Oleh :
NUR AISAH
205190062
PRODI S1 GIZI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi klinik di Rumah Sakit Dr. A. Dadi
Tjokrodipo, Kota Bandar Lampung
Jenis Kasus : Kasus Penyakit Dalam (Hepatitis dan Low Intake) Nama
Mahasiswa : Nur Aisah
NPM 205190062
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya
sehingga laporan PKL Asuhan Gizi di Rumah Sakit Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga mengucapkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat syafaat beliaukelak
di akhirat aamiin.
Selama proses PKL Asuhan Gizi Rumah Sakit Daerah yang dilakukan dalam waktu dua
minggu serta penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari bantuan, arahan, masukan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ai Kustiani, M.Si selaku ketua Program Studi Gizi Universitas Mitra Indonesia
2. Bapak Ajib Jayadi, SKM., M.PH selaku dosen pembimbing PKL di RSD Dr. A
Dadi Tjokrodipo
3. Ibu dr. Tutik Ernawati, M. Gizi, Sp.,GK selaku kepala Instalasi Gizi RSD Dr. A
Dadi Tjokrodipo
4. Ibu Dinda Karlina, S.Tr.Gz., RD selaku kepala ruangan Instalasi Gizi RSD Dr. A
Dadi Tjokrodipo
5. Ibu Merizka Dea Mahendra,A.Md. Gz selaku pembimbing PKL di RSD Dr. A Dadi
Tjokrodipo
6. Ibu Devarina Raesita AR, AMG selaku pembimbing PKL di RSD Dr. A Dadi
Tjokrodipo
7. Teman-teman satu kelompok PKL dengan penulis
8. Orangtua, keluarga, sahabat dan juga teman-teman yang senantiasa memberikan
dukungan kepada penulis
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas PKL Asuhan GiziRumah
Sakit Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo, selain itu, penyusunan laporan ini juga bertujuan agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, maka saya yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
iii
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan, semoga laporan PKL ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang baik bagi pembaca khususnya mahasiswa
yang hendak melaksanakan PKL Asuhan Gizi Rumah Sakit daerah Dr. A Dadi
Tjokrodipo di instansi yang sama maupun instansi yang berbeda. Terima kasih.
Nur Aisah
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Menu Makan Pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake Tanggal 12-13 Januari 2024..
\Menu Makan Pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake Tanggal 13 -14Januari 2024..
Menu Makan Pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake Tanggal 14-15 Januari 2024..
Perencanaan Menu makan pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake ...........................
Leaflet.....................................................................................................................
vii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mampu dan profesional dalam mengaplikasikan ilmu gizi terkait terkait pangan, dan
kesehatan kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya.
Rumah sakit perlu melakukan asuhan gizi terhadap pasien hepatitis dan kasus
low intake nutrisi. Hal ini dikarenakan nutrisi yang adekuat mendukung fungsi hati,
meningkatkan imunitas, dan mempercepat proses penyembuhan. Pelayanan gizi yang
terintegrasi dengan asuhan medis dapat membantu mengatasi kekurangan nutrisi pada
pasien, mengoptimalkan efektivitas pengobatan, dan mempercepat proses pemulihan.
Selain itu, pelayanan gizi juga penting dalam memberikan edukasi kepada pasien
dan keluarga mengenai pola makan yang sehat, meminimalkan risiko komplikasi, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, asuhan gizi di rumah sakit bukan
hanya sekadar suplemen, melainkan bagian integral dari perawatan holistik yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penatalaksanaan asuhan gizi dilakukan agar mahasiswa mampu
melaksanakan proses asuhan gizi terstandar pada pasien penyakit dalam.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien penyakit dalam yaitu
agar mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik pasien, mengidentifikasi
resiko malnutrisi pada pasien, melakukan assessment gizi pada pasien,
menetapkan diagnosis gizi pada pasien, melakukan intervensi gizi pada pasien
serta melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat kegiatan penatalaksanaan asuhan gizi bagi mahasiswa yaitu
meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam menerapkan proses asuhan
gizi terstandar, serta mendapatkan wawasan dalam penatalaksaan diet pada
pasien penyakit dalam.
2
2. Bagi Institusi
Penatalaksaan asuhan gizi terstandar bermanfaat untuk membantu memantau
pelayanan mutu dan melakukan pelayanan gizi rumah sakit pada pasien penyakit
dalam.
3. Bagi Pasien
Manfaat kegiatan penatalaksanaan asuhan gizi bagi pasien, yaitu untuk
membantu proses pemulihan dan menjaga status gizi dengan memberikan diet
sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien penyakit dalam.
3
LEMBAR PENGESAHAN KASUS
Laporan Praktek Lapangan Asuhan Gizi Klinik (PKL-AGK) dengan judul “ Hepatitis Low intake
Di Ruangan Rawat Inap Pepadun Peria 2 Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung”.
Oleh :
Nur Aisah
NPM 205190062
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
5
lemak tidak larut air. Akibat dari peningkatan bilirubin conjugated dan
unconjugated di dalam darah dan menyebar ke seluruh tubuh maka pasien
terlihat ikterik (Wenigaty, V L., 2020).
Hati tidak mampu melakukan konjugasi bilirubin atau menyekresikannya
akibat duktus intrahepatik yang terdesak. Akibat sekresi bilirubin terkonjugasi
ke duodenum berkurang yang berdampak pada menurunnya kemampuan dalam
mengemulsi lemak sehingga tidak toleran terhadap makanan berlemak. Selain
itu, menurunnya sekresi bilirubin terkonjugasi ke duodenum menyebabkan
menurunnya pembentukan sterkobilin dan urobilinogen yang menyebabkan
feses menjadi gelap, pucat seperti dempul (abolis) (Wenigaty, V L., 2020).
Peningkatan kadar bilirubin dapat disertai peningkatan garam-garam empedu
dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit. Selain itu fungsi
hati dalam melakukan metabolisme serta regulasi lemak dan asam amino
terganggu. Hal ini menyebabkan peningkatan asam lemak dan asam amino
dalam darah, keadaan ini menekan kontrol hipotalamus terhadap rasa lapar dan
menyebabkan pasien tidak nafsu makan (anoreksia), (Pratama & Wahyuni,
2022).
Perangsangan mual dapat diakibatkan dari adanya obstruksi saluran empedu
sehingga mengakibatkan alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam
empedu, dan kolesterol) menyebabkan peningkatan SGOT dan SGPT yang
bersifat iritatif di saluran cerna sehingga merangsang nervus vagal dan menekan
rangsangan sistem saraf parasimpatis sehingga terjadi penurunan peristaltik
sistem pencernaan di usus dan lambung, menyebabkan makanan tertahan di
lambung dan peningkatan rasa mual yang mengaktifkan pusat muntahdi medula
oblongata dan pengaktifan saraf kranial ke wajah, kerongkongan, serta neuron-
neuron (Arohman, C., 2022).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi penyakit hepatitis
yang cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada
tahun 2018 sebesar 0,39% penduduk Indonesia menderita hepatitis. Kondisi ini
menurun tiga kali lipat dibandingkan tahun 2013 (1,2%).
6
Low intake nutrisi sering terjadi pada penderita hepatitis dan dapat
memperburuk kondisi. Pasien dengan low intake nutrisi mungkin mengalami
penurunan berat badan, kelemahan, dan defisiensi nutrisi. Kombinasi hepatitis
dan low intake nutrisi dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, menghambat
proses penyembuhan, dan meningkatkan risiko komplikasi (Mustika &
Cempaka, 2021).
Dalam kasus low intake nutrisi, penanganan melibatkan rencana diet khusus
dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi individu. Keterlibatan tim medis dan
ahli gizi sangat penting dalam menyusun rencana asuhan gizi yang sesuai,
mendukung pemulihan pasien, dan mencegah kemungkinan komplikasi lebih
lanjut.
2. Etiologi
a) Berikut Etialogi Hepatitis Infeksi yang dikutip dari yuzar (2020), sebagai
berikut:
Virus Hepatitis: Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis A, B, C, D, atau E. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh terinfeksi, konsumsi air atau makanan terkontaminasi,
atauhubungan seksual tanpa perlindungan.
Paparan Bahan Kimia Berbahaya: Kontak dengan bahan kimia toksik
atau zat berbahaya dapat menyebabkan kerusakan hati dan meningkatkan
risiko hepatitis. Kurangnya Kebersihan Pribadi: Praktik kebersihan yang
buruk, terutama terkait dengan sanitasi dan kebersihan makanan, dapat
menjadi penyebab penularan virus hepatitis.
b) Berikut Etiologi Low Intake Nutrisi yang dikutif dari Rosdiana (2022),
sebagai berikut:
Kondisi Kesehatan Kronis: Penyakit kronis seperti hepatitis dapat
mengakibatkan low intake nutrisi karena gangguan penyerapan nutrisi dan
peningkatan kebutuhan tubuh. Gangguan Pencernaan: Masalah pencernaan
seperti penyakit celiac, gangguan penyerapan, atau gangguan usus dapat
menyebabkan low intake nutrisi karena tubuh sulit menyerap nutrisi dari
7
makanan.
Kondisi Sosioekonomi: Faktor sosioekonomi, seperti kemiskinan atau
ketidakstabilan ekonomi, dapat membatasi akses kepada makanan bergizi,
menyebabkan low intake nutrisi. Diet Tidak Seimbang: Pola makan yang tidak
seimbang atau kurangnya variasi dalam asupan makanan dapat menyebabkan
defisiensi nutrisi.
3. Patofisiologi
a) Patofisologi Hepatitis yang dikutip daru Nugraha (2022) sebagai berikut :
Infeksi Virus Hepatitis A, B, C, D, atau E: Penyakit ini dimulai dengan infeksi
virus hepatitis melalui kontak dengan cairan tubuh terinfeksi atau konsumsi
makanan atau air terkontaminasi. Virus menyerang sel-sel hati, menyebabkan
peradangan dan kerusakan pada organ tersebut.Peradangan dan Nekrosis Hati:
Respon peradangan tubuh terhadap infeksi menyebabkan peradangan dan
nekrosis sel-sel hati. Kerusakan sel-sel hati mengganggu fungsi normalnya,
termasuk metabolisme nutrisi dan detoksifikasi.
Aktivasi Sistem Kekebalan Tubuh: Infeksi memicu respons sistem kekebalan,
yang dapat menyebabkan peradangan yang lebih lanjut dan kontribusi terhadap
kerusakan sel-sel hati.Peningkatan Enzim Hati: Kerusakan hati menyebabkan
pelepasan enzim hatike dalam darah, seperti ALT (alanine aminotransferase)
dan AST (aspartate aminotransferase), yang menjadi penanda diagnostik.
Kemungkinan Komplikasi: Pada beberapa kasus, hepatitis dapat berkembang
menjadi bentuk kronis, menyebabkan sirosis atau kanker hati.
b) Patofisiologi low Intake yang dikutip dari Matinahoru (2022) sebagai berikut:
Gangguan Metabolisme Nutrisi: Gangguan fungsi hati pada hepatitis
dapat menghambat metabolisme nutrisi, termasuk penyerapan protein, lemak,
dan karbohidrat. Penurunan Nafsu Makan: Infeksi dan peradangan hati dapat
menyebabkan penurunan nafsu makan, mempengaruhi asupan makanan dan
menyebabkan kekurangan kalori.
9
B. Identitas Pasien
2. Diagnosis Medis
Diagnosa Medis merupakan gambaran penyakit Tn. K. yang ditetapkan oleh
dokter berdasarkan dari hasil laboratorium dan pengamatan klinis, dari akumulasi gejala
dan keluhan yang ditunjukan Tn. K didiagnosa mengalami Hepatitis dan Low Intake.
3. Terapi medis
Terapi medis diberikan untuk membantu Tn.K mencapai kondisi normal dengan
memberikan obat yang diberikan oleh dokter.
10
Tabel 2.2 Terapi medis Tn.K
Nama obat Dosis Indikasi Efeknya
Tramadol ampul 50-100 Pereda nyeri Berkeringat,
mg pusing,bingung,muntah,mulut kering
Metoklopramid 10 mg Stasis lambung Sakit kepala,cepat Lelah,efek
diabetik ekstrapiramidal terutama pada
penggunaan jangka Panjang pada
anak,konstipasi,diare,sedasi
Infus ns 100 ml Hiponatremia Demam,abses,nekrosis jaringan atau
atau sindrom onfeksi pada tempat suntikan
rendah garam
Sukralfat 1g Tukak lambung Diare,mual,muntah,rasa tidak
nyamanpada saluran
cerna,flatulensi,pruritus,
ruam,mengantuk,pusing,nyeri
punggung,sakit kepala
Omeprazole 60 mg Tukak lambung Sakit kepala,gangguan saluran cerna
Cafriaxon 0,5-1 g Antibiotik Mual,muntah,& diare,
stomatitis,glotitis,sakit kepala
&pusing,
Paracetamol 500 mg Demam,nyeri Mual,muntah,diare,diaphoresis,wajah
ringan hingga pucat,& nyeri perut. Gangguan
sedang fungsi hati (pada pengguna jangka
lama 7 dosis tinggi)
Ibuprofen 1 kapl Pereda nyeri Kerusakan hati,mual,muntah,nyeri
atau analgesik lambung,rasa panas pada
uluhati,diare,konstipasi pendarahan
lambung
11
D. Skrining Gizi
Skrining gizi merupakan kajian awal yang dilakukan dengan tujuan mengetahui
status pasien sebagai acuan tindak lanjut analisis masalah asuhan gizi oleh ahli gizi.
Berikut merupakan formulir skrining menggunakan metode Formulir Formulir Mini
Nutrition Assesment yang telah dilakukan kepada pasien.
Tabel 2.3
Formulir Mini Nutrition Assesment Tn. K
12
BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN
PERTANYAAN F2. ABAIKAN PERTANYAAN F2 BILA PERTANYAAN F1
SUDAH
DAPAT DIISI
F2. Lingkar betis (cm)
0 = lingkar betis kurang dari 31 (lingkar betis < 31)
3 = lingkar betis sama dengan atau lebih besar daripada 31 (lingkar betis ≥31)
13
Tabel 2.4 Perhitungan
Menu Recall Tn. K
Waktu Menu Urt Energi Protein Lemak Kh
Pagi Bubur nasi 4 sdm 43,7 0,8 0,1 9,6
Selingan - -
Siang Bubur nasi 4sdm 43,7 0,8 0,1 9,6
Selingan - -
Malam - -
Total 87,5 1,6 0,1 19,2
Sumber : Data Primer Terolah 2024
Keterangan : Berdasarkan kajian dari total asupan diatas, maka persentase kajian total
asupan energi mendapatkan hasil 4,9 %, protein 2,4 %, lemak 2 % dan karbohidrat
sebesar 7,2 %.
• Antropometri
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan
untuk mengetahui status gizi Tn. K
14
Berat Badan = 57 kg Tinggi Lutut = 48 cm
Tinggi lutut =(2,02 x 48)-(0,04 x 65)+64,19
=96,96 – 2,6 + 64,19
=158 cm
Tinggi Badan =158 cm
IMT =22,8 (normal)
Perhitungan =
IMT
= Bb = 57 kg
(Tb m)² 2,5 m²
= 22,8 kg/m² (Normal)
• Biokimia
Tabel 2.6
Hasil Pemeriksaan Biokimia Tn. K
16
b) Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium yang berkaitan dengan adanya gangguan
fungsi hati yang ditandai dengan hasil SGPT 309 U/L, SGOT 309 U/L, Leokosit
22,06 X10^3/UL, Eritrosit X10^3/UL, Hemoglobin 11,7 g/dL, Hematokrit 34,8
%.
c) Behavior
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi dan makanan dengan pola
makantidak adekuat ditandai dengan kurangnya konsumsi sayuran di tandai
dengan hasil recall tidak menyukai sayuran.
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi
- Meningkatkan asupan Nutrisi
- Mengurangi beban metabolisme
- Mempertahankan berat badan ideal
- Mengelola gejala malnutrisi
- Monitoring status nutrisi
- Edukasi gizi
- Mencegah komplikasi
b. Preskripsi Diet
a) Bentuk Makanan : Lunak
b) Jenis diet : Diet Hati II
c) Syarat diet :
• Energi diberikan sesuai kebutuhan yakni 1.782 kkal
• Lemak diberikan cukup 25% dari kebutuhan energi total yakni 49,5 gram
• Protein diberikan cukup 15% g/kg dari kebutuhan energi total yakni 66,8
gram
• Karbohidrat diberikan cukup, yaitu 60% dari kebutuhan energi total atau
267,3 gram
d) Frekuensi : 3 kali makanan utama, 2 kali makanan selingan.
e) Rute : Oral
17
c. Perhitungan Kebutuhan Gizi
BMR : (10 x BB) + (6,25XTB)-(5XU)+ n
=(10x57) + (6,25x158) - (5x65) + 5
=570 + 987,5 – 325 + 5
=1.237,5 kkal
TEE : BMR x FA x FS
=1.237,5 x 1,2 x 1,2
= 1.782 kkl
d. Implementasi
Diberikan diet dengan konsisten, dengan energi sebesar 1.782 kkal,
proteinsebesar 66,8 gram, lemak sebesar 49,5 gram dan karbohidrat sebesar 267,3
gram.
Tabel 2.8
Indikator Yang Di Monitoring Kepada Tn. K
Kandungan Asupan
Gizi Kebutuhan I (12-13 Januari II (13-14 Januari III (14-15 Januari
2024) 2024) 2024)
Energi 1.782 kkal 1.089,6 61% 1.165,4 kkal 65,40 1.423,3 79,90%
kkal % kkal
Protein 66,8 gram 62,1 gram 93% 44,8 gram 67% 66 gram 99,80%
Lemak 49,5 gram 28,8 gram 58,20% 33,2 gram 67,10 47,8 gram 96,60%
%
Karbohidrat 267,3 gram 158,5 59,30% 161,7 gram 60,50 178,6 gram 66,80%
gram %
Sumber: Data Primer Terolah 2024
Chart Title
6
0
Energi Protein Lemak Category 4
20
Bisa dilihat asupan Tn. K di hari pertama, hari kedua dan hari ketiga terlihat perubahan
asupan (semakin meningkat perharinya), penurunan asupan sisa makanan yang
Monitoring
Fisik
Pemeriksaan Tanggal
Fisik Intervensi
12 Januari 13 Januari 14 Januari
2024 2024 2024
Lemas + + +
Pusing + + -
Mual + + -
Muntah + - -
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis pada Tn. K di hari terakhir intervesi yakni
tanggal 15 januari 2024 diproleh tekanan darah, denyut nadi, suhu dan laju pernafasan
semua sudah dalam kondisi normal. Sementara itu untuk gejala fisik yang dirasakan
Tn.K dari hari pertama intervensi sampa hari terakhir intervensi mengalami perubahan
menjadi semakin baik, bisa di lihat dari hasil pemeriksaan fisik pada hari kedua
intervensi Tn. K sudah tidak muntah lagi, dan pada hari ke 3 atau hari terakhir intervensi
Tn. K sudah tidak merasa pusing, mual dan muntah.
e. Monitoring dan Evaluasi Antropometri
Monitoring dan Evaluasi Antropometri dilakukan untuk mengetahui perubahan
berat badan Tn. K. Berikut tabel perubahan berat badan Tn. K
Tabel 2.13
Monitoring dan Evaluasi Antropometri
Tanggal
Pemeriksaan
12 Januari 13 Januari 14 Januari
2024 2024 2024
57 kg 57 kg 57 kg
Pasien merasa mulut terasa pahit , tidak nafsu makan, perut kanan atas terasa
nyeri terutama saat menarik nafas, lemas sejak 1 minggu (menyemprot rumput
pakai peptisida tidak menggunakan masker). Kebiasaan makanan pasien suka
makanan bercita rsa tinggi seperti asin, sulit makan atau nafsu makan berkurang.
Kemudian setelah diperiksa Tn. K didiagnosa Susp. Hepatitis dan Low Intake.
Dari diagnosa gizi yang telah dilaksanakan, hasil diagnosa Tn. K yakni
Asupan oral tidak in adekuat dengan adanya penurunan asupan nafsu
makan,ditandai dengan hasil recall. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium yang
berkaitan dengan adanya gangguan fungsi hati yang ditandai dengan hasil SGPT
309 U/L. NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi dan makanan dengan pola
makan tidak adekuat ditandai dengan kurangnya konsumsi sayur. NB-1.7
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan sering konsumsi makanan asin.
Intervensi yang diberikan adalah memberikan cukup energi, memperbaiki asupan
gizi dan memberikan edukasi terkait pola makan dengan bentuk makanan
lunak 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan.
Monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan yaitu dengan hasil monitoring
evaluasi biokimia tidak adanya perubahan kadar biokomia. Tidak adanya
penurunan atau kenaikan berat badan untuk antropometri, serta perubahan fisik
yakni pusing, mual dan muntah sudah tidak terasa lagi. Perubahan juga terlihat
pada klinis yang dimana pada tekanan dara pada hari pertama masuk rumah sakit
sampai hari intervensi ke dua masih rendah dan padahari terakhir intervensi tekanan
darah Tn. K sudah nomal.
23
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan pembahasan dan pengamatan yang telah
dilakukan kepada Tn. K maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut :
Awal pasien datang (Tn. K) dalam keadaan merasa lemas, pusing, mual
dan muntah. kemudian saat diberikan monitoring pola makan kepada Tn. K
pasien mengkonsumsi makan yang diberikan, namun Tn. K juga mengalami
mual dan lemas pada saat monitoring hari pertama. Keadaan pasien sudah mulai
membaik daripada hari sebelumnya pada saat monitoring kedua sampai tiga,
sisa dari makan mulai dari hari pertama sampai hari terakhir monitoring, asupan
makanan semakin meningkat. dan keadaan mual, muntah dan pusing sudah
berkurang, tetapi rasa lemas masih terasa. Tidak hanya itu, beberapa data
biokimia Tn. K juga sudah mulai membaik dari jumlah kadar biokimia SGPT
yang tinggi mulaimenurun menuju angka normal.
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan diatas, maka beberapa saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut :
a) Menerapkan gaya hidup bersih dan sehat dari pola makan, rutin olahraga dan
sering mengkonsumsi buah dan sayur.
b) Tetap makan dalam porsi sedang tapi sering dan sesuai kebutuhan asupan gizi
agar menghindari rasa mual.
c) Kurangi mengonsumsi makanan bercita rasa tinggi seperti rasa yang asin,
makanan kaleng.
d) Ketika merasakan gejala yang kurang baik agar segera langsung memeriksakan
diri ke pusat pelayanan kesehatan dengan tujuan dapat meminimalisir diagnosa
yang semakin parah.
e) Cukupi waktu istirahat
24
DAFTAR PUSTAKA
Alwaalik, M. H., Nurmalasari, Y., Fitriani, D., & Zulfian. 2023. Gambaran Nilai
Laboratorium SGOT Dan SGPT Pada Penderita Hepatitis B Di RSUD Abdul
Moeloek, Bandar Lampung Tahun 2021. Medula. 13(6). 1013-1019
Arohman, C. 2022. Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien
Hepatitis B Di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung Tahun 2022.
Poltrkkes Tanjungkarang.
Ayuningtiah, M. 2022. Penata Laksanaan Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Geriatri
Dengan Gagal Jantung Kongestif Di RSUD. Dr. A. DADI TJOKRODIPO Tahun
2022. Poltekkes Tanjungkarang.
Matinahoru, M. 2022. Uji Klinik Bee Pollen Dan Daun Kelor(Moringa Oleifer)
Sebagai Terapi Suportif Untuk Perbaikan Fungsi Hati Dan Status Nutrisi Pasien
TB Paru. Repository.Unhas.Ac.Id. 2(1). Hal. 23-30
Mustika, S., & Cempaka, A. R., 2021. Pendekatan Gizi Pada Penyakit Pencernaan Dan
Hati. Universitas Brawijaya Press
Nugraha, S. A. 2022. Hubungan Antara Penyakit Diare, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) Dan Hepatitis Dengan Status Gizi Menurut BB/U Pada Balita Usia
0-59 Bulan Di Indonesia. Digilib.Unila.Ac.Id. 4(2). Hal 73-81
Pratama, B. A., & Wahyuni. 2022. Literature Review: Identifikasi Penyebab Hepatitis
Akut Tanpa Etiologi Pada Anak. Jurnal Ilmu Kesehatan. 10(2). 63-75
Pratama,V. 2023. PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN PADA KELUARGA Ny. S DENGAN
HEPATITIS. _utd.umm.ac.id_. 2(1). Hal. 50-63
Rahayu, S., Sulistiadi, W., Mulyanti, M. 2023. Analisis Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Syariah Di Rumah Sakit, Jakarta Indonesia. Health Information:
Jurnal Penelitian. Hal. 109-115
Relly, B., Afiyanti, Y., Syafwani, M. 2022. Pengalaman Kepala Ruangan Dalam
Mengelola Ruangan Yang Merawat Pasien Covid-19. Syntax Ideal. 4(1). 30-49
25
Rosdiana, R. 2022. Pengaruh Pemberian Biskuit Biji Labukuning Dan Kapsul Ekstrak
Daun Kelor Terhadap Kadar Zink Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Desa Lokus
Stunting Kab. Bone. Universitas Hasanundin.
26
Sididi, M., Nurlinda, A., & Kurnaesih, E. 2022. Edukasi Masyarakat Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Penyakit Hepatitis Akut Misterius Di
Kelurahan Tanjung Merdeka Kota Makassar. Window Of Community
Dedication Journal. 03(02). 42-47
Sukmawati, Budiati, E., Hermawan, N. S. A., Karyus, A., Pramudho, K. 2022. Faktor
Risiko Kejadian Infeksi Virus Hepatitis B Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. 12(4). 123-132
Wenigaty, V. L. 2020. Gambaran Upaya Promotif Pemeliharaan Kesehatan
Penyandang Diabetes Melitus Selama Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Alor.
Skripsi Thesis. Universitas Hasanudin.
Yuzar, D. N. 2020. Penyakit Menular Dan Wabah Penyakit Covid-19. Osf Preprints.
4(1). Hal. 23-50.
27
LAMPIRAN
A. Menu pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake tanggal 12 - 13 Januari 2024
Tabel 5.1
Menu Pasien tanggal 12 - 13 Januari 2024
Jumlah
Waktu Menu (gram) Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (g) (g) (g)
Sore Bubur Nasi 150 109,9 1,9 0,2 24,0
12 Januari Ikan Simba Bb Kuning 50 52,5 8,5 0,4 0,0
2024 Semur Tahu 65 89,0 7,9 2,9 6,9
Capcay 75 21,0 1,3 1,6 1,2
Pagi Bubur Nasi 150 109,9 1,9 0,2 24,0
13 Januari Telur Rebus 50 77,6 6,3 5,3 0,6
2024 Tempe Bb Rujak 50 132,5 6,9 8,5 8,4
Tumis labu siam dan 80 10 0,6 0,1 9,2
wortel
Selingan Semangka 120 38,4 0,7 0,5 8,6
Gabin Manis 25 11,7 1,9 3,5 14,4
Nasi Bubur 150 109,9 1,9 0,2 24,0
Siang Ikan Simba Bb Kuning 50 52,5 8,5 0,4 0,0
13 Januari Semur Tahu 65 89,0 7,9 2,9 6,9
2024 Sup Wortel & Buncis 85 56,1 5,5 1,4 4,9
Semangka 120 38,4 0,7 0,5 8,6
Selingan Pudding 50 101,2 0,3 0,3 26,0
Total 1.099,6 62,7 28,9 167,7
28
Gambar 1.3 menu pagi Gambar 1.5 menu siang
Gambar 1.1 menu sore
29
Tabel 5.2
Menu Asupan tanggal 12 - 13 Januari 2024
Jumlah
Waktu Menu (gram) Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (g) (g) (g)
Sore Bubur Nasi 45 32,8 1,9 0,2 24,0
12 Januari Ikan Simba Bb Kuning 15 16,6 8,5 0,4 0,0
2024 Semur Tahu 32 43,8 4,4 1,4 3,4
Capcay 40 10,5 0,65 0,8 0,6
Pagi Bubur Nasi 45 32,8 1,9 0,2 24,0
13 Januari Telur Rebus 30 46,5 3,8 3,2 0,3
2024 Tempe Bb Rujak 25 59,3 2,7 3,8 4,4
Tumis labu siam dan 0 0 0 0 0
wortel
Selingan Semangka 120 38,4 0,7 0,5 8,6
Gabin Manis 25 11,7 1,9 3,5 14,4
Nasi Bubur 75 54,7 1,0 0,1 12,0
Siang Ikan Simba Bb Kuning 25 52,5 8,5 0,4 0,0
13 Januari Semur Tahu 15 20,5 2,1 0,7 1,6
2024 Sup Wortel & Buncis 0 56,1 5,5 1,4 4,9
Semangka 120 38,4 0,7 0,5 8,6
Selingan Pudding 50 101,2 0,3 0,3 26,0
Total 615,8 44,55 17,4 132,8
30
B. Menu makan pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake tanggal 13 - 14 Januari
2024
Tabel 5.3
Menu Pasien tanggal 14 - 15 Januari 2024
31
Gambar 1.7 menu sore Gambar 1.8 sisa menu sore
32
Tabel 5.3
Menu asupan Pasien tanggal 14 - 15 Januari 2024
33
C. Menu makan pasien Susp. Hepatitis dan Low Intake tanggal 14 - 15 Januari
2024
Tabel 5.2
Menu Pasien tanggal 13 - 14 Januari 2024
34
Gambar 1.3 Menu sore Gambar 1.14 sisa menu sore
35
Tabel 5.2
Menu Asupan Pasien tanggal 13 - 14 Januari 2024
36
D. Perencanaan Menu makan pasien Hepatitis dan Low Intake
Tabel 5.4
Perencanaan menu dirumah
Jumlah Energi Protein Lemak Kh
Waktu Menu (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi 150 195 3,6 0,3 42,9
Daging Ayam Goreng 65 197,8 19,8 13 4,3
Pagi
Sayur Buncis 100 35 1,9 0,3 7,9
Jus Melon 180 84,6 0,4 0,2 21,8
Selingan Pagi Ubi Goreng 50 92,5 0,6 1,3 20,4
Nasi 200 260 4,8 0,4 57,2
Tumis Kacang
Panjang 100 21 0,7 1,1 2,8
Siang
Ikan Mas Goreng 65 131,3 12,4 9,8 0
Sayur Sop 65 67,6 1,2 4,6 6,8
Semangka 150 48 0,9 0,6 10,8
Selingan
Siang Ubi Goreng 50 92,5 0,6 1,3 22,4
Nasi 150 195 3,6 0,3 42,9
Ayam Goreng 55 182,6 17,4 10,7 3,9
Malam Tumis Bayam Sawi 100 94 1,2 5,1 3,2
Pisang 80 73,6 0,8 0,4 17,7
Total 1.770,50 69,9 49,4 265
37
Lampiran 1. Leaflet
Berat Badan : 57 kg
33
Lampiran 2. Konseling Gizi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Diet Hati
(Paien Diagnosa Hepatitis dan Low Intake)
Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Kerja
Lapangan Asuhan Gizi Klinik
Disusun Oleh :
Nur Aisah
205190062
A. Analisa Situasi
Pendidikan atau penyuluhan gizi adalah serangkaian kegiatan menyampaikan pesan-
pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan
dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif sasaran dan lingkungannya
terhadap perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk pasien dan
keluarga pasien, dimana target yang diharapkan adalah paham akan aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Diet Htai, pasien dan keluarga pasien
dapat mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku yang mengacu pada Diet Hati.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan Diet Hati (Hepatitis dan Low Intake), pasien dan
keluarga pasien tenaga kediharapkan mampu :
a. Mengetahui Apa itu Diet Hati (Hepatitis dan Low Intake)
b. Mengetahui manfaat Diet Hati (Hepatitis dan Low Intake)
c. Mengetahui Bahaya tidak menerapkan Diet Hati (Hepatitis dan Low Intake)
C. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Langkah-Langkah Kegiatan/Strategis
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (2 menit) Penyuluh mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan
Pasien atau keluarga pasien menjawab salam
2. Apersepsi (3 menit) Penyuluh menanyakan pengetahuan pasien atau keluarga pasien tentang diet Hati (hepatitis dan
low intake)
Pasien atau keluarga pasien memperhatikan dan menjawab pertanyaan
3. Informasi (3 menit) Penyuluh memberikan informasi tentang topik yang akan disampaikan dan tujuan penyuluhan
Peserta memperhatikan informasi yang diberikan
4. Penyuluhan (10 menit) Penyuluh menjelaskan tentang diet hepatitis dan low intake, apa saja makanan yang baik dan
tidak baik untuk dikonsumsi
Peserta memperhatikan penjelasan yang diberikan
Penyuluh memberi kesempatan kepada Tenaga Kerja Instalasi Gizi RSD. A Dadi Djokrodipo
untuk bertanya bila ada penjelasan yang diberikan
Peserta menanyakan tentang materi yang belum dipahami
Penyuluh menstimulasi peserta lainnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
Penyuluh menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
Peserta memperhatikan penjelasan
5. Penutup (2 menit) Penyuluh mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengevaluasi tingkat
pemahaman Pasien dan keluarga pasien di ruangan pepadun pria 2 RSD. A Dadi Djokrodipo
tentang materi yang telah diberikan
Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
Penyuluh menyimpulkan materi
Peserta memperhatikan
Penyuluh mengucap salam
Peserta menjawab salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Ruang kondusif untuk kegiatan
c. Peralatan memadai dan berfungsi
d. Media dan materi tersedia dan memadai
e. Peserta Tenaga Kerja Instalasi Gizi
f. SDM memadai
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
d. Ketepatan waktu
3. Evaluasi Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dilakukan tes lisan. Penyuluh mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung
kepada peserta tentang materi penyuluhan yang dijelaskan. Bila peserta dapat menjawab lebih dari 75% dari pertanyaan yang
diajukan, maka penyuluhan dikatakan berhasil.
Materi Diet Hati