Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KONSEP DAN ASKEP KB

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas


yang Diampu oleh : Dra. Ns. Desak Made Wenten Purwati, M. Kes

Disusun Oleh :

1. Yohanes Prasetyo Adi P1337420617013


2. Nur Indah Puspitasari P1337420617017
3. Bunga Ayu Lestari P1337420617042
4. Putri Purwaningrum P1337420617070

S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
PENGESAHAN PEMBIMBING

1. Judul Makalah : Konsep dan Askep KB

2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Yohanes Prasetyo Adi
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617013

3. Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dra. Ns. Desak Made Wenten Purwati, M. Kes

Semarang, 3 Maret 2019

Pembimbing, Ketua Tim,

Dra. Ns. Desak Made Wenten Purwati, M. Kes Yohanes Prasetyo Adi
NIM. P1337420617013
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan mengerti tentang “Keluarga Berencana”.
Meskipun banyak tantangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama.

Semarang, 3 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak
selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga
berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam
paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga
Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari
klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi
bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara
KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam
memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan
penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk
menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing)
atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan
keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB
diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung
lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani
program KB berkurang.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang mendasari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apakah pengertian dari keluarga berencana ?
2. Apakah tujuan dari keluarga berencana ?
3. Apakah sasaran program keluarga berencana ?
4. Apakah jenis - jenis program keluarga berencana ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga berencana ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari keluarga berencana.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keluarga berencana.
3. Untuk mengetahui sasaran program keluarga berencana.
4. Untuk mengetahui jenis - jenis program keluarga berencana
5. Untuk mengetahahui asuhan keperawatan keluarga berencana.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Berencana


Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai
landasan hukum yang berisikan berbagai pengertian. Keluarga Berencana (KB)
adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
Menurut World Health Organisation (WHO) keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang, kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS).
Pelayanan KB diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah
maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang
sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit,
Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa.

2.2 Tujuan KB
Menurut Habibah (2012) gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki
tujuan :
1) Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,00 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan
akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam
serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan
bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan
teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia
cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan
mengikuti deret hitung.
2) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama
serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
3) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
4) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
untuk meningkatkan reproduksi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

2.3 Sasaran Program KB


1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur, yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara
15 - 49 tahun karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif
melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan
fertilisasi.
2) Sasaran Tidak Langsung
a. Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung
tetapi merupakan kelompok yang berisiko untuk melakukan hubungan
seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya, Sehingga
program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian
aborsi.
b. Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-
instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim
ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS. Sasaran wilayah dengan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.

2.4 Pengertian Kontrasepsi


Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga. Kontrasepsi ialah metode-metode untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Metode-metode itu dapat bersifat sementara, dapat juga
bersifat permanen. Kontrasepsi yang bersifat permanen bagi wanita dinamakan
tubektomi dan bagi pria dinamakan vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Menurut
Prawirohardjo (2009), kontrasepsi yang ideal itu harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
 Dapat dipercaya
 Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan
 Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
 Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus
 Tidak memerlukan motivasi terus-menerus
 Mudah pelaksanaannya
 Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
 Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan

2.5 Macam-macam Kontrasepsi


1) MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Pangjang)
a. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam


bawah kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan
merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan
lebih ringan, tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu
yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.
 Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap
menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat
nidasi.
 Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah :
 Norplan dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan
36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.
 Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68
mg 3 keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
 Jedena dan indoplan terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75
mg levonolgester dengan lama kerjanya 3 tahun.
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit
tidak terlalu tinggi, biaya ringan.
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran.
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit
hati yang berat, obesitas dan depresi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi
pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan mood,
perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut
rontok.
 Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah :
Setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi
setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh klien tidak
perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling tepat
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau
masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat
disingkirkan.
 Cara pemasangan implant adalah :
 Mempersiapkan pasien dengan menganjurkan pasien
membersihkan lengan yang akan dipasang, yaitu lengan yang
jarang digunakan.
 Gunakan cara pencegahan infeksi
 Pastikan kapsul – kapsul tersebut berada sedikit 8 cm diatas
lipatan siku di daerah media lengan
 Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang
kecil, hanya sekedar menembus kulit.
 Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
 Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk ke dalam bawah kulit.
 Kapsul pertama dan ke enam harus membentuk sudut 7500.
Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka
insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
 Cara pencabutan implant adalah :
 Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
 Suntikkan lidocain 5cc.
 Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
 Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
 Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul
implant
 Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
 Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu
dalan atau lebar agar tidak terjadi perdarahan.
b. Kontrasepsi Intrauterin (IUD)

IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim


yang mengandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan
bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.
Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan
kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2% .
 Jenis – jenis IUD

Jenis IUD ada beberapa macam, yaitu: Lippes lopp yang terbuat dari
plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang berbentuk
T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga
memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang
berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang
dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T
mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada batang dan
sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel adalah alat
yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan vertical.
 Keuntungan
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah dapat segera aktif
setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi
produksi ASI, tidak mengurangi laktasi, kesuburan cepat kembali
setelah IUD dilepas, dapat di pasang segera setelah melahirkan,
meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan. Tidak mempengaruhi hubungan seksual,
tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI, dapat digunakan hingga menopause, tidak ada interaksi
dengan obat – obatan.
 Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD yaitu haid lebih banyak dan lama.
Saat haid terasa sakit, perdarahan spoting, terjadinya perdarahan
yang banyak .
 Indikasi
Menurut Glasier 2005, yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsi IUD adalah wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang, multigravida, wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma (Saifuddin 2003). Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,
menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan
sperma. IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan
terjadi migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan
susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan
terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan
akan mati dengan sendirinya. IUD bentuk insert, contohnya lippes
loop, menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi
leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan
tidak terjadi.
 Kerugian
Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah
menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi
saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau
terlepas dari rongga rahim). Sedangkan menurut Rubrik 2004,
kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah haid menjadi lebih
lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak – bercak). Kadang –
kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk
memasangn dan membuka IUD.
 Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin 2003, yang merupakan kontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang sedang hamil,
wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia perdarahan
vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD, wanita yang menderita PMS, wanita yang pernah
menderita infeksi rahim, wanita yang pernah mengalami pedarahan
yang hebat.
 Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara
lain :
 Bersamaan dengan menstruasi
 Segera setelah menstruasi
 Pada masa akhir masa nifas
 Bersamaan dengan seksio secaria
 Hari kedua dan ketiga pasca persalinan
 Segera setelah post abortus.

2) Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP)


a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen. Kontrasepsi Pil
adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan,
kontrasepsi pil mengandung hormon estrogen dan progesteron serta
dapat menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap
hari secara teratur. Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka
kegagalan pada tahun pertama 275 di Indonesia.
 Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
 Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone estrogen/progesterone dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon estrogen/progesterone dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon.
 Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone estrogen/progesterone dengan tiga
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon.
 Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang
seksama, efektivitasnya masih mencapai 93 %.
 Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat
diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia, mengurangi resiko penyakit
payudara, dan melindungi terhadap kanker endometrium dan
ovarium.
 Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum
secara teratur, cermat dan konsisten, tidak ada perlindungan
terhadap penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan
tidak cocok digunakan ibu yang merokok pada usia 35 tahun.
 Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi
esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan
ektopik.
 Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresi berat dan obesitas.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka
ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif,
dan pemasakan folikel terhenti. Lendir servik juga mengalami
perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis
menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun.
 Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil kombinasi adalah pertambahan
berat badan, perdarahan di luar siklus haid, mual, pusing dan
amenorea.
 Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima
siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,
misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus –
menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.

b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesteron dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam,
yaitu suntik yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali
(depo propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang
sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan
bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.

 Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegah kehamilan dan tinggat kegagalannya sangat
kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama pemakaian.
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana
setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi,
tidak mengganggu pengeluaran ASI.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan
tidak teratur dan amenore.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi
dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak
sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.
 Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam, yaitu :
 Depopropera yang berisi progesteron asetat dan diberikan
dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu.
 Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan
200 mg setiap 8 minggu.
 Syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
 Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :
 Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertama haid,
tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya
diberikan setiap 12 minggu.
 Noristerat harus diberikan pada masa menstruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap
8 minggu.
 Syclopem diberikan melalui suntikan setiap 4 minggu.
3) Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam, yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan
atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1%
-0,5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang
dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan mempunyai
nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang
dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi

Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.


metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di
rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.
 Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per
100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100
kasus.
 Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segera efektif setelah pemasangan.
 Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan
anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
 Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai
anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
 Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari
salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resiko saat operasi.
 Efek samping
Efek samping tubektomi adalah jika ada kegagalan metode maka
ada resiko tinggi kehamilan ektopik, merasa berduka dan
kehilangan.
b. Vasektomi

Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanen yang popular


untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di
dalam testis ke vesikula seminalis.
 Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka
kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan
lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000.
 Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanen, efektivitas permanen,
menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, prosedur aman dan sederhana
 Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi, tiadak didukung oleh pasangan.
 Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.

4) Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang


dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang
dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan
sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita.
Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari
penggunaan kondom ini 5-21%.
 Keuntungan
 Murah, mudah di beli
 Mudah dipakai sendiri
 Kerugian
 Selalu harus ada persediaan
 Mengganggu kenyamanan senggama
 Kadang-kadang menimbulkan alergi
b. Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah
menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat
suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak
memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari
metode ini cukup tinggi.
c. KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa
subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk
menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu
basal, dan metode lendir serviks.

2.6 Asuhan Keperawatan


A. Anamnesis
1.) Jumlah anak yang direncanakan
2.) Adakah masalah kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain?
3.) Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
4.) Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan,
nyeri saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
5.) Riwayat sosial: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya/
kultur, kebiasaan merokok
6.) Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
7.) Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan
siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia
B. Pemeriksaan Fisik
1.) Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dar
anemia, kelemahan, berat badan/ tinggi badan
2.) Tanda-tanda vital: tekanan darah biasanya tinggi, efek dari hormonal,
nadi cepat, napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR
3.) Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek
hormonal)
4.) Kardovaskular: palpitasi
5.) Dada: pernapasan terkadang sesak
6.) Payudara: hyperpigmentasi
7.) Abdomen: nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
8.) Vagina: periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
9.) Ekstremitas: adakah edema, varises pada ekstremitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas

C. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka periksa:
1.) Hb, biasanya <10gr/dl
2.) Trombosit (biasanya normal/ turun bila perdarahan hebat)
3.) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3

D. Pemeriksaan Psikososial
1.) Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
2.) Adakah keyakinan/ pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
3.) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
4.) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya
E. Diagnosa Keperawatan
1.) Perubahan pola haid b.d proses adaptasi homoral ditandai dengan klien
mengatakan haid tidak teratur
2.) Ketidakmampuan memiliki alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi atau pengetahuan terkait dengan KB. Ditandai klien banyak
bertanya
3.) Gangguan rasa aman: cemas b.d akan dilakukan operasi/ terjadinya efek
samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien khawatir
untuk menggunakan alat kontrasepsi
4.) Gangguan konsep diri: body image b.d timbul gejala-gejala sampingan
(pigmentasi) dan jerawat pada muka, BB meningkat). Ditandai dengan
klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak
bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka dan berat badannya
meningkat
5.) Resiko infeksi b.d adanya luka terbuka ditandai dengan kemerahan
daerah insisi, pembengkakan daerah insisi dan klien mengeluh sakit
pada daerah insisi

F. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan Intervensi Rasional

1. Jangka panjang : dalam waktu 2 · Kaji lamanya · Untuk mengetahui


bulan pola haid kembali normal dan banyaknya siklus haid dan
spothing mengetahui lamanya
Jangka Panjang : dalam waktu 1 haid dan jumlah
bulan haid normal dengan pedarahan pada saat
kriteria haid
· Jelaskan pada
· Sifat darah haid kembali ibu efek samping alat Pada hari-hari pertama
pada siklus awal/ biasa kontrasepsi akor dan pemakaian alat
homoral pada hari-hari kontrasepsi akor dan
· Tidak ada spothing haid pertama pemakaian homoral biasanya terjadi
yang berulang alat kontrasepsi efek samping dari
kontrasepsi tersebut
· Observasi untuk
Pemeriksaan Lab, · Data penunjang
dapat mengetahui
No. Tujuan Intervensi Rasional

Hb, Leukosil, kadar keseimbangan


Trombosit, Ht hormone

2. Jangka panjang: dalam jangka · Kaji tingkat · Untuk mengetahui


waktu 1 bulan kliern bisa pengetahuan klien tingkat pengetahuan
memilih alat kontrasepsi yang tentang alat klien agar dapat
efektif untuk kesehatannya. kontrasepsi yang menentukan
sesuai dengan intervensi selanjutnya
Jangka pendek : dalam jangka kondisinya
waktu 1 minggu klien dapat
memilih kontrasepsi yang · Jelaskan pada
efektif dengan kriteria klien tentang · Memberikan
epertivitas efisien gambaran tentang
· Klien dapat memilih dari masing-masing alat-alat kontrasepsi
salah satu alat KB sesuai alat kontrasepsi,
dengan kondisinya untuk keuntungan,
menguda kehamilan (pil, kerugian, indikasi
suntik, pantang berkala), dan kontraindikasi
untuk menjarangkan
kehamilan (AKOR, suntik), · Berikan · KB yang
mengakhiri/ menjaga pendidikan diinginkan akan
kesehatan (mow, pow). kesehatan kepada sesuai dengan kondisi
klien beserta suami istri
suaminya untuk
menentukan pilihan
kontrasepsi yang
mereka inginkan

3. Jangka panjang: dalam jangka · Kaji tingkatan · Untuk mengetahui


waktu 1 bulan kecemasan dapat cemas tingkatan klien
dikurangi/ dikontrol

Jangka pendek: dalam jangka


waktu 1 minggu kecemasan · Jelaskan pada · Sebagai pengetauan
dapat berkurang dg kriteria : klien tentang untuk klien, supaya
tindakan klien dapat memilih
· Klien tampak tenang dan operasi/efek salah satu alat
dapat memahami efek samping dari alat kontrasepsi yang
samping penggunaan alat kontrasepsi sesuai dengan
kontrasepsi kondisinya
· Berikan
· Klien kooperatif dan mau kesempatan pada · Dapat menurunkan
bekerja sama dalam ibu untuk bertanya kecemasan klien
pemasangan alat kontrasepsi
No. Tujuan Intervensi Rasional

tentang keraguan dalam memilih alat


alat kontrsepsi kontrasepsi

· Berikan support · Supaya klien dapat


psikososial kepada beradaptasi terhadap
klien, terhadap pemasangan alat
pemasangan alat kontrasepsi pada
kontrasepsi menggu awal
pemasangan

4. Jangka panjang : klien tidak · Jelaskan efek · Menambah


merasa malu dengan samping KB pil wawasan/
keadaannya pengetahuan bagi
klien untuk mendapat
Jangka panjang: klien mersa informasi lebih
percaya diri dengan keadaannya
dengan kriteria klien tidak malu
lagi dengan keadaan wajahnya · Anjurkan klien
untuk konsultasi · Untuk menentukan
dengan spesialis intervensi selanjutnya
kulit

5 Jangka panjang : Infeksi dapat · Kaji TTV · Mengetahui


dicegah keadaan umum klien

Jangka pendek: Dalam waktu · Mencegah infeksi


2x24 jam tidak ada tanda · Berikan
infeksi,dengan kriteria : perawatan luka

· Pembengkakan berkurang · Anjurkan klien · Mencegah


selalu menjaga pemaparan
· Sakit tidak ada personal hygience mikroorganisme

· Kemerahan berkurang · Kolaborasi · Mencegah infeksi


dengan dokter lebih berat
dalam pemberian
antibiotik
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan,
pendidikan dan produktif dari segi ekonomi
Sasaran program KB terdiri dari sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur. Sedangkan sasaran tidak
langsung, yaitu kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta,
tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan
dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
Jenis - jenis program KB, yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntik,
kontrasepsi susuk / implant, kontrasepsi IUD, kontrasepsi mantap, dan
kontrasepsi sederhana yang terdiri dari kondom, coitus interuptus, serta KB alami.

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,
kami selaku penulis memohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Straight, Barbara R. (2005). Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Hidayati, Ratna. (2009). Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Jakarta:Salemba Medika.
Everett.(2007). Konsep Dasar Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan.
Saifudin,(2003). Macam-macam Alat Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan.
Manuaba, (2008). Alat Kontrasepsi. Jakarta: Buku Kebidanan
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai