MENSTRUAL REGULATION
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Qawa’id Fiqhiyyah Dosen Pengampu:
Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I, MA.
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/1442H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt. penulis panjatkan atas limpahan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
mudahmudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi akhir zaman, penolong umat,
yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw. yang telah menunjukkan kita kepada jalan hidup lurus
yang diridhai oleh Allah Swt. dengan ajarannya agama Islam.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas dari Bapak dosen mata kuliah
Masail Fiqhiyyah dengan judul” pandangan ulama mengenai KB, Sterilisasi dan Menstrual
Regulation” Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu Bapak Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I, MA. yang selalu
penulis harapkan keberkahannya dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih belum sempurna, untuk itu perlu masukan dari semua pihak
terutama Bapak Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I, MA . dan teman-teman Mahasiswi lainnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun sendiri
umumnya para pembaca makalah, apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka
semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman
terjadinya ledakan penduduk di Indonesia semakin nyata Pemerintah terus berupaya untuk
menekan laju pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk ikut serta menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk
mencapai keseimbangan yang baik. Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko
kematian ibu padawaktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan
jarakantara kelahiran yang terlalu pendek. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas (UU Kependudukan Nomor 52 tahun 2009).
Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan setiap orang untuk
mengatur jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui informasi, pendidikan dan
penggunaan metode kontrasepsi. Salah satu cara KB dengan Metode operasi wanita (MOW)
atau sterilisasi pada wanita yang merupakan metode kontrasepsi modern yang paling efektif.
MOW dahulu dilakukan dengan cara pemotongan tuba falopi (tubektomi) dengan
berkembangnya kemajuan teknologi MOW sekarang dapat dilakukan dengan cara pengikatan
pada saluran tuba falopi (tubektomi), sehingga sel telur tidak dapat bergerak menuju ampulla
tuba dimana fertilisasi bisa terjadi. MOW sudah terbukti keberhasilannya (99%) asalkan
penatalaksanaannya sesuai dengan standar operasinal pelaksanaan (SOP) yang telah
ditetapkan. Hal ini seharusnya dapat diketahui oleh setiap ibu atau pasangan usia subur (PUS)
yang tidak ingin memiliki anak lagi . Faktor utama masih rendahnya penggunaan MOW salah
satunya adalah faktor dukungan orang terdekat yaitu suami. Dukungan suami memiliki peran
dan tanggung jawab sangat penting dalam kesehatan reproduksi perempuan serta untuk
tercapainya tujuan keluarga kecil bahagia sejahtera
iii
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian KB, Strelisasi dan Menstrual Regulation?
b. Apa Macam-macam KB, Strelisasi dan Menstrual Regulation
c. Apa Tujuan KB?
d. Bagaimana kedudukan KB di Indonesia?
e. Apa perbedaan KB, Sterilisasi dan Menstrual Regulation
f. Apa Dampak Positif dan Negatif KB, Strelisasi, Dan Menstrual Regulation?
g. Apa pendapat Ulama Tentang KB, Dalil-dalil, serta Perbedaan pendapat dan Istinbath Hukum
nya?
h. Apa pendapat Ulama Tentang Strelisasi, Dalil-dalil, serta Perbedaan pendapat dan Istinbath
Hukum nya?
i. Apa pendapat Ulama Tentang Menstrual Regulation, Dalil-dalil, serta Perbedaan pendapat dan
Istinbath Hukum nya?
C. TUJUAN
a. Mengetahui pengertian KB, Strelisasi dan Menstrual Regulation
b. Mengetahui Macam-macam KB, Strelisasi dan Menstrual Regulation
c. Mengetahui Tujuan KB
d. Mengetahui kedudukan KB di Indonesia
e. Mengetahui perbedaan KB, Sterilisasi dan Menstrual Regulation
f. Mengetahui Dampak Positif dan Negatif KB, Strelisasi, Dan Menstrual Regulation
g. Mengetahui pendapat Ulama Tentang KB, Dalil-dalil, serta Perbedaan pendapat dan Istinbath
Hukum nya
h. Mengetahui pendapat Ulama Tentang Strelisasi, Dalil-dalil, serta Perbedaan pendapat dan
Istinbath Hukum nya
i. Mengetahui pendapat Ulama Tentan
iv
BAB II
PANDANGAN ULAMA MENGENAI KB, STERILISASI DAN
MENSTRUAL REGULATION
A. KB (Keluarga Berencana)
1. Pengertian KB (Keluarga Berencana)
KB (Keluarga Berencana) yaitu rencana kelahiran anak dengan melakukan suatu cara
atau alat yang dapat mencegah kehamilan. Di Indonesia program KB (Keluarga Berencana)
direncanakan dengan jumlah 2 anak. Istillah (KB) Keluarga Berencana merupakan terjemahan
dari Bahasa Inggris yaitu Family Planning yaitu pasangan suami istri yang sudah memiliki
perencanaa kapan anak akan lahir dan berapa banyak anak yang diinginkan. 1 Dalam
pelaksanaannya di negara barat mencangkup 2 macam cara, yaitu :
a. Planning Peremihood
Pelaksanaan metode ini menitik beratkan tanggung jawab kedua orang tua untuk
membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, damai, sejahtera, dan bahagia.
Walaupun bukan dengan jalan membatasi jumlah anggota keluarga. Hal in, lebih mendekat
ْ َّ( ت َ ْن ِط ْي ُم النMengatur keturunan).
dengan istilah bahasa arab س ِل
b. Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak, atau menjarangkan kelahiran sesuai
ْ َّتَحْ ِد ْي ُد الن
dengan situasi dan kondisi suami istri. Hal ini lebih mirip dengan istilah bahasa arab س ِل
(membatasi keturunan). Tetapi dalam prakteknya di negara barat, cara ini juga membolehkan
pengguguran kandungan (abortus dan menstrual regulation), pemandulan (infertilitas), dan
pembujangan.
Dalam pengertian umum KB ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa, sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarga atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut.2
1
Sapiudin Shiddiq, Fikih Kontemporer, (Jakarta: KENCANA 2016) Hlm 20
2
Mahjuddin, Masa’il Fiqhiyyah Kasus-Kasud Akhwal dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2019), Hal 71
1
Sedangkan dalam artian khusus KB ialah usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga dengan menerima dan mempraktekkan gagasan keluarga kecil yang
potensial dan bahagia.
Maka dapat disimpulkan keluarga Berencana (KB) adalah pengaturan rencana kelahiran
anak dengan melakukan suatu cara atau alat yang dapat mencegah kehamilan. Di Indonesia
program KB dengan jumlah 2 anak, karena memakai atau menggunakan suatu cara atas alat
yang disebut kontrasepsi.
3
Mahjuddin, Masa’il Fiqhiyyah Kasus-Kasud Akhwal dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2019), Hal 72
2
3. Tujuan Program KB (Keluarga Berencana)
Program KB mempunyai beberapa tujuan yang dipandang akan membawa kemaslahatan
dan mencegah kemudharatan baik bagi keluarga yang bersangkutan maupun bagi negara yang
mengalami masalah dalam kependudukan. Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia
terbagi menjadi Tujuan umum dan Tujuan Khusus yaitu :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan Ibu dan Anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya Masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan Jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
3) Meningkatnya kesehatan berencana dengan penjarangan kelahiran.4
Tujuan lain dari program KB adalah memperoleh kesempatan yang luas bagi seorang ibu
demi melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat, yaitu menata kehidupan rumah
tangga, dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kegiatan formal,
pendidikan, ibadah, dan lain-lain.
4. Macam-macam KB
a. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, dan penularan
penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex yang
dipakai pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama
(bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.
b. Kondom wanita
Berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungin vagina. Terdapat cincin plastik
di ujung kondom. Sehingga posisinya mudah disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat
digunakan dengan kondom pria.
c. Diafragma
4
Sudarto, Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA 2018), Hlm 69
3
Diagfram adalah topi karet lunak yang dipakai di dalam vagina untuk menutupi leher
rahim. Fungsinya untuk mencegah sperma masuk kedalam rahim. Penggunaan diagram ini juga
seefektif kondom, dan diagframa tersebut juga dapat dicuci dan digunakan lagi selama 1-2
tahun. Kekurangannya ialah diagframa ini harus dipakai sebelum melakukan seks, tepatnya 24
jam sebelumnya, dan harus segera dicopot setelah 6 jam. beberapa wanita juga mungkin
kesulitan untuk Menyisipkannya dan bahkan memiliki reaksi alergi.
d. Pil KB
Pil KB adalah cara menghindari kehamilan yang cukup populer di era modern. karena
termasuk yang dapat diandalkan (angka kegagalan paling paling rendah antara 0,3-5%). Pil KB
atau kontrasepsi ini berisi bentuk sintesis 2 hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh
yaitu estrogen dan Progesterone. Kedua hormon tersebut mengatur siklus menstruasi wanita.
Pil KB ini bekerja dengan 2 cara, yaitu pertama, menghentikan ovulasi (mencegah ovarium
mengeluarkan sel telur). Kedua, mengentalkan cairan serviks sehingga menghambat
pergerakan sperma ke rahim.
e. Susuk KB (Implan)
Susuk KB salah satu balangan kecil berisi hormon yang ditempatkan di bawah kulit
bagian lengan wanita. Berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari
pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung Hormon levonorgesteral yang bisa
mencegah kehamilan.5
f. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik ialah suntikan hormon yang mencegah kehamilan, merupakan Alat
Kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya hormon progesterone di suntikan kedalam tubuh
wanita secara selang waktu yang tetap. Setiap 3 bulan sekali anda mendapatkan suntikan baru.
Selama periode tersebut menstruasi dapat berjalan dengan normal.
g. AKDR
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi kecil yang
ditempatkan didalam rahim wanita. AKDR ini memiliki 2 jenis, AKDR tembaga yang terbuat
5
http://repository.unimus.ac.id/4164/5/BAB%20II.pdf diakses pada tgl 20 Jan. 22
4
dari plastik kecil dengan tembaga yang melilit batangnya dan AKDR progeslogen yang
berbentuk T kecil dengan silinder berisi progestogen disekeliling batangnya.6
6
Sudarto, Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA 2018), Hlm 69-73
5
Berdasarkan dalil Al-Qur’an :
1) Firman Allah SWT QS An-Nisaa ayat 9 :
Wajhul Istidlal :
Hadits ini memberi petunjuk bahwa faktor kemampuan suami istri untuk memenuhi
kebutuhan anak-anaknya hendaknya dijadikan pertimbangan mereka yang ingin menambah
jumlah anaknya bahkan faktor kemampuan memikul beban keluarga dapat dijadikan
pertimbangan oleh seseorang untuk menunda pernikahannya. Bahkan menjadi dosa jika I
melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya yang menjadi beban bagi Masyarakat,
karena orang tuanya yang tidak sanggup membiayai. Maka program KB merupakan
7
Mahjuddin, Masail al-fiqh Kasus-kasus Aktual dalam Hukum islam, (Jakarta: Kalam Mulia) hlm 75
8
Musa syabin bashier, Shohih Bukhori, jilid II (2013), hlm 471
6
pengendalian kehamilan yang dapat membantu orang-orang yang tidak menyanggupi hal
tersebut. Oleh karenanya KB hukumnya boleh ( tidak dilarang ).
9
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: Gunung Agung 1996); hal 61
10
Adib Bisri Mustafa, Tarjamah Shahih Muslin. Jilid II, (Semarang: CV ASSYIFA 1993), hlm 825
7
Prof. Dr. Muhammad Madkour dan Abu A’la al-Maududi beranggapan bahwa
menggunakan KB sama dengan Membunuh Keturunan (bayi). Pendapat ulama yang
melarang,11 keharamannya berdasarkan :
1) Firman Allah SWT Q.S al-An’am: 151
…و ًَل ت َ ْقتُلُ ْْٓوا ا َ ْو ًَل َد ُك ْم ِم ْن ا ِْم ََل ٍۗق نَحْ نُ نَ ْر ُزقُ ُك ْم َواِيَّا ُه ْم
َ
“….dan janganlah kamu membunuh anak-anakmua karena takut miskin, kamilah yang
memberi Rezeki kepadamu dan kepada mereka….” 12
Wajhul Istidlal :
Berdasarkan pada syarat tersebut menunjukkan bahwa membunuh anak dilarang. KB
dianggap sama seperti membunuh anak dengan secara tidak langsung, maka dari itu KB
hukumya Haram.
d. Tarjih
11
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah pada masalah-masalah kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 1998), hal 38
12
Maskani dan Hasbiyallah, Masail Fiqhiyah Al-Hadisah, (Bandung: Sega Arsy 2009)
8
Setelah membandingkan pendapat-pendapat yang ada dan dalilnya masing-masing,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendapat yang paling kuat (rajih) adalah pendapat
Yusuf al-Qaradhawi, Imam Al-Ghazali, syaikh al-Hariri, Syekh Syalthut yang membolehkan
KB.
Alasannya pendapat ini lebih kuat adalah :
1) Dalil yang digunakan lebih kuat, karena ayat Al-Qur’an dan Hadits yang menyeru manusia
untuk menjaga keturunan, menjamin kehidupan keturunan dan menjaga kesejahteraan
keturunan.
2) Pendapat ini lebih sesuai dengan kemaslahatan, yakni :
a) KB dapat mengurangi angka kemiskinan
b) KB dapat membantu tersedianya biaya pendidikan dan Kebutuhan Anak
c) KB dapat membantu untuk terpenuhinya ASI bagi anak selama dua tahun.
d) KB dapat membantu Untuk mengatur jarak keturunan dengan baik sebaik mungkin.
B. Sterilisasi
1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah memandulkan lelaki atau wanita dengan jalan operasi agar tidak dapat
menghasilkan keturunan. Metode ini berbeda dengan alat-alat kontrasepsi yang hanya
bertujuan untuk meghindari kehamilan sementara waktu. Sterilisasi pada lelaki disebut
vasektomi, yaitu memotong saluran mani kemudian kedua ujungnya diikat sehingga sel sperma
tidak dapat mengalir keluar penis. Sedangkan Sterilisasi pada wanita disebut Tubektomi, yaitu
dengan memotong saluran sel telur dan menutup keduanya sehingga sel telur tidak keluar dan
sperma tidak masuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak akan terjadi kehamilan.13
Ada beberapa cara yang sering dilakukan dalam proses sterilisasi wanita, antara lain:
a. Cara Radiasi
Yaitu dengan cara merusak fungsi ovarium, sehingga tidak dapat lagi menghasilkan
hormon-hormon yang mengakibatkan wanita menjadi menopause.
b. Cara Operatif
1) Ovorektomi, yaitu mengangkat atau memiringkan kedua ovarium yang efeknya sama dengan
cara radiasi.
2) Tubektomi, yaitu mengangkat seluruh tuba(tuba palupi) agar wanita tidak bisa hamil lagi karena
saluran tersebut telah bocor.
3) Ligase tuba, yaitu mengikat tuba sehingga tidak dapat lagi di lewati oleh ovum(sel-sel telur).
13
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: Gunung Agung 1996); cet-9 hal 55
9
4) Cara penyumbatan tuba, yaitu menggunakan zat-zat kimia untuk menyumbat lubang tuba
dengan teknik suntikan.14
2. Dampak positif dan negatif dari sterilisasi
Dampak positif sterilisasi
1) Tidak mempengaruhi proses menyusui
2) Tidak bergantung pada faktor hubungan seksual
3) Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang
4) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
5) Keberhasilan dalam mencegah kehamilan paling baik dibandingkan metode KB lainnya,
metode ini juga aman untuk orang yang beresiko bila memakai KB.
a. Dampak negatif sterilisasi
1) Bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan kecuali dengan operasi
2) Sedikit pembekakan dan memar pada bagian zakar15 pada laki-laki
3) Hilangnya kesuburan permanen, baik melalui pembedahan ataupun obat-obatan
4) Sterilisasi sama saja dengan merusak atau mengubah ciptaan Allah SWT dengan jalan
memotong dan menghilangkan sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi(saluran mani/telur)
3. Sebab pelaksanaan Sterilisasi
Dilaksanakan sterilisasi karena dibatasi oleh beberapa faktor, anata lain:
a. Indikasi medis yaitu biasanya dilakukan terhadap wanita yang mengidap penyakit yang
dianggap dapat berbahaya baginya, misalnya:
1) Penyakit jantung
2) Penyakit ginjal
3) Hypertensi dan sebagainya
b. Sosio ekonomi yaitu biasanya dilakukan karena suami istri tidak sanggup memenuhi kewajiban
bila mereka melahirkan anak. Karena terlalu miskin
c. Permintaan sendiri yaitu dilakukan karena permintaan oleh yang bersangkutan,meskipun ia
tergolong mampu ekonominya. Karena mungkin istri atau suaminya ingin mengarahkan
kegiatannya yang lebih banyak di luar rumah tangganya, maka ia tidak ingin mempunyai
anak.16
14
Mahjudin, Masa’il Fiqhiyah, kasus-kasus akhwal dalam hukum islam, (Jakarta:kalam mulia, 2019,hal81-82)
15
Zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria, yang merupakan dua organ oval seukuran buah zaitun
besar. Berada di dalam skrotum, kantung longgar kulit yang menggantung di belakang penis
16
Mahjudin, Masa’il Fiqhiyah, kasus-kasus akhwal dalam hukum islam, (Jakarta:kalam mulia, 2019,hal 14)
10
4. Perbedaan pendapat para ulama tentang hukum sterilisasi dan dalil masing-
masingnya
a. Ulama yang membolehkan sterilisasi: Imam as-Suyuthi, Syaikh M. Shamsudin, Syaikh
Mahmud Syaltut, Abdul Qadir.
Imam as-Suyuthi, Syaikh M. Shamsudin, Syaikh Mahmud Syaltut, Abdul Qadir
berpendapat bahwa membolehkan sterilisasi dengan syarat. Karena keadaan terpaksa yang
dikhawatirkan dapat membahayakan nyawa atau anggota tubuhnya berdasarkan:
1) Firman Allah QS.Al-Maidah ayat 32
Wajhul istidlal:
ayat tersebut menunjukan bahwa memelihara diri atau orang lain adalah sangat
dianjurkan. Maka jika melakukan sterilisasi dalam keadaan darurat(terpaksa) dan
menyelamatkan nyawa seseorang, maka sterilisasi hukumnya boleh(tidak dilarang).
Apabila suami istri dalam keadaan sangat terpaksa, seperti untuk menghindari
penurunan penyakit terhadap anak keturunannya yang akan lahir, atau terancamnya jiwa
seorang ibu bila mengandung atau melahirkan, maka sterilisasi dala islam diperbolehkan, hal
ini sesuai denan kaidah fikih
ُ ْااض َُر ْو َراتُ تُبِ ْي ُح ال َمح
ظ ْو َرات
“keadaan yang darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang17”
17
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: Gunung Agung 1996); cet-9 hal 69
11
Wajhul istidlal:
kaidah tersebut, menjelaskan bahwa perbuatan yang haram(dilarang) yang dilakukan
dalam keadaan terpaksa/darurat dibolehkan. Oleh karenanya, sterilisasi apabila dilakukan
karena dalam keadaan terpaksa/darurat maka dibolehkan.
Adanya tuntutan maslahat menjadi sebab diperbolehkannya sterilisasi, seperti jika
seorang ada penyakit turunan yang bersifat permanen dan dapat menular kepada anaknya.
b. Ulama yang mengharamkan sterilisasi: Syaikh Abu Zahrah, Abu A’la al-Mahmudi, H.
ALI Akbar, Ibnu Hazm.
Syaikh Abu Zahrah, Abu A’la al-Mahmudi, H. ALI Akbar, Ibnu Hazm mengharamkan dengan
alasan membunuh keturunan dan takut miskin, berdasarkan:
1) Firman Allah SWT al-An’am ayat 151
12
Wajhul istidlal:
ayat tersebut menunjukan bahwa membunuh anak karena takut miskin dilarang.
Sterilisasi dianggap sama seperti membunuh anak tidak langsung, oleh karenanya sterilisasi
hkumnya haram
c. Sebab perbedaan pendapat tentang hukum sterilisasi
1) Ulama berbeda pendapat dalam berpandangan bahwa sterilisasi itu boleh dalam keadaan
darurat atau tidak
2) Ulama berbeda pendapat dalam memandang sterilisasi itu haram, jika sifatnya pemandulan
tetap(permanen) atau tidak
3) Ulama berbeda pendapat apakah sterilisasi dapat menyelamatkan jiwa seorang atau tidak
d. Tarjih
Setelah membandingkan pendapat-pendapat yang ada dan dalilnya masing-masing,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendapat yang paling kuat (rajih) adalah pendapat
pendapat ulama: Imam as-Suyuthi, Syaikh M. Shamsudin, Syaikh Mahmud Syaltut, Abdul
Qadir yang membolehkan sterilisasi.
C. Menstrual Regulation(MR)
1. Pengertian Menstrual Regulation(MR)
13
penyebab dari tindakan medis atau disebabkan oleh permintaan pasien dengan alasan tertentu,
seperti faktor ekonomi, menjaga kecantikan, dan lain-lain. Abortus yang dilakukan untuk
kehamilan sampai 12 minguu biasanya dilakukan dengan Menstrual Regulation(MR) yaitu
dengan penyedotan(semacam alat penghisap debu yang biasa, namun dua kali lebih kuat).
2. Dampak positif dan negatif Menstrual Regulation(MR)
a. Dampak positif Menstrual Regulation(MR)
Dampak positif yang didapatkan jika melakukan Menstrual Regulation(MR), yaitu
menyelamatkan sang ibu dari bahaya penyakit yang diderita apabila sang ibu memiliki janin
yang dikandungnya.
b. Dampak negatif Menstrual Regulation(MR)
Dampak negatif Menstrual Regulation(MR):
1) Depresi
Seseorang yang melakukan Menstrual Regulation(MR) secara terpaksa akan merasakan
tekanan dalam hidupnya. Ketidak inginan untuk melahirkan anak yang dikandungnya
menyebabkan pelaku mengambil tindakan menggugurkan kandungan yang masih muda,
dikarenakan belum terbentuknya janin secara sempurna.
2) Efek pada kesehatan
Dampak negatif Menstrual Regulation(MR) baik jangka pendek ataupun jangka panjang,
diantaranya adalah:
a) Resiko medis seperti pendarahan, infeksi, kerusakan rahim, peradangan pangggul dan kista
b) Timbul luka-luka dan infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ disekitarnya,
sperti usus atau kandung kencing
c) Dinding rahim bisa tembus. Karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim itu. Bahaya
kemungkinan terjadinya infeksi itu besar sekali, terutama jika abortus dibuat dengan cara tidak
steril
3. Pendapat para Ulama tentang Hukum Menstrual Regulation dan Dalilnya Masing-
masing
a. Ulama yang membolehkan Menstrual Regulation : Imam al-Ramli, Imam al-Subki, Abu
Bakar bin Sa’id al-Furati, Imam al-Qulyubi, dan Abu Ishaq al-mawari
Menurut Imam Al Ramli dalam kitabnya an-Nihayah, Imam al-Subki, Abu Bakar bin Sa’id
al-Furati, Imam al-Qulyubi, dan Abu Ishaq Al-mawari, membolehkan melakukan Menstrual
Regulation sebelum ditiupkannya ruh, jika semata-mata bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa sang ibu, dengan dasar pertimbangan bahwa seorang ibu yang berhak hidup daripada
14
janinnya. Mengupayakan penyelamatan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran
Islam. Berdasarkan :
1) Firman Allah SWT QS al-Maidah: 32
ض ِ ساد فِى ْاًلَ ْر َ َس ًۢا بِغَ ْي ِر نَ ْفس ا َ ْو ف ً س َر ۤا ِء ْي َل اَنَّه َم ْن قَت َ َل نَ ْفْ ِِم ْن اَجْ ِل ٰذ ِلكَ ۛ َكت َ ْب َنا ع َٰلى بَنِ ْْٓي ا
ِ سلُنَا ِبا ْلبَ ِي ٰن
ت ُ اس َج ِم ْيعًا ٍَۗو َلقَ ْد َج ۤا َءتْ ُه ْم ُر
َ َّاس َج ِم ْيعً ٍۗا َو َم ْن اَحْ يَا َها فَ َكاَنَّ َما ْٓ اَحْ يَا النَ َّفَ َكاَنَّ َما قَت َ َل الن
س ِرفُ ْو َن
ْ ض لَ ُم ِ ث ُ َّم ا َِّن َكثِ ْي ًرا ِم ْن ُه ْم بَ ْع َد ٰذ ِلكَ فِى ْاًلَ ْر
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa
membunuh seseorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
dan Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. dan Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di
antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”
Wajhul Istidlal:
Ayat tersebut menunjukkan bahwa memelihara diri atau orang lain adalah sangat
dianjurkan. Diperbolehkannya aborsi pada kandungan adalah ketika usia Janin belum
mencapai mencapai 40 hari. Dikarenakan apa yang ada di dalam rahim belum menjadi janin,
karena masih berada dalam tahapan sebagai nutfah, dan belum sampai pada fase penciptaan
yang menunjukkan ciri-ciri manusia, maka melakukan Menstrual Regulation dalam keadaan
darurat (terpaksa) dan menyelamatkan nyawa seorang Ibu hukumnya boleh (tidak dilarang).
Dengan demikian, melakukan Menstrual Regulation baik pada tahap penciptaan janin
ataupun setelah peniupan ruh, Jika dokter menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu
akan mengakibatkan kematian sekaligus ibu dan janinnya, maka diperbolehkan melakukan
Menstrual Regulation dalam mengupayakan keselamatan jiwa Ibu.
15
menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dan dagingnya, dan juga tulang
belulang…”18
Wajhul Istidlal :
Hadis tersebut menunjukkan bahwa pengguguran janin atau calon manusia sebelum
melalui masa 4 bulan agar tidak mengkhawatirkan ibu yang mengandung adalah boleh atau
tidak dilarang titik oleh karenanya menstrual regulation untuk menyelamatkan Ibu hukumnya
boleh atau tidak dilarang.
b. Ulama yang mengharamkan menstrual regulation Ibnu Hajar syekh Mahmud syaltut,
imam Al Ghazali Ibnu Hasyim Yusuf Al qardhawi.
Ibnu Hajar dalam kitabnya at-Tuhfah dan Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’
Ulumuddin, Syaikh Mahmud Syalthut, Ibnu Hazim, Yusuf al-Qaradhawi.19 Abd Al-Ramli
mengharamkan pengguguran kandungan setelah air mani berada didalam rahim atau tidak
boleh mengeluarkan mani yang telah tertanam dalam rahim walaupun sebelum berusia 40 hari.
Hal ini juga dapat merusak kesehatan ibu yang mengandung. Berdasarkan dalil:
س ْل ٰطنًا فَ ََل
ُ ق َو َم ْن قُتِ َل َم ْظلُ ْو ًما فَقَ ْد َجعَ ْلنَا ِل َو ِل ِي ٖه
ِ ٍۗ ّللاُ ا ًَِّل ِبا ْل َح َ َو ًَل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف
ٰ س الَّتِ ْي َح َّر َم
ص ْو ًرا َ ف ِفى ا ْلقَتْ ٍۗ ِل اِنَّ ٗه ك
ُ َان َم ْن ْ س ِر
ْ ُي
“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya), kecuali
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zhalim, maka sungguh
18
Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj, Sahih Muslim, Juz II (Beirut: Dar al-Auqaf) hlm 452
19
Masjfuk Zuhdi. Masa’il Fiqhiyyah. (Jakarta: Gunung Agung. 1996), cer. Ke-9, hal 85
16
kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas
dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan”
Wajhul Istidlal:
Ayat tersebut menunjukkan bahwa membunuh disengaja atau tidak disengaja adalah
hukumnya haram (dilarang). Menstrual Regulation merupakan tindakan pembunuhan yang
dilakukan dengan sengaja. oleh karenanya Menstrual Regulation hukumnya haram (dilarang).
d. Al-jam’u wa at-Taufiq
Setelah membandingkan pendapat-pendapat yang ada dalilnya masing-masing. Maka
ditemukan titik temu di antara keduanya, yaitu menstrual regulation hanya di perbolehkan jika
mengancam nyawa sang ibu.
17
a. KB (Keluarga Berencana) yaitu rencana kelahiran anak dengan melakukan suatu cara atau alat
yang dapat mencegah kehamilan.
b. Sterilisasi adalah memandulkan lelaki atau wanita dengan jalan operasi agar tidak dapat
menghasilkan keturunan. Metode ini berbeda dengan alat-alat kontrasepsi yang hanya
bertujuan untuk meghindari kehamilan sementara waktu. Sterilisasi pada lelaki disebut
vasektomi, yaitu memotong saluran mani kemudian kedua ujungnya diikat sehingga sel sperma
tidak dapat mengalir keluar penis. Sedangkan Sterilisasi pada wanita disebut Tubektomi, yaitu
dengan memotong saluran sel telur dan menutup keduanya sehingga sel telur tidak keluar dan
sperma tidak masuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak akan terjadi kehamilan.
c. Menstrual Regulation(MR) merupakan istilah bahasa Inggris yang telah diterjemahkan
menjadi pengguguran kandungan yang masih muda. Menstrual Regulation(MR) ialah
pengaturan menstruasi pada wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan
hasil pemeriksaan ternyata positif dan mulai mengandung. Menstrual Regulation(MR) pada
hakikatnya adalah abortus provocatus criminalis, yaitu abortus yang dilakukan tanpa ada
penyebab dari tindakan medis atau disebabkan oleh permintaan pasien dengan alasan tertentu,
seperti faktor ekonomi, menjaga kecantikan, dan lain-lain.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga berencana(KB) adalah pengatura rencana kelahiran anak dengan melakukan
suatu cara/alat yang dapat mencegah kehamilan.
Sterilisasi merupakan tindakan yang mneyebabkan seseorang tidak hami lagi.
Sterilisasi adalah memandulkan lelaki atau wanita dengan jalan operasi agar tidak dapat
mengahasilkan keturunan.
Menstrual Regulation(MR) ialah pengaturan menstruasi terhadap wanita yang merasa
terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata positif dan mulai
mengandung.
Pertambahan penduduk di Indonesia semakin lama semakin menunjukan peningkatan
yang mengkhawatirkan karena tidaksesuai dengan peningkatan perekonomian negara.
Pertambahan pendududk lebh cepat, sedangkan perekonomian negara jauh lebih ketinggalan
maka dari itu pemerintah menjadukan program keluarga berencana(KB) sebagai bagian dari
pembangunan nasional dan dapat menutunkan angka kelahiran.
Tujuan progam keluarga berencana terbagi menjadi tujuan umum maupun khusus,
yaitu:
Tujuan umum meningkatan kesjahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
atau normal keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekalgus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.
Tujuan khusus: meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi,
menurunnya angka kelahiran, meningkatkan kesehatan.
Pendapat para ulam tentang KB, sterilisasi dan menstrual regulation
1. Pendapat yang paling kuat adalah pendapat Yusuf al-Qaradhawi, Imam al-ghazali, Syeikh a-
Hariri, Syeikh Syalthut yang membolehkan KB
2. Pendapat para ulama tentang sterilisasi, pendapat yang paling kuat adalah pendapat Imam as-
Suyuthi, Syeikh M Samsudin, Syeikh Mahmud salthut, Abdul Qadir
3. Pendapat para ulama tentang menstrual regulation didapatkan titik temu anatar kedua pendapat
yaitu menstrual regulation hanya dibolehkan jika mengancam nyawa sang ibu
19
DAFTAR PUSTAKA
21