Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

KELUARGA BERENCANA (KB)

Disusun oleh :

Farah Annisa’ Warid

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga sehingga makalah “Keluarga Berencana (KB)” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik.. Saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :

1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati, SST., M.Keb., selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan
kampus Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Ambroxol, selaku kakak pembimbing pkkmb 2020/2021 prodi D3 Kebidanan
kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Seluruh teman – teman D3 tahun ajaran 2020/2021 prodi D3 Kebidanan kampus
Poltekkes Keemenkes Surabaya

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, 8 Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

a. Cover .............................................................................................. 1
b. Kata Pengantar ................................................................................ 2
c. Daftar Isi ......................................................................................... 3
d. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................... 5
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................... 5
e. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian KB ........................................................................... 6
2.2 Fisiologis KB ............................................................................ 7
2.3 Sasaran KB ............................................................................... 7
2.4 Jenis-Jenis Kontrasepsi
(Keuntungan, Kerugian, Cara kerja)......................................... 8
2.5 Langkah Konseling KB ............................................................ 18
f. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah
kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah
lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program KeluargaBerencana (KB) yaitu
program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga. Program KB di
Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat
Internasional.
Keluarga Berencana tidak hanya dimaknai sebagai upaya pengendalian kelahiran
semata. Akan tetapi juga membangun kesadaran setiap keluarga agar memiliki perhatian
dan dukungan terhadap persoalan sosial budaya, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang
memadai agar kehidupan keluarga menjadi sejahtera. Program KB juga strategis dalam
konstelasi pembangunan nasional.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

Upaya KB ini diterjemahkan ke dalam bentuk Program Ketahanan Keluarga yang


paradigmanya harus sudah bergeser. Program pembangunan ketahanan keluarga tidak lagi
dilakukan dalam rangka pembinaan kesertaan ber-KB tetapi jauh daripada itu. Bagaimana
menciptakan keluarga yang berketahanan sehingga melahirkan generasi emas untuk
Indonesia di masa depan, adalah tantangan program ini.

Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara
Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih

4
atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk
tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau dikenal dengan
singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui beberapa hal yang berkaitan
dengan program keluarga berencana dan sehingga penulis membuat makalah ini dengan
judul “Keluarga Berencana”.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui mengenai pengertian Keluarga Berencana
2. Mengetahui fisiologis Keluarga Berencana
3. Mengetahui sasaran Keluarga Berencana
4. Mengidentifikasi keuntungan, kerugian, dan cara kerja pada jenis – jenis alat
kontrasepsi
5. Mengetahui langkah konseling Keluarga Berencana

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Sebagai referensi tambahan dan data dasar bagi penelitian sejenis yang meneliti
mengenai penggunaan kontrasepsi.
2. Sebagai tambahan wacana bacaan dalam ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan
mengenai Keluarga Berencana (KB)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga Berencana


Pengertian Keluarga Berencana secara umum dapat diuraikan bahwa keluarga
berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran
tersebut.
Dalam pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari
berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan mencegah
pertemuan antara sel mani (spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari wanita. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 BAB I Pasal 1 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai landasan hukum yang
berisikan berbagai pengertian :

Keluarga Berencana (KB) adalahupaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Pengertian Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang dibentuk berdasarkanatas


perkawinan yang sah, mampumemenuhi kebutuhan hidup spiritual danmaterial yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
Selain undang-undang yang mendefinisikan tentang program KB, Hanafi Hartanto
(1994 : 08) menjelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB) sebagai suatu ikhtiar atau
usaha manusia mengatur kehamilan dalam keluarga, secara tidak melawan hukum agama,
undang-undang negara dan moral pancasila, demi untuk mendapatkan kesejahteraan
keluarga khususnya dan kesejahteraan bangsa umumnya.
Menurut UU No 10 tahun 1992 dalam Handayani (2010) Keluarga Berencana
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Keluarga Berencana (family
planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
6
2.2 Fisiologis Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
2. Tujuan Program KB
Sedangkan tujuan program KB secara fisiologis adalah : 1. Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk
indonesia. 2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2.3 Sasaran KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan
Usian Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera.
Dalam Renstra BKKBN 2020-2024 ditetapkan Sasaran Strategis sebagai berikut:
1. Menurunnya TFR dapat mencapai 2,26 pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 2,1
pada tahun 2024.
2. Meningkatnya angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) 61,78 % pada
tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 63,41 % pada tahun 2024.
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/unmet need 8,6 % pada tahun
2020 dan ditargetkan menjadi 7,4 % pada tahun 2024.
4. Menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) dengan target 25/1000 kelahiran pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi
18/1000 kelahiran pada tahun 2024.
5. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) sebesar 53,57 pada tahun 2020
dan ditargetkan menjadi 61,00 pada tahun 2024.
6. Meningkatnya median usia kawin pertama (MUKP) 21,9 tahun pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 22,1 pada tahun 2024.

7
2.4 Jenis-Jenis Kontrasepsi (Keuntungan, Kerugian, Cara Kerja)
1. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
a. Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana
biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina
dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena
suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
b. Pantang Berkala (sistem berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk
sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar
dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga
istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
2. Kontrasepsi sederhana dengan alat
a. Kondom

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat
dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang)
sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam
penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk HIV/AIDS
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
8
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

b. Diafragma

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma :
1. Flat spring (flat metal band)
2. Coil spring (coiled wire)
3. Arching spring)

Cara kerja kontrasepsi diafragma :


Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat kontrasepsi diafragma :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik

9
c. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida :
a) Aerosol
b) Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
c) Krim

a. Cara kerja kontrasepsi spermisida :


Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

b. Manfaat kontrasepsi spermisida :


1. Efektif seketika (busa dan krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

10
d. KB Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan


melalui suntikan hormonal
1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang
diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan
5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali

a. Keuntungan menggunakan KB Suntik :


- Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
- Tidak membatasi umur
- Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI
dan cocok untuk ibu menyusui

b. Kerugian menggunakan KB Suntik :


- Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di
antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
- Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
Indikasi:
- Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
- Ibu hamil atau diduga hamil
- Pendarahan vaginal tanpa sebab
- Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
- Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
- Penderita kanker payudara

11
2. KB Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini.
Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-
provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu
laktasi.

a. Keuntungan KB suntik 3 bulan


Resiko terhadap kesehatan kecil.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

b. Kerugian KB suntik 3 bulan :


- Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
- Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
- Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
- Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

12
e. KB Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi,
atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang
ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah
kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.

a. Jenis-jenis kontrasepsi Pil


1. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil
gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah
kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
b. Jenis – jenis pil kombinasi:
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone
aktif.
2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan
progesteron, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai
dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil
aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada
pasien serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara

13
4. Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi
pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga
mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat
perletakan telur yang telah dibuahi.

a. Kontra indikasi Pemakaian Pil


Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang
pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan
jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran
kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala
yang berat pada sebelah kepala).
b. Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa
mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang
vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

f. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum
dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
14
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe
A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

g. Kontrasepsi Implant

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga
dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat
aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit.
Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
15
sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun.

h. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan
telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang
konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi
hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah
kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada
wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu
menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk
sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun,
jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

16
i. Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria


dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi.

a. Indikasi kontrasepsi vasektomi :


Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

b. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi


1. Infeksi kulit pada daerah operasi
2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
3. Hidrokel atau varikokel
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoaglansia

17
2.5 Langkah Konseling KB
1. GATHER menurut Gallen dan Leitenmaier (1987)

Gallen dan Leitenmaier memberikan satu akronim yang dapat dijadikan panduan bagi
petugas klinik KB untuk melakukan konseling. Akronim tersebut adalah GATHER
yang merupakan singkatan dari :
G : Greet
Berikan salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi.
A : Ask atau Assess
Menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/keinginan
yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
T : Tell
Beritahukan bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien adalah seperti yang
tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian masalah
tersebut.
H : Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu yang harus
diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan masalah tersebut,
termasuk keuntungan dan keterbatasan dari masing – masing cara tersebut. Minta
pasien untuk memutuskan cara terbaik bagi dirinya.

E : Explain
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan atau dianjurkan dan hasil yang diharapkan
mungkin dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat hingga menampakkan
hasil seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana pertolongan lanjutan
atau darurat dapat diperoleh.
R : Refer dan Return visit

18
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai atau buat
jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah diberikan.

2. Langkah – Langkah Konseling KB SATU TUJU


Dalam memberikan konseling. Khususnya bagi calon klien KB yang baru
hendaknya dapat diterapkan 6 langkah yang sedah dikenal dengan kata kunci SATU
TUJU.Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena
petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien .Beberapa klien
membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan
langkah lainnya.Kata kunci SATU TUJU dalah sebagai berikut :
SA : sapa dan salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya
kepada mereka dan berbicara ditempat yan nyaman serta terjamin privasinya.
Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri.Tanyakan kepada klien apa yang
perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.Tanyakan
konstrasepsi yan diiginkan ole klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang
disampaikan oleh klien ssuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya.Coba
tempatkan diri kita di dalam hati klien.Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan
memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita dapat membantunya.
U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang
paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis lain yang ada.
Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.Uraikan
juga mengenai risiko penularan HIV/ Aids dan pilihan metode ganda.
TU : Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang
paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas
membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis
kontrasepsi.Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan
19
pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut pada
pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan
yang tepat. Petugas dapat menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilhan jenis
kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan.
J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien
memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat/ obat
kontrasepsinya.Jelaskan bagaimana alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan
bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan
petugas menjawab secara jelas dan terbuka.Beri penjelasan juga tentang manfaat
ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular
seksual (IMS).Cek pengetahuan klien tantang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan
puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.
U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan klien
akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu
masalah

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya
atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kelahiran tersebut. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
pre/enti-yang paling dasar dan utama bagi keluarga meskkipun tidak selalu di akui demikian.
Meningkatkan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan.

21
DAFTAR PUSTAKA

- www.bkkbn.go.id “jurnal keluarga’, 2018, diakses pada 8 agustus 2020


- https://www.bkkbn.go.id/po-content/uploads/Renstra_BKKBN_2020-2024.pdf
- https://daldukkbpppa.bulelengkab.go.id/artikel/jenis-kb-manfaat-kb-
kekurangan-program-kb-tujuan-kb-57
- http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/langkah-langkah-konseling-
kb_8908.html
- https://www.bkkbn.go.id/po-
content/uploads/Final.JK.Edisi.Ketiga.2017.Min.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai