Anda di halaman 1dari 106

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN KASUS

DIABETES MELLITUS TIPE 2 SINISTRA PADA NY. M


DI RUANGAN PERAWATAN FLAMBOYAN
BLUD RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE
KAB. TAKALAR

OLEH:
KELOMPOK 2

Preceptor Lahan Preceptor Institusi

(Hj. Sri Masnaeni S. Kep, Ns) (Dewiyanti S.Kep, Ns, M. Kep)

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala


atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Keperawatan Medical Bedah ini hingga selesai. Laporan Keperawatan Medical
Bedah ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam
memperoleh gelar Profesi ners di STIKES Tanawali Persada Takalar.
Selama kami melakukan penyusunan Laporan ini, kami memperoleh
bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama kepada :
1. Dr. Hj. Patmawati, S.Kep., M.Kes. Selaku Ketua Stikes Tanawali Persada
Takalar yang telah menyediakan sarana dan prasarana sehingga proses belajar
mengajar bisa berjalan dengan lancar.
2. dr. Asriadi Ali, Sp. N, Selaku Direktur RSUD H.Padjonga Dg Ngalle yang
telah memberikan Izin dan kepercayaan untuk kami melakukan praktek
dirumah sakit.
3. Hj. Sri Masnaeni, S.Kep, Ns, Selaku pembimbing CI lahan dan Kepala
Ruangan di ruangan Flamboyan RSUD H.Padjonga Dg Ngalle Kabupaten
Takalar, yang telah banyak memberikan pengarahan dan saran kepada kami
sehingga terwujudnya laporan ini.
4. Dewiyanti,S.Kep,Ns,M.Kep, Selaku Pembimbing Institusi di ruangan
Flamboyan BLUD RSUD H.Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar, yang
telah banyak memberikan pengarahan, revisi dan saran kepada kami sehingga
terwujudnya laporan ini.
5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian Laporan ini.

ii
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan hati terbuka kami menerima saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak dari penyempurnaan laporan
Keperawatan Medical Bedah
Kami sangat berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca dan instansi-instansi yang lain.

Takalar, 14 Februari 2022

Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul .................................................................................. i

Kata Pengantar .................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................4
A. Definisi .......................................................................................4
B. klasifikasi.....................................................................................5
C. Etiologi........................................................................................6
D. Patofisiologi.................................................................................7
E. Pathways......................................................................................8
F. Manifestasi klinis......................................................................10
G. Pemeriksaan Penunjang.............................................................10
H. Penatalaksanaan.........................................................................11
I. Komplikasi................................................................................13
J. Pengkajian fokus ......................................................................15
K. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul..........................17
L. Intervensi...................................................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................20
A. Pengkajian.................................................................................20
B. Klasifikasi data..........................................................................34
C. Analisa data...............................................................................36
D. Diagnosa ...................................................................................41
E. Intervensi...................................................................................41
F. Implementasi.............................................................................44
G. Evaluasi.....................................................................................44

iv
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................96
BAB V PENUTUP.....................................................................................99
A. Kesimpulan ...............................................................................99
B. Saran .........................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................100

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Type C yang terletak di pusat kota Kabupaten
Takalar Sulawesi Selatan milik pemerintah Kabupaten Takalar. RSUD H.
Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar merupakan rumah sakit umum
daerah yang telah bekerjasama dengan badan penyelenggara jaminan
sosial ( BPJS ), sehingga menggunakan satu sistem pembayaran
berdasarkan indonesia case base group (INA CBGs). Pada saat ini telah
banyak penyakit dan unit pelayanan di rumah sakit yang ditanggung
pembiayaannya oleh BPJ, termasuk pemeriksaan darah rutin.
Data pasien rawat jalan selama tahun 2018 adalah sebanyak 80.084
orang. Pasien IRD sebanyak 15.198 orang ( baik pasien umum maupun
BPJS). Data pasien laboratorium selama tahun 2018 adalah 67.649 orang.
Pemeriksaan laboratorium terbanyak adalah pemeriksaan darah rutin yaitu
sebanyak 18.165 orang atau 27% dari seluruh pemeriksaan di laboratorium
pada tahun 2018.
World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah
penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2030 akan
meningkat paling sedikit menjadi 366 juta. Indonesia menempati urutan
ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk. Tingginya prevalensi DM yang sebagian besar
tergolong dalam DM tipe 2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor
kerentanan genetis dan paparan terhadap lingkungan, Pengobatannya
sendiri memerlukan waktu yang sangat lama, karena penyakit ini
merupakan penyakit kronis (Yugo susanto, 2017).
Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan kesehatan, sikap dan keterampilan petugasnya, sikap
dan pola hidup pasien beserta keluarganya, tetapi dipengaruhi juga oleh
kepatuhan pasien terhadap pengobatannya. Ketua Umum Perkeni Prof

1
Achmad Rudijanto menyampaikan hal itu dalam jumpa pers di sela-sela
Simposium (Yugo Susanto, 2017).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyebab mortalitas oleh
karena penyakit kardiovaskuler yang ditimbulkannya, penderita diabetes
mempunyai risiko 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan populasi non-DM
(Siregar, 2010). Data terbaru dari International Diabetes Federation
( IDF) menunjukkan jumlah penderita diabetes untuk seluruh dunia
sebanyak 285 juta otang, sebesar 7 % populasi penderita diabetes
dikalangan orang dewasa
International Diabetes Federation tahun 2015 menyatakan
estimasi penderita Diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 10 juta.
Diabetes mellitus menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia
dan di Indonesia. Data Sample Registration Survey tahun 2014
menunjukkan bahwa Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar
nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah Stroke
(21,1%) dan penyakit Jantung Koroner (12,9%).2 Berdasarkan data
Riskesdas (2013) prevalensi diabetes mellitus pada usia 55-64 tahun
sebesar 4,8% dan pada usia 65-74 tahun sebesar 4,2% prosentasi ini
menunjukkan bahwa prosentase terbesar diabetes mellitus di Indonesia
adalah pada lansia.
Diabetes melitus adalah penyakit kronis dimana tujuan dari
pengobatan diabetes mellitus dibagi menjadi dua yaitu jangka panjang dan
jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbagai keluhan
atau gejala diabetes mellitus. Tujuan jangka panjang adalah tercegahnya
berbagai komplikasi baik pada pembuluh darah (mikroangiopati dan
makroangiopati) maupun pada susunan saraf (neuropati) sehingga dapat
menekan angka morbiditas dan mortilitas. Tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mempertahankan kadar gula darah pada kriteria normal.
Penatalaksanaan DM tipe 2 yang kurang optimal akan
menimbulkan berbagai komplikasi, baik akut maupun kronis. Komplikasi
akut meliputi ketoasidosis diabetik (KAD), hipoglikemia dan
hiperglycemic hyperosmolar state (HHS), sedangkan komplikasi kronis

2
meliputi mikroangiopati dan makroangiopati.4 Komplikasi makrovaskuler
diantaranya adalah pembekuan darah di otak, penyakit jantung koroner,
gagal jantung kongestif dan stroke, sedangkan mikrovaskuler diantaranya
adalah nefropati, retinopati, neuropati dan amputasi.5,6 Berdasarkan
penelitian Satriawibawa dan Saraswati tahun 2012 yang dilakukan pada
pasien DM tipe 2 di poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah didapatkan
prevalensi komplikasi akut DM tipe 2 yaitu KAD sebanyak 7 orang
(6,6%), hipoglikemia sebanyak 18 orang (17%), sedangkan komplikasi
kronis yang terbanyak adalah gagal ginjal kronik sebanyak 28 kasus.7
Pada kelompok usia lansia komplikasi DM tipe 2 akan lebih cepat terlihat
dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Faktor yang dapat memicu
kondisi tersebut karena secara fisiologis sudah terdapat penurunan fungsi
berbagai organ pada lansia, penurunan respon tubuh terhadap terapi,
kondisi stress yang berhubungan dengan kondisi kesehatannya juga dapat
memicu penurunan imunitas tubuh.
Pada tahun 2020 diperoleh jumlah kasus Diabetes Mellitus di
BLUD RSUD H. Padjonga Daeng Ngalle ruangan Flamboyan mulai bulan
Januari-September sebanyak 75 orang sedangkan pada tahun 2021 dari
bulan Januari-Desember mengalami peningkatan sebanyak 127 orang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit Diabetes Mellitus
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakit Diabetes
Melitus.
C. Manfaat
Diharapkan setelah diketahui bagaimana perkembangan penyakit
Diabetes mellitus pelayanan lebih ditingkatkan lagi.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar Medis


A. Definisi
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative
(Yuliana elin, 2009). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi
atau resistensi insulin absolute atau relative yang ditandai dengan gangguan
metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
Suatu penyakit kronis yang disebabkan adanya gangguan metabolisme
hidrat arang, protein dan lemak yang biasanya ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam plasma darah dan sering disertai dengan komplikasi
vaskuler. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam
darah.Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin adalah
hormone yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar glukosa dalam
darah dengan mengatur produksi dan penyimpanan. (Sudoyo Aru, dkk, 2009).
Pada DM kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.
Keadaan ini menimbulkan hperglikemia yang dapat mengakibatkan
komplikasi metabolik akut seperti detoksikasi ketoasidosis dan sindrom
Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik (HHNK). Hipermetabolik dapat
menyebabkan komplikasi mikrovaskulaar yang kronis (penyakit ginjal dan
mata) dan komplikasi neuropatik (saraf). Penyakit makrovaskuler mencakup
IMA, stroke dan penyakit vaskuler perifer.
Diabetes Melllitus tipe II adalah kelompok DM akibat kurangnya
sensitifitas jaringan sasaran (otot, jaringan adipose dan hepar) berespon otot,
jaringan adipose dan hepar terhadap insulin ini, selanjutnya dikenal dengan
resistensi insulin dengan atau tanpa hiperinsulinemia ini adalah adanya
kombinasi antara kelainan genetic, obesitas, inaktifitas, faktor lingkungan dan
faktor makanan.

4
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan
atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Yuliana elin, 2009).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis defisiensi atau resistensi
insulin absolute atau relative yang ditandai dengan gangguan metabolism
karbohidrat,protein,lemak (Billota,2012). Sedangkan menurut Arisman dan
soegondo Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang di sebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Arisman dan
soegondo,2009).
B. Klasifikasi
1. Klasifikasi klinis :
a. DM
1) Tipe I : IDDM Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans
akibat proses autoimun
2) Tipe II : NIDDM Disebakan oleh kegagalan relatif sel beta dan
resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati :
3) Tipe II dengan obesitas
4) Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasi resiko statistik :
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

5
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
Gangren kaki diabetik dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu :
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “
claw,callus “.
Derajat 1 : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat 2 : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat 3 : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat 4 : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
Derajat 5 : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I :
a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik
ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan
pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan
respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe II disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan
resistensi insulin. Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum
diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

6
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi
Diabetes Tipe II
Pada diabetes tipe ini terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai
akiabt terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suaru rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
diekskresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian jika sel-sel
beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka
kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi
ganggua sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe II namun
masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan prodeuksi badan keton yang menyertainya.Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada tipe ini. Meskipun demikian, diabetes
tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut yang dinamakan
Sindrom Hiperglikemik Hiperosmoler Nonketotik(HHNK). Diabetes tipe ini
paling sering terjadi pada penderita yang berusia lebih dario 30 tahun dan
obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif
maka awitan diabetes ini dapat berjalan tanpa terdeteksi

7
E. Pathway

8
9
F. Manifestasi Klinis
Pada klien dengan DM sering ditemukan gejala-gejala :
1. Kelainan kulit  : gatal-gatal, bisul dan luka tidak sembuh
2. Kelainan ginekologis : gatal-gatal sampai dengan keputihan
3. Kesemutan
4. Lemah tubuh atau cepat lelah
5. Trias gejala hyperglikemi (poliuri, polipagi, polidipsi) ditambah
penurunan BB
Sedangkan pada tahap awal klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II/
NIDDM mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun dan
diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah dan tes toleransi
glukosa. Sedangkan pada tahap lanjut klien akan mengalami gejala yang sama
dengan penderita Diabetes Mellitus Tipe I/ IDDM
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Anamnesis : Polidipsi, poliuria, polifagia, perasaan lesu, lemas dan BB
menurun, beberapa penderita tidak mengeluhkan suatu gejala sampai
timbul komplikasi. Gejala lain berupa kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensia pluritus vulvae
2. Pemeriksaan Laboratorium : Ureum, kreatinin, SGOT, SGPT,
kolesteroltotal, kolesterol LDL, trigliserida, asam urat
3. Pemeriksaan Penunjang lain : EKG, EMG, Foto dada, Fundiskopi
Kriteria Diagnosis
1. Kadar glukosa darah sewaktu (GDS) > 200 mg% (plasma vena) bila
disetai dengan gejala klasik seperti 3 P (polidipsi, poliuria dan polifagi),
BB menurun, kelemahan dan gatal pada badan
2. Kadar Glukosa darah Puasa (GDP) . 126 mg%
3. Kadar Glukosa darah 2 jam setelah pembebanan dengan glukosa 75 gram
pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) > 200 mg%

10
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan DM :
1. Diet
a. Komposisi makanan :
1) Karbohidrat = 60 % – 70 %
2) Protein = 10 % - 15 %
3) Lemak = 20 % - 25 %
b. Jumlah kalori perhari
a) Antara 1100 -2300 kkal
b) Kebutuhan kalori basal
1) Laki – laki : 30 kkal / kg BB
2) Perempuan : 25 kkal / kg BB
c. Penilaian status gizi :
BB
BBR = x 100 %
TB – 100
1) Kurus :
BBR < 90 %
2) Normal (ideal) :
BBR 90 % - 110 %
3) Gemuk :
BBR > 110 %
4) Obesitas bila BBRR
> 110 %
a. Obesitas ringan 120% - 130 %
b. Obesitas sedang 130% - 140%
c. Obesitas berat 140% - 200%
d. Obesitas morbit > 200 %

11
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah
a. Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
b. Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
c. Gemuk : BB x 20 kalori/hari
d. Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
2. Latihan jasmani
Latihan jasmani secara umum dianjurkan agar lamanya periode
latihan ditingkatkan secara bertahap.Bagi banyak pasien, berjalan
merupakan bentuk latihan yang aman dan bermanfaat karna tidak
memerlukan alat khusus (kecuali sepatu yang sesuai) serta dapat dilakukan
dimana saja.Penderita diabetes harus membicarakan program latihan
dengnan dokter sebelum melakukan latihan tersebut.
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
a. Umur diatas 45 tahun
b. Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
c. Hipertensi > 140 / 90 mmHg
d. Riwayat keluarga DM
e. Dislipidemia, HDL < 35 mg/dl atau TG > 250 mg/dl
f. Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa
plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan Hipoglikemia
a. Obat berkaitan Hipoglikemia
1) Obat hipoglikemi oral :
Indikasi :DM Tipe II, gemuk atau BB normal, tidak ada komplikasi
atau infeksi.
Kontra indikasi : Wanita hamil, DM Tipe I, infeksi berat, operasi,
gangguan fungsi hati dan ginjal.
Sediaan :
a) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide,
glipizid.

12
b) Biguanid ( metformin )
c) Golongan  glucosidase inhibitor : Ascarbose.
d) Tiosolidinedlones : Troglitazone
e) Golongan Repaglinide : Novonorm

5. Insulin
Penyuntikan insulin dilakukan pada jaringan bawah kulit
(subkutan).Pada umumnya suntikan dengan sudut 900.Pada pasien kurus
dan anak-anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45 0 agar
tidak terjadi penyuntikkan otot (intra muskular).
I. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia secara harafiah berarti kadar glukosa darah di bawah
harga normal. Walaupun kadar glukosa plasma puasa pada orang
normal jarang melampaui 99 mg% (5,5 mmol/L), tetapi kadar <180 mg
% (6 mmol/L) masih dianggap normal. Kadar glukosa plasma kira-kira
10 % lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa darah
keseluruhan (whole blood) karena eritrosit mengandung kadar glukosa
yang relatif lebih rendah. Kadar glukosa arteri lebih tinggi
dibandingkan vena, sedangkan kadar glukosa darah kapiler diantara
kadar arteri dan vena (Wahono Soemadji, 2006).
b. Hiperglikemia
Hiperglikemia dapat terjadi karena meningkatnya asupan glukosa
dan meningkatnya produksi glukosa hati. Glukosa yang berlebihan ini
tidak akan termetabolisme habis secara normal melalui glikolisis.
Tetapi, sebagian melalui perantara enzim aldose reduktase akan diubah
menjadi sorbitol, yang selanjutnya akan tertumpuk dalam sel/jaringan
tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi (Arifin).
Hiperglikemia terdiri dari:
1) Diabetes Keto Asidosis (DKA)

13
Diabetes Ketoasidosis (DKA) adalah keadaan
dekompensasi-kekacauan metabolik yang ditandai dengan trias
hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif (Soewondo, 2006).

2) Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik (KHHNK)


Sindrom KHHNK ditandai dengan hiperglikemia,
hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis.Gejala klinis utama
adalah dehidrasi berat, hiperglikemia berat dan sering kali disertai
ganguan neurolis dengan atau tanpa adanya ketosis (Soewondo,
2006).
b. Komplikasi Kronik
a. Penyakit Makrovaskuler
Mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner
(cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler) (Avicenna, 2009).
Kewaspadaan untuk kemungkinan terjadinya penyakit pembuluh
darah koroner harus ditingkatkan terutama untuk yang mereka yang
mempunyai resiko tinggi terjadinya kelainan aterosklerosis seperti
mereka yang mempunyai riwayat keluarga penyakit pembuluh darah
koroner ataupun riwayat keluarga DM yang kuat (Waspadji, 2006).
b. Penyakit Mikrovaskuler,
Mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.Kelainan
yang terjadi pada ginjal penyandang DM dimulai dengan adanya
mikroalbuminuria, dan kemudian berkembang menjadi proteinuria
secara klinis, berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi
glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal yangmemerlukan
pengelolaan dengan pengobatan substitusi (Waspadji, 2006).
Berbagai kelainan akibat DM dapat terjadi pada retina, mulai dari
retinopati diabetik nonproliferatif sampai perdarahan retina, kemudian
juga ablasio retina dan lebih lanjut lagi dapat menyebabkan

14
kebutaan.Diagnosa dini retinopati dapat diketahui melalui pemeriksaan
retina secara rutin (Waspadji, 2006).
c. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler (Suddarth dan
Brunner, 2002).
c. Ulkus/gangren (Avicenna, 2009).

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus


dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
1. Anamnese (Asman,2006)
2. Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas
pasien mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi,
penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik,
KAD/ HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/
HONK) serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit  lain yang
ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. 
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
5. Riwayat kesehatan keluarga

15
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak
lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan,
trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik
tiasid, kontrasepsi oral).
6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
7. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus
Poliuria, polidipsia, polifagia,penurunan berat badan, pruritus
vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot.
Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis.
Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan
diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
b. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat
dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan
koma.
c. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan
pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah,
dan bola mata cekung.
d. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
e. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek,
mual/muntah.
f. Neurosensori

16
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah
otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun
dan terjadi impoten pada pria.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (abses)
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri
atau vena
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Resiko infeksi ditandai dengan penyakit kronis
6. Defisit nutrisi berhubungan dengan menghindari makanan
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
C. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
1. SDKI: SLKI: SIKI:
Nyeri akut b/d agen Tujuan: Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi non
pencedera fisik tindakan keperawatan 3×24 jam verbal dari ketidak
(abses) diharapkan tingkat nyeri menurun nyamanan
2. Kaji nyeri secara
Kriteria hasil :
komprehensif
1. Frekuensi nadi membaik 3. Ajarkan tehnik relaksasi
2. Pola nafas membaik nafas dalam
3. Keluhan nyeri menurun 4. Anjurkan kompres
4. Meringis menurun hangat/dingin untuk
mengurangi nyeri

17
5. Gelisah menurun 5. Kolaborasi pemberian
6. Kesulitan tidur menurun analgetik
2. SDKI: SLKI: SIKI:
Perfusi perifer tidak Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya daerah
efektif b/d penurunan keperawatan 3×24 jam diharapkan tertentu yang hanya peka
aliran arteri atau vena perfusi perifer meningkat terhadap panas/ dingin/
Kriteria Hasil : tajam/ tumpul
1. Denyut nadi perifer meningkat 2. Observasi adanya paratese
(5) 3. Instruksikan keluarga
2. Penyembuhan luka meningkat untuk mengobservasi kulit
(5) jika ada isi atau laserasi
3. Sensasi meningkat (5) 4. Menganjurkan banyak
minum
5. Kolaborasi pemberian
analgetik
3. SDKI: SLKI : SIKI:
Hipovolemia b/d Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intake dan output
kehilangan cairan keperawatan 3×24 jam diharapkan cairan
aktif status cairan meningkat 2. Observasi vital sign
Kriteria Hasil : 3. Anjurkan banyak minum
1. Kekuatan nadi meningkat (5) 4. Anjurkan banyak makan
2. Turgor kulit meningkat (5) 5. Kolaborasi pemberian
3. Output urine meningkat (5) cairan IV

4. SDKI: SLKI: SIKI:


Intoleransi aktivitas 1. Observasi sumber yang
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan diperlukan untuk aktivitas
keperawatan 3×24 jam diharapkan
kelemahan yang diinginkan
Intoleransi aktivitas meningkat.
2. Kaji aktivitas yang
Kriteria hasil: mampu dilakukan
3. Bantu pasien melakukan
1. Pergerakan ekstermitas meningkat
aktivitas fisik secara

18
2. Kekuatan otot meningkat teratur
3. Nyeri menurun 4. Berikan HE
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi
5. SDKI: SLKI: SIKI:
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
Resiko infeksi 1. Kaji kondisi luka
keperawatan 3×24 jam diharapkan
ditandai dengan 2. Observasi tanda dan
infeksi menurun
penyakit kronis gejala infeksi
Kriteria hasil:
3. Lakukan perawatan luka
1. Demam menurun (5)
4. Ajarkan cara mencegah
2. Kemerahan (5)
infeksi
3. Nyeri (5)
5. kolaborasi anti biotik bila
4. Bengkak (5)
perlu
6. SDKI: SLKI: SIKI:
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi
Defisit nutrisi b//d
keperawatan 3×24 jam diharapkan makanan
menghindari makanan
status nutrisi membaik 2. observasi jumlah nutrisi
Kriteria hasil: dan kandungan nutrisi
1. Berat badan membaik (5) 3. Berikan makanan yang
2. Indeks Massa Tubuh (IMT) terpilih
Membaik (5) 4. Berikan informasi tentang
3. Frekuensi makan(5) kebutuhan nutrisi
4. Nafsu makan (5) 5. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
makanan
7. SDKI: SLKI: SIKI:
1. Monitor/catat kebutuhan
Gangguan pola tidur Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
tidur pasien setiap hari
berhubungan dengan asuhan keperawatan 3×24 jam
dan jam
kurang control tidur diharapkan pola tidur membaik
2. Identifikasi faktor
Kriteria hasil: penganggu tidur
3. Ciptakan lingkungan yang

19
1. Keluhan sulit tidur menurun (1) nyaman
2. Keluhan sering terjaga menurun 4. Jelaskan pentingnya tidur
(1) ang adekuat
3. Keluhan istirahat tidak cukup 5. Kolaborasi pemberian
menurun (1) obat tidur

BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal masuk RS : 14 februari 2022 Jam __ 12;14

Tgl Pengkajian : 16 februari 2022 Jam __ 14.05

Unit : Perawatan Flamboyan

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. M Umur : 51 Thn


Tempat/Tanggal lahir : 01/07/1970 Jenis kelamin : L / P
Status perkawinan :M / BM/J /D Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP Suku :Makassar
Pekerjaan : IRT Lama bekerja : _____
Alamat :Takalar No telp. :__________
Golongan darah : __________ Sumber info : Klien
Diagnosa Medis : DIABETES MELITUS TIPE 2

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Keluhan Utama:
Nyeri pada kaki kiri post operasi
B. Riwayat Keluhan Utama:

20
Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri, klien mengatakan ada luka di kaki
kiri, klien mengatakan sering terasa kram pada kaki bagian kiri, klien
mengatakan sulit bergerak karena lukanya, pasien mengatakan sulit tidur,
sering terbangun tengah malam
P : luka post operasi
Q : teriris-iris
R : kaki kiri
S : Skala 5 (sedang)
T : Hilang timbul
C. Riwayat kesehatan masa lalu :
Kebiasaan : Merokok Obat-obatan Alkohol
Penyakit Yang Pernah Dialami : DM_± 2 thn
Riwayat Pengobatan :_Periksa dipuskesmas terdekat
Riwayat Alergi :  Ya  Tidak
 Makanan
 Obat-Obatan tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
GENOGRAM

× ×

51

GI : _Nenek klien meninggal tidak diketahui penyakitnya________

21
GII : _Orang tua klien tidak mempunyai riwayat penyakit __________

GIII : _Klien mengidap penyakit DM___________________________

III. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL


A. Pola konsep diri
1. Peran: Sebagai ibu rumah tangga
2. Body image:
 Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda?  Ya Tidak
 Apakah ada bagian dari penampilan anda yang membuat anda
merasa tidak nyaman?  Ya  Tidak
 Perasaan negatif yang anda miliki
 Tidak ada  Kesepian Putus asa Cemas  Depresi
B. Pola kognitif
 Apa yang anda khawatirkan ?
Saya mengkhawatirkan penyakit saya___________________________
 Apakah anda Menikmati hidup anda ?  Ya Tidak
 Harapan positif anda di masa depan : Bisa sembuh dari penyakit yang
dialami
 Bahasa yang digunakan: _Indonesia dan makasar
C. Pola koping
 Penilaian terhadap diri anda?
Sangat buruk Buruk Biasa-biasa saja
Baik Sangat baik
 Bagaimana rasa percaya diri yang anda miliki?
Sangat buruk Buruk Biasa-biasa saja
Baik Sangat baik
 Seberapa puas anda terhadap diri anda?
 Sangat Puas  Puas  Biasa Saja
 Tidak Puas  Sangat Tidak Puas
D. Pola interaksi sosial
 Merasa sendiri dalam kehidupan?  Ya  Tidak

22
 Apakah anda puas dengan hubungan personal/sosial anda?  Ya Tidak
 Merasa bahagia dengan hubungan dengan keluarga/orang lain?
 YaTidak
 Hubungan dengan anggota keluarga?  Baik  Tidak baik
 Pola komunikasi:  Baik  Tidak baik
E. Pola spiritual
 Sumber kekuatan: __Ibadah____________________
 Kegiatan ibadah:  Ya  Tidak
 Apakah keyakinan/kepercayaan yang anda anut memberi makna pada
kehidupan anda?
 Ya  Tidak
 Apakah keyakinan pribadi anda memberikan anda kekuatan untuk
menghadapi kesulitan- kesulitan?  Ya  Tidak
IV.PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

A. Keadaan Umum : ____Lemas________________


B. TB: ___160___cm, BB: ___54___Kg, IMT: ____21,6_____
C. Tingkat Kesadaran:
GCS: ___15______E:__4__M:_6___V:_5__
 Composmentis  Somnolen  Sopor  Koma
D. INTEGUMEN
1. Inspeksi
 Warna kulit : _sawo matang
 Keadaan kulit :  lesi  Lecet  Jaringan parut
 Kebersihan kulit :  Bersih Kotor
 Kelainan pada kulit
t.a.k  Mokula Papula Ulkus  Eritema

 Luka Tidak Ya


 Panjang ____10_cm____cm  Diameter ___5 cm______cm
 Merah  Kuning  Hitam Balutan :  Bersih  Berair

23
Tanda tanda infeksi  Tidak  Ya
Letak Luka:

2. Palpasi
 Perabaan :  Dingin  Hangat  Panas
 Kelembaban kulit :  Kering  Berkeringat
 Tektur kulit:  halus  lembut  Lunak  Lentur
 Turgor kulit:  baik  Jelek
 Edema:  Ya  Tidak
3. Lainya:
Tidak ada kelainan
E. KEPALA DAN RAMBUT
1. Inspeksi
 Simetris :  Ya Tidak
 Distribusi rambut :  Tebal  Jarang  Tipis Botak
 Luka di kulit kepala :  Ya  Tidak
 Kebersihan Rambut:  Bersih  Kotor  Ketombe
2. Palpasi
 Pembengkakan/ benjolan: Ya Tidak
 Nyeri Tekan:  Ya Tidak
 Massa: Ya Tidak
3. Lainnya:
F. WAJAH
1. Inspeksi
 Simetris: Ya Tidak
 Bentuk wajah : Bulat

24
 Ekspresi wajah : Kurang Baik
 Gerakan abnormal Ya Tidak
 Moon Face: Ya Tidak
 Lapang pandang :  1800 < 1800
 Pergerakan bola mata :  Segala arah Terbatas
2. Palpasi
 Nyeri tekan: Ya Tidak
 Sensasi wajah:  Ada  Tidak Ada
3. Lainnya: Tidak ada kelainan
G. MATA
1. Inspeksi
 Oedema palpebra : Ya Tidak
 Peradangan: Ya Tidak
 Konjungtiva: merah muda pucat
 Sklera: Putih Ikterik
 Pupil : isokor anisokor
 Reflex pupil terhadap cahaya miosis midriasis
 Reflex kornea:  Ada  Tidak Ada
 Penglihatan: Jelas Kabur Diplopia
 Visus: __normal____, Alat bantu  SoftLens Kacamata
 Pergerakan bola mata:
 Tidak Ada gangguan
 Ada gangguan , kearah ____________________________
2. Palpasi
 Nyeri tekan : Ya Tidak
 Peningkatan TIO: Ya Tidak
3. Lainnya: Tidak ada kelainan
H. HIDUNG
1. Inspeksi
 Simetris ki=ka: Ya Tidak
 Pembengkakan Ya Tidak

25
 Epistaksis Ya Tidak
 Septum deviasi: Ya Tidak
2. Palpasi
 Nyeri tekan Ya Tidak
 Benjolan/tumor Ya Tidak
3. Fungsi penciuman :
 Mampu Membedakan Bau
 Tidak Mampu Membedakan Bau
4. Lainya : Tidak ada kelainan
I. TELINGA
1. Inspeksi
 Telinga bagian luar simetris ki=Ka: Ya Tidak
 Kebersihan  Bersih Serumen Nanah
 Membran Timfani: Utuh Tidak
2. Palpasi
 Nyeri Tekan Mastoid : Ya Tidak
3. Fungsi pendengaran:
 Rinne : /-
+

 Weber __ _______________________
 Swabach :
4. Lainnya: Tidak ada kelainan
J. GIGI DAN MULUT
1. Inspeksi
 Keadaan gigi: lengkap Tidak Lengkap
 Karies gigi: Ya Tidak
 Gigi palsu: Ya Tidak
 Pembengkakan/peradangan gusi Ya Tidak
 Lidah kotor: Ya Tidak
 Pergerakan lidah :  Baik  Tidak
 Bibir : Merah muda Sianosis , Basah Kering
pecah-pecah

26
 Mukosa: Kemerahan Pucat
 Peradangan tonsil : Ya Tidak
 Nyeri menelan : Ya Tidak
2. Fungsi pengecapan :  Baik Tidak
3. Lainnya: Tidak ada kelainan
K. LEHER
1. Inspeksi
 Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
 Benjolan/tumor: Ya Tidak
 Distensi vena jugularis Ya Tidak
 Pembesaran tonsil:  Ya Tidak
2. palpasi
 kelenjar tiroid : Teraba Tidak teraba
 kaku kuduk: Ya Tidak
 pembesaran kelenjar limfe : Ya Tidak
 nyeri tekan: Ya Tidak
3. fungsi menelan :  Baik  Tidak
4. Lainnya: tidak ada kelainan
L. THORAX DAN PERNAPASAN
1. Inspeksi
 Bentuk dada :
normo chest pigeon chest,  barel chest  Funnel Chest
 RR: ____20___x/i
 Simetris  Ya  Tidak
 Retraksi Dada  Ya  Tidak
 Irama  Normal Takypnea
Bradipnea  Kussmaul Cheyne-stokes
 Sianosis Ya Tidak
2. Palpasi
 Taktil Fermitus : Kanan + / - , Kiri + / -
3. Perkusi

27
sonor Letak : _Lapang paru__

redup Letak _Bagian hati______

pekak Letak ___Ditengah______

hipersonor/timfani Letak __Lambung______

4. Auskultasi
 Bronchial Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi

 Bronchovesikuler Suara terdengar nyaring dan dengan intensitas


sedang

Vesicukuler Terdengar lembut seperti anging sepoi

 Krakles Tidak/ Ada

Whezzing Tidak/ Ada

Ronchi Tidak/ Ada

Friction Rub Tidak/ Ada

Batuk Tidak Ya Produktif Non Produktif

Warna Bersih Putih

Hijau Kuning

Merah

Sesak : Tidak Ya

4. Lainnya: Tidak ada kelainan


M. JANTUNG
1. Inpeksi
 Ictus cordis: tampak Tidak tampak
2. Palpasi
 HR : ____80 x/Menit

28
Irama Reguler  Irreguler
Kekuatan Kuat Lemah
 CRT < 2 detik > 2 detik
3. Perkusi
 Pembesaran jantung Ya Tidak
4. Auskultasi
 TD : __110/80___mmHg
 Bunyi jantung
S1 – S2 normal  Gallop
 Paradoksial  Murmur
5. Lainnya: Tidak ada kelainan
N. ABDOMEN
1. Inspeksi
 Bentuk abdomen Normal Asites
 Stoma Ya Tidak
 Ikterus Ya Tidak
 Tumor/benjolan Ya Tidak
2. Palpasi
 Nyeri tekan Ya , di quadran___________Tidak
 Pembesaran hati Ya Tidak
 Pembesaran spleen Ya Tidak
 Teraba massa Ya Tidak
3. Perkusi
 Normal  Abnormal di Quadran ______________
4. Auskultasi
 Peristaltic : ____18___x/menit
5. Lainnya : Tidak ada kelainan
O. EKSTREMITAS
 Atrofi otot Ya Tidak
 Parese otot: Ya Tidak
 Kemampuan berjalan

29
Sendiri  Membutuhkan alat Membutuhkan bantuan orang lain
 Membutuhkan alat dan orang lain
 Kemampuan rentang gerak
Kepala  Fleksi  Ektensi  Rotasi
Bahu  Elevasi  Depresi
Ekstermitas atas kanan
 Flexi  Ekstensi  Abduksi  Aduksi
 Supinasi  Pronasi  Sirkumduksi
Ekstermitas atas kiri
 Flexi  Ekstensi  Abduksi  Aduksi
 Supinasi  Pronasi  Sirkumduksi
Ekstermitas bawah kanan
 Flexi  Ekstensi  Abduksi  Aduksi
 Supinasi  Pronasi  Sirkumduksi
Ekstermitas bawah kiri
 Flexi  Ekstensi  Abduksi  Aduksi
 Supinasi  Pronasi  Sirkumduksi
 Kekuatan otot
5 5

3 5

Refleks Patella /-
+

Achilles /-
+

Bisep /-
+

Trisep +
/-
Brankioradialis +
/-
Babinski +/
+

30
 Lainnya: Tidak ada kelainan
P. GENITALIA
 Kebersihan: bersih Tidak
 Peradangan: Ya Tidak
 Perdarahan: Ya Tidak
 Pembengkakan: Ya Tidak
 Lainnya: Tidak dilakukan pengkajian

V.POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

N Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit


O

1 NUTRISI

 Frekuensi < 3x/hr > 3x/hr < 3x/hr > 3x/hr

 Pola makan  Teratur Tidak Teratur  Teratur Tidak Teratur

 Nafsu makan  Baik menurun  Baik menurun

 Porsi makan  Dihabiskan  Dihabiskan

Tidak Dihabiskan,________ Tidak Dihabiskan,________

_______________________ _______________________
 Makanan yg
disukai __Nasi goreng____________ _Bubur_________________
 Makanan
pantangan __tidak ada______________ _Makanan yang manis-manis_

2 CAIRAN

 Frekuensi ___6-7___x/Hari ____6-8___x/Hari

 Voume < 1500cc/hr > 1500cc/hr < 1500cc/hr > 1500cc/hr

 IVFD ___tidak ada____________ __IVFD RL 20 tpm________

 Minuman yg

31
disukai ___Air teh______________ __air putih_______________
 Minuman
pantangan ___tidak ada____________ __Minuman yg manis-manis_

3 ELIMINASI

FECAL

 Frekuensi __1-2___x/Hari ____1____x/Hari

 Konsistensi  Keras Lunak  Cair/encer  Keras Lunak  Cair/encer

 Kesulitan saat Ya Tidak Ya Tidak


BAB
 Obat pencahar Ya Tidak Ya Tidak
URINE

 Frekuensi ___2-3_____x/Hari ____4-5____x/Hari

 Volume __1.200____cc/24 Jam ___1.100_____cc/24 Jam

 Warna Kuning Jernih Kuning Jernih

kuning pekat merah kuning pekat merah


 Kesulitan saat
BAK Ya Tidak Ya Tidak
 Penggunaan alat
bantu BAK Ya ,___________________ Ya ,___________________

Tidak Tidak

4 ISTIRAHAT DAN _____23.00-06.00______ ____24.00-04.00________


TIDUR
_14.00-15-00_________ __Tidak bisa tidur_______
 Jam tidur malam
 Jam tidur siang  Ya  Tidak  Ya  Tidak
 Kesulitan tidur
 Kualitas tidur  Cukup  Kurang  Cukup  Kurang

 Kegiatan  Lampu redup  Membaca  Lampu redup  Membaca


pengantar tidur
Lampu terang Lampu terang

Minum minuman hangat Minum minuman hangat


lainnya : _____________ lainnya : _____________

_Tidak ada keluhan__________ susah tidur_________________


 Keluhan
___6-7______jam/Hari ___ 3-4______jam/Hari
 Lama tidur/hari
5 PERSONAL
HIGIENE
Ya Tidak Ya Tidak
 Mandi

32
Jika Ya, Berapa Kali:2xsehari Jika Ya, Berapa Kali: 1xsehari

 Mandiri Dibantu  Mandiri Dibantu


 Mencuci rambut
Ya Tidak Ya Tidak

Jika Ya, Berapa Kali:1xsehari Jika Ya, Berapa Kali:___1x____

 Memotong kuku  Mandiri Dibantu  Mandiri Dibantu

Ya Tidak Ya Tidak

JikaYa,BerapaKali:1xseminggu Jika Ya, Berapa Kali:_______


 Mengosok giggi
 Mandiri Dibantu  Mandiri Dibantu

Ya Tidak Ya Tidak

 Penampilan Jika Ya, Berapa Kali:2xsehari_ Jika Ya, Berapa Kali:__2x_____


 Hambatan dalam
melakukan  Mandiri Dibantu  Mandiri Dibantu
personal hygiene
Rapi tidak terurus Rapi tidak terurus

_______________________ _______________________

___tidak ada_____________ __lemas________________

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

14/2/2022
Foto pedis;
- tulang-tulang pedis sinistra baik
- tulang-tulang intake
- mineralisasi tulang normal
- sendi normal
- soft tissue swelling terutama aspek medial
kesan: soft tissue swelling region pedis dengan tulang yang intake
15/2/2022
Pemeriksaan
Rapid tes: negatif
Antigen: negatif
16/2/2022
GDS: 292 mg/dl
17/2/2022

33
GDS: 290 mg/dl
18/2/2022
GDS: 280 mg/dl

VII. TERAPI MEDIS (Tgl 17-1-2021)

1. Ambacim 1 gr + ranitidine 1 amp/8 jam/ IV


2. Santagesik 1gr/8 jam/ IV
3. Metronidiazole 0,5 /12 jam/drips
4. Neurosanbe 1 ampul / 24 jam/ IV
5. Novorapid 12-12-12 unit

Takalar, 16-02 2022

Yang Mengkaji

Kelompok 2

B. KLASIFIKASI DATA

Data subjektif Data objektif

1. Klien mengatakan nyeri pada area 1. Klien nampak meringis


kaki kiri 2. Klien nampak lemas
2. Klien mengatakan nyeri yang 3. Klien Nampak pusing
dirasakan sedang 4. TTV : TD: 110/80mmHg
3. Klien mengatakan nyeri timbul P: 20x/mnt
4. Klien mengatakan ada luka pada
N:80x/mnt
kaki kirinya
5. Klien mengatakan lukanya terdapat S: 360C
nanah
5. P: Nyeri area kaki kiri
6. Klien mengatakan lukanya dalam
Q : teriris-iris
7. Klien mengatakan badan terasa
lemas R : kaki kiri
8. Klien mengatakan mempunyai

34
riwayat DM ± 2 tahun S : Skala 5
9. Klien mengatakan sering kram
T : hilang timbul
10. Klien mengatakan susah bergerak
ketika ingin ke wc 6. 16/2/2022
11. Keluarga klien mengatakan klien GDS: 292 mg/dl
dibantu 17/2/2022
12. Klien mengatakan terkadang GDS: 290 mg/dl
memakai kursi roda 18/2/2022
13. Klien mengatakan sulit tidur GDS: 280 mg/dl
14. Klien mengatakan sering terbangun
7. Penyembuhan luka lambat
tengah malam BAK
8. Klien tampak terbaring
15. Klien mengatakan kurang tidur
9. Tampak luka pada kaki kiri
10. Ukuran 10cm×5 cm×3cm
11. Nampak sulit bergerak
12. Nampak dibantu keluarga
13. Nampak memakai kursi roda
14. Klien Nampak sering menguap
15. Kelopak mata pasien Nampak
cekungpasien berbicara tidak
semangat

35
C. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: Pembedahan Nyeri akut

1. Klien mengatakan nyeri


pada area kaki kiri Luka insisi
2. Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan sedang
3. Klien mengatakan nyeri Luka terbuka

hilang timbul
DO: Tubuh bereaksi untuk perlindungan
1. Klien nampak meringis terhadap penyebaran infeksi
2. Klien nampak lemas
3. Klien Nampak pusing
4. TTV: Proses peradangan
TD: 110/80mmHg
Pelepasan mediator kimia (histamine,
P: 20x/mnt
prostaglandin, bradicinin)
N:80x/mnt

S: 360C
Merangsang reseptor nyeri
(Nociceptor nyeri) oleh serabut saraf
C,A
P: Nyeri area kaki kiri
Q : teriris-iris

36
R : kaki kiri Kornu posterior medulla spinalis

S : Skala 5 Hipotalamus dan system limbic

T : hilang timbul
Nyeri dipersepsikan

Nyeri akut

No. Data Etiologi Masalah

37
4. DS: Metabolisme tubuh menurun Intoleransi
aktivitas
1. Klien mengatakan susah
bergerak ketika ingin ke Adenosine tripospat (ATP) menurun
wc
2. Keluarga klien
mengatakan klien dibantu Keterbatasan gerak

3. Klien mengatakan
terkadang memakai kursi Bengkak
roda
DO:
Aktivitas terhambat
1. Nampak sulit bergerak
2. Nampak dibantu
keluarga Intoleransi aktivitas
3. Nampak memakai krsi
roda

No. Data Etiologi Masalah

38
2. DS: Aterosklorosis Kerusakan
1. Klien mengatakan susah integritas /
jaringan
bergerak ketika ingin ke
Makrovaskuler
wc
2. Keluarga klien
mengatakan klien ekstermitas
dibantu
3. Klien mengatakan
Jaringan menjadi abses dan pus
terkadang memakai
kursi roda
Gangreng

DO:

1. Klien tampak terbaring Kerusakan integritas jaringan


2. Tampak luka pada kaki
kiri
3. Ukuran 10cm×5
cm×3cm
4. Nampak sulit bergerak

No. Data Etiologi Masalah

39
3. DS: DM Tipe II Perfusi perife
1. Klien mengatakan badan tidak efektif

terasa lemas
Sel beta pancreas hancur
2. Klien mengatakan
mempunyai riwayat DM ±
2 tahun Kenaikan pemakaian glukosa
3. Klien mengatakan sering
kram
Viskositas darah meningkat

DO: Aliran darah melambat

16/2/2022
GDS: 292 mg/dl Perfusi perifer tidak efektif
17/2/2022
GDS: 290 mg/dl
18/2/2022
GDS: 280 mg/dl
- Penyembuhan luka
lambat

40
No. Data Etiologi Masalah

5. DS: Nyeri Gangguan po


1. Klien mengatakan sulit tidur

tidur
Merangsang RAS
2. Klien mengatakan sering
terbangun tengah malam
BAK RAS teraktivasi
3. Klien mengatakan kurang
tidur
REM menurun

DO:
Klien terjaga
1. Tampak menguap
2. Kelopak mata pasien
nampak cekung Gangguan pola tidur
3. Pasien berbicara tidak
semangat

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)

41
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan neuropati perifer
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya abses
4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya persepsi nyeri

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan: Setelah 1. Observasi reaksi non
berhubungan dengan dilakukan tindakan verbal dari ketidak
agen pencedera fisik keperawatan 3×24 jam nyamanan
(prosedur operasi) diharapkan tingkat nyeri 2. Kaji nyeri secara
menurun komprehensif
Kriteria hasil : 3. Ajarkan tehnik relaksasi
1. Frekuensi nadi nafas dalam
membaik 4. Berikan Healt Education
2. Pola nafas membaik tentang penyebab nyeri
3. Keluhan nyeri 5. Kolaborasi pemberian
menurun analgetik
4. Meringis menurun
5. Gelisah menurun
6. Kesulitan tidur
menurun
2. Gangguan integritas Tujuan: Setelah 1. Monitor karakteristik
jaringan dilakukan tindakan luka (drainase, warna,
berhubungan dengan keperawatan 3×24 jam ukuran, bau)
neuropati perifer diharapkan integritas kulit 2. Identifikasi tanda-tanda
dan jaringan menurun. infeksi
Kriteria hasil: 3. Ubah posisi tiap 2 jam
1. Elastisitas meningkat jika tirah baring
2. Hidrasi meningkat 4. Jelaskan tanda dan gejala
3. Kerusakan lapisan

42
kulit menurun infeksi
5. Kolaborasi prosedur
debridement

3. Perfusi perifer tidak Tujuan: Setelah 1. Monitor panas,


efektif berhubungan dilakukan tindakan kemerahan, nyeri, atau
dengan keperawatan 3×24 jam bengkak pada ekstremitas
hiperglikemia diharapkan perfusi perifer 2. Identifikasi faktor
meningkat. pengganggu sirkulasi
Kriteria hasil: 3. Lakukan perawatan luka
1. Penyembuhan luka sesuai kebutuhan
meningkat (5) 4. Anjurkan menghindari
2. Nyeri ekstremitas penekanan pada kaki
menurun (5) yang ulkus
3. Kelemahan otot 5. Kolaborasi pemberian
menurun (5) antibiotik
4. Nekrosis menurun (5)
4. Intoleransi aktivitas Tujuan: Setelah 1. Observasi sumber yang
berhubungan dengan dilakukan tindakan diperlukan untuk aktivitas
adanya abses keperawatan 3×24 jam yang diinginkan
diharapkan intoleransi 2. Kaji aktivitas yang
aktivitas meningkat. mampu dilakukan
Kriteria hasil: 3. Bantu pasien melakukan
1. Pergerakan aktivitas fisik secara
ekstermitas meningkat teratur
2. Kekuatan otot 4. Berikan HE
meningkat 5. Kolaborasi dengan ahli
3. Nyeri menurun gizi
5. Gangguan pola tidur Tujuan: Setelah 1. Monitor/catat kebutuhan
berhubungan dengan dilakukan tindakan tidur pasien setiap hari
adanya persepsi asuhan keperawatan 3×24 dan jam
nyeri jam diharapkan pola tidur 2. Identifikisasi faktor
membaik pengganggu tidur

43
Kriteria hasil: 3. Ciptakan lingkungan
4. Keluhan sulit tidur
yang nyaman
menurun (1)
4. Jelaskan pentingnya tidur
5. Keluhan sering terjaga
ang adekuat
menurun (1)
5. Kolaborasi pemberian
6. Keluhan istirahat tidak
obat tidur
cukup menurun (1)

44
F. IMPLEMENTASI

Shift siang

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi


1. Rabu, 16/2/2022 Nyeri akut 14.00 1. Mengobservasi reaksi 15.00 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kanan
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
14.05
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4,5
Hasil : p : luka pada kaki post 1. Observasi reaksi
op nonverbal dari
Q : seperti teriris-iris ketidaknyamanan
R : kaki kanan 2. Kaji nyeri secara

14.10 S : skala 5 komperenshif


T : hilang timbul 3. Anjurkan teknik
3. Mengajarkan teknik nafas dalam
relaksasi nafas dalam 4. Berikan HE tentang
14.15
Hasil : pasien melakukan penyebab nyeri
teknik nafas dalam 5. Kolaborasi

44
4. Memberikan HE pemberian obat
tentang penyebab nyeri analgetik
14.20
Hasil : pasien mengetahui
peyebab nyeri
5. Mengkolaborasikan
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr / 8
jam/IV
2. Rabu , 16/2/2022 Gangguan integritas 14.25 1. Memonitor 15.00 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna kemerahan O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer dan berisi pus, berisi pus, 10cm×5cm×3cm
10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
14.30
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
14.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4,5
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan dan kiri luka

45
14.40 4. Menjelaskan tanda dan 2. Mengidentifikasi
gejala infeksi tanda-tanda infeksi
Hasil : pasien mengetahui jika 3. Mengubah posisi tiap
ada kemerahan, 2 jam
bengkak, nyeri, 4. Jelaskan tanda dan
bernanah termasuk gejala infeksi
14.45 gejala infeksi 5. Kolaborasi prosedur
5. Mengkolaborasikan debridement
prosedur debridement
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati
3. Rabu , 16/2/2022 Perfusi perifer tidak 14.50 1. Memonitor panas, 16.00 S: klien mengatakan badan
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa lemas
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas O: GDS: 292 mg/dl
Hasil: klien merasa nyeri pada A: masalah perfusi jaringan
luka post operasi perifer tidak efektif belum
14.55
2. Mengidentifikasi faktor teratasi
resiko gangguan sirkulasi P: lanjutkan intervensi
Hasil: proses penyakit 1,2,3,4,5

46
15.00 diabetes mellitus 1. Monitor panas,
3. Melakukan perawatan kemerahan, nyeri,
luka sesuai kebutuhan atau bengkak pada
Hasil: belum dilakukan ekstremitas
perawatan luka post 2. Identifikasi faktor
15.05
operasi hari-1 pengganggu sirkulasi
4. Menganjurkan 3. Lakukan perawatan
menghindari penekanan luka sesuai
pada kaki yang kebutuhan
mengalami ulkus 4. Anjurkan
Hasil: menggunakan kursi menghindari
15.10
roda saat ke wc penekanan pada kaki
yang ulkus
5. Mengkolaborasikan
5. Kolaborasi
pemberian antibiotic
pemberian antibiotik
Hasil: ambacim 1 gr/8
jam/ IV

4. Rabu, 16/2/2022 Intoleransi aktivitas 15.15 1. Mengobservasi sumber 16.10 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah

47
adanya abses aktivitas yang O : pasien tampak lemah
diinginkan A : masalah intoleransi
Hasil : pasien memerlukan aktivitas belum teratasi
keluarga untuk P : lanjutkan intervensi

15.20 beraktivitas 1. Observasi sumber


2. Mengkaji aktivitas yang diperlukan
yang mampu dilakukan untuk aktivitas yang
Hasil : pasien belum bisa diinginkan
melakukan aktivitas 2. Kaji aktivitas yang
15.25
3. Membantu pasien mampu dilakukan
melakukan aktivitas 3. Bantu pasien
fisik secara teratur melakukan aktivitas
Hasil : pasien belum bisa fisik secara teratur
15.30 melakukan aktivitas 4. Berikan HE
fisik 5. Kolaborasi dengan
4. Memberikan HE ahli gizi
tentang makanan yang
bagus untuk proses
penyembuhan
Hasil : pasien mengetahui

48
makanan yang bagus
untuk proses
penyembuhan stelah
15.35
operasi seperti bubur,
ikan gabus, yang tinggi
protein, sayur dan buah
5. Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur, sayur,
ikan dan buah

5. Rabu, 16/2/2022 Gangguan pola tidur 15.40 1. Memonitor/catat kebutuhan S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : pasien tampak lemah
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tampak sering
15.45
2. Mengidentifikasi faktor menguap
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola
Hasil: klien mengatakan tidur belum teratasi
15.50 nyeri pada luka post P : lanjutkan intervensi

49
operasi dan sering BAK 1,2,3,4,5
saat malam hari 1. Monitor/catat kebutuhan
3. Menciptakan lingkungan tidur pasien setiap hari
yang nyaman dan jam
15.55
Hasil:mengurangi 2. Identifikasi faktor
pembesuk diwaktu jam pengganggu tidur
tidur 3. Ciptakan lingkungan yang
4. Menjelaskan pentingnya nyaman
16.00
tidur yang adekuat 4. Jelaskan pentingnya tidur
Hasil: klien belum paham ang adekuat
mengenai pentingnya tidur 5. Kolaborasi pemberian
yang cukup obat tidur
5. Mengkolaborasikan
pemberian obat tidur
Hasil: Tidak dilakukan
kolaborasi pemberian obat
tidur

Shift malam

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi

50
1. Rabu, 16/2/2022 Nyeri akut 21.00 1. Mengobservasi reaksi 22.00 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kiri
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
21.05
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4,5
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris-iris nonverbal dari
R : kaki kanan ketidaknyamanan
S : skala 5 2. Kaji nyeri secara
21.10
T : hilang timbul komperenshif
3. Menganjurkan teknik 3. Anjurkan teknik
relaksasi nafas dalam relaksasi nafas dalam
Hasil : pasien 4. Berikan HE tentang
22.15
melakukan teknik nafas penyebab nyeri
dalam 5. Kolaborasi pemberian
4. Mengajarkan HE tentang obat analgetik
penyebab nyeri

51
22.20 Hasil : pasien
mengetahui peyebab
nyeri
5. Mengkolaborasikan
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr /
8 jam/IV
2. Rabu, 16/2/2022 Gangguan integritas 22.25 1. Memonitor karakteristik 23.00 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
22.30
2. Mengidentifikasi tanda- integritas jaringan belum
tanda infeksi teratasi
22.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4,5
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan dan luka
22.40
kiri 2. Mengidentifikasi

52
4. Menjelaskan tanda dan tanda-tanda infeksi
gejala infeksi 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : pasien 2 jam
mengetahui jika ada 4. Jelaskan tanda dan

22.45 kemerahan, bengkak, gejala infeksi


nyeri, bernanah 5. Kolaborasi prosedur
termasuk gejala infeksi debridement
5. Mengkolaborasikan
prosedur debridement
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati

3. Rabu , 16/2/2022 Perfusi perifer tidak 22.50 1. Memonitor panas, 23.00 S: klien mengatakan sering
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa kram
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas O: GDS: 292 mg/dl
Hasil: klien merasa nyeri pada A: masalah perfusi jaringan
luka post operasi perifer tidak efektif belum
22.55
2. Mengidentifikasi faktor teratasi
resiko gangguan sirkulasi P: lanjutkan intervensi

53
Hasil: proses penyakit diabetes 1,2,3,4,5
23.00 mellitus 1. Monitor panas,
3. Melakukan perawatan luka kemerahan, nyeri,
sesuai kebutuhan atau bengkak pada
Hasil: dilakukan perawatan ekstremitas
23.05
luka 2. Identifikasi faktor
4. Menganjurkan menghindari pengganggu sirkulasi
penekanan pada kaki yang 3. Lakukan perawatan
mengalami ulkus luka sesuai kebutuhan
Hasil: menggunakan kursi roda 4. Anjurkan menghindari
23.10
saat ke wc penekanan pada kaki
yang ulkus
5. Mengkolaborasikan
5. Kolaborasi pemberian
pemberian antibiotic
antibiotik
Hasil: ambacim 1 gr/8 jam/
IV

4. Rabu, 16/2/2022 Intoleransi aktivitas 23.15 1. Mengobservasi sumber 24.00 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah

54
adanya abses aktivitas yang O : pasien tampak lemah
diinginkan A : masalah intoleransi
Hasil : pasien aktivitas belum teratasi
memerlukan keluarga P : lanjutkan intervensi

23.20 untuk beraktivitas 1,2,3,4,5


2. Mengkaji aktivitas yang 1. Observasi sumber
mampu dilakukan yang diperlukan untuk
Hasil : pasien belum bisa aktivitas yang
23.25
melakukan aktivitas diinginkan
3. Membantu pasien 2. Kaji aktivitas yang
melakukan aktivitas fisik mampu dilakukan
secara teratur 3. Bantu pasien
23.30 Hasil : pasien belum bisa melakukan aktivitas
melakukan aktivitas fisik fisik secara teratur
4. Mengajarkan HE tentang 4. Berikan HE
makanan yang bagus 5. Kolaborasi dengan
untuk proses ahli gizi
penyembuhan stelah
operasi
Hasil : pasien

55
mengetahui makanan
yang bagus untuk proses
penyembuhan stelah
23.35
operasi seperti bubur,
ikan gabus, yang tinggi
protein, sayur dan buah
5. Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah
5. Rabu, 16/2/2022 Gangguan pola tidur 23.40 1. Memonitor/catat kebutuhan 24.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : pasien tampak lemah
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tampak sering
23.45
2. Mengidentifikasi faktor menguap
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola
Hasil: klien mengatakan tidur belum teratasi
23.50 nyeri pada luka post operasi P : lanjutkan
dan sering BAK saat malam intervensi1,2,3,4,5

56
hari 1. Monitor/catat kebutuhan
3. Menciptakan lingkungan tidur pasien setiap hari
yang nyaman dan jam
23.55
Hasil: mengurangi 2. Identifikasi faktor
pembesuk diwaktu jam penganggu tidur
tidur 3. Ciptakan lingkungan
4. Jelaskan pentingnya tidur yang nyaman
24.00 yang adekuat 4. Jelaskan pentingnya
Hasil: klien belum paham tidur ang adekuat
mengenai pentingnya tidur 5. Kolaborasi pemberian
yang cukup obat tidur
5. Kolaborasi pemberian obat
tidur
Hasil:-

Shift pagi

57
No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi
1. Kamis, 17/2/2022 Nyeri akut 09.00 1. Mengobservasi reaksi 09.50 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kiri
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
09.10
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4,5
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris- nonverbal dari
iris ketidaknyamanan
R : kaki kiri 2. Kaji nyeri secara

09.20 S : skala 5 komperenshif


T : hilang timbul 3. Anjurkan teknik
3. Menganjurkan teknik nafas dalam
relaksasi nafas dalam 4. Berikan HE tentang
Hasil : pasien penyebab nyeri
09.30
melakukan teknik nafas 5. Kolaborasi
dalam pemberian obat
4. Mengevaluasi HE

58
tentang penyebab nyeri
Hasil : pasien
09.40
mengetahui peyebab
nyeri karena luka pada
kaki
5. Kolaborasikan
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr /
8 jam
2. Kamis , 17/2/2022 Gangguan integritas 09.45 1. Memonitor 10.10 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
09.50
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
09.55 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4,5
jam 1. Monitor karakteristik

59
Hasil : miring kanan luka
10.00 dan kiri 2. Mengidentifikasi
4. Menjelaskan tanda dan tanda-tanda infeksi
gejala infeksi 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : pasien 2 jam
mengetahui jika ada 4. Jelaskan tanda dan
kemerahan, bengkak, gejala infeksi
10.05 nyeri, bernanah 5. Kolaborasi prosedur
termasuk gejala infeksi debridement
5. Kolaborasikan
prosedur debridement
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati
3. Kamis, 17/2/2022 Perfusi perifer tidak 10.10 1. Memonitor panas, 11.00 S: klien mengatakan terasa
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau keram pada kaki post operasi
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas O: GDS: 292 mg/dl
Hasil: klien merasa nyeri pada A: masalah perfusi jaringan
luka post operasi perifer tidak efektif belum
10.15
2. Mengidentifikasi faktor teratasi

60
resiko gangguan sirkulasi P: lanjutkan intervensi
Hasil: proses penyakit 1,2,3,4,5
10.20
diabetes mellitus 1. Monitor panas,
3. Melakukan perawatan kemerahan, nyeri,
luka sesuai kebutuhan atau bengkak pada

10.25 Hasil: dilakukan perawatan ekstremitas


luka steril 2. Identifikasi faktor
4. Menganjurkan pengganggu sirkulasi
menghindari penekanan 3. Lakukan perawatan
pada kaki yang luka sesuai
mengalami ulkus kebutuhan

10.30 Hasil: menggunakan kursi 4. Anjurkan


roda saat ke wc menghindari
penekanan pada kaki
5. Mengkolaborasikan
yang ulkus
pemberian antibiotic
5. Kolaborasi
Hasil: ambacim 1 gr/8
pemberian antibiotik
jam/ IV

4. Kamis, 17/2/2022 Intoleransi aktivitas 10.35 1. Mengobservasi sumber 12.00 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk

61
adanya abses aktivitas yang bisa bergerak karena lemah
diinginkan O : pasien tampak lemah
Hasil : pasien A : masalah intoleransi
memerlukan keluarga aktivitas belum teratasi
untuk beraktivitas P : lanjutkan intervensi
10.35 2. Mengkaji aktivitas 1,2,3,4,5
yang mampu dilakukan 1. Observasi sumber
Hasil : pasien belum yang diperlukan
bisa melakukan untuk aktivitas yang
aktivitas diinginkan
10.40
3. Membantu pasien 2. Kaji aktivitas yang
melakukan aktivitas mampu dilakukan
fisik secara teratur 3. Bantu pasien
Hasil : pasien belum melakukan aktivitas
bisa melakukan fisik secara teratur
10.45
aktivitas fisik 4. Berikan HE
4. Mengajarkan HE 5. Kolaborasi dengan
tentang makanan yang ahli gizi
bagus untuk proses
penyembuhan setelah

62
operasi
Hasil : pasien
mengetahui makanan
yang bagus untuk
proses penyembuhan
10.50 luka seperti bubur, ikan
gabus, yang tinggi
protein, sayur dan buah
5. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah

5. Kamis, 17/2/2022 Gangguan pola tidur 10.55 1. Memonitor/catat kebutuhan 17.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : pasien tampak lemah
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tampak sering
11.00
2. Mengidentifikasi faktor menguap
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola

63
Hasil: klien sering BAK tidur belum teratasi
11.05 saat malam hari P : lanjutkan intervensi
3. Menciptakan lingkungan 1,2,3,4,5
yang nyaman 1. Monitor/catat kebutuhan
Hasil: mengurangi tidur pasien setiap hari

11.10 pembesuk diwaktu jam dan jam


tidur 2. Identifikasi faktor
4. Menjeelaskan pentingnya pengganggu tidur
tidur yang adekuat 3. Ciptakan lingkungan
Hasil: klien belum paham yang nyaman
11.15
mengenai pentingnya tidur 4. Kolaborasi pemberian
yang cukup obat tidur
5. Kolaborasikan pemberian 5. Jelaskan pentingnya
obat tidur tidur ang adekuat
Hasil: Tidak dilakukan
kolaborasi pemberian obat
tidur

Shift siang

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi

64
1. Kamis, 17/2/2022 Nyeri akut 14.00 1. Mengobservasi reaksi 14.30 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kiri
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
14.05
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4,5
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris- nonverbal dari
iris ketidaknyamanan
R : kaki kiri 2. Kaji nyeri secara

14.10 S : skala 5 komperenshif


T : hilang timbul 3. Anjurkan teknik
3. Menganjurkan teknik nafas dalam
relaksasi nafas dalam 4. Berikan HE tentang
Hasil : pasien penyebab nyeri
14.15
melakukan teknik nafas 5. Kolaborasi
dalam pemberian obat
4. Memberikan HE

65
tentang penyebab nyeri
14.20 Hasil : pasien
mengetahui peyebab
nyeri
5. Kolaborasikan
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr /
8 jam
2. Kamis, 17/2/2022 Gangguan integritas 14.25 1. Memonitor 13.20 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
14.30
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
14.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4,5
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan luka

66
14.40 dan kiri 2. Mengidentifikasi
4. Menjelaskan tanda dan tanda-tanda infeksi
gejala infeksi 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : pasien 2 jam
mengetahui jika ada 4. Jelaskan tanda dan
kemerahan, bengkak, gejala infeksi
14.45 nyeri, bernanah 5. Kolaborasi prosedur
termasuk gejala infeksi debridement
5. Kolaborasikan
prosedur debridement
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati
3. Kamis, 17/2/2022 Perfusi perifer tidak 14.50 1. Memonitor panas, S: klien mengatakan badan
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa lemas
dengan hiperglikemia bengkak pada O: GDS: 292 mg/dl
ekstremitas A: masalah perfusi jaringan
Hasil: klien merasa nyeri pada perifer tidak efektif belum

14.55 luka post operasi teratasi


2. Mengidentifikasi faktor P: lanjutkan intervensi

67
resiko gangguan sirkulasi 1,2,3,4,5
Hasil: proses penyakit 1. Monitor panas,
15.00
diabetes mellitus kemerahan, nyeri,
3. Melakukan perawatan atau bengkak pada
luka sesuai kebutuhan ekstremitas

15.05 Hasil: dilakukan perawatan 2. Identifikasi faktor


luka steril post operasi pengganggu sirkulasi
4. Menganjurkan 3. Lakukan perawatan
menghindari penekanan luka sesuai
pada kaki yang kebutuhan
mengalami ulkus 4. Anjurkan

15.10 Hasil: menggunakan kursi menghindari


roda saat ke wc penekanan pada kaki
yang ulkus
5. Mengkolaborasikan
5. Kolaborasi
pemberian antibiotic
pemberian antibiotik
Hasil: ambacim 1 gr/8
jam/ IV

4. Kamis, 17/2/2022 Intoleransi aktivitas 15.15 1. Mengobservasi sumber 14.20 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah
aktivitas yang

68
adanya abses diinginkan O : pasien tampak lemah
Hasil : pasien A : masalah intoleransi
memerlukan keluarga aktivitas belum teratasi
untuk beraktivitas P : lanjutkan intervensi
15.20
2. Mengkaji aktivitas 1,2,3,4,5
yang mampu dilakukan 1. Observasi sumber
Hasil : pasien belum yang diperlukan
bisa melakukan untuk aktivitas yang
15.25
aktivitas diinginkan
3. Membantu pasien 2. Kaji aktivitas yang
melakukan aktivitas mampu dilakukan
fisik secara teratur 3. Bantu pasien
Hasil : pasien belum melakukan aktivitas
15.30 bisa melakukan fisik secara teratur
aktivitas fisik 4. Berikan HE
4. Memberikan HE 5. Kolaborasi dengan
tentang makanan yang ahli gizi
bagus untuk proses
penyembuhan
Hasil : pasien

69
mengetahui makanan
yang bagus untuk
proses penyembuhan
stelah operasi seperti
15.35
bubur, ikan gabus,
yang tinggi protein,
sayur dan buah
5. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah

5. kamis, 17/2/2022 Gangguan pola tidur 15.40 1. Memonitor/catat 15.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan kebutuhan tidur pasien belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri setiap hari dan jam O : pasien tampak lemah
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tampak sering
15.45
2. Mengidentifikasi faktor menguap
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola
Hasil: klien sering BAK tidur belum teratasi

70
15.50 saat malam hari P : lanjutkan intervensi
3. Menciptakan lingkungan 1,2,3,4,5
yang nyaman 1. Monitor/catat
Hasil: mengurangi kebutuhan tidur
pembesuk diwaktu jam pasien setiap hari dan
15.55
tidur jam
4. Menjelaskan pentingnya 2. Identifikasi faktor
tidur yang adekuat pengganggu tidur
Hasil: klien belum paham 3. Ciptakan lingkungan
16.00
mengenai pentingnya tidur yang nyaman
yang cukup 4. Jelaskan pentingnya
5. Kolaborasikan pemberian tidur ang adekuat
obat tidur 5. Kolaborasi
Hasil:- pemberian obat tidur

Shift malam

71
No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi
1. Kamis , 17/2/2022 Nyeri akut 21.00 1. Mengobservasi reaksi 21.20 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kiri
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
21.05
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4,5
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris-iris nonverbal dari
R : kaki kiri ketidaknyamanan
S : skala 4 2. Kaji nyeri secara

21.10 T : hilang timbul komperenshif


3. Menganjurkan teknik 3. Anjurkan teknik
relaksasi nafas dalam nafas dalam
22.15 Hasil : pasien melakukan 4. Berikan HE tentang
teknik nafas dalam penyebab nyeri dan
4. Memberikan HE tentang teknik relaksasi
penyebab nyeri nonfarmakologi u
Hasil : pasien ntuk mengurangi

72
22.20 mengetahui peyebab nyeri
nyeri 5. Kolaborasi
pemberian obat
5. Kolaborasikan
pemberian obat analgetik
Hasil : santagesik 1 gr / 8
jam
2. Kamis, 17/2/2022 Gangguan integritas 22.25 1. Memonitor karakteristik 23.00 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
22.30
2. Mengidentifikasi tanda- integritas jaringan belum
tanda infeksi teratasi
22.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4,5
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan dan luka
22.40
kiri 2. Mengidentifikasi
4. Menjelaskan tanda dan tanda-tanda infeksi

73
gejala infeksi 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : pasien 2 jam
mengetahui jika ada 4. Jelaskan tanda dan
kemerahan, bengkak, gejala infeksi
22.45
nyeri, bernanah termasuk 5. Kolaborasi prosedur
gejala infeksi debridement
5. Kolaborasikan prosedur
debridement
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati
3. Kamis, 17/2/2022 Perfusi perifer tidak 22.50 1. Memonitor panas, 23.00 S: klien mengatakan badan
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa lemas
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas O: GDS: 290 mg/dl
Hasil: klien merasa nyeri pada A: masalah perfusi jaringan
luka post operasi perifer tidak efektif belum
22.55
2. Mengidentifikasi faktor teratasi
resiko gangguan sirkulasi P: lanjutkan intervensi
Hasil: proses penyakit diabetes 1,2,3,4,5
23.00 mellitus 1. Monitor panas,

74
3. Melakukan perawatan luka kemerahan, nyeri,
sesuai kebutuhan atau bengkak pada
Hasil: dilakukan perawatan luka ekstremitas
23.05
post operasi 2. Identifikasi faktor
4. Menganjurkan menghindari pengganggu sirkulasi
penekanan pada kaki yang 3. Lakukan perawatan
mengalami ulkus luka sesuai
23.10 Hasil: menggunakan kursi roda kebutuhan
saat ke wc 4. Anjurkan
menghindari
5. Mengkolaborasikan
penekanan pada kaki
pemberian antibiotic
yang ulkus
Hasil: ambacim 1 gr/8 jam/
5. Kolaborasi
IV
pemberian antibiotic

4. Kamis, 17/2/2022 Intoleransi aktivitas 23.15 1. Mengobservasi sumber 24.00 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah

75
adanya abses aktivitas yang diinginkan O : pasien tampak lemah
Hasil : pasien A : masalah intoleransi
memerlukan keluarga aktivitas belum teratasi
untuk beraktivitas P : lanjutkan intervensi
23.20
2. Mengkaji aktivitas yang 1,2,3,4,5
mampu dilakukan 1. Observasi sumber
Hasil : pasien belum bisa yang diperlukan
23.25 melakukan aktivitas untuk aktivitas yang
3. Membantu pasien diinginkan
melakukan aktivitas fisik 2. Kaji aktivitas yang
secara teratur mampu dilakukan

23.30 Hasil : pasien belum bisa 3. Bantu pasien


melakukan aktivitas fisik melakukan aktivitas
4. Memberikan HE tentang fisik secara teratur
makanan yang bagus 4. Berikan HE
untuk proses 5. Kolaborasi dengan
penyembuhan ahli gizi
Hasil : pasien
mengetahui makanan
yang bagus untuk proses

76
penyembuhan stelah
23.35 operasi seperti bubur,
ikan gabus, yang tinggi
protein, sayur dan buah
5. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah
5. Kamis, 17/2/2022 Gangguan pola tidur 23.40 1. Memonitor/catat kebutuhan 24.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : pasien tampak lemah
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tampak sering
23.45
2. Mengidentifikasi faktor menguap
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola
Hasil: klien sering BAK saat tidur belum teratasi
23.50 malam hari P : lanjutkan intervensi
3. Menciptakan lingkungan 1,2,3,4,5
yang nyaman 1. Monitor/catat kebutuhan
Hasil: mengurangi pembesuk tidur pasien setiap hari

77
23.55 diwaktu jam tidur dan jam
4. Menjelaskan pentingnya 2. Identifikasi faktor
tidur yang adekuat pengganggu tidur
Hasil: klien belum paham 3. Ciptakan lingkungan
mengenai pentingnya tidur yang nyaman
24.00
yang cukup 4. Jelaskan pentingnya tidur
5. Kolaborasikan pemberian yang adekuat
obat tidur 5. Kolaborasi pemberian
Hasil: Tidak dilakukan obat tidur
kolaborasi pemberian obat
tidur

Shift pagi

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi

78
1. Jum’at, 18/2/2022 Nyeri akut 09.00 1. Mengobservasi reaksi 10.10 S : pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan nonverbal dari pada kaki kiri
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak meringis
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
meringis teratasi
09.10
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperehenshif 1,2,3,4
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris- nonverbal dari
iris ketidaknyamanan
R : kaki kiri 2. Kaji nyeri secara

09.20 S : skala 3 komperenshif


T : hilang timbul 3. Evaluasi teknik nafas
3. Mengevaluasi teknik dalam
relaksasi nafas dalam 4. Kolaborasi
Hasil : pasien pemberian obat
09.30
melakukan teknik nafas analgetik
dalam
4. Kolaborasikan

79
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr /
8 jam
2. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan integritas 09.35 1. Memonitor 10.20 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
09.40
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
09.45 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan luka
09.50
dan kiri 2. Mengidentifikasi
4. Kolaborasikan tanda-tanda infeksi
prosedur debridement 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : dilakukan 2 jam
pengangkatan jaringan 4. Kolaborasi prosedur

80
kulit mati debridement
3. Jum’at, 18/2/2022 Perfusi perifer tidak 09.55 1. Memonitor panas, S: klien mengatakan sering
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa kram pada kaki post
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas operasi
Hasil: klien merasa nyeri pada O: GDS: 280 mg/dl
luka post operasi A: masalah perfusi jaringan

10.00 2. Mengidentifikasi faktor perifer tidak efektif belum


resiko gangguan sirkulasi teratasi
Hasil: proses penyakit P: lanjutkan intervensi
diabetes mellitus 1,2,3,4,5
10.05
3. Melakukan perawatan 1. Monitor panas,
luka sesuai kebutuhan kemerahan, nyeri,
Hasil: dilakukan perawatan atau bengkak pada

10.10 luka steril post operasi ekstremitas


4. Mengevaluasi cara 2. Identifikasi faktor
menghindari penekanan pengganggu sirkulasi
pada kaki yang 3. Lakukan perawatan
mengalami ulkus luka sesuai
Hasil: menggunakan kursi kebutuhan
10.15
roda saat ke wc 4. Evaluasi cara

81
5. Mengkolaborasikan menghindari
pemberian antibiotic penekanan pada kaki
Hasil: ambacim 1 gr/8 yang ulkus
jam/ IV 5. Kolaborasi
pemberian antibiotik
4. Jum’at, 18/2/2022 Intoleransi aktivitas 10.20 1. Mengobservasi sumber 11.00 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah
adanya abses aktivitas yang O : pasien tampak lemah
diinginkan A : masalah intoleransi
Hasil : pasien aktivitas belum teratasi
memerlukan keluarga P : lanjutkan intervensi
10.25 untuk beraktivitas 1,2,3,4
2. Mengkaji aktivitas 1. Observasi sumber
yang mampu dilakukan yang diperlukan
Hasil : pasien belum untuk aktivitas yang
bisa melakukan diinginkan
10.30
aktivitas 2. Kaji aktivitas yang
3. Membantu pasien mampu dilakukan
melakukan aktivitas 3. Bantu pasien
fisik secara teratur melakukan aktivitas

82
Hasil : pasien belum fisik secara teratur
10.35 bisa melakukan 4. Kolaborasi dengan
aktivitas fisik ahli gizi
4. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah
5. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan pola tidur 10.40 1. Memonitor/catat 12.00 S : klien mengatakan bisa
berhubungan dengan kebutuhan tidur pasien tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri setiap hari dan jam O : pasien tampak segar
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tidak menguap lagi
10.50
2. Mengidentifikasi faktor A : masalah gangguan pola
pengganggu tidur tidur belum teratasi
Hasil: klien sudah tidak P : lanjutkan intervensi 1,2,3
sering BAK saat malam 1. Monitor/catat kebutuhan
10.55 hari tidur pasien setiap hari
3. Menciptakan lingkungan dan jam
yang nyaman 2. Monitor waktu makan dan
Hasil: mengurangi minum dengan waktu

83
pembesuk diwaktu jam tidur
tidur 3. Ciptakan lingkungan yang
nyaman

Shift siang

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi


1. Jum’at, 18/2/2022 Nyeri akut 14.00 1. Mengobservasi reaksi 14.30 S : pasien mengatakan
berhubungan dengan nonverbal dari nyerinya sudah berkurang
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : klien tidak meringis lagi
(pencedera fisik) Hasil : pasien tampak A : masalah nyeri belum
tidak meringis lagi teratasi
14.05
2. Mengkaji nyeri secara P : lanjutkan intervensi
komperenshif 1,2,3,4
Hasil : p : luka post op 1. Observasi reaksi
Q : seperti teriris- nonverbal dari
iris ketidaknyamanan
R : kaki kiri 2. Kaji nyeri secara

14.10 S : skala 3 komperenshif


T : hilang timbul 3. Anjurkan teknik
3. Mengajarkan teknik

84
relaksasi nafas dalam nafas dalam
Hasil : pasien 4. Kolaborasi
14.15
melakukan teknik nafas pemberian obat
dalam analgetik
4. Kolaborasikan
pemberian obat
analgetik
Hasil : santagesik 1 gr /
8 jam
2. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan integritas 14.25 1. Memonitor 14.10 S : pasien mengatakan ada
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
14.30
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
14.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan luka

85
14.40 dan kiri 2. Mengidentifikasi
4. Kolaborasikan tanda-tanda infeksi
prosedur debridement 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : dilakukan 2 jam
pengangkatan jaringan 4. Kolaborasi prosedur
kulit mati debridement

3. Jum’at, 18/2/2022 Perfusi perifer tidak 14.45 1. Memonitor panas, S: klien mengatakan sering
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa kram
dengan hiperglikemia bengkak pada O: GDS: 280 mg/dl
ekstremitas A: masalah perfusi jaringan
Hasil: klien merasa nyeri pada perifer tidak efektif belum

14.50 luka post operasi teratasi


2. Mengidentifikasi faktor P: lanjutkan intervensi
resiko gangguan sirkulasi 1,2,3,4,5
Hasil: proses penyakit 1. Monitor panas,
15.00
diabetes mellitus kemerahan, nyeri,
3. Melakukan perawatan atau bengkak pada
luka sesuai kebutuhan ekstremitas

15.05 Hasil: dilakukan perawatan 2. Identifikasi faktor

86
luka post operasi pengganggu sirkulasi
4. Menganjurkan 3. Lakukan perawatan
menghindari penekanan luka sesuai
pada kaki yang kebutuhan

15.10 mengalami ulkus 4. Anjurkan


Hasil: menggunakan kursi menghindari
roda saat ke wc penekanan pada kaki
yang ulkus
5. Mengkolaborasikan
5. Kolaborasi
pemberian antibiotic
pemberian antibiotik
Hasil: ambacim 1 gr/8
jam/ IV

4. Jum’at, 18/2/2022 Intoleransi aktivitas 15.15 1. Mengobservasi sumber 15.20 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah
adanya abses aktivitas yang O : pasien tampak lemah
diinginkan A : masalah intoleransi
Hasil : pasien aktivitas belum teratasi
memerlukan keluarga P : lanjutkan intervensi
15.20 untuk beraktivitas 1,2,3,4
2. Mengkaji aktivitas 1. Observasi sumber
yang diperlukan

87
yang mampu dilakukan untuk aktivitas yang
Hasil : pasien belum diinginkan
15.25
bisa melakukan 2. Kaji aktivitas yang
aktivitas mampu dilakukan
3. Membantu pasien 3. Bantu pasien
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
fisik secara teratur fisik secara teratur
15.30 Hasil : pasien belum 4. Kolaborasi dengan
bisa melakukan ahli gizi
aktivitas fisik
4. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah
5. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan pola tidur 15.35 1. Memonitor/catat kebutuhan 17.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : pasien tampak segar
Hasil: 6-8 jam/ hari Pasien tidak sering menguap
15.40
2. Mengidentifikasi faktor lagi

88
pengganggu tidur A : masalah gangguan pola
Hasil: klien sudak tidak tidur teratasi
sering BAK saat malam P : pertahankan intervensi
15.45
hari 1,2,3
3. Menciptakan lingkungan 1. Monitor/catat kebutuhan
yang nyaman tidur pasien setiap hari
Hasil: mengurangi dan jam
pembesuk diwaktu jam 2. Identifikasi faktor
tidur pengganggu tidur
3. Ciptakan lingkungan yang
nyaman

Shift malam

No Hari / tanggal Diagnose keperawatan Jam Implementasi Jam Evaluasi

89
1. Jum’at, 18/2/2022 Nyeri akut 21.00 1. Mengobservasi reaksi 21.30 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan nonverbal dari nyeri lagi
agen pencedera fisik ketidaknyamanan O : pasien tampak tidak
(prosedur operasi) Hasil : pasien tampak meringis lagi
tidak meringis lagi A : masalah nyeri belum
21.05
2. Mengkaji nyeri secara teratasi
komperenshif P : lanjutkan intervensi 1,2,3,
Hasil : 1. Observasi reaksi
p : luka post op nonverbal dari
Q : seperti teriris- ketidaknyamanan
iris 2. Kaji nyeri secara
R : kaki kiri komperenshif
21.10 S : skala 1 3. Evaluasi teknik nafas
T : hilang timbul dalam
3. Mengevaluasi teknik
relaksasi nafas dalam
Hasil : pasien
melakukan teknik nafas
dalam
2. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan integritas 22.25 1. Memonitor 23.00 S : pasien mengatakan ada

90
kulit/ jaringan karakteristik luka luka pada kaki kiri
berhubungan dengan Hasil : berwarna O : berwarna kemerahan dan
neuropati perifer kemerahan dan berisi berisi pus, 10cm×5cm×3cm
pus, 10cm×5cm×3cm A : masalah gangguan
22.30
2. Mengidentifikasi integritas jaringan belum
tanda-tanda infeksi teratasi
22.35 Hasil : terdapat pus P : lanjutkan intervensi
3. Mengubah posisi tiap 2 1,2,3,4
jam 1. Monitor karakteristik
Hasil : miring kanan luka
22.40
dan kiri 2. Mengidentifikasi
4. Menjelaskan tanda dan tanda-tanda infeksi
gejala infeksi 3. Mengubah posisi tiap
Hasil : pasien 2 jam
mengetahui jika ada 4. Kolaborasi prosedur
kemerahan, bengkak, debridement
22.45
nyeri, bernanah
termasuk gejala infeksi
5. Kolaborasikan
prosedur debridement

91
Hasil : dilakukan
pengangkatan jaringan
kulit mati

3. Jum’at, 18/2/2022 Perfusi perifer tidak 22.50 1. Memonitor panas, S: klien mengatakan badan
efektif berhubungan kemerahan, nyeri, atau terasa lemas
dengan hiperglikemia bengkak pada ekstremitas O: GDS: 280 mg/dl
Hasil: klien merasa nyeri pada A: masalah perfusi jaringan
luka post operasi perifer tidak efektif belum
22.55
2. Mengidentifikasi faktor teratasi
resiko gangguan sirkulasi P: lanjutkan intervensi
Hasil: proses penyakit 1,2,3,4,5
23.00 diabetes mellitus 1. Monitor panas,
3. Melakukan perawatan kemerahan, nyeri,
luka sesuai kebutuhan atau bengkak pada
Hasil: belum dilakukan ekstremitas

23.05 perawatan luka post 2. Identifikasi faktor


operasi pengganggu sirkulasi
4. Menganjurkan 3. Lakukan perawatan
menghindari penekanan luka sesuai

92
pada kaki yang kebutuhan
mengalami ulkus 4. Anjurkan
23.10
Hasil: menggunakan kursi menghindari
roda saat ke wc penekanan pada kaki
yang ulkus
5. Mengkolaborasikan
5. Kolaborasi
pemberian antibiotic
pemberian antibiotik
Hasil: ambacim 1 gr/8
jam/ IV

4. Jum’at, 18/2/2022 Intoleransi aktivitas 23.15 1. Mengobservasi sumber 24.00 S : pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan yang diperlukan untuk bisa bergerak karena lemah
adanya abses aktivitas yang O : pasien tampak lemah
diinginkan A : masalah intoleransi
Hasil : pasien aktivitas belum teratasi
memerlukan keluarga P : lanjutkan intervensi
23.20 untuk beraktivitas 1,2,3,4
2. Mengkaji aktivitas 1. Observasi sumber
yang mampu dilakukan yang diperlukan
Hasil : pasien belum untuk aktivitas yang
bisa melakukan diinginkan
23.25
aktivitas 2. Kaji aktivitas yang

93
3. Membantu pasien mampu dilakukan
melakukan aktivitas 3. Bantu pasien
fisik secara teratur melakukan aktivitas
Hasil : pasien belum fisik secara teratur

23.30 bisa melakukan 4. Kolaborasi dengan


aktivitas fisik ahli gizi
4. Kolaborasikan dengan
ahli gizi dalam
pemberian makanan
Hasil : diberikan bubur,
sayur, ikan dan buah
5. Jum’at, 18/2/2022 Gangguan pola tidur 23.35 1. Memonitor/catat kebutuhan 24.00 S : klien mengatakan masih
berhubungan dengan tidur pasien setiap hari dan belum bisa tidur dengan baik
adanya persepsi nyeri jam O : Pasien tidak sering
Hasil: 6-8 jam/ hari menguap lagi
23.40
2. Mengidentifikasi faktor A : masalah gangguan pola
pengganggu tidur tidur teratasi
Hasil: klien sudah tidak P : lanjutkan intervensi 1,2,3
sering BAK saat malam 1. Monitor/catat kebutuhan
23.45 hari tidur pasien setiap hari

94
3. Menciptakan lingkungan dan jam
yang nyaman 2. Identifikasi faktor
Hasil: mengurangi pengganggu tidur
pembesuk diwaktu jam 3. Ciptakan lingkungan yang
tidur nyaman

95
BAB IV

PEMBAHASAN

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme bersifat kronis ditandai

dengan hiperglikemia yang disebabkan karena gangguan sekresi insulin, resistensi

terhadap insulin, atau kombinasi keduanya. Kepatuhan diit adalah suatu perilaku

pasien dalam melaksanakan pemenuhan asupan makanan yang telah

direkomendasikan oleh penyedia pelayanan kesehatan Peningkatan kadar glukosa

darah setelah penyerapan makanan secara langsung merangsang sintesis dan

pengeluaran insulin oleh sel β. Dengan asupan glukosa yang rendah, maka

glukosa darah tidak akan terlalu meningkat selama keadaan absorptif. Asupan

makanan akan merangsang hormon pencernaan terutama gastric inhibitory

peptide (peptida inhibitorik lambung) dan peningkatan aktivitas parasimpatis

dalam saluran penceraan yang akan mempengaruhi sel beta pankreas untuk

mensekresikan insulin Pada saat kita makan sebagai reaksi, pankreas akan

menghasilkan insulin dalam darah untuk mengatasi peningkatan glukosa.

Diagnosa keperawatan yang terdapat dalam kasus Diabetes Melitus sesuai

dengan teori adalah Nyeri akut, Perfusi perifer tidak efektif, Hipovolemia,

Intoleransi aktivitas, Resiko infeksi, Defisit nutrisi, Gangguan pola tidur.

Pada kasus Ny “ M” dengan umur 51 tahun, bekerja sebagai Ibu Rumah

Tangga dengan diagnosa medis Diabetes melltus Tipe 2. Keluhan utama yaitu

nyeri pada luka pos operasi, kemudian riwayat dari keluhan utama yaitu klien

mengatakan nyeri pada kaki kiri, klien mengatakan ada luka di kaki kiri, klien

juga mengatakan sulit bergerak karena lukanya, klien mengatakan sulit tidur dan

mengeluh sering terbangun tengah malam. Kemudian pada saat pemeriksaan fisik

96
head to toe didapatkan keadaan umum klien lemas, tingkat kesadaran GCS 15

composmentis, keadaan kulit lesi, kelainan pada kulit terdapat ulkus, terdapat luka

dengan panjang 10 cm dan diameter 5 cm terdap warna kuning dan berair, letak

luka yaitu pada kaki bagian kiri (sinistra), pada saat kulit diraba terasa hangat,

kelembaban kulit kering, dengan turgor kulit baik. Kemampuan berjalan klien

membutuhkan alat dan orang lain, kemampuan rentang gerak ekstermitas atas

kanan dan kiri, ekstermitas bawah kanan dapat digerakkan sedangkan bagian

ekstremitas bawah kiri tidak dapat digerakkan. Kemudianpada pengkajian

istirahat dan tidur klien, jam tidur malam sebelum sakit yaitu 23:00-06:00 dan

selama sakit tidur pada jam 24.00-04.00 dan jam tidur siang sebelum sakit 14.00-

15.00 dan selama sakit tidak bisa tidur siang. Pada pemeriksaan penunjang pada

tanggal 14/2/2022 yaitu ureum: 38,7, keratin 0,71 denan terapi medis ambacim 1

gr + ranitidine 1 ampul/ 8 jam/ IV, metronidiazole 0,5 gram/12 jam/ Iv,

paracetamol 1 gr/ 12 jam/ Iv, neurosanbe 1 ampul/ 24 jam/ Iv, novorapid 12-12-12

unit.

Pada klasifikasi data didapatkan data subjektif yaitu klien mengatakan

nyeri pada area kaki kiri, klien mengatakan nyeri yang dirasakan sedang, klien

mengatakan nyerinya hilang timbul, klien mengatakan ada luka pada kaki kirinya,

klien mengatakan lukanya terdapat nanah, klien mengatakan lukanya dalam, klien

mengatakan susah bergerak ketika ingin ke wc, keluargaklien mengatakan klien

dibantu, klien mengatakan terkadang memakai kursi roda, klien mengatakan

sering terbangun tengah malam BAK dank lien juga mengatakan kurang tidur.

Kemudian dari data objektif didapatkan klien Nampak meringis, klien Nampak

lemas, klien Nampak pusing, TTV: TD: 110/80 mmhg, P: 20 kali/ menit, N: 80

97
kali/ menit, S: 36 ˚ C, kemudian klien tampak terbaring, tampak luka pada kaki

kiri, ukurang 10 cm×5 cm×3 cm, Nampak sulit bergerak, Nampak dibantu

keluarga, memakai kursi roda, klen Nampak serin menguap, kelopak mata pasien

Nampak cekung, dan berbicara dengan tidak semangat. Dari data tersebut

diperoleh empat diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, intoleransi aktivitas,

gangguan integritas kulit/jaringan, gangguan pola tidur. Diagnosa keperawatan

yang diperoleh pada kasus Ny “M” tidak semua terdapat pada teori hal ini

disebutkan.

98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus Ny” M” didapatkan empat masalah keperawatan yaitu nyeri
akut, intoleransi aktivitas, gangguan integritas kulit/jaringan, gangguan pola
tidur. sedangkan pada teori diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu
nyeri akut, Perfusi perifer tidak efektif, Hipovolemia, Intoleransi aktivitas,
Resiko infeksi, Defisit nutrisi, Gangguan pola tidur.
Selama 3 hari implementasi tidak semua masalah keperawatan yang terjadi
teratasi yaitu:
1. Nyeri akut teratasi karena pasien sudah tidak merasakan nyeri pada luka
post operasi
2. Gangguan pola tidur teratasi karena pasien sudah mau tidur kebutuhan
tidur pasien sudah terpenuhi
3. Perfusi perifer tidak efektif belum teratasi karena masih kram pada kaki
kiri post operasi
4. Intolerasansi aktivitas belum teratasi karena masih lemah dan masih
dibantu dengan alat kursi roda dan dibantu keluarga
5. Ganggguan integritas kulit/jaringan belum teratasi karena luka masih
nampak dan terdapat pus
B. Saran
Pada kasus Ny” M” kepada pasien diharapkan mampu mengontrol
penyakitnya dengan cara dianjurkan diet makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat, makanan dan minuman manis, dan bisa mengonsumsi sayur dan
buah-buahan, kemudian rutin olahraga jika keadaan memungkinkan, hal ini
dilakukan agar gula darah pasien bisa kembali normal atau mencegah
peningkatan gula darah secara signifikan.

99
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Tim pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Tim pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Arisman, (2012).Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi
Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.

Bilotta, Kimberly. A. J (ed). 2009. Kapita selekta penyakit : dengan implikasi


keperawatan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

100

Anda mungkin juga menyukai