Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

KB ( Keluarga Berencana ) dan ALAT KONTRASEPSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Abbellia Helnisa Putri (22401001)

Bobi Silalahi (22401006)

Fitri Maisyaroh (22401011)

Ika Hudayani (22401013)

Nofrya Amanda (22401022)

Nugroho Ramadianto (22401023)

Dosen Pengampu

Dr. Suryani SKM, M.Kl

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya, kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar
Kependudukan dengan materi “KB (Keluarga Berencana) & Alat Kontrasepsi”.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Dasar Kependudukan, Ibu Dr. Suryani S.KM, M.KL Yang mana telah memberikan
tugas makalah ini kepada kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok 1 dan pihak lain yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya, jika makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Besar harapan kami, semoga
makalah ini bermanfaat dan bernilai baik.

Pekanbaru, 08 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
2.1 Pengertian KB.............................................................................................2
2.2 Tujuan KB...................................................................................................2
2.3 Manfaat KB.................................................................................................3
2.4 Metode dan Jenis Alat Kontrasepsi.............................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang
menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB)
berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang.Tanpa program KB jumlah penduduk hingga
tahun 2000 diprediksi 285 juta orang.

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif


yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari keluarga berencana dan pentingnya program keluarga
berencana?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari program keluarga berencana?
3. Apa saja jenis jenis alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari keluarga berencana dan apa pentingnya
program keluargaberencana
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari program keluarga berencana
3. Untuk mengetahui apa saja metode dan jenis alat kontrasepsi beserta kelebihan dan
kekurangannya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KB
Menurut Komite Ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1997,
Keluarga berencana adalah suatu proses yang membantu pasangan suami istri menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, memiliki kelahiran impian yang nyata, mengatur jarak
antar kehamilan, mengontrol waktu kelahiran tergantung pada usia pasangan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. .
Keluarga Berencana menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 (Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembinaan Keluarga Sejahtera) adalah upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan perkawinan
(PUP), kontrasepsi, dukungan ketahanan keluarga dan reproduksi. kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga Berencana adalah upaya untuk membatasi jumlah
dan jarak kehamilan melalui kontrasepsi.
Secara umum KB dapat dipahami sebagai suatu usaha yang mengatur jumlah
kehamilan sedemikian rupa sehingga memberikan pengaruh positif bagi ibu, anak, ayah
dan keluarganya serta tidak menimbulkan kerugian secara langsung melalui kehamilan
tersebut. Dengan KB yang matang, diharapkan kehamilan menjadi hal yang sangat dinanti-
nantikan agar tidak terjadi penghentian kehamilan melalui aborsi.

2.2 Tujuan KB
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak


pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih
dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan
untuk tercapainya keluarga bahagia

2
3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan
menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan
pemahaman yang cukup
4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi
5. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
6. Menurunnya angka jumlah kelahiran bayi

2.3 Manfaat KB
Manfaat dari program kb (keluarga berencana)
a. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat
mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang
memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
b. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang
buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal
selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan
(misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap
tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari
kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang dimana
cakupan kontrasepsi rendah.
c. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan
meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko
hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam
masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status
perempuan.
d. Memberikan manfaat kesehatan reproduksi. Kontrasepsi hormonal kombinasi
(estrogen dan progesteron) dapat mengurangi risiko kanker ovarium dan
endometrium. Menyuntikkan progesteron juga melindungi dari kanker ini dan juga

3
dari fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti
mengurangi risiko penyakit radang panggul.
e. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
f. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memberi perempuan lebih banyak
kontrol atas aspek-aspek lain dari kehidupan mereka, seperti B. Memutuskan kapan
dan mengapa menikah. Pola pernikahan berubah ketika kontrasepsi tersedia secara
luas pada tahun 1970-an. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang
lebih tua, dengan rata-rata lebih sedikit anak. Perubahan demografi kemungkinan
besar telah mengurangi beban emosional dan finansial dalam membesarkan anak,
karena keluarga sekarang umumnya memiliki lebih banyak waktu untuk
mengumpulkan sumber daya finansial sebelum seorang anak lahir. Ukuran keluarga
yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan
sumber daya untuk dicurahkan kepada setiap anak.

2.4 Metode dan jenis alat kontrasepsi

Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Seorang wanita bisa mendapatkan kehamilan apabila sperma
bertemu dengan sel telur.

Kontrasepsi mengacu pada berbagai macam cara untuk mencegah atau menunda
terjadinya kehamilan. Macam-macam metode kontrasepsi, yaitu

1. Metode senggama terputus


Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan penis dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi. Alhasil, air mani yang mengandung sperma tidak akan
masuk ke dalam vagina dan bisa mencegah terjadinya kehamilan. Kelebihan
dari metode kontrasepsi ini adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan
jika dilakukan secara tepat (4 kehamilan per 100 wanita). Sedangkan
kekurangannya, metode senggama putus tidak bisa dilakukan jika pasangan
mengalami ejakulasi dini. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO),
metode senggama terputus menyebabkan 20 kehamilan per 100 wanita. Hal ini

4
dapat menunjukkan bahwa kebanyakan pasangan belum melakukannya secara
tepat.
2. Metode kalender atau pantang berkala
Pada metode ini, pasangan tidak melakukan hubungan seksual saat wanita
sedang dalam masa subur, yakni saat terjadinya ovulasi (periode waktu ketika
sel telur siap untuk dibuahi oleh sel sperma). Agar metode ini berhasil,
pasangan wanita harus mengetahui masa ovulasinya. Kelebihannya metode ini
adalah tidak memerlukan biaya. Sementara kekurangannya adalah tidak bisa
digunakan pada wanita dengan siklus haid tidak teratur. Pada praktik sehari-
hari, efektivitas metode ini adalah 12 kehamilan per 100 wanita per tahun.
3. Metode amenorea laktasi
Metode kontrasepsi ini dapat diterapkan selama 6 bulan pascamelahirkan.
Metode ini dapat dilakukan oleh wanita yang memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya dan tidak mengalami haid. Cara kerjanya adalah mengandalkan
pencegahan ovulasi dengan menyusui eksklusif. Kelebihan jenis kontrasepsi ini
adalah tidak memerlukan biaya. Sedangkan kekurangannya dapat terjadi
kehamilan apabila wanita tidak menyadari sudah memasuki masa
subur. Efektivitasnya adalah 2 kehamilan per 100 wanita (dalam 6 bulan
pertama menyusui).
4. Kontrasepsi operatif
Metode kontrasepsi mantap atau sterilisasi. Kontrasepsi jenis ini dapat berupa
operasi tubektomi untuk wanita dan operasi vasektomi untuk pria. Dengan
tubektomi, ‘jalan’ sel telur akan dipotong sehingga tidak dapat bertemu sperma.
Sementara, dengan vasektomi ‘jalan’ sel sperma akan dipotong sehingga air
mani yang keluar tidak mengandung sperma. Kelebihan metode ini adalah
memberikan tingkat perlindungan tinggi (0,15 kehamilan untuk vasektomi dan
0.5 kehamilan untuk tubektomi, per 100 wanita per tahun). Sedangkan
kekurangannya adalah membutuhkan biaya yang sangat mahal karena termasuk
operasi besar.

Alat kontrasepsi umumnya digunakan untuk pencegahan kehamilan yang tidak


diinginkan atau tidak memungkinkan, misalnya saat kondisi tubuh wanita tidak
memungkinkan untuk hamil. Secara umum, kehamilan bisa terjadi saat ada pertemuan

5
antara sperma dari pria dengan sel telur yang ada di rahim wanita. Alat kontrasepsi
digunakan untuk mencegah hal tersebut. Penggunaan alat ini juga bertujuan untuk
menghentikan produksi sel telur serta menghentikan penggabungan sel sperma dan sel telur
yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Selain itu, ada juga jenis alat kontrasepsi
yang juga bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit seksual, contohnya kondom.

Secara umum, alat kontrasepsi ini digunakan untuk mencegah kehamilan atau
mencegah penularan penyakit seksual. Alat ini digunakan sebelum hubungan intim dengan
pasangan. Ada beragam jenis alat kontrasepsi yang tersedia, sehingga cara penggunaannya
pun akan berbeda-beda pula. Selain cara penggunaan yang berbeda, jenis alat ini juga
umumnya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Ada banyak jenis alat
kontrasepsi yang bisa dipilih. Sebelum menentukan pilihan, pastikan untuk selalu
berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan. Selain itu, penting untuk mengetahui jenis alat
kontrasepsi untuk menyesuaikannya dengan keinginan dan kebutuhan.

Berikut ini beberapa jenis kontrasepsi

1. Kontrasepsi alami
Kontrasepsi ini dilakukan dengan cara menghitung masa subur wanita secara
manual melalui perhitungan siklus menstruasi.
2. Pil KB
Pil KB menjadi alat kontrasepsi paling sering digunakan. Pil ini mengandung
hormon esterogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
ovulasi, pil ini terdapat dua jenis yaitu pil KB kombinasi dan pil KB yang hanya
mengandung progesteron saja. Kelebihan pil KB dengan kontrasepsi lainnya adalah
memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Lalu kekurangannya adalah tidak dapat
mencegah penyakit menular seksual, serta bisa menimbulkan efek samping seperti
keluar bercak darah dari vagina dan peningkatan tekanan darah. Terdapat sekitar 7
kehamilan per 100 wanita per tahunnya dengan pemakaian pil KB yang menjadi
praktik umum.
3. Kondom pria
Alat kontrasepsi satu ini dipasang pada kelamin pria untuk mencegah masuknya
sperma kedalam vagina saat berhubungan intim. Kelebihan dari kondom adalah
harganya yang terjangkau, memberikan perlindungan dari bahaya penularan

6
penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), dan sangat mudah didapatkan. Namun,
alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.
Kelebihan kondom, harganya terjangkau dan mudah untuk digunakan. Kondom
juga dapat mencegah penyakit menular seksual. Sedangkan, kekurangannya yaitu
memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi apabila penggunaannya tidak
tepat. Efektivitas kondom adalah 2 kehamilan untuk pemakaian yang tepat dan 13
kehamilan untuk pemakaian yang umum dilakukan, per 100 wanita per tahunnya.
4. Suntik
Alat kontrasepsi menggunakan suntik terbagi atas dua jenis, yaitu KB suntik yang
memiliki jangka waktu tiga bulan untuk mencegah terjadinya kehamilan, dan KB
suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini disinyalir lebih
efektif dibandingkan dengan mengonsumsi pil KB. Akan tetapi, harganya relatif
mahal dan tidak memberikan perlindungan maksimal terhadap penyakit menular
seksual.
Cara kerja suntik KB per bulan adalah dengan menghambat ovulasi. Metode
kontrasepsi ini menyebabkan 3 kehamilan per 100 wanita per tahun. Sementara,
suntik KB tiga bulan sekali menyebabkan lendir di area mulut rahim menebal,
sehingga sel sperma tidak dapat masuk dan membuahi sel telur. Efektivitasnya
adalah 4 kehamilan per 100 wanita per tahun. Kelebihan suntik KB, tingkat
efektivitasnya tinggi dan lebih praktis dibandingkan pil KB. Sedangkan
kekurangannya adalah tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual dan kerap membuat siklus menstruasi jadi tidak teratur. Kamu juga harus
melakukan kunjungan rutin ke dokter sesuai dengan jadwal suntik KB yang telah
ditentukan.
5. Implan
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan
dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan
akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan, dan bisa mencegah
terjadinya kehamilan hingga tiga tahun. Sama halnya dengan suntik, KB implan
terbilang mahal dan memiliki beberapa efek samping, seperti menstruasi tidak
teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang terpasang, dan tidak efektif
untuk mencegah penularan IMS.

7
KB implan ini sangat efektif dengan tingkat kegagalan 0,1 kehamilan per 100
wanita per tahun dan bisa memberikan perlindungan sampai 3 tahun. Sedangkan,
kekurangan dari KB implan adalah membuat siklus menstruasi menjadi tidak
teratur, tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual, dan
biayanya relatif mahal.
6. IUD
IUD merupakan singkatan dari intrauterine device, memiliki bentuk seperti huruf
T. Alat KB ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses
pembuahan. Secara umum, IUD memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang dibuat
dari tembaga, misalnya ParaGard yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun, dan
IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena yang harus diperbarui
setiap lima tahun.
7. Kondom wanita
Kondom wanita merupakan kontrasepsi berupa plastik yang dipasang
menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan
untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria ketika berhubungan. Sama halnya
dengan kondom pria, kondom wanita juga memberikan perlindungan dari IMS,
tetapi kurang efektif dibandingkan dengan kondom pria.
8. Vaginal ring
Vaginal ring merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon, mirip dengan
pil KB. Alat kontrasepsi ini secara perlahan melepaskan hormon yang bergerak dari
vagina ke dalam aliran darah. Penggunaan vaginal ring dapat mencegah kehamilan
dengan mencegah ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Setidaknya, vaginal
ring memiliki efektivitas sebesar 90 persen jika digunakan dengan benar. Namun,
jika kamu sedang menyusui, maka vaginal ring tidak dapat digunakan sampai bayi
berusia 6 minggu. Selain itu, setelah bayi lahir, vaginal ring umumnya tidak
dianjurkan sampai bayi berusia 3 hingga 6 minggu.
Efektivitasnya adalah 7 kehamilan per 100 wanita per tahun. Kelebihan kontrasepsi
ini adalah membuat siklus menstruasi menjadi lebih lancar dan hanya perlu diganti
sebulan sekali. Yang menjadi kekurangan, cincin vagina tidak bisa memberikan
perlindungan terhadap penyakit menular seksual dan harganya relatif mahal.

8
9. Sterilisasi
metode kontrasepsi permanen. Biasanya metode ini dipilih jika pasangan suami-
istri sudah tidak memiliki rencana untuk hamil lagi. Contoh sterilisasi pada wanita
yaitu ligasi tuba, sedangkan pada pria yaitu vasektomi.
10. Spermisida
Alat kontrasepsi ini berbentuk jeli, krim, membran, atau busa yang mengandung
bahan kimia untuk membunuh sperma. Spermisida digunakan di dalam vagina
sebelum berhubungan seksual. Kamu perlu mengaplikasikan spermisida 30 menit
sebelum berhubungan intim. Selain itu, penggunaan spermisida perlu disertai
dengan alat kontrasepsi lain, misalnya kondom. Sebab tingkat kegagalannya cukup
besar, yaitu mencapai 29 persen.
Kelebihan metode ini harganya cukup terjangkau dan mudah digunakan.
Sedangkan kekurangannya, terdapat durasi waktu pemakaian sebelum melakukan
hubungan seksual. Tingkat kegagalan spermisida sangat tinggi jika tidak digunakan
sesuai dengan aturan pakai. Penggunaan spermisida untuk mencegah kehamilan
juga harus disertai pemakaian kondom.
11. Diafragma
Jenis alat kontrasepsi ini terbuat dari karet berbentuk kubah. Diafragma diletakan di
mulut rahim sebelum kamu dan pasangan berhubungan seksual. Biasanya,
penggunaan diafragma disertai dengan spermisida.
Metode kontrasepsi diafragma memiliki kekurangan, yakni tidak bisa memberikan
perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Lalu saat haid, kontrasepsi
ini harus dilepas. Apabila ingin memasangnya lagi, kamu harus berkonsultasi ke
dokter. Kelebihannya, harga kontrasepsi diafragma cukup terjangkau. Pada
pemakaian umum, ‘kegagalan’ diafragma mencapai 21 kehamilan per 100 wanita
per tahun.
12. Cervical cup
Bentuknya mirip dengan diafragma, tapi ukurannya lebih kecil. Diafragma
umumnya juga digunakan bersamaan dengan spermisida dan berfungsi menutup
jalan sperma masuk ke rahim. Pemasangan cervical cap harus dilakukan oleh
dokter dan harus dilepas saat menstruasi.
Kelebihan kontrasepsi ini adalah memiliki harga yang cukup terjangkau dan bisa
digunakan hingga dua kali. Kekurangannya, pemasangan cervical cap harus

9
dilakukan oleh dokter, mesti dilepas saat haid, dan tidak memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular seksual.
13. Koyo otho evra
Alat kontrasepsi ini tergolong unik, karena bentuknya mirip dengan koyo.
Penggunaannya pun hanya dengan menempelkan pada kulit dan diganti setiap
seminggu sekali selama 3 minggu. Efektivitas koyo ortho evra sama seperti KB.
Begitu pula dengan cara kerjanya, yaitu dengan melepaskan hormon yang sama
yang terdapat pada pil KB.

Manfaat menggunakan alat kontrasepsi, Alat kontrasepsi memiliki banyak manfaat


bagi wanita yang ingin mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Namun, khusus alat
kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, implan, dan IUD, memberikan manfaat lain di luar
pencegahan kehamilan. Di antaranya:

a. Mengatur siklus menstruasi. Alat kontrasepsi hormonal dapat menyeimbangkan


fluktuasi hormon yang terjadi sepanjang siklus menstruasi. Metode ini dapat
membantu mengatasi masalah menstruasi seperti pendarahan yang berat,
menstruasi tidak teratur, bahkan mengatasi gejala sindrom ovarium polikistik
(PCOS).
b. Mengurangi rasa sakit menstruasi. Mengutip Healthline, sekitar 31 persen
wanita yang menggunakan pil KB merasakan adanya pengurangan nyeri haid.
c. Mencegah jerawat hormonal. Fluktuasi hormon seringkali memicu jerawat. Pil
KB yang mengandung estrogen dan progesteron (pil KB kombinasi) merupakan
obat jerawat yang paling efektif.
d. Mengurangi risiko kanker rahim. Manfaat jangka panjang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal yaitu mengurangi risiko kanker rahim. Mengutip Healthline,
wanita yang mengonsumsi pil KB kombinasi 50 persen lebih kecil
kemungkinannya terkena kanker rahim.
e. Mengurangi risiko kista ovarium. Dengan mencegah ovulasi, alat kontrasepsi
hormonal dapat mencegah pembentukan kista di ovarium. Selain itu, dapat
mencegah bekas kista agar tidak tumbuh lagi.
f. Mengelola endometriosis. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal membantu
karena memungkinkan kamu untuk melewatkan menstruasi. Penggunaan Pil KB

10
dan IUD yang berkelanjutan biasanya merupakan pilihan yang baik untuk
menangani endometriosis.
g. Mengurangi risiko anemia. Beberapa wanita mengalami pendarahan yang berat
selama menstruasi. Alat kontrasepsi hormonal dapat membantu dengan melewatkan
menstruasi, sehingga mencegah terjadinya anemia yang berkaitan dengan
menstruasi.

Adapun cara bagaimana memilih alat kontrasepsi yang tepat. alat kontrasepsi yang
terbaik adalah yang aman, nyaman digunakan, dan dapat digunakan secara konsisten dan
benar. Pilihan alat kontrasepsi mungkin dapat berubah sepanjang hidup dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk:

a. Usia dan riwayat kesehatan.


b. Tujuan reproduksi, seperti jumlah anak yang diinginkan dan seberapa cepat kamu
ingin hamil.
c. Faktor hubungan, seberapa sering kamu dan pasangan berhubungan seksual, serta
preferensi pasangan.
d. Keyakinan agama.
e. Perbedaan antara metode alat kontrasepsi. Termasuk, seberapa efektifnya dalam
mencegah kehamilan, efek samping, biaya, dan apakah bisa mencegah infeksi
menular seksual.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga Berencana adalah suatu cara untuk menunda perkawinan dan menurunkan
angka kelahiran bagi dunia untuk mewujudkan keluarga yang mudah dan berkecukupan,
dengan menggunakan berbagai cara antara lain pil KB, IUD, alat kontrasepsi suntik dan
implan. Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat ketika kamu memiliki rasa nyaman dan aman
saat menggunakannya.

3.2 Saran
Sebagai manusia, kita harus memperhatikan berbagai keadaan saat merencanakan
keluarga sebelum melahirkan dan memperkirakan jumlah kelahiran melalui metode KB.
Demikian yang dapat kami uraikan mengenai substansi yang menjadi pokok bahasan
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dikarenakan keterbatasan
informasi dan kurangnya acuan atau rujukan yang ada kaitannya dengan makalah ini. Kami
kelompok 1 sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis untuk menyempurnakan makalh ini dan untuk penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat, terutama bagi penulis, juga bagi
pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

Matahari, R., KM, S., Utami, F. P., KM, S., & Sugiharti, I. S. (2019). Buku Ajar Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Ilmu.
Septalia, R., & Puspitasari, N. (2016). Faktor yang memengaruhi pemilihan metode
kontrasepsi. Jurnal biometrika dan kependudukan, 5(2), 91-98.
Assalis, H. (2016). Hubungan sosial budaya dengan pemilihan metode kontrasepsi. Jurnal
Kesehatan, 6(2).
Susanti, E. T., & Sari, H. L. (2020). Pendidikan Kesehatan Tentang Jenis-Jenis Alat
Kontrasepsi Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan, 9(1), 53-57.
Sulistyawati, A. (2018). Hubungan Jenis Alat Kontrasepsi Dengan Gangguan Kesehatan
Reproduksi.
Sari, S. K., Suryani, E. S., & Handayani, R. (2010). Hubungan konseling keluarga
berencana (KB) dengan pengambilan keputusan pasangan usia subur (PUS)
dalam penggunaan alat kontrasepsi. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 1(1), 37-47.

13

Anda mungkin juga menyukai