REPRODUKSI DI UPT PUSKESMAS KURIPAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
Untuk memenuhi persyaratan Stase Holistik Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi
Disusun Oleh :
ENDRI SUASTIKA MARTIANA
P07124222011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2023 LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Stase Fisiologis Holistik Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di UPT BLUD Puskesmas Kuripan Kabupaten Lombok Barat telah diperiksa dan disahkan pada tanggal Januari 2023.
Mataram, Januari 2023
Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi
Sri Mulyani, Amd.Keb dr.Fachrudi Hanafi,M.Kes
NIP: 197811252002122005 NIP: 196610221998031003 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Holistik pada Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ini tepat pada waktunya.Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini,penyusun mendapatkan mendapatkan banyak bantuan, bimbingan pengarahan dari berbagai pihak.Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada: 1. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Mataram. 2. Bapak M.Husni,SKM selaku Kepala di UPT BLUD Puskesmas Kuripan 3. Ibu Dr. Sudarmi, S.ST.,M.Biomed. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Mataram. 4. Ibu Hj. Iin Rumintang SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Politeknik Kesehatan Mataram. 5. Ibu Sri Muliyani,Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan di UPT BLUD Puskesmas Kuripan 6. Dr.Fachrudi Hanafi,M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan. 7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Pendahuluan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ini belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Mataram, Januari 2023
Penulis LAPORAN PENDAHULUAN TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan “Konsepsi” adalah pertemuan antara sel telur (ovum) yang matang dan sel sperma yang menyebabkan kehamilan. Jadi alat kontrasepsi adalah segala macam alat yang digunakan oleh satu pihak atau kedua pihak untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) yang sudah matang. Manfaat alat kontrasepsi yaitu mencegah terjadinya kematian ,dan mengurangi angka kesakitan ibu dan anak, mengatur kelahiran anak sesuai yang diinginkan dan menghindari terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2016). KB menurut World Healty Organization (WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang diinginkan, mengatur interval antara kelahiran, mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga(Setiani ,2019). b. Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana secara umum dapat diuraikan bahwa keluarga berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut (Koes Irianto,2014). c. Tujuan Keluarga Berencana Tujuan dari keluarga berencana meliputi : 1) Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan. 2) Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan dan nifas. 3) Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Peranan KB sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat mencegah kematian ibu. Selain itu, Keluarga Berencana merupakan hal yang sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, teralu sering dan terlalu banyak) (Kemenkes RI, 2014). d. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan alat Kontrasepsi. 1) Faktor predisposisi,meliputi : a) Usia Umur seseorang mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih. Usia diatas 20 tahun merupakan masa menjarangkan kehamilan atau mencegah kehamilan sehingga pilihan mereka lebih memilih cenderung memakai kontrasepsi( Maula, Aminatul, 2014).Usia merupakan suatu indeks perkembangan seseorang. Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan , semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nurhayati dan Mariyam, 2013). b) Pendidikan Pendidikan merupakan sarana utama dan suksesnya tujuan pelaksanaan keluarga berencana. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, wanita berpendidikan tinggi berkeinginan memiliki sedikit anak dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah (Saskara, Ida, & Marhaeni, 2015) Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang dating dari luar,Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang dating dan akan berpikir sejauh mana keuntungan mempunyai pendidikan yang lebih tinggi (Notoatmojo,2010). c) Pekerjaan Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi,sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang (Notoatdmodjo,2010). d) Pendapatan Pendapatan memiliki pengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendapatan seseorang tidak dapat diukur sepenuhnya dari pekerjaan (BKKBN, 2016). e) Jumlah anak/paritas Jumlah anak mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan semakin banyak anak yang dimiliki maka akan semakin besar kecenderungan untuk menghentikan kesuburan sehingga lebih cenderung untuk memilih kontrasepsi (Subiyatun,dkk, 2009). 1) Faktor pendukung, meliputi : a) Ketersediaan fasilitas Program komunikasi,edukasi dan informasi (KIE) KB di Indonesia merupakan kegiatan penerangan dan sosialisasi program KB melalui media.Media memiliki peranan penting dalam mensosialisasikan keluarga berencana dan sangat penting dalam memberikan informasi bagi perencana program untuk menentukan target populasi yang efektif dalam melaksanakan KIE program KB,baik media cetak maupun media elektronik yang digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat untuk menyebarluaskan pesan KB(BKKBN,2012). b) Akses KB Akses Kb yang dimaksud adalah peningkatan kualitas dan mutu pelayanan yang memungkinkan Akseptor KB secara sadar dan bebas memilih cara mengendalikan kelahiran yang dinginkan, aman dan terjangkau serta memenuhi kebutuhan dan mampu memberikan kepuasan pada klien termasuk antara lain ketanggapan, perhatian dan keramahan yang tulus dan waktu tunggu yang tidak terlalu lama (BKKBN, 2014). Komponen kualitas pelayanan akseptor meliputi pemilihan metode kontrasepsi,kualitas pemberian informasi, kemampuan teknis petugas, mekanisme Pelayanan. 3). Faktor pendorong meliputi : a) Dukungan suami Hubungan suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam keluarga dan suami mempunyai peranan penting ketika suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk merencanakan keluarga berencana. Hal ini tidak terlepas dari komunikasi atau diskusi antara kedua belah pihak (suami dan istri) terlebih dahulu. Oleh karena itu dengan tidak adanya diskusi antara suami dan istri dapat menjadi hambatan terhadap kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi.Dukungan suami yang rendah atau negative akan mempengaruhi pengambilan keputusan seorang istri dalam memilih kontrasepsi (Auliyah, 2015). Dalam pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi IUD, dukungan suami meliputi upaya memperoleh informasi, mengantarkan ke pelayanan kesehatan, dan membiayai pemasangan alat kontrasepsi. Semakin baik dukungan yang diberikan oleh suami maka dalam pengambilan keputusan sesuai dengan keinginan suami dan istri, sebaliknya jika dukungan suami kurang maka akan timbul ketidakpuasaan suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD (Susanto, 2016). e. Sasaran Program KB Menurut Handayani, sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran secara langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran secara langsung adalah PUS yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Sedangkan sasaran secara tidak langsung adalah pelaksana dan pengelola KB dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran hidup melalui pendekatan kebijakan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera (Juliaan F, 2009). Sedangkan sasaran strategis BKKBN tahun 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1) Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP). 2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun). 3) Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR). 4) Menurunnya unmet need. 5) Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun. 6) Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49 tahun) (Bkkbn,2016). f. Jenis Metode Kontrasepsi 1. KB Pantang Berkala (Kalender) Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan tiga patokan, (1) Ovulasi terjadi14±2 hari sebelum haid yang akan datang (2) Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi (3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. Jadi apabila konsepsi ingin dicegah,koitus harus dihindari sekurang kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi (Sulistyawati, 2013) 2. Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai alat metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama.Penggunaan kondom perlu memperhatikan cara menggunakan kondom yang benar dan tepat. Cara kerja kondom menurut penelitian Anggraini dkk (2021) adalah menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis, sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. 3. Kontrasepsi pil 1) Pengertian Kontrasepsi pil adalah salah satu jenis kontrasepsi oral hormonalyang diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan.Hormon yang terkandung di dalam pil KB, yaitu hormon estrogendan progreseron, adalah hormon yang sama yang diproduksi oleh tubuh wanita.Kegagalan kontrasepsi pil oral kombinasi dapat disebabkan karena kurangnya kepatuhan dalam mengkonsumsi pil tersebut. Kepatuhan diartikan sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan,sedangkan dalam teori sudah dijelaskan bagaimana cara pemakaian pil oral kombinasi harus diminum setiap hari dan sebaiknya pada saat yang sama.Jika pasien patuh,maka ia akan minum pil tersebut setiap hari pada saat yang sama sesuai anjuran professional kesehatan (Anna,Artathi,& Retnowati, 2015) 2) Jenis-jenis kontrasepsi pil Menurut (Nani, 2018) Pil KB harus dikonsumsi secara rutin setiaphari, selama 21- 35 hari dalam 1 siklus dan berkelanjutan, sesuaidengan jenis pil KB yang dikonsumsi. Perlu diingat, wajib untuk mengonsumsi pil KB secara rutin tanpa ada yang terlewat,agar efektivitasnya tetap terjaga dalam mencegah kehamilan. Jenis-jenis kontrasepsi pil : a) Pil kombinasi Pil KB kombinasi ini merupakan gabungan dari macam- macam hormone buatan antara lain yaitu estrogen dan progesterone,kemudian membuat ovarium mengeluarkan sel telurnya. Kondisi seperti ini mencegah bertemunya sel telur dan sel sperma. Tidak semua wanita bisa menggunakan Pil Kombinasi seperti halnya wanita yang memiliki masalah Kesehatan.Masalah Kesehatan yang meliputi menderita penykit hepatitis,penyakit pembekuan darah,gejala stroke dan menderita penyakit diabetes. b) Pil KB laktasi Pil KB laktasi adalah jenis yang cocok untuk wanita menyusui atau wanita yang mempunyai alergi terhadap hormon estrogen. Pii KB laktasi hanya mengandung hormone progestin (Irmawaty dan Lumban,2020). c) Mini pil Mini pil ini hanya mengandung progestin saja sehingga ini lebih aman bagi wanita yang tidak cocok dengan pil kombinasi. Adapun ketentuan wanita yang tidak boleh mengonsumsi mini pil ini adalah sebagai berikut: (1) Hamil atau sudah diduga hamil (2) Mengalami perdarahan (3) Menderita atau mempunyai riwayat kanker payudara (4) Menderita mioma uterus (5) Menderita stroke 3) Keuntungan Menurut Nani (2018) ketentuan menggunakan kontrasepsi jenis pil: a) Pil kombinasi Pemakaian Pil kombinasi ini cukup efektif,frekuensi koitus tidak perlu diatur, siklus haid jadi teratur dan keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali. b) Mini pil Mini pil baik dikonsumsi oleh ibu menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI.Mini pil ini dikonsumsi mulai hari pertama sampai hari kelima masa haid/mentrusasi.Mini pil tidak mengganggu hubungan seksual, nyaman dan mudah digunakan, mengurangi nyeri haid,sertake suburan cepat kembali. 4) Kerugian dan efek samping Menurut Nani (2018) kerugian menggunakan kontrasepsi jenis pil: a) Pil kombinasi Kerugian dari Pil Kombinasi ini yaitu harus dikonsumsi setiap hari, dan menimbulkan efek samping yang bersifat sementara seperti mual-muntah, payudaranyeri,sakit kepala. b) Mini pil Kerugian dari Mini Pil ini dapat menyebabkan gangguan haid,resiko kehamilan ektopik cukup tinggi apabila mengonsumsi satu pil saja menjadi kegagalan yang lebih besar dan peningkatan atau penurunan berat badan. 4. Alat Kontrasepsi Implant 1) Pengertian Kontrasepsi implant adalah suatu alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan bagian atas. Implant mengandung levonogestrel, keuntungan dari metode ini tahan sampai lima tahun,setelah kontrasepsi diambil kesuburan akan kembali dengan segera.Efek samping dari pemakaian kontrasepsi implant ini yaitu peningkatan berat badan karena hormone yang terkandung dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus (Larasati,2017). Implant merupakan alat kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal dan dimasukkan ke bawah kulit.Implan merupakan salah satu metode kontrasepsi yang efektif berjangka waktu 2-5 tahun. Lokasi pemasangan pada lengan atas melalui suatu tindakan operasi kecil (Anggraini dan Martini, 2012). 2) Jenis-jenis implant terdiri Menurut (Larasati,2017) jenis kontrasepsi implant sebagai berikut: a) Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4cm,dengan diameter 2,4mm yang diisi dengan 36mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. b) Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira- kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68mg 3 Ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c) Indoplant Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. 3) Keuntungan Keuntungan dari metode ini tahan sampai lima tahun, Implant juga cepat dalam menekan ovulasi,tidak mengganggu hubungan seks,tidak mengganggu laktasi,Pemasangan relative mudah,hanya melalui sebuah operasi kecil meskipun pengangkatannya relatif sulit setelah kontrasepsi diambil kesuburan akan kembali dengan segera.Efek samping dari pemakaian kontrasepsi implant ini yaitu peningkatan berat badan karena hormone yang terkandung dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus (Larasati,2017) 4) Kerugian dan efek samping Menurut (Larasati,2017) adabe berapa kerugian menggunakan kontrasepsi implant yaitu: a) Pemasangan dan pencabutan memerlukan intervensi bedah. b) Teknis asepsis (pencegahan infeksi) saat pembedahan harus memperhatikan agar resiko infeksi bisa dihindari. c) Pencabutan relatif lebih sulit disbanding pemasangan d) Implant menimbulkan efek sampingan drogenik seperti kenaikan berat badan, jerawat dan hirsutisme. 5. Kontrasepsi suntikan 1) Pengertian Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh kemudian masuk ke pembuluh darah dan diserap oleh tubuh berguna untuk mencegah kehamilan (Qomariah &Sartika,2019). 2) Jenis-jenis kontrasepsi suntik Menurut (Qomariah &Sartika, 2019) beberapa jenis kontrasepsi suntik sebagai berikut : a) Suntik 1 bulan (Cyclofem) Kontrasepsi suntik 1 bulan ini mengandung hormon Medroxy progesterone Acetate (hormone progestin) dan Estradiol Cypionate (hormone estrogen).Komposisi hormone dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi.Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan bila tidak menyusui.Dosis Kontrasepsi suntik Cyclofem 25 mgMedroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan. b) Suntik 3 bulan (DMPA) Depo Medroksi progesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA,yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong),disimpan dalam suhu 200C– 250C. Suntikan diberikan setiap 90 hari. 6. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)/Intrauterin edevices Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara kerja dari AKDR meliputi mencegah terjadinya fertilisasi,tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi steril,toksik untuk sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi (Anggraini dkk. 2021). 7. Vasektomi Vasektomi adalah tindakan penutupan (pemotongan,pengikatan,penyumbatan) kedua saluran mani pria/ suami sebelah kanan dan kiri;sehingga pada waktu bersenggama,selama tidak dapat keluar membuahi sel telur yang mengakibatkan tidak terjadi kehamilan. Tindakan yang dilakukan adalah lebih ringan dari pada sunat atau khitanan pada pria,dan pada umumnya dilakukan sekitar15-45 menit,dengan cara mengikat dan memotong saluran mani yang terdapat di dalam kantong buah zakar (Manurung,2020). 8. Tubektomi Tubektomi adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tubafalopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum(Anggraini dkk.2021).
2. Konsep Manajemen Pendokumentasian SOAP
a) Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secar benar, jelas, singkat, logis dalam suatu metode pendokumentasian. b) Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan pada seorang klien, yang dialamnya tersirat proses berpikir yang sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah - langkah dalam proses manajemen kebidanan. Menurut Helen Varney, alur berpikir saat menghadapi klien meliputi 7 langkah.Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu : 1) S = Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney. 2) O = Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskandalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney. 3) A = Analisa Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyaktif dan obyektif dalam suatu identifikasi : a) Diagnosa/masalah. b) Antisipasi diagnosa/masalah potensial. c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney. 4) P = Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan Evaluasi perencanaan berdasarkan analisa sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney. DAFTAR PUSTAKA
Anna, P., Artathi, E. S., & Retnowati, M. (2015).Hubungan Pengetahuan
Akseptor Tentang Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi Dengan Kepatuhan DalaMengonsumsi Pil KB. 3(September), 1–47. Anggraini, D. D. dkk.(2021). Pelayanan Kontrasepsi. Medan: Yayasan Kita Menulis. Anggraini,Yetty&Martini.(2012).PelayananKeluargaBerencana.Yogyakarta: RohimaPress. BKKBN,2017.Pelayanan KB. Jakarta:BKKBN Dartiwen & Aryanti, Mira.(2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Remaja danPerimenopause.Yogyakarta: Deepublish. Dita Agil Antika. (2014). Hubungan Penggunaan KB Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong I Gunungkidul. Ichsan,Burhannudin.(2022).Pengantar Metodologi Penelitian:Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Surakarta:Muhammadiyah University Press. Irmawaty,L.danLumban,R.(2020).Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana“Pelayaan Alat Kontrasepsi”.Solok:Penerbit Insan Cendekia Mandiri. Kasim, J., & Muchtar, A. (2019).Penggunaan Kontrasepsi IUD terhadap Seksualitas Pada Pasangan Usia Subur. Kemenkes RI. 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Larasati, S. (2017).Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Implant Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Yogyakarta. Manurung.(2020).Vasektomi dan Tubektomi dalam Perspektif Suami,SosioDemographi dan Sosial Budaya. Bogor: Guepedia. Matahari Ratu.dkk (2018) Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Yogyakarta: Cv Pustaka Ilmu Group Yogyakarta. Mukhid,Abd.(2021).Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif .Surabaya:Jakad Media Publishing. Mulyani,Nina Siti,dan Rinawati,Mega.(2013).Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha Medika. Sekarputri,A.D.dkk(2021).Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Pamekasan:DutaMedia Publishing. Setyani,RA (2019).Serba Serbi Kesehatan Reproduksi Wanita Dan Keluarga Berencana.Jakarta:Sahabat Alter Indonesia Sulistyawati, Ari. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Nani.(2018). fisiologi manusia siklus reproduksi wanita.jakarta.Nuha Medika.
Qomariah, S., & Sartika, W. (2019).Analisis penggunaan kontrasepsi. Suryati.(2014).Pengaruh Alat Kontrasepsi Suntikan Terhadap Siklus Menstruasi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di BPS Heramuliati Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013.http://repositori.usu.ac.id diunduh 10 April 2022 Jam 18.35 WIB. YuhediL.T.&KurniawatiT.(2013).BukuAjarKependudukandanPelayananKB.Jaka rta:EGC. Yulianti, dkk.(2015). Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik yang Periksa di Polindes Mayang.https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id diunduh 10 April 2022 Jam18.10 WIB. Yunida,Sridkk.(2021).Kontrasepsi dan Antenatal Care.Malang:CV.Literasi Nusantara Abadi. Winkjosastro,H.2010.Ilmu Kebeidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. WHO. 2018. Unmet need for family planning. Available at: http://www.who.int/reproductivehealth/topics/family_planning/unmet_need_fp/e n/.