Disusun Oleh :
2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Yohanes Prasetyo Adi
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617013
3. Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dra. Ns. Desak Made Wenten Purwati, M. Kes
Dra. Ns. Desak Made Wenten Purwati, M. Kes Yohanes Prasetyo Adi
NIM. P1337420617013
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan mengerti tentang “Keluarga Berencana”.
Meskipun banyak tantangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari keluarga berencana.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keluarga berencana.
3. Untuk mengetahui sasaran program keluarga berencana.
4. Untuk mengetahui jenis - jenis program keluarga berencana
5. Untuk mengetahahui asuhan keperawatan keluarga berencana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Tujuan KB
Menurut Habibah (2012) gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki
tujuan :
1) Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,00 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan
akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam
serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan
bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan
teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia
cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan
mengikuti deret hitung.
2) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama
serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
3) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
4) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
untuk meningkatkan reproduksi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
Jenis IUD ada beberapa macam, yaitu: Lippes lopp yang terbuat dari
plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang berbentuk
T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga
memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang
berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang
dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T
mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada batang dan
sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel adalah alat
yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan vertical.
Keuntungan
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah dapat segera aktif
setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi
produksi ASI, tidak mengurangi laktasi, kesuburan cepat kembali
setelah IUD dilepas, dapat di pasang segera setelah melahirkan,
meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan. Tidak mempengaruhi hubungan seksual,
tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI, dapat digunakan hingga menopause, tidak ada interaksi
dengan obat – obatan.
Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD yaitu haid lebih banyak dan lama.
Saat haid terasa sakit, perdarahan spoting, terjadinya perdarahan
yang banyak .
Indikasi
Menurut Glasier 2005, yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsi IUD adalah wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang, multigravida, wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma (Saifuddin 2003). Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,
menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan
sperma. IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan
terjadi migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan
susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan
terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan
akan mati dengan sendirinya. IUD bentuk insert, contohnya lippes
loop, menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi
leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan
tidak terjadi.
Kerugian
Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah
menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi
saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau
terlepas dari rongga rahim). Sedangkan menurut Rubrik 2004,
kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah haid menjadi lebih
lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak – bercak). Kadang –
kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk
memasangn dan membuka IUD.
Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin 2003, yang merupakan kontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang sedang hamil,
wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia perdarahan
vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD, wanita yang menderita PMS, wanita yang pernah
menderita infeksi rahim, wanita yang pernah mengalami pedarahan
yang hebat.
Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara
lain :
Bersamaan dengan menstruasi
Segera setelah menstruasi
Pada masa akhir masa nifas
Bersamaan dengan seksio secaria
Hari kedua dan ketiga pasca persalinan
Segera setelah post abortus.
b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesteron dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam,
yaitu suntik yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali
(depo propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang
sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan
bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.
Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegah kehamilan dan tinggat kegagalannya sangat
kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama pemakaian.
Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana
setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi,
tidak mengganggu pengeluaran ASI.
Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan
tidak teratur dan amenore.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi
dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak
sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam, yaitu :
Depopropera yang berisi progesteron asetat dan diberikan
dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu.
Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan
200 mg setiap 8 minggu.
Syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :
Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertama haid,
tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya
diberikan setiap 12 minggu.
Noristerat harus diberikan pada masa menstruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap
8 minggu.
Syclopem diberikan melalui suntikan setiap 4 minggu.
3) Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam, yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan
atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1%
-0,5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang
dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan mempunyai
nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang
dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi
4) Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom
C. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka periksa:
1.) Hb, biasanya <10gr/dl
2.) Trombosit (biasanya normal/ turun bila perdarahan hebat)
3.) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3
D. Pemeriksaan Psikososial
1.) Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2.) Adakah keyakinan/ pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3.) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4.) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya
E. Diagnosa Keperawatan
1.) Perubahan pola haid b.d proses adaptasi homoral ditandai dengan klien
mengatakan haid tidak teratur
2.) Ketidakmampuan memiliki alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi atau pengetahuan terkait dengan KB. Ditandai klien banyak
bertanya
3.) Gangguan rasa aman: cemas b.d akan dilakukan operasi/ terjadinya efek
samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien khawatir
untuk menggunakan alat kontrasepsi
4.) Gangguan konsep diri: body image b.d timbul gejala-gejala sampingan
(pigmentasi) dan jerawat pada muka, BB meningkat). Ditandai dengan
klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak
bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka dan berat badannya
meningkat
5.) Resiko infeksi b.d adanya luka terbuka ditandai dengan kemerahan
daerah insisi, pembengkakan daerah insisi dan klien mengeluh sakit
pada daerah insisi
F. Intervensi Keperawatan
3.1 Simpulan
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan,
pendidikan dan produktif dari segi ekonomi
Sasaran program KB terdiri dari sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur. Sedangkan sasaran tidak
langsung, yaitu kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta,
tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan
dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
Jenis - jenis program KB, yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntik,
kontrasepsi susuk / implant, kontrasepsi IUD, kontrasepsi mantap, dan
kontrasepsi sederhana yang terdiri dari kondom, coitus interuptus, serta KB alami.
3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,
kami selaku penulis memohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA