Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA

KELOMPOK 8

Dosen Pengampu : Bpk Nurjaman, M.pd


HUKUM KB DAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM ISLAM

Di Susun Oleh :

Mohamad Ghazi A ( 3021041077 )


Nikky Fadillah ( 3021041089 )
Nurhayati ( 3021041098 )
Indriyani Fauziah ( 3021041056 )

Prodi : DIII Keperawatan ( Kelas 1B )

UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Kewarganeraan. Dengan menyelesaikan
Makalah ini, kami ingin mengucapkan teimakasih kepada dosen pengampu dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyusun Makalah ini kami berusaha secara semaksimal mungkin,


tetapi kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun hal tersebut
tidak menutup kemungkinan adanya kelebihan dan kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang sangat membangun, kami harapkan untuk perbaikan.

Kami berharap pada kesempatan ini, semoga dengan selesainya Makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca dan teman-teman

Serang, 24 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
1. Pengertian KB dan Kontrasepsi...............................................................................
2. Dalil yang berkaitan dengan kontrasepsi.................................................................
3. Hukum menggunakan alat Kontrasepsi...................................................................
4. Tujuan melakukan KB.............................................................................................
5. Macam-macam alat kontrasepsi…………………………………………………...
6. Pandangan para ulama tentang KB…………………………………………….......
7. Alat Kontrasepsi yang diharamkan…………………………………………………
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Keluarga berencana termasuk ke dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau


Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB
tahun 2015. Keluarga berencana terdapat pada tujuan untuk menjamin kehidupan sehat dan
mendukung kesejahteraan bagi semua di segala usia. Target ke-3 poin 7 dalam tujuan tersebut
menyebutkan bahwa pada tahun 2030, pemerintah menjamin akses universal terhadap layanan
perawatan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk untuk keluarga berencana, informasi
dan pendidikan, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi program nasional.

Pelaksanaan program keluarga berencana dinyatakan dengan pemakaian alat atau cara
KB saat ini. Pemakaian alat KB modern yang dinyatakan dengan Contraceptive Prevalence
Rate (CPR) modern di antara WUS (wanita usia kawin 15-49 tahun) merupakan salah satu
dari indikator universal akses kesehatan reproduksi. Pemakaian cara/alat KB di Indonesia
tahun 2013 adalah 59,7% dengan besar CPR modern 59,3 %

Pemakaian alat kontrasepsi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
kontrasepsi jangka panjang (MJKP) dan metode kontrasepsi jangka pendek (non-MJKP).
Peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MJKP) merupakan salah satu
sasaran dari lima sasaran strategis yang ditetapkan BKKBN dalam rangka pencapaian tujuan
strategis. Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi
dibandingkan non MKJP dalam hal pencegahan kehamilan

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga berencana dan kontrasepsi?
2. Sebutkan dalil yang berkaitan dengan kontrasepssi?
3. Bagaimana hukum menggunakan alat kontarsepsi?
4. Apa tujuan melakukan KB?
5. Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi?
6. Bagaimana pandangan para ulama tentang KB?
7. Apa saja alat kontrasepsi yang di haramkan?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian keluarga berencana dan kontrasepsi
2. Menyebutkan dalil-dalil yang berkaitan dengan kontrasepsi
3. Mengetahui apa hokum menggunakan alat kontrasepsi
4. Mengetahui tujuan melakukan KB
5. Menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi
6. Menjelaskan pandangan para ulama tentang KB
7. Menyebutkan alat kontrasepsi yang diharamkan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dangan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perancanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya

Kontrasepsi adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Alat atau metode ini bias digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dan memiliki
kadaluarwsa. Cara pemakaiannya bias digunakan sendiri. Namun ada beberapa jenis alat
kontrasepsi yang penggunaanya harus dengan bantuan tenaga kesehatan.

2. Dalil yang berkaitan dengan kontrasepsi


terkait pembahasan hukum penggunaan alat kontrasepsi dalam prespektif Agama
Islam yakni:

Kontrasepsi Tradisional a. ‘Azl Dalam usaha menunda kelahiran anak, bisa dengan
‘azl (mengeluarkan sperma di luar vagina). Hukum pemakaian kontrasepsi berupa ‘azl
yaitu boleh tidak menyebabkan kemandulan secara permanen. Ada sebuah hadits
shahih yang membolehkan hukum ‘azl, riwayat Muslim dari Jabir:

َّ َّ ‫َّّل ُل َع لَ ْي ِه َو َسل‬QP‫صل َم َّ ى َا‬ َ ‫َّّل ِل‬QP‫ُول َا‬


ِ ‫َّّل ُل َقا َل ُكن َّ ع َْن َجابِ ٍر ى َْعه ِد َرس‬QP‫ْز ُل َع َل َّ ى َا‬
ِ ‫ا َنع‬
‫هنَا‬Pَ‫ك َنبِي َّ َعلَ ْي ِه َو َسل فَلَ ْم َي َْْن‬ َّّ
َ ‫صل َم فَبَلَ َغ َِذل‬
َ ‫لل‬ِ QP‫َا‬
Artinya: Dari Jabir, ia berkata: Kami melakukan ‘azl pada masa Rasulullah saw
kemudian hal itu sampai kepada Nabi saw tetapi beliau tidak melarang kami.

ْ ‫ان ِخ‬
‫ا َكبِ ْيرًا‬Pًًٔ‫طٔـ‬ َ ‫ق نَحْ ُن نَرْ ُزقُهُ ْم َواِيَّا ُك ۗ ْم اِ َّن قَ ْتلَهُ ْم َك‬
ٍ ۗ ‫َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْواَل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ اِ ْماَل‬
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu
dosa yang besar. (Q.S Al.Isra,17:31).

3. Hukum menggunakan alat kontrasepsi


Para ulama membolehkan penggunaan obat pencegah kehamilan atau alat kontrasepsi
jika ada sebab yang dibenarkan dalam syariat. Namun sebelum membahas lebih lanjut
tentang sebab-sebab yang diperbolehkan, kita lihat dulu tujuan dan dalil-dalil yang
melatarbelakangi hokum asalnya.
Allah ta’ala berfirman tentang keluarga dan keturunan:
‫هّٰللا‬
ً‫اج ُك ْم بَنِي َْن َو َحفَ َدة‬ ِ ‫َو ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا َّو َج َع َل لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْز َو‬
‫ت هّٰللا ِ هُ ْم يَ ْكفُر ُْو ۙ َن‬
ِ ‫اط ِل ي ُْؤ ِمنُ ْو َن َوبِنِ ْع َم‬ ِ ۗ ‫َّو َر َزقَ ُك ْم ِّم َن الطَّي ِّٰب‬
ِ َ‫ت اَفَبِ ْالب‬
Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari
yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah? (QS. An-Nahl: 72)

Ppara ulama mengartikan bahwa mencegah kehamilan tidak dianjurkan, tetapi


tindakan tersebut tidak secara khusus dilarang. Artinya, tindakan tersebut silakan
dilakukan jika memang didasari tujuan mencapai manfaat yang lebih besar.

Secara analogi, metode kontrasepsi yang ada sekarang ini disamakan


hukumnya jika digunakan dengan bijak. Pada wajib diketahui adalah metode apapun
diperbolehkan selama tidak melibatkan proses aborsi di dalamnya.

Maka dari itu, ulasan ini sudah cukup menjelaskan kedudukan kontrasepsi
dalam Islam, sebagai bagian dari perencanaan masa depan keluarga. Yang
diharamkan, tentunya, adalah penyalahgunaan kontrasepsi oleh para pasangan sebagai
alat bantu praktik seksual sebelum pernikahan, dengan tujuan menghindari kehamilan
di luar nikah.

4. Tujuan melakukan KB
Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

5. Macam-macam alat kontrasepsi

1.    Kontrasepsi sederhana tanpa alat


a.    Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari
liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering
gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
b.    Pantang Berkala (sistem berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam
masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk
sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar
dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga
istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
 2. Kontrasepsi sederhana dengan alat
a. Kondom

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer
di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam
liang vagina.

b. Diafragma

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

c. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.

d. KB Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan


dengan melalui suntikan hormonal  
1.    KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang
diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan
5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali
2.    KB  Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini.
Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-
provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu
laktasi.

e. KB Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
f. AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum
dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

g. Kontrasepsi Implant

Alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah


dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga
dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat
aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit.
Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
sperma.

h. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi
bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi
yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk
menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi
adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau
hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. 

i. Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas


reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
 
Indikasi kontrasepsi vasektomi Vasektomi merupakan upaya untuk
menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga.

6. Pandangan para ulama tentang KB


Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya berfokus pada hukum vasektomi dan
tubektomi sebagai salah satu cara yang digunakan dalam KB. MUI dalam Keputusan Komisi
Fatwa Tahun 1979 mengeluarkan fatwa haram terhadap vasektomi. Alasannya, pemandulan
secara umum dilarang dalam agama. Selain di Indonesia, belum ditemukan dan dibuktikan
jika vasektomi atau tubektomi dapat disambung kembali.

Dengan dasar tidak ada jaminan kepulihan tingkat kesuburan setelah rekanalisasi,
Komisi Fatwa MUI tetap memutus haram hukumnya melakukan vasektomi. Komisi Fatwa
tetap mendasarkan hukumnya pada Alquran surah al-An'am ayat 151, "Dan janganlah kamu
membunuh anak-anakmu karena takut miskin ...." Redaksi yang kurang lebih sama juga
termaktub dalam Alquran surah al-Isra ayat 31.

Forum Bahtsul Masail NU mengambil dasar hukum dari pendapat Imam Syibramalis.
Menurut beliau, ada dua cara pencegahan kehamilan. Jika mencegah total, hukumnya haram.
Jika mencegah hanya secara temporer, hukumnya mubah karena diqiyaskan dengan azl
(mengeluarkan sperma di luar kelamin istri).

Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam keputusannya tentang KB memberikan


pandangan secara umum. Beberapa poin yang mesti diperhatikan menurut Majelis Tarjih
adalah pencegahan kehamilan yang berlawanan dengan ajaran Islam jika niatnya memang
segan memiliki anak. Selain itu yang dilarang juga merusak atau mengubah fisik, seperti
memotong, mengikat, dan sebagainya.

7. Alat kontrasepsi yang diharamkan


Alat kontrasepsi yang diharamkannya adalah spiral. Metode ini yang membuat laki-
laki atau wanita tidak bisa mempunyai anak selama-lamanya dengan metode operasi
tertentu. Jelas metode ini adalah haram karena membuat laki-laki dan wanita tidak
bisa membuat keturunan selamanya. Dan ini termasuk menggubah ciptaan allah dan
keluar jauh dari tujuan penciptaanya yaitu untuk memperoleh keturunan.

Sterilasasi (Tubektomi/Vasektomi)
Vasektomi dan tubektomi hukumnya haram karena membuat mandul secara
permanen.

Kesimpulan

Pada intinya semua bentuk alat kontrasepsi ini boleh digunakan dalam agama islam.
Tentunya dengan tujuan tidak untuk membatasi, mencegah dan mentiadakan kelahiran,
kecuali memang benar-benar dalam keadaan dzururot. Karena jika penggunaan alat
kontrasepsi digunakan untuk mentiadakan kelahiran (permanen) jelas jatuh pada hukum
yang haram sebab dianggap mendahului takdir atau kehendak allah swt dan dalam kondisi
seperti ini manusia akan lebih mudah terjerumus dalam perzinaan.

Daftar Pustaka
Handayany, Gemy Nastity. “Kontrasepsi Dalam Kajian Islam.” Jurnal Al-Firk Volume 1Nomor 1
Tahun 2013, n.d.

Hartanto, Hanafi. “Keluarga Berencana Dan Kontrasepi.” Jakarta: Pustaka Sinar Harapan2010.

Joseagush. “Kondom.” WIKIPEDIA, 2019. https://id.m.wikipedia.org.

Manis, Si. “Alat Kontrasepsi.” Pelajaran.co.id, 2019. https://www.pelajaran.co.id.

Anda mungkin juga menyukai