Disusun Oleh :
Kelompok 3
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Makalah Manajemen Risiko K3 Di Luar Gedung Rumah Sakit”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keselamatan Pasien dan K3 Dalam Keperawatan di Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
LATAR BELAKANG..........................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1
TUJUAN..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
KESIMPULAN..................................................................................................16
SARAN..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara umum Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan
strategi untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko
akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer
proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.Dalam
manajemen proyek, yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek adalah
seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
selam umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.
Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya
suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut
menyebabkan suatu kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti
maupun kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari
suatu perusahaan.Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang
negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian
tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan
dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga
dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
1
2. Apa resiko pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja diluar gedung
rumah sakit?
3. Apa faktor risiko kesehatan dan keselamatan kerja di luar gedung rumah
sakit?
4. Bagaimana proses manajemen resiko diluar gedung rumah sakit ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari manajemen resiko an manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja
2. Mengetahui resiko pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja
3. Mengetahui faktor risiko kesehatan dan keselamatan kerja diluar gedung
4. Mengetahui proses manajemen resiko
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1) Eliminasi
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
bahaya (hazard). Eliminasi risiko diluar gedung rumah sakit
Resiko jatuh dari ketinggian yang sama akibat dari
lantai rumah sakit yang licin, dapat dieliminasi ketika
area yang beresiko licin sudah ditandai dan perlu di
pasang handriil atau pemasangan alat lantai anti licin
serta rambu peringatan “awas licin”
Resiko jatuh ari ketinggian yang berbeda akibat
kurangnya keaaamanan atau penjagaan, dapat
dieliminasi ketika lengkapnya peralatan keamanan atau
menggunakan sabuk pengaman ketika elakukan
pekerjaan lebih dari 2 meter. Serta melakukan
pengawasan dan pemasangan teralis keamanan pada
jendela-jendela yang berada di lantai 2 keatas di rumah
sakit.
Resiko bahaya listrik akibat arus pendek, peralatan
listrik yang telah out off date dan belum memenuhi
SNI, dapat dieliminasi ketika dilakukannya
pengendalian dalam melakukan preventif maintenance
seluruh peralatan elektrik dan kalibrasi peralatan medis
serta penggantian peralatan yang telah out off dat dan
juga belum memenuhi SNI.
2) Substitusi
Mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya. Substitusi
diluar gedung rumah sakit meliputi :
Mengganti keramik di rumah sakit yang licin menjadi
keramik berbahan anti licin.
Mengganti peraatan keamanan dan keselamatan rumah
sakit yang telah usang atau tidak layak pakai.
4
Mengganti peralatan listrik rumah sakit yang telah out
off date dan yang belum memenuhi SNI.
3) Engineering
Mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik
pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
Engineering diluar gedung Rumah sakit meliputi :
Pemasangan alat lantai anti licin serta rambu peringatan
“awas licin” pada lantai rumah sakit yang licin.
Pemasangan teralis keamanan pada jendela-jendela
yang terapat di lantai 2 keatas di rumah sakit
Pemasangan alarm kebakaran di Rumah sakit
Pemasangan atau penyediaan tabung pemadam api di
setiap sudut rumah sakit.
4) Administratif
Mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan
prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda
peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material
serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
Administratif diluar gedung rumah sakit meliputi :
Melakukan penseleksian karyawan rumah sakit
khususnya pada bagian cleaning service agar tidak
terjadinya kesalahan saat bekerja terutama pada saat
mengepel lantai.
Melakukan pemeliharaan pada peralatan-peralatan yang
terjadi di rumah sakit
Mematuhi SOP yang telah dibuat
Dilakukannya sosialisasi kepada peserta didik saat
orientasi dan keluarga pasien mengenai informasi-
informasi terkait keamanan dan keselamatan yang
terdapat di rumah sakit
Melakukan pengawasanmengenai keamanan dan
keselamatan yang ada di rumah sakit
5
Jadwal kerja dan jadwal istirahat yang sesuai
5) Alat Pelindung Diri
Mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat
perlindungan diri misalnya :
6
Alat pelindung pernapasan terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
Masker.
Respirator.
Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan
oksigen.
Tangki selam dan regulator, untuk pekerja yang
bekerja di dalam air.
Pakaian pelindung
7
Sabuk dan tali keselamatan
8
(green belt), meninggikan tembok dan meninggikan tanah (bukit
buatan) yang berfungsi untuk penyekatan/ penyerapan bising
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang memadai dan
dilengkapi dengan rambu parkir
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu
yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan
bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan
sebagai tempat berenang dan berkembang biaknya serangga, binatang
pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
Jalur pejalan kaki : lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang
cacat, memiliki rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang
dan memiliki rel pemandu
9
Polutan : limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke
tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam
komunitas masyarakat
Iritan
Berbahaya
Beracun
Karsinogenik
Korosif
10
lantai-lantai yang miring baik di koridor, ramp atau
batas lantai dengan halaman.
Jatuh dari ketinggian berbeda. Resiko ini pada ruang
perawatan anak dan jiwa. Selain itu perlu
diperhatikan pada pekerjaan konstruksi bangunan
atau pembersihan kaca pada posisi yang cukup
tinggi.
2) Resiko bahaya radiasi :
Resiko bahaya listrik adalah bahaya dari konsleting
listrik dan kesetrum arus listrik.
Dampak kejadian :
11
Frekuensi yang diperkirakan :
2. Analisa Risiko
Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risiko. Dari identifikasi resiko yang terdapat di
luar gedung rumah sakit dapat di lakukan analisa resiko yang
dilakukan dengan cara:
Dampak (Consequences) : Penilaian dampak / akibat
suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
12
Tabel 2: Kemungkinan Terjadi Resiko
3. Evaluasi Risiko
13
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dan/atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi.
4. Penanganan Risiko
Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko.
Bentuk-bentuk penanganan risiko di luar gedung rumah sakit
diantaranya:
14
1) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama, pengendalian yang
dilakukan yaitu :
Pemasangan keramik anti licin pada koridor dan lantai
yang miring
Pemasangan rambu “awas licin”
2) Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda, pengendalian
yang dilakukan yaitu :
Kebijakan penggunaan sabuk keselamatan pada
pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian lebih dari 2
meter
Pemasangan teralis pengaman pada jendela-jenela yang
terdapat di lantai 2 keatas rumah sakit
3) Resiko bahaya listrik, pengendalian yang dilakukan yaitu :
adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan harus
dipasang oleh bagian IPSRS atau orang yang kompeten.
Peralatan elektronik di rumah sakit secara berkala
dilakukan maintenance oleh bagian IPSRS dan seluruh
peralatan yang layak pakai akan diberikan label layak
pakai berupa stiker warna hijau, sedangkan yang tidak
layak pakai akan diberikan stiker merah dan peralatan
tersebut ditarik oleh bagian IPSRS.
Selain itu unit K3 dan IPSRS secara berkala melakukan
sosialisasi ke seluruh satuan kerja tentang perilaku
aman dalam menggunakan listrik di rumah sakit.
15
Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dapat digunakan guna
menekan angka kejadian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam
suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk
meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko
yang ada.
16
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-
definisi-k3-keselamatan.html
https://doku.pub/download/343612497-manajemen-risiko-k3-di-luar-gedung-rs-
el9rv4491rly
https://kupdf.net/download/manajemen-risiko-k3-di-luar-
gedung_5c1c02e4e2b6f56305cf94da_pdf
17
http://standarmfk.blogspot.com/2016/10/pengendalian-resiko-bahaya-di-
rumah.html
https://www.researchgate.net/publication/298670855_contoh_kasus_manajemen_
resiko_RS
https://adoc.pub/penjaminan-keselamatan-pasien-sebagai-upaya-manajemen-
resiko.html
http://www.lean-indonesia.com/2012/11/risk-management-manajemen-risiko-
rumah.html
18