NIM : 191012114201026
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Laporan Pendidikan Kesehatan Pasangan Subur”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan
Maternitas 1 di Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan
makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
DOKUMENTASI..................................................................................................20
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran
dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
dan kualitas generasi yang akan datang.
3
Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik
melahirkan adalah antara 20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi
setiap wanita dapat menikah diatas 20 tahun.
Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui:
Peningkatan akses informasi
Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja
Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta
keterpaduan program PIK-Remaja. Sehingga remaja dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja
tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak
reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan
keadilan dan kesetaraan gender.
4
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya .
b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan .
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.
d. Harganya dapat dijangkau masyarat .
e. Cara penggunaan sederhana .
f. Tidak mengganggu hubungan suami istri.
g. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.
(Sumber (Hatanto,2007)
2. Implan /AKBK.
5
3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
C. Metode Konrasepsi Mantap
1. Metode Operatif pria (MOP / Vasektomi )
2. Metode operatif wanita
2. Infertilitas
6
Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil
hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika
perempuan pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak
berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-
turut.
3. Kista
7
Tambahan asupan asam folat biasa diberikan dalam bentuk
suplementasi.
2. Vitamin B12: penting bagi pembentukan sel darah merah dan fungsi
sistem saraf pusat. Tubuh membutuhkan sekitar 2,4 mcg. Di masa
kehamilan dibutuhkan kira-kira 2,6 mcg, dan pada saat menyusui 2,8
mcg. Banyak terdapat pada makanan laut, seperti kerang, kepiting,
tuna, dan sarden, serta dari telur, ayam, ikan salmon, daging sapi, dan
susu.
5. Zat besi: wanita usia subur sangat dianjurkan mengonsumsi zat besi
agar terhindar dari anemia. Risiko ibu hamil dengan anemia adalah
bayi lahir prematur, perdarahan, dan kurangnya oksigen untuk ibu.
Daging, tuna, salmon, tiram, hati, dan bayam merupakan sumber zat
besi yang mudah Anda peroleh sehari-hari. Jangan lupa tambahkan
pula bahan makanan sumber vitamin C untuk mempermudah
penyerapan zat besi dalam pencernaan.
8
menimbulkan keluhan atau gejala. Gejala gonore pada pria, di
antaranya yaitu:
Rasa gatal dan panas pada saat kencing
Keluar Cairan atau nanah (kental berwarna kuning
kehijauan) secara spontan dari saluran kencing
Ujung penis tampak merah, bengkak, dan menonjol keluar
9
Keluarnya cairan dari saluran kencing yang bersifat encer,
terutama pada pagi hari (morning drop), kadang-kadang
disertai rasa sakit saat kencing dan bila infeksi berlanjut
akan keluar cairan bercampur darah
10
o Pada stadium ini, biasanya disertai pembengkakan
kelenjar getah bening regional (sesuai dengan lokasi
fisilis primernya)
o Luka atau koreng tersebut akan hilang secara
spontan meski tanpa pengobatan dalam waktu 3-10
minggu, tetapi penyakitkan akan berlanjut ke
stadium II
Stadium II (sifilis sekunder)
o Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa
berlangsung sampai 9 bulan
o Kelainan dimulai dengan adanya gejala nafsu
makan yang menurun, demam, sakit kepala, nyeri
sendi
o Pada stadium ini juga muncul gejala menyerupai
penyakit kulit lain, berupa bercak merah, benjolan
kecil-kecil di seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan
rambut, dan juga dapat disertai pembesaran kelenjar
getah bening yang bersifat menyeluruh
Stadium laten dini
o Apabila sifilis sekunder tak diobati, setelah
beberapa minggu atau bulan gejala-gejala akan
hilang seakan-akan sembuh spontan. Namun,
infeksi masih berlangsung terus dan masuk ke
stadium laten lanjut
Stadium laten lanjut
o Setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten
lanjut yang dapat berlangsung bertahun-tahun
Stadium III (sifilis tersier)
o Pada umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah
infeksi
o Ditandai dengan 2 macam kelainan, yakni berupa
kelainan yang bersifat destruktif pada kulit, selaput
11
lendir, tulang sendi, serta adanya radang yang
terjadi secara perlahan-lahan pada jantung, sistem
pembuluh darah dan saraf
12
Kelainan ini dengan cepat pecag menjadi luka dengan tepi
yang meninggi, berbau amis dan mudah berdarah
7. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial adalah gejala klinis akibat pergantian
Lactobacillus spp yang merupakan flora normal vagina, dengan
bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Keluhan vaginosis
bacterial, yakni dapat tanpa gejala keputihan atau dengan sedikit
13
keputihan yang mempunyai bau amis seperti ikan, terutama setelah
berhubungan seksual.
8. Herpes genitalis
Herpes genitalis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV), terutama HSV tipe-2
yang sering bersifat berulang. Baca juga: Waspadai Penyebab
Urine Berwarna Hijau, Merah, Ungu, Oranye, dan Seperti Teh
Gejala penyakit herpes genitalis, di antaranya yakni:
Rasa seperti terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum
timbulnya lesi
Kadang-kadang disertai gejala umum, misalnya lemas,
demam, dan nyeri otot
Timbul gelembung-gelembung yang berkelompok dan
mudah pecah
Gejala pada lesi awal dapat lebih berat dan lama
Pada bentuk ulang (rekurens), biasanya didahului oleh
faktor pencetus, misalnya stres psikis, trauma, koitus yang
berlebihan, makanan yang merangsang, alkohol, obat-
obatan dan beberapa hal yang sulit diketahui
9. Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata atau jengger ayam atau kutil kelamin
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
Human Papilloma virus (HPV). Gejala jengger ayam di antaranya
yakni:
Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan
seksual, tumbuh bintil-bintil yang runcing seperti kutil,
dapat membesar, sehingga menyerupai jengger ayam
14
Pada wanita, sering bersamaan dengan gejala keputihan,
sedangkan pria, terutama dijumpai pada yang tidak disunat
atau dengan imunitas terganggu Komplikasi kutil kelamin
dapat berupa, kanker leher rahim atau kanker kulit di
sekitar kulit kelamin.
10. HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar
melalui cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV
di awal penyebarannya tidak akan menujukkan gejala, karena virus
akan “tidur” sementara waktu. Namun pada gilirannya, yakni
ketika sistem imun melemah, HIV dapat berkembang menjadi
AIDS yang sangat mematikan.
11. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala
trikomoniasis di antaranya, yakni:
Sering tanpa gejala, jika ada biasanya berupa duh tubuh
vagina (keputihan) yang banyak dan berbau, warna kuning
hijau, kadang-kadang berbusa
Kadang-kadang duh tubuh vagina yang banyak
menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva dan kulit
di sekitarnya dan nyeri buang air kecil
Pada laki-laki, jarang memberikan keluhan, bila ada
gejalanya berupa urethritis ringan
Keluhan lain, dapat berupa dyspareunia, perdarahan
pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual
12. Kandidosis vaginalis
Kandidosis vaginalis adalah infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh hamur Candida (paling sering spesies albican),
apatogen tetapi dapat menjadi patogen. Cara Mengatasinya Infeksi
ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau muncul karena
kondisi tertentu, seperti stres, kelelahan, IUD yang lama pada
15
pasangan usia subur. Masa tunas sukar diketahui oleh karena
penyakit ini mempunyai faktor pemicu, seperti kehamilan,
diabetes, iritasi setempat, pemakaian obat-obatan (golongan
imunosupresif, antibiotika, kontrasepsi hormonal). Gejala
kandidosis vaginalis di antaranya yakni:
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di
dalam liang kemaluan wanita
Pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa
sehingga menimbulkan keputihan berwarna putih seperti
susu, bergumpal, tidak berbau atau berbau asam, disertai
rasa gatal panas dan kemerahan di area kelamin.
16
Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita.
Keuntungan tubektomi adalah :
a. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
b. Efektivitas hampir 100%
c. Tidak mempengaruhi libido seksualis
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca
persalinan dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum
dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum
menciut.
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak
menginginkan anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi
mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang
matang.
17
Penyuluh :Mahasiswa IKESPNB
18
1. Defenisi pasangan usia subur
2. Jenis-jenis kontrasepsi
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2 Ceramah
Pelaksanaan Leaflet 20 Menit
Diskusi
19
b. Menyampaikan kesimpulan
materi
D. Evaluasi (Terlampir)
1. Bentuk : Langsung
4. Waktu : 5 menit
20
DOKUMENTASI
21