB dan ditemukan sejumlah (17,64%)
pasien dengan diagnosa meningitis (Masfiyah, dkk, 2013).
B. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan
penelitian dengan mengaplikasikan uranyan terhadap penyakit
meningitis.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian berpendapat untuk pimpinan rumah sakit
dapat meneruskan kepada perawat ruangan dalam asuhan

2
keperawatan pada pasien dengan penyakit meningitis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
pembelajaran di prodi keperawatan Padang dalam asuhan
keperawatan pada pasien penyakit meningitis.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam
penelitian selanjutnya tentang keperawatan pada pasien penyakit
meningitis.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Meningitis


1. Pengertian Penyakit Meningitis
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau
selaput yang disebut meningen.Peradangan pada meningen
khususnya pada bagian araknoid dan plamater (leptomeningens)
disebut meningitis.Peradang pada bagian duramater disebut
pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus,
jamur atau karena toksin. Namun demikian sebagian besar
meningitis disebabkan bakteri.Meningitis adalah peradangan pada
meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013).
Batticaca (2008), mengatakan meningitis adalah inflamasi
yang terjadi pada meningen otak dan medulla spinalis, gangguan
ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder)
seperti pneumonia, endokarditis, atau osteomielitis.
2. Etiologi
Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat
disebabkan oleh berbagai macam organisme: Haemophilus
influenza, Neisseria meningitis (Meningococus), Diplococus
pneumonia, Streptococcus group A, Pseudomonas,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus.
Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi seperti: fraktur
tengkorak, infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan
meningkatkan terjadinya meningitis.
a. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri
adalah: Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia,
Neisseria meningitides, dan Staphylococcus aureus.

4
Protein di dalam bakteri sebagai

benda asing dan dapat menimbulkan respon peradangan.


Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan
sel-sel sebagai respon peradangan. Eksudat terdiri dari
bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk di ruang
subaraknoid. Penumpukan didalam cairan serebrospinal
akan menyebabkan cairan menjadi kental sehingga dapat
menggangu aliran serebrospinal di sekitar otak dan
medulla spinalis. Sebagian akan menganggu absorbsi
akibat granulasi arakhnoid dan dapat menimbulkan
hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang
subaraknoid dapat menimbulkan peradangan lebih lanjut
dan peningkatan tekanan intrakranial. Eksudat akan
mengendap di otak dan saraf-saraf kranial dan spinal. Sel-
sel meningeal akan menjadi edema, membran sel tidak
dapat lebih panjang mengatur aliran cairan yang menujuh
atau keluar dari sel.
b. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik
meningitis.Meningitis ini terjadi sebagai akibat dari
berbagai macam penyakit virus yang meliputi measles,
mumps, herpes simplex dan herpes zoster.Pembentukan
eskudat pada umumnya terjadi diatas korteks serebral,
substansi putih dan meningens.Kerentanan jaringan otak
terhadap berbagai macam virus tergantung pada tipe sel
yang dipengaruhi.Virus herpes simplex merubah
metabolisme sel, yang mana secara cepat menyebabkan
perubahan produksi enzim atau neurotransmitter yang
menyebabkan disfungsi dari sel dan kemungkinan
kelainan neurologi.
Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab meningitisada 2 yaitu:

5
a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah
Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis,
stafilokokus, dan gram negative.
b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus
influenza, Neiseria meningitidis dan diplococcus pneumonia

3. Patofisiologi
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan
meningen yaitu pada bagian paling luar adalah duramater,
bagian tengah araknoid dan bagian dalam piamater.Cairan
serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada
dalam ruang subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus
choroid yang kemudian dialirkan melalui system ventrikal.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf
pusat melalui beberapa cara misalnya hematogen (paling
banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dan
arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen
mengakibatkan respon peradangan. Netropil bergerak ke
ruang subaraknoid untuk memfagosit bakteri menghasilkan
eksudat dalam ruang subaraknoid. Eksudat ini yang dapat
menimbulkan bendungan pada ruang subaraknoid yang pada
akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus. Eksudat yang
terkumpul juga akan berpengaruh terhadap saraf-saraf kranial
dan perifer. Makin bertambahnya eksudat dapat meningkatkan
tekanan intracranial (Tarwoto, 2013).
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapis
meningitis: dura mater, araknoid dan piamater. CSF
diproduksi di dalam fleksus koroid ventrikel yang mengalir
melalui ruang subaraknoid di dalam system ventrikel dan
sekitar otak dan medulla spinalis. CSF diabsobsi melalui
araknoid pada lapisan araknoid dari meningintis.
Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel

6
darah merah pada blood brain barrier. Cara masuknya dapat
terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur pembedahan atau
pecahnya abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila
adanya hubungan antara cairan serebrospinal dan dunia luar.
Masuknya mikroorganisme menuju ke susunan saraf pusat
melalui ruang subarakhoid dapat menimbulkan respon
peradangan pada pia, araknoid, cairan serebrospinal dan
ventrikel. Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui
saraf kranial dan spinal sehingga menimbulkan masalah
neurologi. Eksudat dapat menyumbat aliran normal cairan
serebropinal dan menimbulkan hidrosefalus (Widagdo, dkk,
2013).

4. Manifestasi klinis
Tarwoto (2013) mengatakanmanifestasi klinik pada
meningitis bakteri diantaranya :
a. Demam, merupakan gejala awal
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Kejang umum
e. Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran sampai dengan koma.
Sedangkan menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis
klien meningitis meliputi:
a. Sakit kepala
b. Mual muntah
c. Demam
d. Sakit dan nyeri secara umum
e. Perubahan tingkat kesadaran
f. Bingung
g. Perubahan pola nafas
h. Ataksia

7
i. Kaku kuduk
j. Ptechialrash
k. Kejang (fokal, umum)
l. Opistotonus
m. Nistagmus
n. Ptosis
o. Gangguan pendengaran
p. Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif
q. Fotophobia
5. Dampak Masalah
Tarwoto ( 2013), dampak maslah yang ditimbulkan pada
pasien meningitis berupa:
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Hyrosephalus
c. Infark serebral
d. Abses otak
e. Kejang
f. Pnemonia
g. Syok sepsis
h. Defisit intelektual

6. Penatalaksanaan
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
b. Pasien diistirahatkan/ bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres
d. Kontrol kejang
e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi

2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas

8
b. Antibiotik yang umum diberikan:
Ampisilin, Gentamisin, Kloromfenikol,
Sefalosporin.

Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan


TBC Pemeriksaan penujang (Hudak dan Gallo, 2012)
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC)
meningkat, kadar glukosa darah mrenurun, protein
meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elek
5. trolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
6. MRI, CT-scan/ angiorafi

9
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :26 tahun
Status Perkawinan :Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :-
Alamat :Ule Pulo
Tanggal masuk RS :22/01/2023
Ruangan/kamar : Arafah 2
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian :24-26 januari
Diagnosa Medis : Maningitis

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Ny.M
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Pekerjaan :IRT
Alamat :Ule pulo

II. KELUHAN UTAMA


“Keluarga klien mengatakan bahwa klien demam dan sulit untuk bernafas”

III. KELUHAN KESEHATAN SEKARANG


“keluarga klien mengatakan pasien sakit kepala, sakit perut,batuk
berdahak, nafas sesak, gelisah dan mual muntah,semua aktivitas
dibantu keluarga”

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

10
“Klien mengatakan sebelumnya hanya menderita penyakit tipes,dan tidak
mersakan sakit yang diderita saat ini”
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Orang tua : Tidak ada riawayat penyakit


b. Saudara kandung : Tidak ada
c. Penyakit keturunan : Tidak ada
d. Anggota yang meninggal : Ada
e. Penyebab meninggal : Sakit Tb paru
f. Genogram :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keluhan Umum
TB : 160
BB :40kg
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :128/80 mmHg
Nadi :98x/menit
RR : 20x/menit
Suhu tubuh : 37.2 C
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala,Rambut,dan leher

11
a. Kepala
 Bentuk :Normal
 Ubun-ubun :Normal
 Kulit Kepala :Normal
b. Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut :Baik
 Bau :Khas rambut
 Warna kulit : Hitam campur putih
c. Wajah
 Warna kulit :kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Baik
b. Palpebra : Baik
c. Konjungtiva : Baik
d. Selera : Baik
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. Tekanan bola mata : Baik
3. Hidung
a. Tulang hidung : Normal
b. Lubang hidung : Normal,terpasang NGT
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi perciuman : Baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Ada, normal
d. Ketajaman pendengaran : Baik
5. Mulut dan faring

12
a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan bibir : Kurang terawat
6. Leher
a. Posisi trachea : Normal
b. Thypoid : Tidak ada
c. Suara : Normal
d. Kelenjarlimfe : Normal
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis

D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : Baik
3. Warna : Kuning langsat
4. Turgor : Baik
5. Kelembaban :Normal
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal
2. Warna payudara dan areola : Normal
3. Kelainan payudara dan putting : Tidak ada
4. Aksila dan elavikula :-

F. Pemeriksaan Thorak dan Dada


1. Ispeksi Thorak
a. Bentuk thoraks :Simetris
b. Pernafasan : Normal
 Frekuensi : teratur
 Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
2. Pemeriksaan paru

13
a. Palpasi dan getaran suara : Normal
b. Perkusi :Tidak ada
c. Auskultasi : Bentuk normal
 Suara nafas :Normal
 Suara tambahan :Tidak ada
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi :Ictus jantung tidak terlihat
b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
 Pulpasi :-
 Iscut cordis :Teraba pada ICS V di sebelah
medial linea.
c. Perkusi
 Batas jantung :Redup, batas jantung kanan atas
ICS II linea para stemalis sinstra dextra.
d. Auskultasi
 Bunyi jantung 1 :Tidak Terkaji
 Bunyi jantung II :-
 Bunyi jantung tambahan :-
 Mur-mur :-
 Frekuensi :-
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Normal
b. Benjola atau massa :Tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah :Terlihat
2. Auskultasi
a. Paristaltik usus :Bising usus normal
5x/menit
b. Palpasi
 Benjolan :Tidak ada

14
 Tanda asites : Tidak ada
 Hepar : Tidak ada
 Lien :-
 Titikcm burney :-
c. Perkusi
 Suara abdomen :-
 Pemriksaan asites :-
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis :Tidak terkaji
b. Lubang uretra :Normal,sakit akibat
tertahan BAK
c. Kelainan pada genetalia eksterna :-
d. Kelainan pada genetalia interna : Tertahan BAK
2. Anus
a. Lubang anus : Ada
b. Kelianan pada lubang anus : Tidak ada
c. Perineum :-
I. Pemeriksaan Muskiloskeletal
1. Ektremitas atas
a. Kesimetrisan Otot : Normal
b. Edema : Tidak ada
c. Kekuatan otot :Baik
d. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
2. Ektremitas bawah
e. Kesimetrisan Otot : Normal
f. Edema : Tidak ada
g. Kekuatan otot :Baik
h. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi

15
1. Tingkat kesadaran
GCS : E4M6V5
2. Menigeal sign :-
3. Status mental : Baik dan terkontrol
a. Kondisi emosi dan perasaan : Santai
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan,keputusan,dan perhitungan) : Baik
d. Motivasi : ingin cepat sembuh
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius/N1/perciuman :Normal
b. Nervus optikus/N II/penglihatan :Normal
c. Nervus okulomotoris/N III/N IV/NVI/bergeraknya Bola mata
:Normal
d. Nervus Trigeminus/N V/sentuhan halus :Baik
e. Nervus Fasialis/N VII/wajah :Baik
f. Nervus Vestibulo/N VIII : Baik
g. Nervus glosso pharinges/N IX : Baik
h. Nervus Asesorius/N XI/bahu : Baik
i. Nervus Hipogloson/N XII/Lidah : Baik
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan :Normal
b. Rombeg test : Normal
c. Test jari hidung : Normal
d. Pronosi survinasi test :-
e. Hoel to shin test :-
6. Fungsi Sensosrik
a. Indentifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test tajam tumpul : Normal
c. Test panas dingin : Normal
d. Test getaran : Normal

16
e. Sreognosis test : Normal

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
 Waktu tidur :Teratur
 Waktu bangun :Segar
 Masalah tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Tidak ada
b. Selama sakit
 Waktu tidur :sering kebangun tengah malam
 Waktu bangun :Pusing
 Masalah tidur :Nyeri karena BAK tertahan
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Nyeri
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Obat anti nyeri
B. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3 kali/hari
 Karateristik feses :Lembek
-Warna :cokelat
-Konsitensi :-
- Bau :Khas fases
 Penggunan laksatif :Tidak ada
 BAB terakhir :Normal
 Riwayat pendarahan :Tidak ada
2. BAK
 Pola bak :Normal
 Karateristik urine :6-8kali/hari

17
 Nyeri/kesulita BAK : Tidak ada
 Inkonentia :Baik
 Retensi :Tidak ada
 Penggunaan duretik :-
 Riwayat penyakit ginjal :-
 Berat jenis :-

b. Selama sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3x/hari
 Karateristik feses :lembek
-Warna :Tidak terkaji
-Konsitensi :-
- Bau :-
 Penggunan laksatif :-
 BAB terakhir :-
 Riwayat pendarahan :-
2. BAK
 Pola BAK :Tertahan
 Karateristik urine :-
 Nyeri/kesulitan BAK : Iya
 Inkonentia :-
 Retensi :Iya
 Penggunaan duretik : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal :Tidak ada
 Berat jenis :Tidak ada
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
 Diet :Tidak ada

18
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
1. Tanda dan gejala
 BB sekarang : 56kg
 TB :162m
 Bentuk Tubuh
2. Waktu pemberian makanan :Pagi,siamg,sore kemalam
3. Masalah makanan :tidak ada
 Kesulitan mengunyah :tidak ada
 Kesulitan menelan :Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :Tidak ada
4. Pola minum
 Jumlah/porsi :Tergantung
 Kesulitan menelan :Tidak ada
b. Selama sakit
2. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-

19
3. Tanda dan gejala
 BB sekarang :40kg
 TB :160m
 Bentuk Tubuh :Normal
4. Waktu pemberian makanan
5. Masalah makanan
 Kesulitan mengunyah : Tidak ada
 Kesulitan menelan : Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :-
6. Pola minum
 Jumlah/porsi
 Kesulitan menelan
D. Kebersihan diri / personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Kurang terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
E. Pola kegiatan
a. Sebelum sakit
‘klien mengatakan sellau pergi kesawah dan ke kebun pada saat klien sehat:
b. Selama sakit
“Klien mengatakn hampir semua aktivitas dibantu keluarga”

F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum sakit

20
”Klien mengatakn selalu salat berjamaah di mesjid dan mengikuti pengajian
rutin”
b. Selama sakit
“klien hanya berdoa dan berzikir
VIII. ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB

DS: Perfusi serebral tidak Infeksi otak


-keluarga klien efektif
mengatakan klien sakit
kepala,mual muntah
-Keluarga mengatakan
pasien sakit perut
DO:
-Klien tampak
mengalami penurunan
kesdaran
-GCS:6
TD:128/76 mmHg
N:98x/menit

DS: Bersihan jalan nafas Sekresi yang tertahan


-Keluarga mengatakan tidak efektif
pasien penurunan
kesadaran
-keluarag mengatakn
pasien sasak dan batuk
berdahak.
DO
-pasien tampak sesak
-pernafasan 47x/menit

21
terpasang oksigeb

DS: Ganguan Mobilitas Fisik Penurunan kekuatan otot


-keluarga klien
mengatakan anggota
gerak pasien lemah
-keluarga mengatakan
smeua aktivitas klien
dibantu keluarga

IX. PRIORITAS MASALAH


1. Perfusi serebral tidak efektif b.d infeksi otak
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
3. Ganguan mobilitas fisik b,d penurunan kekuatan otot

X. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan/criteria Intervensi Implementasi


keperawatan hasil

Perfusi serebral Setelh dilakukan -Identifikasi -memonitor


tidak efektif b.d keperawatan penyebab ireguleritas irama
infeksi otak selam 2x24 jam peningkatan TIK nafas
maka criteria -Monitor -monitor
hasil: ireguleritas irama penurunan
-Tingkat kesdaran nafas kesadaran
meningkat -Monitor
-Sakit kepala penurunan
menurun kesadaran

22
-Demam menurun
-Takanan darah
membaik

Bersihan jalan Seetalah -monitor Memonitor adanya


nafas tidak dilakukan asuhan frekuensi,Irma, sputum
efektif b.d keperawatan kedalaman dan -memonitor adanya
hambatan upaya selam 3x24 jam upaya nafas sumbatan jalan
nafas maka criteria -Monitor pola nafas
hasil: nafas -menhinformasikan
-produksi sputum -Monitor hasil pemantauan
menurun kemampuan batuk
-Ronchi menurun efektif
-Frekuensi nafas -Monitor adanya
membaik produksi sputum
-Pola nafas -monitor adanya
membaik hambatan jalan
nafas

Gangguan Setelah dilakukan -Idenfikasi -kaji adanya nyeri


mobilitas fisik asuhan keluhan nyeri dan keluhan fisik
b.d penurunan keperawatan pada oto kainya lainaya
kekuatan otot selama 3x24 jam -identifkasi -memonitoer
maka criteria intoleran fisik kondisi umum
hasil: -monitor kondisi selama melakukan
-kekuatan otot umum selama mobilisasi
meningkat melakukan -melibatkan
-pergerakan mobilisasi keluarga
ekstremitas membanmtu klien
meningkat dalm penggerakan
-gerakan terbatas

23
meningkat
-kelemahan fisik
menurun

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam proses perancangan serta pembuatan program aplikasi sistem pakar


untuk mendiagnosa penyakit meningitis menggunakan metode Certainty Factor, ada
beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari penelitian
dan pembahasan yang dilakukan. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:

1. Pada penelitian sudah dikembangkan sistem pakar mendiagnosis penyakit


meningitis berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user.
2. Sistem ini mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan nilai
kepercayaan (Certainty Factor) dari perhitungan nilai- nilai densitas gejala yang
telah diberikan oleh pakar.
3. Metode Certainty Factor digunakan untuk mencari nilai tertinggi dari kombinasi
gejala-gejala yang telah dipilih oleh user.
4. Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit meningitis ini, dapat
melakukan diagnosa awal terhadap penyakit meningitis.Dengan menggunakan
sistem ini dapat dijadikan solusi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan
diagnosa dini terhadap gejala-gejala penyakit meningitis sebelum melakukan
konsultasi langsung kepada dokter.

24
B. Saran

Mengingat berbagai keterbatasan yang dialami penulis terutama masalah


pemikiran dan waktu, maka penulis menyarankan untuk pengembangan penelitian
dimasa yang akan datang sebagai berikut:

1. Pada aplikasi ini digunakan kriteria yang hanya berupa gejala fisik dari pasien,
pengembangan lebih lanjut sebaiknya menggunakan kriteria lainnya seperti hasil
pemeriksaan laboratorium sehingga hasil diagnosa menjadi lebih tepat dan
akurat.
2. Pengembangan program dan analisis data agar dapat lebih diperluas cakupannya.

25
Daftar Pustaka

Batticaca, fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien


Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Batticaca, fransisca B. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Doctherman, J .M., & Wagner, C.M.


2013. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Mocomedia

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Doctheman, J .M., & Wagner, C.M.


2013. Nursing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Mocomedia

Jannis & Hendrik. 2006. Meningitis Mortallty In Neurologi Ward Of


Dr. Cipto Mangukusumo Hospital. Jakarta: Med J Indones.
tersedia pada http://www.google.com/www.jurnal.ipi.ac.id di
akses pada tanggal 6 Febuari 2017

Muttaqin, arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Masfiyah., Aris Catur Bintoro., & Purnomo Hadi. 2013. Gambaran


Definitif Meningitis Tuberkulosa di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Semarang: FK Unissula Semarang. tersedia pada
http://www.google.com/www.jurnal.ipi .ac.id eduhealth di akses
pada tanggal 26 Januari 2017

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Nurarif Huda Amin., Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. 2016. Asuhan


Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda,
NIC,NOC Dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta: Mediaction
Publishing

Riset kesehatan daerah. 2007

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung : Alfabeta

26
Simanullang rolentina., Sori Muda sarumpaet., Rasmaliah. 2014.
Karakteristik Penderita Meningitis Anak Yang di Rawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Sumatara Utara: FKM
Usu. tersedia pada

27

Anda mungkin juga menyukai