PEMASANGAN KB IMPLANT
Disusun Oleh :
1102015080
Pembimbing:
1
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas. 3
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan
utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Perwujudan nyata dalam
partisipasi program Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi. 4
Banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya
mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-
infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari
kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandangan-pandangan
atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor)
menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu
layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas
mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya. Penggunaan
alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping dan risiko yang
kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan
adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang lebih
besar dibanding tidak menggunakan.4
Pada referat ini penulis akan memfokuskan pada alat kontrasepsi bawah kulit
(AKBK) atau yang lebih dikenal dengan KB implant.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan
penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika
Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan
tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi
menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya.7
4
sikap kewanitaan dan kepriaan), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid,
riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul) dan faktor metode
kontrasepsi (efektivitas, efek samping dan biaya). Selain faktor-faktor tersebut masih
banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi seperti efektivitas
konseling petugas kesehatan.11
Tujuan kontrasepsi4 :
- Menunda kehamilan: sampai usia 20 tahun
- Menjarangkan kehamilan:20-35
- Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi: 35 keatas
Kontrasepsi yang bagus4 :
- Efektivitas yang tinggi
- Efek samping yang minimal
- Reversible
- Melindungi dari STD
- Mudah didapatkan
- Tidak ada kontraindikasi
2.3. Efektivitas
Efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat,
yakni8:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara
kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam
keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
5
pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan
sebagainya.
2.4. Klasifikasi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai
fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus dapat bekerja dalam
waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi, aman, mudah dalam
menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek
samping.12
Metode KB terbagi menjadi dua yaitu:
1. Metode Alamiah
Metode alamiah terbagi dua yaitu tanpa alat dan dengan alat.
a. Metode alamiah tanpa alat terdiri dari:
1. Metode Kalender
2. Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)
3. Metode Lendir Cervic
4. Metode Amenore Laktasi
6
5. Metode Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
b. Metode alamiah dengan alat terdiri dari:
1. Kondom
2. Spermiside
3. Diafragma
4. Kap Servik
2. Metode Non Alamiah
Metode non alamiah terdiri dari metode hormonal dan Nonhormonal.
a. Metode Hormonal terdiri dari:
1. Pil
2. Suntik
3. Implant
b. Metode non hormonal terdiri dari:
1. IUD (IntraUterine Device)/spiral
2. MOP (Metode Operasi Pria)
3. MOW (Metode Operasi Wanita)
7
- Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja
tersebut di atas. Daya guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3–0,5
/100wanita/tahun.
2.7. Keuntungan
Keuntungan memilih KB Implant dibandingkan KB lain adalah14 :
1. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
2. Perdarahan yang terjadi lebih ringan
3. Tidak menaikkan tekanan darah,
4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
5. Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun dan
bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun
setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai 90 % wanita daat menjadi hamil
kembali.
2.9. Indikasi
Indikasi pemasangan KB Implant antara lain sebagai berikut14 :
8
a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR
b. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen
2.10. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemasangan KB Implant antara lain sebagai berikut14 :
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati
3. Kanker payudara
4. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
5. varikosis
6. Riwayat kehamilan ektopik
7. Diabetes mellitus
8. Kelainan kardiovaskuler.
2.12. Jenis
Adapun jenis kontrasepsi implant yang tersedia antara lain13 :
- Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm,
dengan diameter 2.4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya
5 tahun
- Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun
- Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
9
2.13. Prosedur Pemasangan
Berikut langkah-langkah prosedur pemasangan pada KB implant13 :
a. Melakukan konseling dan persetujuan tindakan medis
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Dengan
melakukan konseling berarti pertugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai pilihannya. Di
samping itu dapat membuat klien merasa puas.
Persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap klien tersebut.
b. Menyiapkan alat dan bahan
- Meja periksa untuk berbaring klien
- Alat penyangga (tambahan)
- Batang implan dalam kantong
- Kain penutup streril (desinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat
meletakkan implan
- Sepasang sarung tangan karet bebas bedak yang sudah steril (atau
didisinfektan tingkat tinggi)
- Sabun untuk mencuci tangan
- Larutan antiseptik untuk disinfektan kulit
- Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa Epinefrin)
- Spuit (5-10 mL), dan jarum suntik (22 G) ukutan 2,5 sampai 4 cm (1-1 ½
per inch)
- Trokar 10 dan mandrin
- Skalpel 11 atau 15
- Kasa pembalut, band aid, atau plester
- Kasa steril dan pembalut
- Epinefrin jika ada syok anafilaktik (harus tersedia untuk keperluan darurat)
- Klem penjepit atau forcep mosquito (tambahan)
- Bak/tempat instrumen (tertutup)
10
c. Teknik insersi inplant
Pemasangan implant dilakukan pada bagian lengan atas atau bawah, kira-kira 6-
8 cm di atas atau di bawah siku, melalui insisi tunggal, dalam bentuk kipas dan
dimasukkan tepat di bawah kulit.
1. Mencuci daerah insersi, melakukan tindakan antisepsis, dan tutup sekitar
daerah insersi dengan kain steril
2. Melakukan anestesi lokal (lidocaine 1%) pada daerah insersi, mula-mula
disuntikkan sejumlah kecil anestesi pada daerah insisi, kemudian anestesi
diperluas sampai ke enam atau ke dua arah, sepanjang 4-4,4 cm.
Penyuntikan anestesi dilakukan tepat di bawah kulit, sehingga lapisan
luar kulit terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan insersi.
3. Membuat insisi dengan pisau skalpel 2 mm sejajar dengan lengkung siku.
4. Memasukkan ujung trokar melalui insisi.
Terdapat dua garis tanda batas trokar, satu dekat ujung trokar, lainnya
dekat pangkal trokal. Dengan perlahan-lahan, trokar dimasukkan sambil
melakukan tekanan ke atas dan tanpa merubah sudut pemasukan.
5. Masukkan implant ke dalam trokarnya.
Dengan batang pendorong, implant didorong perlahan-lahan ke ujung
trokar sampai terasa ada tahanan. Dengan batang pendorong tetap
stationaer, trokar perlahan lahan ditarik kembali sampai garis batas dekat
ujung trokar terlihat pada insisi dan terasa implantnya ”meloncat keluar”
dari trokarnya. Jangan keluarkan trokarnya. Raba lengan dengan jari
untuk memastikan implant sudah berada di tempatnya dengan baik.
6. Ubah arah trokar sehingga implant berikutnya berada 15o dari implant
sebelumnya. Letakkan jari tangan pada implant sebelumnya. Masukan
kembali trokar sepanjang pinggir jari tangan sampai ke garis batas dekar
pangkal trokar. Masukkan implant ke dalam trokar. Selanjutnya seperti
poin 5. uangi lagi prosedur tersebut sampai semua implant telah
terpasang.
7. Setelah semua implant terpasang, alkukan penekanan pada luka insisi
dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan. Lalu kedua pinggir
11
insisi ditekan sampai berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu.
Tidak diperlukan penjahitan luka insisi.
8. Luka insisi ditutp dengan kompres kering, lalu dengan dibalut dengan
kasa untuk mencegah perdarahan. Daerah insisi dibiarkan kering dan
tetap bersih selama 4 hari.
d. Melakukan konseling pasca pemasangan yaitu menganati ± 15-20 menit untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya perdarahan dari luka insisi atau efek lain
sebelum memulangkan klien. Berikan petunjuk untuk perawatan luka setelah
pemasangan.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
13 Merchant RC, Damergis JA, Gee EM. Contraceptive usage, knowledge and
correlates of usage among female emergency department
patients.Contraception;74:201–207. 2006.
14 Cunningham FG,Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, et al. Obstetri
Williams. Ed 23. Jakarta: EGC. 2013.
15
15