Diajukan oleh :
Khairul Arsyad
097114
FAKULTAS KEDOKTERAN
YOGYAKARTA
2016
RELATIONS SUNNAH FASTING WITH THE LEVEL OF ANXIETY IN STUDENTS
A Scientific Paper
As a Part of Requirements to Obtain a Degree of Medicine
Islamic University of Indonesia
By:
Khairul Arsyad
09711314
FACULTY OF MEDICINE
ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
HUBUNGAN PUASA SUNNAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA
MAHASISWAFAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2013 UII YOGYAKARTA
Khairul Arsyad
09711314
Disahkan
Dekan
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis iilmiah ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak pernah terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Khairul Arsyad
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan judul “Hubungan Puasa Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa
Angkatan 2013 FK UII”
Selama mengerjakan karya tulis ini, penyusun menyadari bahwa begitu banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan baik materi maupun non materi dari berbagai pihak, sehingga
penelitian yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan lancar. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp. PK, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.
2. dr. Hj. Erlina Marfianti, M,Sc, Sp. PD, selaku Ketua Program Studi pendidikan Dokter
3. Prof. DR. dr. H. Soewadi. Sp.KJ(K).,MPH, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan nasehat dengan sabar sehingga penyusun
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
4. dr. Ika Fidianingsih. M,Sc, Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan nasehat, saran
dan masukan dengan sangat teliti kepada penyusun dalam proses perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu (H. Muchawam dan Hj. Abidah Latifah), yang tiada henti memberikan
do’a dan semangat, mencurahkan perhatian dan kasih sayang dengan setulus hati kepada
penyusun hingga akhir waktu.
6. Keluarga Besar di Magelang, khususnya ketiga kakak saya (Machlufi. ST., Zaenul
Machasin. SE., Najib Abdullah. ST.), terima kasih atas semua dukungan dan doanya.
7. Teman teman Fakultas Kedokteran, terutama kepada Indrastanto, Suhaeli, Ardiles, Fatoni,
Sarjhia, M. Zia Ulhaq, Aditya Rahman, Fery Mardi, Aris Sandi, dan yang tidak bias saya
sebutkan satu persatu yang selalu mendukung dan mendo’akan.
8. Semua bagian dari Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia.
9. Semua pihak yang sudah berpartisipasi dan memberi dukungan baik materi maupun non
materi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari hasil yang didapat sekarang tidak lepas dari seluruh bantuan yang
didapat, dan penyusun juga menyadari amsih banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah, jadi
penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun. Penyusun berharap Karya
Tulis ini dapat menginspirasi dan memberikan manfaat. Akhir kata semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.
Khairul Arsyad
DAFTAR ISI
INTISARI
Latar Belakang : Kehidupan modern yang keras dan kompetitif banyak menimbulkan stress.
Bila seseorang merasakan suatu perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa
yang ditakuti dan tidak dapat segera mengatasi atau ketidakmampuan menghilangkan perasaan
cemas dan menggelisahkan itu, maka ia dapat dikatakan sedang mengalami gangguan mental
atau ketidaksehatan mental.Tingkat kecemasan pada mahasiswa dapat direduksi dengan
melakukan puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa memberikan efek
tenang dan damai yang pada gilirannya membangkitkan energi mental yang positif, penuh
semangat, percaya diri, dan optimis dalam menghadapi apa pun.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2013 UII Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metodologi
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,
yaitu untuk mempelajari dinamika hubungan puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden dengan
intensitas puasa sunnah rendah dan tingkat kecemasannya sedang sebanyak 43 (71,7%)
responden. Berdasarkan hasil perhitungan Chi-Square diperoleh p-value = 0,020 < α = 0,05 (nilai
p-value lebih kecil dari α = 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara puasa
sunnah dengan tingkat kecemasan. Keeratan hubungan antara puasa sunnah dengan tingkat
kecemasan adalah sedang (Cc = 0,404). Lebih lanjut dapat diartikan, jika intensitas puasa sunnah
meningkat, maka tingkat kecemasan akan menurun sedang.
Kesimpulan : Sebagian besar responden dengan intensitas puasa sunnah rendah yaitu sebanyak
49 (81,7%) responden. Sebagian besar tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 51 (85,0%)
responden. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel puasa sunnah berhubungan
signifikan dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,020 < Level of Significant = 0,05).
ABSTRACT
Backgrounds : Modern life is hard and competitive generated a lot of stress. When one feels a
sense of uncertainty, panic, fear without knowing what is feared and can not immediately address
or the inability to eliminate feelings of anxiety and disturbing it, then he can be said to be
experiencing mental illness or morbidity mental.Tingkat anxiety in students can be reduced by
sunnah fasting or one sunnah fasting on Mondays and Thursdays. Fasting gives the effect of
calm and peace that in turn generate positive mental energy, energetic, confident, and optimistic
in the face of anything.
Objective : To determine the relationship with the sunnah fasting anxiety levels in students of
the Faculty of Medicine class of 2013 UII Yogyakarta.
Methods This research is descriptive quantitative research methodology that tries to explore how
and why health phenomenon that happened, which is to study the relationship dynamics fast
sunnah with the level of anxiety in students of the Faculty of Medicine UII Yogyakarta by
approaching observation or data collection at once at a time (point time approach).
Result : Based on the research note that most of the respondents with low sunnah fasting
intensity and anxiety level was as much as 43 (71.7%) of respondents. Based on calculations
Chi-Square was obtained p-value = 0,020 <α = 0.05 (p-value less than α = 0.05). This means
there is a significant relationship between the sunnah fasting levels of anxiety. The relationship
between fasting sunnah with anxiety level is moderate (Cc = 0.404). More information can be
interpreted, if the intensity of the sunnah fasting increases, the level of anxiety will decrease
moderate.
Conclusion : Most respondents with lower intensity sunnah fasting as many as 49 (81.7%) of
respondents. Most of the anxiety levels were as many as 51 (85.0%) of respondents. Chi-square
analysis results indicate that the sunnah fasting variables significantly associated with the level
of anxiety (p-value = 0,020 <Level of Significant = 0.05).
PENDAHULUAN
Apalagi bagi mereka yang hidup dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Jalanan
yang macet, persaingan dalam usaha dan karir yang keras, serta beban hidup yang
semakin berat menyumbangkan kadar stress yang tinggi terhadap setiap orang.
Bila seseorang merasakan suatu perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa
mengetahui apa yang ditakuti dan tidak dapat segera mengatasi atau
efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi
kecemasan itu sendiri selalu di rasakan. Kecemasan adalah kondisi mental yang
ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-
samar, sering disertai gejala otonom seperti sakit kepala, berkeringat, palpitasi,
sesak di dada, diare, dan gelisah. Kecemasan merupakan reaksi terhadap stres
membuang sumber kecemasan. Bila berhadapan dengan suatu keadaan yang sulit
setiap orang normal dapat menjadi gelisah, tegang, khawatir, gemetar, denyut
jantung cepat, panic attack (serangan panik) dan dapat timbul di berbagai keadaan
Rentang usia tersebut masih termasuk kategori remaja (Sarwono, 2001). Remaja
sebagai mana yang kita ketahui adalah masa yang penuh masalah dan
sosial, peran, dan perilaku. Mahasiswa kedokteran memiliki stressor yang tinggi
atau penuh dengan stres dan jika dibandingkan dengan populasi umum,
(Mahajan, 2010; Jadoon, et al., 2010). Dalam penelitian, ada beberapa faktor yang
pembelajaran, lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau tenaga
pengajar, dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau teman
lain di lingkungan kampus yang tidak dalam satu angkatan. Mereka harus
menyesuaikan diri pada kondisi yang jauh dari rumah untuk pertama kalinya,
gangguan kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau
Lithuania tahun 2008 (43%) (Bunevicius et al., 2008), Republik Makedonia tahun
2008 (65,5%) (Mancevska et al., 2007), Saudi Arabia tahun 2009 (29%) (Ahmed
et al., 2009), Mesir tahun 2008 (33,6%) (El-Gilany et al., 2008), Pakistan tahun
2008 (43,7%) (Rab et al., 2008), Indonesia tahun 2010 (Ismiyati, 2008) pada
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar
bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas sedang,
dan 15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui
bahwa setiap orang dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau
berat.
puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa sunnah
merupakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari tertentu) yang salah satu dari sekian
banyak alternatife yang bisa untuk menanggulangi hal-hal di atas, bentuk ibadah
puasa dalam ajaran Islam, yang mempunyai hikmah (manfaat) bagi kehidupan
manusia. Kedudukan puasa sunnah Senin Kamis dalam ajaran Islam dan
merupakan ibadah sunnah yang paling disenangi oleh Nabi SAW, sebagaimana
(pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka, jika amalanku
Senin Kamis merupakan ibadah yang sangat bermanfaat nilainya bagi manusia.
membangkitkan energi mental yang positif, penuh semangat, percaya diri, dan
optimis dalam menghadapi apa pun. Puasa Senin dan Kamis merupakan indikator
tanggal 5 September 2016 diketahui bahwa perasaan cemas dan takut dalam
maupun psikologis. Adapun gejala fisik yang dialami mahasiswa FK UII antara
lain gelisah, hilangnya nafsu makan, susah tidur, sedangkan gejala psikologisnya
1. 2. Rumusan Masalah
berikut: Apakah ada hubungankah puasa sunnah dengan tingkat kecemasan pada
1. 3. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah siswa Kelas VIII yang berjumlah 50 orang dan
Jakarta Barat.
internsitas puasa Senin Kamis terhadap kecemasan santri Mamba‟ul Huda hal
ini berdasarkan dari analisis uji F reg (X terhadap Y) diketahui F reg = 8.33,
sedangkan pada taraf signifikan 1 % sebesar 7,31 karena F reg > F t (0.05) dan
Kamis terhadap kecemasan santri, uji korelasi antara puasa Senin Kamis dan
diketahui nilainya 2,87, setelah dicocokkan pada t tabel pada taraf 5 % sebesar
kemudian jumlah sampel, alat analisis, serta lokasi penelitian yang berbeda.
1. 5. Manfaat Penelitian
cemas dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai
motivasi mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kecemasan
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa
Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan
disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif (Kaplan,
1997). Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh
penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman
Kecemasan dan ketakutan adalah hal yang berbeda, seseorang yang mengalami
disertai rasa takut namun ketakutan tidak terjadi tanpa kecemasan (Kaplan, 1997).
a. Simptom fisik adalah gangguan yang terjadi pada fisik, seperti badan gemetar,
menjadi berbeda dan mengarah kepada hal yang kurang biasa, seperti perilaku
yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa
terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, dan khawatir akan ditinggal
diantaranya :
dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan
sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat
terhadap stressor
f. Gangguan tidur
g. Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada
situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu
terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun
a. Teori psikoanalitik
yang agresif atau dorongan seksual yang tidak disadari dengan ancaman yang
datang secara bersamaan dari superego atau kenyataan eksternal. Sebagai respon
pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima keluar ke alam sadar.
b. Teori perilaku
c. Teori eksistensial
ada stimulus yang dapat diidentifikasi untuk perasaan cemas yang bersifat
kronik. Konsep inti dari teori ini adalah bahwa orang mengalami perasaan hidup
dalam dunia yang tanpa tujuan. Kecemasan merupakan respon terhadap persepsi
kehampaan tersebut.
Ditinjau dari aspek biologis, ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi
intensitas sedang.
b. Neurotransmiter
1) Norepinefrin
Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor yang
a. Tempat tinggal, mahasiswa yang tinggal bersama orang tua memiliki tingkat
b. Lingkungan, individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan
lebih mudah mangalami stres, karena banyak tuntutan dari lingkungan tersebut
c. Status pendidikan dan status ekonomi, status pendidikan dan status ekonomi
tinggi.
salah satu stressor tersering pada mahasiswa adalah pada saat ujian.
butir pertanyaan yang baik dan reliabilitas uji yang baik (Olatunji et al., 2006).
yang timbul: jarang , tidak pernah sama sekali, kadang-kadang, sering, dan selalu
mengalami gejala tersebut. Total dari skor pada tiap pertanyaan maksimal 80 dan
minimal 20, skor yang tinggi mengindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi.
Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) telah digunakan secara luas sebagai alat
skrining kecemasan. Kuesioner ini juga sering digunakan untuk menilai
a. Kecemasan Ringan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akanberhati-
b. Kecemasan Sedang
memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
c. Kecemasan Berat
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain, individu
d. Panik
Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah
diberi pengarahan/tuntunan.
Puasa dalam bahasa arab disebut ash-shiyam, yang artinya menurut bahasa
’’menahan diri dari suatu perbuatan”. Adapun puasa menurut istilah syari’iyah
ialah :” menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh dengan wanita (istri)
dengan jalan takut kepada-Nya dan melatih kehendak dari perdayaan nafsu”
(Imam, 2004).
atau dikenal dengan kata shaumu, menurut Bahasa Arab, adalah menahan dari
segala sesuatu, seperti tidur, makan, bicara dan sebagainya. Sementara, menurut
istilah agama Islam, puasa adalah menahan dari segala macam sesuatu yang
membukakan, satu hari lamanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari
Puasa sunnah adalah puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan. Puasa
ini sifatnya sunnah; jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada dasarnya cara melakukan puasa
sunnah sama dengan puasa wajib kecuali hanya niatnya. Sekian banyak dari puasa
sunnah yang ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya (Susetya, 2007).
Sedangkan puasa sunnah Senin dan Kamis adalah puasa yang dilakukan pada hari
Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa ini tidak ada bedanya dengan
puasa Senin, karena pada hari itu Rasulullah dilahirkan, Rasulullah dibangkitkan
Karena pada hari itu Allah melahirkan seseorang hamba-Nya (Shiddieqy, 2000).
setiap hari Senin. Inilah keistimewaan hari Senin. Hari Senin lebih agung nilainya
luar biasa. Dikatakan luar biasa karena turunnya Al-Qur’an adalah turunnya
petunjuk dan hidayah Allah dan petunjuk itulah yang mampu membawa alam
ini.
begitu agung, terbukti dengan ritualnya pada hari tersebut yakni berpuasa. Karena
Nabi sendiri begitu sacral menyambut turunnya Al-Qur’an ini, maka tidak
harus dalam keadaan suci. Sedangkan hari Kamis, berdasarkan hadits yang di
riwayatkan oleh Imam Ahmad, hari Kamis juga mempunyai historis (sejarah)
yang tidak kalah agungnya dengan hari Senin, yaitu diperiksanya semua amal
perbuatan manusia. Untuk itu, setiap hari Kamis Rasullulah selalu merayakan
Jika kita cermati dengan seksama tidak ada satu pun di antara umat Islam
di seluruh penjuru dunia ini yang tidak menginginkan syafaat Rasul SAW di hari
akhir nanti. Hal itu pun hanya biasa dicapai jika diantara manusia mempunyai
kesungguhan untuk mengerjakan apa yang beliau lakukan, yakni puasa Senin dan
pada hari Senin dan Kamis ini dan selalu menunggununggu kedatangannya.
Apabila hari Senin dan Kamis datang, beliau menyambutnya dengan berpuasa
pada dua hari tersebut. Dengan kata lain, beliau sangat rajin dan tidak pernah
absen untuk berpuasa sunnah pada hari Senin dan Kamis (Akah, 2002).
Puasa sunnah, salah satunya puasa Senin dan Kamis secara rutin akan
membentuk disiplin mental yang tinggi, artinya puasa itu akan menjadi media
secara bertanggung jawab dan professional. Orang yang berpuasa tidak akan
merasa Sang Maha Pengawas selalu memantaunya. Jika “latihan disiplin mental”
ketentuan yang berlaku, ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini
a. Terapi kesehatan jiwa hakekatnya adalah pengendalian diri (self control) yang
damai yang membangkitkan mental yang positif, semangat, percaya diri, dan
c. Puasa adalah pangkal segala obat yang paling efektif untuk mengatasi
d. Ragam penyakit yang sembuh dengan terapi puasa jika puasa dilakukan secara
e. Resep manjur untuk panjang umur puasa ini dipercaya bisa menurunkan
melakukan puasa sunnah ini dapat berupa pengukuran pelaksanaan puasa sunnah
dalam setiap bulan. Kriteria puasa sunnah dalam penelitian ini adalah:
e. Intensitas puasa sunnah tinggi, jika dalam 1 bulan melaksanakan puasa sunnah
sunnah Senin Kamis atau puasa sunnah lain sebanyak 3-5 kali
sunnah Senin Kamis atau puasa sunnah lain sebanyak 1-2 kali
2.3. Landasan Teori
Puasa ini sifatnya sunnah; jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan tidak berdosa. Menurut ulama, pada dasarnya cara melakukan puasa
sunnah sama dengan puasa wajib kecuali hanya niatnya. Sekian banyak dari puasa
sunnah yang ada, puasa Senin Kamis adalah salah satunya (Susetya, 2007).
Puasanya orang awam, yakni menahan tidak makan, minum serta tidak melakukan
hubungan seksual pada siang hari (dengan istrinya). Karena dalam syari’at agama
hal tersebut di atas yang merupakan ketetapan persyaratan yang sah atau tidaknya
puasa seseorang tentu ini sangat cocok untuk ditetapkan pada puasanya anak-anak
sejak awal. Puasa khusus, yaitu selain menahan tidak makan, minum, dan
melakukan hubungan seksual pada siang hari (dengan istrinya), juga menahan
kemaksiatan (nafsusyahwat). Puasa khusus bil khusus, yaitu selain dua tingkatan
puasa di atas juga tidak mengingat segala sesuatu selain Allah di dalam hatinya.
Tingkatan ini merupakan yang paling berat, sehingga yang mampu menjalankan
hanyalah hamba-hamba Allah pilihan saja yaitu para Arifin atau Arif billah.
Puasa sunnah secara rutin akan membentuk disiplin mental yang tinggi,
artinya puasa itu akan menjadi media “latihan disiplin mental” untuk
selalu memantaunya. Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia akan
membawa orang-orang di sekelilingnya berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,
ketentuan dari Allah SWT. “latihan disiplin mental” ini seakan-akan menjadi
1. HR Ahmad
2. HR Muslim
3. HR Tirmidzi
Kecemasan:
Puasa Sunnah:
1. Simptom fisik
1. Puasa sunnah 2. Simptom perilaku
2. Puasa Senin Kamis 3. Simptom kognitif
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya
Kecemasan:
1. Teori psikoanalitik
2. Teori perilaku
3. Teori eksistensial
4. Tempat tinggal
5. Lingkungan
6. Status pendidikan dan
status ekonomi
7. Stressor psikososial
Sumber : Dimodifikasi dari Greene et al., (2005), Sadock et al., (2007), Susetya (2007).
2.5. Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat
Puasa Sunnah
Kecemasan
1. Sifat bawaan
2. Faktor lingkungan
3. Jenis kelamin
Diteliti
Tidak Diteliti
METODE PENELITIAN
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, yaitu
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
n = N / 1+Ne2
(Sevilla, 2007).
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = Tingkat signifikansi
Dari rumus diatas, maka berikut adalah perhitungan jumlah sampel yang
dibutuhkan dengan jumlah populasi sebesar 150 orang dan tingkat signifikansi (e)
n = 150 / 1+150(10%)2
n = 150 / 2,5
n = 60
1. Variabel Bebas
yang dikerjakan selain puasa Ramadhan, yaitu sunnah yang ada, puasa
berikut:
2. Variabel Terikat
pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif. Skala ini adalah adaptasi
berikut:
Data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu :
1. Data Primer
puasa sunnah dan tingkat kecemasan yang didapat dari kuesioner yang
2. Data Sekunder
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih
puasa sunnah dan tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UII
Yogyakarta.
1. Pengolahan Data
yang telah dijawab atau diisi oleh responden tidak ada yang kosong,
b. Coding
c. Scoring
d. Master Table
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
2008).
0,05, maka H0 diterima atau tidak ada hubungan antara variabel bebas
Keterangan :
X2 : Nilai Chi-square
meliputi:
1. Tahap Persiapan
Yogyakarta.
2. Tahap pelaksanaan
arahan pembimbing.
Yogyakarta
Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang akan diteliti, peneliti
akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden
tidak bersedia, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
4. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari responden (nara sumber)
A. Hasil Penelitian
UII saat ini memiliki program studi reguler pendidikan dokter. Sistem
dasar) maupun secara vertikal (antara ilmu kedokteran dasar dan klinik).
2. Karakteristik Responden
3. Puasa Sunnah
Square diperoleh p-value = 0,020 < α = 0,05 (nilai p-value lebih kecil dari
α = 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara puasa
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
kelamin, suatu yang dapat dilahat, dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi
pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan antara laki-laki
atau perempuan yang secara biologis (PKBI, 2010). Seks juga dapat
dapat juga lebih mudah merasa cemas dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden mahasiswa Fakultas
pada usia remaja pertengahan seseorang sedang mencari jati diri, belum
stabil psikisnya yang merupakan ciri dari remaja. Usia mempengaruhi daya
tangkap dan pola pikir seseorang (Notoatmodjo, 2012). Semakin tua umur
akan mengalami pada umur-umur tertentu dan akan menurun seiring dengan
memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stres dan jika dibandingkan
makan di rumah tempat tinggal atau kos dan pemilihan jenis makanan yang
hidupnya. Bagi mahasiswa yang kurang mampu atau pas-pasan, maka akan
makan di rumah tempat tinggal atau kos. Upaya kreatif tersebut dapat juga
dengan melakukan puasa sunnah sekaligus untuk mendapatkan pahala dan
menghemat pengeluaran.
2. Puasa Sunnah
puasa sunnah ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, hal
ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
dan optimis dalam menghadapi apa pun (Malik, 2008). Puasa Senin dan
biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis” (HR. An
Nasai). Puasa sunnah, salah satunya puasa Senin dan Kamis secara rutin
akan membentuk disiplin mental yang tinggi, artinya puasa itu akan menjadi
Jika “latihan disiplin mental” ini berhasil, maka ia akan membawa orang-
3. Tingkat Kecemasan
memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Hasil penelitian ini mendukung oleh Irchamni (2011) yang meneliti tentang
lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau tenaga pengajar,
dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau teman lain di
menyesuaikan diri pada kondisi yang jauh dari rumah untuk pertama
perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik
adalah kondisi mental yang ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak
2007).
sulit setiap orang normal dapat menjadi gelisah, tegang, khawatir, gemetar,
denyut jantung cepat, panic attack (serangan panik) dan dapat timbul di
puasa sunnah atau salah satunya puasa sunnah Senin Kamis. Puasa sunnah
merupakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari tertentu) yang salah satu dari
bentuk ibadah puasa dalam ajaran Islam, yang mempunyai hikmah (manfaat)
ajaran Islam dan merupakan ibadah sunnah yang paling disenangi oleh Nabi
amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku
C. Keterbatasan Penelitian
A. Kesimpulan
responden.
B. Saran
dan keaslian penelitian yang sejenis, supaya hasil penelitian lebih bernilai.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, I., Banu H., Al-Fageer R., and Al-Suwaidi R., 2009, Cognitive Emotions:
Depression and Anxiety in Medical Students and Staff, Journal of Critical
Care, 24: e1-e7.
Akah, Abduh Zulfidar, 2002, 160 Kebiasaan Nabi SAW, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Arikunto, S., 2013, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan RI., 2014. Stop Stigma dan Diskriminasi Tterhadap Orang
dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). www.depkes.go.id.
Dyrbye, LN., Thomas MR., and Shanafelt TD., 2005, Medical Student Distress:
Causes, Consequences, and Proposed Solutions. Mayo Clinic Proceedings.
Elsevier, p. 1613-22.
El-Gilany, A., Amr M., Awadalla N., and El-Khawaga A., 2008, Stress Among
Medical and Law Students in Mansoura, Egypt, Middle East Journal of
Family Medicine, 6: 31-6.
Greene, B., Nevid JS., and Rathus SA., 2005, Psikologi Abnormal, Jakarta:
Erlangga
Imam, 2004, Rahasia Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Terapi
Religius),Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Ismiyati, G., 2010, Derajat Kecemasan Mahasiswa Semester V Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran UNAIR Dalam Melaksanakan Tugas Modul
Penelitian, Skripsi, Surabaya: Airlangga.
Jadoon, NA,, Yaqoob R., Raza A., Shehzad MA., and Choudhry ZS., 2010,
Anxiety and Depression Among Medical Students: a Cross-Sectional
Study. Anxiety, 60(8): 699-702.
Loretz L., 2005, Primary Care Tools for Clinicians: a Compendium of Forms,
Questionnaires, and Rating Scales for Everyday Practice. Elsevier Health
Sciences.
Mahajan AS., 2010, Stress in Medical Education: a Global Issue or Much Ado
About Nothing specific?, South-East Asian Journal of Medical Education,
4: 9-13.
Mancevska, S., Bozinovska L., Tecce J., Pluncevik-Gligoroska J., and Sivevska-
Smilevska E., 2007, Depression, Anxiety and Substance Use in Medical
Students in the Republic of Macedonia. Bratislavské Lekárske Listy, 109:
568-72.
Olatunji, BO., Deacon BJ., Abramowitz JS., and Tolin DF., 2006, Dimensionality
of Somatic Complaints: Factor Structure and Psychometric Properties of
the Self-Rating Anxiety Scale. Journal of Anxiety Disorders. 20: 543-61.
Rab, F., Mamdou R., and Nasir S., 2008, Rates of Depression and Anxiety
Among Female Medical Students in Pakistan. Eastern Mediterranean
Health Journal, 14: 126-33.
Rosyidin., 2011, Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental Siswa di MTS Al-
Khaiyriyah kedoya selatan, Skripsi. Jakarta Selatan
Ruslan, R., 2004, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sadock, BJ., Kaplan HI., and Sadock VA., 2007, Kaplan & Sadock's synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, Lippincott Williams
& Wilkins.
Sarwono SW., 2001, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sarason, IG., and Sarason BR., 1999, Abnormal Psychology: The Problem of
Maladaptive Behavior, Prentice-Hall, Inc.
Semiun OFM, Yustinus, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud,
Yogyakarta: Kanisius.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Khairul Arsyad
NIM : 09711314
Alamat : Yogyakarta
Adalah mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Dokter dari Universitas
Islam Indonesia yang akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Puasa
Sunnah dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Angkatan 2013
Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta”, saya memohon kepada sdr/i utuk
bersedia menjadi responden dan membantu mengisi formulir pertanyaan dengan
menjawab bebas dan jujur sesuai dengan apa yang sdr/i ketahui tanpa ada
pengaruh dari orang lain.
Jawaban sdr/i merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi
kelangsungan penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaannya dan atas kerjasama
saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Hormat Saya
( Khairul Arsyad)
Lampiran 2
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Tanggal :
Kode Responden :
A. Data Umum
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Uang Saku/Pendapatan :
Frequencies
JK
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 19 31,7 31,7 31,7
Perempuan 41 68,3 68,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Umur
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 1 1,7 1,7 1,7
20 16 26,7 26,7 28,3
21 34 56,7 56,7 85,0
22 7 11,7 11,7 96,7
23 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
xc
Pendapatan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > = UMR 40 66,7 66,7 66,7
< UMR 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Lampiran 5 : Frekuensi Variabel
Frequencies
Puasa Sunnah
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Intensitas Tinggi 5 8,3 8,3 8,3
Intensitas Sedang 6 10,0 10,0 18,3
Intensitas Rendah 49 81,7 81,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Kecemasan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 8 13,3 13,3 13,3
Sedang 51 85,0 85,0 98,3
Rendah 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Lampiran 6 : Hasil Chi Square
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Puasa Sunnah
60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
* Kecemasan
Count
Kecemasan
Berat Sedang Rendah Total
Puasa Intensitas Tinggi 1 3 1 5
Sunnah Intensitas Sedang 1 5 0 6
Intensitas Rendah 6 43 0 49
Total 8 51 1 60
Chi-Square Tests
Symmetric Measures