Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Melakukan pelayanan kontrasepsi dengan metode
sederhana .
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah dikemudian hari.
Bekasi, Maret
2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................
1. Kontrasepsi Barier......................................................................................................................
2. Kondom Pria ..............................................................................................................................
3. Kondom Wanita..........................................................................................................................
4. Diafragma ..................................................................................................................................
5. Cervical Caps..............................................................................................................................
6. Spermicid ...................................................................................................................................
7. Vaginal Tissue............................................................................................................................
8. Jel dan Spesimid ........................................................................................................................
9. Metode MAL (Metode Amonorea Laktasi)................................................................................
10. Metode Kalender/Metode Ovulasi..............................................................................................
11. Metode Temperatur Basal Tubuh...............................................................................................
12. Metode Symptotermal.................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut
WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk
mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini
dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing
jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir
sama (Gustikawati, 2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama
antara pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi
yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan serta keinginan bersama.
Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai kontrasepsi seperti kondom,
coitus interuptus (senggama terputus) dan vasektomi. Sementara itu
apabila istri yang menggunakan kontrasepsi suami mempunyai peranan 2
penting dalam mendukung istri dan menjamin efektivitas pemakaian
kontrasepsi (Saifuddin, 2010).
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun.
Maka dari itu perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan
untuk menggunakan kontrasepsi atau cara KB. Tingkat pencapaian
pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau
pernah menggunakan kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis
kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
Pemerintah telah menetapkan kebijakan keluarga berencana
melalui penyelenggaraan program keluarga berencana. Peraturan
Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi
Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pengaturan
kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk
melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur
jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat
kontrasepsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi barrier?
2. Apa yang dimaksud dengan kondom pria?
3. Apa yang dimaksud dengan kondom wanita?
4. Apa yang dimaksud dengan Diagfragma?
5. Apa yang dimaksud dengan cervical caps?
6. Apa yang dimaksud dengan spermicide?
7. Apa yang dimaksud dengan vaginal tissue?
8. Apa yang dimaksud dengan Jeli dan krim spermisid?
9. Apa yang dimaksud dengan Metode MAL?
10. Apa yang dimaksud dengan metode kalender?
11. Apa yang dimaksud dengan metode temperature basal tubuh?
12. Apa yang dimaksud dengan metode symptotermal?
13. Apa yang dimaksud dengan metode ovulasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengethaui tentang kontrasepsi barrier
2. Untuk mengethaui tentang kondom pria
3. Untuk mengethaui tentang kondom wanita
4. Untuk mengethaui tentang Diagfragma
5. Untuk mengethaui tentang cervical caps
6. Untuk mengethaui tentang spermicide
7. Untuk mengethaui tentang vaginal tissue
8. Untuk mengethaui tentang Jeli dan krim spermisid
9. Untuk mengethaui tentang Metode MAL
10. Untuk mengethaui tentang metode kalender
11. Untuk mengethaui tentang metode temperature basal tubuh
12. Untuk mengethaui tentang metode symptotermal
13. Untuk mengethaui tentang metode ovulasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi asal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/
menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel
telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
dengan sperma. KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru
untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia
dan sejahtera lahir batin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha
untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat
perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
Secara umum kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam
metode yaitu, metode sederhana KB Alamiah (KBA), metode KB
menggunakan alat, metode modern hormonal dan non hormonal, dan
metode prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat
untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada
dua macam, yaitu kontrasepsi yang mengandung hormonal (pil, suntik dan
implant) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD, Kondom).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada.
Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat
dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya
kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan
sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus,
mudah pelaksanaanya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat dapat diterima penggunaanya oleh pasangan
yang bersangkutan.
Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan
sendiri oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.Metode
ini terdiri dari dua macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
atau obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat.
Metode KB sederhana :
1. Kontrasepsi Barier
2. Kondom pria
Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk
alamiah dapat berwarna maupun tidak berwarna, biasanya ditambahkan
spermisida untuk perlindungan tambahan, serta digunakan untuk menutupi
penis sesaat sebelum berhubungan. Mekanisme kerja kondom adalah
dengan cara menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus
genitalia interna wanita. Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi,
hanya sekitar 3-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama.
Pemakaian kondom memiliki keuntungan dan kerugian seperti :
Keuntungan kondom :
a. Mencegah kehamilan
b. Memberi perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
c. Dapat diandalkan
d. Sederhana, ringan, disposable, dan mudah digunakan
e. Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow-up
f. Reversibel
g. Pria ikut aktif dalam kegiatan KB
h. Efektif segera setelah dipasang
i. Tidak mempengaruhi kegiatan laktasi
j. Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain
k. Tidak mengganggu kesehatan
l. Tidak ada efek samping sistemik
m. Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter
n. Murah karena digunakan dalam jangka pendek
Kerugian kondom :
3. Kondom Wanita
Kondom menjadi salah satu metode kontrasepsi (KB) yang bekerja
dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak
terjadi pembuahan. Penggunaan kondom cukup aman dan efektif sebagai
alat pencegah kehamilan selama kondom dipakai secara tepat dan benar.
Umumnya kondom digunakan oleh kaum pria saat ereksi untuk mencegah
terjadinya sperma bertemu sel telur agar tidak terjadi pembuahan. Namun
kini urusan kontrasepsi itu tak hanya melulu dilakukan oleh pria, wanita
pun wajib melindungi dirinya.
c) LANGKAH 3
f) LANGKAH 6
Setelah selesai coitus, Lepaskan kondom sebelum berdiri.
Peras dan putar ring bagian luar, tarik perlahan dan buang pada tempat yg
aman
Kondom menjadi salah satu metode kontrasepsi (KB) yang bekerja dengan
cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan. Penggunaan kondom cukup aman dan efektif sebagai alat
pencegah kehamilan selama kondom dipakai secara tepat dan benar.
Umumnya kondom digunakan oleh kaum pria saat ereksi untuk mencegah
terjadinya sperma bertemu sel telur agar tidak terjadi.
Resiko menggunakan kondom wanita
Kelebihan :
4. Diafragma
Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti mangkuk, terbuat dari karet lunak
yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum bersenggama, bisa dibubuhi
spermatisida. Difragma mencegah sperma mefeasuk ke dalam uterus. Ada
bermacam-macam ukuran, harus dipilih yang sesuai dengan mulut rahim
pemakai. Diafragma disarankan untuk pasangan yang masih ingin punya anak
dan setuju menggunakan diafragma.
Jenis diafragma:
a. flat spring (flat metal band)
b. coil spring (coiled wire)
c. arching spring (combinasi metal spring)
Cara penggunaan:
Efektivitasnya:
Secara teori pada pemakaian yang benar adalah sebesar 98%, tetapi
prakteknya sebesar 75–96%. Diafragma tidak disarankan untuk ibu yang
alergi terhadap lateks atau spermatisid dan mengalami infeksi fracus
urinarius berulang-ulang. Diafragma tidak boleh dipakai bila ibu
menderita tonus otot vagina yang lemah, menderita obstruksi vagina,
“sangging uterus”, pernah menderita toxic shock syndrome atau infeksi
vagina oleh Staphylococcus aureus. Harus diperhatikan bahwa diafragma
tidak boleh digunakan ketika sedang haid, dipakai tidak lebih dari 24 jam,
waspada terhadap munculnya gejala-gejala toxic shock syndrome yaitu
demam (39°C), diare, muntah, nyeri otot dan kulit kemerahan (rash)
(Sidi,1996).
5. Cervical Caps
Kelebihan :
Harga terjangkau
Bisa digunakan hingga 2 kali
Kekurangan :
6. Spermicida
Spermisida adalah metode kontrasepsi yang mengandung nonoxynol-
9. Zat ini dapat membunuh sperma atau menghentikan pergerakan sperma.
Alat ini dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim guna
mencegah kehamilan. Alat KB ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau
supositori. Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika
digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom.
Petunjuk Umum :
1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar
sebelum melakukan hubungan seksual.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
(busa atau krim) dan insersi spermisida.
3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan
hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak
memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.
4. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun
penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum
diisi ke dalam aplikator).
5. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum
terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama
dilanjutkan berulang kali.
6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis
tertutup secara keseluruhan.
Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai
dengan bentuknya:
1. Aerosol (Busa)
Cara pemakaian:
Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan kontainer
dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk
mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan
posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan
untuk tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke
pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian
keringkan. Aplikator sebaiknya digunakan untuk pribadi. Spermisida aerosol
(busa) dimasukkan dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan
hubungan seksual.
Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.
Gambar cara memasukkan spermisida bentuk busa krim atau jeli dengan inserter
4. Suppositoria
Cara pemakaian :
Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut dalam
vagina. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka kemasan.
Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil berbaring,
masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum
melakukan hubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina atau suppositoria.
Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.
Kelebihan :
Kekurangan :
Efek samping yang paling sering terjadi pada pengguna spermisida biasanya
adalah terjadinya beberapa hal berikut.
Iritasi
Rasa perih dan terbakar di area genital
Rasa gatal pada vagina
Vagina yang menjadi kering
Vagina mengeluarkan bau
Vagina mengeluarkan cairan menyerupai keputihan
Spermisida tidak cocok untuk semua orang dan tidak dianjurkan menggunakan
metode kontrasepsi ini apabila:
Keuntungan MAL :
Segera efektif
Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping secara sistemik
Tidak perlu pengawasan medis
Tidak perlu obat atau alat
Tanpa biaya
Kekurangan MAL :
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19.
Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila
ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh
karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain
itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode
kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney,
metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100
wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif Hal yang dapat
menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat
digunakan untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus
menstruasi dibagi dalam 2 fase yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah
ovulasi.
Suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi
suhu tubuh akan turun dan akan naik kembali mencapai 37-38 derajat celcius dan
tidak akan normal kembali ke suhu normal 36 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya progesterone
yang bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerimasel telur yang
telah dibuahi.
Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2- 0,5 derajat
celcius karena dipengaruhi oleh hormone progesterone. Pengukuran yang
dilakukan teratur beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari
lebih jauh tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat dilakukan pada
saat tertentu.
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur
dibawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang
sangat tinggi, dan tidur minimal 5-6 jam.
a. Keuntungan :
1. Memiliki tingat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan
benar.
2. Murah (ekonomis)
3. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
4. Tidak ada efek samping sistemik
b. Kekurangan :
1. Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur
tidak pada waktu biasanya, tidur terlalu larut malam, danti
thermometer, ganti tempat pengukuran suhu.
2. Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu
menyusui, karena siklus yang sangat tidak teratur.
3. Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk
melakukannya.
4. Pengukuran yang tidak teliti
5. Perlu pencatatan tiap hari.
Manfaat :
Metode Syhmptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi
maupun konsepsi.
a. Digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan
tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
b. Digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
Efektifitas :
Angka kegagalan dari pengguanaan metode Syhmptothermal
adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak adanya kerjasama
pasangan. Namun, metode sim to thermal iniakan mempunyai angka
kegagalan yang lebih rendah jika di bawah pengawasan yang lebih ketat.
Keterbatasan :
1. Tidak cocok digunakan oleh wanitayang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol
2. Metode Syhmptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir
serviks
3. Metode Syhmptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar
Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan
mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari
berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi)
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai
dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan
metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan
periode subur sedang berlangsung
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari
berurutan dan hari puncak lendir subur
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal,
periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode
subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode KB
sederhana Metode adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri oleh peserta
KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.Metode ini terdiri dari dua
macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat dan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat. Metode KB
sederhana meliputi Kontrasepsi Barier yang terdiri dari kondom pria dan
wanita, diafragma, cervical caps, dan spermicid (busa kontrasepsi, vaginal
tissue, jeli dan krim), selain itu yang termasuk metode KB sederhana
metode MAL, metode kalender/metode ovulasi, metode temperature basal
tubuh, dan metode shymptotermal. Metode sederhana tersebut
memerlukan kesepakatan antara suami dan istri. Metode sederhana
tersebut memiliki efektivitas yang berbeda serta kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Kontrasepsi sederhana ini hanya bersifat
sementara.
Peran bidan adalah untuk memberikan informasi selengkap-
lengkapnya mengenai metode KB sederhana kepada akseptor KB yang
ingin menggunakan metode KB Sederhana. Dan diharapkan kepada
akseptor KB agar mendapatkan metode KB sederhana yang tepat dan
mereka inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
hu-berlin.de/sexology/ATLAS_EN/html/methods_of_contraception.html diunduh
10 Maret 2010, 7:24 PM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 24- MK 27)