Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Manajemen Risiko K3 Di Luar Gedung Rumah sakit”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

SYAHDILA WIDYA MARDANI 191012114201026

MELSY NUR SAVITRI 191012114201017

MAYSA OPI RAHAYU 191012114201016

M. IQBAL ALQI 191012114201015

ZULHAMA EKA PUTRA 191012114201028

MUTIARA RAHMAH 191012114201020

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Siti Mutia Kosassy, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Makalah Manajemen Risiko K3 Di Luar Gedung Rumah Sakit”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keselamatan Pasien dan K3 Dalam Keperawatan di Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami Ibu Ns. Siti Mutia Kosassy, M.Kep
yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Bukittinggi, 16 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

LATAR BELAKANG..........................................................................................1

RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1

TUJUAN..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

Pengertian Manajemen Resiko Dan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan


Kerja.....................................................................................................................3

Pengendalian Resiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Luar Gedung


Rumah Sakit.........................................................................................................3

Faktor Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Diluar Gedung RS................8

Proses Manajemen Resiko Di Luar Gedung Rumah Sakit.................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

KESIMPULAN..................................................................................................16

SARAN..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara umum Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan
strategi untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko
akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer
proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.Dalam
manajemen proyek, yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek adalah
seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
selam umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.
Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya
suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut
menyebabkan suatu kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti
maupun kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari
suatu perusahaan.Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang
negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian
tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan
dikelolah secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga
dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari manajemen resiko dan manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja ?

1
2. Apa resiko pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja diluar gedung
rumah sakit?
3. Apa faktor risiko kesehatan dan keselamatan kerja di luar gedung rumah
sakit?
4. Bagaimana proses manajemen resiko diluar gedung rumah sakit ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari manajemen resiko an manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja
2. Mengetahui resiko pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja
3. Mengetahui faktor risiko kesehatan dan keselamatan kerja diluar gedung
4. Mengetahui proses manajemen resiko

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Resiko Dan Manajemen Kesehatan Dan


Keselamatan Kerja
Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi,
mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk
mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan
melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer
proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam
suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk
meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko
yang ada.
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ialah manajemen
sebagai suatau ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan spiritual
yang tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan
kerja,baik dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan
organisasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

2.2 Pengendalian Resiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan
dalam keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam
meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat
terendah atau sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Cara pengendalian
risiko dilakukan melalui:

3
1) Eliminasi
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
bahaya (hazard). Eliminasi risiko diluar gedung rumah sakit
Resiko jatuh dari ketinggian yang sama akibat dari
lantai rumah sakit yang licin, dapat dieliminasi ketika
area yang beresiko licin sudah ditandai dan perlu di
pasang handriil atau pemasangan alat lantai anti licin
serta rambu peringatan “awas licin”
Resiko jatuh ari ketinggian yang berbeda akibat
kurangnya keaaamanan atau penjagaan, dapat
dieliminasi ketika lengkapnya peralatan keamanan atau
menggunakan sabuk pengaman ketika elakukan
pekerjaan lebih dari 2 meter. Serta melakukan
pengawasan dan pemasangan teralis keamanan pada
jendela-jendela yang berada di lantai 2 keatas di rumah
sakit.
Resiko bahaya listrik akibat arus pendek, peralatan
listrik yang telah out off date dan belum memenuhi
SNI, dapat dieliminasi ketika dilakukannya
pengendalian dalam melakukan preventif maintenance
seluruh peralatan elektrik dan kalibrasi peralatan medis
serta penggantian peralatan yang telah out off dat dan
juga belum memenuhi SNI.
2) Substitusi
Mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya. Substitusi
diluar gedung rumah sakit meliputi :
Mengganti keramik di rumah sakit yang licin menjadi
keramik berbahan anti licin.
Mengganti peraatan keamanan dan keselamatan rumah
sakit yang telah usang atau tidak layak pakai.

4
Mengganti peralatan listrik rumah sakit yang telah out
off date dan yang belum memenuhi SNI.
3) Engineering
Mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik
pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
Engineering diluar gedung Rumah sakit meliputi :
Pemasangan alat lantai anti licin serta rambu peringatan
“awas licin” pada lantai rumah sakit yang licin.
Pemasangan teralis keamanan pada jendela-jendela
yang terapat di lantai 2 keatas di rumah sakit
Pemasangan alarm kebakaran di Rumah sakit
Pemasangan atau penyediaan tabung pemadam api di
setiap sudut rumah sakit.
4) Administratif
Mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan
prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda
peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material
serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
Administratif diluar gedung rumah sakit meliputi :
Melakukan penseleksian karyawan rumah sakit
khususnya pada bagian cleaning service agar tidak
terjadinya kesalahan saat bekerja terutama pada saat
mengepel lantai.
Melakukan pemeliharaan pada peralatan-peralatan yang
terjadi di rumah sakit
Mematuhi SOP yang telah dibuat
Dilakukannya sosialisasi kepada peserta didik saat
orientasi dan keluarga pasien mengenai informasi-
informasi terkait keamanan dan keselamatan yang
terdapat di rumah sakit
Melakukan pengawasanmengenai keamanan dan
keselamatan yang ada di rumah sakit

5
Jadwal kerja dan jadwal istirahat yang sesuai
5) Alat Pelindung Diri
Mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat
perlindungan diri misalnya :

Alat pelindung kepala

Alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi


kepala dari benturan, pukulan, atau cedera kepala akibat
kejatuhan benda keras. Alat ini juga bisa melindungi kepala
dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, ataupun suhu
yang ekstrem.

Alat pelindung mata dan muka

Alat pelindung ini berfungsi untuk melindungi mata


dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, misalnya
amonium nitrat, gas dan partikel yang melayang di udara
atau air, percikan benda kecil, panas, atau uap.

Alat pelindung telinga

Penutup telinga ini terdiri dari sumbat telinga (ear


plug) atau penutup telinga (ear muff) yang berfungsi untuk
melindungi telinga dari kebisingan (polusi suara) atau
tekanan udara.

Alat pelindung saluran pernapasan

Fungsi alat ini adalah untuk melindungi organ


pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih atau
menyaring paparan zat atau benda berbahaya, seperti
mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu, kabut,
uap, asap, dan gas kimia tertentu, agar tidak terhirup dan
masuk ke dalam tubuh.

6
Alat pelindung pernapasan terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:

 Masker.
 Respirator.
 Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan
oksigen.
 Tangki selam dan regulator, untuk pekerja yang
bekerja di dalam air.

Alat pelindung tangan

Pelindung tangan atau sarung tangan berfungsi


untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas atau
dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan atau

Alat pelindung kaki

Alat ini berfungsi untuk melindungi kaki dari


benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin dan bahan kimia
berbahaya, serta terpeleset karena permukaan yang licin.
Jenis alat pelindung kaki berupa sepatu karet (boot) dan
safety shoes.

Pakaian pelindung

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi


tubuh dari suhu panas atau dingin yang ekstrim, paparan api
dan benda panas, percikan bahan kimia, uap panas,
benturan, radiasi, gigitan atau sengatan binatang, serta
infeksi virus, jamur, dan bakteri.

7
Sabuk dan tali keselamatan

Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerjanya


untuk bekerja pada posisi yang cukup berbahaya, seperti di
ketinggian atau dalam ruangan yang sempit di bawah tanah.
Sabuk dan tali keselamatan ini berfungsi untuk membatasi
gerakan pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi
yang aman.

2.3 Faktor Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Diluar Gedung


Rumah Sakit

1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang


ada dalam batas pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan RS.

2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas,


dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang
atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas

3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di


daerah rawan banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk
mengatasinya.

4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak


becek, atau tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke
saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan
disesuiakan dengan luas halaman
5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan
bangunan RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya
yang cukup terutama pada area dengan bayangan kuat dan yang
menghadap cahaya yang menyilaukan
6. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan. Dengan menanam pohon

8
(green belt), meninggikan tembok dan meninggikan tanah (bukit
buatan) yang berfungsi untuk penyekatan/ penyerapan bising

7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk


terjadinya infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja

8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang memadai dan
dilengkapi dengan rambu parkir
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu
yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan
bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan
sebagai tempat berenang dan berkembang biaknya serangga, binatang
pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
 Jalur pejalan kaki : lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang
cacat, memiliki rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang
dan memiliki rel pemandu

 Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang,


drainase baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur),marka
jalan jelas, memiliki tanda petunjuk tinggi atau lebar maksimum,
memungkinkan titik perlintasan dan parkir, menyediakan
penyebrangan bagi pejalan kaki
13. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990
mendefenisikan :

9
 Polutan : limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke
tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam
komunitas masyarakat

 Limbah terkendali : limbah rumah tangga, limbah industri, limbah


usaha komersial
 Limbah khusus : limbah terkendali yang berbahaya sehingga
membutuhkan prosedur pembuangan khusus
14. Kriteria limbah berbahaya

 Dapat menyala/mudah menyala

 Iritan

 Berbahaya

 Beracun

 Karsinogenik

 Korosif

 Produk obat-obatan yang hanya diresepkan

2.4 Proses Manajemen Resiko Diluar Gedung Rumah Sakit


1. Identifikasi resiko
Identifikasi resiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mendeskripsikan resiko. Resiko yang dapat di identifikasi diluar
gedung rumah sakit yaitu :
Resiko bahaya fisik, meliputi :
1) Resiko bahaya mekanik :
 Resiko jatuh dari ketinggian yang sama; terpeleset,
tersandung, dan lain-lain. Resiko ini terutama pada

10
lantai-lantai yang miring baik di koridor, ramp atau
batas lantai dengan halaman.
 Jatuh dari ketinggian berbeda. Resiko ini pada ruang
perawatan anak dan jiwa. Selain itu perlu
diperhatikan pada pekerjaan konstruksi bangunan
atau pembersihan kaca pada posisi yang cukup
tinggi.
2) Resiko bahaya radiasi :
 Resiko bahaya listrik adalah bahaya dari konsleting
listrik dan kesetrum arus listrik.

Dari contoh kasus resiko yang terjadi diluar gedung rumah


sakit diatas merupakan kejadian yang di akibatkan karena :

Kurangnya pengawasan dari pihak rumah sakit terhadap


penggunaan keramik pada lantai rumah sakit yang
masih licin atau tidak adanya rambu-rambu yang di
gunakan guna memberikan informasi mengenai lantai
yang licin
Kuragnya pengawasan dari pihak rumah sakit terkait
penggunaan peralatan listrik yang sudah out off date
dan juga belum memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI)
Kurangnya pengawasan dari pihak rumah sakit terkait
pemasangan teralis pengaman pada jendela-jendela
yang terdapat di lantai 2 keatas dan kurangnnya
pengawasan dari pihak perawat mengenai pasien yang
sering jatuh dari ketinggian.

Dampak kejadian :

Kejadian meninggal dunia


Dilakukan perawatan atau penanganan profesional
Tuntunan hukum

11
Frekuensi yang diperkirakan :

Risiko jatuh dari ketinggian yang sama = 4


Risiko jatu dari ketinggian yang berbea = 2
Risiko bahaya listrik =2

2. Analisa Risiko
Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risiko. Dari identifikasi resiko yang terdapat di
luar gedung rumah sakit dapat di lakukan analisa resiko yang
dilakukan dengan cara:
Dampak (Consequences) : Penilaian dampak / akibat
suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.

Tabel 1: Dampak/Konsekuensi Risiko Pada Pasien

Probabilitas / Frekuensi /Likelihood : Penilaian tingkat


probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya
insiden tersebut terjadi.

12
Tabel 2: Kemungkinan Terjadi Resiko

1) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama


Kejadian berdampak luka sedang = 3
Derajat resiko = kemungkinan (4) x konsekuensi (3) = 12
2) Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda

Kejadian berdampak meninggal = 5

Derajat resiko = kemungkinan (2) x konsekuensi (5) = 10

3) Resiko bahaya listrik

Kejadian berdampak meninggal = 5

Derajat resiko = kemungkinan (2) x konsekuensi (5) = 10

3. Evaluasi Risiko

13
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dan/atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi.

1) Kejadian risiko jatuh dari ketinggian yang sama memiliki


resiko tinggi, sehingga harus mendapatkan pengawasan
langsung oleh kepala divisi rumah sakit serta dilakukan
peninjauan rutin dengan frekuensi tiap 2 bulan.
2) Kejadian risiko jatuh dari keringgian yang berbeda
memiliki resiko tinggi, sehingga harus mendapatkan
pengawasan langsung oleh kepala divisi rumah sakit serta
dilakukan peninjauan rutin dengan frekuensi tiap 2 bulan.
3) Kwjadian resiko bahaya listrik memiliki resiko tinggi,
sehingga harus mendapatkan pengawasan langsung oleh
kepala divisi rumah sakit serta dilakukan peninjauan rutin
dengan frekuensi tiap 2 bulan.

4. Penanganan Risiko
Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko.
Bentuk-bentuk penanganan risiko di luar gedung rumah sakit
diantaranya:

14
1) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama, pengendalian yang
dilakukan yaitu :
Pemasangan keramik anti licin pada koridor dan lantai
yang miring
Pemasangan rambu “awas licin”
2) Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda, pengendalian
yang dilakukan yaitu :
Kebijakan penggunaan sabuk keselamatan pada
pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian lebih dari 2
meter
Pemasangan teralis pengaman pada jendela-jenela yang
terdapat di lantai 2 keatas rumah sakit
3) Resiko bahaya listrik, pengendalian yang dilakukan yaitu :
adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan harus
dipasang oleh bagian IPSRS atau orang yang kompeten.
Peralatan elektronik di rumah sakit secara berkala
dilakukan maintenance oleh bagian IPSRS dan seluruh
peralatan yang layak pakai akan diberikan label layak
pakai berupa stiker warna hijau, sedangkan yang tidak
layak pakai akan diberikan stiker merah dan peralatan
tersebut ditarik oleh bagian IPSRS.
Selain itu unit K3 dan IPSRS secara berkala melakukan
sosialisasi ke seluruh satuan kerja tentang perilaku
aman dalam menggunakan listrik di rumah sakit.

5. Pengawasan (Monitor) dan Tinjauan (Review)

1) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama

Pengawasan langsung oleh kepala divisi rumah


sakit serta dilakukan peninjauan rutin dengan frekuensi
tiap 2 bulan. Pemanfaatan tim Instalasi Pemeliharaan

15
Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dapat digunakan guna
menekan angka kejadian.

2) Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda

Pengawasan langsung oleh kepala divisi rumah


sakit serta dilakukan peninjauan rutin dengan
frekuensi tiap 2 bulan. Pemanfaatan tim Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dapat
digunakan guna menekan angka kejadian.

3) Resiko bahaya listrik

Pengawasan langsung oleh kepala divisi rumah


sakit serta dilakukan peninjauan rutin dengan
frekuensi tiap 2 bulan. Pemanfaatan tim Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dapat
digunakan guna menekan angka kejadian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam
suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk
meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko
yang ada.

16
3.2 Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca. Namun, alanngkah


baiknya jika pembaca tidak puas dengan materi yang kami buat dan bisa
lebih memahami materi tentang manajemen resiko kesehatan dan
keselamatan kerja di luar gedung .

DAFTAR PUSTAKA

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-
definisi-k3-keselamatan.html

https://doku.pub/download/343612497-manajemen-risiko-k3-di-luar-gedung-rs-
el9rv4491rly

https://kupdf.net/download/manajemen-risiko-k3-di-luar-
gedung_5c1c02e4e2b6f56305cf94da_pdf

17
http://standarmfk.blogspot.com/2016/10/pengendalian-resiko-bahaya-di-
rumah.html

https://www.researchgate.net/publication/298670855_contoh_kasus_manajemen_
resiko_RS
https://adoc.pub/penjaminan-keselamatan-pasien-sebagai-upaya-manajemen-
resiko.html

http://www.lean-indonesia.com/2012/11/risk-management-manajemen-risiko-
rumah.html

18

Anda mungkin juga menyukai