Anda di halaman 1dari 5

KELUARGA BERENCANA MENURUT PENJELASAN

MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH

PRODI STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi islam yang besar di Indonesia.


Nama Organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di
Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 1912 (8 Dzulhijah
1330). Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH.Ahmad
Dahlan untuk memurnikan ajaran islam yang menurut anggapannya, banyak
dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah
untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Muhammadiyah memiliki Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) yang bertugas
melakukan pengkajian, penafsiran dan penerapan ajaran dalam agama islam. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, MTT memegang prinsip dan metode tertentu yang
tertuang dalam Manhaj Tarjih. Secara harfiah Manhaj tarjih berarti cara melakukan
tarjih. Istilah tarjih berasal dari disiplin ilmu ushul fikih yang berarti melakukan
penilaian terhadap dalil-dalil syar’i yang secara zahir tampak saling bertentangan atau
evaluasi terhadap pendapat-pendapat (qoul) fikih untuk menentukan mana yang lebih
kuat.
Implementasi Maslahah dalam putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah tentang
Keluarga Berencana. Dalam memahami bagaimana Majelis Tarjih Muhammadiyah
mengimplementasikan teori maslahah, terlebih dahulu kita kaji sebagian dari hasil
putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah yang menerapkan teori maslahah di
dalamnya.
PEMBAHASAN PERMASALAHAN

Dalam pembahasan Maslahah dalam putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah


tentang Keluarga Berencana. Dalam memahami bagaimana Majelis Tarjih
Muhammadiyah mengimplementasikan teori maslahah, terlebih dahulu kita kaji
sebagian dari hasil putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah yang menerapkan teori
maslahah di dalamnya. Dalam memandang masalah Keluarga Berencana menurut
firman Allah Q.S An-nisa 4 : 9

ِ ِ ِ ِ َّ ‫و لْ ي خ‬
َ‫ين لَ ْو َت َر ُك وا م ْن َخ ْل ف ِه ْم ذُ ِّر يَّ ةً ض َع افً ا َخ افُ وا َع لَ ْي ِه ْم َف ْل يَ َّت ُق وا اللَّ ه‬
َ ‫ش ال ذ‬
َ َْ َ

ً ‫َو لْ َي ُق ولُ وا َق ْو اًل َس ِد‬


‫يد‬

Artinya :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Dalam hal ini, Muhammadiyah memandang bahwa seseorang dapat
dibenarkan untuk mengikuti program Keluarga Berencana apabila berada dalam
keadaan darurat. Hal tersebut terdapat dalam putusan Majelis Tarjih brikut :
1. Mencegah kehamilan adalah berlawanan dengan ajaran agama islam. Demikian
pula keluarga berencana yang dilaksanakan dengan pencegahan kehamilan.
2. Dalam keadaan darurat dibolehkan sekedar perlu dengan syarat persetujuan
suami-isteri dan tidak mendatangkan mudharat jasmani dan rohani.
Dalam hal ini, Muhammadiyah menggunakan metode maslahah dalam
mengambil keputusan dengan meninjau sisi manfaat dan madharat dari masalah
tersebut. Pergolongan tersebut terlihat dari penjelasan Majelis Tarjih atas putusan
tersebut pada poin 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dalam keriteria darurat
adalah:
a. Mengkhawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu karena
mengandung atau melahirkan, bila hal itu dikethui dengan pengalaman
atau keterangan dokter yang dapat dipercaya.
b. Mengkhawatirkan keselamatan agama, akibat faktor-faktor kesempitan
penghidupan, seperti kekhawatiran akan terseret menerima hal-hal yang
haram atau menjalankan/melanggar larangan karena didorong oleh
kepentingan anak-anak.
c. Mengkhawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak terlalu
rapat.
Apa yang terdapat dalam putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah perihal
Keluarga Berencana ini dimaksudkan untuk mengatur jarak kelahiran dengan adanya
alasan sebagaimana terdapat dalam putusan Majelis Tarjih tersebut diatas, bukan
semata-mata memperkecil jumlah keturunan tanpa ada alasan apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Implementasi Teori Maslahah Dalam Putusan Majelis Tarjih ,


http://digilib.uinsby.ac.id/4728/5/Bab%20IV.pdf di akses tanggal 15 Oktober
2019

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2016. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.


Yogyakarta : Suara Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai