KELOMPOK 8
Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Kewarganeraan. Dengan menyelesaikan
Makalah ini, kami ingin mengucapkan teimakasih kepada dosen pengampu dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap pada kesempatan ini, semoga dengan selesainya Makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca dan teman-teman
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Pelaksanaan program keluarga berencana dinyatakan dengan pemakaian alat atau cara
KB saat ini. Pemakaian alat KB modern yang dinyatakan dengan Contraceptive Prevalence
Rate (CPR) modern di antara WUS (wanita usia kawin 15-49 tahun) merupakan salah satu
dari indikator universal akses kesehatan reproduksi. Pemakaian cara/alat KB di Indonesia
tahun 2013 adalah 59,7% dengan besar CPR modern 59,3 %
Pemakaian alat kontrasepsi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
kontrasepsi jangka panjang (MJKP) dan metode kontrasepsi jangka pendek (non-MJKP).
Peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MJKP) merupakan salah satu
sasaran dari lima sasaran strategis yang ditetapkan BKKBN dalam rangka pencapaian tujuan
strategis. Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi
dibandingkan non MKJP dalam hal pencegahan kehamilan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga berencana dan kontrasepsi?
2. Sebutkan dalil yang berkaitan dengan kontrasepssi?
3. Bagaimana hukum menggunakan alat kontarsepsi?
4. Apa tujuan melakukan KB?
5. Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi?
6. Bagaimana pandangan para ulama tentang KB?
7. Apa saja alat kontrasepsi yang di haramkan?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian keluarga berencana dan kontrasepsi
2. Menyebutkan dalil-dalil yang berkaitan dengan kontrasepsi
3. Mengetahui apa hokum menggunakan alat kontrasepsi
4. Mengetahui tujuan melakukan KB
5. Menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi
6. Menjelaskan pandangan para ulama tentang KB
7. Menyebutkan alat kontrasepsi yang diharamkan
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dangan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perancanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya
Kontrasepsi adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Alat atau metode ini bias digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dan memiliki
kadaluarwsa. Cara pemakaiannya bias digunakan sendiri. Namun ada beberapa jenis alat
kontrasepsi yang penggunaanya harus dengan bantuan tenaga kesehatan.
Kontrasepsi Tradisional a. ‘Azl Dalam usaha menunda kelahiran anak, bisa dengan
‘azl (mengeluarkan sperma di luar vagina). Hukum pemakaian kontrasepsi berupa ‘azl
yaitu boleh tidak menyebabkan kemandulan secara permanen. Ada sebuah hadits
shahih yang membolehkan hukum ‘azl, riwayat Muslim dari Jabir:
ْ ان ِخ
ا َكبِ ْيرًاPًًٔطٔـ َ ق نَحْ ُن نَرْ ُزقُهُ ْم َواِيَّا ُك ۗ ْم اِ َّن قَ ْتلَهُ ْم َك
ٍ ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْواَل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ اِ ْماَل
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu
dosa yang besar. (Q.S Al.Isra,17:31).
Maka dari itu, ulasan ini sudah cukup menjelaskan kedudukan kontrasepsi
dalam Islam, sebagai bagian dari perencanaan masa depan keluarga. Yang
diharamkan, tentunya, adalah penyalahgunaan kontrasepsi oleh para pasangan sebagai
alat bantu praktik seksual sebelum pernikahan, dengan tujuan menghindari kehamilan
di luar nikah.
4. Tujuan melakukan KB
Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer
di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam
liang vagina.
b. Diafragma
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.
d. KB Suntik
e. KB Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
f. AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum
dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
g. Kontrasepsi Implant
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi
bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi
yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk
menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi
adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau
hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi.
i. Kontrasepsi vasektomi
Dengan dasar tidak ada jaminan kepulihan tingkat kesuburan setelah rekanalisasi,
Komisi Fatwa MUI tetap memutus haram hukumnya melakukan vasektomi. Komisi Fatwa
tetap mendasarkan hukumnya pada Alquran surah al-An'am ayat 151, "Dan janganlah kamu
membunuh anak-anakmu karena takut miskin ...." Redaksi yang kurang lebih sama juga
termaktub dalam Alquran surah al-Isra ayat 31.
Forum Bahtsul Masail NU mengambil dasar hukum dari pendapat Imam Syibramalis.
Menurut beliau, ada dua cara pencegahan kehamilan. Jika mencegah total, hukumnya haram.
Jika mencegah hanya secara temporer, hukumnya mubah karena diqiyaskan dengan azl
(mengeluarkan sperma di luar kelamin istri).
Sterilasasi (Tubektomi/Vasektomi)
Vasektomi dan tubektomi hukumnya haram karena membuat mandul secara
permanen.
Kesimpulan
Pada intinya semua bentuk alat kontrasepsi ini boleh digunakan dalam agama islam.
Tentunya dengan tujuan tidak untuk membatasi, mencegah dan mentiadakan kelahiran,
kecuali memang benar-benar dalam keadaan dzururot. Karena jika penggunaan alat
kontrasepsi digunakan untuk mentiadakan kelahiran (permanen) jelas jatuh pada hukum
yang haram sebab dianggap mendahului takdir atau kehendak allah swt dan dalam kondisi
seperti ini manusia akan lebih mudah terjerumus dalam perzinaan.
Daftar Pustaka
Handayany, Gemy Nastity. “Kontrasepsi Dalam Kajian Islam.” Jurnal Al-Firk Volume 1Nomor 1
Tahun 2013, n.d.
Hartanto, Hanafi. “Keluarga Berencana Dan Kontrasepi.” Jakarta: Pustaka Sinar Harapan2010.