Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASANGAN TENTANG UPAYA


MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA
SUBUR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB
SUNTIK DIPUSKESMAS LESTARI ASIH

Di Susun Oleh:

NAMA : SARPIKA YENA AMALIA


NIM : 2018.C.10a.0985

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASANGAN TENTANG UPAYA


MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA
SUBUR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB
SUNTIK DIPUSKESMAS LESTARI ASIH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II


Program Studi Sarjana Keperawatan

Di Susun Oleh:

NAMA : SARPIKA YENA AMALIA


NIM : 2018.C.10a.0985

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN

i
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Kegiatan
dengan judul“Pendidikan Kesehatan Pada Pasangan Tentang Upaya
Meningkatkan Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB
Suntik Di Puskesmas Lestari Asi“ Proposal ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Keperawatan MaternitasII.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 1 April 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN....................................................................................................
SAMPUL DALAM..................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Definisi Pasangan Subur.............................................................................3
2.2 Konsep Dasar Tentang Pengetahuan.........................................................5
2.3 Konsep Dasar Keluarga Berencana ........................................................5
2.4 Konsep Dasar Kontrasepsi…… ..............................................................6
2.5 Konsep Umum Tentang Kontrasepsi Suntik.............................................7
BAB 3 RENCANA KEGIATAN.........................................................................10
3.1 Satuan Acara Penyuluhan..........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN..........................................................................................................18
Leaflet
Media Penyuluhan

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis

masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun

terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa

jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia

setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk mampu merenda

keluarga bahagia, perlu berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha mengatasi

krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan

dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program

KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari

usaha yang ingin di capai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur

(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara

penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak

lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan

tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam


4
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, dan keluarga sejahtera.

Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok

pembangunan keluarga sejahtera telah dilakukan baik oleh pemerintah, maupun

swasta maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan

yang berumur antara 20- 35 tahun dimana pasangan laki- laki dan perempuan

3
6

sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik.

Dari data yang diperoleh pada Klinik Lestari Asih jumlah Pasangan Usia
Subur yaitu pada bulan Juni 2012-Juni 2013 tercatat sebanyak 1.125 PUS.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam proposal ini adalah : Bagaimana pengetahuan
Pasangan Usia subur Tentang Alat Kontrasepsi Suntik.?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan di Puskesmas LESTARI
ASI adalah: Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur
Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik .
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian Dari Kontrasepsi KB Suntik.
2. Mengetahui Tujuan Dari Alat Kontrasepsi KB Suntik.
3. Mengetahui Kontra Indikasi Dari Alat Kontrasepsi KB Suntik.
1.4 Manfaat Penulisan.
1.4.1 Bagi Pembaca/Mahasiswa
Mengedukasi pembaca agar lebih memahami tentang keluarga berencana
KB
1.4.2 Bagi Penyuluh/Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan
Tentang Keluarga Berencana KB.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pasangan Usia Subur (PUS)


Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun

dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam

segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada

masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan

kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode

keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat

diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas

generasi yang akan datang. Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan

Usia Subur (PUS).

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam

memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut

normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya

pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan aman.

Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga

kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk

menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut.

Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar

dan dimengerti masyarakat luas

2.2 Konsep Umum Tentang Pengetahuan


Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaaan “what” misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2012 : 1)

5
6

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang.

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka

semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 :

104)

2.3 Konsep Umum Keluarga Berencana


Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah

beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun  menunda

kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan

kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6

juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat,

separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena

pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan dan

setengahnya lagi tidak tepat dalam penggunaannya.

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk

merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan

keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan sosial, ekonomi,

keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).

2. 4 Konsep Dasar Kontrasepsi.


2.4.1 Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi

untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu

sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)

5
6

b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah


7
atau menjarangkan kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

2.4.2  Macam metode atau cara kontrasepsi

a.    Metode Kontrasepsi Sederhana

1). Tanpa alat atau obat, antara lain :

a). Metode kalender ( pantang berkala)

b). Metode lendir serviks

c). Metode suhu basal

d). Coitus interuptus ( senggama terputus)

e). Metode simpto- Termal

2). Dengan alat atau obat, antara lain :

a). Mekanisme ( barrier)

b). Kondom

c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan

kap serviks.

d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream,

vaginal foam, vaginal jelly, vagina suppositoria, vaginal

tablet.

b Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1). Kontrasepsi Hormonal

a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil,

Morning After

b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

2). Implant/ AKBK

5
6

3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


8
c. Metode Kotrasepsi Mantap

1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi)

Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).

2.4.3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi

a.Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b.Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S,

2010:29).

2.5 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja

panjang ( lama), yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau

setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible (Hartanto H, 2004 :

163 ).

1. Macam – macam Kontrasepsi Suntik

a. Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg

dalambentuk partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu

b. Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan

estrogen, disuntikkan setiap bulan

5
6

c. Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu

( Manuaba I. B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi

suntik KB, yaitu kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi


9
kombinasi, dengan profil umum sebagai berikut :

1. Kontrasepsi Suntikkan Progestin

Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan

yang berisi hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita

secara periodik (BPPUK, 2002).

a. Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :

1) Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung

150 DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramuscular (di dalam bokong).

2) Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung

200 mg Noristendron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan

cara disuntik IM.

b. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. Efektivitas

5
6

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asal penyuntikkan

di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

d. Keuntungan

1) Sangat efektif
100
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun  sampai

perimenopause .

6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

7) Mencegah radang panggul

8) Sedikit efek samping

e. Keterbatasan

1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti

a. Siklus haid yang memendek atau memanjang

b. Perdarahan yang banyak atau sedikit

c. Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

· Tidak haid sama sekali

2. Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan

3. Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik berikut

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

. Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin

1. Usia reproduksi

5
6

2. Nullipara dan yang telah memiliki anak

3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

4. Setelah melahirkan

5. Setelah abortus

g. Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin

1. Hamil atau di curigai hamil 11

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenorhoe.

4. menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

h. Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin

1. Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil

2. Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.

3. Untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5, dan sesudah air

susu ibu (ASI terbentuk).

2. Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Jenis suntikan kombinasi, adalah :

1) 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem)

2) 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang  diberikan

injeksi IM sebulan sekali.

b. Cara kerja

1) Menekan ovulasi

5
6

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu.

3) Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.

4) Efektifitas

5) Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama

penggunaan.

c. Keuntungan kontrasepsi

1) Resiko terhadap kesehatan kecil


12
2) Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

3) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

4) Pencegahan kehamilan jangka panjang

d. Keterbatasaan

1) Terjadinya pola haid tidak teratur.

2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan

hilang setelah suntik kedua atau ketiga.

3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

4) Penambahan berat badan

e. Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi

1) Usia reproduksi

2) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

3) Pasca melahirkan dan tidak menyusui

4) Anemia

f. Kontra indikasi suntikan kombinasi

1) Hamil atau di duga hamil

5
6

2) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

3) Penyakit hati akut (virus hepatitis)

4) Usia > 35 tahun yang merokok Keganasan payudara

5) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.

g. Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi

1) Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

2) Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

3) Pasca keguguran

BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


3.1.1 Topik
“Pentingnya Mengetahui Alat Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur”
3.1.2 Sasaran
3.1.2.1 Program
Keperawatan Maternitas II
3.1.2.2 Penyuluhan
Di Puskesmas Lestari Asi
3.1.3 Tujuan
3.1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan di Puskesmas
LESTARI ASI Palangka Raya mampu memahami Tentang Alat
Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur.
Adapun tujuan khusus dari Pendidikan Kesehatan di Puskesmas LESTARI
ASI Palangka Raya adalah;
1. Peserta mengetahui apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi KB suntik
2. Mengetahui tujuan dari alat kontrasepsi

5
6

3. Peserta mengetahui kontra indikasi dari alat kotrasepsi


3.1.4 Materi
Adapun garis besar materi dalam pendidikan kesehatan adalah;
1. Pengertian dari pasangan usia subur
2. Konsep dasar pengetahuan
3. Konsep dasar keluarga berencana
4. Konsep dasar kontrasepsi
5. Konsep dasar kontrasepsi suntik
14

3.1.5 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan tentang Pentingnya Mengetahui Alat Kontrasepsi Bagi
Pasangan Usia Subur Palangka Raya Oleh Mahasiswa/i STIKES EKA
HARAP Palangka Raya meliputi :
1. Diskusi
13
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih
atau kelompok. Biasanya komunikasi antara kelompok tersebut berupa
salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan
rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang
awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
pemahaman dari topik tersebut.
2. Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun
sebaliknya.
3.1.6 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Pentingnya Mengetahui Alat Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur Di
Puskesmas LESTARI ASI Palangka Raya ini meliputi :
1. Leaflet

5
6

Leaflet merupakan bentuk publikasi singkat dalam bentuk selebaran yang


berisi informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.
2. Laptop
Laptop adalah komputer jinjing yang dapat di bawa bepergian.
3. LCD dan Proyektor
LCD dan Proyektor merupakan suatu jenis proyektor digunakan untuk
menampikan vidio atau gambar dalam promkes.
4. PowerPoint
PowerPoint adalah program untuk membantu presentasi dan menampilkan
dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart, suara atau video yang
dirangkum dan dikemas sedemikian menarik sehingga audience dapat lebih
15
mudah memahami penjelasan melauli visualisasi didalam slide presentasi.
3.1.7 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Jumat Oktober 2019
2. Pukul : 08.00 – 09.00WIB
3. Alokasi Waktu : 45 menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkanalkan diri 4 menit memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
5. Kontrak waktu
Penyampaian materi.

2 Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang :
1. Apa yang dimaksud
Pasangan Usia subur
2. Konsep dasa Mendengar,
pengetahuan memperhatikan, 10 menit
3. Konsep dasar keluarga
berencana
4. Konsep dasar kontrasepsi
5. Konsep dasar kontrasepsi

5
6

suntik.

16

3.1.8 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Sarpika Yena Amalia
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah.
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok.
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi.
5. Mengatur jalannya diskusi.
2) Penyaji : Sarpika Yena Amalia
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan
memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1) Menyampaikan materi penyuluhan.
2) Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3) Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Sarpika Yena Amalia
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.

5
6

3. Membagikan konsumsi.
4) Simulator :Sarpika Yena Amalia
Simulator adalah sebagai simulasi atau objek fisik benda nyata yang
17
didemonstrasikan.
5) Dokumentator : Sarpika Yena Amalia
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan
dokumen pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Sarpika Yena Amalia
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara.
Ditulis oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan
penyuluhan.

3.1.9 Denah Pelaksanaan


Setting Tempat :

Keterangan:

5
6

: Penyaji : Dokumentator

: Moderator : Simulator

: Fasilitator : Notulen

: Peserta

DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
EGC

Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Pustaka Rihama

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana16


dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, Anggota Ikapi

Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri


Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC

Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga.


Jakarta : Referensi

Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirhardjo

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan


Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-


Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses


tanggal 17 Mei 2013.

5
6

Http ://www. posyandu.org/pngertian-kb.html, diakses tanggal 17


Mei 2013

18

Anda mungkin juga menyukai