KEMUSUBOYOLALI
SKRIPSI
“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh :
Nuning Puspitoningsih
NIM. S10031
STIKESKUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nuning Puspitoningsih
NIM S1 0031
Telah diuji pada tanggal 17 Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji,
ii
SURAT PERNYATAAN
Nuning Puspitoningsih
NIM. S.10031
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah Nya. Pada akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Ibu Tentang Karies Gigi Anak Usia
Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
mata ajar skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,
arahan, dan masukan yang sangat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku ketua program Studi
skripsi.
iv
5. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku penguji yang telah
memberikan bimbingannya.
6. Ibu Parti, Spd. Aud selaku Kepala sekolah TK Dharma Wanita Kemusu
penelitian.
8. Orang tuaku tercinta Bapak Wardoyo, Ibu Karsinah, kakakku Susanto dan
yang tercinta Eko Yulianto yang selalu memberikan dukungan, doa, materi
10. Teman-teman kos mawar berduri (melly, rita, luciana, priska, nuri, muvi,
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material
dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Allah
SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
4 Suratijin studipendahuluan
10 Pedoman wawancara
11 Transkip Wawancara
13 Dokumentasi
14 Lembar Konsultasi
15 Jadwal penelitian
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Nuning Puspitoningsih
Persepsi ibu tentang karies gigi pada anak usia prasekolah sekolah di TK
Darma Wanita Kecamatan Kemusu Boyolali
Abstrak
Kesehatan gigi dan mulut bagi usia prasekolah merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius. Penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak
usia prasekolah antara lain karies gigi, yaitu rusaknya jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh asam dalam karbohidarat melalui perantara mikroorganisme yang
ada dalam saliva .Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
persepsi ibu terhadap karies gigi anak usia pra sekolah di TK Dharma Wanita
Kecamatan Kemusu Boyolali.
Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif fenomenologis dengan
teknik purposive sampling yang melibatkan 5 informan. Pengumpulan data
dilakukan dengan in-depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies
gigi merupakan rusaknya jaringan gigi yang ditandai gigi berlubang,hitam dan
geropos. Perawatan karies gigi yang dilakukan yaitu gosok gigi, namun ibu tidak
menerapkan kedisiplinan pada anak dalam melakukan gosok gigi. Karies gigi
disebabkan oleh konsumsi makanan manis.
Kesimpulan dari penelitian ini, ibu mempersepsikan penyebab utama
karies gigi yaitu konsumsi makanan manis seperti permen dan coklat. Dampak
karies gigi yaitu anak merasakan sakit, susah makan, berat badan menurun,
perubahan warna gigi dan terganggunya kegiatan belajar. Berdasarkan hal tersebut
diharapkan para tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
kesehatan gigi pada masyarakat dan memberikan pengobatan bagi anak yang
mengalami karies gigi.
xi
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Nuning Puspitoningsih
ABSTRACT
Oral health of the pre-school children needs a special attention. An oral disease
which frequently attacks them is dental caries, that is, demineralization and destruction of
the hard tissues of the teeth due to acids and carbohydrates through intermediary
organisms in the saliva. The objective of this research is to identify the mothers’
perception of dental caries on their preschool age children at Dharma Wanita
Kindergarten School of Kemusu subdistrict, Boyolali.
This research used the qualitative phenomenological research method. The
samples of the research were taken by using the purposive sampling technique. They
consisted of 5 informants. The data of the research were gathered through in-depth
interview.
The result of the research shows that dental caries is demineralization and
destruction of the hard tissues of the teeth marked by black cavity and porous teeth. The
care for the dental caries is done brushing the teeth. Yet, the mothers do not apply
discipline on their children to brush their teeth. The dental caries occurs due to their
consumption of sweet food.
Thus, a conclusion is drawn that the mothers perceive that the cause of the dental
caries is the consumption of sweet food such as candy and chocolate bar. The impact of
the dental caries is that the children feel painful in their mouth, they are difficult to eat,
they suffer from body weight loss, the color of their teeth changes, and their learning
activities are hampered. Therefore, the health practitioners should extend a health
education on the oral health to the communities and medication to the children suffering
from the dental caries.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut bagi usia prasekolah masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan baik dokter maupun
perawat, sebab karies gigi masih merupakan masalah utama kesehatan mulut
(WHO 2010). Berdasarkan data dari kantor publikasi Brazil pada tahun 2006
Gigi merupakan fungsi penting dalam mulut, sehingga perlu dijaga sejak
awal masa pertumbuhan agar selalu sehat dan kuat untuk menjalankan
fungsinya sebagai salah satu alat pencernaan manusia untuk mengunyah dan
(Machfoedz 2006). Siswa sekolah dasar yang menderita karies gigi mencapai
63,6%. Hal tersebut dapat mengurangi kualitas hidup seorang anak, mereka
makan dan tidur. Karies yang parah juga dapat meningkatkan risiko untuk
dirawat di rumah sakit sehingga anak tidak hadir ke sekolah dan dapat
1
2
yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan gigi pada masa kanak-
trauma, terutama tanggalnya gigi juga merupakan masalah yang penting bagi
kesehatan gigi anak (Edwina 2013). Penyakit gigi dan mulut merupakan
yang didapatkan mengenai karies gigi, menyebabkan orang tua keliru dalam
merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil dan cenderung tidak
Penyakit gigi masih sering diabaikan oleh banyak orang tua, mereka
mempersepsikan kerusakan gigi merupakan hal yang biasa terjadi dan akan
persepsi dari orang tua itu sendiri mengenai kesehatan anakya, khususnya
dalam menjaga kebersihan gigi dan upaya pencegahan karies gigi (Nugraha,
dkk 2011).
yang rentan, kurangnya kebersihan mulut, makanan manis dan lengket yang
3
salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi walaupun
Penelitian yang berkaitan dengan karies gigi yang pernah dilakukan yaitu
menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sesuai dengan pengetahuan yang
memeriksakan anak ke dokter gigi dan hanya 38% ibu yang menyikat gigi
anak setelah sarapan dan sebelum tidur serta 14,67% tidak menyikat gigi anak
menjaga kesehatan gigi anak usia prasekolah yaitu anak yang memiliki relasi
baik dan nyaman dengan ibunya maka akan harga diri, perkembangan
antara tingkat partisipasi orang tua dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut
partisipasi orang tua dalam merawat kesehatan gigi dan mulut anak dengan
4
masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah utama pada anak
orang tua mengenai mahalnya biaya pemeriksaan gigi (Arora 2011). Hasil
antara pendidikan dengan persepsi ibu terhadap kejadian karies gigi dengan
nila p=0.000 dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan
persepsi ibu terhadap kejadian karies gigi dengan nilai p=0.000 (Hermita
2010).
didapatkan data 64% (32) ibu yang menyatakan anaknya mengalami karies
gigi karena ibu menganggap karies gigi bukan merupakan masalah serius bagi
kesehatan mulut anak, ibu tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi anak ke
puskesmas atau dokter gigi dan anak tidak diajarkan untuk menggosok gigi 2
kali sehari. Data lainnya didapatkan 36% (18) ibu menyatakan anaknya tidak
menderita karies gigi karena ibu berusaha selalu menjaga kebersihan mulut
anak dengan rutin menggosok gigi 2 kali sehari, ibu selalu mengawasi
Puskesmas. Presentase ibu yang menyatakan tidak tahu mengenai karies gigi
5
ataupun kesehatan gigi adalah 60% (30) karena ibu tidak pernah
masalah serius bagi kesehatan gigi anaknya, karies gigi merupakan hal yang
berdampak buruk bagi kesehatan mulut anak, ibu tidak mengajarkan anaknya
untuk menggosok gigi 2 kali sehari, ibu tidak melakukan pencegahan karies
gigi seperti menjaga kebersihan mulut anak. Hasil observasi secara insidental
pada tanggal 28 Nopember 2013 terhadap 10 anak didapatkan data 70% (7)
anak mengalami karies gigi yang berupa bercak kuning dan coklat di
sepanjang permukaan email gigi dan 30% (3) anak tidak mengalami karies
gigi dimana gigi putih, bersih tidak ada bercak berwarna kuning atau coklat
Karies gigi merupakan penyakit kesehatan gigi dan mulut tertinggi ke-6
data bahwa ibu belum mengetahui tentang karies gigi yaitu penyebab karies
6
gigi, dampak karies gigi, pencegahan karies gigi dan pentingnya kebersihan
mulut anak. Ibu mempersepsikan bahwa karies gigi merupakan hal yang
wajar terjadi pada anak-anak dan tidak menganggap karies gigi sebagai
bagaimanakah persepsi ibu terhadap karies gigi anak usia pra sekolah di TK
pra sekolah.
mengenai kesehatan gigi dan mulut serta pencegahan karies gigi pada anak
usia prasekolah.
status kesehatan gigi dan mulut anak dengan melakukan pemeriksaan karies
tua pada kejadian karies gigi anak usia prasekolah agar dapat dilakukan
masal untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah
ilmu yang diperoleh dari program studi ilmu keperawatan terkait kesehatan
anak.
berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
2010). Lapisan email gigi sulung pada anak-anak prasekolah lebih tipis
dari pada gigi tetap sehingga gigi sulung lebih rawan terhadap karies
nampak sebagai lesi white spot pada gigi sulung rahang atas (Maulana
2005).
11
12
ditandai dengan adaanya nanah di dalam gusi yang semakin lama akan
waktu 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-
asam seperti ini sangat disukai oleh bakteri kariogenik yang berada di
karies gigi. Bakteri tersebut bersifat menempel pada email, dapat hidup
Karies gigi terbentuk dengan tanda pertama kali yang muncul yaitu
White spot pada permukaan email kemudian proses ini akan berjalan
terjadi pada lapisan email gigi dan tidak menimbulkan rasa sakit, karies
superfisialis terjadi pada bagian yang lebih dalam dari email dan
terkadang timbul rasa sakit, karies media terjadi pada bagian dentin dan
timbul rasa sakit apabila terkena rangsang dingin, asam serta manis,
riwayat pasien, analisis gizi dan analisis saliva. Faktor dari riwayat
Mutans (SM) (santoso 2009). Faktor lainnya yaitu dari analisis gizi,
(Adyatmaka 2008).
Penyebab karies gigi pada anak adalah faktor dari morfologi gigi
sulung, bakteri pada anak, diet, lingkungan dan pengetahuan orang tua.
Faktor dari morfologi gigi sulung yaitu tipisnya bagian email dan dentin
Penyebab karies gigi lainnya yaitu pola diet yang dipengaruhi oleh
2009).
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Orang tua yang dominan dalam hal
ini yaitu ibu, pada masa ini ibu berperan sebagai guru pertama anaknya,
1. Kesehatan Umum
2. Pemajanan Fluoride
Kadar flour dalam pasta gigi anak yang baik yaitu 500-1000 ppm
mekanisme, yaitu:
17
terjadinya fluorapaptite dari ion kalsium dan fosfat yang ada pada
bakteri.
3. Fungsi Saliva
4. Pola Diet
2008).
5. Kebersihan Mulut
menggosok gigi yang benar yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum
cara antara lain preparasi kavitas dan pencabutan gigi. Preparasi kavitas
untuk menutup lubang pada gigi sehingga sisa-sisa makanan tidak dapat
masuk ke dalam lubang yang sulit dijangkau oleh alat pembersih gigi
(Edwina 2013).
(Edwina 2013).
2.2.1 Pengertian
2003).
besar, anak yang memiliki citra tubuh tidak sempurna akan merasa
2.2.2.1 Pengertian
yang tidak sesuai dan anak selalu melihat orang tua sebagai
(Padmonodewo 2003).
Gigi tetap pada anak prasekolah akan muncul ketika anak berusia 6
tahun (Maulani, 2005). Pada saat inilah gigi akan beresiko tinggi
atau sekolahnya karena mengalami sakit gigi. Lebih dari 50 juta jam
sekolah pertahun hilang sebagai akibat dari timbulnya karies gigi pada
serta kronik, gangguan makan dan tidur, bahkan karies yang parah juga
23
Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam menjaga
Orang tua memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku anak,
sebab orang tua merupakan figur pertama yang menjadi contoh bagi anak-
positif serta kasih sayang bagi anak-anaknya (Nurnahdiaty, 2010). Hal yang
dapat dilakukan antara lain membantu anak dalam kegiatan menggosok gigi
terutama pada anak dibawah usia 10 tahun, karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada bagian
diperlukan terutama pada saat anak berusia dibawah lima tahun. Orang tua
yang paling dominan pada anak usia balita yaitu ibu sebagai tokoh sentral
penting untuk perkembangan anak, dengan ketrampilan ibu yang baik maka
ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak akan memberikan dampak yang
Faktor dan sikap orang tua sangat berpengaruh terhadap status kesehatan
anak, terutama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, karena pada masa
ini orang tua memiliki berbagai peran bagi anaknya yaitu orang tua sebagai
menjaga kesehatan serta sebagai pembuat keputusan. Peran orang tua dalam
perawatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak dini oleh para orang tua,
karena hal tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi anak pada usia
2.4 Persepsi
2.4.1 Pengertian
(Sunaryo 2004).
karena adanya rangsang dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan
terjadi melalui tiga proses yaitu proses fisik, fisiologis dan psikologis.
otak. Proses psikologis merupakan proses yang terjadi pada otak atau
persepsi.
kerusakan gigi merupakan hal yang biasa terjadi dan akan sembuh
ada objek yang saling mendekat dan membentuk gambaran yang sama
2004).
3 gigi sulung
Morfologi
Pencegahan
Bakteri
4 Pengobatan
Karies gigi
Diet
5 anak perawatan
Lingkungan
6
Pengetahuan orang tua
7
Persepsi ibu
Pengetahuan
Sikap
Perawatan
Penyebab
METODOLOGI PENELITIAN
dapat menjelaskan fokus permasalahan dan realitas yang diteliti secara jelas
dan lengkap karena peneliti akan berusaha memahami arti peristiwa dan
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu-ibu yang mempunyai anak
31
32
sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti (Sutopo 2006). Sampel berasal dari orang
dengan kriteria :
2. Ibu yang anaknya menderita karies gigi dengan kriteria gigi berwarna
Istilah Definisi
Persepsi a. Suatu rangsang yang diterima melalui
pancaindara yaitu dengan penglihatan
maupun pendengaran sehingga individu
mampu merasakan, mengartikan tentang
suatu hal atau objek yang diamati baik dari
dalam individu maupun dari luar.
digunakan yaitu lembar alat pengumpul data (meliputi nama, umur, alamat,
pendidikan), alat tulis (buku dan bolpoin), alat perekam dengan menggunakan
1. Wawancara mendalam
2. Observasi tersamar
suatu saat peneliti juga tidak berterus terang atau tersamar dalam
3. Dokumen
kualitatif (Sutopo 2006). Sumber data dan dokumen pada penelitian ini
diperoleh dari buku dan jurnal yang membahas mengenai persepsi ibu
tentang karies gigi anak usia prasekolah. Data dari sumber tersebut
peneliti.
(triangulation) yaitu :
1. Triangulasi data
36
berbeda dari yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis, akan
yang berbeda. Data yang diperoleh dari sumber bisa lebih teruji
2. Triangulasi Metode
3. Triangulasi peneliti
4. Triangulasi Teori
dan terstruktur serta memiliki makna. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah content analysis, ada empat langkah proses kognitif
1. Comprehending (membandingkan)
Peneliti akan memberi label data yang diperlukan dari data-data yang
sudah ada dalam referensi. Pada tahap ini peneliti akan mengenali data-
38
data baru dan menarik data yang sudah ada sebelumnya. Adapun tahap
kunci
2. Synthesizing (mensintesa)
3. Theorizing (teori)
4. Recontextializing (pengembangan)
Pertanyaan penelitian
Pengecekan reliabilitas
Revisi kategori sesudah
secara formatif ( evaluasi
10-15% materi
setiap informasi dari satu
informan)
Interpretasi hasil
informan pada alat bantu penelitian, cukup dengan kode yang hanya
HASIL PENELITIAN
Kemusu Boyolali
penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun yang mengalami
41
42
Informan 3 :
penyakit yang perlu
dicegah
sikat gigi 2 kali sehari
Informan 4 :
Jane nggeh perlu
(pencegahan karies gigi)
Rutin sehari 2 kali
Informan 5 :
Sebenarnya perlu dicegah
Nggak rutin
43
Informan 2 :
Mendampingi (menggosok
gigi)
Informan 3 :
Mendampingi, tapi dia
melakukan sendiri
Informan 4 :
Saat gosok gigi saya yang
gosok
Informan 5 :
Mendampingi gosok gigi
4 3. Lingkungan
Informan 1 : a. Gosok gigi
sering suruh gosok gigi
Informan 2 :
paling cuma gosok gigi
Informan 3 :
cuma dirumah aja sikat
gigi
Informan 4 :
ya cuma gosok gigi
Informan 5 :
Cuma gosok gigi
Informan 1: 1. Makanan manis Asupan Penyebab
Pengaruh susu atau coklat makanan karies gigi
Informan 2 :
Permen, coklat
Informan 3:
Mengkonsumsi makanan
manis
Informan 4 :
Permen
Informan 5 :
Makanan manis sama susu
45
a. Kerusakan gigi
“...gigis itu ya..kata ibu guru gigis itu ya, ya seperti ada hitam-
(Informan 1)
saya...”
(Informan 2)
(Informan 3 )
(Informan 4)
(Informan 5)
1. Perlu
(Informan 1)
(Informan 3)
“... Jane nggeh perlu, tapi bocahe ndelul niku, pripun leh
nyegah...”
(Informan 4)
(Informan 5)
a. Disiplin
(Informan 1)
“...Di rumah aja gosok gigi dua kali sehari, sehabis makan
(Informan 3)
47
(Informan 4)
b. Tidak disiplin
“...gosok giginya dua kali sehari, tapi kalau mau tidur itu
(Informan 2)
Namanya anak kecil kan nggak rutin, kadang hari ini gosok
(Informan 5)
bahwa gosok gigi hanya satu kali sehari saja tidak rutin dua
kali sehari.
a. Gosok gigi
“...Ya paling cuma suruh gosok gigi aja, nggak pernah dibawa
(Informan 1)
48
b. Dibiarkan
tapi dari ibu bidan nggak ada ngasih obat atau apa...”
(Informan 2)
pelayanan kesehatan...”
(Informan 3)
(Informan 5)
c. Obat
di apotek
(Informan 4)
pada anak yang menderita karies gigi maka orang tua tidak
a. Sedikit
(Informan 1)
terlalu penuh itu nggak mau. Jadi saya olesi sitik tok, nggak
(Informan 2)
(Informan 3)
“...ia, mung sitik mbak separo kurang dari sikat giginya itu...”
(Informan 4)
“...ia. dikit aja yang tipis itu, pastanya yang manis itu...”
(Informan 5 )
a. Susah makan
“...Ya itu jadi susah makan, maeme jadi susah. Sering ngeluh
sakit gigi gitu. Berat badannya ada kenaikan tapi nggak seperti
(Informan 2)
“...Ya itu jadi susah makan, maeme jadi susah. Sering ngeluh
sakit gigi gitu. Berat badannya ada kenaikan tapi nggak seperti
(Informan 2)
c. Sakit
kalau sakit gigi. Ia (riwayat sakit gigi). Waktu ada semesteran dia
sakit gigi karena itu dia masuk sekolah, kalau nggak semesteran ya
(Informan 3)
“...ya cemasnya kalau lihatin itu kan kalau yang nggak ada kariesnya
(Informan 5 )
51
1. Individu
a. Gosok gigi
“...Sudah saya biasakan sejak kecil sikat gigi sehari dua kali mau
(Informan 1)
“...setiap hari gosok gigi terus, tiap mandi gosok gigi tapi kok
(Informan 2)
“...ya sementara cuma dirumah aja sikat gigi dua kali sehari
(Informan 3)
“...gosok gigi aja semenjak bisa gigit mbak, sikat dicokoti itu
(Informan 4)
“...gosok gigi dua kali..”
(Informan 5)
52
2. Lingkungan
a. Gosok gigi
(kebiasaan di lingkungan)...”
(Informan 1)
bersih, pas waktu usia PAUD masuk sekolah itu kan jajannyaa
tadi...”
(Informan 2)
(Informan 3)
(Informan 4)
nggak luas, udah nggak ngerti aja gitu. paling ya cuma gosok
keropos...”
(Informan 5)
53
a. Mengajarkan
(Informan 1)
“...Rutin sehari dua kali, saya gosokke ngoten. Jane nggeh sebenere
(Informan 4)
b. Mendampingi
giginya masih ditungguin. Sejak dia mulai bisa ngomong saya ajari,
(Informan 2)
(Informan 3)
“...Ia ( mendampingi saat anak gosok gigi), tapi dia sendiri yang
(Informan 5)
a. Makanan manis
54
“...Ya karena pengaruh susu atau coklat atau apa itu katanya...”
(Informan 1)
“... Anak saya suka itu jajan permen, coklat, permen. hoo, hampir.
Dulu itu waktu sekitar umur 2 atau 3 tahun sering banget makan
permen karena setiap hari jajanya permen. Nggak ada , kadang kan
waktu ikut siapa, mbahnya atau kakaknya kan suka jajan permen
atau apa kan saya kurang tahu. Kadang kan ke mbah sana, mbah
sisni gitu...”
(Informan 2)
(Informan 3)
“... Ia. lha pripun bocahe ndelul kok, lha pripun jajane malah
(Informan 4)
“... Ini suka makan yang manis- manis sama minum susu...”
(Informan 5)
4.4 Skematik
Makanan
manis
PEMBAHASAN
rusaknya jaringan gigi yang ditandai oleh gigi berlubang, gigi hitam,
gigi geropos dan gigi ompong. Definisi karies gigi berdasarkan teori
2010).
gigi merupakan penyakit yang berbahaya, namun para orang tua tidak
melakukan gosok gigi yaitu dua kali sehari, namun satu partisipan
menyatakan bahwa gosok gigi hanya satu kali sehari saja tidak rutin
sarapan pagi dan sebelum tidur dapat mencegah terjadinya karies pada
56
57
2005). Sehingga ibu hanya sebatas tahu dan belum melaksanakan apa
merupakan pengobatan karies gigi. Gosok gigi rutin dua kali sehari
karies gigi, namun selama anak tidak mengeluh sakit maka pengobatan
karies gigi tidak dilakukan. Orang tua juga tidak pernah membawa
58
kesehatan.
dapat masuk ke dalam lubang yang sulit dijangkau oleh alat pembersih
ibu mengenai karies gigi pada anak yaitu mereka beranggapan bahwa
karies gigi merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil
anak.
Karies gigi yang dialami oleh dua anak dari lima informan termasuk
karies insipiens yaitu terjadi pada lapisan email gigi dan tidak
superfisialis yang terjadi pada bagian yang lebih dalam dari email dan
dengan baik cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sesuai
anak saat gosok gigi hanya sedikit yaitu seperempat atau setengah dari
sikat giginya dan sebesar biji jagung. Data lain didapatkan bahwa
pemberian pasta gigi pada anak juga dilakukan setelah anak berusia
Kadar flour dalam pasta gigi anak yang baik yaitu sebesar biji jagung
(Whelton 2009). Fluroide yang terkandung dalam pasta gigi ini dapat
(Megananda 2010).
5.1.5 Dampak
dirawat di rumah sakit sehingga anak tidak hadir ke sekolah dan dapat
ada. Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa karies gigi
dibawah lima tahun. Orang tua yang paling dominan pada anak
yang harus dimiliki oleh orang tua yaitu mengenai kesehatan gigi
peran ibu pada anak yang masih berusia dini sangatlah penting dan
5.2.2 Lingkungan
gosok gigi saja. Selama ini belum ada kegiatan khusus lainnya
sepele, sehingga para ibu juga melakukan hal yang sama seperti
permen, coklat dan susu . Tidak ada penyebab lain yang dapat
anak adalah faktor dari morfologi gigi sulung, bakteri pada anak,
gigi sulung yaitu tipisnya bagian email dan dentin pada gigi sulung
gigi. Penyebab karies gigi lainnya yaitu pola diet yang dipengaruhi
65
PENUTUP
berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu mengenai karies gigi yaitu rusaknya jaringan gigi yang
ditandai dengan adanya gigi berlubang, gigi hitam, gigi geropos dan gigi
oleh sebagian orang tua sebagai penatalaksanaan karies pada anak, beberapa
gigi. Ibu juga tidak menerapkan kedisiplinan menggosok gigi pada anak
sebagai upaya pencegahan karies gigi. Dampak karies gigi pada anak adalah
rasa sakit, susah makan, penurunan berat badan, perubahan warna gigi dan
2. Perawatan gigi anak usia prasekolah yang dilakukan oleh para ibu dan
lingkungan sekitar mereka tinggal yaitu gosok gigi dua kali sehari namun
kesehatan gigi ataupun penambalan gigi pada anak yang mengalami karies
66
67
3. Penyebab utama karies gigi yang dialami oleh anak usia prasekolah adalah
menimbulkan plak pada gigi sehingga menyebabkan karies gigi, namun para
mereka karena tidak ada waktu yang cukup untuk selalu mengawasi anak.
6.2 SARAN
mengenai kesehatan gigi dan mulut anak secara rutin yaitu satu kali
setiap bulannya.
orang tua pada kejadian karies gigi anak usia prasekolah agar dapat
taman kanak-kanak.
BAB VI
PENUTUP
berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu mengenai karies gigi yaitu rusaknya jaringan gigi yang
ditandai dengan adanya gigi berlubang, gigi hitam, gigi geropos dan gigi
menggosok gigi pada anak sebagai upaya pencegahan karies gigi. Dampak
karies gigi pada anak adalah rasa sakit, susah makan, penurunan berat
2. Perawatan gigi anak usia prasekolah yang dilakukan oleh para ibu dan
lingkungan sekitar mereka tinggal yaitu gosok gigi dua kali sehari namun
kesehatan gigi ataupun penambalan gigi pada anak yang mengalami karies
3. Penyebab utama karies gigi yang dialami oleh anak usia prasekolah adalah
menimbulkan plak pada gigi sehingga menyebabkan karies gigi, namun para
mereka karena tidak ada waktu yang cukup untuk selalu mengawasi anak.
6.2 SARAN
mengenai kesehatan gigi dan mulut anak secara rutin yaitu satu kali
setiap bulannya.
orang tua pada kejadian karies gigi anak usia prasekolah agar dapat
taman kanak-kanak.
Ardeghi, Thiago M 2012, Age of first dental visit and predictor for oral healtcare
utilisation in preshcool children, Vol.10, No.1, Diakses pada 27 November
2013, http://www.ebsco.quintpud.com
Arora, A 2011, ‘Child and family health nurses experiences of oral health of
preschool children : aqualitatif approach’, Journal of England Depatment
Public Health,
diakses pada 27 November 2013,
www.dh.gov.uk/en/publicationandstatistics/legislation/dh_090515
Basuki, Hargo, 2008, Penelitian kebutuhan karies gigi pada anak-anak usia 12 dan
15 tahun di SD Negeri 060924 dan SLTP Negeri 36 Kecamatan Medan
Johor, skripsi, Universitas Sumatra Utara, diakses pada 24 Juni 2014,
http://USU-e-Repository.ac.id
Betz, Cecili 2002, buku saku keperawatan pediatri Ed.3, EGC, Jakarta.
Burt,B.A 2008, ‘The use of sorbitol and xylitol-sweetened chewing gum in caries
control’. Journal of American Dental Association, diakses pada 27
November 2013 http://ebsco.dentalhaelth.ie
Dawani, Narendar 2012, ‘Prevalence and factors related to dental caries among
pre-school children of saddar town’, Journal of Biomed central, diakses
pada 17 Juni http://www.boimedcentral.com
Gultom, Meinarly 2009, ‘Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu rumah tangga
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak balitanya’, skripsi,
Universitas Sumatra Utara, diakses pada 17 November 2013,
http://apps.um-surabaya.ac.id
Hermita, Liberty Nadya 2010, ‘Hubungan antara tingkat pendidikan dan sikap
dengan persepsi ibu tentang kejadian karies gigi pada anak pra sekolah de
desa Sumberjo Rembang’, skripsi, Universitas Muhammadiyah Semarang,
Diakses pada 16 November 2013, http://jtptunimus-gdl-libertynad.ac.id
Khaerul, Umam 2010, Perilaku organisasi, Pustaka Setia, Bandung.
Machfoedz I 2006, Menjaga kesehatan gigi & mulut anak-anak dan Ibu Hamil,
Fitramaya, Yogyakarta.
Madyastuti, Lina 2011, ‘Hubungan perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah’, Jurnal of nursing
comunity, diakses pada 23 Juni 2014, http://journal-gdl-nursingcomunity-
jpy.com
Maharani, Diah Ayu 2012, ‘Mothers dental health behaviors and mother-child’s
dental caries experiences :study of a suburb area in Indonesia’, Universitas
Indonesia, Jakarta, Vol.16, No.2, diakses pada 15 maret 2014, http://pasca-
ui-ac.id
Maulani, Caherita 2005, Kiat merawat gigi anak, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Mudanijah, Siti 2004, Pengantar Pangan dan Gizi : Pola Konsumsi Pangan,
Penebar Swadaya Jakarta
Muryani, Anik 2010, Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.
Nugraha, Ali, dkk 2011, Program pelibatan orang tua dan masyarakat, Ed.1,
Universitas terbuka, Jakarta.
Santoso, Soegeng 2009, Materi pokok kesehatan dan gizi, Universitas terbuka,
Jakarta.
Sumanti, Vivin, dkk 2013, ‘Faktor yang berhubungan dengan partisipasi orangtua
dalam perawatan kesehatan gigi anak di Puskesmas Tegallalang’, Vol. 1,
No. 1, skripsi, Universitas Udayana, diakses pada 27 November 2013,
http://ojs.unud.ac.id
Suyuti, Moh 2010, ‘Pengaruh makanan serba manis dan lengket terhadap
terjadinya karies gigi pada anak usia 9-10 tahun di SD Negeri Monginsidi II
Makasar’, skripsi, Universitas Sumatra Utara, diakses 11 November 2013,
http://old.fk.ub.ac.id
Wediningsih, Ayu 2012, ‘Peran Ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak
terhadap perkembangan anak usia prasekolah’, Skripsi, Stikes RS Baptis
Kediri, diakses pada 19 November 2013, http://journal.unsil.ac.id
World Health Organization 2010, Future Use Materials for Dental Restoration,
World Health Organization, Switzerland, diakses 14 November 2013,
http://www.who.int.dental-material-com
Worotitjan, Indry 2013, ‘Pengalaman karies gigi serta pola makan dan minum
pada anak sekolah dasar di desa kiawa kecamatan karangkoan utara’, Jurnal
e-gigi volume 1, nomor 1, diakses pada 20 Juni 2014, http://e-
jurnal.gigi.ac.id