PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak.
Penyakit infeksi otak bermacam-macam seperti Meningitis, Meningoensefalitis,
dan Abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid
dan piamater (leptomeningens) disebut meningitis. Meningitis merupakan
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013).
Batticaca (2011) menjelaskan bahwa meningitis atau radang selaput otak
merupakan infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan
araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla sipinalis.
Kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dengan cepat
sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medulla spinalis terkena.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan suatu
proses serebrospinal.
Oragnisme yang merupakan penyebab umum meningitis meliputi Neisseria
meningitis (meningitis meningokok), Haemopbilus influenzae, dan Streptococcus
pneumoniae (organism ini biasanya terdapat di nasofaring). Organisme penyebab
meningitis yang sering menyerang bayi (sampai usia 3 bulan) adalah Escberichid
coli dan Listeria monocytogenes. Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat
dibagi menjadi meningitis aseptik (aseptic meningitis) yang disebabkan oleh
virus, dan meningitis bakterial (bacterial meningitis) yang disebabkan oleh
berbagai bakteri (Batticaca, 2008).
1
Gejala awal yang timbul akibat dari meningitis merupakan
akibat dari infeksi dan peningkatan tekanan intracranial (TIK), nyeri
kepala, mual dan muntah, demam, kejang, pada keadaan lebih lanjut
dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai dengan koma
(Tarwoto, 2013). Dampak yang timbul akibat meningitis yaitu
peningkatan tekanan intracranial, hyrosephalus, infark serebral,
abses otak, dan kejang (Tarwoto, 2003).
World Health Organization (2009), menyebutkan Afrika
terjadi sebanyak 78,416 kasus meningitis dengan jumlah kematian
4,053. Di Negara-negara berkembang seperti Gambia diperkirakan
2% dari semua anak < 5 tahun meninggal karena kasus meningitis
(Simanullang, dkk, 2014). Di Indonesia meningitis merupakan
penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%)
setelah malaria (simanullang, 2014). Menurut Riskesdas 2007
pneumonia dengan jumlah 15,5% merupkan penyakit penyebab
kematian kedua, sedangkan meningitis dengan jumlah 8,8%
merupakan penyebab kematian ke empat di Indonesia (Riskesdas,
2007). RSUP Dr. Kariadi Semarang ditemukan (35,3%) pasien
dengan penyakit meningitis TB dan ditemukan sejumlah (17,64%)
pasien dengan diagnosa meningitis (Masfiyah, dkk, 2013).
B. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan
penelitian dengan mengaplikasikan uranyan terhadap penyakit
meningitis.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian berpendapat untuk pimpinan rumah sakit
dapat meneruskan kepada perawat ruangan dalam asuhan
2
keperawatan pada pasien dengan penyakit meningitis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
pembelajaran di prodi keperawatan Padang dalam asuhan
keperawatan pada pasien penyakit meningitis.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam
penelitian selanjutnya tentang keperawatan pada pasien penyakit
meningitis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Protein di dalam bakteri sebagai
5
a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah
Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis,
stafilokokus, dan gram negative.
b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus
influenza, Neiseria meningitidis dan diplococcus pneumonia
3. Patofisiologi
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan
meningen yaitu pada bagian paling luar adalah duramater,
bagian tengah araknoid dan bagian dalam piamater.Cairan
serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada
dalam ruang subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus
choroid yang kemudian dialirkan melalui system ventrikal.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf
pusat melalui beberapa cara misalnya hematogen (paling
banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dan
arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen
mengakibatkan respon peradangan. Netropil bergerak ke
ruang subaraknoid untuk memfagosit bakteri menghasilkan
eksudat dalam ruang subaraknoid. Eksudat ini yang dapat
menimbulkan bendungan pada ruang subaraknoid yang pada
akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus. Eksudat yang
terkumpul juga akan berpengaruh terhadap saraf-saraf kranial
dan perifer. Makin bertambahnya eksudat dapat meningkatkan
tekanan intracranial (Tarwoto, 2013).
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapis
meningitis: dura mater, araknoid dan piamater. CSF
diproduksi di dalam fleksus koroid ventrikel yang mengalir
melalui ruang subaraknoid di dalam system ventrikel dan
sekitar otak dan medulla spinalis. CSF diabsobsi melalui
araknoid pada lapisan araknoid dari meningintis.
Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel
6
darah merah pada blood brain barrier. Cara masuknya dapat
terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur pembedahan atau
pecahnya abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila
adanya hubungan antara cairan serebrospinal dan dunia luar.
Masuknya mikroorganisme menuju ke susunan saraf pusat
melalui ruang subarakhoid dapat menimbulkan respon
peradangan pada pia, araknoid, cairan serebrospinal dan
ventrikel. Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui
saraf kranial dan spinal sehingga menimbulkan masalah
neurologi. Eksudat dapat menyumbat aliran normal cairan
serebropinal dan menimbulkan hidrosefalus (Widagdo, dkk,
2013).
4. Manifestasi klinis
Tarwoto (2013) mengatakanmanifestasi klinik pada
meningitis bakteri diantaranya :
a. Demam, merupakan gejala awal
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Kejang umum
e. Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran sampai dengan koma.
Sedangkan menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis
klien meningitis meliputi:
a. Sakit kepala
b. Mual muntah
c. Demam
d. Sakit dan nyeri secara umum
e. Perubahan tingkat kesadaran
f. Bingung
g. Perubahan pola nafas
h. Ataksia
7
i. Kaku kuduk
j. Ptechialrash
k. Kejang (fokal, umum)
l. Opistotonus
m. Nistagmus
n. Ptosis
o. Gangguan pendengaran
p. Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif
q. Fotophobia
5. Dampak Masalah
Tarwoto ( 2013), dampak maslah yang ditimbulkan pada
pasien meningitis berupa:
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Hyrosephalus
c. Infark serebral
d. Abses otak
e. Kejang
f. Pnemonia
g. Syok sepsis
h. Defisit intelektual
6. Penatalaksanaan
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
b. Pasien diistirahatkan/ bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres
d. Kontrol kejang
e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
8
b. Antibiotik yang umum diberikan:
Ampisilin, Gentamisin, Kloromfenikol,
Sefalosporin.
9
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :26 tahun
Status Perkawinan :Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :-
Alamat :Ule Pulo
Tanggal masuk RS :22/01/2023
Ruangan/kamar : Arafah 2
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian :24-26 januari
Diagnosa Medis : Maningitis
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Ny.M
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Pekerjaan :IRT
Alamat :Ule pulo
10
“Klien mengatakan sebelumnya hanya menderita penyakit tipes,dan tidak
mersakan sakit yang diderita saat ini”
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
11
a. Kepala
Bentuk :Normal
Ubun-ubun :Normal
Kulit Kepala :Normal
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :Baik
Bau :Khas rambut
Warna kulit : Hitam campur putih
c. Wajah
Warna kulit :kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Baik
b. Palpebra : Baik
c. Konjungtiva : Baik
d. Selera : Baik
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. Tekanan bola mata : Baik
3. Hidung
a. Tulang hidung : Normal
b. Lubang hidung : Normal,terpasang NGT
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi perciuman : Baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Ada, normal
d. Ketajaman pendengaran : Baik
5. Mulut dan faring
12
a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan bibir : Kurang terawat
6. Leher
a. Posisi trachea : Normal
b. Thypoid : Tidak ada
c. Suara : Normal
d. Kelenjarlimfe : Normal
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : Baik
3. Warna : Kuning langsat
4. Turgor : Baik
5. Kelembaban :Normal
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal
2. Warna payudara dan areola : Normal
3. Kelainan payudara dan putting : Tidak ada
4. Aksila dan elavikula :-
13
a. Palpasi dan getaran suara : Normal
b. Perkusi :Tidak ada
c. Auskultasi : Bentuk normal
Suara nafas :Normal
Suara tambahan :Tidak ada
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi :Ictus jantung tidak terlihat
b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
Pulpasi :-
Iscut cordis :Teraba pada ICS V di sebelah
medial linea.
c. Perkusi
Batas jantung :Redup, batas jantung kanan atas
ICS II linea para stemalis sinstra dextra.
d. Auskultasi
Bunyi jantung 1 :Tidak Terkaji
Bunyi jantung II :-
Bunyi jantung tambahan :-
Mur-mur :-
Frekuensi :-
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Normal
b. Benjola atau massa :Tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah :Terlihat
2. Auskultasi
a. Paristaltik usus :Bising usus normal
5x/menit
b. Palpasi
Benjolan :Tidak ada
14
Tanda asites : Tidak ada
Hepar : Tidak ada
Lien :-
Titikcm burney :-
c. Perkusi
Suara abdomen :-
Pemriksaan asites :-
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis :Tidak terkaji
b. Lubang uretra :Normal,sakit akibat
tertahan BAK
c. Kelainan pada genetalia eksterna :-
d. Kelainan pada genetalia interna : Tertahan BAK
2. Anus
a. Lubang anus : Ada
b. Kelianan pada lubang anus : Tidak ada
c. Perineum :-
I. Pemeriksaan Muskiloskeletal
1. Ektremitas atas
a. Kesimetrisan Otot : Normal
b. Edema : Tidak ada
c. Kekuatan otot :Baik
d. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
2. Ektremitas bawah
e. Kesimetrisan Otot : Normal
f. Edema : Tidak ada
g. Kekuatan otot :Baik
h. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
J. Pemeriksaan Neurologi
15
1. Tingkat kesadaran
GCS : E4M6V5
2. Menigeal sign :-
3. Status mental : Baik dan terkontrol
a. Kondisi emosi dan perasaan : Santai
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan,keputusan,dan perhitungan) : Baik
d. Motivasi : ingin cepat sembuh
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius/N1/perciuman :Normal
b. Nervus optikus/N II/penglihatan :Normal
c. Nervus okulomotoris/N III/N IV/NVI/bergeraknya Bola mata
:Normal
d. Nervus Trigeminus/N V/sentuhan halus :Baik
e. Nervus Fasialis/N VII/wajah :Baik
f. Nervus Vestibulo/N VIII : Baik
g. Nervus glosso pharinges/N IX : Baik
h. Nervus Asesorius/N XI/bahu : Baik
i. Nervus Hipogloson/N XII/Lidah : Baik
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan :Normal
b. Rombeg test : Normal
c. Test jari hidung : Normal
d. Pronosi survinasi test :-
e. Hoel to shin test :-
6. Fungsi Sensosrik
a. Indentifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test tajam tumpul : Normal
c. Test panas dingin : Normal
d. Test getaran : Normal
16
e. Sreognosis test : Normal
17
Nyeri/kesulita BAK : Tidak ada
Inkonentia :Baik
Retensi :Tidak ada
Penggunaan duretik :-
Riwayat penyakit ginjal :-
Berat jenis :-
b. Selama sakit
1. BAB
Pola BAB :2-3x/hari
Karateristik feses :lembek
-Warna :Tidak terkaji
-Konsitensi :-
- Bau :-
Penggunan laksatif :-
BAB terakhir :-
Riwayat pendarahan :-
2. BAK
Pola BAK :Tertahan
Karateristik urine :-
Nyeri/kesulitan BAK : Iya
Inkonentia :-
Retensi :Iya
Penggunaan duretik : Tidak ada
Riwayat penyakit ginjal :Tidak ada
Berat jenis :Tidak ada
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
Diet :Tidak ada
18
Jumlah/porsi :1 porsi
Pola diet :Tidak ada
Anoreksia :Tidak ada
Mual muntah :Tidak ada
Nyeri ulu hati :Tidak ada
Alergi makanan :Tidak ada
BB biasa :-
1. Tanda dan gejala
BB sekarang : 56kg
TB :162m
Bentuk Tubuh
2. Waktu pemberian makanan :Pagi,siamg,sore kemalam
3. Masalah makanan :tidak ada
Kesulitan mengunyah :tidak ada
Kesulitan menelan :Tidak ada
Tidak dapat makan sendiri :Tidak ada
4. Pola minum
Jumlah/porsi :Tergantung
Kesulitan menelan :Tidak ada
b. Selama sakit
2. Pola makan
Diet :Tidak ada
Jumlah/porsi :1 porsi
Pola diet :Tidak ada
Anoreksia :Tidak ada
Mual muntah :Tidak ada
Nyeri ulu hati :Tidak ada
Alergi makanan :Tidak ada
BB biasa :-
19
3. Tanda dan gejala
BB sekarang :40kg
TB :160m
Bentuk Tubuh :Normal
4. Waktu pemberian makanan
5. Masalah makanan
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
Tidak dapat makan sendiri :-
6. Pola minum
Jumlah/porsi
Kesulitan menelan
D. Kebersihan diri / personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Kurang terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
E. Pola kegiatan
a. Sebelum sakit
‘klien mengatakan sellau pergi kesawah dan ke kebun pada saat klien sehat:
b. Selama sakit
“Klien mengatakn hampir semua aktivitas dibantu keluarga”
F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum sakit
20
”Klien mengatakn selalu salat berjamaah di mesjid dan mengikuti pengajian
rutin”
b. Selama sakit
“klien hanya berdoa dan berzikir
VIII. ANALISA DATA
21
terpasang oksigeb
X. RENCANA KEPERAWATAN
22
-Demam menurun
-Takanan darah
membaik
23
meningkat
-kelemahan fisik
menurun
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
24
B. Saran
1. Pada aplikasi ini digunakan kriteria yang hanya berupa gejala fisik dari pasien,
pengembangan lebih lanjut sebaiknya menggunakan kriteria lainnya seperti hasil
pemeriksaan laboratorium sehingga hasil diagnosa menjadi lebih tepat dan
akurat.
2. Pengembangan program dan analisis data agar dapat lebih diperluas cakupannya.
25
Daftar Pustaka
26
Simanullang rolentina., Sori Muda sarumpaet., Rasmaliah. 2014.
Karakteristik Penderita Meningitis Anak Yang di Rawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Sumatara Utara: FKM
Usu. tersedia pada
27