Anda di halaman 1dari 70

HUBUNGAN PUASA SUNNAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2013 UII YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Umum

Diajukan oleh :

Khairul Arsyad

097114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2016
RELATIONS SUNNAH FASTING WITH THE LEVEL OF ANXIETY IN STUDENTS

FACULTY OF MEDICINE FORCE 2013 UII YOGYAKARTA

A Scientific Paper
As a Part of Requirements to Obtain a Degree of Medicine
Islamic University of Indonesia

By:
Khairul Arsyad
09711314

FACULTY OF MEDICINE
ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
HUBUNGAN PUASA SUNNAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA
MAHASISWAFAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2013 UII YOGYAKARTA

Disusun dan diajukan oleh:

Khairul Arsyad

09711314

Telah Diseminarkan pada tanggal: September 2016

dan telah disetujui oleh :


Penguji Pembimbing Utama

dr. Ika Fidianingsih. M,Sc Prof. DR. dr. H. Soewadi. Sp.KJ(K).,MPH

Ketua Prodi Pendidikan Dokter

dr. Hj. Erlina Marfianti, M,Sc, Sp. PD

Disahkan
Dekan

dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp. PK


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis iilmiah ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak pernah terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 26 September 2016

Khairul Arsyad
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan judul “Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa
Angkatan 2013 FK UII”

Selama mengerjakan karya tulis ini, penyusun menyadari bahwa begitu banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan baik materi maupun non materi dari berbagai pihak, sehingga
penelitian yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan lancar. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp. PK, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.

2. dr. Hj. Erlina Marfianti, M,Sc, Sp. PD, selaku Ketua Program Studi pendidikan Dokter

3. Prof. DR. dr. H. Soewadi. Sp.KJ(K).,MPH, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan nasehat dengan sabar sehingga penyusun
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
4. dr. Ika Fidianingsih. M,Sc, Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan nasehat, saran
dan masukan dengan sangat teliti kepada penyusun dalam proses perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu (H. Muchawam dan Hj. Abidah Latifah), yang tiada henti memberikan
do’a dan semangat, mencurahkan perhatian dan kasih sayang dengan setulus hati kepada
penyusun hingga akhir waktu.
6. Keluarga Besar di Magelang, khususnya ketiga kakak saya (Machlufi. ST., Zaenul
Machasin. SE., Najib Abdullah. ST.), terima kasih atas semua dukungan dan doanya.
7. Teman teman Fakultas Kedokteran, terutama kepada Indrastanto, Suhaeli, Ardiles, Fatoni,
Sarjhia, M. Zia Ulhaq, Aditya Rahman, Fery Mardi, Aris Sandi, dan yang tidak bias saya
sebutkan satu persatu yang selalu mendukung dan mendo’akan.
8. Semua bagian dari Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia.
9. Semua pihak yang sudah berpartisipasi dan memberi dukungan baik materi maupun non
materi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari hasil yang didapat sekarang tidak lepas dari seluruh bantuan yang
didapat, dan penyusun juga menyadari amsih banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah, jadi
penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun. Penyusun berharap Karya
Tulis ini dapat menginspirasi dan memberikan manfaat. Akhir kata semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 26 September 2016

Khairul Arsyad
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. viii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
INTISARI ............................................................................................................ xii
ABSTRACT .........................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................5
1.4. Keaslian Penelitian...............................................................................5
1.5. Manfaat Penelitian ...............................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................6
2.1. Kecemasan..........................................................................................9
2.1.1. Pngertian Kecemasan ..............................................................9
2.1.2. Aspek-aspek atau Gejala Kecemasan ......................................9
2.1.3. Faktor-faktor yang Mmpengaruhi Kecemasan .......................12
2.1.4. Pengukuran Kecemasan ..........................................................15
2.1.5. Parameter Tingkat Kecemasan ………………………………16
2.2. Puasa Sunnah……… ....................................................................... ..17
2.2.1. Pengertian Puasa Sunnah……………………………………..17
2.2.2. Dasar Puasa Sunnah…………………….…………………….18
2.2.3. Manfaat Puasa Sunnah…………………….………………….19
2.2.4. Pengukuran dan Parameter Puasa Sunnah…………………….20
2.3. Landasan Teori................................................................................. ...21
2.4. Kerangka Teori…………………………..………………………. ..22
2.5. Kerangka Konsep Penelitian……………………………………… 23

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 24


3.1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 24
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 24
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 24
3.4. Definisi Konsep dan Operasional .................................................... 25
3.4.1. Variabel Bebas………………………………………………..25
3.4.2. Variabel Terikat………………………………………………25
3.5. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 27
3.6. Instrumen Penelitian ........................................................................ 27
3.7. Metode Analisi Data ........................................................................ 27
3.7.1. Pengolahan Data ...................................................................... 27
3.7.2. Analisis Data ........................................................................... 28
3.8. Tahap Penelitian ............................................................................... 30
3.9. Etika Penelitian……………………………………………………..31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 44
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 44
5.2. Saran ............................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46
LAMPIRAN......................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interval Skala Puasa Sunnah…………….………………………………26


Tabel 3.2. Interval Skala Tingkat Kecemasan ………...……………..………..…. .26
Tabel 3.3 Interval Nilai r pada Coeficient Contingency……………………………30
Tabel 4.1. Karateristik Responden…………………………….………………….. 34
Tabel 4.2. Puasa Sunnah Responden………………………………….....................34
Tabel 4.3. Tingkat Kecemasan Responden ………………………………………. .35
Tabel 4.3. Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan………………….35
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ................................................................................ …..… ….23


Gambar 2.2. Kerangka Konsep………………..…....…………………….……………... ...23
HUBUNGAN PUASA SUNNAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA

MAHASISWAFAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2013 UII YOGYAKARTA

INTISARI

Latar Belakang : Kehidupan modern yang keras dan kompetitif banyak menimbulkan stress.
Bila seseorang merasakan suatu perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa
yang ditakuti dan tidak dapat segera mengatasi atau ketidakmampuan menghilangkan perasaan
cemas dan menggelisahkan itu, maka ia dapat dikatakan sedang mengalami gangguan mental
atau ketidaksehatan mental.Tingkat kecemasan pada mahasiswa dapat direduksi dengan
melakukan puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa memberikan efek
tenang dan damai yang pada gilirannya membangkitkan energi mental yang positif, penuh
semangat, percaya diri, dan optimis dalam menghadapi apa pun.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2013 UII Yogyakarta.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metodologi
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,
yaitu untuk mempelajari dinamika hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden dengan
intensitas puasa sunnah rendah dan tingkat kecemasannya sedang sebanyak 43 (71,7%)
responden. Berdasarkan hasil perhitungan Chi-Square diperoleh p-value = 0,020 < α = 0,05 (nilai
p-value lebih kecil dari α = 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara puasa
sunnah dengan tingkat kecemasan. Keeratan hubungan antara puasa sunnah dengan tingkat
kecemasan adalah sedang (Cc = 0,404). Lebih lanjut dapat diartikan, jika intensitas puasa sunnah
meningkat, maka tingkat kecemasan akan menurun sedang.

Kesimpulan : Sebagian besar responden dengan intensitas puasa sunnah rendah yaitu sebanyak
49 (81,7%) responden. Sebagian besar tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 51 (85,0%)
responden. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel puasa sunnah berhubungan
signifikan dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,020 < Level of Significant = 0,05).

Kata kunci : Puasa sunnah, Tingkat kecemasan, FK UII


RELATIONS SUNNAH FASTING WITH THE LEVEL OF ANXIETY IN STUDENTS

FACULTY OF MEDICINE FORCE 2013 UII YOGYAKARTA

ABSTRACT

Backgrounds : Modern life is hard and competitive generated a lot of stress. When one feels a
sense of uncertainty, panic, fear without knowing what is feared and can not immediately address
or the inability to eliminate feelings of anxiety and disturbing it, then he can be said to be
experiencing mental illness or morbidity mental.Tingkat anxiety in students can be reduced by
sunnah fasting or one sunnah fasting on Mondays and Thursdays. Fasting gives the effect of
calm and peace that in turn generate positive mental energy, energetic, confident, and optimistic
in the face of anything.

Objective : To determine the relationship with the sunnah fasting anxiety levels in students of
the Faculty of Medicine class of 2013 UII Yogyakarta.

Methods This research is descriptive quantitative research methodology that tries to explore how
and why health phenomenon that happened, which is to study the relationship dynamics fast
sunnah with the level of anxiety in students of the Faculty of Medicine UII Yogyakarta by
approaching observation or data collection at once at a time (point time approach).

Result : Based on the research note that most of the respondents with low sunnah fasting
intensity and anxiety level was as much as 43 (71.7%) of respondents. Based on calculations
Chi-Square was obtained p-value = 0,020 <α = 0.05 (p-value less than α = 0.05). This means
there is a significant relationship between the sunnah fasting levels of anxiety. The relationship
between fasting sunnah with anxiety level is moderate (Cc = 0.404). More information can be
interpreted, if the intensity of the sunnah fasting increases, the level of anxiety will decrease
moderate.

Conclusion : Most respondents with lower intensity sunnah fasting as many as 49 (81.7%) of
respondents. Most of the anxiety levels were as many as 51 (85.0%) of respondents. Chi-square
analysis results indicate that the sunnah fasting variables significantly associated with the level
of anxiety (p-value = 0,020 <Level of Significant = 0.05).

Key word : Sunnah fasting, anxiety level, FK UII


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehidupan modern yang keras dan kompetitif banyak menimbulkan stress.

Apalagi bagi mereka yang hidup dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Jalanan

yang macet, persaingan dalam usaha dan karir yang keras, serta beban hidup yang

semakin berat menyumbangkan kadar stress yang tinggi terhadap setiap orang.

Bila seseorang merasakan suatu perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa

mengetahui apa yang ditakuti dan tidak dapat segera mengatasi atau

ketidakmampuan menghilangkan perasaan cemas dan menggelisahkan itu, maka

ia dapat dikatakan sedang mengalami gangguan mental atau ketidaksehatan

mental yaitu ketidakmampuan individu dalam menghadapi realitas yang

membuahkan banyak konflik mental pada dirinya (Kartono, 2003).

Kecemasan menurut Freud (Semiun, 2006) adalah suatu keadaan perasaan

efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang

memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak

menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi

kecemasan itu sendiri selalu di rasakan. Kecemasan adalah kondisi mental yang

ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-

samar, sering disertai gejala otonom seperti sakit kepala, berkeringat, palpitasi,

sesak di dada, diare, dan gelisah. Kecemasan merupakan reaksi terhadap stres

yang dialami sehari-hari (Sadock et al., 2007).


Semua orang pasti pernah merasakan kecemasan dalam derajat tertentu

bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan

rangsangan terhadap seseorang, rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan

membuang sumber kecemasan. Bila berhadapan dengan suatu keadaan yang sulit

setiap orang normal dapat menjadi gelisah, tegang, khawatir, gemetar, denyut

jantung cepat, panic attack (serangan panik) dan dapat timbul di berbagai keadaan

(Gibson, 1992). Berbagai penelitian menunjukkan frekuensi gejala kecemasan

yang cukup tinggi pada mahasiswa kedokteran.

Mahasiswa tahun pertama umumnya berusia antara 17 sampai 21 tahun.

Rentang usia tersebut masih termasuk kategori remaja (Sarwono, 2001). Remaja

sebagai mana yang kita ketahui adalah masa yang penuh masalah dan

membutuhkan banyak penyesuaian diri yang disebabkan oleh perubahan harapan

sosial, peran, dan perilaku. Mahasiswa kedokteran memiliki stressor yang tinggi

atau penuh dengan stres dan jika dibandingkan dengan populasi umum,

mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami tekanan, depresi, dan kecemasan

(Mahajan, 2010; Jadoon, et al., 2010). Dalam penelitian, ada beberapa faktor yang

mencetuskan stres pada mahasiswa seperti perubahan kebiasaan belajar, proses

pembelajaran, lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau tenaga

pengajar, dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau teman

lain di lingkungan kampus yang tidak dalam satu angkatan. Mereka harus

menyesuaikan diri pada kondisi yang jauh dari rumah untuk pertama kalinya,

mempertahankan prestasi akademik, dan menyesuaikan dengan lingkungan sosial


yang baru. Semua penemuan tersebut di atas mengindikasikan bahwa mahasiswa

kedokteran sangat rentan untuk mengalami masalah psikologis.

Penelitian di Amerika Serikat dan Kanada tahun 2006 menunjukkan 43%

mahasiswa kedokteran mengalami anxietas (Dyrbye et al., 2006). Perkiraan

gangguan kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau

sekitar 42 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan (Duckworth, 2013).

Lithuania tahun 2008 (43%) (Bunevicius et al., 2008), Republik Makedonia tahun

2008 (65,5%) (Mancevska et al., 2007), Saudi Arabia tahun 2009 (29%) (Ahmed

et al., 2009), Mesir tahun 2008 (33,6%) (El-Gilany et al., 2008), Pakistan tahun

2008 (43,7%) (Rab et al., 2008), Indonesia tahun 2010 (Ismiyati, 2008) pada

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (45%), dan penelitian di Pakistan

tingkat kecemasan pada mahasiswa tahun pertama mencapai 45,86% (Jadoon et

al., 2010). Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar

6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia

mengalami kecemasan (DepKes RI., 2014). Terkait dengan mahasiswa dilaporkan

bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas sedang,

dan 15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui

bahwa setiap orang dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau

berat.

Tingkat kecemasan pada mahasiswa dapat direduksi dengan melakukan

puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa sunnah

merupakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari tertentu) yang salah satu dari sekian
banyak alternatife yang bisa untuk menanggulangi hal-hal di atas, bentuk ibadah

puasa dalam ajaran Islam, yang mempunyai hikmah (manfaat) bagi kehidupan

manusia. Kedudukan puasa sunnah Senin Kamis dalam ajaran Islam dan

merupakan ibadah sunnah yang paling disenangi oleh Nabi SAW, sebagaimana

sabdanya yang diriwayatkan oleh Muslim ra: “Berbagai amalan dihadapkan

(pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka, jika amalanku

dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi). Dengan

memperhatikan hadist tersebut dapat diambil pengertian bahwa puasa sunnah

Senin Kamis merupakan ibadah yang sangat bermanfaat nilainya bagi manusia.

Puasa memberikan efek tenang dan damai yang pada gilirannya

membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, percaya diri, dan

optimis dalam menghadapi apa pun. Puasa Senin dan Kamis merupakan indikator

paling dominan terhadap peneladanan tokoh terbesar dunia sekaligus manusia

pilihan tuhan (Muhammad SAW) tersebut. Dari „Aisyah, beliau mengatakan;

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada

hari senin dan kamis” (HR. An Nasai).

Berdasarkan dari studi pendahuluan pada 5 (lima) mahasiswa FK UII pada

tanggal 5 September 2016 diketahui bahwa perasaan cemas dan takut dalam

keseharian mahasiswa FK UII menimbulkan berbagai macam gangguan fisik

maupun psikologis. Adapun gejala fisik yang dialami mahasiswa FK UII antara

lain gelisah, hilangnya nafsu makan, susah tidur, sedangkan gejala psikologisnya

yaitu sulit berkonsentrasi, merasa gelisah serta kurang percaya diri.


Berkaitan dengan penjelasan di atas, peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat

Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta”.

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: Apakah ada hubungankah puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta?

1. 3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2013 UII Yogyakarta.

1.4. Keaslian Penelitian

Hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Akbar (2015) yang meneliti tentang ”Hubungan antara Tingkat Kecemasan

dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta”. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara

tingkat kecemasan dengan prestasi akademik mahasiswa di Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode penelitian: Menggunakan

desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

Sampel diambil dengan teknik total sampling dan didapatkan sampel

sebanyak 92 orang. Data dianalisis dengan uji parametrik Pearson. Hasil


penelitian: Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson diperoleh nilai p < 0,001,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai korelasi Pearson sebesar -0,655

menunjukkan korelasi negativ dengan kekuatan korelasi yang kuat.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara tingkat

kecemasan dengan prestasi akademik mahasiswa di Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesimpulannya, Semakin tinggi

kecemasan maka prestasi akademik yang diraih akan menurun.

2. Rosyidin (2011) yang meneliti tentang ”Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan

Mental Siswa di MTS Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa terhadap kesehatan mental

siswa di MTS Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa Kelas VIII yang berjumlah 50 orang dan

mengambil sampel sebanyak 30 orang. Alat analisis menggunakan Chi-

Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan puasa

terhadap kesehatan mental siswa di MTS Al-Khairiyah Kedoya Selatan

Jakarta Barat.

3. Irchamni (2011) yang meneliti tentang ”Pengaruh Intensitas Melakukan Puasa

Senin Kamis terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Santri Dalam

Menghafal Nadham Alfiyah di Madrasah Diniyah Tsanawiyah “MAMBA‟UL

Huda” Talokwohmojo Ngawen Blora”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh intensitas puasa Senin Kamis (X) terhadap tingkat

kecemasan santri (Y) dalam menghafal nadham Alfiyah di Madrasah Diniyah


Tsanawiyah Mamba‟ul Huda Talokwohmojo Ngawen Blora. Subyek

penelitian sebanyak 40 responden, pengambilan sampelnya menggunakan

random sampling. Pengumpulan data X dan Y menggunakan angket. Dalam

kajian hipotesis penulis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil uji

hipotesis regresi sederhana satu prediktor diketahui bahwa ada pengaruh

internsitas puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri Mamba‟ul Huda hal

ini berdasarkan dari analisis uji F reg (X terhadap Y) diketahui F reg = 8.33,

setelah dicocokkan dengan tabel F pada taraf signifikan 5 % sebesar 4.08

sedangkan pada taraf signifikan 1 % sebesar 7,31 karena F reg > F t (0.05) dan

(0.01) maka signifikan. Ada pengaruh intensitas melakukan puasa Senin

Kamis terhadap kecemasan santri, uji korelasi antara puasa Senin Kamis dan

kecemasan santri Mamba‟ul Huda diketahui nilainya 0.424. setelah di uji t

diketahui nilainya 2,87, setelah dicocokkan pada t tabel pada taraf 5 % sebesar

2.021 maka t h > t t (0.05:40) sehingga signifikan.

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan terdahulu. Adapun

persamaannya adalah pada variabel kepuasa dan sama-sama menggunakan

jenis penelitian sekarang yang menggunakan deskriptif kuantitatif, sedangkan

perbedaan terletak pada variabel Prestasi Akademik, variabel Kesehatan

Mental, variabel Pengaruh Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis,

kemudian jumlah sampel, alat analisis, serta lokasi penelitian yang berbeda.

1. 5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis


Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan mahasiswa tentang hubungan puasa sunnah dengan tingkat

kecemasan pada mahasiswa.

1.5.2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang bagaimana cara

menurunkan tingkat kecemasan supaya para mahasiswa dapat mengelola perasaan

cemas dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai

motivasi mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecemasan

2.1.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa

Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan

disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif (Kaplan,

1997). Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh

penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

dan merasa terancam. Keadaan emosi ini biasanya merupakan pengalaman

individu yang subyektif yang tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

Kecemasan dan ketakutan adalah hal yang berbeda, seseorang yang mengalami

kecemasan tidak dapat mengidentifikasikan ancaman. Kecemasan dapat terjadi

disertai rasa takut namun ketakutan tidak terjadi tanpa kecemasan (Kaplan, 1997).

2.1.2. Aspek-aspek atau Gejala Kecemasan

Kecemasan terdiri dari tiga simptom yaitu: (Greene et al., 2005)

a. Simptom fisik adalah gangguan yang terjadi pada fisik, seperti badan gemetar,

keluar banyak keringat, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, pusing,

tangan dingin, mual, panas dingin, lebih sensitif, kegelisahan, kegugupan,

pingsan, merasa lemas, sering buang air kecil, dan diare.


b. Simptom perilaku adalah kecemasan yang mengakibat perilaku seseorang

menjadi berbeda dan mengarah kepada hal yang kurang biasa, seperti perilaku

menghindar, perilaku ketergantungan atau melekat, perilaku terguncang, dan

meninggalkan situasi yang menimbulkan kecemasan.

c. Simptom kognitif yaitu khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu

yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa

terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, dan khawatir akan ditinggal

sendiri. Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres

tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simptom yang

muncul tidaklah sama.

Kadang beberapa di antara simptom tersebut tidak berpengaruh berat pada

beberapa individu, lainnya sangat mengganggu. Gejala kecemasan umum

diantaranya :

a. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat

Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada

pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan

memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan

individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung

semakin lambat dibandingkan pada orang normal.

b. Rasa sakit atau nyeri pada dada

Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu

dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan
sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang

menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.

c. Rasa sesak napas

Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang

menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek

seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.

d. Berkeringat secara berlebihan

Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat

yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight

terhadap stressor

e. Perubahan gairah seksual atau minat terhadap aktivitas seksual

f. Gangguan tidur

g. Tubuh gemetar

Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada

situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu

yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut

terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun

pada bagian anggota tubuh yang lain.

h. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

i. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

j. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).


2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecemasan

Ada tiga teori psikologi yang menyebutkan tentang penyebab kecemasan,

yaitu: (Sadock et al., 2007).

a. Teori psikoanalitik

Freud mendefinisikan kecemasan sebagai tanda adanya bahaya yang tidak

disadari. Kecemasan dipandang sebagai hasil konflik psikis antara keinginan

yang agresif atau dorongan seksual yang tidak disadari dengan ancaman yang

datang secara bersamaan dari superego atau kenyataan eksternal. Sebagai respon

terhadap sinyal ini, ego menciptakan mekanisme pertahanan untuk mencegah

pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima keluar ke alam sadar.

b. Teori perilaku

Teori ini mengemukakan bahwa kecemasan merupakan respon yang

dikondisikan sesuai dengan adanya stimulus yang spesifik dari lingkungan.

Individu menerima stimulus tertentu sebagai stimulus yang tidak disukai,

sehingga menimbulkan kecemasan. Setelah terjadi berulang-ulang akhirnya

menjadi kebiasaan untuk menghindari stimulus tersebut.

c. Teori eksistensial

Teori ini memberikan model-model dari kecemasan menyeluruh, di mana tidak

ada stimulus yang dapat diidentifikasi untuk perasaan cemas yang bersifat

kronik. Konsep inti dari teori ini adalah bahwa orang mengalami perasaan hidup

dalam dunia yang tanpa tujuan. Kecemasan merupakan respon terhadap persepsi

kehampaan tersebut.
Ditinjau dari aspek biologis, ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi

penyebab dari kecemasan, antara lain: (Sadock et al., 2007).

a. Sistem saraf otonom

Stimulasi sistem saraf otonom menyebabkan gejala-gejala tertentu seperti:

kardiovaskuler (misalnya takikardi), muskuler (misalnya nyeri kepala),

gastrointestinal (misalnya diare), dan respirasi (misalnya takipneu). Sistem saraf

otonom pada pasien dengan gangguan kecemasan, terutama gangguan panik,

menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi lambat terhadap stimulus

yang berulang, dan beradaptasi secara berlebihan terhadap stimulus dengan

intensitas sedang.

b. Neurotransmiter

Ada tiga neurotransmiter utama yang berkaitan dengan kecemasan berdasarkan

penelitian respon terhadap terapi obat, yaitu: (Sadock et al., 2007).

1) Norepinefrin

Gejala-gejala kronik yang dialami oleh pasien dengan kecemasan, misalnya

serangan panik, insomnia, ketakutan, dan peningkatan aktivitas otonomik,

ditandai dengan peningkatan fungsi noradrenergik. Teori umum tentang

peranan epinefrin dalam gangguan kecemasan adalah bahwa pasien mungkin

memiliki sistem noradrenergik yang tidak teregulasi dengan baik disertai

ledakan aktivitas pada saat-saat tertentu.


2) Serotonin

Penelitian terhadap fungsi 5-hydroxytryptamine (5-HT) dalam gangguan

kecemasan memberikan hasil yang berbeda-beda sehingga pola

abnormalitasnya belum dapat dijelaskan.

3) Gamma-Aminobutyric Acid (GABA)

Peranan GABA dalam gangguan kecemasan didukung kuat oleh efikasi

benzodiazepin yang tidak diragukan lagi dalam mengatasi gangguan

kecemasan. Obat-obatan tersebut meningkatkan aktivitas GABA pada

reseptor GABA tipe A.

Para peneliti berhipotesis bahwa beberapa pasien dengan gangguan

kecemasan memiliki reseptor GABA tipe A yang abnormal, meskipun hubungan

langsung di antara keduanya belum dapat dijelaskan.

Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor yang

memudahkan mahasiswa tingkat pertama mengalami gejala kecemasan, yang

meliputi: (Sarason and Sarason, 1999).

a. Tempat tinggal, mahasiswa yang tinggal bersama orang tua memiliki tingkat

kecemasan lebih rendah dibandingkan dengan yang tinggal di tempat kos.

b. Lingkungan, individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan

lebih mudah mangalami stres, karena banyak tuntutan dari lingkungan tersebut

agar mahasiswa dapat beradaptasi.

c. Status pendidikan dan status ekonomi, status pendidikan dan status ekonomi

yang rendah pada seseorang menyebabkan orang tersebut mengalami stres


dibanding dengan mereka yang status pendidikan dan status ekonomi yang

tinggi.

d. Stressor psikososial, stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa

yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu

terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya,

salah satu stressor tersering pada mahasiswa adalah pada saat ujian.

2.1.4. Pengukuran Kecemasan

Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) adalah kuesioner yang digunakan

untuk mengukur gejala-gejala yang berkaitan dengan kecemasan. Kuesioner ini

didesain untuk mencatat adanya kecemasan dan menilai kuantitas tingkat

kecemasan (Zung, 1971). Zung telah mengevaluasi validitas dan reliabilitasnya

dan hasilnya baik. Penelitian menunjukkan bahwa konsistensi internalnya pada

sampel psikiatrik dan non-psikiatrik adekuat dengan korelasi keseluruhan butir-

butir pertanyaan yang baik dan reliabilitas uji yang baik (Olatunji et al., 2006).

Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) menitikberatkan pada keluhan somatik

yang mewakili gejala kecemasan. Kuesioner ini mengandung 20 pertanyaan, yang

terdiri dari 5 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif yang menggambarkan

gejala-gejala kecemasan (Zung, 1971).

Setiap butir pertanyaan dinilai berdasarkan frekuensi dan durasi gejala

yang timbul: jarang , tidak pernah sama sekali, kadang-kadang, sering, dan selalu

mengalami gejala tersebut. Total dari skor pada tiap pertanyaan maksimal 80 dan

minimal 20, skor yang tinggi mengindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi.

Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) telah digunakan secara luas sebagai alat
skrining kecemasan. Kuesioner ini juga sering digunakan untuk menilai

kecemasan selama dan setelah seseorang mendapatkan terapi atas gangguan

kecemasan yang dialaminya (Loretz, 2005).

2.1.5. Paramater atau Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4, yaitu: (Sundeen, 1998).

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan

sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akanberhati-

hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akanmenghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan Sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu lebih

memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

c. Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit, individu cenderung

memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain, individu

tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan.

d. Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat

mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah

diberi pengarahan/tuntunan.

Kriteria tingkat kecemasan dalam penelitian ini adalah (Sundeen, 1998):

a. Tingkat kecemasan panik, jika nilai skor kecemasan > 75%-100%


b. Tingkat kecemasan berat, jika nilai skor kecemasan > 56%-75%

c. Tingkat kecemasan sedang, jika nilai skor kecemasan < 56%.

d. Tingkat kecemasan ringan, jika nilai skor kecemasan < 0%.

2.2. Puasa Sunnah

2.2.1. Pengertian Puasa Sunnah

Puasa dalam bahasa arab disebut ash-shiyam, yang artinya menurut bahasa

’’menahan diri dari suatu perbuatan”. Adapun puasa menurut istilah syari’iyah

ialah :” menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh dengan wanita (istri)

semenjak terbit (fajar sampai waktu terbenamnya matahari), karena

mengharapkan (ridla) Allah dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya

dengan jalan takut kepada-Nya dan melatih kehendak dari perdayaan nafsu”

(Imam, 2004).

Sulaiman Rasjid dalam bukunya Fiqh Islam menjelaskan bahwa puasa

atau dikenal dengan kata shaumu, menurut Bahasa Arab, adalah menahan dari

segala sesuatu, seperti tidur, makan, bicara dan sebagainya. Sementara, menurut

istilah agama Islam, puasa adalah menahan dari segala macam sesuatu yang

membukakan, satu hari lamanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari

dengan niat dan beberapa syarat (Susetya, 2007).

Puasa sunnah adalah puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan. Puasa

ini sifatnya sunnah; jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika

ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada dasarnya cara melakukan puasa

sunnah sama dengan puasa wajib kecuali hanya niatnya. Sekian banyak dari puasa
sunnah yang ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya (Susetya, 2007).

Sedangkan puasa sunnah Senin dan Kamis adalah puasa yang dilakukan pada hari

Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa ini tidak ada bedanya dengan

puasa pada bulan Ramadhan secara khusus.

2.2.2. Dasar Puasa Sunnah

Rasulullah SAW menerangkan sebab-sebab disunahkan sunnah, misalnya

puasa Senin, karena pada hari itu Rasulullah dilahirkan, Rasulullah dibangkitkan

dan permulaan Al-Qur’an di turunkan, maka seharusnya hari itu di besarkan,

Karena pada hari itu Allah melahirkan seseorang hamba-Nya (Shiddieqy, 2000).

Rasulullah sendiri telah membiasakan berpuasa pada hari kelahirannya, yakni

setiap hari Senin. Inilah keistimewaan hari Senin. Hari Senin lebih agung nilainya

dengan diturunkannya Al-Qur’an di dalamnya. Hal ini tentu merupakan peristiwa

luar biasa. Dikatakan luar biasa karena turunnya Al-Qur’an adalah turunnya

petunjuk dan hidayah Allah dan petunjuk itulah yang mampu membawa alam

semesta beserta isinya, termasuk manusia menjadi berperadaban seperti sekarang

ini.

Sementara di sisi lain, sambutan Nabi SAW terhadap turunnya Al-Qur’an

begitu agung, terbukti dengan ritualnya pada hari tersebut yakni berpuasa. Karena

Nabi sendiri begitu sacral menyambut turunnya Al-Qur’an ini, maka tidak

mengherankan apabila seseorang akan menyentuh apalagi membacanya seseorang

harus dalam keadaan suci. Sedangkan hari Kamis, berdasarkan hadits yang di

riwayatkan oleh Imam Ahmad, hari Kamis juga mempunyai historis (sejarah)

yang tidak kalah agungnya dengan hari Senin, yaitu diperiksanya semua amal
perbuatan manusia. Untuk itu, setiap hari Kamis Rasullulah selalu merayakan

dengan cara berpuasa.

Jika kita cermati dengan seksama tidak ada satu pun di antara umat Islam

di seluruh penjuru dunia ini yang tidak menginginkan syafaat Rasul SAW di hari

akhir nanti. Hal itu pun hanya biasa dicapai jika diantara manusia mempunyai

kesungguhan untuk mengerjakan apa yang beliau lakukan, yakni puasa Senin dan

Kamis. Maksudnya Rasulullah SAW memang memberikan perhatian istimewa

pada hari Senin dan Kamis ini dan selalu menunggununggu kedatangannya.

Apabila hari Senin dan Kamis datang, beliau menyambutnya dengan berpuasa

pada dua hari tersebut. Dengan kata lain, beliau sangat rajin dan tidak pernah

absen untuk berpuasa sunnah pada hari Senin dan Kamis (Akah, 2002).

2.2.3. Manfaat Puasa Sunnah

Puasa sunnah, salah satunya puasa Senin dan Kamis secara rutin akan

membentuk disiplin mental yang tinggi, artinya puasa itu akan menjadi media

“latihan disiplin mental” untuk melaksanakan segala yang menjadi kewajibannya

secara bertanggung jawab dan professional. Orang yang berpuasa tidak akan

kendur semangat kerjanya walaupun tanpa di awasi pimpinannya, karena ia

merasa Sang Maha Pengawas selalu memantaunya. Jika “latihan disiplin mental”

ini berhasil, maka ia akan membawa orang-orang di sekelilingnya berjalan sesuai

ketentuan yang berlaku, ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini

seakan-akan menjadi upaya pembiasaan secara berkelanjutan serta mengandung

nilai ibadah yang sangat tinggi (Suyadi, 2007).


Puasa juga memiliki beberapa manfaat yang bisa didapatkan, di antaranya:

a. Terapi kesehatan jiwa hakekatnya adalah pengendalian diri (self control) yang

merupakan salah satu ciri utama dari jiwa yang sehat.

b. Mengendalikan stress ini sebenarnya mampu memberikan efek tenang dan

damai yang membangkitkan mental yang positif, semangat, percaya diri, dan

optimis dalam menghadapi apapun.

c. Puasa adalah pangkal segala obat yang paling efektif untuk mengatasi

kesedihan, ketegangan, dan ketakutan.

d. Ragam penyakit yang sembuh dengan terapi puasa jika puasa dilakukan secara

benar, ternyata berbagai jenis penyakit dapat dikendalikan.

e. Resep manjur untuk panjang umur puasa ini dipercaya bisa menurunkan

asupan kalori 12-15 persen.

2.1.4. Pengukuran dan Paramater atau Puasa Sunnah

Puasa sunnah diukur dengan intensitas melakukan puasa sunnah. Intensitas

melakukan puasa sunnah ini dapat berupa pengukuran pelaksanaan puasa sunnah

dalam setiap bulan. Kriteria puasa sunnah dalam penelitian ini adalah:

e. Intensitas puasa sunnah tinggi, jika dalam 1 bulan melaksanakan puasa sunnah

Senin Kamis atau puasa sunnah lain sebanyak 6-8 kali

f. Intensitas puasa sunnah sedang, jika dalam 1 bulan melaksanakan puasa

sunnah Senin Kamis atau puasa sunnah lain sebanyak 3-5 kali

g. Intensitas puasa sunnah rendah, jika dalam 1 bulan melaksanakan puasa

sunnah Senin Kamis atau puasa sunnah lain sebanyak 1-2 kali
2.3. Landasan Teori

Puasa sunnah merupakan puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan.

Puasa ini sifatnya sunnah; jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika

ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada dasarnya cara melakukan puasa

sunnah sama dengan puasa wajib kecuali hanya niatnya. Sekian banyak dari puasa

sunnah yang ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya (Susetya, 2007).

Puasanya orang awam, yakni menahan tidak makan, minum serta tidak melakukan

hubungan seksual pada siang hari (dengan istrinya). Karena dalam syari’at agama

hal tersebut di atas yang merupakan ketetapan persyaratan yang sah atau tidaknya

puasa seseorang tentu ini sangat cocok untuk ditetapkan pada puasanya anak-anak

sejak awal. Puasa khusus, yaitu selain menahan tidak makan, minum, dan

melakukan hubungan seksual pada siang hari (dengan istrinya), juga menahan

panca indranya (pandangan, penciuman, pendengaran, kulit, pembicaraan) dari

kemaksiatan (nafsusyahwat). Puasa khusus bil khusus, yaitu selain dua tingkatan

puasa di atas juga tidak mengingat segala sesuatu selain Allah di dalam hatinya.

Tingkatan ini merupakan yang paling berat, sehingga yang mampu menjalankan

hanyalah hamba-hamba Allah pilihan saja yaitu para Arifin atau Arif billah.

Puasa sunnah secara rutin akan membentuk disiplin mental yang tinggi,

artinya puasa itu akan menjadi media “latihan disiplin mental” untuk

melaksanakan segala yang menjadi kewajibannya secara bertanggung jawab dan

professional. Orang yang berpuasa tidak akan kendur semangat kerjanya

walaupun tanpa diawasi pimpinannya, karena ia merasa Sang Maha Pengawas

selalu memantaunya. Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia akan
membawa orang-orang di sekelilingnya berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,

ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini seakan-akan menjadi

upaya pembiasaan secara berkelanjutan serta mengandung nilai ibadah yang

sangat tinggi (Suyadi, 2007).

2.4. Kerangka Teori

Dasar Puasa Sunnah :

1. HR Ahmad
2. HR Muslim
3. HR Tirmidzi

Kecemasan:
Puasa Sunnah:
1. Simptom fisik
1. Puasa sunnah 2. Simptom perilaku
2. Puasa Senin Kamis 3. Simptom kognitif

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya
Kecemasan:
1. Teori psikoanalitik
2. Teori perilaku
3. Teori eksistensial
4. Tempat tinggal
5. Lingkungan
6. Status pendidikan dan
status ekonomi
7. Stressor psikososial

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Dimodifikasi dari Greene et al., (2005), Sadock et al., (2007), Susetya (2007).
2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat
Puasa Sunnah
Kecemasan

1. Sifat bawaan
2. Faktor lingkungan
3. Jenis kelamin

Diteliti
Tidak Diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut

Notoadmojo (2010), deskriptif kuantitatif adalah suatu metodologi penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, yaitu

untuk mempelajari dinamika hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta dengan cara pendekatan

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UII

Yogyakarta. Penelitian ini akan dilangsungkan pada bulan September 2016.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah sebagian mahasiswa Fakultas

Kedokteran UII Yogyakarta amgkatan 2013. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan simpel random sampling.


3.3.2. Sampel Penelitian

Besar sampel yang digunakann menggunakan metode slovin, dengan

rumus sebagai berikut:

n = N / 1+Ne2

(Sevilla, 2007).

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = Tingkat signifikansi

Dari rumus diatas, maka berikut adalah perhitungan jumlah sampel yang

dibutuhkan dengan jumlah populasi sebesar 150 orang dan tingkat signifikansi (e)

sebesar 10% atau 0,1

n = 150 / 1+150(10%)2

n = 150 / 2,5

n = 60

jadi, dengan menggunakan metode slovin di dapatkan jumlah sampel yang

dibutuhkan sebanyak 60 orang.

3.4. Definisi Konsep dan Operasional

Variabel penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2010), variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat. Variabel


independen (bebas) yakni puasa sunnah (X). Puasa sunnah adalah puasa

yang dikerjakan selain puasa Ramadhan, yaitu sunnah yang ada, puasa

Senin Kamis. Adapun kategori dari masing-masing interval adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1. Interval Skala Puasa Sunnah


Parameter Kategori
Jika dalam 1 bulan sebanyak 6-8 Intensitas puasa sunnah tinggi
kali
Jika dalam 1 bulan sebanyak 3-5 Intensitas puasa sunnah sedang
kali
Jika dalam 1 bulan sebanyak 1-2 Intensitas puasa sunnah rendah
kali
Skala : Nominal.

2. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2008), variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh varaibel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah tingkat kecemasan (Y). Tingkat kecemasan adalah suatu keadaan

patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik

pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif. Skala ini adalah adaptasi

dari Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) yang meliputi 20 item

pertanyaan. Adapun kategori dari masing-masing interval adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2. Interval Skala Tingkat Kecemasan


Parameter Kategori
Jika skor kecemasan > 75%-100% Tingkat kecemasan panik
Jika skor kecemasan > 56%-75% Tingkat kecemasan berat
Jika skor kecemasan < 56% Tingkat kecemasan sedang
Jika skor kecemasan < 0% Tingkat kecemasan rendah
Skala : Ordinal.
3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu :

1. Data Primer

Penelitian ini juga menggunakan data primer, yaitu data mengenai

puasa sunnah dan tingkat kecemasan yang didapat dari kuesioner yang

diisi oleh responden (Arikunto, 2013).

2. Data Sekunder

Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu berupa data

mengenai Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta (Arikunto, 2013).

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data-data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih

mudah diolah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tentang

puasa sunnah dan tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UII

Yogyakarta.

3.8. Metode Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dari kegiatan pengumpulan data kemudian

diolah. Pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut:


a. Editing

Peneliti melakukan pemeriksaan jawaban atau pengisian kuesioner

yang telah dijawab atau diisi oleh responden tidak ada yang kosong,

salah, atau meragukan.

b. Coding

Peneliti memberikan kode pada data yang telah terkumpul berupa

huruf atau angka.

c. Scoring

Peneliti memberikan skor pada data yang telah terkumpul berupa

angka yang memiliki tingkatan

d. Master Table

Peneliti memasukkan semua data ke dalam tabel dan melaksanakan

pengolahan data menggunakan komputer.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap-tiap variabel penelitian

yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari

variabel penelitian dan subjek penelitian berdasarkan usia, jenis

kelamin, dan uang saku.

b. Analisis Bivariat

Analisis yang digunakan untuk menerangkan hubungan antara 2

(dua) variabel. Analisis pada penelitian ini menggunakan program


komputer untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu

hubungan antara puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta. Teknik analisis

statistik yang digunakan adalah Chi Square. Penggunaan Chi Square

dikarenakan salah satu atau dua data bersifat nominal (Sugiyono,

2008).

Pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak H0

dilakukan dengan melihat signifikasi hasil perhitungan Chi Square.

Jika signifikasi ≤ 0,05, maka H0 ditolak atau ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat, sebaliknya jika signifikasi >

0,05, maka H0 diterima atau tidak ada hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Rumus Chi-square (Sugiyono, 2010)

Keterangan :

X2 : Nilai Chi-square

f0 : Frekuensi yang diperoleh/diamati

Fh : Frekuensi yang diharapkan

Hasil perhitungan nilai r (korelasi) dari kedua variabel di atas dapat

diinterpretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2010):


Tabel 3.3. Interpretasi Nilai r pada Coeficient Contingency
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Variabel
0,1-0,99 Sangat rendah
0,20 – 0,349 Rendah
0,35 – 0,699 Sedang
0,700 – 0,899 Kuat
0,900 – 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2008)

3.9. Tahap Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dan persiapan hingga akhir penelitian adalah

meliputi:

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat izin penelitian setelah mendapat persetujuan dan

pengesahan usulan penelitian dari pembimbing.

b. Melaksanakan survei ke lokasi penelitian setelah memperoleh izin

penelitian yang diberikan oleh bagian perijinan penelitian UII

Yogyakarta.

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengurus surat penelitian ke bagian akademik UII Yogyakarta.

b. Melaksanakan penelitian di Kampus UII Yogyakarta dengan melakukan

penyebaran sendiri kuesioner kepada 60 mahasiswa FK UII yang

dianggap memenuhi kriteria.

d. Melaksanakan olah data dan menyusun laporan penelitian di bawah

arahan pembimbing.

e. Mempertanggung jawabkan hasil penelitian di depan dewan penguji.


3. Tahap Akhir

Memberikan hasil pelaksanaan penelitian kepada bagian akademik UII

Yogyakarta

3.10. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan orang sebagai subjek, maka peneliti akan

menggunakan etika penelitian meliputi:

1. Surat permohonan responden

Peneliti akan membuat surat pernyataan yang berisi penjelasan tentang

penelitian meliputi topik penelitian, tujuan penelitian serta ketentuan-ketentuan

untuk menjadi responden (nara sumber).

2. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang akan diteliti, peneliti

akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak

yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-

hak responden (nara sumber).

3. Tanpa nama (anomity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti dapat tidak

mencantumkan nama responden pada lembar interview guide cukup dengan

menggunakan kode angka atau inisial.

4. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari responden (nara sumber)

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta.

Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta terletak di Jalan Kaliurang KM. 14,5,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kedokteran (FK)

UII saat ini memiliki program studi reguler pendidikan dokter. Sistem

Pendidikan yang digunakan adalah sistem integrasi, yakni dengan

pendekatan Belajar Berdasar Masalah atau Problem Based Learning. Sistem

integrasi merupakan inovasi sistem pembelajaran yang mengintegrasikan

ilmu-ilmu kedokteran baik secara horisontal (di antara ilmu kedokteran

dasar) maupun secara vertikal (antara ilmu kedokteran dasar dan klinik).

Konsep integrasi dengan pendekatan PBL sesuai dengan paradigma

baru pendidikan kedokteran yakni SPICES (Student Centered, Problem

Based Learning, Integrated Curriculum, Community Based, Early Clinical

Exposure dan Systematic). Dengan demikian, diharapkan mahasiswa mampu

belajar mandiri dan sistematis, dalam suatu kerangka pemahaman yang

terintegrasi, dan berdasar pada masalah yang umum timbul dalam

masyarakat. Akreditasi Program Studi Kedokteran di Universitas ini adalah

bernilai A (sangat baik), berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi


Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) No. 024 Tahun 2012 yang berlaku

s.d. tahun 2017.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 60 reponden.

Karakteristik jenis kelamin, umur, dan pendapatan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII


Yogyakarta
Karakteristik Rincian Frekuensi Persentase
(n) (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 19 31,7
Perempuan 41 68,3
Umur (Th) 18-20 17 28,3
21-23 43 71,7
Pendapatan ≥ UMR 40 66,7
< UMR 20 33,3
Total 60 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar perempuan sebanyak 41 (68,3%) responden,

sebagian besar berumur 21-23 tahun sebanyak 43 (71,7%) responden, dan

sebagian besar berpendapatan ≥ UMR sebanyak 40 (66,7%) responden.

3. Puasa Sunnah

Tabel 4.2. Puasa Sunnah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII


Yogyakarta
No Puasa Sunnah Frekuensi Persentase
(n) (%)
1 Intensitas Tinggi 5 8,3
2 Intensitas Sedang 6 10,0
3 Intensitas Rendah 49 81,7
Jumlah 60 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui sebagian besar responden dengan

puasa sunnah rendah yaitu sebanyak 49 (81,7%) responden.


4. Tingkat Kecemasan

Tabel 4.3. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII


Yogyakarta
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase
(n) (%)
1 Berat 8 13,3
2 Sedang 51 85,0
3 Rendah 1 1,7
Jumlah 60 100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar tingkat kecemasan

sedang yaitu sebanyak 51 (85,0%) responden.

5. Hubungan antara Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta

Tabel 4.4. Hubungan antara Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan


Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta
Tingkat Kecemasan
Berat Sedang Rendah Chi- p-value
Variabel n (%) n (%) n (%) Square
Puasa Intensitas
1 (1,7) 3 (5,0) 1 (1,7)
Sunnah Tinggi
Intensitas
1 (1,7) 5 (8,3) 0 (0,0)
Sedang 11,674 0,020
Intensitas
6 (10,0) 43 (71,7) 0 (0,0)
Rendah
Total 8 (13,3) 51 (85,0) 1 (1,7)
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden

dengan intensitas puasa sunnah rendah dan tingkat kecemasannya sedang

sebanyak 43 (71,7%) responden. Berdasarkan hasil perhitungan Chi-

Square diperoleh p-value = 0,020 < α = 0,05 (nilai p-value lebih kecil dari

α = 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara puasa

sunnah dengan tingkat kecemasan. Keeratan hubungan antara puasa


sunnah dengan tingkat kecemasan adalah sedang (Cc = 0,404). Lebih

lanjut dapat diartikan, jika intensitas puasa sunnah meningkat, maka

tingkat kecemasan akan menurun sedang.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Hasil karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar

perempuan sebanyak 41 (68,3%) responden. Seks mempunyai arti jenis

kelamin, suatu yang dapat dilahat, dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi

pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan antara laki-laki

atau perempuan yang secara biologis (PKBI, 2010). Seks juga dapat

mempengaruhi perbedaan pola perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-

hari termasuk, misalnya dalam hal terjadinya kecemasan. Kaum perempuan

dapat juga lebih mudah merasa cemas dibandingkan dengan kaum laki-laki.

Sebagian besar berumur 21-23 tahun sebanyak 43 (71,7%) responden.

Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden mahasiswa Fakultas

Kedokteran UII Yogyakarta sebagian besar usia remaja pertengahan, dimana

pada usia remaja pertengahan seseorang sedang mencari jati diri, belum

stabil psikisnya yang merupakan ciri dari remaja. Usia mempengaruhi daya

tangkap dan pola pikir seseorang (Notoatmodjo, 2012). Semakin tua umur

seseorang, maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, yang

akan mengalami pada umur-umur tertentu dan akan menurun seiring dengan

usia yang semakin lanjut (Notoatmodjo, 2012). Semakin tua, semakin


banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya yang dalam penelitian ini adalah puasa

sunnah. Semakin tinggi pengetahuannya tentang puasa sunnah, semakin

mudah pula menerima dan mengembangkan informasi mengenai manfaat

puasa sunnah dalam menurunkan tingkat kecemasan.

Mahasiswa kedokteran pada tahun pertama umumnya berusia antara 17

sampai 21 tahun. Rentang usia tersebut masih termasuk kategori remaja

(Sarwono, 2001). Remaja sebagai masa yang penuh masalah dan

membutuhkan banyak penyesuaian diri yang disebabkan oleh perubahan

harapan sosial, peran, dan perilaku (Hurlock, 1997). Mahasiswa kedokteran

memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stres dan jika dibandingkan

dengan populasi umum, mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami

tekanan, depresi, dan kecemasan (Mahajan, 2010; Jadoon, et al., 2010).

Sebagian besar berpendapatan ≥ UMR sebanyak 40 (66,7%)

responden. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapatan

sekitar UMR (Rp. 1.452.600,-). Keadaan ekonomi, kondisi ekonomi

mahasiswa yang mampu akan dapat memenuhi kebutuhan atau persediaan

makan di rumah tempat tinggal atau kos dan pemilihan jenis makanan yang

akan dikonsumsi dalam setiap bulan, sehingga dapat mempengaruhi pola

hidupnya. Bagi mahasiswa yang kurang mampu atau pas-pasan, maka akan

dapat lebih kreatif dalam upaya memenuhi kebutuhan atau persediaan

makan di rumah tempat tinggal atau kos. Upaya kreatif tersebut dapat juga
dengan melakukan puasa sunnah sekaligus untuk mendapatkan pahala dan

menghemat pengeluaran.

2. Puasa Sunnah

Hasil analisis menunjukkan bahwa diketahui sebagian besar responden

dengan intensitas puasa sunnah rendah yaitu sebanyak 49 (81,7%)

responden. Hasil penelitian ini mendukung oleh Rosyidin (2011) yang

meneliti tentang ”Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental Siswa di MTS

Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat”, dimana hasil penelitian

menunjukkan bahwa intensitas puasa sunnahnya masih rendah.

Tinggi rendahnya intensitas puasa sunnah dalam penelitian ini dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahamannya tentang puasa sunnah,

tingkat pendidikan yang dienyamnya (semakin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi berkaitan dengan

puasa sunnah), pendidikan agama, permasalahan pribadi, pengaruh oleh

teman sebayanya atau sepermainan sendiri, informasi dari media massa

(dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang), lingkungan sekitar tempat tinggalnya (lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan tentang intensitas

puasa sunnah ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, hal

ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu), dan peran keluarga

untuk membimbing dan mendidik responden itu sendiri (Sunaryo, 2004).


Puasa memberikan efek tenang dan damai yang pada gilirannya

membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, percaya diri,

dan optimis dalam menghadapi apa pun (Malik, 2008). Puasa Senin dan

Kamis merupakan indikator paling dominan terhadap peneladanan tokoh

terbesar dunia sekaligus manusia pilihan tuhan (Muhammad SAW) tersebut.

Dari „Aisyah, beliau mengatakan; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis” (HR. An

Nasai). Puasa sunnah, salah satunya puasa Senin dan Kamis secara rutin

akan membentuk disiplin mental yang tinggi, artinya puasa itu akan menjadi

media “latihan disiplin mental” untuk melaksanakan segala yang menjadi

kewajibannya secara bertanggung jawab dan professional. Orang yang

berpuasa tidak akan kendur semangat kerjanya walaupun tanpa diawasi

pimpinannya, karena ia merasa Sang Maha Pengawas selalu memantaunya.

Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia akan membawa orang-

orang di sekelilingnya berjalan sesuai ketentuan yang berlaku, ketentuan dari

Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini seakan-akan menjadi upaya

pembiasaan secara berkelanjutan serta mengandung nilai ibadah yang sangat

tinggi (Suyadi, 2007).

3. Tingkat Kecemasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan

sedang yaitu sebanyak 51 (85,0%) responden. Pada tingkat kecemasan

sedang ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu lebih

memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Hasil penelitian ini mendukung oleh Irchamni (2011) yang meneliti tentang

”Pengaruh Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Santri Dalam Menghafal Nadham Alfiyah di Madrasah

Diniyah Tsanawiyah “MAMBA‟UL Huda” Talokwohmojo Ngawen Blora”,

dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat

kecemasannya sedang. Hasil penelitian ini juga mendukung oleh Akbar

(2015) yang meneliti tentang ” Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan

Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta”, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar tingkat kecemasannya sedang.

Dalam penelitian, ada beberapa faktor yang mencetuskan stres pada

mahasiswa seperti perubahan kebiasaan belajar, proses pembelajaran,

lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau tenaga pengajar,

dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau teman lain di

lingkungan kampus yang tidak dalam satu angkatan. Mereka harus

menyesuaikan diri pada kondisi yang jauh dari rumah untuk pertama

kalinya, mempertahankan prestasi akademik, dan menyesuaikan dengan

lingkungan sosial yang baru. Semua penemuan tersebut di atas

mengindikasikan bahwa mahasiswa kedokteran sangat rentan untuk

mengalami masalah psikologis.

Kecemasan menurut Freud (Semiun, 2006) adalah suatu keadaan

perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik

yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan


yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat,

tetapi kecemasan itu sendiri selalu di rasakan (Semiun, 2006). Kecemasan

adalah kondisi mental yang ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak

menyenangkan, dan samar-samar, sering disertai gejala otonom seperti sakit

kepala, berkeringat, palpitasi, sesak di dada, diare, dan gelisah. Kecemasan

merupakan reaksi terhadap stres yang dialami sehari-hari (Sadock et al.,

2007).

Semua orang pasti pernah merasakan kecemasan dalam derajat tertentu

bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan

rangsangan terhadap seseorang, rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan

membuang sumber kecemasan. Bila berhadapan dengan suatu keadaan yang

sulit setiap orang normal dapat menjadi gelisah, tegang, khawatir, gemetar,

denyut jantung cepat, panic attack (serangan panik) dan dapat timbul di

berbagai keadaan (Gibson, 1992). Berbagai penelitian menunjukkan

frekuensi gejala kecemasan yang cukup tinggi pada mahasiswa kedokteran.

4. Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan

Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel puasa sunnah

berhubungan signifikan dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,020 < Level

of Significant = 0,05). Hasil penelitian ini mendukung oleh Irchamni (2011)

yang meneliti tentang ”Pengaruh Intensitas Melakukan Puasa Senin Kamis

terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Santri Dalam Menghafal Nadham

Alfiyah di Madrasah Diniyah Tsanawiyah “MAMBA‟UL Huda”

Talokwohmojo Ngawen Blora”, dimana hasil penelitian menunjukkan


bahwa intensitas melakukan puasa senin kamis berpengaruh signifikan

terhadap penurunan tingkat kecemasan santri dalam menghafal Nadham

Alfiyah di Madrasah Diniyah Tsanawiyah “MAMBA‟UL Huda.

Tingkat kecemasan pada mahasiswa dapat direduksi dengan melakukan

puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa sunnah

merupakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari tertentu) yang salah satu dari

sekian banyak alternativ yang bisa untuk menanggulangi hal-hal di atas,

bentuk ibadah puasa dalam ajaran Islam, yang mempunyai hikmah (manfaat)

bagi kehidupan manusia. Kedudukan puasa sunnah Senin Kamis dalam

ajaran Islam dan merupakan ibadah sunnah yang paling disenangi oleh Nabi

SAW, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Muslim ra: “Berbagai

amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku

suka, jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa” (HR.

Tirmidzi). Dengan memperhatikan hadist tersebut dapat diambil pengertian

bahwa puasa sunnah Senin Kamis merupakan ibadah yang sangat

bermanfaat nilainya bagi manusia.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan antara lain:

1. Peneliti meneliti tentang hubungan antara puasa sunnah dengan tingkat

kecemasan dan tidak mengendalikan variabel pengganggu.


2. Saat pengambilan data pengetahuan dan tingkat kecemasan, peneliti hanya

menggunakan kuesioner dan kesulitan dalam mengumpulkan data dan

berkomunikasi dengan responden.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebagian besar responden dengan intensitas puasa sunnah rendah yaitu

sebanyak 49 (81,7%) responden.

2. Sebagian besar tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 51 (85,0%)

responden.

3. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel puasa sunnah

berhubungan signifikan dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,020 <

Level of Significant = 0,05).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta

Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta dapat

menggunakan hasil penelitian ini untuk digunakan sebagai referensi

tentang hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada

mahasiswa. dengan cara mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta

menjadikannya sebagai pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk

melaksanakan puasa sunnah yang dapat menurunkan tingkat kecemasan

dengan mengelola perasaan cemas intensitas yang wajar, sehingga dapat

memiliki nilai positif sebagai motivasi mahasiswa.


2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini

untuk dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada

mahasiswa dengan cara menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan

dan keaslian penelitian yang sejenis, supaya hasil penelitian lebih bernilai.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, I., Banu H., Al-Fageer R., and Al-Suwaidi R., 2009, Cognitive Emotions:
Depression and Anxiety in Medical Students and Staff, Journal of Critical
Care, 24: e1-e7.

Akbar.,2015, Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Prestasi Akademik


Mahasiswa di Fakultas Psikologi UMS, Skripsi, Jurusan Psikologi,
Universitas Muhamadiyyah Surakarta.

Akah, Abduh Zulfidar, 2002, 160 Kebiasaan Nabi SAW, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.

Arikunto, S., 2013, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Bunevicius A, Katkute A and Bunevicius R., 2008, Symptoms of Anxiety and


Depression in Medical Students and in Humanities Students: Relationship
with Big-Five Personality Dimensions and Vulnerability to Stress,
International Journal of Social Psychiatry, 54: 494-501.

Departemen Kesehatan RI., 2014. Stop Stigma dan Diskriminasi Tterhadap Orang
dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). www.depkes.go.id.

Duckworth, K., 2013, Mental Illness Facts and Numbers.

Dyrbye, LN., Thomas MR., and Shanafelt TD., 2005, Medical Student Distress:
Causes, Consequences, and Proposed Solutions. Mayo Clinic Proceedings.
Elsevier, p. 1613-22.

El-Gilany, A., Amr M., Awadalla N., and El-Khawaga A., 2008, Stress Among
Medical and Law Students in Mansoura, Egypt, Middle East Journal of
Family Medicine, 6: 31-6.

Greene, B., Nevid JS., and Rathus SA., 2005, Psikologi Abnormal, Jakarta:
Erlangga

Gibson, John, 1992, Diagnosa Gejala Penyakit, Yogyakarta : Yayasan Essential


Medica.
Hurlock, EB., 1997, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Imam, 2004, Rahasia Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Terapi
Religius),Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Ismiyati, G., 2010, Derajat Kecemasan Mahasiswa Semester V Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran UNAIR Dalam Melaksanakan Tugas Modul
Penelitian, Skripsi, Surabaya: Airlangga.

Irrachmi., 2011, Pengaruh Intensitas melakukan Puasa Senin Kamis terhadap


Penurunan Tingkat Kecemasan Santri Dalam menghafal Nadham Alfiyah
di Mts Mambaul Huda Ngawen, Skripsi. Blora.

Jadoon, NA,, Yaqoob R., Raza A., Shehzad MA., and Choudhry ZS., 2010,
Anxiety and Depression Among Medical Students: a Cross-Sectional
Study. Anxiety, 60(8): 699-702.

Kaplan, HI., 1997, Synopsis of Psychiatry, Lange Medical Publication Maruzen.

Kartini, Kartono, 2003, Patologi Sosial Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.

Loretz L., 2005, Primary Care Tools for Clinicians: a Compendium of Forms,
Questionnaires, and Rating Scales for Everyday Practice. Elsevier Health
Sciences.

Mahajan AS., 2010, Stress in Medical Education: a Global Issue or Much Ado
About Nothing specific?, South-East Asian Journal of Medical Education,
4: 9-13.

Mancevska, S., Bozinovska L., Tecce J., Pluncevik-Gligoroska J., and Sivevska-
Smilevska E., 2007, Depression, Anxiety and Substance Use in Medical
Students in the Republic of Macedonia. Bratislavské Lekárske Listy, 109:
568-72.

Notoadmojo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Olatunji, BO., Deacon BJ., Abramowitz JS., and Tolin DF., 2006, Dimensionality
of Somatic Complaints: Factor Structure and Psychometric Properties of
the Self-Rating Anxiety Scale. Journal of Anxiety Disorders. 20: 543-61.

Rab, F., Mamdou R., and Nasir S., 2008, Rates of Depression and Anxiety
Among Female Medical Students in Pakistan. Eastern Mediterranean
Health Journal, 14: 126-33.

Rosyidin., 2011, Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental Siswa di MTS Al-
Khaiyriyah kedoya selatan, Skripsi. Jakarta Selatan

Ruslan, R., 2004, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sadock, BJ., Kaplan HI., and Sadock VA., 2007, Kaplan & Sadock's synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, Lippincott Williams
& Wilkins.

Sarwono SW., 2001, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sarason, IG., and Sarason BR., 1999, Abnormal Psychology: The Problem of
Maladaptive Behavior, Prentice-Hall, Inc.

Semiun OFM, Yustinus, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud,
Yogyakarta: Kanisius.

Sevilla, Conseulo G. et.al (2007). Research Methods. Rex Printing Company.


Quezon City

Shiddieqy, Ash Tengku Muhammad Hasbi, 2000, Pedoman Puasa, Semarang:


PT. Pustaka Rizki Putra.

Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.

Sundeen, Stuart GW., 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.

Susetya, Wawan, 2007, Fungsi-fungsi Terapi Psikologis dan Medis di Balik


Puasa Senin Kamis, Yogyakarta: Diva Press.

Suyadi, 2007, Keajaiban Puasa Senin Kamis, Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Zung WW., 1971, A Rating Instrument for Anxiety Disorders. Psychosomatics,


12: 371-9.
Data Penelitian
P
Res J Umu Pendapat s Ps Ps Ps P k k k k k k k k k k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k2 Ko
p. K r an Kode 1 2 3 4 S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 K de
1 2 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 43 3
2 1 20 2,000,000 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 37 3
3 1 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 3
4 1 21 1,500,000 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 35 3
5 1 20 2,000,000 1 0 0 0 0 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 48 3
6 2 21 3,000,000 1 0 0 0 0 3 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 55 3
7 2 18 2,000,000 1 1 0 0 0 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 42 3
8 1 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 38 3
9 1 21 2,000,000 1 1 0 0 0 3 3 3 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 58 2
10 2 21 2,000,000 1 1 0 0 0 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 57 2
11 2 20 2,000,000 1 0 1 0 0 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 3
12 2 20 1,500,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 3
13 1 21 500,000 2 0 0 0 0 3 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 3
14 1 21 400,000 2 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 37 3
15 2 22 1,000,000 2 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 47 3
16 2 21 2,000,000 1 1 0 0 0 3 2 2 1 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 1 2 1 72 2
17 2 21 2,500,000 1 1 0 0 0 3 1 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 47 3
18 2 21 200,000 2 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 43 3
19 2 21 1,500,000 1 1 0 0 0 3 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 3
20 2 20 1,500,000 1 0 0 0 0 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 45 3
21 2 22 1,500,000 1 1 0 0 0 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 2 1 1 55 3
22 2 21 1,000,000 2 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 3
23 2 21 1,000,000 2 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 3
24 2 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 43 3
25 2 21 600,000 2 0 0 0 0 3 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 45 3
26 2 21 1,500,000 1 0 0 0 0 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 3
27 2 23 1,000,000 2 0 1 0 0 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 58 2
28 2 21 2,000,000 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 3
29 2 22 2,000,000 1 1 0 0 1 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 43 3
30 2 22 2,000,000 1 0 0 1 0 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 58 2
P
Res J Umu Pendapat s Ps Ps Ps P k k k k k k k k k k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k1 k2 Ko
p. K r an Kode 1 2 3 4 S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 K de
31 2 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 3
32 2 21 2,000,000 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 3
33 2 21 1,000,000 2 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 3
34 2 21 1,500,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 42 3
35 2 20 2,000,000 1 0 1 0 0 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 50 3
36 2 21 1,200,000 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 37 3
37 2 20 2,000,000 1 0 0 0 0 3 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 3
38 2 20 2,000,000 1 0 0 0 0 3 2 1 2 3 1 1 3 3 2 2 3 2 1 3 1 2 1 1 1 1 60 2
39 1 20 1,000,000 2 0 0 0 0 3 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 3
40 2 21 1,000,000 2 0 0 0 0 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 3
41 2 23 1,500,000 1 0 0 0 0 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 57 2
42 1 21 1,500,000 1 1 0 0 0 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 48 3
43 2 20 2,000,000 1 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 37 3
44 1 21 2,000,000 1 0 0 0 0 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 50 3
45 2 20 1,400,000 2 1 0 0 0 3 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 1 48 3
46 1 21 2,000,000 1 0 0 0 0 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 63 2
47 2 22 2,000,000 1 1 0 0 0 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 45 3
48 2 20 1,000,000 2 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 42 3
49 1 20 1,500,000 1 0 0 0 0 3 3 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 52 3
50 1 21 500,000 2 1 0 0 0 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 48 3
51 2 21 2,000,000 1 1 0 0 0 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 45 3
52 2 21 2,000,000 1 0 0 0 0 3 3 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 47 3
53 2 20 1,500,000 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 35 3
54 1 21 2,000,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 38 3
55 1 20 2,000,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 43 3
56 2 21 2,000,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 40 3
57 1 22 2,000,000 1 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 3
58 1 20 2,000,000 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 45 3
59 2 21 2,000,000 1 1 0 0 1 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 3
60 1 22 2,000,000 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Khairul Arsyad
NIM : 09711314
Alamat : Yogyakarta
Adalah mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Dokter dari Universitas
Islam Indonesia yang akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Puasa
Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Angkatan 2013
Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta”, saya memohon kepada sdr/i utuk
bersedia menjadi responden dan membantu mengisi formulir pertanyaan dengan
menjawab bebas dan jujur sesuai dengan apa yang sdr/i ketahui tanpa ada
pengaruh dari orang lain.
Jawaban sdr/i merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi
kelangsungan penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaannya dan atas kerjasama
saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, September 2016

Hormat Saya

( Khairul Arsyad)
Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur : tahun
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti saya setuju menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan oleh Arsyad, mahasiswa S1 Pendidikan Dokter
dari Universitas Islam Indonesia tentang “Hubungan Puasa Sunnah dengan
Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran
UII Yogyakarta”.
Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar
dapat digunakan seperlunya.

Yogyakarta, …..September 2016

( )
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
Tanggal :

Kode Responden :
A. Data Umum
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Uang Saku/Pendapatan :

B. Kuesioner Puasa Sunnah


Ya Tidak
Pernyataan
1 Dalam 1 bulan saya sering berpuasa sunnah Senin dan
Kamis sebanyak 1-2 kali
2 Dalam 1 bulan saya sering berpuasa sunnah Senin dan
Kamis sebanyak 3-5 kali
3 Dalam 1 bulan saya sering berpuasa sunnah Senin dan
Kamis sebanyak 6-8 kali
4 Dalam 1 bulan saya sering berpuasa sunnah selain puasa
sunnah Senin dan Kamis.
C. Kuesioner Tingkat Kecemasan (Zung Self-Rating Anxiety Scale)

Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu


Pernah kadang
1 Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan cemas dari
biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
3 Saya merasa seakan tubuh saya berantakan atau hancur
4 Saya mudah marah, tersinggung atau panik
5 Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan segala
sesuatu atau merasa sesuatu yang jelek akan terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar

7 Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri leher atau


nyeri otot
8 Saya merasa badan saya lemah dan mudah lelah

9 Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan tenang

10 Saya merasa jantung saya berdebar-debar dengan keras


dan cepat
11 Saya sering mengalami pusing

12 Saya sering pingsan atau merasa seperti pingsan

13 Saya mudah sesak napas tersengal-sengal

14 Saya merasa kaku atau mati rasa dan kesemutan pada


jari-jari saya
15 Saya merasa sakit perut atau gangguan pencernaan

16 Saya sering kencing daripada biasanya

17 Saya merasa tangan saya dingin dan sering basah oleh


keringat
18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan

19 Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam

20 Saya mengalami mimpi-mimpi buruk


Lampiran 4 : Frekuensi Karakteristik

Frequencies

JK

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 19 31,7 31,7 31,7
Perempuan 41 68,3 68,3 100,0
Total 60 100,0 100,0

Umur

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 1 1,7 1,7 1,7
20 16 26,7 26,7 28,3
21 34 56,7 56,7 85,0
22 7 11,7 11,7 96,7
23 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
xc

Pendapatan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > = UMR 40 66,7 66,7 66,7
< UMR 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Lampiran 5 : Frekuensi Variabel

Frequencies

Puasa Sunnah

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Intensitas Tinggi 5 8,3 8,3 8,3
Intensitas Sedang 6 10,0 10,0 18,3
Intensitas Rendah 49 81,7 81,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

Kecemasan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 8 13,3 13,3 13,3
Sedang 51 85,0 85,0 98,3
Rendah 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Lampiran 6 : Hasil Chi Square

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Puasa Sunnah
60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
* Kecemasan

Puasa Sunnah * Kecemasan Crosstabulation

Count
Kecemasan
Berat Sedang Rendah Total
Puasa Intensitas Tinggi 1 3 1 5
Sunnah Intensitas Sedang 1 5 0 6
Intensitas Rendah 6 43 0 49
Total 8 51 1 60

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig.


Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 11,674a 4 ,020
Likelihood Ratio 5,661 4 ,226
Linear-by -Linear
,249 1 ,618
Association
N of Valid Cases 60
a. 6 cells (66,7%) hav e expect ed count less t han 5. The
minimum expected count is ,08.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coef f icient ,404 ,020
N of Valid Cases 60
a. Not assuming the null hy pothesis.
b. Using the asy mptotic standard error assuming the null hy pothesis.

Anda mungkin juga menyukai