Anda di halaman 1dari 47

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM


DI RS PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh:
Imanda Amalia Lestari
1710104064

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM
DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Menyusun Proposal Skripsi


Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Imanda Amalia Lestari
1710104064

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM
DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh:
Imanda Amalia Lestari
1710104064

Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui untuk Mengikuti Ujian Proposal


Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh:

Pembimbing : Anjarwati, S.SiT., M.PH


Tanggal :

Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan
barokahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Perdarahan Postpartum Di
RS PKU Muhammadiyah Bantul”. Penyusunan Proposal penelitian ini tidak
akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan, bimbingan dan
arahan, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
2. Ismarwati, S.KM, S.ST., M.PH selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS selaku Ketua Program Studi Bidan
Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Anjarwati, S.SiT., M.PH selaku dosen pembimbing yang telah banyak
mencurahkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk memberikan
bimbingan dan motivasi dengan sabar, tulus dan ikhlas.
5. Sholaikhah Sulistyoningtyas, S.ST., M.Kes selaku dosen penguji yang
telah meluangkan waktunya untuk menguji proposal penelitian ini, serta
banyak memberikan masukan, kritik dan saran guna terselesainya
penyusunan proposal ini.
6. dr. Widiyanto Danang Prabowo, MPH selaku Direktur Utama RS PKU
Muhammadiyah Bantul yang telah memberikan izin Studi Pendahuluan.
7. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan do’a,
dukungan, semangat, dan motivasi.
Penulis berharap Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang khususnya bagi penulis dan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dalam penyusunan skripsi
ini.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Yogyakarta, Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .......... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 6
F. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perdarahan ...................................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep ........................................................................................... 29
C. Hipotesis ........................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 31
B. Variabel Penelitian .......................................................................................... 31
C. Definisi Operasional Penelitian....................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 34
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data .............................................................. 35
F. Metode Pengolahan dan Analisa Data ............................................................ 36
G. Etika Penelitian ............................................................................................... 39
H. Jalannya Penelitian .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.2 Kerangka Konsep ...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Time Schadule
Tabel Karakteristik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut WHO, Negara yang berkembang memiliki angka kematian ibu

25% kematian ibu itu disebabkan oleh Perdarahan Post Partum. Terhitung lebih

dari 100.000 kematian maternal pertahun. Menurut bulletin “American collage

of obstetrician and gynecologists” menempatkan perkiraan 140.000 kematian

ibu pertahun. Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan

yang serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health

Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu

289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-

Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000

jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia

190per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,

Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran

hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Penyebab

kematian ibu yang terbanyak disebabkan karena perdarahan dan faktor dari

penyebab perdarahan postpartum yaitu: paritas, umur, jarak hamil kurang dari

2 tahun, dan anemia (Manuaba, 2007).

Perdarahan post partum merupakan salah satu masalah penting karena

berhubungan dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian.

Walaupun angka kematian maternal telah menurun dari tahun ke tahun dengan

adanya pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan di rumah sakit serta


adanya fasilitas transfusi darah, namun perdarahan masih tetap merupakan

faktor utama dalam kematian ibu. Walaupun seorang perempuan bertahan

hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan

menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan

mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami peningkatan yang

signifikan dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 359/100.000 kelahiran

hidup (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Ibu di DIY pada tahun 2013

mencapai 46 kasus, meningkat dari tahun 2012 sebanyak 40 kasus. Tahun 2014

jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus dan 29 kasus pada

tahun 2015. Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan,

namun terjadi fluktuasi dalam 3-5 tahun terakhir (Dinkes DIY, 2016).

Berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Jogja, Angka Kematian Ibu

tertinggi berada di kabupaten Bantul walaupun angka kematian ibu pada tahun

2015 lebih baik dibanding pada tahun 2014. Hal tersebut ditandai dengan

turunnya angka kematian ibu jika pada tahun 2014 sebesar 104,7/100.000

kelahiran hidup yaitu 14 kasus, sedangkan tahun 2015 sebanyak 11 kasus

sebesar 87,5/100.000, tetapi angka tersebut belum mencapai target, karena

target AKI tahun 2015 adalah 70/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Bantul,

2016). Situasi ini telah mendorong komunitas international untuk

berkomitmen dalam mengatasi permasalahan kesehatan ibu. Komitmen ini


diwujudkan dengan mencantumkan kesehatan ibu menjadi salah satu target

dalam The Sustainable Development Goals (SDGs, 2016)

Kematian Ibu yang sering terjadi disebabkan oleh indikasi yang sering

muncul yakni perdarahan, preeklamsi dan eklamsi, aborsi dan infeksi.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI, persentase penyebab kematian

ibu melahirkan yakni perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, abortus

5%, emboli obstetri 3%, komplikasi puerpurium 8%, dan lain-lain 11%

(Kemenkes, 2015)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jogja, mayoritas kasus

kematian ibu disebabkan oleh perdarahan saat melahirkan (Dinkes DIY, 2016),

sedangkan di Bantul, Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan

bahwa penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah perdarahan sebesar 36%

(Dinkes Kab. Bantul, 2016).

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

adalah salah satu program pemerintah yang di fasilitasi oleh bidan dalam

rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi

kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, yang

merencanakan penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,

transportasi, calon pendonor darah, dana, termasuk perencanaan menggunakan

metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan

stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan


cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes

RI, 2009).

Peran bidan dalam mencegah perdarahan postpartum yaitu mengurangi

faktor resiko dengan melakukan deteksi dini faktor resiko, memberi konseling

kepada ibu untuk mengatur umur reproduksi sehat ibu (20-35 tahun), paritas

(2-3 anak), jarak kehamilan ≥2-5 tahun, mengendalikan kadar Hb pada saat

kehamilan (≥ 11 gr%), dan memberikan pemeriksaan ANC minimal 4 kali

(TM I = 1 kali, TM II = 1 kali, dan TM III= 2 kali) dan merencanakan P4K,

akan tetapi masih banyak ibu hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan pra-

persalinan, khususnya di daerah pedesaan. (Kemenkes, 2015).

Peran masyarakat terkait perdarahan postpartum yaitu masyarakat

menyadari bahwa hal ini adalah masalah serius dan hanya mempercayakan

pada petugas kesehatan untuk memberikan penanganan terbaik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitan ini

adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum

di RS PKU Muhammadiyah Bantul?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan

postpartum di RS PKU Muhammadiyah Bantul


2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh paritas dengan kejadian perdarahan postpartum di

RS PKU Muhammadiyah Bantul

b. Mengetahui pengaruh umur dengan kejadian perdarahan postpartum di

RS PKU Muhammadiyah Bantul

c. Mengetahui pengaruh jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan

postpartum di RS PKU Muhammadiyah Bantul

d. Mengetahui pengaruh Kadar Hb dengan kejadian perdarahan postpartum

di RS PKU Muhammadiyah Bantul

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RS PKU Muhammadiyah Bantul

Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan penanganan

perdarahan postpartum agar mengurangi angka kematian ibu.

2. Bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Dapat dijadikan tambahan pustaka dan referensi untuk peneliti selanjutnya.

3. Bagi Ibu Postpartum

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dari sebab terjadinya kejadian

postpartum untuk menghindari faktor resiko kejadian tersebut.

E. Ruang Lingkup

1. Materi

Penelitian ini mengambil materi klinis kebidanan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum. Hal ini dikarenakan

perdarahan masih menjadi faktor utama kematian ibu.


2. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami

perdarahan postpartum di RS PKU Muhammadiyah Bantul

3. Waktu

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2017-Juni 2018 yaitu sejak

penyusunan proposal sampai dengan pengumpulan hasil penelitian.

4.Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, karena angka

kejadian tertinggi di DIY berada di kabupaten Bantul dan Rumah Sakit

tersebut merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan yang berada di Bantul.

F. Keaslian Penelitian

1. Dina (2013), Faktor Determinan Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUD

Majane Kabupaten Majane. Jenis penelitian yang digunakan adalah Case

Control dengan pendekatan retrospektif dengan jumlah sampel 102

responden. Analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda

logistic (alpha=0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur <20 atau >35 tahun

memiliki resiko 3.1 kali lebih besar dari pada ibu yang berumur 20-35

tahun. Paritas <1 atau paritas >3 memiliki resiko 6,1 kali lebih besar

dibandingkan dengan paritas 2-3. Riwayat persalinan buruk memiliki resiko

3.1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat

persalinan buruk. Partus lama memiliki resiko 3,5 kali lebih besar dari pada

ibu dengan partus normal terhadap kejadian perdarahan postpartum.


Ibu dengan anemia memiliki resiko 2,9 kali lebih besar terhadap

kejadian perdarahan postpartum. Walaupun tidak signifikan, disimpulkan

bahwa umur, paritas, riwayat persalinan buruk, partus lama merupakan

faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum.Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan penelitian di atas adalah judul, waktu, dan

tempat. Persamaan penelitian ini yaitu variabel penelitian dan jenis

penelitian.

2. Frass, A, Kaima (2015), Postpartum hemorrhage is related to the

hemoglobin levels at labor at Al Thawra General hospital. Metode

observasional analitik dan pendekatan cross-sectional yaitu dilakukan lebih

dari satu tahun (dari 1 Agustus 2012 sampai dengan 30 Juli 2013) di

Rumah Sakit Umum Al Thawra. Penelitian ini melibatkan semua wanita

hamil dengan usia kehamilan 38 minggu atau lebih yang akan bersalin

dengan perdarahan postpartum.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 29,1% dari wanita anemia

yang mengalami perdarahan postparum yaitu perempuan yang memiliki

anemia berat (Hb ≤ 7 g / dl). Temuan ini menunjukkan bahwa untuk pasien

dengan Hb 7 g/dl atau kurang kemungkinan mengalami perdarhan

postpartum karena gangguan pada rahim (atonia uteri) sangat meningkat

dibandingkan dengan pasien dengan Hb 7,1-10 dengan odds ratio (p= 0,00).

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian diatas

adalah judul, waktu, tempat, dan metode penelitan. Persamaan penelitian ini

yaitu variabel penelitian.


3. Nakagawa, Kinuko (2016), Independent Risk Factors for Postpartum

Haemorrhage at Tomakomai City Hospital, Tomakomai, Hokkaido, Japan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei Analitik dengan

pendekatan retropektif. Teknik pengambilan sampel yaitu semua ibu

bersalin yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 127. Analisis

data menggunakan uji kuadrat (alpha=0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan paritas


dengan perdarahan postpartum dengan nilai (p<0,001). Demikian juga
terdapa hubungan anemia dengan perdarahan postpartum dengan nialai (p=
0,0006). Nilai p=0,000 yang berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara paritas dan anemia dengan perdarahan
postpartum. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian diatas adalah judul, waktu, tempat, dan metode penelitan.
Persamaan penelitian ini yaitu variabel penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdarahan Post Partum

1. Definisi Perdarahan Post partum

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah

persalinan melebihi 500 cc setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi

sebelum atau sesudah lahirnya plasenta (Leveno,2009).

2. Klasifikasi Perdarahan post partum

Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua, yaitu:

a. Perdarahan post partum primer adalah perdarahan yang terjadi dalam

waktu 24 jam pertama setelah persalinan.

b. Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan yang terjadi

setelah 24 jam pertama setelah persalinan (Chunningham, 2012).

3. Penyebab Perdarahan Post Partum

a. Atonia Uteri

1) Defenisi

Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi

rahim yang menyebabkan uterus tidak dapat menghentikan

perdarahan yang terjadi dari tempat implantasi plasenta setelah

bayi dan plasenta lahir (Manuaba, 2010).

2) Faktor predisposisinya:

a) Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan

gemeli, polihidramnion, atau bayi terlalu besar.


b) Kehamilan grande multipara

c) Kelelahan persalinan lama

d) Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun

e) Infeksi intra uterin

f) Mioma uteri

g) Ada riwayat atonia uteri

3) Diagnosis

Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan

banyak, bergumpal dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri

masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek.

Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri terdiagnosis, maka

pada saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang

sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi masih terperangkap

dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian

darah pengganti.

4) Penatalaksanaaan

a) Pemijatan uterus

b) Oksitosin dapat diberikan

c) Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan transfusi sesuai

kebutuhan, jika perdarahan terus berlangsung, memastikan

plasenta lahir lengkap, jika terdapat tanda-tanda sisa plasenta,

sisa plasenta tersebut dikeluarkan, uji pembekuan darah

sederhana.
d) Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit

atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah

menunjukan adanya koagulopati. Jika perdarahan terus

berlangsung kompresi bimanual internal atau kompresi aorta

abdominalis.

e) Jika perdarahan masih berlangsung setelah dilakukan

kompresi, ligasi arteri uterina dan ovarika, histerektomi jika

terjadi perdarahan yang mengancam jiwa.

b. Inversio uteri

1) Defenisi

Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan dalam

uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri

eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.

2) Faktor Predisposisi

Faktor-faktor yang memungkinkan dapat terjadi adalah adanya

atonia uteri, serviks yang masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan

yang menarik fundus ke bawah (misalnya disebabkan karena

plasenta akreta, inkreta, dan perkreta, yang tali pusatnya ditarik

keras dari bawah atau karena adanya tekanan pada fundus uteri dari

atas (manuever Crede) atau tekanan intraabdominal yang keras dan

tiba-tiba (misalnya batuk keras dan bersin).


3) Inversio uteri dapat dibagi :

a) Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum

keluar dari ruang tersebut.

b) Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.

c) Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian

besar terletak diluar vagina.

4) Diagnosis

Dijumpai pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang

hebat, perdarahan banyak bisa juga terjadi syok, apalagi bila

plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang telepas dan

dapat terjadi strangulasi dan nekrosis. Pada pemeriksaan dalam

Bila masih dalam inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus

teraba fundus uteri cekung ke dalam, bila komplit, di atas simfisis

uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak, kavum

uteri sudah tidak ada (terbalik).

5) Penatalaksanaan

a) Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk

cairan/darah pengganti dan pemberian obat.

b) Beberapa senter memberikan tokolitik/MgSO4 untuk

melemaskan uterus yang terbalik sebelum dilakukan

reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke atas

masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks sampai

tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal


itu dapat dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau

tidak.

c) Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila

berhasil dikeluarkan dari rahim dan sambil memberikan

uterotonika lewat infus atau I.M tangan tetap dipertahankan

agar konfigurasi uterus kembali normal dan tanagan

operator baru dilepaskan.

d) Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan

kebutuhan.

e) Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan servik yang

keras menyebabkan manuver di atas tidak bisa dikerjakan,

maka dilakukan laparotomi untuk mereposisi, dan apabila

terpaksa dilakukan histerektomi jika uterus sudah

mengalami infeksi dan nekrosis.

c. Retensio plasenta

Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak

lahir disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan

dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang

kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai plasenta akreta bila

implantasi menembus desidua basalis dan Nitabuch layer, disebut

sebagai plasenta inkreta bila plasenta sampai menembus miometrium

dan disebut plasenta perkreta bila vili korialis sampai menembus

perimetrium.
Terjadinya plasenta akreta adalah plasenta previa, bekas seksio

sesarea, pernah kuret berulang, dan multiparitas. Bila sebagian kecil

dari plasenta masih tertinggal di uterus disebut rest placenta dan dapat

menimbulkan perdarahan post partum primer dan (lebih sering)

sekunder. Proses kala III didahului dengan tahap pelepasan/separasi

plasenta akan ditandai oleh perdarahan pervaginam (cara pelepasan

Duncan) atau plasenta sudah sebagian lepas tetapi tidak keluar

pervaginam (cara pelepasan Schultze), sampai akhirnya tahap

ekspulsi, plasenta lahir. Pada retensio plasenta selama plasenta belum

terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta

yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak

(perdarahan kala III) dan harus diantisipasi dengan segeran melakukan

placenta manual, meskipun kala uri belum lewat setengah jam.

Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar, atau

setelah melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon

yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan

masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat ontraksi

rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu,

harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/digital

atau kuret dan pemberian uterotonika. Anaemia yang ditimbulkan

setelah perdarahan dapat diberi transfusi darah sesuai dengan

keperluannya(Norma, 2013).
d. Perdarahan akibat trauma jalan lahir

1) Ruptur uteri

Gejala klinik seperti ada terputus diikuti syok perdarahan intra

abdominal, janin atau plasenta terlempar ke kavum abdominalis,

terjadi asfiksi, segera diikuti dengan kematian. Terapinya adalah

mempersiapkan infus transfusi darah, antibiotika adekuat dan anti

peritika, laparotomi setelah keadaan umum optimal, tujuannya

histerektomi dan meneluarkan janin dan plasenta, histerorafi untuk

luka bersih atau baru dan masih ingin punya anak (Manuaba,

2010).

2) Ruptur serviks

Gejala klinik kontraksi uterus baik, tetapi perdarahan terus –

menerus, darah segar dan merah, perlukaan dapat diraba dengan 2

jari untuk menetukan letak rupturnya. Terapinya adalah ruptura

serviks ditarik keluar sehingga tampak jelas, ruptura serviks dijahit

kembali tanpa melibatkan endoserviks, untuk memastikan

kesembuhan dan menghentikan perdarahan dapat dipasang tampon

vaginal selama 24 jam.

3) Hematoma

Terjadi hematoma pada retroperitoneal, menuju parametrium,

menuju ligamentum latum, sekitar vesika urinaria, vagina, vulva,

dan perineum. Diagnosisnya adalah nyeri yang semakin meningkat

sekitar segmen perut bagian bawah, keadaan umum makin


memburuk atau menurun, anemis, nadi meningkat, tensi turun,

tetapi perdarahan pervaginam tidak terlalu banyak. Terapinya

adalah pada hematoma kearah bagian dalam sekitar parametrium,

retroperineal, perlu dilakukan laparotomi, untuk mencari dan

menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar vagina, vulva,

dan perineum perlu dilakukan evaluasi untuk mencari sumber dan

menghentika perdarahannya, hematoma kecil pada vulva mungkin

dapat diabsorbsi.

4) Perlukaan vagina, vulva dan perineum

Evaluasi sumber perdarahannya dilakukan dengan pemeriksaan

fisik dengan inspekulo, dengan spekulum jelas tampak sumber luka

dan perdarahannya. Terapinya adalah sumber perlukaan dijahit

kembali sehingga dapat menghentika perdarahan, menghindari

infeksi, mengembalikan fungsinya sebagai alat reproduksi.

5) Episiotomi

Perlukaan perineum yang sengaja dilakukan untuk memperluas

jalan lahir lunak, dapat terjadi perluasan luka yang lebih dalam,

menjadi sumber perdarahan dan infeksi. Terapinya adalah luka

episiotomi harus dijahit kembali untuk mengembalikan fungsi alat

reproduksi dan menghilangkan sumber perdarahannya, mengurangi

sebanyak mungkin infeksi.


6) Trauma lain

Ruptur vesika urinaria, diagnosanya nyeri diatas simfisis, urine

berdarah, simfisiolisis diagnosanya nyeri pada persendian simfisis

pubis. Terapinya simfisolisis konservatif dengan jalan mengikat

bokong sekuatnya sehingga simfisis mendekat dan akan sembuh

sendiri. Profilaksis untuk kehamilan selanjutnya harus operasi.

e. Perdarahan karena gangguan pembekuan darah

Hal ini dicurigai apabila penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi

disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan

sebelumnya.Akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap

dilakukan penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbul

hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari gusi, rongga

hidung, dan lain-lain.

Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal

hemostasis yang abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan

memanjang, trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia, dan

terdeteksi adanya FDP (fibrin degradation product) serta perpanjangan

tes protrombin dan PPT (partial tromboplastin time). Predisposisi

untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian janin dalam

kandungan, eklampsia, emboli cairan ketuban, dan sepsis. Terapi yang

dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma

beku segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian

EACA (epsilon amino caproic acid) (Taufan, 2011).


4. Komplikasi

a. Syok hipovolemik

b. Mudah terjadi komplikasi infeksi terutama akibat perdarahan yang

berasal dari trauma jalan lahir.

c. Sindroma Sheehan:

1) Terjadi atropi dan nekrosis dari master of gland, kelenjar hipofisis

dengan berbagai tingkatannya.

2) Gambaran gejala penuh digambarkan pertama kali oleh Sheehan

dan Murdoch 1938, yaitu amenorea, gagal memberikan laktasi

karena payudara atropi, hilangnya bulu sebagai tanda seksual

sekunder pada pubis, ketiak, gangguan kelenjar lainnya seperti

hipotiroidisme, insufisiensi kelenjar adrenal.

3) Patogenesisnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi terjadi

gangguan dalam sekresi hormon tropik pada kelenjar sehingga

mengalami gangguan.

4) Gangguan klinik sesuai dengan fungsi hormonalnya.

Sindroma Sheehan dapat terjadi pada perdarahan antepartum dan

postpartum, Whitehead (1963) menemukan terjadi atropi dan

nekrosis sel tertentu pada master of gland Hipophise sehingga

pengeluaran hormon tropik terganggu. Anemia berkepanjangan

terjadi gangguan untuk dapat pulih kembali, memerluka waktu

yang panjang (Sofian,2013).


5. Pencegahan

a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan

mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga

pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan

optimal.

b. Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti

multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidroamnion, bekas

seksio, ada riwayat perdarahan post partum sebelumnya dan

kehamilan predisposisi tinggi lainnya yang resikonya akan

muncul saat persalinan.

c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam.

d. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit

rujukan.

e. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan

terlatih dan menghindari persalinan dukun.

f. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi

perdarahan post partum dan mengadakan rujukan sebagaimana

mestinya (Taufan, 2012).

6. Faktor-Faktor Perdarahan Postpartum

Faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum adalah :

a. Usia

Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun

merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum


yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan

pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah

mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.

b. Paritas

Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas.

Paritas menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah

mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan.Primipara adalah

seorang yang telah pernah melahirkan satu kali satu janin atau lebih

yang telah mencapai batas viabilitas, oleh karena itu berakhirnya

setiap kehamilan melewati tahap abortus memberikan paritas pada

ibu.Seorang multipara adalah seorang wanita yang telah

menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga viabilitas. Hal yang

menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai

viabilitas, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih

besar jika wanita yang bersangkutan melahirkan satu janin, janin

kembar, atau janin kembar lima, juga tidak lebih rendah jika

janinnya lahir mati.Uterus yang telah melahirkan banyak anak,

cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan.

c. Kadar Hb

Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-

butiran darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam

darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan

jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009).


Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai

hemoglobin di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar

hemoglobin kurang dari 11g/dL. Kekurangan hemoglobin dalam

darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik

dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada

uterus akan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan

adekuat sehingga dapat timbul atonia uteri yang mengakibatkan

perdarahan post partum.

d. Riwayat persalinan

Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan

hasil kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan

yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap terjadinya

komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Riwayat

persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi

dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin

besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan ante partum dan

post partum.

e. Kehamilan ganda

Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang,

dengan overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau

perdarahan yang berasal dari letak plasenta akibat ketidakmampuan

uterus berkontraksi dengan baik (Rukiyah, 2010).


f. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai

terjadinya kelahiran berikutnya. Menurut Kemenkes RI (2015) Seorang

wanita setelah bersalin membutuhkan waktu ≥2-5 tahununtuk

memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk kehamilan dan

persalinan berikutnya. Bila jarak kehamilan terlalu dekat, dapat

cenderung menimbulkan kerusakan tertentu pada sistem reproduksi baik

secara fisiologis maupun patologis sehingga memberi kemungkinan

terjadinya anemia bahkan dapat menyebabkan kematian ibu (Taharudin,

2012).

Jarak kehamilan yang pendek secara langsung akan memberikan

efek terhadap kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang

dikandungnya. Menurut Moir dan Meyerscough (1972) yang dikutip

Suryani (2008) menyebutkan jarak antar kelahiran sebagai faktor

predisposisi perdarahan postpartum karena persalinan yang berturut-turut

dalam jangka waktu yang singkat akan mengakibatkan kontraksi uterus

menjadi kurang baik.

Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan

risiko terjadinya kematian maternal. Persalinan dengan interval kurang

dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan

postpartum, kesakitan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2015). Jarak

antar kehamilan yang disarankan pada umumnya adalah paling sedikit


dua tahun, untuk memungkinkan tubuh wanita dapat pulih dari

kebutuhan ekstra pada masa kehamilan dan laktasi (Fibriana, 2007).

Selama kehamilan berikutnya dibutuhkan 2-3 tahun agar kondisi

tubuh ibu kembali seperti kondisi sebelumnya. Bila jarak antar kelahiran

dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu

belum pulih dengan baik. Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai

karena ada kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan

(Taharudin, 2012).
7. Kerangka Konsep

Faktor-faktor
perdarahan postpartum

Paritas, Riwayat
Umur, persalinan buruk
sebelumnya,
Jarak
kehamilan, persalinan
Kadar Hb. dengan tindakan,
partus lama,
peregangan
uterus yang
berlebihan dan
status gizi.

Keterangan:

: Variabel bebas (Area yang diteliti)

: Variabel pengganggu (Area yang tidak diteliti)

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Manuaba, 2007

Ada sembilan faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum

diantaranya paritas, umur, jarak kehamilan, kadar Hb, riwayat persalinan buruk

sebelumnya, persalinan dengan tindakan, partus lama, peregangan uterus yang

berlebihan dan status gizi. Dari sembilan faktor tersebut 4 diantaranya merupakan

variabel bebas yaitu paritas, umur, jarak kehamilan, dan kadar Hb sedangkan
faktor lain yaitu riwayat persalinan buruk sebelumnya, persalinan dengan

tindakan, partus lama, peregangan uterus yang berlebihan dan status gizi menjadi

variabel pengganggu.

C. HIPOTESIS

Ada pengaruh antara faktor paritas, umur, jarak kehamilan, dan kadar Hb

dengan kejadian perdarahan postpartum di RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Bidan hanya dapat mengantisipasi atau mencegah perdarahan postpartum tetapi

segala sesuatunya ditentukan oleh Allah, apapun yang Allah kehendaki pasti

akan terjadi, sebagaimana yang telah tertulis didalam Al-Qur’an Surat Al-

Fathir ayat 11:

Artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan
tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan
umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Sejalan dengan tafsir surah Fathir ayat 11 menjelaskan bahwa tidak

seorangpun yang telah ditetapkan berumur panjang, kecuali telah ditetapkan

Allah lebih dahulu dan tertulis di Lauh Mahfuzh, tidak akan bertambah dan

tidak akan berkurang. Begitu pula orang yang telah ditetapkan berumur

pendek, tidak akan lebih panjang dan tidak lebih pendek demi untuk menjaga
keseimbangan di bumi supaya kemakmuran tertib jalannya. Yang demikian itu

bagi Allah adalah mudah, karena Dia mengetahui segala sesuatu, tidak ada

yang tersembunyi bagi-Nya.

Terkait dengan judul penulis yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian perdarahan postpartum, seharusnya kita sebagai manusia berupaya

semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita

sehari-hari, khususnya tenaga kesehatan untuk memberikan pertolongan yang

berkualitas kepada pasien baik dari masa kehamilan sampai melahirkan

sehingga tidak terjadi kegawatdaruratan pada akhirnya.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis atau metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik,

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang

terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum

pada persalinan normal dan melakukan analisis untuk mengetahui ada tidaknya

faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum di RS PKU

Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2017.

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah case control dengan

pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang mempelajari hubungan antara

kasus dengan paparan tertentu (Sastroasmoro, 2011). Penelitian ini dimulai

dengan mengidentifikasi kelompok dengan efek (perdarahan postpartum)

kemudian secara retrospektif ditelusuri faktor resikonya.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sulistyaningsih, 2012). Dengan demikian

variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variable Independent (bebas)

Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sulistyaningsih,


2012). Variabel bebas pada penelitian ini adalah paritas, umur, jarak

kehamilan, dan kadar Hb.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variable bebas (Sulistyaningsih, 2012). Variabel terikat

penelitian ini adalah perdarahan postpartum.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel ketiga dalam analisis dua variabel

yang dapat memberikan hasil yang berlawanan dengan hasil analisis dua

variabel saja (Sulistyaningsih, 2012). Variabel pengganggu penelitian ini

adalah riwayat persalinan buruk sebelumnya, persalinan dengan tindakan,

partus lama, peregangan uterus yang berlebihan dan status gizi.

a. Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya

Riwayat persalinan buruk sebelumnya tidak dikendalikan karena

ketidak tersediaan data di RS sehingga tidak dikendalikan.

b. Persalinan dengan Tindakan

Persalinan dengan tindakan tidak dikendalikan karena ketidak

tersediaan data di RS sehingga tidak dikendalikan.

c. Partus lama

Partus lama tidak dikendalikan karena ketidak tersediaan data di RS

sehingga tidak dikendalikan.


d. Peregangan Uterus yang Berlebihan

Peregangan uterus tidak dikendalikan karena ketidak tersediaan data

di RS sehingga tidak dikendalikan.

e. Status Gizi

Status gizi tidak dikendalikan karena ketidak tersediaan data di RS

sehingga tidak dikendalikan.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
1 Kejadian Terjadinya Melihat data 1. Nominal
perdarahan perdarahan pada rekam medik Perdarahan:
postpartum ibu setelah atau buku hilangnya
proses kohort yang ada 500 ml atau
persalinan yang diruang bersalin lebih darah
diketahui RS PKU pada saat
berdasarkan Muhammadiyah kala IV.
diagnosis medis Bantul
yang tertulis
pada rekam
medik ibu
tersebut yang
dirawat di ruang
bersalin pada
tahun 2014-
2017
2 Paritas Jumlah Melihat data 1. Paritas Nominal
kehamilan rekam medik beresiko:
seorang atau buku jumlah
perempuan yang kohort yang ada anak 1 dan
menghasilkan diruang bersalin >3
kelahiran janin RS PKU 2. Paritas
yang mencapai Muhammadiyah tidak
tahap hidup. Bantul beresiko:
jumlah
anak 2-3
3 Umur Masa hidup ibu Melihat data 1. Umur Nominal
postpartum rekam medik beresiko:
yang dihitung atau buku usia ibu <
sejak lahir kohort yang ada 20th dan
sampai ulang diruang bersalin >35th
tahun yang RS PKU 2. Umur
terakhir Muhammadiyah tidak
Bantul beresiko:
usia ibu 20-
35th
4 Jarak Rentang waktu Melihat data 1. Jarak Nominal
Kehamilan seorang ibu rekam medik kehamilan
hamil anak yang atau buku beresiko:
sebelumnya kohort yang ada jarak <2th
dengan hamil diruang bersalin &>5th
anak yang RS PKU 2. Jarak
sekarang Muhammadiyah kehamilan
Bantul tidak
beresiko:
jarak ≥2-5
tahun
5 Kadar Hb Kadar Hb ibu Melihat data 1. Kadar Nominal
sewaktu akan rekam medik Hb <11gr%
melahirkan atau buku (Anemia)
kohort yang ada 2. Kadar
diruang bersalin Hb ≥11gr%
RS PKU (Tidak
Muhammadiyah Anemia)
Bantul

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yanng terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sulistyaningsih, 2012). Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua

ibu bersalin di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014-2017 yang

mengalami perdarahan postpartum sebanyak 42 kasus.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristiik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013).

Sampel kasus adalah ibu bersalin yang mengalami perdarahan

postpartum. Pengambilan sampel kasus diambil dengan cara total

sampling yang memenuhi kriteria dan lengkap data. Dari pengambilan

data tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 42 responden yang

terdiri dari 19 sample tahun 2014, 10 sampel pada tahun 2015, 8

sampel pada tahun 2016, 5 sampel pada tahun 2017.

Untuk mendapatkan data yang sesuai fokus penelitian ini, maka

peneliti menentukan responden penelitian dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Kriteria inklusi:

1) Data rekam medis lengkap

2) Persalinan pervaginam yang mengalami perdarahan postpartum

b. Kriteria eksklusi

Persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forcep,versi

ekstraksi, dan embriotomi)

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data pendukung penelitian yang diperoleh dari sumber selain responden.

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan rekam medis

(Arikunto, 2010)
Pengumpulan data dengan cara melihat data rekam medis ibu bersalin yang

mengalami perdarahan postpartum, kemudian dimasukkan dalam format yang

dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria sampel.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Pengolahan

data yang digunakan menggunakan data kuantitatif dengan teknik statistik.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar ibu bersalin yang mengalami

perdarahan postpartum di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014-

2017.

b) Coding

Coding adalah memberikan kode data variabel-variabel penelitian:

1) Ibu yang mengalami perdarahan postpartum >600 ml: 1

Ibu yang mengalami perdarahan postpartum >500 ml: 0

2) Paritas beresiko dengan jumlah anak 1 dan >3: 1

Paritas tidak beresiko dengan jumlah anak 2-3: 0

3) Umur beresiko dengan usia ibu <20 tahun dan >35 tahun: 1

Umur tidak beresiko dengan usia ibu 20-35 tahun: 0

4) Jarak kehamilan beresiko dengan <2 tahun dan >5 tahun: 1

Jarak kehamilan tidak beresiko >2-5 tahun: 0


5) Kadar Hb

Anemia: 1

Tidak Anemia: 0

c) Tabulating

Tabulating merupakan kelanjutan langkah coding untuk

mengelompokkan data kedalam suatu data tertentu menurut sifat-sifat

yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing

variable, kemudian data disampaikan dengan table distribusi frekuensi

dari presentase(Notoatmodjo, 2010).Pada analisa univariat ini digunakan

rumus sebagai berikut:

𝑥
𝑝= 𝑋 100%
𝑛

Keterangan :

p : Presentase hasil

x :Jumlah Hasil

n : Jumlah keseluruhan data

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua

variabel dilakukan perhitungan Rasio Odds (OR) yaitu untuk

membandingkan besarnya faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum

pada kelompok kasus terhadap faktor yang mempengaruhinya


(Notoatmodjo, 2010). Uji Analisis dengan uji statistik non parametric

dengan Chi Square untuk menguji hipotesis yaitu antara masing-masing

variabel bebas dan variabel terikat dengan kepercayaan 95% (α= 0,05)

dan hubungan dikatakan bermakna apabila P < 0,05.

Rumus uji Chi Square :

(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 )2
𝑋2 = ∑
𝑓𝑒

X2 = nilai chi-square

Fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi harapan

={tot.baris}{tot.kolom}/tot.nilai pengamatan

Berdasarkan hasil uji tersebut dapat ditarik kesimpulan dengan kriteria

sebagai berikut :

1) Jika nilai p<α maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel

dependent dan independent

2) Jika nilai p>α maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara

variabel dependent dan independent.

Untuk mengetahui besarnya resiko terjadinya efek pada kasus digunakan

rumus Odds Ratio.

OR > 1 artinya mempertinggi resiko

OR = 1 artinya tidak terdapat hubungan

OR < 1 artinya mengurangi resiko


c. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen dengan

satu variabel dependen harus dilanjutkan lagi dengan analisis multivariat.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regrasi

berganda logistik. Regrasi berganda logistik dimaksudkan untuk

mengetahui variabel independent yang mana lebih berpengaruh dengan

variabel dependen (Priyatno, 2010). Rumusnya sebagai berikut :

Freg= R2(N-m-1)

m (1-R2)

Keterangan:

Freg = Harga F garis regresi

N = Cacah kasus

m = Cacah predicator

R = Koefisien korelasi antara kritium dengan predikator-predikator

G. Etika Penelitian

1. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, penelitian tidak

mencantumkan nama responden tetapi menuliskan inisial saja.

2. Mendapatkan persetujuan dari pengelola data rekam medik

Peneliti mendapat persetujuan dalam pengambilan data penelitian. Dalam

hal ini peneliti meminta izin kepada RS PKU Muhammadiyah Bantul untuk

mengambil data pasien.


3. Prinsip Keadilan

Peneliti memberikan perlakuan yang sama terhadap data yang diambil, tidak

ada perlakuan khusus dalam pengambilan data.

H. Jalannya Penelitian

1. Pembuatan dan Pengajuan judul

2. Studi Pendahuluan

3. Pembuatan Proposal Penelitian

4. Konsul Proposal

5. Seminar Proposal

6. Revisi Hasil seminar proposal

7. Pengesahan hasil seminar proposal

8. Mengurus surat penelitian

9. Melakukan penelitian di RS PKU Muhammadiyah Bantul

10. Mengumpulkan data yang diambil dari rekam medis yaitu mendata pasien

yang mengalami perdarahan postpartum.

11. Data yang terkumpul selama penelitian ditabulasi kemudian dianalisis

untuk mendapatkan hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik

12. Hasil pengolahan data kemudian diinterpretasikan dalam BAB IV dan

BAB V yaitu hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan saran

13. Menyusun laporan penelitian dari BAB I sampai BAB V

14. Konsultasi dengan pembimbing

15. Ujian hasil skripsi

16. Melakukan revisi, penjilidan dan PDF.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Chunningham FG. (2012). Obstetri williams. Ed.23. Jakarta : EGC, pp: 795-838.
Departemen Agama. (2015). Tafsir dan Terjemahan. Bandung: Al-Mizan
Publishing house
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Dina, D. (2013). Faktor Determinan Kejadian Perdarahan Postpartum di RSUD
Majene Kabupaten Majene. Gowa: STIKES Bina Bangsa Majene.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul.
tersedia dalam. http://www.dinkes.bantulkab.go.id. Diakses pada tanggal
28 Desember 2016.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY. (2016). Profil Kesehatan Provinsi DIY. Tersedia
dalam. http://www.dinkes.jogjaprof.go.id. diakses pada tanggal 28
Desember 2016.
Fadlun, Achmad Feryanto. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika
Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media,
Yogyakarta.
Fibriana, A. I. (2007) Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kematian maternal
(studi kasus di kabupaten cilacap). Tesis, Program Studi Magister
Epidemiologi, Program Pasca Sarjana, UNDIP.
Frass, A, Kaima. (2015). Postpartum hemorrhage is related to the hemoglobin
levels at labor. Alexandria Journal of Medicine (2015) 51, 333–33.
Geri Morgan. 2009. Obstetri & Ginekologi Panduan Paktik. Jakarta : EGC)
Icemi S, dkk. 2013. Persalinan dan Patologi Persalinan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kemenkes
RI:2015.
Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetric Williams Panduan Ringkas. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G.F. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008.Buku Ajar Patologi Obstetri untuk
Mahasiswa Kebidanan.Jakarta : EGC
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.
Mufdlilah. (2009). ANC Fokus (Antenatal Care Focused). Yogyakarta: Nuha
Medika
Marmi, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mu’minatunnisa, M., Santosa, U., & Sumarni, I. (2011). Kejadian Perdarahan
Postpartum Ibu Bersalin Berdasarkan Karakteristik dan Penyebab di
RSUD Kota Bandung Tahun 2011. Jurnal Pendidikan Bidan, 1401-2013,
ISSN: 2089-2225
Nakagawa, Kinuko. (2016). Independent Risk Factors for Postpartum
Haemorrhage. iMedPub Journals Critical Care Obstetrics and
Gynecology ISSN 2471- 9803. Vol.2 No.2:10
Norma N, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Purwanti,sugiyuli trisnawati. 2015. Determinan Faktor Penyebab Kejadian
Perdarahan Postpartum karena Atonia Uteri, 6(1): Jurnal Ilmu Kebidanan.
Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan).
Jakarta: Trans Info Media
Sofian, Amru. 2013. Rustam Muchtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,
Obstetri Patologi, Ed. 3, Jilid 1. Jakarta: EGC
Taharudin. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kejadian Plasenta Previa.
Http: // google.com (Diakses Tanggal 25 Januari 2018)
Taufan N.2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta ;
Nuha Medika.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung:Alfabeta
Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Taufan N. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta ; Nuha Medika.
WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai