Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Masail Fiqhiyyah yang berjudul
“Pengertian KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation”. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen M.
Haris Hakam, S.H, M.A pengampu dan semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................1
C. TUJUAN MASALAH......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
1. Pengertian KB, Sterilisasi dan Menstrual Regulation.......................3
2. Keluarga Berencana dan kependudukan...........................................6
3. Tujuan Program KB.........................................................................8
4. Positive dan Negatif nya KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation
8
5. Istinbat Hukumnya...........................................................................9
BAB III KESIMPULAN............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai permasalahan yang timbul dalam di tengah-
tengah masyarakat, baik yang menyangkut ibadah, aqidah,
ekonomi, kesehatan, misalnya tentang KB, Sterilisasi, dan
Menstrual Regulation ataupun yang lainnya seringkali
meminta jawaban kepastiannya dari sudut hukum. Dan dalam
keadaan yang sedemikian rupa, maka berkembanglah suatu
disiplin ilmu yang dinamakan Masail Fiqhiyah.
Sehingga banyak sekali masyarakat-masyarakat yang
mencari solusi dari permasalahan tersebut, karena sedemikian
dekatnya masalah hukum ini dengan kehidupan umat islam.
Oleh karena itu kajian fiqih islam mengenai berbagai
persoalan (masail fiqhiyah) yang dihadapi oleh masyarakat
modern merupakan kajian menarik dan aktual.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian KB, Sterilisasi, dan Menstrual Regulation?
2. Bagaimana keadaan KB dan kependudukannya di
Indonesia?
3. Apa saja tujuan dari Program KB?
4. Apa saja sisi positif dan negatif dari KB, Sterilisasi, dan
Menstrual Regulation?
5. Bagaimana istinbat hukumnya?
C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat mengetahui pengertian dari KB, Sterilisasi, Mentrual
Regulation
2. Dapat mengetahui KB dan kependudukannya
3. Dapat mengetahui tujuan dari program KB
4. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari KB,
Sterilisasi, dan Mentrual Regulation
5. Dapat mengetahui istinbat hukumnya
BAB II
PEMBAHASAN
3. Tujuan Program KB
Diantara sekian banyak alasan yang mendorong dilakukannya keluarga
berencana, yaitu:
1
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum
islam), kalam mulia, jakarta, 2014, hal. 72
Ketiga : keharusan melakukan azl2 yang biasa terkenal dalam
syara’ ialah karena mengkhawatirkan kondisi perempuan yang sedang
menyusui kalau hamil dan melahirkan anak baru.
2
Azl berarti menumpahkan sperma di luar vagina ketika terjadi ejakulasi dini.
Pasutri yang melakukan ‘azl bertujuan untuk mengatur dan membatasi keturunan
3
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum
Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2014) hlm.74-75
4
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh Kasus-Kasus AktualDalam Hukum
Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2014) hlm.61
negative berupa dekadensi moral, terutama di kalangan remaja dan
pemuda.
Adapun sisi positif dari Menstrual Regulation adalah karena
pengguguran kandungan yang benar-benar dilakukan atas dasar
indaksi medis dan hal itu dilakukan karena keadaan darurat dapat
dibenarkan.
5. Istinbat Hukumnya
A. Hukumnya KB
Pelaksaan KB dibolehkan dalam ajaran islam karena
pertimbangan ekonomi, kesehatandan pendidikan. Artinya,
dibolehkanbagi orang orang yang tidak sanggup membiayai
kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya . Bahkan menjadi
dosa baginya, jika ia melahirkan anak yang tidak terurus masa
depannya yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi
masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya
hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini berdasarkan pada
ayat Al-Quran yang berbunyi:
وليخش الذين لوتركوامن خلفهم ذرية ضغفا خافوا عليهم فليتقوا هللا واليقولو
قوالسديدا
Artinya
Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila
seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya yang dalam
keadaan lemah yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.
(Q.S. An-Nisa:8)
Ayat ini menerangkan bahwa kelemahan ekonomi, kurang
stabilitas kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak,
akibat kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab
kedua orang tuanya. Maka sinilah peranan KB untuk membantu
orang orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak
berdosa di kemudian hari bila meninggalkan keturunannya.
Dalam ayat lain disebutkan juga:
والوالدت يرضعن اوالدهن حولين كاملين لمن اراد ان يتم الرضاعة
Artinya:
Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusunannya. (Q.S. Al-Baqarah: 233)
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus menyusui selama dua
tahun penuh. Karena itu, ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum
cukup umur bayinya dua tahun. Atau dengan kata lain,
penjarangan kelahiran anak minimal tiga tahun, supaya anak bisa
sehat dan terhindar dari penyakit, karena susu ibulah yang paling
baik untuk pertumbuhan bayi, dibanding dengan susu buatan
lainnya.
Mengenai alat kontrasepsi ()وسائل منع الحمل
Yang sering digunakan ber-KB, ada yang dibolehkan dan ada pula
yang diharamkan dalam islam.
Selanjutnya alat kontrasepsi yang dibolehkan adalah:
a. Untuk wanita, seperti:
1) IUD (ADR)
2) Pil
3) Obat Suntik
4) Susuk
5) Cara cara tradisional dan metode yang sederhana,
misalnya minum jamu dan metode klender (metode
Ogino Knans)
b. Untuk pria, seperti:
1) Kondom
2) Coitus interruptus (azal menurut islam)
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam islam adalah:
a. Untuk wanita, Seperti:
1) Mentrual Regulation (MR) atau pengguguran
kandungan yang masih muda
2) Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah
bernyawa
3) Ligasi tuba (mengikat saluran kantong ovum) dan
tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah
istilah ini disebut sterilisasi.
b. Untuk laki-laki, seperti vasektomi (mengikat atau memutus
saluran sperma dari buah zakar). Dan cara ini disebut sterilisasi.
Menurut madzab Maliky, yang disebut sebagai maslahah
mursalah atau istislah, tentu saja di negara Indonesia,
pemerintah sebagai pelaksana amanah rakyat, berkewajiban
untuk melaksanakan program KB. Sesuai dengan petunjuk
GBHN. Maka program tersebut hukumnya boleh dalam islam,
karena pertimbangan kemaslahatan ummat.
B. Hukum sterilisasi
Dari berbagai cara yang dilakukan oleh dokter ahli dalam
upaya sterilisasi, baik yang dianggap aman pemakaiannya,
maupun yang penuh resiko. Semuanya dilarang menurut agama
islam, karena mengakibatkan seseorang tidak bisa hamil lagi.
Pemandulan yang dibolehkan dalam islam adalah yang sifatnya
berlaku pada waktu-waktu tertentu saja bukan yang sifatnya yang
selama lamanya. Artinya alat kontrasepsi yang seharusnya
dipakai oleh istri atau suami dalam ber-KB, dapat dilepaskan
atau ditanggalkan, bila suatu ketika ia menghendaki anak lagi.
Maka alat kontrasepsi berupa sterilisasi, dilarang digunakan
dalam islam, karena sifatnya pemandulan untuk selama-lamanya,
kecuali kalau alat tersebut dapat disambung lagi, sehingga dapat
disaluri ovum atau sperma maka hukumnya boleh karena
sifatnya sementara.
Tetapi kalau kondisi kesehatan istri atau suami yang terpaksa
sehingga diadakan hal tersebut. Menurut hasil penyelidikan
seorang dokter terpercaya, baru dibolehkan melakukannya,
karena diangap darurat menurut islam.5
C. Hukum Menstrual Regulation
Mahmud Syaltut dalam bukunya Al-Fatawa mengomentari
tentang hukum Menstrual Regulation, “sejak bertemunya sel
sperma dengan ovum , maka penggugurannya merupakan suatu
tindakan kejahatan dan haram hukumnya sekalipun si janinbelum
diberi nyawa. Sebab ketika itu sudah terdapat benih kehidupan
pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernama manusia.
Lebih jahat dan lebih besar dosanya jika pengguguran itu
dilakukan setelah janin bernyawa yang berarti sudah sempurna
menjadi makhluk.”
Dari pernyataan Mahmud Syaltut diatas, dapat diambil
kesimpulanbahwa MR adalah suatu tindakan pengguguran dini
merupakan perbuatan terlarangkarena merusak benih yang
berkembang menjadi bayi.
Alasan yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas
keharaman abortus dikemukakan oleh organisasi Muhammadiyah.
Perbedaan ini berangkat dari pemahaman hadist Rasulullah:
5
Dr. H. Mahjudin M.PD.I, Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum
islam), kalam mulia, jakarta, 2014, hal. 82
“bahwa kamu dikandung dalam perut ibu selama 40 hari
dalam bentuk air mani, kemudian 40 hari selanjutnya dalam
bentuk segumpal darah, kemudian 40 hari berikutnya dalam
bentuk segumpal daging kemudian diutus malaikat untuk
meniupkan rohke dalamnya”
Muhammadiyah tidak mengartikan roh dalam Hadist di atas
sebagai nyawa untuk hidup. Karena kenyataan menunjukkan
bahwa pembuahan itu sendiritelah dinyatakan hidup yang
kemudian berkembang menjadi mudhgah sampai usia 120 hari.
Roh yang ditiupak oleh malaikat ke dalam janin berumur 4 bulan
bukan roh hayati, tetapi roh insani. Tampaknya pemikiran
Muhammadiyah ini di pengaruhi oleh pemikiran ahli filsafat islam
dan kedokteran yang mengatakan bahwa manusia terdiri dari 3
unsur, tubuh, hayat, dan jiwa. Jadi, jiwa bukanlah hayat. Hayat
sudah ada sejak terjadinya pembuahan, bukan setelah janin berusia
4 bulan.
Maka menurut penulis dapat dikatakan MR adalah
pembunuha terselubung yang memutus mata rantai proses
penciptaan manusia yang hukumnya haram.6
6
Dr. H. Sapiudin shidiq, M.Ag, Fikih Kontemporer, kencana, Jakarta, 2007, hal.44-
45
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mahjudin. 2014. Masail Al-Fiqh (kasus-kasus aktual dalam hukum islam).
Jakarta: kalam mulia.
Qardhawi, Yusuf. 1980. Halal dan Haram dalam Islam. Pustaka Nasional.