Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan
fungsi biologik seiring usia kronologik walaupun keduanya tidak selalu
berjalan dengan laju yang sama. Penuaan tidak dapat dihindarkan dan
berjalan dengan kecepatan yang berbeda bagi tiap orang, hal ini tergantung
dari genetik, lingkungan dan gaya hidup. Sehingga penuaan dapat terjadi
lebih dini atau lambat tergantung kesehatan individu.1
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lanjut usia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun keatas.2
Populasi orang berusia lanjut di dunia mengalami pertumbuhan
yang cepat saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat di masa yang
akan datang. Populasi orang berusia lanjut di dunia diperkirakan akan
meningkat sampai mencapai angka 1 milyar pada tahun 2020. Di
Indonesia. Pada sensus tahun 2010 penduduk usia lanjut di Indonesia
berjumlah 23.992.552 dan diperkirakan pada tahun 2020 penduduk usia
lanjut akan mencapai 11,34 % dari penduduk Indonesia.3
Peningkatan populasi lansia akan diikuti dengan meningkatnya
risiko menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, penyakit
serebrovaskuler, penyakit jantung koroner, osteoarthritis, penyakit
musculoskeletal, dan penyakit paru. Sekitar 50-80% lansia yang berusia
≥65 tahun akan menderita lebih dari satu penyakit kronis.4
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di India, prevalensi
hipertensi pada lansia adalah sebesar 65% dan apabila dibagi berdasarkan
derajat WHO maka kejadian pre-hipertensi 45,7%, hipertensi I 24,74%,
dan hipertensi II 11,4%. Gangguan yang sering terjadi pada lansia yaitu
paling banyak adalah pada sistem muskuloskeletal 53%, penginderaan
20,46%, sistem respirasi 10,98%, gangguan saluran cerna dan sistem saraf
6,18% , sistem ekskresi 2,74%, dan sistem endokrin 0,27%. Kemudian jika
diurutkan berdasarkan penyakit maka yang paling banyak pada lansia
adalah penyakit osteoartritis 53%, katarak 20,45%, PPOK 10,98%,
konstipasi 6,18%, vertigo 6,18%, dan diabetes mellitus 0,27%.5
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986
melaporkan bahwa orang lanjut usia dengan umur diatas 55 tahun paling
banyak menderita penyakit kardiovaskular dengan presentase sebeasar
15,7% dan diikuti oleh penyakit muskuloskeletal 14,5 %, tuberkulosis
13,6%, bronkitis-asma 12,1%, penyakit paru dan jalan nafas akut 10,2%,
gangguan\ saluran cerna 10,2 %, gangguan sistem saraf 5,9%, infeksi
kulit 5,2%, malaria 3,3%, dan infeksi lain 2,4%. Selain itu, terdapat data
juga dari RS. Kariadi yang menunjukkan bahwa pada tahun 1987 lansia
yang ber usia > 65 tahun banyak di diagnosis penyakit kardiovaskular
sebesar 10,2%, infeksi 9,8%, penyakit mata 9,1%, serebrovaskular 6,8%,
neoplasma 6,1%, endokrin 5%, fraktur 4%, hipertrofi prostat 3,7%, dan
penyakit tulang sendi 1%. Ditambah, menurut WHO bahwa di daerah
Jawa Tengah tahun 1990 diagnosis yang paling banyak ditemukan pada
lansia >60 tahun yaitu yang paling sering adalah artritis 49%, hipertensi
dan serebrovaskular 15,2%, bronkitis 7,4%, diabetes mellitus 3,3%, jatuh
2,5%, stroke 1,8%, dan tuberkulosis 1,8%.6
Berdasarkan data diatas, maka diperlukan informasi mengenai
prevalensi penyakit tersering pada lansia dalam hal ini berdasarkan
gangguan system organ pada cakupan wilayah pelayanan Klinik Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (KPKM) guna medapatkan data terbaru sehingga
dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan masalah kesehatan
pada lansia.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran prevalensi penyakit berdasarkan gangguan sistem
organ pada lansia di KPKM Buaran?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui gambaran prevalensi penyakit berdasarkan gangguan
system organ pada lansia di KPKM Buaran.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan mengenai penyakit tersering
pada lansia khususnya di unit pelayanan KPKM Buaran
1.4.2 Manfaat bagi Institusi
Memberikan kontribusi dalam kemajuan bidang penelitian
ilmiah Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4.3 Manfaat bagi Keilmuan
Mendukung penelitian lain di bidang yang sama
1.4.4 Manfaat bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit
tersering pada lansia khususnya di unit pelayanan KPKM
Buaran

Anda mungkin juga menyukai