Anda di halaman 1dari 16

Hukum Islam Mengenai KB

Makalah
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu
Endang Soetari Ad.H.Prof.M.Si
Arif Nursihah, S.TH.I.,M.A.

Disusun oleh:
Septiani Ernita (1222060101)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat Menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap Allah SWT curahkan dan limpahkan kepada
Sang kekasih Allah Subhānahu Wata ‘Ālā, yakni Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam sebagai Uswatun Hasanah bagi seluruh umat di dunia. Tidak lupa pula kami
ucapkan rasa terima kasih kepada selaku dosen pengampu Endang Soetari Ad.H.Prof.M.Si
dan Arif Nursihah, S.TH.I.,M.A. mata kuliah Ilmu Fiqh yang telah membimbing kami.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqh yang
berjudul “Hukum Islam Mengenai KB”. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan pembahasan materi maupun
dengan teknik pengetikan, walaupun begitu inilah hasil usaha kami.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik sebagai sumber informasi maupun
sumber inspirasi bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian KB.................................................................................................3

B. KB Menurut Biologi........................................................................................4

C. KB Menurut Fiqih ........................................................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam adalah agama yang kaffah atau menyeluruh segala sesuatu baik perkara
ibadah,Pendidikan,sosial,ekonomi seluruhnya diatur sedemikian rupa agar manusia di
muka bumi ini tidak kehilangan arah dan rumit untuk mengatur itu semua.Begitupun
perihal KB atau keluarga berencana yang sering kita dengar ini .
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Kemenkes RI, 2018).
Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta meningkatkan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia (BKKBN, 2018).
2. Rumusan Masalah
 Apa pengertian KB ?
 Bagaimana KB menurut perspektif ilmu Biologi ?
 Bagaimana KB menurut perspektif fiqih ?
3. Tujuan
 Mengetahui Pengertian KB
 Mengetahui KB menurut perspektif Ilmu Biologi
 Mengetahui KB menurut perspektif ilmu Fiqih
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi
negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya
yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi
kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana
atau dikenal dengan singkatan KB.

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk
keluargayang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang di
inginkan.
Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu usaha kesehatan
preventive yang paling dasar bagi wanita, peningkatan dan perluasan pelayanan
KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan dan melahirkan.
Berkembangnya teknologi ketersedian layanan KB bagi perempuan terdapat metode
kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah jenis suntik dan
implant atau susuk. (Usmia, 2020) .
B. KB Menurut perspektif Ilmu Biologi
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Program KB
menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan
perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah
kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian
bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan
masyarakat, KB juga membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih
kehidupan yang lebih balk dengan merencanakan proses reproduksinya. Program KB,
bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam kesehatan reproduksi
mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan seseorang mengikuti program
KB.
Manfaat Program Keluarga Berencana (KB) Program Keluarga Berencana
(KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi
pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan
perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor
penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti program
tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan. Pengaturan kelahiran
memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi
dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan kondom dapat
mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan
alat/obat kontrasepsi mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang
merugikan kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi
tersebut akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan
risiko kesakitan dan kematian maternal.
Berikut berbagai manfaat menjalankan program keluarga berencana:
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan Di Indonesia,
ada sekitar 20% insiden kebobolan hamil (kehamilan yang tidak
direncanakan/diinginkan) dari total jumlah kehamilan yang tercatat pada
populasi pasangan menikah. Ini menandakan bahwa akses informasi dan
pengetahuan soal kontrasepsi masih tergolong rendah. Kehamilan yang
tidak direncanakan bisa terjadi pada wanita yang belum atau sudah pernah
hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak. Kejadian ini juga bisa saja
terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan,
misalnya jarak usia anak pertama dan kedua terlalu dekat.
Ada berbagai risiko komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi akibat
kehamilan yang tidak diinginkan, baik untuk sang ibu sendiri maupun
jabang bayinya. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan
dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat rendah (BBLR),
hingga cacat lahir. Sementara risiko pada ibu termasuk depresi saat hamil
dan setelah melahirkan (postpartum), hingga komplikasi melahirkan yang
bisa berujung fatal seperti toksemia, perdarahan berat, hingga kematian
ibu. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita dan pria Indonesia untuk
mengetahui tentang manfaat kontrasepsi dan pentingnya merencanakan
kehamilan sebelum memutuskan untuk berhubungan seksual.
2. Mengurngi risiko aborsi
Kehamilann tidak diinginkan sangat berisiko meningkatkan angka aborsi
ilegal yang bisa berakibat fatal. Sebab pada dasarnya, hukum Indonesia
menyatakan aborsi adalah tindakan ilegal dengan beberapa pengecualian
tertentu. Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi. Berdasarkan dua aturan negara tersebut, aborsi di
Indonesia hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan tim dokter setelah
didasari alasan medis yang kuat. Misalnya, karena kehamilan berisiko tinggi
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, korban perkosaan, dan kasus
gawat darurat tertentu. Di luar itu, aborsi dinyatakan ilegal dan termasuk
ranah hukum pidana. Itu kenapa kebanyakan kasus aborsi di Indonesia
dilakukan sendiri diam-diam dengan prosedur yang tidak sesuai dengan
standar medis. Alhasil, risiko kematian ibu dan janin akibat aborsi sangatlah
tinggi.
3. Menurunkan angka kematian ibu
Merencanakan kapan waktu yang tepat untuk hamil dan punya anak
nyatanya menguntungkan buat kesehatan wanita. Kehamilan yang tidak
diinginkan dan tidak direncanakan dapat memperbesar peluang risiko
berbagai komplikasi kehamilan dan melahirkan, termasuk kematian ibu.
Tren komplikasi kehamilan dan melahirkan sebagian besar ditunjukkan
oleh kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini. Data
kolaborasi BPS dan UNICEF Indonesia melaporkan, anak perempuan usia
10-14 tahun berisiko lima kali lebih besar untuk meninggal saat masih
hamil maupun selama persalinan akibat komplikasinya daripada
perempuan yang hamil di usia 20-24 tahun.
Beberapa risiko komplikasi yang harus dihadapi oleh anak perempuan
yang hamil di usia belia adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan hebat,
anemia, dan eklampsia. Hal ini bisa terjadi karena tubuh anak perempuan
belum “matang” secara fisik maupun biologis. Alhasil, mereka akan lebih
berisiko untuk menerima dampak dari kehamilan yang tidak direncanakan
dengan matang. Risiko berbagai komplikasi ini juga tercermin dan
mungkin terjadi terlebih jika Anda semakin sering hamil dengan jarak
yang berdekatan. Kabar baiknya, berbagai penyebab kematian ibu akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan sebenarnya dapat dicegah salah
satunya dengan mengikuti program KB. Sebab selain menekankan
pentingnya kontrasepsi demi mencegah kehamilan, program Keluarga
Berencana juga menyediakan akses layanan untuk merencanakan waktu,
jumlah, dan jarak kehamilan yang tepat bagi setiap pasangan.
4. . Mengurangi angka kematian bayi
Wanitayang hamil dan melahirkan di usia dini berisiko lebih tinggi
melahirkan bayi prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan
kekurangan gizi. Berbagai laporan bahkan mengatakan bahwa bayi yang
dilahirkan oleh perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian
dini lebih tinggi daripada ibu yang berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena
janin bersaing untuk mendapatkan asupan gizi dengan tubuh ibunya, yang
notabene juga sama-sama masih dalam tahap tumbuh kembang. Bayi yang
tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan darah bernutrisi akan terhambat
atau bahkan gagal berkembang dalam kandungan.
5. Membantu mencegah HIV/AIDS
Salah satu metode kontrasepsi yang umum dan paling mudah
ditemukan adalah kondom. Ya, kontrasepsi ini bisa Anda temukan dengan
mudah di setiap minimarket dan toko swalayan. Sayangnya, banyak orang
masih segan menggunakan kontrasepsi satu ini karena merasa bahwa
kondom justru mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual. Padahal
penggunaan kondom tak hanya sebatas untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan saja. Kondom juga dapat mencegah penularan penyakit
menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Pada wanita, kontrasepsi dapat
mengurangi risiko penyebaran virus HIV dari ibu yang terinfeksi kepada
bayi. Alhasil, risiko bayi terinfeksi HIV setelah dilahirkan pun menurun.
6. Menjaga kesehatan mental keluarga
Melalui program Keluarga Berencana, kita dan pasangan bisa
menentukan sendiri kapan waktu yang tepat untuk memiliki momongan.
Dengan begitu, Anda berdua bisa mempersiapkan kehamilan secara fisik,
finansial, dan mental dengan lebih baik. Program Keluarga Berencana
juga bahkan dapat membantu kita merencanakan masa depan si kecil
dengan lebih matang. Persiapan yang matang ini tentu akan memengaruhi
kondisi psikologis sekeluarga.
Lebih jauh lagi, program Keluarga Berencana bisa memberikan
kesempatan seluasluasnya bagi kita dan pasangan untuk mengembangkan
potensi diri demi mencapai kesejahteraan pribadi sebelum merasa mantap
untuk membangun keluarga bahagia. Entah itu meniti karir, melanjutkan
studi ke tingkat yang lebih tinggi, atau mengasah kemampuan yang Anda
miliki. (Febriani, 2021)
C. KB Menurut Perspektif Fiqih Islam
Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Oleh karena
itu, kehidupan agamis identik dengan indonesia, baik di dalam pikiran, sikap, ataupun
tindakan. Setiap ragam persoalan nasional sedikit banyak terkait dengan agama.
KB dalam istilah inggris disebut dengan family planning atau birth control
ada juga yang menyebutnya dengan planning parenthood, sedangkan padanan

arabnya disebut, ‫تحديد‬, ‫النسل‬atau ‫تنظيم النسل‬atau juga disebut .‫ل‬SS‫النس‬ ‫تقليل‬
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang membantu
individu atau pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur
interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Allah Ta’ala menciptakan manusia berpasang-pasangan
danberkeluarga, hingga Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk
menikah segera setelah mereka mampu dan mapan, sepertimana Allah Ta’ala
berfirman;

ۗ‫َو َأنِكُح و۟ا ٱَأْلَٰيَم ٰى ِم نُك ْم َو ٱلَّٰص ِلِح يَن ِم ْن ِع َباِد ُك ْم َو ِإَم ٓاِئُك ْم ۚ ِإن َيُك وُنو۟ا ُفَق َر ٓاَء ُيْغِنِه ُم ٱلَّل ُه ِم ن َفْض ِلِهۦ‬

‫ِل‬ ‫ُه َٰو ِس‬ ‫َو ٱل َّل‬


‫َع يٌم‬ ‫ٌع‬
Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu,dan
juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”. (QS. AnNur/24:32)
Sebagaimana dalam hadits maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam “Wahai
para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan
untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan
pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa
yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum
itu dapat membentengi dirinya
Hukum Fiqih: Tidak diperbolehkan menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD
dan pil dengan tujuan menghentikan kelahiran sama sekali, kecuali untuk kebutuhan
yang nyata, seperti kenyataan bahwa seorang wanita tidak
melahirkan secara normal, atau kehamilan menyebabkan dia menanggung
biaya. yang sulit ditanggung.11 Apa yang diperbolehkan dalam situasi seperti itu
adalah mengambil cara yang paling mudah dan paling tidak berbahaya, dan
memperhitungkan efek kesehatan, dan fakta bahwa penggunaannya tidak
memerlukan pemeriksaan bagian pribadi.Isolasi dan pengaturan hubungan seksual
membuatnya lebih aman,daripada penggunaan pil kontrasepsi. Itu tidak menjadi IUD
dengan kehadiran orang lain; Karena melihat aurat itu haram, dan adanya alternatif
darinya membuat nasibnya menjadi haram. Bahkan dengan kebutuhan yang
dirasakanuntuk tidak hamil. Adapun benar-benar mencegah KB; Dengan dalih puas
dengan jumlah anak tertentu, dan mengabdikan diri untuk mengasuhnya, atau karena
jumlah mereka yang banyak, atau alasan lain yang serupa, itu tidak diperbolehkan.
Tidak mengapa menunda kehamilan selama tiga tahun, atau lebih,
antara setiap kehamilan dan kehamilan berikutnya; Untuk mengabdikan diri
pada hak asuh anak sebelumnya, Dewan Akademi Fiqh Islam, dan Komite
Tetap untuk Riset Ilmiah dan Mengeluarkan Fatwa, mengeluarkan keputusan
rinci tentang masalah ini. Kami melihat manfaat untuk menyebutkannya di sini:
Fatwa Majelis Ad-Daimah: Pada sesi kedelapan Majelis Ulama Senior
yang diadakan pada paruh pertama bulan Rabi' al-Akhar tahun 1396 H, Majelis
membahas masalah kontrasepsi, pengendalian kelahiran dan pengaturannya,
berdasarkan apa yang diputuskan dalam sesi ketujuh Majelis, yang diadakan
pada paruh pertama bulan Sya'ban Tahun 1395 H, dari pencantuman topiknya
dalam agenda sesi kedelapan, dan Dewan meninjau penelitian yang disiapkan
dalam hal ini oleh Komite Tetap untuk Penelitian dan Mengeluarkan Fatwa, dan
setelah berunding pendapat, berdiskusi di antara para anggota, dan
mendengarkan sudut pandang, Dewan memutuskan sebagai berikut:
Mengingat bahwa hukum Islam menghendaki perkembangbiakan keturunan
dan pelipatgandaannya, dan menganggap keturunan sebagai nikmat yang

besar dan nikmat yang besar yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, maka
nash-nash hukum dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya telah menyatu.
dengan itu, yang disebutkan oleh Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan
Mengeluarkan Fatwa dalam penelitiannya yang disiapkan untuk Komisi, dan
diserahkan kepadanya.
Mengingat bahwa penganjur KB, atau pencegahan kehamilan, adalah
kategori yang seruannya bertujuan untuk menipu umat Islam pada umumnya,
dan bangsa Muslim Arab pada khususnya; Sehingga mereka memiliki
kemampuan menjajah negara, dan menjajah rakyatnya. Dan karena
mengadopsi ini adalah tindakan kebodohan, ketidakpercayaan kepada Allah
Ta’ala, dan melemahnya entitas Islam, yang terdiri dari sejumlah besar blok
bangunan manusia, dan saling ketergantungan mereka; jadi itu semua; Dewan
memutuskan: Bahwa sama sekali tidak boleh membatasi kelahiran, dan tidak
boleh mencegah kehamilan, jika tujuannya adalah karena takut miskin; Karena
Tuhan Yang Maha Esa adalah pemberi kekuatan yang kuat, “dan tidak ada
binatang apapun di bumi melainkan Tuhan yang memiliki rezekinya”.
Dewan Akademi Fiqh Islam mempertimbangkan masalah pengendalian
kelahiran, atau yang secara keliru disebut (kontra kelahiran), dan setelah
diskusi dan pertukaran pandangan tentang itu, Dewan dengan suara bulat
memutuskan sebagai berikut: Mengingat syariat Islam menganjurkan
perbanyakan dan penyebaran keturunan umat Islam, dan menganggap
keturunan sebagai berkah besar dan nikmat besar yang dianugerahkan Allah
kepada hamba-hamba-Nya, dan nash-nash hukum dari Kitab Allah SWT dan
Sunnah. Utusan-Nya, semoga doa dan damai Allah besertanya, datang
bersama dan menunjukkan bahwa pepatah KB, atau mencegah kehamilan,
bertentangan dengan naluri manusia.
Mengingat para penganjur KB atau pencegahan kehamilan merupakan
kelompok yang seruannya bertujuan untuk menipu umat Islam. Untuk
mengurangi jumlah mereka secara umum, dan untuk bangsa Muslim Arab, dan
masyarakat rentan pada khususnya; Sehingga mereka memiliki kemampuan
menjajah negara, memperbudak rakyatnya, dan menikmati kekayaan negaranegara
Islam.
Bahwa tidak diperbolehkan melakukan KB secara mutlak. Tidak boleh
mencegah kehamilan, jika niatnya karena takut miskin Karena Allah Ta’ala
pemelihara kekuatan yang kuat, “Tidak ada hewan di bumi kecuali Tuhan yang
memberikan rezekinya,” atau karena alasan lain yang tidak dianggap sah.
Adapun untuk menggunakan kontrasepsi, atau menundanya dalam
kasus individu; untuk kerusakan nyata; Karena seorang wanita tidak melahirkan
secara normal, dan dia terpaksa menjalani operasi untuk mengeluarkan janinnya,
maka tidak ada keberatan hukum atas hal tersebut, dan seterusnya jika penundaan itu
karena alasan lain yang sah atau kesehatan yang disetujui oleh dokter muslim yang
terpercaya. Sebaliknya, mungkin perlu untuk mencegah kehamilan jika kerugian yang
dicapai terbukti pada ibunya, jika dia mengkhawatirkan nyawanya, menurut laporan
seorang dokter Muslim tepercaya.
Adapun menyerukan KB, atau mencegah kehamilan secara umum,
tidak diperbolehkan dalam syariat. Untuk alasan yang disebutkan di atas.
Bahkan yang lebih berdosa dan terlarang adalah mewajibkan orangorang untuk
melakukannya, dan memaksakannya pada mereka, pada saat
sejumlah besar uang dihabiskan untuk perlombaan senjata global untuk
pengendalian dan penghancuran, alih-alih bisa membelanjakannya untuk
pembangunan ekonomi, rekonstruksi, dan kebutuhan rakyat. (Al Uzma, 2023).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) dalam islam dikenal dengan Tahzhim an-nasl atau
pengaturan keturunan. Maksudnya dengan mengikuti program KB, pasangan suami
istri telah mengupayakan perencanaan mengenai jarak kelahiran anak agar orang tua
dapat memberikan ASI dan pendidikan usia dini secara maksimal kepada anak.
Hukum KB dapat berubah dari mubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau
haram. Seorang muslim yang melaksanakan KB dengan motivasi yang hanya bersifat
pribadi seperti untuk menjarangkan kehamilan atau kelahiran, atau untuk menjaga
kesehatan seorang ibu, maka hukumnya boleh .
Syekh AL-Hariri berpendapat, bahwa menjalankan KB bagi perorangan
(individu) hukumnya boleh dengan ketentuan: 1. Untuk menjarangkan anak. 2. Untuk
menghindari suatu penyakit, bila ia mengandung. 3. Untuk menghindari kemudaratan,
bila ia mengandung dan melahirkan dapat membawa kematiannya (penyakit
kandungan).

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Al Uzma, M. N. (2023). Analisis Pandangan Masyarakat Giriroto Tentang Keluarga Berencana Di


Tinjau Dari Fiqih Islam. Maqasid: Jurnal Studi Hukum Islam, 12(1).

Febriani, A. &. (2021). Analisis Penggunaan Jenis Program Keluarga Berencana (KB) di Jorong Korong
Nan Ampek, Nagari Tanjuang Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi, Vol. 1, No. 2, pp. 87-97.

Usmia, S. &. (2020). Deskripsi Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan (Depo Progestin) Di
Puskesmas Bontobahari Bulukumba. Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan,, 2(2), 62-69.

Anda mungkin juga menyukai