GEDUNG
Kelompok 3
S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTNIGGI
PENGERTIAN
Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko
dan mengembangkan strategi untuk mengelolah
risiko tersebut.
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah suatu upaya mengelola risiko
untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik.
Sehingga memungkinkan manajemen untuk
meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi
dan menganalisis risiko yang ada.
Faktor Risiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Diluar
Gedung
1) Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang ada dalam batas
pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan RS.
2) Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar
masuk dengan bebas
3) Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di daerah rawan
banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
4) Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau tidak
terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup,
tersedia lubang penerima air masuk dan disesuiakan dengan luas halaman
Faktor Risiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Diluar
Gedung
5) Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan bangunan
RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup
terutama pada area dengan bayangan kuat dan yang menghadap cahaya
yang menyilaukan
6) Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan. Dengan menanam pohon
(green belt), meninggikan tembok dan meninggikan tanah (bukit buatan)
yang berfungsi untuk penyekatan/ penyerapan bising
7) Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk
terjadinya infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja
Faktor Risiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Diluar
Gedung
8) Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan air limbah.
9) Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas
lahan keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang memadai
dan dilengkapi dengan rambu parkir
10)Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat
tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat
sampah
Faktor Risiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Diluar
Gedung
11) Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia
fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan
sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat berenang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
12) Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
Jalur pejalan kaki : lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat, memiliki
rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang dan memiliki rel pemandu
Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang, drainase baik,
memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur),marka jalan jelas, memiliki tanda
petunjuk tinggi atau lebar maksimum, memungkinkan titik perlintasan dan parkir,
menyediakan penyebrangan bagi pejalan kaki
Faktor Risiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Diluar
Gedung
12) Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990 mendefenisikan :
Polutan : limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke tanah atau saluran air,
dibuang ke atmosfir, bising dalam komunitas masyarakat
Limbah terkendali : limbah rumah tangga, limbah industri, limbah usaha komersial
Limbah khusus : limbah terkendali yang berbahaya sehingga membutuhkan prosedur
pembuangan khusus
13) Kriteria limbah berbahaya
Dapat menyala/mudah menyala
Iritan
Berbahaya
Beracun
Karsinogenik
Korosif
Produk obat-obatan yang hanya diresepkan
Proses Manajemen Resiko
1) Identifikasi resiko
Identifikasi resiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mendeskripsikan resiko. Identifikasi resiko terbagi menjadi dua, yaitu
identifikasi resiko proaktif dan identifikasi resiko reaktif.
2) Analisa Risiko
Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risiko. Analisa risiko dilakukan dengan cara
menilai seberapa sering peluang risiko itu muncul; serta berat
ringannya dampak yang ditimbulkan. Analisa peluang dan dampak ini
paling mudah jika dilakukan dengan cara kuantitatif.
3) Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa
risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau
besarnya dapat diterima atau ditoleransi. Dengan evaluasi risiko ini,
setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggung jawab sesuai
dengan peringkatnya.
Proses Manajemen Resiko
4) Penanganan Risiko
Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko. Bentuk-bentuk
penanganan risiko diantaranya:
Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau melanjutkan
aktivitas yang menimbulkan risiko;
Mengambil atau meningkatkan risikountuk mendapat peluang (lebih baik, lebih
menguntungkan);
Menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi,
berbagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan risiko,
mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.
5) Pengawasan (Monitor) dan Tinjauan (Review)
Pengawasan dan tinjauan memang merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh
organisasi manapun. Alat bantu itu adalah Risk Register (daftar risiko).
Risk Register adalah alat manajemen yang memungkinkan suatu organisasi
memahami profil resiko secara menyeluruh, ini merupakan sebuah tempat
penyimpanan untuk semua informasi resiko
01 Eliminasi
Pengendalian 02 Subsitunsi
Resiko Kesehatan
Dan Keselamatan 03 Engineering
Kerja
04 Administratif