Disusun Oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL
Disusun oleh:
19 April 2016
Dosen pembimbing
NIK 19700810199709173029
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya dan
memberi kemudahan, kekuatan, serta kelancaran dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Overekspresi HER-2/neu dengan
Gambaran Histopatologi dan Usia pada Pasien Kanker Payudara”.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat memperoleh
derajat sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
iii
7. Bagian rekam medis dan Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. Kariadi
Semarang, terimakasih atas bantuan dan bimbingannya.
8. Teman- teman dekat saya yang setia mendampingi dan menemani saya
selama ini, mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak teman.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin, walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan
kualitias baik untuk penulis maupun penelitian yang akan dilakukan mendatang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
K. Hipotesis .....................................................................................................40
BAB 3 ....................................................................................................................41
METODE PENELITIAN.......................................................................................41
A. Desain Penelitian ........................................................................................41
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................44
D. Variabel Penelitian ......................................................................................45
E. Definisi Operasional ...................................................................................46
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................46
G. Cara Pengumpulan Data .............................................................................46
H. Analisa Data ................................................................................................47
I. Etika Penelitian ...........................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Insidensi Usia Kanker Payudara ............. Error! Bookmark not defined.
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak
ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Berdasarkan
data Global (IARC) 2012, Kanker Payudara merupakan kanker tersering kedua
di dunia dengan estimasi jumlah 1,67 juta kasus baru dalam tahun 2012(25%
dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang bahwa kanker
Sedangkan, Jawa Tengah sendiri menempati urutan ke-2 setelah DIY dengan
Namun diduga faktor usia merupakan salah satu dari sekian faktor yang
menunjukkan bahwa usia memilik risiko relatif >4 kali dalam menyebabkan
usia. Di Asia wanita yang paling banyak menderita Kanker Payudara adalah ia
1
2
yang berusia 40-50 tahun. Sedangkan, di Negara barat wanita yang paling
banyak menderita kanker payudara adalah ia yang berusia 60-70 tahun (Bo
Wang, Xiaoling Wang, 2015). Hasil penelitian Taha (2010) di Rumah Sakit
penderita kanker payudara stadium lanjut yang datang pertama kali untuk
stadium IIIB sebesar 34,2% dengan kelompok umur terbanyak < 50 tahun
sebesar 61,6%. Begitu pula pada hasil penelitian Made Hartarningsih dan
presentase penderita kanker payudara stadium lanjut pada wanita usia muda (<
40 tahun) tahun 2002-2012 sebesar 79,5% (158 orang) dan bila dilihat dari
keseluruhan kelompok umur terbanyak yaitu 40-50 tahun sebesar 45,2% (396
mayoritas kasus kanker terjadi pada kelompok umur > 40 tahun, maka hasil
maupun diluar negeri, dan faktor usia memang berpengaruh pada kejadian
penyakit kanker.
dan terapi adalah gambaran histopatologi tumor, ukuran tumor, angka mitosis,
usia penderita, adanya metastase ke kelenjar getah bening dan status hormonal.
reseptor transmembran tirosin kinase yang dikode oleh gen HER2. Gen HER2
permukaan sel dalam jumlah sedikit. Reseptor HER2 terdiri atas domain
GE, 2010; Grushko TA, Olopade OI, 2008). Pada pertumbuhan kanker
payudara terjadi amplifikasi gen, pada keadaan normal terjadi dua penggandaan
ganda, sehingga terjadi overekspresi protein HER-2 pada permukaan sel. Hal
ini berkaitan dengan peningkatan aktifitas sel kanker, tumor tumbuh lebih cepat,
lebih agresif, kurang sensitif terhadap terapi hormonal dan kemoterapi dan
ًَ ََل أَ ْنز
َ ًل لَه
ًشفَاء ًَ ًََما أَ ْنز
ً ّ ِل للاً دَاءً إ
“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula
obatnya”
penuh,…”.
Dari firman Allah tersebut kita ketahui bahwa peran payudara sangat
penting bagi seorang ibu untuk anaknya. Sebagai tenaga medis harus meyakini
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, sehingga harus berjuang sebaik
mungkin demi kepentingan pasien. Maka berbekal ayat tersebut penulis ingin
meneliti lebih lanjut tetang protein HER-2/neu pada pasien kanker payudara.
5
prognosis dan gambara penderita, dan terapi yang tepat untuk penderita kanker
payudara. Selain itu, saat ini hubungan ekspresi HER-2/neu pada berbagai
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan overekspresi HER-2/neu terhadap usia dan gambaran
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2/neu positif
kanker payudara
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan tambahan ilmu
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan HER-2/neu dengan usia dan gambaran
histopatologi pasien pada kanker payudara sudah pernah diteliti di DIY dan
Jawa Tengah. Berikut adalah penelitian serupa yang diteliti pada tahun 2007
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat
menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat memiliki
konsekuensi kesehatan yang parah, dan merupakan salah satu penyebab utama
kematian. Paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan kanker hati adalah jenis
yang paling umum dari kanker pada pria, sementara payudara, kolorektal, paru-
paru, leher rahim rahim, dan kanker perut adalah yang paling umum di kalangan
wanita. Lebih dari 30% kematian akibat kanker dapat dicegah dengan memodifikasi
atau menghindari faktor risiko utama, terutama penggunaan tembakau. deteksi dini,
diagnosis yang akurat, dan pengobatan yang efektif, termasuk terapi untuk
jenis dan sumber daya yang tersedia. Rencana pengendalian kanker yang
Pada tahun 2012 terhitung adanya 14,1 juta kasus baru kanker, 8,3 juta
kematian karena kanker dan 32,6 juta orang mengidap kanker di seluruh dunia. 57%
(8 juta) dari kasus baru, 65% (5,3 juta) dari jumlah kematian dan 48% (15,6 juta)
dari kasus kanker yang menonjol dalam lima tahun belakangan (terhitung dari
10
11
prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar
0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5%. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks
terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4%. Berdasarkan estimasi
jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbanyak terdapat pada
Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah. (Pusat Data Dan Informasi
B. Payudara
Glandula mamaria mencapai potensi penuh pada perempuan saat menarke,
pada bayi, anak-anak, dan laki-laki glandula ini hanya berbentuk rudimenter.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis, dan seratus
sekitar putting dan dipisahkanoleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang
sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya.
Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian berkumpul di duktus
12
pengumpul dan kemudian bermuara ke putting. Jaringan ikat di banyak tempat akan
memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak,
mengikat lapisan dalam dari facia subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu
Wilson, 2006).
C. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang dimulai di sel-sel payudara.
Tumor ganas adalah sekelompok sel-sel kanker yang dapat tumbuh menjadi
jaringan, menyerang jaringan, atau menyebar (metastasis) ke daerah yang jauh dari
daerah sel tersebut berasal. (ACS (American Cancer Society), 2016). Jika
penyebaran tumor ini tidak dikendalikan, hal ini bisa mengakibatkan kematian.
Tidak semua tumor invasif, beberapa tumor jinak dan tidak mengancam jiwa, ada
juga yang disebut lesi ”in situ” karena tumor ini ada di duktus payudara dan tidak
Pertumbuhan sel yang tidak normal yang dimulai dan tetap dalam duktus
atau lobus asal disebut sebagai “karsinoma duktal in situ” (DCIS) dan “karsinoma
lobular in situ” (LCIS. Bentuk-bentuk pertumbuhan sel yang tidak normal yang
disebutkan di atas bukan jenis kanker payudara invasif dan hampir semua
karsinoma pada tahap ini dapat disembuhkan. Namun, kanker payudara invasif
sering dimulai sebagai DCIS. Kemunculan DCIS atau LCIS dikaitkan dengan
Cowden.
2. Hormonal
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama:
1) Benjolan di payudara,
b. Keluhan Tambahan:
2. Pemeriksaan Fisik
b. Status lokalis:
2) Massa tumor:
a) Lokasi
b) Ukuran
c) Konsistensi
3) Perubahan kulit
a) Tertarik
b) Erosi
c) Krusta
d) Discharge
15
b) Bentuk
c) Keluhan
3. Laboratorium
perkiraan metastasis
4. Pemeriksaan Radiologik
2) Foto toraks
3) USG Abdomen
b. Atas indikasi
intraduktal
5) PET CT Scan
5. Pemeriksaan Patologi
kelangsungan hidup secara keseluruhan dengan tidak adanya terapi ajuvan sistemik
terhadap terapi yang diberikan. Beberapa contoh dari faktor prognostic adalah:
status limfonodi axillaris, ukuran tumor, grade histologi, tipe histologi, invasi
pembuluh darah, invasi limfonodi, petanda proliferasi, etnis, dan usia. Sedangkan
yang merupakan faktor prognosis sekaligus faktor prediktif adalah: status reseptor
terdiri dari ahli patologi klinik dan ahli statistic, faktor prognostik kanker payudara
penting sebagai indikator prognosis dan berguna untuk pengelolaan pasien. Faktor-
histologi), tipe histologi, indeks mitosis, dan status reseptor hormonal. Kategori II
adalah faktor-faktor yang telah banyak diteliti secara biologis dan klinik tapi masih
meliputi: Cerb B2, petanda proliferasi, infasi pembuluh darah, invasi pembuluh
limfe, dan P53. Kategori III adalah faktor-faktor lain yang kurang menunjukkan
Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor prognostik, dan prediktif pada
kanker payudara.
1. Usia
terjadi pada wanita usia 65 tahun atau lebih (Anonim, Cancer Research
bertambahnya usia namun angka tersebut akan menurun pada usia pasca
adalah diatas 40 tahun, yang disebut dengan “cancer age group”. Usia
muda juga bukan jaminan aman dari kanker payudara. Menurut Sutjipto,
saat ini telah banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda,
bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor
di payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak
19
menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang
tahun 2011-2013:
2. Ukuran tumor
mengikuti pola yang sama. Pertama, kanker berasal dari satu klon, jadi
sel normal. Pada kanker tidak ada integrasi dan koordinasi sinyal
asumsi tidak ada sel yang hilang, tumor akan tumbuh melipatgandakan
jumlah selnya setiap beberapa hari (siklus sel pada sel mamalia sekitar 24
jam). Walaupun demikian, diketahui bahwa sel ada yang hilang, seringkali
besar pertumbuhan tumor makin banyak sel yang akan hilang karena
tumor menjadi lambat. Ambang batas deteksi dini tumor secara klinis, yaitu
waktu yang lama, dimana pada proses tersebut juga terjadi invasi,
terhadap prognosis kanker payudara. Ukuran tumor sendiri bisa dilihat, salah
3. Limfonodi axillaris
prognosis yang buruk pada kanker payudara, tapi pasien dengan keterlibatan
22
al., 2005).
Sel imun pada limfonodi mengikat dan merusak bakteri yang terbawa pada
cairan limfe. Vasa limfatik mirip seperti vena yang membawa darah dari
seluruh tubuh, vasa limfatik membawa cairan jernih yang disebut limfe.
mencapai limfonodi , sel karsinoma berasal dari organ lain atau sel
karsinoma dapat berasal dari limfonodi itu sendiri. Karsinoma berasal dari
organ lain atau tempat lain kemudian menyebar ke limfonodi (Hoda et al.,
2014).
yang baik. Prognosis buruk ditemukan pada karsinoma yang teah menyebar
23
al.,2014).
4. Grade histologi
yang paling banyak dipakai untuk saat ini adalah klasifikasi Scarff-Blomm-
sampai 5 maka dikategorikan sebagai low grade (grade I), 6 sampai 7 adalah
intermediate grade (grade II), dan 8 sampai 9 adalah high grade (grade III).
(Elston, et al., 1991). Sistem SBR dapat pula digunakan untuk menentukan
2000). Di Yogyakarta pada tahun 2006 dari 245 pasien kanker payudara
didapatkan grade I sebesar 4,1 %, grade II 43,9 %, dan grade III sebesar 52
%. (Aryandono, 2006).
artinya grade I, skor 6-7 artinya grade II, dan skor 8-9 artinya grade III.
5. Tipe histologi
yang lebih buruk jika dibandingkan dengan tipe lainnya, sebagai contoh
2004).
6. Invasi limfovaskular
sebelumnya atau kambuh pada lokasi lain yang jauh dari lokasi sebelumnya.
(Cianfrocca & Goldstein, 2004). Rosen, et al., (1989) dalam penelitian yang
angka kekambuhannya 22 %.
7. Etnis
ketahanan hidup yang lebih rendah daripada wanita kulit putih. (Elledge, et
1992).
8. Genetik
antara lain: gen BRCA-1, BRCA-2, P 53, PTEN, dan CHEK-2. (Pike,
1993).
sementara sekitar 80% tumor pada wanita berusia >50 tahun adalah ER
dengan derajat inti yang tinggi dan derajat histopatologi yang rendah, tidak
adanya nekrosis, dan usia pasien yang lebih tua (Rosai, 2004). ER
dapat terjadi melalui ikatan estrogen pada ER, menstimulasi proliferasi sel-
limbah yang toksik terhadap gen dan metabolit yang menyebabkan mutasi.
efeknya melalui reseptor estrogen, yang merupakan protein inti, terdiri dari
yang sama, namun berbeda afinitas dan respon yang dihasilkannya. ERα
ditemukan lebih dulu, dan kemudian diubah namanya dari ER menjadi ERα
27
saat ditemukan subtipe yang kedua. ERα positif pada hampir 70% kanker
hormonal. Erβ lebih sedikit dikenal, dan sebagian besar data klinis yang
terhadap terapi hormonal secara lebih akurat. Sejalan dengan hal ini ada
yang positif mempunyai respons lebih bagus terhadap tamoxifen, baik pada
lebih bagus daripada PR-. Dari penelitianpenelitian yang sudah ada telah
dinyatakan bahwa PR+ sangat sedikit didapatkan pada tumor dengan ER-,
Hal ini antara lain dapat disebabkan karena pulasan ER yang negatif palsu,
level ER yang sangat rendah, atau varian ER yang terdapat dalam jaringan
tersebut tidak dikenali oleh antibodi yang digunakan. Nilai prediktif dari PR
(EGFR) famili dari tyrosine kinase dan terletak pada kromosom 17q21. Gen
tersebut sangat penting untuk diferensiasi, adhesi, dan motilitas sel. HER-2
buruk (Payne, et al., 2008). HER-2 adalah suatu onko protein yang dikode
oleh gen ErbB-2. Protein ini berfungsi sebagai reseptor membran sel yang
merupakan anggota dari keluarga reseptor tirosin kinase kelas I (RTK) atau
anggota dalam keluarga ini mempunyai struktur yang homolog satu sama
lain. (Citri & Yarden, 2006). Diantara keempat anggota reseptor ini ternyata
ketiga anggota lain. (Moasser, 2007). Struktur protein ErbB-2 terdiri dari 3
bagian yaitu: (1) Extracellular ligand binding domain, yang terdiri dari 632
asam amino, (2) Single transmembrane domain, yang terdiri dari 22 asam
dan gugus terminal karboksil, yang terdiri dari 580 asam amino. Pada bagian
aktivasi tirosin kinase. (Geer, et al., 1994). Pada sel epitel yang normal
mengandung 2 kopi gen ErbB-2 dan reseptor ErbvbB-2 pada permukaan sel
maka jumlah kopi gen tiap selnya akan meningkat (amplifikasi) yang
reseptor ErbB-2 pada permukaan sel sebanyak 10-100 kali lipat. Hal
kinase dalam sel yang berhubungan dengan pertumbuhan sel, yang diawali
Derived Growth Factor (PDGF), dan transforming growth faktor alfa (TGF-
berlebihan yang disebabkan oleh factor pertumbuhan yang dihasilkan sel itu
ukuran tumor yang lebih besar, metastase ke kelenjar getah bening, serta
angka ketahanan yang lebih buruk (Lee, et al., 2007). Status HER-2
2008).
dikerjakan, tidak membutuhkan waktu lama, tenaga ahli, dan peralatan yang
yang terlihat sebagai granula coklat pada membran sel dengan jumlah
reseptor pada biakan sel yang terpulas positif. Bila jumlah reseptor kurang
dengan skor 0. Pilasan penuh pada kurang dari 10% sel menunjukkan
sedang pada >10% sel, ditandai dengan skor 2. Pulasan penuh kuat pada >
pertumbuhan sel yang tidak terkendali, sedangkan onkogen adalah gen yang
Mutasi yang paling sering pada gen ErbB2 adalah insersi pada frame A775-
protein kinase (Fan, et al., 2008). Mutasi gen ErbB2 ini selain ditemukan pada
kanker payudara juga ditemukan pada kanker lambung dan kolorektal (Lee, et al.,
2006).
Mutasi yang dialami oleh gen tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain: zat kimia karsinogen, radiasi, dan agen microbial. Contoh zat kimia
yang dapat menyebabkan mutasi genetic, dan memicu kanker adalah obat
kemoterapi, obat ini bisa menekan pertumbuhan sel kanker, tetapi dapat pula
menyebabkan kanker antara lain sinar ultraviolet, dan radiasi pengion. Sedangkan
agen microbial yang bisa memicu kanker antara lain adalah virus HPV (Human
tidak besar. HER-2 akan mengaktifkan 6 jalur sinyal intrasellular yang pada
akhirnya bisa memicu pertumbuhan sel. Keenam jalur tersebut adalah: (1) jalur
tirosin kinase, (2) jalur G protein-coupled receptor, (3) jalur Janus kinase /
wingless-telated integration (WNT), (5) tumor growth factor beta (TGFβ), dan
(6) jalur nuclear factor kappa light chain enchanger of activated B cell (NF-κB).
Dari keenam jalur tersebut jalur tirosin kinase adalah jalur yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan sel. Jalur tirosin kinase bermula ketika factor
transducer RAS, kemudian akan berjaln melalui 2 jalur yaitu jalur mitogen
menyebabkan perubahan pada formasi tubular sel, pleomorfisme sel, dan mitosis
menyebabkan perubahan pada formasi tubular sel, pleomorfisme sel dan mitosis
klinikopatologis yang buruk seperti ukuran tumor yang besar, grade histologi yang
tinggi, kecepatan mitosis tinggi, aktifitas proliferasi tinggi, kelenjar limfe positif,
Penyebab kanker payudara pada usia tua diduga karena pengaruh hormonal,
mutasi DNA. Adanya mutasi ini akan mengakibatkan coding yang abnormal
pada beberapa gen salah satunya adalah GEN HER2 yang mengkoding HER-
2/neu reseptor.
ekspresi HER-2 lebih tinggi pada usia muda dibanding temuan pada usia tua
(Bo Kyoung Seo, MD, PhD., et al, 2006). Atas dasar hal tersebut beberapa
penelitian telah menjelaskan bahwa kedua faktor prognosis kanker payudara ini
dan placental growth factor (Bjorndahl et al., 2005; Pepper, 2001). Growth factor
35
dan VEGF-D (Cursiefen et al., 2004). Pada karsinoma payudara, ekspresi VEGF-
aliran menuju limfonodi dan jumlah permukaan limfatik yang tersedia untuk kontak
dengan sel tumor (Kluger et Colegio, 2011). VEGF-C dan VEGF-D adalah
endothel limfatik secara in vitro dan in vivo melalui aktivasi reseptor tyrosine kinase
limfatik (Scoppmann et al., 2006; Bjorndahl et al., 2005; Ran et al., 2009). Terapi
limfangiogenesis yang sedang berlangsung dan bukan berasal dari vasa limfatik
yang sudah ada sebelum implantasi tumor (Ran et al., 2009). Metastasis limfonodi
hanya dapat terjadi melalui pembuluh limfe peritumoral karena pembuluh limfe
proliferasi sel tumor (Da et al., 2008). Aktivasi endothelium limfatik mendorong
interaksi sel tumor dengan endothelium limfatik dan meningkatkan ukuran vasa
limfatik, sehingga memfasilitasi masuknya sel tumor ke aliran limfe. VEGF-C dan
dan VEGF-D. VEGFR-3 diekspresikan pada vasa embrionik awal namun menjadi
terbatas hanya pada endhotel limfatik di tahap akhir perkembanagan intrauterin dan
dengan lebih sedikitnya limfonodi yang positif mengandung sel tumor dan
ketahanan hidup pasien yang lebih lama (Ran et al.,2009). VEGF mengatur
sebagai reseptor untuk SDF-1 (disebut juga CXCL12) dan CCL21. Up-regulation
37
karsinoma payudara yaitu limfonodi, pulmo, hepar, dan sumsum tulang (Ran et al.,
2009).
38
H. Kerangka Teori
Peningkatan
Usia
Radiasi Agen
mikroba
Sel normal
ErbB-2
Sel kanker
Overekspresi
HER2
Meningkatkan
sintesis protein
VEGF-D VEGF-C
Pleomorfisme sel
Grade histologi
Faktor Prognosis
Genetik
Etnis
Invasi
limfovaskuler
Usia
Kanker Payudara
Limfonodi axillaris
Tipe histologi
Grade histologi
Ukuran tumor
PR
ER
HER-2
Keterangan:
: yang diteliti
40
F. Hipotesis
H0 : Tidak didapatkan hubungan bermakna antara ekspresi HER-2/neu
kanker payudara
payudara.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain
tumor pada pasien kanker payudara. Cross sectional merupakan salah satu
sekaligus pada suatu sat tertentu (point time approach). Artinya, tiap subyek
hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variable subyek dilakukan
kanker payudara.
Populasi pada penelitian ini adalam semua pasien kanker payudara yang
2. Sampel
41
42
a. Pengambilan Sampel
b. Besar Sampel
dengan rumus:
(𝑍 ∝ +𝑍𝛽)2 𝜋
𝑁1 = 𝑁2 =
(𝑃1 − 𝑃2)2
(𝑍 ∝ +𝑍𝛽)2 𝜋
𝑁1 = 𝑁2 =
(𝑃1 − 𝑃2)2
(2,8)2 0,3
𝑁1 = 𝑁2 =
(0,2)2
7,84𝑋 0,3
𝑁1 = 𝑁2 =
0,04
c. Kriteria Inklusi
histokimia.
kelamin perempuan
d. Kriteria Eksklusi
laki-laki.
44
2. Waktu Penelitian
2016.
D. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah :
payudara
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa data
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyelesaian
H. Analisa Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian analitik kategorik ini
dengan melihat nilai p, dan ukuran kekuatan dapat dinilai dengan r. Analisis
data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat, dan bivariat. Analisis
antara variabel tergantung dengan variabel bebas. Data yang telah diperoleh
48
versi 15.
I. Etika Penelitian
Penelitian ini berpedoman pada prinsip-prinsip etika penelitian, salah
American Joint Committee on Cancer 7th. (2010). Breast Cancer Staging 7th ed.
diakses 2 April 2016, dari https://cancerstaging.org/references-
tools/quickreferences/Documents/BreastMedium.pdf
Anonim. (2013). Diakses pada April 4, 2016, from Cancer Research UK:
http://www.cancerresearchuk.org/health-professional/cancer-
statistics/statistics-by-cancer-type/breast-cancer/incidence-invasive#heading-
One
Clark GM, Molina R, Tandon AK, Schnitt SJ, Gilchrist KW, et al. (1992).
Overexpression of HER-2/neu and its relationship with other prognostic
factors change during the progression of in situ to invasive breast cancer. 23,
974-979.
GLOBOCAN. (2012). Diakses pada 6 April 2016, dari Cancer Fact Sheets:
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx
Gray MJ, Gallick GE. (2010). The Role of Oncogene Activation in Tumo
Progression. USA: Springer, 19-22.
49
50
Grushko TA, Olopade OI. (2008). Genetic markers in breast tumors with
hereditary. New Jersey: Humanas Press.
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta
: Salemba Medika.
Jay R. Harris and Monica Morrow. (1996). Treatment of Early Stage Breast
Cancer. In Jay RH, et al. Diseases of The Breast. Lippincot-Raven. 487- 537
Lorincz AM1, Sukumar S. (2006, June 1). Molecular links between obesity and
breast cancer. Endocrine-Related Cancer , 279-292.
Made Dian Hartaningsih, I Wayan Sudarsa. (2014). Kanker Payudara pada Wanita
Usia Muda di Bagian Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar Tahun 2002 – 2012. e-jurnal Medika Udayana .
Maureen Chung., et al. (31 Agustus 1995). Younger Women with Breast Carcinoma
Have a Poorer Prognosis than Older Woman. 97-103.
Oemiati, R., Rahajeng, E., dan Yudi Kristanto, A. (2011). Prevalensi Tumor dan
Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya di Indonesia. e-journal litbang
depkes .
Payne S.J.L., Bowen R.L., Jones J.L., & Wells C.A. (2008). Predictive markers in
breast cancer. The Present Histopathology; 52: pp. 82-90
51
Russell RC, Bulstrode CJ, Williams NS. (2000). Bailey and Love's short practice
of surgery (23 ed.). (B. C. Williams N, Ed.) London: Arnold.
Van de Graff, Kent M. Stuart Ira Fox. (1995). Concept of Human Anatomy
Physiology. Dubuque: Wm.C. Brown Publishers.
Wahyuni, A. (2006). Hubungan Jenis Histologi dan Ketahanan Hidup Lima Tahun
Penderita Kanker Payudara. 39, 1-5.
Yushamien. (2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Jakarta: Depkes RI.