Makalah
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu
Endang Soetari Ad.H.Prof.M.Si
Arif Nursihah, S.TH.I.,M.A.
Disusun oleh:
Septiani Ernita (1222060101)
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik sebagai sumber informasi maupun
sumber inspirasi bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian KB.................................................................................................3
B. KB Menurut Biologi........................................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam adalah agama yang kaffah atau menyeluruh segala sesuatu baik perkara
ibadah,Pendidikan,sosial,ekonomi seluruhnya diatur sedemikian rupa agar manusia di
muka bumi ini tidak kehilangan arah dan rumit untuk mengatur itu semua.Begitupun
perihal KB atau keluarga berencana yang sering kita dengar ini .
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Kemenkes RI, 2018).
Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta meningkatkan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia (BKKBN, 2018).
2. Rumusan Masalah
Apa pengertian KB ?
Bagaimana KB menurut perspektif ilmu Biologi ?
Bagaimana KB menurut perspektif fiqih ?
3. Tujuan
Mengetahui Pengertian KB
Mengetahui KB menurut perspektif Ilmu Biologi
Mengetahui KB menurut perspektif ilmu Fiqih
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi
negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya
yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi
kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana
atau dikenal dengan singkatan KB.
arabnya disebut, تحديد, النسلatau تنظيم النسلatau juga disebut .لSSالنس تقليل
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang membantu
individu atau pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur
interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Allah Ta’ala menciptakan manusia berpasang-pasangan
danberkeluarga, hingga Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk
menikah segera setelah mereka mampu dan mapan, sepertimana Allah Ta’ala
berfirman;
َۗو َأنِكُح و۟ا ٱَأْلَٰيَم ٰى ِم نُك ْم َو ٱلَّٰص ِلِح يَن ِم ْن ِع َباِد ُك ْم َو ِإَم ٓاِئُك ْم ۚ ِإن َيُك وُنو۟ا ُفَق َر ٓاَء ُيْغِنِه ُم ٱلَّل ُه ِم ن َفْض ِلِهۦ
besar dan nikmat yang besar yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, maka
nash-nash hukum dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya telah menyatu.
dengan itu, yang disebutkan oleh Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan
Mengeluarkan Fatwa dalam penelitiannya yang disiapkan untuk Komisi, dan
diserahkan kepadanya.
Mengingat bahwa penganjur KB, atau pencegahan kehamilan, adalah
kategori yang seruannya bertujuan untuk menipu umat Islam pada umumnya,
dan bangsa Muslim Arab pada khususnya; Sehingga mereka memiliki
kemampuan menjajah negara, dan menjajah rakyatnya. Dan karena
mengadopsi ini adalah tindakan kebodohan, ketidakpercayaan kepada Allah
Ta’ala, dan melemahnya entitas Islam, yang terdiri dari sejumlah besar blok
bangunan manusia, dan saling ketergantungan mereka; jadi itu semua; Dewan
memutuskan: Bahwa sama sekali tidak boleh membatasi kelahiran, dan tidak
boleh mencegah kehamilan, jika tujuannya adalah karena takut miskin; Karena
Tuhan Yang Maha Esa adalah pemberi kekuatan yang kuat, “dan tidak ada
binatang apapun di bumi melainkan Tuhan yang memiliki rezekinya”.
Dewan Akademi Fiqh Islam mempertimbangkan masalah pengendalian
kelahiran, atau yang secara keliru disebut (kontra kelahiran), dan setelah
diskusi dan pertukaran pandangan tentang itu, Dewan dengan suara bulat
memutuskan sebagai berikut: Mengingat syariat Islam menganjurkan
perbanyakan dan penyebaran keturunan umat Islam, dan menganggap
keturunan sebagai berkah besar dan nikmat besar yang dianugerahkan Allah
kepada hamba-hamba-Nya, dan nash-nash hukum dari Kitab Allah SWT dan
Sunnah. Utusan-Nya, semoga doa dan damai Allah besertanya, datang
bersama dan menunjukkan bahwa pepatah KB, atau mencegah kehamilan,
bertentangan dengan naluri manusia.
Mengingat para penganjur KB atau pencegahan kehamilan merupakan
kelompok yang seruannya bertujuan untuk menipu umat Islam. Untuk
mengurangi jumlah mereka secara umum, dan untuk bangsa Muslim Arab, dan
masyarakat rentan pada khususnya; Sehingga mereka memiliki kemampuan
menjajah negara, memperbudak rakyatnya, dan menikmati kekayaan negaranegara
Islam.
Bahwa tidak diperbolehkan melakukan KB secara mutlak. Tidak boleh
mencegah kehamilan, jika niatnya karena takut miskin Karena Allah Ta’ala
pemelihara kekuatan yang kuat, “Tidak ada hewan di bumi kecuali Tuhan yang
memberikan rezekinya,” atau karena alasan lain yang tidak dianggap sah.
Adapun untuk menggunakan kontrasepsi, atau menundanya dalam
kasus individu; untuk kerusakan nyata; Karena seorang wanita tidak melahirkan
secara normal, dan dia terpaksa menjalani operasi untuk mengeluarkan janinnya,
maka tidak ada keberatan hukum atas hal tersebut, dan seterusnya jika penundaan itu
karena alasan lain yang sah atau kesehatan yang disetujui oleh dokter muslim yang
terpercaya. Sebaliknya, mungkin perlu untuk mencegah kehamilan jika kerugian yang
dicapai terbukti pada ibunya, jika dia mengkhawatirkan nyawanya, menurut laporan
seorang dokter Muslim tepercaya.
Adapun menyerukan KB, atau mencegah kehamilan secara umum,
tidak diperbolehkan dalam syariat. Untuk alasan yang disebutkan di atas.
Bahkan yang lebih berdosa dan terlarang adalah mewajibkan orangorang untuk
melakukannya, dan memaksakannya pada mereka, pada saat
sejumlah besar uang dihabiskan untuk perlombaan senjata global untuk
pengendalian dan penghancuran, alih-alih bisa membelanjakannya untuk
pembangunan ekonomi, rekonstruksi, dan kebutuhan rakyat. (Al Uzma, 2023).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) dalam islam dikenal dengan Tahzhim an-nasl atau
pengaturan keturunan. Maksudnya dengan mengikuti program KB, pasangan suami
istri telah mengupayakan perencanaan mengenai jarak kelahiran anak agar orang tua
dapat memberikan ASI dan pendidikan usia dini secara maksimal kepada anak.
Hukum KB dapat berubah dari mubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau
haram. Seorang muslim yang melaksanakan KB dengan motivasi yang hanya bersifat
pribadi seperti untuk menjarangkan kehamilan atau kelahiran, atau untuk menjaga
kesehatan seorang ibu, maka hukumnya boleh .
Syekh AL-Hariri berpendapat, bahwa menjalankan KB bagi perorangan
(individu) hukumnya boleh dengan ketentuan: 1. Untuk menjarangkan anak. 2. Untuk
menghindari suatu penyakit, bila ia mengandung. 3. Untuk menghindari kemudaratan,
bila ia mengandung dan melahirkan dapat membawa kematiannya (penyakit
kandungan).
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, A. &. (2021). Analisis Penggunaan Jenis Program Keluarga Berencana (KB) di Jorong Korong
Nan Ampek, Nagari Tanjuang Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi, Vol. 1, No. 2, pp. 87-97.
Usmia, S. &. (2020). Deskripsi Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan (Depo Progestin) Di
Puskesmas Bontobahari Bulukumba. Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan,, 2(2), 62-69.