Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MASAIL FIQHIYYAH

Dosen: M. Haris Hakam, S.H, M.A.

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Masail Fiqhiyyah

Disusun oleh:

Annisa Nur Izzathul J. 18210924


Dhea Rahmaniah Suryadi 18210947
Eries Rastu Sagita 18210957

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Masail Fiqhiyyah yang berjudul
“Pengertian KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation”. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen M.
Haris Hakam, S.H, M.A pengampu dan semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pamulang Timur, 15 September 2019

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................1
C. TUJUAN MASALAH......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
1. Pengertian KB, Sterilisasi dan Menstrual Regulation.......................3
2. Keluarga Berencana dan kependudukan...........................................6
3. Tujuan Program KB.........................................................................8
4. Positive dan Negatif nya KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation
8
5. Istinbat Hukumnya...........................................................................9
BAB III KESIMPULAN............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbagai permasalahan yang timbul dalam di tengah-
tengah masyarakat, baik yang menyangkut ibadah, aqidah,
ekonomi, kesehatan, misalnya tentang KB, Sterilisasi, dan
Menstrual Regulation ataupun yang lainnya seringkali
meminta jawaban kepastiannya dari sudut hukum. Dan dalam
keadaan yang sedemikian rupa, maka berkembanglah suatu
disiplin ilmu yang dinamakan Masail Fiqhiyah.
Sehingga banyak sekali masyarakat-masyarakat yang
mencari solusi dari permasalahan tersebut, karena sedemikian
dekatnya masalah hukum ini dengan kehidupan umat islam.
Oleh karena itu kajian fiqih islam mengenai berbagai
persoalan (masail fiqhiyah) yang dihadapi oleh masyarakat
modern merupakan kajian menarik dan aktual.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation?
2. Bagaimana keadaan KB dan kependudukannya di
Indonesia?
3. Apa saja tujuan dari Program KB?
4. Apa saja sisi positif dan negatif dari KB, Sterilisasi, dan
Menstrual Regulation?
5. Bagaimana istinbat hukumnya?
C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat mengetahui pengertian dari KB, Sterilisasi, Mentrual
Regulation
2. Dapat mengetahui KB dan kependudukannya
3. Dapat mengetahui tujuan dari program KB
4. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari KB,
Sterilisasi, dan Mentrual Regulation
5. Dapat mengetahui istinbat hukumnya

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian KB, Sterilisasi dan Menstrual Regulation


A. Pengertian KB
Istilah Keluarga Berencana (KB), merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris “Family Planning”, yang pelaksanaannya di negara-negara
barat yang mencakup dua metode yaitu:
a) Planning Parenthood
Pelaksanaan metode ini menitik beratkan tanggung jawab
kedua orang tua untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang
aman, tenteram, damai, sejahtera, dan bahagia, walaupun bukan
dengan jalan membatasi jumlah anggota keluarga.
b) Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak, atau
menjarangkan kelahiran, sesuai dengan situasi dan kondisi suami
istri (membatasi keturunana). Tetapi dalam prakteknya di negara
barat, cara ini juga membolehkan pengguguran kandungan
( abortus dan menstrual regulation), pemandulan (infertilitas), dan
pembujangan.
Untuk menjelaskan pengertian Keluarga Berencana di
Indonesia, maka berikut pengertian umum dan khusus, yaitu:
a. Pengertian umum
Keluarga Berencana ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu
maupun bayinya, dan bagi ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak dapat menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut.
b. Pengertian Khusus
Keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar
pada pencegahan konsepsi atau pencegahan yang terjadinya
pembuahan, atau pencegahan pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat kita katakan bahwa
Keluarga Berencana adalah istilah yang resmi digunakan di
Indonesia terhadap usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan keluarga, dengan menerima dan
mempraktekan gagasan keluarga kecil yang potensial dan
bahagia.
B. Pengertian sterilisasi (pengakhiran kesuburan)
Sterilisasi merupakan suatu tindakan atau metode yang
menyebabkan seorang wanita tidak hamil lagi.
Meskipun sterilisasi merupakan tindakan memandulkan pria
atau wanita, tetapi tidak disamakan pengertiannya dengan istilah
infertilitas, karena istilah tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
Infertilitas (kemandulan) menyatakan berkurangnya
kesanggupan untuk berkembang biak, tanpa melalui proses operasi.
Jadi, perbedaannya adalah sterilisasi merupakan pemandulan
dengan cara yang disengaja, tetapi infertilitas merupakan
kemandulan yang tidak disengaja. Maka dapat diketahui bahwa
infertilitas (kemandulan) menjadi dua macam yaitu:
1) Infertilitas primer, adalah kemandulan yang sama sekali
tidak pernah hamil.
2) Infertilitas sekunder, adalah keadaan wanita yang sudah
pernah hamil, lalu menjadi mandul karena faktor umur yang
sudah lanjut.
C. Pengertian Menstrual Regulation dan Abortus
Menstrual Regulation merupakan istilah bahasa inggris, yang
telah diterjemahkan oleh Dokter Arab menjadi istilah ‫وسائل االجهاض‬
(cara pengguguran kandungan yang masih muda) sedangkan, istilah
Abortus, diterjemahkan menjadi salah istilah ‫ل‬LLLL‫قاط الحم‬LLLL‫اس‬
(pengguguran kandungan yang sudah tua atau sudah bernyawa).
Meskipun istilah Menstrual Regulation, diartikan dengan
mengatur kelancaran masa menstruasi oleh Ahli Medis, tetapi
dalam prakteknya, menunjukkan tindakan pengguguran, walaupun
yang digugurkan adalah kandungan yang masih muda.
Ada pendapat ahli medis yang mengatakan, bahwa prosedur
pengambilan tindakan Menstrual Regulation (MR), kalau haid
seorang wanita terlambat paling lama dua minggu.
Tetapi istilah Abortus dimaksudkan adalah mengakhiri
kehamilan sebelum umur kandungan mencapai 28 minggu.
Walaupun begitu, ada kecenderungan untuk menurunkan batas
minimal menjadi 22 minggu.
Menurut penulis, kedua istilah bahasa inggris tersebut di atas,
termasuk pengguguran kandungan, karena pengertian hamil
menurut agama, adalah pertemuan (percampuran) sperma dengan
ovum, hingga menjadi bayi yang siap untuk lahir. Jadi sekalipun
pertemuan ke dua macam zat tersebut, baru berumur satu hari dalam
rahim sorang ibu, maka hal itu sudah dianggap hamil. Maka bila
dikeluarkan dari tempat tersebut, berarti termasuk menggugurkan
kandungan.

2. Keluarga Berencana dan kependudukan


Pertambahan penduduk di Indonesia, semakin lama semakin
menunjukkan peningkatan yang menghkawatirkan, karena tidak sesuai
dengan peningkatan perekonomian Negara. Pertambahan penduduk
lebih cepat, sedangkan perekonomian Negara jauh lebih ketinggalan
dari padanya.
Kalau hal tersebut tidak segera ditanggulangi, maka akan berpengaruh
negarif terhadap pembangunan Nasional, karena pemerintah bisa
kewalahan menyediakan sarana perekonomian, fasilitas kesehatan,
sarana pendidikan, tempat wisata dan sebagainya.
Dengan menyadari ancaman yang bakal terjadi, maka
pemerintah menjadikan proram Keluarga Berencana sebagai bagian
dari Pembangunan Nasional, yang kegiatannya dimulai sejak Pelita 1
atau pada masa awal pemeritah Orde Baru.
Dalam kegiatan selanjutnya, Keluarga Berencana di Indonesia
mengalami proses yang tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di
negara-negara yang sedang berkembang lainnya, yaitu sangat
ditentukan oleh alasan kesehatan. Tetapi perkembangan selanjutnya,
semakin disadari lagi, bahwa permasalahannya bertambah luas dimana
keluarga berencana dianggap sebagai salah satu cara untuk
menurunkan angka kelahiran, sebagai suatu sarana untuk
mengendalikan pertambahan penduduk yang semakin pesat.
Sejak tahun 1957, sudah ada perkumpulan swasta yang
bergerak di bidang Keluarga Berencana (KB) yang bernama
“Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)”. Tetapi ketika
itu, pemerintah belum melembagakannya, karena faktor susana politik
yang belum memungkinkannya.
Ketika tahun 1967, baru terlihat ada persiapan-persiapan
menuju kepada pelaksanaan program tersebut. Dan sejak saat itu pula,
pemerintah mulai mendorong masyarakat Indonesia untuk
menciptakan iklim yang dapat menguntungkan pelaksaan program KB
secara Nasional. Maka pada tahun 1968, presiden mengintruksikan
kepada Mentri Negara Kesejahteraan Rakyat, melalui SK, Presiden no.
26 tahun 1968, yang bertujuan untuk membentuk suatu lembaga resmi
pemerintah, yang bernama “Lembaga Keluarga Berencana Nasional
(LKBN)”, yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan Keluarga
Berencana. Kemudian pada tahun 1969, program tersebut mulai
dimasukkan ke dalam program pembangunan Nasional pada Pelita 1.
Dan kira-kira satu tahun sesudahnya, maka pemerintah
menganggap perlu membentuk suatu Badan Pemerintah, yang diberi
nama “Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)”,
yang bertugas untuk mengkooordinir semua kegiatan KB di Indonesia.
maka sejak itu pula, masalah kependudukan di Indonesia sudah bisa
terkendalikan dengan baik. Serta seluruh lembaga pemerintah dan
swasta mengambil bagian untuk menyukseskan pembangunan
Nasional di bidang kependudukan.
Apabila laju pertumbuhan penduduk sudah dapat
dikendalikan dengan program KB, maka pemerintah sudah bisa
mengupayakan peningkatan kualitas penduduk, dengan cara
menyediakan fasilitas perekonomian, kesehatan, pendidikan dan
sebagainya sehingga pada masa yang akan datang, prnduduk Indonesia
semakin tinggi kualitas hidupnya dan semakin maju tingkat
kecerdasannya.1

3. Tujuan Program KB
Diantara sekian banyak alasan yang mendorong dilakukannya keluarga
berencana, yaitu:

Pertama : Mengkhawatirkan terhadap kehidupan atau kesehatan si


ibu apabila hamil atau melahirkan anak, setelah dilakukan suatu penelitian
dan ceking oleh doktor yang dapat dipercaya.

Kedua : khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang


kadang-kadang bisa mempersukar beribadah, sehingga menyebabkan orang
mau menerima barang yang haram dan mengerjakan yang terlarang, justru
untuk kepentingan anak-anaknya.

1
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum
islam), kalam mulia, jakarta, 2014, hal. 72
Ketiga : keharusan melakukan azl2 yang biasa terkenal dalam
syara’ ialah karena mengkhawatirkan kondisi perempuan yang sedang
menyusui kalau hamil dan melahirkan anak baru.

4. Positive dan Negatif nya KB, Sterilisasi, dan Menstrual


Regulation
a) Sisi positif KB salah satunya adalah melahirkan anak yang
terurus masa depannya, yang akhirnya menjadi tidak menjadikan
beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya
menyanggupi biaya hidupnya kesehatan dan pendidikannya.
Sedangkan sisi negatifnya adalah kelemahan ekonomi, kurang
stabilnya kondisi kesehatan pisik dan kelemahan intelegensi anak,
akibat kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab
kedua orang tuanya. Maka di sinilah peranan KB untuk membantu
orang-orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak
berdosa di kemudian hari bila meninggalkan keturunannya.3
b) Sisi positif Sterilisasi adalah pengguguran kandungan, semata-
mata bertujuan untuk menyelamatkan nyawa seorang ibu, atas
anjuran dokter yang terpercaya dengan dasar pertimbangan, bahwa
ibulah yang lebih berhak hidup dari pada janinnya.
Sedangkan sisi negatifnya adalah kemandulan selamanya.4
c) Sisi negatif dari Menstrual Regulation pada hakikatnya sama
dengan abortus, merusak/menghancurkan janin yang merupakan
tindakan yang tidak manusiawi, bertentangan dengan moral
pancasila, dan moral agama serta mempunyai dampak yang sangat

2
Azl berarti menumpahkan sperma di luar vagina ketika terjadi ejakulasi dini.
Pasutri yang melakukan ‘azl bertujuan untuk mengatur dan membatasi keturunan
3
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum
Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2014) hlm.74-75
4
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh Kasus-Kasus AktualDalam Hukum
Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2014) hlm.61
negative berupa dekadensi moral, terutama di kalangan remaja dan
pemuda.
Adapun sisi positif dari Menstrual Regulation adalah karena
pengguguran kandungan yang benar-benar dilakukan atas dasar
indaksi medis dan hal itu dilakukan karena keadaan darurat dapat
dibenarkan.

5. Istinbat Hukumnya
A. Hukumnya KB
Pelaksaan KB dibolehkan dalam ajaran islam karena
pertimbangan ekonomi, kesehatandan pendidikan. Artinya,
dibolehkanbagi orang orang yang tidak sanggup membiayai
kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya . Bahkan menjadi
dosa baginya, jika ia melahirkan anak yang tidak terurus masa
depannya yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi
masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya
hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini berdasarkan pada
ayat Al-Quran yang berbunyi:
‫وليخش الذين لوتركوامن خلفهم ذرية ضغفا خافوا عليهم فليتقوا هللا واليقولو‬
‫قوالسديدا‬
Artinya
Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila
seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya yang dalam
keadaan lemah yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.
(Q.S. An-Nisa:8)
Ayat ini menerangkan bahwa kelemahan ekonomi, kurang
stabilitas kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak,
akibat kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab
kedua orang tuanya. Maka sinilah peranan KB untuk membantu
orang orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak
berdosa di kemudian hari bila meninggalkan keturunannya.
Dalam ayat lain disebutkan juga:
‫والوالدت يرضعن اوالدهن حولين كاملين لمن اراد ان يتم الرضاعة‬
Artinya:
Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusunannya. (Q.S. Al-Baqarah: 233)
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus menyusui selama dua
tahun penuh. Karena itu, ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum
cukup umur bayinya dua tahun. Atau dengan kata lain,
penjarangan kelahiran anak minimal tiga tahun, supaya anak bisa
sehat dan terhindar dari penyakit, karena susu ibulah yang paling
baik untuk pertumbuhan bayi, dibanding dengan susu buatan
lainnya.
Mengenai alat kontrasepsi (‫)وسائل منع الحمل‬
Yang sering digunakan ber-KB, ada yang dibolehkan dan ada pula
yang diharamkan dalam islam.
Selanjutnya alat kontrasepsi yang dibolehkan adalah:
a. Untuk wanita, seperti:
1) IUD (ADR)
2) Pil
3) Obat Suntik
4) Susuk
5) Cara cara tradisional dan metode yang sederhana,
misalnya minum jamu dan metode klender (metode
Ogino Knans)
b. Untuk pria, seperti:
1) Kondom
2) Coitus interruptus (azal menurut islam)
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam islam adalah:
a. Untuk wanita, Seperti:
1) Mentrual Regulation (MR) atau pengguguran
kandungan yang masih muda
2) Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah
bernyawa
3) Ligasi tuba (mengikat saluran kantong ovum) dan
tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah
istilah ini disebut sterilisasi.
b. Untuk laki-laki, seperti vasektomi (mengikat atau memutus
saluran sperma dari buah zakar). Dan cara ini disebut sterilisasi.
Menurut madzab Maliky, yang disebut sebagai maslahah
mursalah atau istislah, tentu saja di negara Indonesia,
pemerintah sebagai pelaksana amanah rakyat, berkewajiban
untuk melaksanakan program KB. Sesuai dengan petunjuk
GBHN. Maka program tersebut hukumnya boleh dalam islam,
karena pertimbangan kemaslahatan ummat.
B. Hukum sterilisasi
Dari berbagai cara yang dilakukan oleh dokter ahli dalam
upaya sterilisasi, baik yang dianggap aman pemakaiannya,
maupun yang penuh resiko. Semuanya dilarang menurut agama
islam, karena mengakibatkan seseorang tidak bisa hamil lagi.
Pemandulan yang dibolehkan dalam islam adalah yang sifatnya
berlaku pada waktu-waktu tertentu saja bukan yang sifatnya yang
selama lamanya. Artinya alat kontrasepsi yang seharusnya
dipakai oleh istri atau suami dalam ber-KB, dapat dilepaskan
atau ditanggalkan, bila suatu ketika ia menghendaki anak lagi.
Maka alat kontrasepsi berupa sterilisasi, dilarang digunakan
dalam islam, karena sifatnya pemandulan untuk selama-lamanya,
kecuali kalau alat tersebut dapat disambung lagi, sehingga dapat
disaluri ovum atau sperma maka hukumnya boleh karena
sifatnya sementara.
Tetapi kalau kondisi kesehatan istri atau suami yang terpaksa
sehingga diadakan hal tersebut. Menurut hasil penyelidikan
seorang dokter terpercaya, baru dibolehkan melakukannya,
karena diangap darurat menurut islam.5
C. Hukum Menstrual Regulation
Mahmud Syaltut dalam bukunya Al-Fatawa mengomentari
tentang hukum Menstrual Regulation, “sejak bertemunya sel
sperma dengan ovum , maka penggugurannya merupakan suatu
tindakan kejahatan dan haram hukumnya sekalipun si janinbelum
diberi nyawa. Sebab ketika itu sudah terdapat benih kehidupan
pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernama manusia.
Lebih jahat dan lebih besar dosanya jika pengguguran itu
dilakukan setelah janin bernyawa yang berarti sudah sempurna
menjadi makhluk.”
Dari pernyataan Mahmud Syaltut diatas, dapat diambil
kesimpulanbahwa MR adalah suatu tindakan pengguguran dini
merupakan perbuatan terlarangkarena merusak benih yang
berkembang menjadi bayi.
Alasan yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas
keharaman abortus dikemukakan oleh organisasi Muhammadiyah.
Perbedaan ini berangkat dari pemahaman hadist Rasulullah:

5
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum
islam), kalam mulia, jakarta, 2014, hal. 82
“bahwa kamu dikandung dalam perut ibu selama 40 hari
dalam bentuk air mani, kemudian 40 hari selanjutnya dalam
bentuk segumpal darah, kemudian 40 hari berikutnya dalam
bentuk segumpal daging kemudian diutus malaikat untuk
meniupkan rohke dalamnya”
Muhammadiyah tidak mengartikan roh dalam Hadist di atas
sebagai nyawa untuk hidup. Karena kenyataan menunjukkan
bahwa pembuahan itu sendiritelah dinyatakan hidup yang
kemudian berkembang menjadi mudhgah sampai usia 120 hari.
Roh yang ditiupak oleh malaikat ke dalam janin berumur 4 bulan
bukan roh hayati, tetapi roh insani. Tampaknya pemikiran
Muhammadiyah ini di pengaruhi oleh pemikiran ahli filsafat islam
dan kedokteran yang mengatakan bahwa manusia terdiri dari 3
unsur, tubuh, hayat, dan jiwa. Jadi, jiwa bukanlah hayat. Hayat
sudah ada sejak terjadinya pembuahan, bukan setelah janin berusia
4 bulan.
Maka menurut penulis dapat dikatakan MR adalah
pembunuha terselubung yang memutus mata rantai proses
penciptaan manusia yang hukumnya haram.6

6
Dr. H. Sapiudin shidiq, M.Ag, Fikih Kontemporer, kencana, Jakarta, 2007, hal.44-
45
BAB III
KESIMPULAN

Keluarga Berencana adalah istilah yang resmi digunakan di


Indonesia terhadap usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga.

Sterilisasi merupakan suatu tindakan atau metode yang


menyebabkan seorang wanita tidak hamil lagi.

Menstrual Regulation merupakan cara pengguguran


kandungan yang masih muda.

Tujuan dari program KB salah satunya adalah khawatir


terhadap kehidupan atau kesehatan si ibu apabila hamil atau
melahirkan anak, setelah dilakukan suatu penelitian dan ceking oleh
doktor yang dapat dipercaya. Dampak positif dari KB salah satunya
adalah melahirkan anak yang terurys masa depannya tidak
membuatnya beban hidup.

Dalam pengambilan istinbat hukum, KB, Sterilisasi, dan


Menstrual Regulation. Semuanya ada yang dibolehkan selama tidak
melanggar ketentuan dalam agama islam. Dan ada juga tidak boleh
untuk dilakukan dengan alasan menghilangkan suatu nyawa janin atau
merugikan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Mahjudin. 2014. Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum islam).
Jakarta: kalam mulia.

Shalaby, Ahmad. 2001. Kehidupan Sosial Dalam Pemikiran Islam. Penerbit


Hamzah.

Shidiq, Sapiudin. 2017. Fikih Kontemporer. Jakarta: Kencana.

Hasan, M.Ali. 2003. Masail Fiqhiyah al-Haditsah: masalah-masalah


kontemporer hukum islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Qardhawi, Yusuf. 1980. Halal dan Haram dalam Islam. Pustaka Nasional.

Anda mungkin juga menyukai