Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“Laporan Pendidikan Kesehatan Pasangan Subur”

NAMA : SYAHDILA WIDYA MARDANI

NIM : 191012114201026

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Yade Kurnia Sari, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Laporan Pendidikan Kesehatan Pasangan Subur”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan
Maternitas 1 di Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan
makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami Ibu Ns.Yade Kurnia Sari, S.Kep,
M.Kep yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.

Sawahlunto, 24 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Defenisi Pasangan Usia Subur.................................................................3

2.2 Cakupan Pasangan Usia Subur..................................................................3

2.3 Masalah Dan Kebutuhan Yang Dialami Pasangan Usia Subur.................4

2.4 Nutrisi Yang Dibutuhkan Pasangan Usia Subur.......................................7

2.5 Penyakit Yang Dapat Menyerang Pasangan Usia Subur..........................8

2.6 Promosi Kesehatan Yang Diberikan Pada Pasangan Usia Subur............15

SATUAN ACARA PENYULUHAN PASANGAN USIA SUBUR....................17

DOKUMENTASI..................................................................................................20

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk


meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang berbahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, dan membantu usaha peningkatan perpanjangan
harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi serta menurunnya
kematian ibu karena kehamilan dan persalinan (Hartanto,2002). Keluarga
Berencana Nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan
pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
sehingga harus dilaksanakan secara berkesinambungan (BKCS-KB Kota
Metro,2006).
Di Indonesia terdapat 66% PUS yang mengikuti Keluarga
Berencana, hal ini berarti ada sekitar 34% PUS di Indonesia yang tidak
mengikuti Keluarga Berencana. Kondisi tersebut bila tidak diintervensi,
dikhawatirkan dalam beberapa tahun kedepan Indonesia akan mengalami
ledakan jumlah penduduk. Saat ini baru 66% pasangan usia subur (PUS) di
Indonesia yang mengikuti program keluarga berencana (KB). Pemerintah
telah menetapkan tiga skenario untuk menekan pertambahan jumlah
penduduk hingga 2015. Pertama, jika peserta KB meningkat 1% setiap
tahun, penduduk Indonesia hanya akan menjadi 237,8 juta jiwa. Kedua,
bila peserta KB tetap konstan 60%, penduduk Indonesia akan bertambah
menjadi 255,5 juta jiwa. Ketiga, jika peserta KB menurun menjadi 0,5%
per tahun, jumlah penduduk Indonesia akan membengkak menjadi 264,4
juta jiwa.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa defenisi pasangan usia subur?

2. Bagaimana cakupan pasangan usia subur?

3. Apa masalah dan kebutuhan yang dialami pasangan usia subur?

4. Apa nutrisi yang dibutuhkan pasangan usia subur?

5. Apa penyakit yang dapat menyerang pasangan usia subur?

6. Bagaimana promosi kesehatan yang diberikan pada pasangan usia


subur?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui defenisi pasangan usia subur

2. Mengetahui cakupan pasangan usia subur

3. Mengetahui masalah dan kebutuhan yang dialami pasangan usia subur

4. Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan pasangan usia subur

5. Mengetahui penyakit yang dapat menyerang pasangan usia subur

6. Mengetahui promosi kesehatan yang diberikan pada pasangan usia


subur

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun


dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam
segala hal terlebih organ reproduksinya.

Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun


dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran
dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
dan kualitas generasi yang akan datang.

Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun


adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah
usia 20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu
yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.

2.2 Cakupan Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia


istrinya antara 15 – 49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga )
kelompok yakni:
 Dibawah usia 20 tahun
 Antara 20 - 35 tahun
 Usia diatas 35 tahun.

3
Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik
melahirkan adalah antara 20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi
setiap wanita dapat menikah diatas 20 tahun.
Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui:
 Peningkatan akses informasi
 Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja
 Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta
keterpaduan program PIK-Remaja. Sehingga remaja dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja
tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak
reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan
keadilan dan kesetaraan gender.

2.3 Masalah Dan Kebutuhan Yang Dialami Pasangan Usia Subur

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam


memperoleh keturunan, dikarenakan keadaan kedua pasangan tersebut
normal. Hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya
pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan tindakan dari
tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional
untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan
tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan
yang benar dan dimengerti oleh masyarakat luas. (Indeks artikel
compas.com, 2009)
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau
melawan sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi
kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel
sperma .(Fitria 2008)
Syarat –syarat kontrasepsi.

4
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya .
b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan .
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.
d. Harganya dapat dijangkau masyarat .
e. Cara penggunaan sederhana .
f. Tidak mengganggu hubungan suami istri.
g. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.
(Sumber (Hatanto,2007)

Macam metode atau Cara Kontrasepsi


A. Metode Kontrasepsi Sederhana
1. Tanpa alat atau obat , antara lain :
a) Metode kalender (pantangan berkala)
b) Metode lender servik
c) Metode suhu basal
d) Coitus interutus (senggama terputus )
e) Metode simpto-therma
2.   Dengan alat atau obat ,antara lain
a) Mekanisme (barrier)
b) Kondom
c) Introvagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan
kap servix .
d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream,
vaginal foam, vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal
tablet.
B. Metode Konrasepsi efektif (MKE)
1. Kontrasepsi hormonal
a. KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini
Pil , Morning after

b. KB Sutik : Depo Provera , cylofem ,Norigest

2. Implan /AKBK.

5
3.   Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
C. Metode Konrasepsi Mantap
1. Metode Operatif pria (MOP /  Vasektomi )
2. Metode operatif wanita

Tujuan dari pengguan alat kontrasepsi adalah :


1. Menunda kehamilan
Di tunjukkan untuk PUS yang berusia <20tahun
2. Menjarangkan kehamilan /mengatur kehamilan
Masa saat istri berusia antara 20-30 tahun adalah yang paling
baik untuk melahirkan , dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran adalah 2-4 tahun mengakhiri kehamilan
3. Saat istri berusia >30tahun, terutama >35 tahun ,sebagai
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai2 orang anak
(Hartanto,2007:30)

2. Infertilitas

Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk


mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah).

Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang


telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan
seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki
anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:

6
 Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil
hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
 Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika
perempuan pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak
berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-
turut.
3. Kista

Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput


(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur
tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan
pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya
adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi
mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis
kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom
ovarium polikistik.

Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism


(pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal
maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung
telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang
mempengaruhi reproduksi wanita.

2.4 Nutrisi Yang Dibutuhkan Pasangan Usia Subur

Pada usia subur perlu ditambahkan beberapa nutrisi penting yang


menunjang program kehamilan, antara lain:

1. Asam folat: membantu mencegah cacat selubung saraf pada janin.


Tambahan asupan asam folat yang dibutuhkan wanita usia subur
sekitar 400 mcg. Folat banyak terdapat pada sayuran hijau. Hanya saja,
kita harus pandai mengolahnya agar zat nutrisinya tidak rusak.

7
Tambahan asupan asam folat biasa diberikan dalam bentuk
suplementasi.

2. Vitamin B12: penting bagi pembentukan sel darah merah dan fungsi
sistem saraf pusat. Tubuh membutuhkan sekitar 2,4 mcg. Di masa
kehamilan dibutuhkan kira-kira 2,6 mcg, dan pada saat menyusui 2,8
mcg. Banyak terdapat pada makanan laut, seperti kerang, kepiting,
tuna, dan sarden, serta dari telur, ayam, ikan salmon, daging sapi, dan
susu.

3. Omega-3: bermanfaat dalam pengembangan struktur otak dan


mendukung kesehatan jantung. Banyak terkandung dalam ikan bilis,
herring, mackerel, tuna, dan salmon.

4. Kalsium: untuk memperkuat struktur tulang guna menopang tubuh.


Wanita usia subur disarankan untuk mengonsumsi kalsium antara
1.000-1.300 mg  per harinya. Sumber kalsium yang terkenal adalah
susu, juga bisa diperoleh dari bayam, brokoli, salmon, dan almond.

5. Zat besi: wanita usia subur sangat dianjurkan mengonsumsi zat besi
agar terhindar dari anemia. Risiko ibu hamil dengan anemia adalah
bayi lahir prematur, perdarahan, dan kurangnya oksigen untuk ibu.
Daging, tuna, salmon, tiram, hati, dan bayam merupakan sumber zat
besi yang mudah Anda peroleh sehari-hari. Jangan lupa tambahkan
pula bahan makanan sumber vitamin C untuk mempermudah
penyerapan zat besi dalam pencernaan.

2.5 Penyakit Yang Dapat Menyerang Pasangan Usia Subur


1. Gonore (GO) Gonore adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa tunas
penyakit gonore pada pria, yakni 2-5 hari, yang berarti 2-5 hari
sebelumnya terjadi kontak seksual dengan “tersangka”. Sedangkan,
pada wanita sulit ditentukan oleh karena pada umumnya tidak

8
menimbulkan keluhan atau gejala. Gejala gonore pada pria, di
antaranya yaitu:
 Rasa gatal dan panas pada saat kencing
 Keluar Cairan atau nanah (kental berwarna kuning
kehijauan) secara spontan dari saluran kencing
 Ujung penis tampak merah, bengkak, dan menonjol keluar

Gejala gonore pada wanita, di antaranya yaitu:

 Sebagian besar tidak menimbulkan keluhan atau keluar


cairan keputihan berwarna kuning kehijauan dan kental
 Kadang-kadang disertai rasa nyeri saat kencing

Komplikasi gonore yang sering terjadi pada pria adalah


infeksi pada testis atau buah zakar, saluran sperma, sehingga bisa
menimbukan penyempitan dan berakhir kemandulan. Sedangkan,
komplikasi gonore pada wanita bisa terjadi penjalaran infeksi ke
rahim dan saluran telur, sehingga dapat menyebabkan kemandulan
pula. Apabila mengenai ibu hamil, dapat menularkan ke bayi saat
melahirkan, sehingga menyebabkan infeksi pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan.

2. Infeksi genital nonspesifik atau urethritis nonspesifik


Infeksi genital nonspesifik adalah infeksi traktus genital
yang disebabkan oleh penyebab yang tidak spesifik. Namun, paling
banyak infeksi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
dan Ureaplasma ureallyticum. Istilah infeksi genital nonspesifik
lebih sering dipakai untuk wanita, sedangkan untuk pria dipakai
istilah urethritis nonspesifik (UNS). Masa tunas penyakit infeksi
genital nonspesifik biasanya lebih lama dibanding dengan gonore,
yakni 1-3 minggu atau lebih. Gejala penyakit menular seksual
urethritis nonspesifik pada pria, di antaranya yakni:
 Mirip gonore, tetapi lebih ringan

9
 Keluarnya cairan dari saluran kencing yang bersifat encer,
terutama pada pagi hari (morning drop), kadang-kadang
disertai rasa sakit saat kencing dan bila infeksi berlanjut
akan keluar cairan bercampur darah

Gejala infeksi genital nonspesifik pada wanita, di antaranya


yakni:

 Sebagian besar tidak menimbulkan keluhan, kadang-kadang


ada keluhan keputihan (cairan encer putih kekuningan)
 Nyeri pada daerah rongga panggul Perdarahan setelah
berhubungan seksual

Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal


Komplikasi infeksi genital nonspesifik pada pria dapat berupa,
infeksi saluran air mania atau kemandulan, sakit buang air kecil.
Sedangkan komplikasi infeksi genital nonspesifik pada wanita, bisa
berupa infeksi saluran telur atau kemandulan, radang saluran
kencing, ketuban pecah dini atau bayi prematur (kehamilan)

3. Sifilis (raja singa)


Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum dan bersifat kronis. Sifilis atau
sering juga disebut penyakit raja singa dapat menyerang semua
organ tubuh dan bisa menyerupai banyak penyakit. Masa tunas
penyakit sifilis berkisar antara 10-90 hari. Gejala sifilis dapat
dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya.
 Stadium I (sifilis primer)
o Timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk
o Ditandai dengan adanya benjolan kecil merah
biasanya 1 buah, kemudian menjadi luka atau
koreng yang tidak disertai rasa nyeri

10
o Pada stadium ini, biasanya disertai pembengkakan
kelenjar getah bening regional (sesuai dengan lokasi
fisilis primernya)
o Luka atau koreng tersebut akan hilang secara
spontan meski tanpa pengobatan dalam waktu 3-10
minggu, tetapi penyakitkan akan berlanjut ke
stadium II
 Stadium II (sifilis sekunder)
o Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa
berlangsung sampai 9 bulan
o Kelainan dimulai dengan adanya gejala nafsu
makan yang menurun, demam, sakit kepala, nyeri
sendi
o Pada stadium ini juga muncul gejala menyerupai
penyakit kulit lain, berupa bercak merah, benjolan
kecil-kecil di seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan
rambut, dan juga dapat disertai pembesaran kelenjar
getah bening yang bersifat menyeluruh
 Stadium laten dini
o Apabila sifilis sekunder tak diobati, setelah
beberapa minggu atau bulan gejala-gejala akan
hilang seakan-akan sembuh spontan. Namun,
infeksi masih berlangsung terus dan masuk ke
stadium laten lanjut
 Stadium laten lanjut
o Setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten
lanjut yang dapat berlangsung bertahun-tahun
 Stadium III (sifilis tersier)
o Pada umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah
infeksi
o Ditandai dengan 2 macam kelainan, yakni berupa
kelainan yang bersifat destruktif pada kulit, selaput

11
lendir, tulang sendi, serta adanya radang yang
terjadi secara perlahan-lahan pada jantung, sistem
pembuluh darah dan saraf

Komplikasi sifilis dapat terjadi pada proses kehamilan atau


terjadi sifilis kongenital. Kondisi ini dapat mengakibatkan abortus,
kematian janin atau lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa, dan
keterbelakangan mental.

4. Ulkus mole atau chancroid


Ulkus mole adalah infeksi genital akut, setempat yang
disebabkan oleh bakteri Haemophylus ducreyi. Masa tunas ulkus
mole berkisar antara 2-35 hari, dengan waktu rata-rata mencapai 7
hari. Gejala ulkus mole, di antaranya yakni:
 Tidak didahului dengan gejala prodromal sebelum
timbulnya luka atau ulkus
 Luka biasanya lebih dari 1 buah, nyeri (terutama bila
terkena pakaian atau urine), dengan tanda radang yang
jelas, benjolan di lipatan paha (sakit atau mudah sekali
pecah), meninggalkan ulkus (luka cekung yang dalam) dan
terjadi kematian jaringan di sekitarnya

Komplikasi ulkus mole dapat berupa abses kelenjar lipat


paha hingga fistula uretra.

5. Granuloma inguinale atau donovanosis


Donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis. Saat
ini penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan lagi di Indonesia.
Dahulu, donovanosis banyak ditemukan di daerah Papua
Gejala donovanosis di antaranya yakni:
 Kelainan dimulai dengan benjolan tunggal atau banyak,
merah, lembek, kadang-kadang mirip bisul, sangat gatal

12
 Kelainan ini dengan cepat pecag menjadi luka dengan tepi
yang meninggi, berbau amis dan mudah berdarah

Komplikasi donovanosis dapat berupa timbul


pembengkakan genital, sumbatan uretra, vagina atau lubang anus
akibat terjadinya jaringan ikat atau fibrosis pada pembuluh getah
bening.

6. Limfogranuloma venerum (LGV) atau Bubo


Limfogranuloma venerum adalah infeksi menular seksual
yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe,
yang disebabkan oleh bakteri Chlamudia trachomatis L1,
Chlamudia trachomatis L2, dan Chlamudia trachomatis L3.
Penyakit ini dilapirkan saat ini sudah jarang ditemukan di
Indonesia. Jika terjadi, gejala Limfogranuloma venerum dapat
dikenali, berupa:
 Biasanya dimulai dengan bintik atau lentingan kecil yang
dalam waktu singkat kemudian menjadi erosi atau luka
yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita karena
tidak nyeri dan dapat sembuh sendiri dalam waktu singkat.
 Dalam waktu antara 1-4 minggu setelah luka tersebut
sembuh, akan muncul pembengkakan kelenjar lipat paha
yang disertai rasa nyeri, keras, berbentuk seperti sosis

Komplikasi penyakit Limfogranuloma venerum pada


stadium lanjut, pada pria dapat menyebabkan pembengkakan penis
dan skrotum. Sementara pada wanita, menyebabkan
pembengkakan bibir kemaluan.

7. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial adalah gejala klinis akibat pergantian
Lactobacillus spp yang merupakan flora normal vagina, dengan
bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Keluhan vaginosis
bacterial, yakni dapat tanpa gejala keputihan atau dengan sedikit

13
keputihan yang mempunyai bau amis seperti ikan, terutama setelah
berhubungan seksual.
8. Herpes genitalis
Herpes genitalis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV), terutama HSV tipe-2
yang sering bersifat berulang. Baca juga: Waspadai Penyebab
Urine Berwarna Hijau, Merah, Ungu, Oranye, dan Seperti Teh
Gejala penyakit herpes genitalis, di antaranya yakni:
 Rasa seperti terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum
timbulnya lesi
 Kadang-kadang disertai gejala umum, misalnya lemas,
demam, dan nyeri otot
 Timbul gelembung-gelembung yang berkelompok dan
mudah pecah
 Gejala pada lesi awal dapat lebih berat dan lama
 Pada bentuk ulang (rekurens), biasanya didahului oleh
faktor pencetus, misalnya stres psikis, trauma, koitus yang
berlebihan, makanan yang merangsang, alkohol, obat-
obatan dan beberapa hal yang sulit diketahui

Komplikasi herpes genital dapat berupa kanker leher rahim,


kehamilan lahir muda (prematur), kelainan kongenital, dan
kematian.

9. Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata atau jengger ayam atau kutil kelamin
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
Human Papilloma virus (HPV). Gejala jengger ayam di antaranya
yakni:
 Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan
seksual, tumbuh bintil-bintil yang runcing seperti kutil,
dapat membesar, sehingga menyerupai jengger ayam

14
 Pada wanita, sering bersamaan dengan gejala keputihan,
sedangkan pria, terutama dijumpai pada yang tidak disunat
atau dengan imunitas terganggu Komplikasi kutil kelamin
dapat berupa, kanker leher rahim atau kanker kulit di
sekitar kulit kelamin.
10. HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar
melalui cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV
di awal penyebarannya tidak akan menujukkan gejala, karena virus
akan “tidur” sementara waktu. Namun pada gilirannya, yakni
ketika sistem imun melemah, HIV dapat berkembang menjadi
AIDS yang sangat mematikan.
11. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala
trikomoniasis di antaranya, yakni:
 Sering tanpa gejala, jika ada biasanya berupa duh tubuh
vagina (keputihan) yang banyak dan berbau, warna kuning
hijau, kadang-kadang berbusa
 Kadang-kadang duh tubuh vagina yang banyak
menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva dan kulit
di sekitarnya dan nyeri buang air kecil
 Pada laki-laki, jarang memberikan keluhan, bila ada
gejalanya berupa urethritis ringan
 Keluhan lain, dapat berupa dyspareunia, perdarahan
pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual
12. Kandidosis vaginalis
Kandidosis vaginalis adalah infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh hamur Candida (paling sering spesies albican),
apatogen tetapi dapat menjadi patogen. Cara Mengatasinya Infeksi
ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau muncul karena
kondisi tertentu, seperti stres, kelelahan, IUD yang lama pada

15
pasangan usia subur. Masa tunas sukar diketahui oleh karena
penyakit ini mempunyai faktor pemicu, seperti kehamilan,
diabetes, iritasi setempat, pemakaian obat-obatan (golongan
imunosupresif, antibiotika, kontrasepsi hormonal). Gejala
kandidosis vaginalis di antaranya yakni:
 Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di
dalam liang kemaluan wanita
 Pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa
sehingga menimbulkan keputihan berwarna putih seperti
susu, bergumpal, tidak berbau atau berbau asam, disertai
rasa gatal panas dan kemerahan di area kelamin.

2.6 Promosi Kesehatan Yang Diberikan Pada Pasangan Usia Subur

Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan


angka kelahiran karena kebanyakan penduduk Indonesia melakukan
pernikahan dalam usia dini dimana masih banyak kesempatan/masa
dimana keduanya memiliki keturunan yang banyak. Untuk itu, perlunya
penyuluhan dalam mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan
alat kontrasepsi pada pasangan tersebut.
Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB dan alat
kontrasepsi, dan harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut
untuk memilih apa yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu alat
kontrasepsi baik untuk pria dan wanita yaitu :
1. Vasektomi
Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan
memotong vas deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat
spermatozoa dalam cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak
segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru
sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan
penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan
hubungan seks.
2. Tubektomi

16
Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita.
Keuntungan tubektomi adalah :
a. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
b. Efektivitas hampir 100%
c. Tidak mempengaruhi libido seksualis
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca
persalinan dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum
dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum
menciut.
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak
menginginkan anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi
mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang
matang.

SATUAN ACARA PENYULUHAN PASANGAN USIA SUBUR

Pokok Bahasan : Pasangan Usia Subur

Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Mengenai Pasangan Usia Subur

Sasaran : Warga RT 06 RW 02 Kel. Durian 1 Kec. Barangin

Hari/Tanggal : Selasa, 24 November 2020

Waktu : 07.45 – 08.15 WIB

Tempat : Rumah Warga

17
Penyuluh :Mahasiswa IKESPNB

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang pasangan usia subur selama 30


menit di rumah warga RT 06 RW 02 Kel. Durian 1 Kec. Barangin
diharapkan masyarakat mampu memahami mengenai alat kontrasepsi
untuk program keluarga berencana, nutrisi yang dibutuhkan dan penyakit
kelamin yang ditimbulkan.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang pasangan usia subur diharapkan


masyarakat mampu :

1. Menyebutkan pengertian pasangan usia subur

2. Menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi

3. Menyebutkan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasangan usia subur

4. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang dapat timbul

C. Materi (Uraian terlampir)

18
1. Defenisi pasangan usia subur

2. Jenis-jenis kontrasepsi

3. Nutrisi yang dibutuhkan pasangan usia subur

4. Penyakit yang dapat menyerang pasangan usia subur

No Uraian Kegiatan Metode Media Waktu


.
1. Ceramah 5 Menit
Pendahuluan : Lisan

a. Memberi salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2  Ceramah
Pelaksanaan Leaflet 20 Menit
 Diskusi

a. Pengertian pasangan usia subur  Tanya


jawab
b. Jenis-jenis alat kontrasepsi

c. Nutrisi yang dibutuhkan pasangan


usia subur

d. Penyakit yang dapat menyerang


pasangan usia subur

3. Ceramah Lisan 5 Menit


Penutup

a. Memberikan kesempatan pada


ibu-ibu untuk bertanya

19
b. Menyampaikan kesimpulan
materi

c. Memberi evaluasi secara lisan


d. Memberi salam

D. Evaluasi (Terlampir)

1. Bentuk : Langsung

2. Jenis pertanyaan : Lisan

3. Jumlah pertanyaan : 3 pertanyaan

4. Waktu : 5 menit

20
DOKUMENTASI

21

Anda mungkin juga menyukai